Diare merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di masyarakat dan diare merupakan
salah satu penyebab kematian pada anak di negara berkembng termasuk Indonesia. Investigasi
ini bertujuan untuk mengetahui pencegahan mikroba yang berperan dalam penyakit diare pada
mahasiswa Biologi Universitas Negeri Malang. Investigasi ini menggunakan sampel rekan kelas
yang sering terkena penyakit diare, teknik investigasi ini menggunakan wawancara sederhana.
Menurut hasil wawancara beberapa rekan yang terkena diare yang tinggal di daerah Jalan Candi,
kelurahan Karangbesuki Kecamatan Sukun Kota Malang ini telah diwawancarai mengenai
penyebab-penyebab diare. Penyebab diare yang utama adalah pola hidup yaitu makan tidka
teratur, makan pada tempat yang kurang higienis, dan kurangnya asupan buah sayur maupun
vitamin. Ada pula factor lain yaitu factor dari lingkungan dimana sumber air sumur yang
digunakan itu tercemar oleh bakteri E.coli, hal ini telah dilakukan uji pada praktikum
mikrobiologi. Banyaknya bakteri ini dikarenakan jumlah penduduk yang terlalu padat dan
sumber air dekat dengan toilet sehingga air tercemar oleh hasil limbah masyarakat.
Pendahuluan
Diare merupakan salah satu penyakit yang banyak terjadi di masyarakat bahkan sampai
saat ini diare masih merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak di negara
berkembang (UNICEF, 1984), bahkan di negara manapun diare masih merupakan salah satu
penyebab penting kematian bayi dan anak yang disapih (Savarino and Bourgeois). Diare menjadi
penyebab 11% dari kematian bayi dan 10.6% kematian balita di Indonesia (Dep.Kes.R.1, 1993).
Menurut data dan informasi kesehatan profil kesehatan Indonesia tahun 2016 khususnya di
Provinsi Jawa Timur perkiraan diare di fasilitas kesehatan diperkirakan mencapai 1.048.885 yang
terkena diare, dan diare yang ditangani sebanyak 338.806 untuk persentasi diare yang ditangani
tersebut sebesar 32,2%.
Diare adalah suatu gejala penyakit perut yang paling umum, rasa tidak nyaman pada
perut yang ditandai dengan buang air besar yang semakin sering, volume yang semakin besar
dan kotoran yang semakin banyak mengandung air. Keadaan tersebut sering juga diikuti dengan
rasa mual, muntah, mulas dan demam. Secara umum diare biasa didefmisikan sebagai buang air
besar yang berair dengan frekwensi lebih sering dari biasanya.
Fakta di atas menunjukkan masih banyak yang harus dipelajari dalam penanganan diare
di masyarakat. Mengingat dampak diare sangat bermakna terhadap keadaan gizi dan kesehatan
bahkan kelangsungan hidup bayi dan anak, perlu diterapkan cara penanggulangan diare yang
cepat dan tepat oleh masyarakat.
Dapus
UNICEF. The state of the world's children 1984. UNICEF, Geneva, Switzerland 1984
Behrens, RH. The impact of oral rehydration and other therapies on the managemant of acute
diarrhea. Transactions of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 1993;
87(S3):35-38. 2. Budiarso, R., Bakri, Z., Soedarsono, dkk
Departemen Kesehatan R.I. Profil Kesehatan Indonesia 1992. Pusat Data Kesehatan, Dep. Kes.
R.I., Jakarta 1993.5. Feachem, RG. Preventing diarrhea