Anda di halaman 1dari 80

PENGALAMAN PEMBUATAN MINUMAN TEH BOTOL

SOSRO KEMASAN BOTOL Polyethylena Terephthalate


(PET) 450 ML DI PT. SINAR SOSRO KEPABRIKAN
MOJOKERTO : Amazing!

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

OLEH
NOR FADILLAH
160342606217

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2019
PENGALAMAN PEMBUATAN MINUMAN TEH BOTOL
SOSRO KEMASAN BOTOL Polyethylena Terephthalate
(PET) 450 ML DI PT. SINAR SOSRO KEPABRIKAN
MOJOKERTO : Amazing!

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah

Praktik Kerja Lapangan yang dibimbing oleh

Andik Wijayanto, S.Si, M.Si. dan Arief Darmawan

Oleh

Nor Fadillah

NIM 160342606217

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan oleh Nor Fadillah telah diperiksa dan
disetujui,

Malang, 01 Oktober 2019

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Andik Wijayanto, S.Si, M.Si Arief Darmawan


NIP 198509282015041001 NIK SS960102205

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan FMIPAUniversitas Ketua Jurusan Biologi
Negeri Malang

Dr. Hadi Suwono, M.Si Dr. Sri Rahayu Lestari,M.Si


NIP 196705151991031007 NIP 196706121992032001

ii
RINGKASAN

Fadillah, N. 2019. Pengalaman Pembuatan Minuman Teh Botol Sosro


Kemasan Botol Polyethylena Terephthalate (PET) 450 ml di
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto : Amazing!. Praktik
Kerja Lapangan. Jurusan Biologi. FMIPA Universitas Negeri
Malang. Pembimbing: (1) Arief Darmawan (2) Andik
Wijayanto, S.Si, M.Si.

Kata kunci: Minuman Teh Botol Sosro, botol PET, proses produksi,
pengalaman kerja.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu aktivitas mahasiswa


dengan cara menerapkan ilmu baik teori maupun praktikum yang
sudah diperoleh selama bangku perkuliahan dengan tujuan untuk
memperoleh pengetahuan atau wawasan dalam proses pembuatan
minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol PET,
mengetahui pengawasan kualitas minuman Teh Botol Sosro yang
dikemas dalam botol PET, meningkatkan keterampilan dan
pengalaman di dunia kerja dalam bidang biologi seperti menghitung
jumlah koloni bakteri yang terdapat pada sampel dengan metode
hitungan bakteri pada cawan petri, melatih kemampuan dan mental
ketika berinteraksi antar individu dalam dunia kerja, serta memenuhi
prasyarat matakuliah wajib Biologi Universitas Negeri Malang.
Tempat PKL saya adalah PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto
karena PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto merupakan pelopor
produksi minuman teh siap minum yang dikemas dalam botol dengan
berbagai macam produk, salah satu produknya yaitu Teh Botol Sosro
yang dikemas dalam botol PET. Selain itu, PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto merupakan salah satu kelompok perusahaan
yang besar dan berkembang pesat dalam pengolahan teh yang dikemas
dalam botol di Indonesia. Aktivitas selama PKL antara lain yaitu
melakukan pengujian bahan baku sebelum digunakan pada saat
produksi, proses pembuatan minuman Teh Botol Sosro yang dikemas
dalam botol PET, pengecekan kesesuaian produk Teh Botol Sosro
yang dikemas dalam botol PET dengan standar mutu perusahaan
(secara fisik, kimia, dan mikrobiologi), preparasi sampel, sterilisasi
iii
alat, menimbang media, dan menghitung jumlah koloni bakteri sampel
pada cawan petri. Proses produksi Teh Botol Sosro yang dikemas
dalam botol PET meliputi persiapan bahan baku (air, teh, gula, dan
bahan tambahan pangan), proses ekstraksi teh kering, pembuatan teh
cair pahit, pembuatan larutan gula, mixing, pasteurisasi, dan
pengemasan. Minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol
PET setelah diproduksi tersebut selanjutnya dilakukan inspeksi di
Departement Quality Control sebelum didistribusikan ke konsumen
sebagai bentuk pengawasan kualitas produk akhir. Pengecekan produk
akhir ini bertujuan untuk menjaga mutu dan keamanan produk
minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol PET. PT. Sinar
Sosro Kepabrikan Mojokerto selalu menjaga mutu dan keamanan
produknya dengan melakukan pengawasan kualitas pada produk akhir
dengan menganalisis secara fisik, kimia, dan mikrobiologi.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena pemberian rahmat dan


karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan
PKL yang berjudul “Pengalaman Pembuatan Minuman Teh Botol
Sosro Kemasan Botol Polyethylena Terephthalate (PET) 450 ml di
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto : Amazing!” dengan baik dan
lancar. Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi kewajiban
dalam menyelesaikan matakuliah PKL mahasiswa program studi S1
Biologi Universitas Negeri Malang. Laporan ini disusun berdasarkan
pengalaman PKL yang telah dilaksanakan di PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto selama 33 hari efektif sejak tanggal 01 Juli
2019 sampai dengan 07 Agustus 2019.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan upaya dalam
menjalin kerjasama yang baik antara mahasiswa atau kampus dengan
instansi tempat dilaksanakannya PKL. Tujuan PKL ini untuk
menerapkan berbagai ilmu baik teori maupun praktikum yang sudah
diperoleh selama bangku perkuliahan sehingga mahasiswa diharapkan
memperoleh wawasan dan pengalaman baru dalam aktivitas PKL
yang akan digunakan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Penyusunan laporan PKL ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Judo Sutjahjono selaku pimpinan Departemen Personal
and General Affair di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto

v
yang telah mengizinkan melakukan aktivitas Praktik Kerja
Lapang.
2. Bapak Farid Dwi Ardiansyah selaku Quality Control Manager
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto yang sudah memberikan
ilmu serta membimbing di PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto.
3. Bapak Arief Darmawan selaku Supervisor Quality Control PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto serta pembimbing lapang
PKL yang sudah memberikan ilmu serta membimbing di PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto.
4. Seluruh pimpinan, analist, staff, dan karyawan PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto yang telah memberikan informasi dan
ilmu selama aktivitas Praktik Kerja Lapang.
5. Bapak Dr. Hadi Suwono, M.Si selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Malang.
6. Ibu Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si selaku Ketua Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Malang.
7. Bapak Andik Wijayanto, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing
Praktik Kerja Lapang Jurusan Biologi yang sudah memberikan
saran serta membimbing dalam penyusunan laporan Praktik
Kerja Lapang.
8. Orang tua dan kakak yang sudah memberikan penunjang baik
secara material maupun spiritual.
vi
9. Teman-teman Biologi OFF H 2016, teman-teman PKL dari
ITATS, ITS, POLTERA, UMM, dan adik-adik SMK serta pihak-
pihak yang telah membantu penulis selama pelaksanaan PKL.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk memperbaiki laporan aktivitas Praktik
Kerja Lapangan ini. Akhir kata, penulis berharap dengan adanya
laporan ini dapat memberikan banyak manfaat kepada seluruh
pembaca dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
terutama dalam bidang biologi.

Malang, 01 Oktober 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ......................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ........................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ................................................................... xi
DAFTAR BAGAN ....................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang.................................................................. 1
B. Alasan Pemilihan Tempat PKL ........................................ 3
C. Tujuan PKL ...................................................................... 5
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ..................................... 6
A. PROFIL PT. SINAR SOSRO KEPABRIKAN
MOJOKERTO .................................................................. 6
1. Sejarah Perusahaan .................................................... 6
2. Lokasi Perusahaan dan Tata Letak Perusahaan ......... 9
3. Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Perusahaan.............. 11
4. Struktur Organisasi .................................................... 12
5. Ketenagakerjaan ......................................................... 15
6. Kapasitas Produksi ..................................................... 17
7. Pemasaran Produksi ................................................... 18
viii
B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL ............ 18
C. DESKRIPSI DAN SEKUENSI AKTIVITAS SELAMA ..
PELAKSANAAN PKL ..................................................... 19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................... 21
A. Pengalaman Kerja ............................................................. 21
B. Pembahasan ....................................................................... 25
C. Temuan-Temuan untuk Pengembangan ............................ 48
BAB IV PENUTUP ...................................................................... 49
A. Kesimpulan........................................................................ 49
B. Saran .................................................................................. 50
DAFTAR RUJUKAN ................................................................... 51
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................... 55

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Standar SNI Cemaran Mikroba untuk Minuman Teh


dalam Kemasan............................................................ 39

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Perubahan Botol Kemasan Produk

Teh Botol Sosro ........................................................ 7

Gambar 2.2 Pendiri Perusahaan PT. Sinar Sosro.......................... 8

Gambar 2.3 Lokasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan

Mojokerto ................................................................. 9

Gambar 2.4 Produk-Produk dari PT. Sinar Sosro ......................... 18

Gambar 3.1 Bar Screen................................................................. 41

Gambar 3.2 Basket Screen ............................................................ 42

Gambar 3.3 Grease Trap .............................................................. 42

Gambar 3.4 Kolam Sump Pit ........................................................ 43

Gambar 3.5 Bak equalisasi ........................................................... 44

Gambar 3.6 Tangki Methane Up Flow Reactor............................ 44

Gambar 3.7 Bak aerasi .................................................................. 45

Gambar 3.8 Bak clarifier .............................................................. 46

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan


Mojokerto .................................................................... 14

Bagan 3.1 Skema Proses Pengolahan Limbah Cair ...................... 47

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Kegiatan PKL .................................................. 55

Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin PKL ....................... 61

