FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat dibidang kesehatan
merupakan tempat kerja yang rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan, terjadinya
kecelakaan waktu bekerja, gangguan dari lingkungan dan terjadinya bermacam-macam
bencana karena api, listrik, gas, air, ledakan, kimia maupun rusaknya bangunan.
Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana yang bila
tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan maupun bencana
terhadap orang-orang yang ada di dalam maupun sekitarnya. Demikian pula sistem dan fungsi
rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak ditangani dengan baik dapat berakibat buruk
bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Penghuni rumah sakit, selain manusia (penderita, keluarganya, petugas medis dan non
medis serta tamu) juga mungkin terdapat hewan - hewan seperti kucing, tikus, kecoak, lalat,
nyamuk sertan dapat juga berupa bakteri, virus yang berasal dari penderita dan berbahaya bagi
penghuni lainnya. Potensi bahaya dirumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada
potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi,
gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa dan
kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada
di lingkungan rumah sakit
Tenaga kerja salah satu aset perusahaan terutama di rumah sakit akan berhadapan
dengan berbagai potensi bahaya kesehatan maupun kecelakaan tersebut sehingga tenaga kerja
perlu mendapat perlindungan yang memadai dalam hal keselamatan dan kesehatannya untuk
mempertahankan produktifitas kerjanya. Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya
masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan)
dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek terhadap kesehatan dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu rumah sakit harus mengupayakan
usaha untuk mencegah dan menekan potensi risiko terjadinya bahaya-bahaya tersebut agar
dampaknya tidak terlalu merugikan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung maupun lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) di Rumah sakit dan Fasilitas medis lainnya adalah bagian dari
manajemen rumah sakit secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan aktifitas proses kerja dirumah sakit sehingga dapat menciptakan keadaan rumah sakit
yang aman, sehat, dan bebas dari kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja bagi sumber
daya rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung maupun lingkungan rumah sakit.
Kecelakaan Kerja juga menimbulkan kerugian materi bagi pekerja dan intansi pemerintah,
serta dapat mengganggu produktifitas kerja karyawan Rumah sakit tersebut
Standar laboratorium patologi anatomik telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Joint Committee International (JCI) mengenai akreditasi laboratorium RS baik dari segi
kelengkapan laboratorium, pencegahan infeksi dan kecelakaan kerja serta Standar Prosedur
Opersional pengerjaan sampel.
Exhaust fan
Exhaust fan
Loket Shower
Penerimaan Area Grossing Jaringan
jaringan
Eye
washer
jaringan
Pemrosesan
Area
Lemari
jaringan
Pulasan
Area
B3
Area penyimpanan
Spill sisa jaringan
APAR
kit
Salah satu kompetensi dari seorang tenaga kesehatan adalah mengenal alur kerja pemeriksaan
di dalam laboratorium hingga pelaporannya. Pengiriman spesimen ke laboratorium patologi
anatomi dimulai dari rangkaian peristiwa yang kompleks dan diakhiri dengan diagnosis/
interpretasi patologis untuk penunjang diagnosis. Diagnosis kanker tidak dapat didiagnosis
dengan meyakinkan jika tidak ada diagnosis dari suatu jaringan atau sel.
Tujuan pemeriksaan patologi jaringan adalah untuk memberikan diagnosis yang akurat,
spesifik dan cukup komprehensif untuk memungkinkan dokter melakukan tindakan perawatan
dan pengobatan. Ada ratusan varietas tumor, sebagian besar terdeskripsikan dengan jelas dari
komponen biologinya. Hal inilah yang digunakan oleh dokter spesialis untuk menghasilkan
diagnosis yang akurat. Data penanda dengan prognostik dan prediktif juga secara rutin
dimasukkan ke dalam laporan patologi, yang memungkinkan rencana pengobatan individual
untuk pasien. Adapun alur kerja di laboratorium patologi anatomi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
Penerimaan sample PA
Pemotongan spesimen
Pembuatan slide
Pulasan slide
Bahaya potensial merupakan keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan kerugian
seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, atau kombinasi
seluruhnya. Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat berpotensi menyebabkan cedera, kesakitan, kerusakan atau kerugian
lainnya. Adapun bahaya potensial di rumah sakit yang dapat mengakibatkan penyakit dan
kecelakaan kerja, antara lain sebagai berikut :
Bahaya potensial fisik berupa suhu panas diruangan potong dan trauma benda tajam
(alat potong/pisau) dapat terjadi pada saat pemotongan spesimen. Panas paraffin
cair juga merupakan bahaya potensial fisik saat pembuatan blok paraffin.
o Paparan faktor fisik pada saat pemotongan spesimen akibat suhu panas ruang potong,
dapat menyebabkan dehidrasi pada petugas dan luka bakar saat pembuatan blok
paraffin akibat terkena paraffin cair yang bersuhu panas. Pemotongan spesimen dengan
menggunakan pisau, memungkinkan petugas mengalami trauma benda tajam.
o Infeksi dari agen biologis, dari spesimen yang terkontaminasi mikroorganisme seperti
virus, bakteri, jamur, parasit dapat terjadi saat penerimaan dan pemotongan spesimen.
o Adapun gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat bahaya potensial kimia adalah
iritasi saluran nafas, dermatitis kontak iritan dan efek karsinogenik dari paparan
formaldehyde dan alkohol.
