Setelah Bapak/Ibu mendalami Kegiatan Belajar 1 sampai dengan Kegiatan Belajar 4, tentunya Bapak/Ibu memiliki
keinginan bagaimana menerapkan konsep-konsep tersebut kan? Bersama tugas ini, Bapak/Ibu diharapkan melakukan
sebagai berikut:
1. Pilihlah dua Kompetensi Dasar sesuai mata pelajaran yang Anda ajarkan. Kembangkan soal tes tertulis bentuk pilihan
ganda (lima alternative jawaban) untuk mengukur penguasaan kognitif siswa terhadap materi kedua KD tersebut.
2. Jelaskan langkah-langkah dan kaidah-kaidah penulisan soal tes pilihan ganda.
Jawab :
Menentukan jumlah n 4 Jumlah bilangan asli antara 50 sampai 200 yang habis dibagi 3 adalah ….. Jawaban A
suku pertama dari A. 6225 Skor 10
suatu barisan yang B. 6426
belum diketahui C. 6525
barisan dan jumlah n D. 6555
nya E. 6755
Disajikan masalah 5 Pada bulan ramadhan banyak jemaah yang akan sholat teraweh ke mesjid Jawaban E
konstektual yang akan X, dari pihak DKM memperkirakan bahwa pada hari pertama ramadhan Skor 10
ditentukan jumlah suku banyaknya jemaah yang sholat teraweh dimesjid X baik itu akhwan dan
ke n ikhwan termasuk anak adalah sebanyak 120 jemaah tetapi semakin hari
jemaah semakin berkurang dan diperkirakan pengurangan nya sekitar 3
jemaah, kira – kira berapa jemaah yang sholat taraweh pada hari ke 15
ramadhan …….
A. 180 jemaah
B. 120 jemaah
C. 100 jemaah
D. 83 Jemaah
E. 78 jemaah
Menyelesaikan masalah 6 Ibu Irma membuka rekening tabungan di Bank X untuk tabungan pertama Jawaban C
kontektual pada barisan ibu Irma mennabung sebesar Rp. 200.000,00 karena ingin ada Skor 10
dan deret aritmetika kerutinitasan untuk menyisihkan uang setiap bulan harus nabung sebesar
Rp. 150.000,00 , Pada bulan keberapa jika bu Irma ingin mecapai
tabungan sebesar Rp. 7.550.000,00 ………
A. 48
B. 49
C. 50
D. 51
E. 52
Menyelesaikan masalah 7 Pada tahun pertama seorang karyawan Hotel X mendapat gaji pokok Jawaban D
kontektual pada barisan Rp.3.000.000,00 perbulan. Jika setiap tahun gaji pokoknya dinaikan Skor 10
dan deret aritmetika sebesar Rp.125.000,00 maka jumlah gaji pokok karyawan tersebut selama
10 tahun pertama adalah ….
A. Rp.375.000.000,00 D. Rp.277.000.000,00
B. Rp.360.000.000,00 E. Rp.275.500.000,00
C. Rp.295.000.000,00
Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan
dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang
tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh
karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti
langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua adalah menuliskan kunci
jawabannya, kemudian langkah ketiga adalah menuliskan pengecohnya.
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah-kaidah sebagai berikut:
a. Materi
1. Soal harus sesuai dengan indikator soal dalam kisi-kisi. Artinya, soal harus menanyakan perilaku dan materi yang
hendak diukur sesuai dengan tuntutan indikator soal.
2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya semua pilihan jawaban harus berasal
dari materi yang sama seperti yang terkandung dalam pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan
jawaban harus berfungsi.
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Artinya, satu soal hanya
mempunyai satu kunci jawaban. Jika terdapat beberapa pilihan jawaban yang benar, maka kunci jawabannya
adalah pilihan jawaban yang paling benar.
b. Konstruksi
1. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan
harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis, dan
hanya mengandung satu persoalan untuk setiap nomor. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga
mudah dimengerti peserta didik. Apabila tanpa harus melihat dahulu pilihan jawaban, peserta didik sudah dapat
mengerti pertanyaan/ maksud pokok soal, maka dapat disimpulkan bahwa pokok soal tersebut sudah jelas.
2. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya, apabila
terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan tersebut
dihilangkan saja.
3. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya pada pokok soal jangan sampai terdapat
kata, frase, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.
4. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan
sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Penggunaan kata negatif ganda dapat
mempersulit peserta didik dalam memahami maksud soal, oleh karena itu perlu dihindari. Namun untuk
keterampilan bahasa, penggunaan kata negatif ganda diperbolehkan kalau yang ingin diukur justru pengertian
tentang negatif ganda itu sendiri.
5. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini perlu diperhatikan karena adanya kecenderungan
peserta didik untuk memilih jawaban yang paling panjang, karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih
lengkap dan merupakan kunci jawaban.
6. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan
jawaban di atas benar". Artinya, dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka dari segi materi pilihan jawaban
berkurang satu, karena pernyataan itu hanya merujuk kepada materi dari jawaban sebelumnya.
7. Pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, dan
pilihan jawaban berbentuk angka yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Pengurutan
angka dilakukan dari nilai angka paling kecil ke nilai angka paling besar atau sebaliknya. Pengurutan waktu
berdasarkan kronologis waktunya. Pengurutan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat dan
memahami pilihan jawaban.
8. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa
saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila
soal tersebut tetap bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti
gambar, grafik, atau tabel tersebut tidak berfungsi.
9. Butir materi soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya
menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab dengan
benar soal berikutnya.
c. Bahasa
1. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
2. Jangan menggunaan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
3. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan
kata tersebut pada pokok soal.
Soal bentuk pilihan ganda sangat berguna untuk mengukur tingkat hasil pembelajaran dari sebuah ilmu
pengetahuan, tingkat pemahaman, serta tingkat pengaplikasiannya/penerapannya. Karena berbagai bentuk kecerdasan
yang terdapat didalamnya, soal pilihan ganda sering digunakan dalam jenis soal objektif. Dimana harus memilih satu
jawaban, bukan memberikan jawaban, oleh sebab itu langkah awal adalah dengan menulis soal pilihan ganda. Perubahan
bentuk soal dari tipe yang satu ke tipe yang lainnya, harus dipertimbangkan karena hanya bisa dilakukan jika ada beberapa
keuntungan yang sama. Sebagai contohnya, dimana ketika hanya ada dua pilihan (up/down), lebih tepat jika diubah menjadi
bentuk soal benar atau salah. Sama halnya, ketika ada kelompok yang homogen (sejenis) yang saling dihubungkan (contoh:
simbol peta dengan namanya), diubah dalam bentuk soal pencocokan akan lebih bermanfaat. Selain hal khusus tersebut,
bagaimanapun juga, soal pilihan ganda lebih baik digunakan dalam tipe soal pilihan dalam bentuk apapun yang cocok untuk
mengukur hasil pembelajaran.
Kelemahan tersebut dapat diminimalkan dengan cara terus berlatih untuk menulis tes objektif yang baik, sehingga
penulis benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk menulis tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir
yang lebih tinggi dari hanya sekedar ingatan.