Lampiran 3. Denah Lokasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan

Mojokerto ................................................................ 62

Lampiran 4. Daftar Kehadiran Kegiatan PKL di PT. Sinar Sosro


Kepabrikan Mojokerto ............................................... 63

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan suatu aktivitas
mahasiswa dengan cara menerapkan ilmu baik teori maupun
praktikum yang sudah diperoleh selama bangku perkuliahan.
Aktivitas PKL yang dilakukan diharapkan dapat menambahkan ilmu
pengetahuan atau wawasan dan pengalaman kerja yang sebenarnya
terjadi di lingkungan kegiatan dan sesuai dengan profesinya, sehingga
mahasiswa memperoleh pengetahuan atau wawasan dan pengalaman
kerja baru yang berkaitan dengan bidang biologi. Bidang biologi
sendiri cukup luas dimana bidang biologi terdiri dari tumbuhan,
hewan, mikroorganisme, lingkungan, kesehatan, dan pangan. Bidang
biologi yang berkaitan dengan pangan yaitu salah satunya dalam
bidang industri makanan atau minuman, misalnya teh.
Teh merupakan minuman yang sudah melewati proses
pelayuan, penggilingan, oksidasi enzimatis, dan pengeringan melalui
penyeduhan bagian pucuk muda daun tanaman Camellia sinensis
(Balittri, 2013). Daun teh mengandung senyawa polifenol sebagai
senyawa antioksidan karena dapat mengurangi penyakit jantung,
menghambat pertumbuhan sel kanker, dan menghambat poliferasi sel
tumor (A. Ekawati, Tanpa Tahun). Masyarakat Indonesia sangat suka
minuman yang diolah dari daun teh sehingga persaingan industri

1
2

juga beranekaragam, salah satunya yaitu PT. Sinar Sosro Kepabrikan


Mojokerto.
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto merupakan pelopor
perusahaan di Indonesia dan di dunia yang bergerak dibidang
minuman teh yang dikemas dalam botol siap minum. PT. Sinar Sosro
berinovasi secara terus-menerus dalam menciptakan produk yang
memiliki cita rasa yang tinggi dan bermanfaat untuk dikonsumsi
(Sosro, Profil Perusahaan, 2018).
PT. Sinar Sosro memproduksi minuman yang sesuai keinginan
dan kebutuhan pelanggan, salah satunya dengan memproduksi Teh
Botol Sosro yang dikemas dalam botol PET karena dinilai lebih
praktis dan tidak mudah pecah. PET adalah kelompok polyester yang
terbuat dari terephtalic acid (TPA) atau asam terephthalat (DMT) atau
dimetyl ester dan glikol (EG). Polimer PET dapat ditambahkan dengan
cara memberi penguat filler mineral atau fiber glass. PET film
memiliki sifat tidak beracun, jernih, liat, dimensinya stabil, kuat, tahan
nyala api, dan permeabilitas terhadap gas. Selain itu, PET memiliki
daya serap yang rendah terhadap uap air dan air (Mujiarto, 2005).
Produk Teh Botol Sosro diproses secara higienis dan kemudian
dikemas dengan kemasan yang tahan terhadap kondisi lingkungan
seperti udara dan partikel debu. Proses pengolahan dan pengemasan
ini memiliki peran berharga dalam mempertahankan kualitas dan masa
simpan produk teh. Proses melindungi kualitas dari suatu produk tidak
terlepas dari sistem pengawasan kualitas yang digunakan yaitu Quality
Control.
3

Quality Control berperan penting terhadap pengawasan kualitas


terhadap bahan baku, proses produksi, dan produk akhir. Pengawasan
kualitas ini memiliki peran yang sangat berharga didalam suatu
perusahaan yaitu dalam suatu proses pembuataan suatu produk yang
bertujuan untuk memastikan dan menjaga kualitas dari suatu produk
tersebut. Proses pengawasan kualitas di PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto terdiri dari 7 bagian, yaitu Incoming Material, Field
Inspector, Analisis Kimia, Analisis Mikrobiologi, Administrasi,
Gudang Karantina dan BS (Below Standart) serta WWTP (Waste
Water Treatment Plant). Proses pengawasan kualitas produk tersebut
dilaksanakan dengan tujuan untuk melindungi mutu dari produk
sebelum dipasarkan di lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar
belakang tersebut penulis melakukan kegiatan PKL mengenai
“Pengalaman PKL Pembuatan Minuman Teh Botol Sosro Kemasan
Botol PET 450 ml di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto :
Amazing!”.

B. Alasan Pemilihan Tempat PKL


Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan di Laboratorium Kimia,
Mikrobiologi, proses produksi (Field Inspector), Incoming Material,
dan WWTP (Waste Water Treatment Plant). Pemilihan tempat PKL
di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto karena perusahaan ini
menjadi pelopor produk teh kemasan dalam botol yang siap minum
dan kelompok perusahaan yang besar serta berkembang pesat dalam
pengolahan teh kemasan dalam botol di Indonesia, sehingga
4

perusahaan tersebut telah membuat varian produk minuman olahan


dari daun teh seperti Teh Botol Sosro, S-tee, Tebs, dan Fruit Tea yang
dalam proses produksinya selalu mengutamakan kualitas dan
keamanan suatu produk baik secara fisik, kimia, dan mikrobiologi
sebelum dipasarkan di lingkungan masyarakat.
Pengawasan kualitas merupakan suatu proses pengujian atau
pengecekan pada suatu produk sebelum dipasarkan yang berpacu pada
standar mutu yang telah ditentukan di setiap perusahaan dengan tujuan
menjaga keamanan dan kualitas suatu produk sebelum dipasarkan di
lingkungan masyarakat. Pengawasan kualitas yang dilakukan di PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto meliputi persiapan bahan baku dan
bahan tambahan pangan, proses produksi, dan produk akhir. Proses
pengawasan kualitas di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto ini
terdiri dari 7 bagian yaitu Incoming Material, Field Inspector, Analisis
Kimia, Analisis Mikrobiologi, Administrasi, Gudang Karantina dan
BS (Below Standart) serta WWTP (Waste Water Treatment Plant).
Berdasarkan alasan pemilihan tempat PKL tersebut, penulis
memilih tempat kegiatan PKL di PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto tepatnya di Departement Quality Control. Hal ini
dikarenakan penulis merupakan mahasiswa jurusan Biologi dan
Departement Quality Control tersebut fokus pada pengawasan
kualitas produk minuman teh kemasan dalam botol baik secara fisik,
kimia, maupun mikrobiologi. Selain itu, penulis diharapkan dapat
menambah wawasan atau pengetahuan yang sudah didapatkan dalam
bangku perkuliahan.
5

C. Tujuan PKL
1. Meningkatkan ilmu pengetahuan atau wawasan dalam proses
pembuatan minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam
botol PET 450 ml
2. Mengetahui pengawasan kualitas minuman Teh Botol Sosro
yang dikemas dalam botol PET 450 ml
3. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman di dunia kerja
dalam bidang biologi
4. Memenuhi prasyarat matakuliah wajib Biologi Universitas
Negeri Malang
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. PROFIL PT. SINAR SOSRO KEPABRIKAN


MOJOKERTO
1. Sejarah Perusahaan
PT. Sinar Sosro merupakan pelopor perusahaan teh yang
dikemas dalam botol siap minum. Pendaftaran secara resmi dilakukan
oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo pada tanggal 17 Juli 1974. Pada
tahun 1940 keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya yang letaknya di
kota Slawi, Jawa Tengah dengan cara memproduksi dan memasarkan
teh seduh dengan merk “Teh Cap Botol”. Pada tahun 1960, keluarga
Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya ke kota Jakarta untuk
mengembangkan usaha keluarga Sosrodjojo kepada masyarakat di
Jakarta. Usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini dilakukan pada
tahun 1965 dengan menjalani siasat “Cicip Rasa” pada pusat-pusat
keramaian seperti pasar, lalu mulai memasak dan menyeduh teh
langsung di tempat, akan tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian
keluarga Sosrodjojo melakukan cara lain yaitu membawa seduhan teh
yang dimasukkan ke dalam panci ukuran lebar ke pasar yang diangkut
dalam mobil bak terbuka. Akan tetapi cara ini target tidak tercapai,
karena sebagian besar teh yang dibawa dari kantor ke pasar tumpah
dalam perjalanan. Keluarga Sosrodjojo terus melakukan inovasi terus-
menerus dan secara tidak disengaja ditemukan ide yaitu memasukkan
ke dalam limun atau botol kecap
6
7

yang sudah bersih. Akhirnya, pada tahun 1969 ditemukan ide untuk
menjual teh yang dikemas dalam botol siap minum dengan nama Teh
Botol Sosro. Penggunaan nama berasal dari nama keluarga Sosrodjojo
dan perubahan desain botol yang dipakai sudah melalui perubahan tiga
kali yaitu versi yang pertama pada tahun 1969, versi yang kedua pada
tahun 1972, dan versi yang ketiga pada tahun 1974 seperti pada
gambar 2.1 (Sosro, Profil Perusahaan, 2018).

Gambar 2.1 Perubahan Botol Kemasan Produk Teh Botol


Sosro
Sumber : (Terkini, 2015)
Proses pembuatan Teh Botol Sosro memakai bahan baku alami
dan asli, yaitu memetik daun dari perkebunan sendiri lalu dilakukan
pengolahan menjadi teh wangi atau pencampuran teh hijau dengan
bunga gambir dan bunga melati sehingga kualitasnya tetap terawat dan
terlindungi yaitu rasa tersendiri dari daun teh tersebut. Pada saat ini
PT. Sinar Sosro memiliki 14 pabrik yang tersebar diseluruh Indonesia
8

yaitu di Cibitung, Mojokerto, Tambun, Medan, Pandeglang, Gianyar,


Palembang, Jakarta, Ungaran, Gresik, dan pabrik khusus untuk
produksi air mineral Prim-A yaitu di Purbalingga, Sentul, Pandaan dan
Sukabumi (Sosro, Profil Perusahaan, 2018). PT. Sinar Sosro
berlindung dibawah PT. Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso
mulai tanggal 27 November 2004. Berikut para pendiri PT. Sinar
Sosro (Gambar 2.2) :
1. Sosrodjojo
2. Soemarsono Sosrodjojo
3. Soegiharto Sosrodjojo
4. Soetjipto Sosrodjojo
5. Surjanto Sosrodjojo

Gambar 2.2 Pendiri Perusahaan PT. Sinar Sosro


Sumber: (Hidayat, 2015)

PT. Sinar Sosro mempunyai filosofi niat baik yang ditujukan


terhadap konsumen dan lingkungan yang dijelaskan dalam bentuk
tulisan 3K dan RL. Makna dari 3K dan RL yaitu peduli terhadap
9

kualitas, peduli terhadap keamanan, peduli terhadap kesehatan dan


ramah lingkungan (Sosro, Profil Perusahaan, 2018).