o Faktor ergonomi seperti posisi duduk dalam waktu yang lama baik itu saat
pemotongan jaringan, pembuatan blok paraffin, pembuatan maupun pulasan
slide dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti low back pain.
o Faktor psikososial yang mungkin terjadi di laboratorium patologi anantomi
adalah kelelahan (fatigue) akibat sampel yang banyak hingga stress kerja.
o Risiko kecelakaan kerja yang mungkin terjadi saat penerimaan dan pemotongan
spesimen adalah kontak dengan spesimen, terhirup formalin dan alkohol.
o saat pemotongan spesimen, pembuatan maupun pulasan slide dapat
menyebabkan luka benda tajam akibat pisau/alat potong, terkena pinggiran
object glass yang tajam..
o saat pembuatan blok paraffin dapat menyebabkan luka bakar akibat paraffin
cair.
Beberapa bahaya potensial di laboratorium patologi anatomi yang disebabkan oleh faktor fisik,
biologi, kimia, ergonomi dan psikososial dapat dilihat pada tabel matriks bahaya potensial
dibawah ini :
Proses Bahaya Potensial Kecelakaan
Gangguan
Produksi yang
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikososial kesehatan
mungkin
Rumah sakit harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional prosedur
(SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja lainnya yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbaharui, dan harus
dikomunikasikan serta disosialisasikan pada staf dan pihak yang terkait.
Patologi Anatomi ialah spesialis medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit berdasarkan
pada pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel. Di
berbagai negara, dokter yang berpraktik patologi dilatih dalam patologi anatomi dan patologi
klinik, diagnosis penyakit melalui analisis laboratorium pada cairan tubuh.
Desain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi udara
yang kuat. Tujuan dari adanya ventilasi yang memadai dalam laboratorium patologi anatomi
adalah agar para pekerja medis yang bekerja dalam ruangan laboratorium tersebut merasa
nyaman dan bisa bekerja dengan tenang. Sehingga hasil pemeriksaan akurat.
Laboratorium patologi anatomi harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap bahan
kimia yang berbahaya yang dipakai. Pentingnya adanya pemadam api dalam laboratorium
patologi anatomi adalah jika ada korsleting listrik pada alat yang digunakan bisa cepat
ditangani dan pada penggunaan bahan kimia saat melakukan pemeriksaan pasien jika terjadi
kecerobohan dan menimbulkan adanya kebakaran dapat ditangani segera oleh petugas
laboratorium.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga
dapat mengurangi dan atau bebas darikecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Dalam laboratorium patologi anatomi harus mempunyai alat pemotongan yang sudah siap di
pakai dalam laboratorium patologi anatomi. Laboratorium patologi anatomi tidak lepas dari hal
memotong, oleh karena itu kesiapan alat pada lab sangat diperlukan.
Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat yang aman dari
bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung talam. Selain itu, dua buah jalan keluar
harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin agar saat terjadi hal
yang tidak diinginkan petugas lab dapat menyelamatkan diri. Di dalam laboratorium patologi
anatomi harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
Fungsi P3K
a. Menyelamatkan nyawa korban
b. Meringankan penderitaan korban
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d. Mempertahankan daya tahan korban
e. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut
f. Membuat korban agar tetap stabil dan tidak lebih parah
g. Mengurangi rasa nyeri, tidak nyaman atau rasa cemas pada korban (Arianda,
2005).
Keselamatan Kerja
Berikut ini adalah beberapa cara yang perlu diperhatikan demi menghindari kecelakaan
saat melakukan eksperimen.
1. Jangan melakukan percobaan lain yang tidak diinstruksikan.
2. Praktikkan hanya bekerja selama periode yang ditentukan dan jangan
melakukan pekerjaan sendirian di lab karena jika terjadi kecelakaan tidak ada
orang lain yang dapat menolong anda.
3. Beberapa kecelakaan terjadi karena tidak berhati-hati saat melakukan
pemotongan suatu sampel yang ada di dalam laboratotium patologi anatomi.
4. Gunakan pakaian yang lengkap saat melakukan analisa sesuatu sampel, tidak
menggerai rambut saat melakukan analisa dan tidak menggunakan gelang atau
kalung yang berayun-ayun sehingga bias memicu terjadinya kecelakaan kerja.
5. Pelajari alat pengaman yang ada di laboratorium patologi anatomi seperti kotak
P3K dan cara pemakaiannya.
Tindakan Pertolongan Pertama di Laboratorium
a) Jika merasa akan pingsan (sangat lemah), segeralah duduk.
b) Luka karena barang tajam saat melakukan pemotongan sampel. Bersihkan luka dari
debu dan kotoran lainnya, kemudian cuci dengan alcohol 70% dengan
menggunakan kapas. Keringkan dan berilah larutan jodium tincture 2%.
Adapun manajemen risiko / tindakan yang sudah dilakukan saat pemrosesan jaringan PA dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Proses Produksi Yang sudah dilakukan
Pembuatan blok Ruangan dengan suhu yang SOP Pembuatan sarung tangan, jas lab
parafin nyaman blok parafin
Pembuatan slide Ruangan dengan suhu yang SOP pembuatan sarung tangan, jas lab
nyaman slide
Pulasan slide Ruangan dengan suhu yang SOP pulasan sarung tangan, jas lab,
nyaman slide masker