2. Lokasi Perusahaan dan Tata Letak Perusahaan


PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto berlokasi di Jalan Ir.
Sutami, Lingkar Awang-Awang, Kecamatan Mojosari, Kabupaten
Mojokerto. Pabrik ini berdiri diatas tanah seluas 7.04 Ha atau seluas
70.490 m dengan luas bangunan sebesar 29.409 m dan ruang terbuka
hijau sebesar 41.081 m. Lokasi perusahaan cukup dekat dengan kota-
kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang. Lokasi PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto memiliki batas-batas wilayah
diantaranya yaitu persawahan penduduk, pemukiman penduduk, dan
Jalan Raya Ir. Sutami. Berikut denah lokasi PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto :

Gambar 2.3 Lokasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto


Sumber: (Maps, 2019)
Berikut faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih lokasi perusahaan adalah letak pasar, letak sumber bahan
10

baku, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan tenaga listrik,


ketersediaan air, saluran pembuangan, fasilitas pengangkutan dan
lebar jalan, fasilitas perumahan, perilaku masyarakat, perbelanjaan
dan telekomunikasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan pencegahan
kebakaran, dan peraturan pemerintah setempat (Maulana, 2018).
Berikut faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan PT. Sinar
Sosro dalam pemilihan lokasi produksi :
1. Ketersediaan Air
Proses produksi di PT. Sinar Sosro membutuhkan air dalam
jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan air tersebut digunakan
untuk proses pencucian krat (tempat botol kaca) dan botol kaca,
kegiatan sanitasi dan CIP (Cleaning In Place) serta bahan utama
pembuatan Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol kaca dan
PET, S-tee, Tebs kemasan botol kaca dan PET, dan Fruit Tea. PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto memiliki empat sumber mata
air baik yang diperoleh dari sumur dengan kedalaman 150 meter
dan memiliki enam sumur dengan kedalaman minimal 100 meter.
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja menjadi salah satu unsur utama dan menjadi faktor
pertimbangan dalam kegiatan suatu perusahaan. Hal-hal yang
biasanya menjadi suatu pertimbangan dalam pemilihan lokasi yaitu
tinggi rendahnya nilai upah dari tenaga kerja, akan tetapi PT. Sinar
Sosro dalam proses produksi sudah menggunakan sistem machine
based production dimana tenaga kerja yang diperlukan tidak
terlalu banyak karena proses produksi sebagian besar dilakukan
11

dengan menggunakan tenaga mesin. Tenaga kerja di PT. Sinar


Sosro Kepabrikan Mojokerto ini berasal dari warga sekitar
kabupaten Mojokerto dan beberapa berasal dari luar kota
Mojokerto.
3. Sarana Transportasi
Seluruh produk dipasarkan ke seluruh wilayah di Indonesia
dengan menggunakan mobil box dan truk. Oleh karena itu sarana
transportasi juga menjadi faktor primer yang dipertimbangkan
dalam memilih lokasi. Lokasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto berada di pinggir jalan raya yang cukup lebar bagi
kendaraan pengangkut produk.

3. Visi, Misi, dan Kebijakan Mutu Perusahaan


a. Visi Perusahaan
“Menjadi perusahaan minuman kelas dunia yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumen kapan saja, dimana saja serta
memberikan nilai tambah untuk semua pihak terkait”.
b. Misi Perusahaan
1. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami,
berkualitas, dan unggul.
2. Melahirkan merek dan poduk baru yang berbasis teh
maupun non-teh dan menjadikannya pemimpin pasar pada
kategorinya masing-masing.
3. Memimpin jaringan distribusi nasional dan membangun
jaringan distribusi internasional.
12

4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap


pertumbuhan jangka panjang,baik dalam volume penjualan
maupun jumlah pelanggan.
5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan
pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.
6. Memberikan kepuasan kepada para konsumen dan
pelanggan.
7. Memberikan kontribusi terhadap penerimaan devisi negara.
c. Kebijakan Mutu
1. Memproduksi minuman yang berkualitas, unggul, aman,
dan halal sesuai kebutuhan dan keinginan pelanggan.
2. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Sinar Sosro secara
konsisten menerapkan sistem manajemen mutu, sistem
keamanan pangan, dan sistem jaminan halal, melalui
pengendalian mutu terpadu disemua lini perusahaan sesuai
standar yang ditetapkan.

4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi perusahaan merupakan sketsa dari
kewajiban dan tanggungjawab setiap orang dalam suatu perusahaan
dengan tujuan memberikan arah untuk menggapai tujuan akhir. PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dibawah tanggungjawab General
Manager yang berada pada Top level Mangement. Dalam struktur
organisasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto terdapat empat
manager dibawah pimpinan General Manager, yaitu Manager
13

Produksi dan Maintenance, Manager Quality Control, Manager


Personalia dan Umum (PGA) dan Manager Accounting Finance.
Masing-masing manager membawahi supervisor sedangkan
supervisor PIPB dibawahi oleh General Manager. Para manager dan
supervisor ini berada pada Middle Level Management.
Terdapat lima supervisor yaitu supervisor produksi dan
maintenance, asisten supervisor logistik dan sparepart, supervisor
PIPB, supervisor PGA, supervisor Accounting dan supervisor Quality
Control, supervisor produksi dan maintenance. Struktur organisasi
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dapat dilihat pada Bagan 2.1
:
14

Wadir Manufacturing KPB

General Manager

Manajer Akunting
Manager PM Manager QC Manager PGA
( Finance )

Spv. Akunting
Spv. PM Spv. QC Spv. PGA Spv. PI/PB
( Finance )

Asst. Spv Asst. Spv.


PM Log & SP

Field Analist Analist Inc. Adm. Adm. Adm. Adm Finance Adm. Gud
Adm. PM Operanik Adm. QC Payroll Adm. PGA
Inspektor Mikrobiologi Kimia Matrerial Sekretariat Pembelian Accounting ( Kasir ) PIPB

Opr Forklift
Adm. Adm. Pelaksana
Operator Kapok PM Adm. Log Opr. WWTP Adm. Umum
Sparepart Gudang BS Pembelian

Driver Security Pengawas Pengawas


Asst. Bongkar Muat
Operator

Petugas Gd. Petugas Gd.


Selektor PM
SP Log

Office Boy

Bagan 2.1 Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto


Sumber : (Mojokerto, 2019)
15

5. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah seseorang yang dapat memenuhi
kebutuhan individual ataupun kelompok setelah dapat melakukan
pekerjaan untuk menghasilkan jasa atau barang (RI, 2003). Tenaga
kerja biasanya orang-orang menyebutnya sebagai orang yang bekerja
dibawah tuntutan orang lain dengan menerima upah. Tenaga kerja di
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dibagi menjadi dua golongan
yaitu tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
Perbedaan keduanya yaitu apabila tenaga kerja langsung yaitu tenaga
kerja yang langsung berinteraksi dengan proses operasional yang
merupakan karyawan Departement Produksi, sedangkan tenaga kerja
tidak langsung yaitu tenaga kerja yang bekerja di Departement PGA,
Departement Accounting dan Finance serta Departement Quality
Control.
Jam kerja bagi pegawai PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto
adalah 40 jam setiap minggu. Hal ini sudah sesuai dengan peraturan
pemerintah yang sudah ditetapkan mengenai jam kerja operasional di
suatu perusahaan tentang ketenagakerjaan. Terdapat 2 jenis jam kerja
yaitu shift dan non shift :
a. Jam kerja non shift
1. Senin-Jumat : 08.00-16.00 WIB
2. Sabtu : 08.00-13.00 WIB
b. Jam kerja shift
1. Shift I
Senin-Jumat : 00.00-08.00 WIB
16

Sabtu : 00.00-05.00 WIB


2. Shift II
Senin-Jumat : 08.00-16.00 WIB
Sabtu : 05.00-10.00 WIB
3. Shift III
Senin-Jumat : 16.00-00.00 WIB
Sabtu : 10.00-15.00 WIB
Dalam peraturan pemerintah tentang ketenagakerjaan yaitu
tenaga kerja yang ada di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto
diberikan waktu untuk cuti atau istirahat kerja sebanyak 12 hari dalam
satu tahun sedangkan hari liburnya adalah hari minggu dan hari besar
sesuai dengan penanggalan pemerintah. Selain itu, PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto memberi waktu lembur jam kerja sesuai
dengan kebutuhan saja.
PT. Sinar Sosro memberikan gaji bulanan kepada tenaga kerja
langsung dan tidak langsung. Besarnya gaji yang diberikan
berdasarkan jabatan masing-masing karyawan. Gaji minimal di PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto yaitu sesuai dengan nilai UMR
Kabupaten Mojokerto yang telah ditetapkan pemerintah. Selain gaji
pokok dan lembur, juga diberikan fasilitas berupa tunjangan hari raya,
tunjangan akhir tahun, tunjangan jabatan, tunjangan perjalanan dinas,
hingga tunjangan kesehatan. PT. Sinar Sosro memberikan fasilitas lain
untuk mensejahterakan karyawan yang berkerja, antara lain yaitu :
- Memberikan makan karyawan satu kali sehari di kantin
17

- Menyediakan unit kesehatan berupa poliklinik untuk


karyawan pada saat bekerja
- Memberikan seragam kerja sebanyak tiga stel dan safety shoes
- Menyediakan tempat beribadah (masjid)
- Memberikan karyawan JSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)
PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa peraturan dan
perlengkapan keselamatan yang perlu ditaati oleh seluruh pegawai.
Perlengkapan keselamatan dan kesehatan selama bekerja dalam proses
produksi yaitu dengan menggunakan topi, masker, safety shoes, dan
ear plug (penutup telinga).

6. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi dalam mesin yang ada di PT. Sinar Sosro
berbeda-beda tergantung jenis produknya dan tergantung lancar
tidaknya dalam proses produksi. Produk Teh Botol Sosro yang
dikemas dalam botol PET biasanya memproduksi sebanyak 12 batch
setiap hari yang setiap 1.5 jam ganti batch. Volume Teh Botol Sosro
yang dikemas dalam botol PET dalam sehari dapat memproduksi
sebanyak 15000 L per batch sehingga dalam sehari produksi
menghasilkan sebanyak 40000 botol/batch. Setiap karton terdiri dari
24 botol sehingga minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam
botol PET 450 ml sebanyak 20000 karton/hari. Proses produksi
minuman yang dikemas dalam botol PET (metode Aseptic Filling)
berada di Lini 3.
18

7. Pemasaran Produksi
Pemasaran produk dari PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto
ini sudah merambah di berbagai daerah yang ada di Indonesia
diantaranya yaitu Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara,
dan Kepulauan Riau. Selain itu, pada saat ini produk yang diproduksi
PT. Sinar Sosro juga sudah tersebar ke pasar Internasional, antara lain
Asia, Eropa, Australia, Afrika, Amerika, dan Kepulauan Riau. Berikut
berbagai produk yang diproduksi di PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto (Gambar 2.4) :

Gambar 2.4 Produk-Produk dari PT. Sinar Sosro


Sumber : (Nathanialieharja, 2015)

B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PKL


Aktivitas PKL dilakukan di Departement Quality Control pada
tanggal 01 Juli 2019 – 07 Agustus 2019 atau selama 33 hari efektif
kerja selama 40 jam dalam seminggu di PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto yang berada di Jalan Ir. Sutami Lingkar Awang-Awang,
Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
19

C. DESKRIPSI DAN SEKUENSI AKTIVITAS SELAMA


PELAKSANAAN PKL
Aktivitas selama pelaksanaan PKL di PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto dilakukan secara langsung yaitu aktivitas di
lapangan yang meliputi 5 bagian Laboratorium Kimia, Laboratorium
Mikrobiologi, proses produksi (Field Inspector), pengecekan bahan
baku (Incoming Material), dan WWTP (Waste Water Treatment
Plant). Aktivitas PKL juga dilakukan kegiatan wawancara secara
langsung kepada karyawan yang bersangkutan dan mencatat semua
informasi yang ada hingga dilanjutkan membaca literatur. Aktivitas
PKL dimulai hari Senin-Jumat pukul 08.00-16.00 WIB dan hari Sabtu
pukul 08.00-13.00 WIB. Aktivitas PKL hari pertama dimulai dari
melihat area produksi yang didampingi oleh supervisor Quality
Control yang meliputi proses pengolahan air (Water Treatment),
pengerjaan minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol PET,
lalu dilanjutkan di Laboratorium Mikrobiologi untuk menghitung
jumlah koloni bakteri sampel yang timbul pada cawan petri, kemudian
dilanjutkan dengan aktivitas di Laboratorium Kimia untuk mengecek
sampel produk berdasarkan tingkat tekanan botol (Internal pressure),
tingkat kekuatan membuka tutup botol (torsi), kadar gula (brix), pH,
volume, dan warna pada sampel produk.
Setelah melakukan aktivitas dalam Laboratorium Mikrobiologi
dan Laboratorium Kimia, kemudian dilanjutkan aktivitas Incoming
Material. Aktivitas ini merupakan proses pengecekan bahan baku
mentah dan bahan tambahan yang akan digunakan untuk membuat
20

minuman Teh Botol Sosro yang dikemas dalam botol PET yang
bertujuan agar menghasilkan produk yang berkualitas selanjutnya
dilakukan aktivitas mengontrol cara membuat minuman Teh Botol
Sosro yang dikemas dalam botol PET yang dilakukan oleh bagian
Field Inspector untuk dilakukan pengujian terhadap 10% sampel
produk jadi di Laboratorium Kimia yang meliputi uji tinggi botol,
tingkat tekanan botol (Internal Pressure), tingkat ketebalan botol,
tingkat kejernihan (turbidity), tingkat kebocoran pada tutup botol dan
tingkat kekuatan membuka tutup botol (torsi). A ktivitas selanjutnya
yaitu dilakukan pengecekan limbah di bagian WWTP (Waste Water
Treatment Plant).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengalaman Kerja
Aktivitas PKL memberikan pengalaman dan wawasan ilmu
pengetahuan bagi penulis dalam lingkungan kerja yang nyata seperti
menguji bahan baku sebelum digunakan pada saat produksi, proses
produksi hingga menguji hasil produk salah satunya yaitu produk
minuman Teh Botol Sosro Reguler yang dikemas dalam botol PET
450 ml. Pengujian bahan baku yaitu mengukur dimensi karton dengan
menggunakan penggaris besi yang sudah dilakukan kalibrasi; analisa
cap yaitu dilakukan pengukuran diameter luar dan dalam cap
menggunakan alat digital caliper, ditekan tombol “ON”, lalu dilihat
pada angka berapa yang menunjukkan hasil pengukurannya; analisa
botol plastik (preform) yaitu dilakukan pengukuran tinggi botol,
diameter luar dan dalam botol dengan menggunakan alat digital
caliper, ditekan tombol “ON”, lalu dilihat pada angka berapa yang
menunjukkan hasil pengukurannya. Selanjutnya dilakukan pengujian
secara mikrobiologi, kimia, dan fisik terhadap produk minuman Teh
Botol Sosro Reguler kemasan botol PET 450 ml. Sebelum dilakukan
pengujian secara mikrobiologi dilakukan pembuatan media Extract
Agar, Nutrient, Conkey, dan Orange Serum Agar oleh analist
mikrobiologi PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto, lalu dilakukan
inokulasi oleh analist mikrobiologi PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto dan dilakukan inkubasi pada sampel. Kemudian satu hari
21
22

setelah inkubasi dilakukan beberapa kegiatan seperti menghitung


jumlah koloni bakteri sampel yang timbul pada cawan petri lalu
dicocokkan dengan batasan maksimum cemaran mikroba berdasarkan
SNI, dan preparasi alat. Pengujian secara kimia yaitu menguji
kejernihan (turbidity) dengan cara memasukkan sampel pada alat
turbidity meter lalu ditekan tombol “ON” dan ditunggu angka yang
muncul pada alat tersebut; menguji kadar pH dengan cara sampel
ditempatkan dalam beaker glass 50 ml, kemudian memasukkan alat
pH meter ke dalam sampel, lalu ditekan tombol “ON” dan ditunggu
angka yang muncul pada alat tersebut; menguji kadar gula yang
dilakukan dengan cara sampel diteteskan sebanyak 1-2 tetes pada alat
penguji kadar gula yang satuannya brix, lalu ditekan tombol “ON” dan
ditunggu angka yang muncul pada alat tersebut. Pengujian secara fisik
yaitu mengukur tinggi botol dengan cara botol plastik diletakkan pada
posisi vertikal pada alat digital caliper, ditekan tombol “ON” lalu
dilihat pada angka berapa posisi paling atas tinggi botol tersebut;
menguji tingkat kebocoran tidaknya pada tutup botol dengan cara
tutup botol dipasangkan ke dalam selang yang sudah dimasukkan ke
dalam air dan sudah dihubungkan dengan tabung oksigen lalu ditekan
tombol “HOLD” dan ditunggu selama 1 menit apakah tutup botol
tersebut mengeluarkan gelembung apa tidak (apabila tidak berarti
tutup botol tersebut tidak mengalami kebocoran); menguji tingkat
kekuatan membuka tutup botol (torsi) dengan cara sampel diletakkan
diatas alat torque meter lalu dibuka tutup botolnya dan dilihat angka
yang muncul; menguji tingkat tekanan pada botol dengan cara botol
23

yang berisi sampel dimasukkan ke dalam internal pressure tester,


kemudian ditekan tombol “POWER” lalu ditunggu sampai tutup botol
berlubang dan dilihat pada angka berapa tutup botol tersebut
berlubang serta ditekan tombol “RESTART” agar botol sampel bisa
diambil; menguji tingkat ketebalan botol dengan cara meletakkan
botol diatas alat electro physic, ditekan tombol “ON”, lalu dilihat
angka yang muncul; menguji warna dari produk dengan cara
meletakkan tiga botol kaca yang sudah berisi produk untuk dijadikan
standarisasi warna antara produk dengan sampel, kemudian sampel
dimasukkan ke dalam botol kaca dan diletakkan pada light lamp
(lampu dengan cahaya berwarna putih), lalu dilakukan pengecekan
warna sampel dengan warna produk yang digunakan standarisasi;
mengukur volume dari produk dengan cara memasukkan sampel ke
dalam gelas ukur yang berukuran 500 ml dan dilihat volume dari
sampel tersebut. Selain itu, dalam aktivitas selama PKL bisa
meningkatkan jumlah pertemanan karena pegawai di PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto memiliki sikap yang ramah kepada siapapun
sehingga mudah akrab untuk berbaurnya.
Pengimplementasian PKL terdapat faktor pendukung dan faktor
penghambat. Faktor pendukung implementasi PKL yaitu penulis telah
mendapatkan matakuliah mikrobiologi pangan, keamanan pangan,
dan mikrobiologi industri sehingga dapat mengetahui cara pengecekan
suatu produk makanan atau minuman secara umum. Selain itu faktor
pendukung lainnya yaitu fasilitas laboratorium (kimia dan biologi),
alat-alat laboratorium yang digunakan selama PKL merupakan
24

sebagian alat-alat laboratorium yang biasa digunakan selama kegiatan


perkuliahan sehingga penulis memiliki keterampilan dalam
penggunaannya serta pembimbing yang sangat mengayomi dan
menguasai mengenai pengawasan kualitas sehingga sangat membantu
dalam implementasi PKL ini. Sedangkan faktor penghambat dalam
PKL yaitu belum pernah melakukan pengujian pengawasan kualitas
secara lengkap terhadap suatu produk misalkan minuman Teh Botol
Sosro Reguler kemasan botol PET 450 ml sehingga penulis masih
membutuhkan waktu dan proses untuk belajar pengujian pengawasan
kualitas produk tersebut. Selain itu, sebagian alat-alat laboratorium
yang digunakan selama PKL berbeda dengan alat-alat laboratorium
yang digunakan selama kegiatan perkuliahan, diantaranya yaitu
autoklaf, alat pengujian kadar gula, dan alat penguji pH. Autoklaf
yang digunakan selama PKL telah menggunakan autoklaf otomatis
yaitu autoklaf yang dipanaskan menggunakan listrik sedangkan
autoklaf yang digunakan selama kegiatan perkuliahan yaitu autoklaf
tradisional atau autoklaf yang dipanaskan dengan kompor dan masih
harus ditunggu. Alat penguji kadar gula sudah menggunakan alat
digital yang satuannya brix sehingga hasil lebih akurat, sedangkan alat
penguji kadar gula yang digunakan selama aktivitas perkuliahan
menggunakan handrefraktometer yang penggunaannya masih harus
dilihat dengan mengarahkan ke cahaya. Alat penguji pH
menggunakan alat digital yaitu pH meter sehingga hasil lebih akurat,
sedangkan alat penguji pH yang digunakan selama kegiatan
perkuliahan yaitu pH universal. Berdasarkan faktor pendukung dan
25

faktor penghambat dalam implementasi PKL penulis lebih


ditingkatkan lagi belajarnya dengan mencari literatur mengenai cara
mengecek mutu suatu produk minuman dan cara menggunakan alat-
alat laboratorium yang baik dan benar.

B. Pembahasan
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto memproduksi minuman
Teh Botol Sosro Reguler kemasan botol PET 450 ml melalui beberapa
tahapan seperti persediaan bahan baku mentah (air, teh, gula, bahan
tambahan pangan/asam askorbat), ekstraksi teh kering, pembuatan teh
cair pahit, pembuatan larutan gula, mixing, pemanasan produk dengan
suhu tinggi (pasteurisasi), dan pengemasan, kemudian dilanjutkan
pengujian kualitas pada minuman Teh Botol Sosro Reguler yang
dikemas dalam botol PET volume 450 ml oleh Departement Quality
Control. Berikut tahapan proses pembuatan produk minuman Teh
Botol Sosro Reguler yang dikemas dalam botol PET volume 450 ml
kemudian dilanjutkan pegujian yang dilakukan oleh Departement
Quality Control :
1. Persediaan bahan baku
a. Air
Proses produksi yang dilakukan PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto berasal dari air sumur dengan kedalaman minimal 100
m dari permukaan tanah. Air sumur yang digunakan telah melalui
proses terlebih dahulu sehingga memenuhi persyaratan mutu air
untuk bahan baku di industri. Air yang sesuai standar harus lolos
26

uji oleh Departement Quality Control meliputi uji pH, alkalinitas,


kesadahan (hardness), kadar besi (Fe), kejernihan, Cl-, NO2-SiO22-
dan Mn. Adapun pengujian dan proses pada pengolahan air (Water
Treatment) di PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto :
1) Reservoir
Bak reservoir berfungsi untuk menampung air sementara yang
pertama setelah dipompa dari sumur dalam. Pengolahan air bak
reservoir dilakukan dengan cara mengendapkan kotoran atau
lumpur yang larut pada air dengan pemberian tawas atau PAC
(Poly Aluminium Chlorida) sebagai koagulan dan pemberian
desinfektan berupa klorin untuk membunuh mikroorganisme.
Pengujian yang dilakukan oleh Departement Quality Control
pada outlet reservoir yaitu hardness atau kesadahan, alkalinitas,
klorida (Cl-), pH, NO2-SiO22-, Fe, Mn, turbidity, dan
conductivity.
2) Sand Filter
Proses sand filter dilakukan untuk menyaring kotoran yang
belum terendapkan di bak reservoir dengan menggunakan pasir
kuarsa atau silika sebagai media penyaringnya. Pada outlet sand
filter dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar besi (Fe),
kadar magnesium (Mg), dan kejernihan air atau turbidity.
Apabila air yang melewati sand filter masih mengandung kadar
besi yang melebihi batas standart, maka hal tersebut
mengindikasikan bahwa pasir silika yang terdapat didalam
tangki sand filter sudah tidak efisien lagi sehingga untuk
27

mengembalikan kemampuan pasir silika dalam mengikat


kotoran dilakukan proses regenerasi dengan cara pencucian dari
bawah aliran tangki (backwash), menggunakan tekanan udara
(scouring), dan pembilasan kotoran yang menempel di pasir
silika (rinsing).
3) Carbon Filter
Air dari proses sand filter kemudian dilewatkan pada carbon
filter untuk menghilangkan warna, aroma, dan rasa.
Penghilangan aroma sangat penting untuk dilakukan pada air
baku untuk mencegah adanya kontaminasi aroma lain pada
produk yang dapat merubah karakteristik produk. Carbon filter
juga berfungsi untuk menyerap klorin yang terdapat dalam air
bak reservoir. Produk air hasil dari carbon filter tidak boleh
mengandung klorin atau kadar klorin 0%. Pengujian yang
dilakukan di outlet carbon filter bertujuan untuk memastikan
kadar klorin didalam air sebesar 0 ppm, apabila klorin masih
terdapat dalam air yang digunakan untuk menyeduh teh dan
apabila klorin yang terminum atau masuk ke dalam tubuh
manusia akan membahayakan saluran pernafasan ataupun
gangguan pada ginjal dan penyakit lainnya (Mauldy, 2018).

4) Softener
Tangki softener berfungsi untuk menghilangkan kesadahan
air. Kesadahan air yaitu mineral-mineral yang terkandung
28

dalam air, contohnya ion magnesium (Mg2+) dan ion kalsium


(Ca2+). Kesadahan dikarenakan kadar mineral sangat banyak
sehingga dapat menimbulkan kerak pada peralatan
(Setyaningsih, 2014). Apabila air yang digunakan untuk
mengekstrak teh masih mengandung ion magnesium (Mg2+)
atau ion kalsium (Ca2+) maka akan menyebabkan proses
ekstraksi teh menjadi kurang maksimal. Prinsip kerja dari
proses softener adalah mengikat mineral dalam air dengan
menggunakan resin sebagai pengikatnya. Pengujian yang
dilakukan pada outlet softener yaitu tingkat kesadahan atau
hardness.
5) Tangki Buffer Softener
Tangki buffer softener berfungsi untuk menampung air yang
telah selesai diolah untuk kemudian digunakan dalam proses
produksi. Air yang ada didalam tangki buffer softener dilakukan
pengujian pH, uji kesadahan, uji alkalinitas, uji klorida, dan uji
kejernihan atau turbidity. Air yang ada didalam tangki buffer
softener ini digunakan untuk memasak teh cair pahit.
b. Teh
Teh adalah salah satu kelompok minuman populer setelah air
putih dan digunakan untuk minuman herbal (Tanuwijaya, 2009).
Penyebab teh menjadi populer karena teh memiliki rasa, aroma
yang khas dan lebih sering dikonsumsi dibandingkan dengan jenis
minuman lainnya. Teh wangi (melati) kering jenis superrior
(SPRR) adalah jenis teh yang dipakai dalam membuat minuman
29

Teh Botol Sosro reguler yang dikemas dalam botol PET. Teh
SPRR adalah teh wangi (melati) kering yang diperoleh dari daun
teh pertama hingga daun ketiga.
c. Gula
Gula pasir yaitu hasil dari proses kristalisasi tanaman tebu
(Novayanti, 2017). Proses pembuatan minuman teh di PT. Sinar
Sosro Kepabrikan Mojokerto menggunakan gula rafinasi dengan
derajat kemanisan dan tingkat kesadahan rendah yang sudah
ditetapkan perusahaan. Kesadahan rendah bertujuan untuk
menghindari kekeruhan dan endapan pada larutan gula.
Pengawasan kualitas gula pasir dilakukan oleh bagian Incoming
Material dengan cara pengujian kimia dan fisik seperti uji
turbiditas, besi (Fe), pH, dan kadar gula (brix).
d. Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Asam askorbat atau vitamin C merupakan bahan tambahan
pangan yang dipilih PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dalam
pembuatan minuman teh karena berfungsi sebagai antioksidan atau
bertujuan untuk mempertahankan warna dari teh selama proses
penyimpanan, sehingga teh memiliki perubahan warna yang tidak
terlalu signifikan.

2. Ekstraksi teh kering


Ekstraksi adalah proses diferensiasi bahan dari campuran-
campuran yang terkandung didalamnya hingga mendapatkan titik
keseimbangan antara konsentrasi senyawa yang terkandung dalam sel
30

tanaman dengan konsentrasi senyawa pelarut yang digunakan


(Mukhriani, 2014). Tujuan dari ekstraksi teh kering yaitu memperoleh
flavor dan komponen tertentu dari teh kering. Proses ekstraksi dimulai
dari teh kering SPRR dimasukkan ke dalam extract tank, kemudian air
buffer panas bersuhu 1050C yang telah dipanaskan melalui PHE (Plate
Heat Exchanger-Steam Boiler) disemprotkan dari bagian atas tangki.
Waktu ekstraksi Teh Botol Sosro cenderung lebih lama
dikarenakan minuman Teh Botol Sosro dikehendaki memiliki sedikit
rasa sepat. Penggunaan waktu penyeduhan yang lama akan
meningkatkan kadar tannin sehingga dapat menghasilkan rasa sepat
pada teh sesuai dengan penelitian oleh (Ulfin, 2015) yang menyatakan
bahwa semakin besar waktu dan suhu ektraksi, kadar kafein dan tannin
dalam teh juga semakin tinggi.
3. Teh Cair Pahit
Pembentukan teh cair pahit yaitu produk ekstraksi teh kering
yang dimasukkan ke dalam sedimen tank untuk dilakukan
pengendapan. Pengendapan berfungsi untuk mengendapkan material-
material padat yang masih terikut dalam ekstrak teh. Setelah dilakukan
pengendapan, ekstrak teh kemudian dilakukan filtasi. Filtrasi
dilakukan dalam filtrox tank yang memiliki 30 lapisan filter 0.4 µm.
Teh cair pahit yang lolos filtrasi kemudian ditampung dalam buffer
tank dengan suhu yang tetap terjaga yaitu minimal 900C. Sebelum
ditambahkan larutan gula dilakukan pengujian terhadap kadar tannin
dan turbidity yang terkandung didalam teh cair pahit sesuai standart
yang ditetapkan oleh perusahaan.
31

4. Larutan gula
Pembentukan larutan gula diawali dengan gula dilarutkan
dengan menggunakan air buffer yang telah dipanaskan melalui PHE
(Plate Heat Exchanger-Steam Boiler) yang mempunyai suhu keluaran
sebesar 1000C, kemduian dimasukkan tempat pelarutan dan
pengadukan gula yaitu hopper dan dissolver tank. Proses pembuatan
larutan gula diaduk dengan kecepatan 700 rpm dalam waktu 30 menit.
Larutan gula yang telah jadi disimpan pada buffer syrup tank. Larutan
gula selanjutnya dilakukan pengujian kadar gula untuk mengetahui
tingkat kemanisan dari larutan gula yang telah dibuat.
5. Mixing
Mixing adalah proses pencampuran semua bahan seperti teh cair
pahit, larutan gula, dan bahan tambahan pangan (asam askorbat atau
vitamin C). Mixing dilakukan dalam mixing tank dengan suhu minimal
90-950C selama 45-60 menit yang dilengkapi dengan agitator.
Penggunaan agitator dan suhu tinggi pada proses mixing dapat
mempermudah proses pelarutan semua bahan sehingga dihasilkan teh
cair manis yang homogen. Setelah itu dilakukan pengecekan terlebih
dahulu oleh Departement Quality Control seperti kadar tannin, kadar
gula (brix), warna, dan turbidity (kejernihan) untuk memastikan
kualitas teh cair manis yang telah sesuai standart perusahaan. Teh cair
manis yang telah sesuai standart kemudian dilakukan penyaringan di
bag filter yang bertujuan untuk memastikan tidak ada benda asing
yang tercampur didalamnya, lalu dilanjutkan proses pengemasan yang
ada di Lini 3.
32

6. Pemanasan produk dengan suhu tinggi (pasteurisasi)


Pasteurisasi adalah metode memanaskan pada rentangan waktu
tertentu dalam suhu kurang dari 1000C yang bertujuan untuk
membunuh sebagian mikroba sehingga dapat menambah waktu daya
simpan produk (Imaduddin, 2012). Metode pasteurisasi secara umum
digunakan ada 3 (Wardana, 2012), diantaranya yaitu :
a. Low Temperature Long Time (LTLT), yaitu proses pasteurisasi
dalam suhu 610C pada waktu 30 menit.
b. Hight Temperature Short Time (HTST), yaitu proses pasteurisasi
dalam suhu besar sekaligus waktu yang singkat atau selama 15-16
detik pada suhu 71,7-750C.
c. Ultra High Temparture (UHT), yaitu proses pasteurisasi dalam suhu
sekitar 1310C pada waktu 0,5 detik.
PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dalam proses
pasteurisasi melakukan dengan metode pasteurisasi Ultra High
Temparture (UHT) yaitu dengan cara memanaskan teh cair manis
dalam suhu besar selama beberapa detik. Pada pembuatan Teh Botol
Sosro Reguler kemasan botol PET, suhu pasteurisasi yang digunakan
adalah sebesar 1400C.

7. Pengemasan
Pengemasan minuman Teh Botol Sosro Reguler kemasan botol
PET 450 ml diawali dengan sterilisasi preform dan cap. Proses
sterilisasi cap dilakukan dengan penyemprotan H2O2 (selama 3-4
detik) yang berfungsi sebagai desinfektan, sedangkan proses sterilisasi
33

preform diawali dengan dedusting. Dedusting adalah proses


penghilangan debu dengan bantuan udara dan alat-alat pembersih serta
vakum untuk menyedot debu, kemudian preform masuk ke proses
sterilisasi yang kedua yaitu pemberian radiasi UV-light berfungsi
untuk merusak sel-sel mikroorganisme pada panjang gelombang
tertentu sehingga tidak ada lagi mikroorganisme yang hidup di
preform tersebut. Proses sterilisasi pemberian radiasi UV-light
kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan desinfektan berupa
cairan asam peroksida atau H2O2. Penyemprotan H2O2 cair berfungsi
untuk membunuh mikroorganisme yang masih hidup setelah
pemberian radiasi UV-light. Pemberian udara panas (1300C) juga
dilakukan ketika penyemprotan H2O2 yang berfungsi untuk
menguapkan H2O2 sehingga tidak tertinggal di dalam preform. Setelah
proses sterilisasi selesai, preform kemudian masuk ke tahap
pencetakan. Pencetakan preform diawali dengan pemanasan
menggunakan infrared dengan suhu 110-1250C agar plastik preform
dapat memuai sehingga mudah untuk dibentuk, selain itu agar H2O2
yang masih ada di dalam preform benar-benar ikut menguap. Preform
dalam kondisi panas langsung dicetak dalam mesin blow molder.
Preform dicetak dengan udara steril (suhu 1300C) sehingga preform
memuai hingga membentuk botol sesuai dengan cetakan yang ada
didalam mesin tersebut. Setelah preform dicetak menjadi botol,
kemudian diangkat dan dianginkan agar suhunya turun dan bentuknya
menjadi tetap.
34

Preform dan cap yang telah steril kemudian masuk ke alat filler
and capper yang kemudian diisi dengan teh cair manis yang telah
dilakukan proses pateurisasi dari tangki alsafe. Teh dari tangki alsafe
dikirim ke mesin filler and capper menggunakan tekanan udara steril.
Teh yang telah sampai di mesin filler and capper kemudian diisikan
ke botol PET rangkaian mesin blow molder dalam suhu 300C. Setelah
pengisian, botol PET langsung ditutup dengan cap.
Setelah proses filling and capping selesai, tahap selanjutnya
adalah inspeksi cap. Produk yang di-reject oleh sensor adalah produk
tanpa cap, cap lepas atau tidak rapat, cap miring, dan volume tidak
sesuai dengan standart. Produk yang lolos dari inspeksi kemudian
diberi kode produksi dan expired date. Setelah pemberian kode,
produk kemudian diberi label. Proses selanjutnya adalah inspeksi label
dengan mesin label checker. Produk yang direject oleh sensor ini
adalah produk tanpa label, label naik atau turun, label sambungan.
Produk-produk yang lolos sensor kemudian masuk ke alat packer
untuk dimasukkan ke dalam kemasan sekunder berupa kardus karton.
Kardus yang telah berisi produk kemudian diberi kode produksi dan
dilewatkan alat weight checker. Alat weight checker berfungsi untuk
mereject kardus yang beratnya kurang yang berindikasi bahwa kardus
tersebut produknya masih belum terisi penuh. Kardus yang telah lolos
kemudian masuk ke alat palletizer untuk diletakkan diatas pallet
dengan kardus lainnya dan kemudian disimpan dalam gudang peti isi.
Teh Botol Sosro Reguler kemasan botol PET 450 ml yang
telah diproduksi tersebut selanjutnya dilakukan proses inspeksi
35

sebagai bentuk pengawasan kualitas produk sebelum didistribukan ke


konsumen yang dilakukan di Departement Quality Control dengan
tujuan untuk menjaga keamanan pangan sebelum dikonsumsi
masyarakat. Adapun pengawasan kualitas produk yang dilakukan di
Departemen Quality Control PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto
a. Analisis Secara Fisik
Analisis secara fisik meliputi uji diameter luar dan dalam cap,
uji tinggi botol, diameter luar dan diamater dalam botol dengan
menggunakan alat digital caliper sedangkan uji ketebalan botol
dengan menggunakan alat electro physic yang dilakukan oleh
Incoming Material dan Field Inspector. Selain itu produk minuman
Teh Botol Sosro Reguler kemasan botol PET 450 ml dianalisa secara
fisik pada warna dengan cara mencocokkan warna produk dengan
warna sampel menggunakan light lamp atau lampu dengan cahaya
berwarna putih. Pengujian warna juga sangat penting karena warna
merupakan penentu penting akan kualitas produk. Pengujian
selanjutnya yaitu mengukur volume produk dengan menggunakan
gelas ukur, menguji kebocoran pada tutup botol dengan menggunakan
secure seal tester, mengukur tekanan pada botol dengan menggunakan
internal pressure tester, dan mengukur kekuatan membuka pada tutup
botol (torsi) dengan menggunakan torque meter yang dilakukan oleh
Incoming Material, Field Inspector, dan Analist Kimia.
Analisis secara fisik sangat penting bagi industri yang
memproduksi makanan atau minuman. Hal ini dikarenakan pengujian
secara fisik ini mengutamakan pengujian pada kemasan suatu produk.
36

Proses pengemasan yang benar membutuhkan banyak pertimbangan.


Hal ini dikarenakan pengemasan bertujuan agar menjaga produk dari
kerusakan-kerusakan yang berasal dari luar seperti cahaya,
kelembapan, udara, maupun mikroba. Selain itu tujuan dari
pengemasan yaitu untuk mempertahankan nilai mutu dan nilai gizi
serta menambah waktu daya simpan dari suatu produk. Berdasarkan
pernyataan sebelumnya PT. Sinar Sosoro Kepabrikan Mojokerto juga
menerapkan pada produk minuman Teh Botol Sosro Reguler kemasan
botol PET 450 ml yang menggunakan botol plastik yang telah
dilakukan pengujian pada botol plastik dan pengujian pada cap.
Pengujian keduanya sangat penting karena apabila ukuran diameter
tidak sesuai standart perusahaan maka dapat menjadikan produk
kontam lebih tinggi.
b. Analisis Secara Kimia
Analisis secara kimia meliputi uji pH, kadar gula (brix), kadar
tannin, kejernihan (turbidity), alkalinitas, kadar klorida dan kesadahan
(hardness). Pengujian yang pertama yaitu mengukur kadar pH. pH
merupakan pengukuran derajat keasaman atau kebasahan dengan
menggunakan pH meter pada suatu larutan.
Analisis secara kimia selanjutnya yaitu mengukur kadar gula.
Kadar gula adalah tingkat kemanisan dari suatu makanan yang dapat
diukur dengan menggunakan alat refractometer dan satuannya yaitu
brix. Kadar gula harus sesuai dengan standart yang sudah ditentukan
perusahaan, apabila nilai kadar gula pada Teh Botol Sosro tidak sesuai
maka dilakukan penambahan air atau sirup gula. Kemudian dilakukan
37

pengujian kadar tannin. Tannin adalah suatu senyawa polifenol yang


berasal dari tumbuhan dan dapat dilarutkan dalam air, alkohol,
gliserol, dan hidroalkohol. Tannin biasanya mempunyai rasa yang
pahit dan mempunyai beberapa manfaat yang salah satunya yaitu
sebagai antibakteri (Noriko, 2013). Nilai kadar tannin yang terdapat
produk harus sesuai dengan standart yang sudah ditentukan, apabila
nilai kadar tannin tersebut tidak sesuai maka akan dilakukan
penambahan teh cair pahit atau larutan gula.
Pengujian selanjutnya yaitu pengujian tingkat kejernihan yang
dilakukan dengan menggunakan alat turbidity meter. Pada pengujian
tingkat kejernihan ini juga bisa dilakukan pengujian secara fisik yaitu
dengan cara menguji warna dari minuman Teh Botol Sosro kemudian
mencocokkan warna produk dengan warna sampel menggunakan light
lamp atau lampu dengan cahaya berwarna putih. Selanjutnya yaitu
pengujian alkalinitas dengan menggunakan metode titrasi. Alkalinitas
merupakan daya tampung air yang berfungsi dalam penetralan dengan
menambahkan asam tanpa menurunkan nilai pH dari larutan.
Alkalinitas juga merupakan penyangga (buffer) pada perubahan pH
air. Pengujian yang terakhir yaitu menguji kesadahan (hardness) dan
kadar klorida dengan menggunakan titrasi. Kesadahan (hardness)
merupakan kandungan ion magnesium dan kalsium dalam air yang
berbentuk garam karbonat. Air yang bagus yaitu air yang memiliki
kadar kesadahan (hardness) rendah. Sedangkan klorida merupakan
pembentukan ion terjadi apabila unsur klor memperoleh satu elektron
untuk menyusun suatu anion garam. Kandungan klorida dalam air
38

menyebabkan terjadinya sifat korosif pada peralatan dan kulit


(Wulandari, 2017).
c. Analisis Secara Mikrobiologi
Analisis secara mikrobiologi yang biasanya dilakukan secara
umum yaitu analisis koliform, analisis bakteri, analisis kapang atau
khamir. Analisis secara mikrobiologi yang dilakukan di PT. Sinar
Sosro Kepabrikan Mojokerto yaitu menggunakan media Extract Agar,
Nutrient, Conkey, dan Orange Serum Agar berdasarkan metode ALT
(Angka Lempeng Total). Metode ALT merupakan suatu metode yang
bertujuan untuk mengetahui jumlah nilai cemaran bakteri aerob
mesofil pada sampel. Pengujian pada produk diperlukan karena
menghindari terjadinya infeksi akibat minuman yang sudah
terkontaminasi bakteri.
Pengujian pada kapang dan khamir biasanya disebut sebagai
Angka kapang atau khamir (AKK). Khamir atau yeast merupakan
kelompok fungi uniseluler yang berbentuk bulat atau oval dan tidak
membentuk filamen, sedangkan kapang adalah fungi multiseluler
yang mempunyai filamen, dimana filamen tersebut merupakan ciri
khas morfologi dari kapang yang dapat dijadikan pembeda dari
khamir. Pertumbuhan kapang pada pangan (makanan atau minuman)
dapat mengurangi kualitas dari pangan tersebut karena kapang
menghasilkan toksin yang berbahaya bagi tubuh manusia (Fardiaz,
Tanpa Tahun). Analisis mikrobiologi yang dilakukan di PT. Sinar
Sosro Kepabrikan Mojokerto telah sesuai dengan standart pemerintah
yang ditetapkan oleh (SNI, 2009) mengenai batasan nilai cemaran
39

mikroba berdasarkan nilai ALT, AKK, dan koliform. Adapun SNI


cemaran mikroba untuk jenis minuman teh dalam kemasan dapat
dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Standar SNI Cemaran Mikroba untuk Minuman Teh dalam
Kemasan
Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
Minuman teh ALT (300C, 72 jam) 1 x 102 koloni/ml
dalam kemasan APM Koliform <2/100 ml
APM Escherichia coli Negatif/100ml
Salmonella sp. Negatif/100 ml
Sumber : (SNI, 2009)

PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto selain melakukan


pengawasan kualitas terhadap suatu produk juga melakukan
pengawasan kualitas terhadap pengolahan limbah atau WWTP (Wasre
Water Treatment Plant). Limbah merupakan restan dari suatu kegiatan
atau usaha yang memiliki kandungan beracun atau berbahaya bagi
kesehatan, lingkungan, dan kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup yang lain. Pengertian limbah pada industri pengolahan
pangan merupakan masalah penting karena jika tidak ditangani
dengan baik dapat menjadi sumber pencemaran dan berdampak pada
kesehatan. Tujuan pengolahan limbah adalah untuk mengurangi
pencemaran lingkungan akibat kandungan bahan beracun atau bahaya
(Nugroho, 2017).
40

Limbah industri berdasarkan wujudnya dapat digolongkan


menjadi 3 yaitu (Sumisih, 2010) :
1) Limbah padat, merupakan limbah yang memiliki wujud padat,
bersifat kering dan tidak bisa pindah tempat kecuali dipindahkan.
Contoh : limbah yang berasal dari sisa makanan, sayuran, ampas
hasil industri, dan sebagainya.
2) Limbah cair, merupakan limbah yang memiliki wujud cair. Limbah
cair akan terlarut didalam air dan selalu berpindah (kecuali
ditempatkan dalam wadah atau bak). Contoh : air sisa cucian baju,
limbah cair dari industri, dan sebagainya.
3) Limbah gas, merupakan limbah yang memiliki wujud gas dan selalu
beralih sehingga dapat tersebar secara luas. Contoh : gas buangan
kendaraan bermotor dan buangan gas dari hasil industri.
Jenis limbah yang dihasilkan PT. Sinar Sosro Kepabrikan
Mojokerto dibedakan menjadi 3 macam jenis, yaitu limbah padat,
limbah cair, dan limbah B3. Berdasarkan aktivitas PKL, penulis disini
hanya menjelaskan mengenai limbah padat dan limbah cair. Hasil
limbah padat yaitu dari ampas teh sesudah proses penyeduhan,
sedangkan hasil dari limbah cair yaitu air yang digunakan untuk
mencuci dan sanitasi peralatan produksi. Pengolahan limbah padat
yaitu disalurkan ke produsen dengan menggunakan alat pengangkut
ampas teh untuk dijadikan pakan ternak dan pupuk organik.
Sedangkan pengolahan limbah cair dilakukan melalui beberapa
pengolahan limbah, diantaranya yaitu :
41

a) Penyaringan I, merupakan tahap penyaringan dengan mengunakan


alat bar screen yang berfungsi untuk menyaring padatan kotoran
besar seperti pecahan botol, sedotan, plastik agar tidak terikut
dalam aliran air limbah.
:

Gambar 3.1 Bar Screen


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
b) Penyaringan II, merupakan tahap penyaringan dengan
menggunakan alat basket screen yang bertujuan untuk menyaring
kotoran yang lebih kecil setelah lolos dari bar screen.

Gambar 3.2 Basket Screen


42

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)


c) Penyaringan III, merupakan tahap penyaringan dengan
menggunakan alat grease trap. Grease trap dibuat dengan
volume tertentu untuk memperlambat aliran air, sehingga minyak
yang ada didalam limbah dapat dipisahkan dengan air karena
adanya perbedaan massa jenis antara minyak dan air, serta limbah
yang akan diolah tidak mengandung minyak. Limbah minyak
kemudian ditampung dan diletakkan di pos limbah B3.

Gambar 3.3 Grease Trap


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
d) Penampungan I, merupakan proses penampungan dengan
menggunakan metode tempat penampungan yaitu kolam Sump pit.
Kolam Sump pit adalah tempat yang digunakan untuk menampung
limbah sementara sebelum masuk ke proses selanjutnya. Pada
penampungan I dilakukan pengecekan pH dan suhu setiap 2 jam
sekali. pH pada kolam Sump pit berkisar antara 4-7. Air limbah dari
Sump pit kemudian dipompa menuju bak equalisasi. Pompa ini
43

dilengkapi dengan sensor WLC (Water Level Control) yang


berfungsi untuk mengatur kinerja pompa sebagai berikut :
- LWL (Low Water Level) : Pompa akan berhenti bekerja
- MWL (Medium Water Level) : Salah satu pompa akan bekerja
- HWL (High Water Level) : Dua pompa akan bekerja

Gambar 3.4 Kolam Sump Pit


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
e) Homogenisasi, merupakan proses yang dilakukan di bak equalisasi.
Bak equalisasi tersebut untuk menyeragamkan nilai pH, sifat fisik,
dan sifat kimia antara air limbah yang sudah lama dengan air
limbah baru. Waktu yang dibutuhkan ± 20 jam dan dilakukan
pengecekan pH sekitar 4-7 dan suhu setiap 2 jam sekali. Proses
bekerja dalam homogenisasi ini dilengkapi dengan pompa yang
memiliki sensor WLC (Water Level Control) untuk mengatur kerja
pompa.
44

Gambar 3.5 Bak equalisasi


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
f) Penguraian I, merupakan proses penguraian yang dilakukan dalam
tangki Methane Up Flow Reactor dengan menggunakan bakteri
anaerob yang bekerja untuk mendegradasi COD (Chemical Oxygen
Demand) limbah. Penguraian I menggunakan bakteri anaerob yang
akan menguraikan air limbah dan gas metana. Gas metana yang
dihasilkan oleh bakteri anaerob akan dibakar dan dikeluarkan
melalui cerobong. Gas metana yang dibuang tidak bersifat bahaya.

Gambar 3.6 tangki Methane Up Flow Reactor


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
g) Penguraian II, merupakan proses penguraian yang dilakukan di bak
aerasi. Bak aerasi merupakan tempat berlangsungnya proses
pemecahan komponen-komponen yang masih bisa dikelola
didalam limbah cair dengan menggunakan lumpur aktif. Lumpur
aktif didalamnya terdapat bakteri aerob yang berfungsi untuk
mendegradasi komponen yang masih bisa dikelola didalam limbah
cair. Kandungan komponen tersebut akan terdegradasi ±90%
dengan bantuan bakteri aerob.
45

Gambar 3.7 Bak aerasi


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
h) Penetralan, merupakan proses yang bertujuan untuk mengatur pH
hingga menjadi netral yaitu sekitar 7-8,5 dengan memasukkan
asam (HCL) secara manual agar mikroba yang terdapat pada
lumpur aktif dapat hidup dan memecah komponen yang masih bisa
dikelola didalam air limbah tersebut.
i) Pemisahan, merupakan proses yang dilakukan dalam bak clarifier
untuk memisahkan lumpur aktif dengan air. Lumpur aktif akan
terendapkan pada bagian bawah bak mengalir secara gravitasi ke
sludge collector (tempat penampungan lumpur cair).

Gambar 3.8 Bak clarifier


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2019)
j) Penampungan, merupakan proses penampungan yang dilakukan
dalam tempat penampungan lumpur cair yang berawal dari sludge
46

collector. Lumpur cair akan dialirkan ke sistem pengeringan


lumpur dan dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman di sekitar pabrik.
k) Penjernihan, dilakukan dalam kolam penjernihan yang berfungsi
untuk menjernihkan kembali outlet dari bak clarifier dengan
penambahan koagulan (Oxy Floc dan Nero Floc) untuk
mengurangi kandungan TSS yang terdapat sisa setelah diolah di
clarifier.
l) Indikator, dilakukan dalam kolam indikator yang berfungsi sebagai
indikator hasil akhir pengolahan air limbah. Dalam kolam indikator
terdapat organisme yang berperan sebagai indikator tersebut yaitu
ikan koi.
m) Pelepasan, merupakan tempat menampung air olahan limbah. Air
olahan limbah ini dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman yang
berada di wilayah PT. Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto, dimana
tempat pelepasan ini telah memiliki izin dari Dinas Lingkungan
Hidup kabupaten Mojoketo.

Limbah Cair

Penyaringan I

Penyaringan II

Penyaringan III

Penampungan I

Homogenisasi
47

Penguraian I Penguraian II

Penetralan

Pemisahan

Air Jernih Lumpur

Penjernihan Penampungan

Indikator Pelepasan

Pelepasan

Bagan 3.1 Skema Proses Pengolahan Limbah Cair


Sumber : Dokumen Pribadi (2019)
C. Temuan-Temuan Untuk Pengembangan
Temuan-temuan yang bisa dikembangkan dalam kegiatan
perkuliahan yaitu pengembangan kegiatan praktikum mahasiswa
dalam hal bidang mikrobiologi seperti peralatan laboratorium
sehingga bisa efisiensi waktu praktikum dengan baik. Peralatan
laboratorium yang harus dikembangkan diantaranya pengukuran pH
(pH meter) dan pengukuran kadar gula (Refraktometer digital). Selain
itu, terdapat temuan-temuan yang bisa dikembangkan dalam
48

kehidupan sehari-hari yaitu pemanfaatan dari ampas teh yang bisa


digunakan campuran pakan ternak dan pupuk organik.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pembuatan minuman Teh Botol Sosro yang dikemas
dalam botol PET 450 ml meliputi persediaan bahan baku,
ekstraksi teh kering, pembentukan teh cair pahit, pembentukan
larutan gula, mixing, pemanasan produk dengan suhu tinggi
(pasteurisasi), dan pengemasan.
2. Pengawasan kualitas minuman Teh Botol Sosro yang dikemas
dalam botol PET 450 ml dimonitoring oleh Departement
Quality Control yang meliputi 3 macam pengujian yaitu analisis
secara fisik, kimia, dan mikrobiologi.
3. Aktivitas PKL yang telah dilakukan memberikan keterampilan
dan pengalaman dalam bidang biologi yaitu menghitung jumlah
koloni bakteri yang timbul pada cawan petri dengan
menggunakan metode ALT.
4. Implementasi PKL menjadi salah satu prasyarat untuk
memenuhi matakuliah wajib Biologi Universitas Negeri
Malang.

49
50

B. Saran
1. Untuk Departement Quality Control di PT. Sinar Sosro
Kepabrikan Mojokerto sebaiknya alat-alat laboratorium yang
digunakan oleh Analist Mikrobiologi dan Incoming Material
dibedakan dan diletakkan di ruang Analist Mikrobiologi dan
Incoming Material sendiri sehingga dapat efisiensi waktu kerja.
Selain itu, ruang Incoming Material sebaiknya diletakkan di
lantai 1 sehingga dapat mempermudah kerja dan lebih efisiensi
waktu kerja.
2. Untuk jurusan Biologi Universitas Negeri Malang sebaiknya
dalam kegiatan praktikum di kampus lebih baik digunakan alat-
alat laboratorium yang lebih baik dan modern seperti autoklaf
modern (autoklaf listrik), alat pengujian kadar gula digital, dan
alat pengukuran pH modern (pH meter) sehingga dapat
mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan praktikum di
kampus dan lebih efisiensi waktu praktikum. Sedangkan untuk
mahasiswa yang akan melakukan aktivitas PKL sebaiknya
melakukan persiapan terlebih dahulu seperti mencari kajian
atau literatur mengenai sistem pengawasan kualitas yang
dilakukan oleh industri pangan agar dalam aktivitas PKL di PT.
Sinar Sosro Kepabrikan Mojokerto dapat berjalan dengan
lancar.
51

DAFTAR RUJUKAN

A. Ekawati, D. D. (Tanpa Tahun). Pengaruh Teh Hitam (Camellia


sinensis (L.)O.K.) Terhadap Ketebalan Dinding Arteri
Koronaria Tikus Putih (Rattus Norvegicus) yang Diberi Diet
Tinggi Lemak. PKMI , 1-8.

Balittri, T. &. (2013). Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh


(Camellia sinensis). Warta Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Industri , 12-16.

Fardiaz, S. (Tanpa Tahun). Struktur Sel Mikroorganisme.

Hidayat, A. (2015). Sempat Gagal, Pendiri Sosro Tak Kapok


Berinovasi. Bogor: Bogor Today.

Imaduddin, A. R. (2012). Perancangan dan Pembuatan Segmen


Pemanasan Untuk Simulator Pasteurisasi Susu Secara
Kontinyu dan Karakterisasi Perpindahan Panas. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.

Maulana, Y. S. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Pemilihan Lokasi Pabrik PT Sung Chang Indonesia Cabang
Kota Banjar. ADBIS (Administrasi Bisnis) , 211-221.

Mauldy, P. S. (2018). Penentuan Kandungan Sulfat dan Klorin Pada


Air Minum dan Air Bersih Secara Soektrofotometri UV-
Visibel. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
52

Maps, G. (2019). Lokasi Perusahaan PT. Sinar Sosro KPB Mojokerto.


Google Maps.

Mujiarto, I. (2005). Sifat dan Karakteristik Material Plastik dan Bahan


Aditif. Traksi , 65.

Mukhriani. (2014). Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi


Senyawa Aktif. Kesehatan , 361-367.

Nathanialieharja. (2015). Company Profile PT. Sinar Sosro.

Noriko, N. (2013). Potensi Daun Teh (Camellia Sinensis) dan Daun


Anting-Anting Acalypha indica L. dalam Menghambat
Pertumbuhan Salmonella typhi. AL-AZHAR INDONESIA
SERI SAINS DAN TEKNOLOGI , 104-110.

Novayanti, S. R. (2017). Pengaruh Penambhaan Konsentrasi Gula


Terhadap Sifat Organoleptik Pada Manisan Kolang Kaling.
Lampung: Universitas Lampung.

Nugroho, P. J. (2017). Penerapan Sanitasi Unit Pengolahan Ikan


Tuna Kaleng PT Banyuwangi Cannery Indonesia.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

RI, U. (2003). Ketenagakerjaan. Jakarta


53

Setyaningsih, N. (2014). Analisis Kesadahan Air Tanah di Kecamatan


Toroh Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah.

SNI. (2009). Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan.


Jakarta: BSN.

Sosro, P. S. (2018). Profil Perusahaan. Bekasi: PT. Sinar Sosro.

Sosro, P. S. (2019). Struktur Organisasi. Mojokerto: PT. Sinar Sosro


Kepabrikan Mojokerto.

Sumisih. (2010). Studi Tentang Pengelolaan Limbah Bahan


Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Tanuwijaya, Y. (2009). Sejarah dan Pengolahan Teh. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Terkini, N. L. (2015). Lahirnya Teh Botol Legendaris yang Sering


Kita Minum. Lampung: News Lampung Terkini.

Ulfin, D. D. (2015). Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi Terhadap


Kadar Kafein dalam Teh Hitam. Sains dan Seni , 105-108.

Wardana, A. S. (2012). Teknologi Pengolahan Susu. Surakarta:


Universitas Slamet Riyadi.
54

Wulandari, D. D. (2017). Analisa Kesadahan Total dan Kadar Klorida


Air di Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo. MTPH Journal ,
14-19.
55

Lampiran 1. Foto Kegiatan PKL

a. Pengujian Teh Botol Sosro Kemasan PET Secara Mikrobiologi

Gambar 1. Preparasi Gambar 2. Dilakukan


alat dan bahan waterbath pada medium
agar

Gambar 3. Dilakukan Gambar 4. Dilakukan


pengamatan pada inkubasi pada sampel
sampel
56

Gambar 5. Dilakukan
platting
57

b. Pengujian Teh Botol Sosro Kemasan PET Secara Kimia

Gambar 6. Pengujian Gambar 7. Pipet dan


kadar gula Bahan Uji Tannin

Gambar 8. Pengujian Gambar 9. Pengujian


turbidity kadar pH
58

c. Pengujian Teh Botol Sosro Kemasan PET Secara Fisik

Gambar 10. Pengujian Gambar 11. Pengujian


warna tekanan pada botol

Gambar 12. Pengujian Gambar 13.


kekuatan tutup botol Pengukuran kekuatan
membuka tutup botol
59

Gambar 14. Pengukuran Gambar 15.


tinggi botol Pengukuran karton

Gambar 16. Pengukuran Gambar 17.


volume sampel Pengukuran tutup
botol (screw cap)
60

Gambar 18.
Pengukuran preform
61

Lampiran 2. Surat Balasan Permohonan Izin PKL


62

Lampiran 3. Denah Lokasi PT. Sinar Sosro Kepabrikan


Mojokerto
63

Lampiran 4. Daftar Kehadiran Kegiatan PKL di PT. Sinar Sosro


Kepabrikan Mojokerto
64

Anda mungkin juga menyukai