Anda di halaman 1dari 8

Analisis Penyebaran Polutan (CO2) Kendaraan Bermotor Berbasis

Model Dispersi Gauss


Oktafiani Romon, Sumarni Hamid Aly dan Dantje Runtulalo
Program Studi Teknik Lingkungan
Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

ABSTRAK: Transportasi merupakan bagian yang sangat bernilai dan diperlukan saat ini, namun
pada sisi lain peningkatan ini juga sekaligus akan membawa efek negatif yang tidak diinginkan
terhadap kualitas udara sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. penelitian ini
dilakukan pada tiga titik yaitu pada ruas Jalan Urip Sumoharjo, Andi Pettarani dan Jenderal Sudirman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis debit emisi CO2 dari kendaraan bermotor dan penyebaran
konsentrasi polutan CO2 dengan menggunakan model dispersi gauss sumber bergerak. Penelitian ini
dilakukan selama 8 jam, mulai dari pukul 06.00 sampai 21.00 dengan waktu pengukuran 2 jam pagi,
siang, sore dan malam untuk pengambilan data volume dan kecepatan kendaraan. Penyebaran
konsentrasi polutan karbondioksida kendaraan bermotor dihitung dengan model dispersi gauss
sumber garis. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat polutan dijalan AP.Pettarani sebesar 761.45
ppm, Jenderal Sudirman sebesar 253.75 ppm, dan Urip Sumoharjo 706.29 ppm pada jarak 50 meter.
Dari hasil yang diperoleh di jalan Andi Pettarani dan Urip Sumoharjo telah melewati batas aman
karbondioksida di udara yaitu 350 ppm

Kata Kunci : model dispersi gauss, kendaraan bermotor, CO2

PENDAHULUAN monoksida (CO), 100% Plumbum (Pb), 60%


Pada zaman modern ini tingkat hidrokarbon (HC) dan 60% oksida nitrogen
kebutuhan manusia sangat meningkat terutama (NOX). Bahkan beberapa daerah yang tinggi
pada kebutuhan transportasi. Transportasi kepadatan lalu lintasnya menunjukkan bahan
merupakan bagian yang sangat bernilai dan pencemar seperti Pb, ozon (O), dan CO
diperlukan saat ini, namun pada sisi lain melebihi ambang batas yang ditetapkan.
peningkatan ini juga sekaligus akan membawa Salah satu upaya dalam pengendalian
efek negatif yang tidak diinginkan terhadap pencemaran udara yaitu pemantauan kualitas
kualitas udara sehingga mengakibatkan udara. Pemantauan kualitas udara sangat
terjadinya pencemaran udara. penting dalam penentuan tercemar atau tidak
Pencemaran udara menyebabkan tercemarnya udara pada lokasi pengukuran.
perubahan susunan (komposisi) udara dari Untuk mengetahui tingkat pencemaran udara
keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat dapat diketahui dengan dua metode yaitu
asing dalam udara dengan jumlah tertentu serta metode manual dan metode otomatis. Metode
berada di udara dalam waktu yang cukup lama, manual sudah sangat umum digunakan
akan dapat mengganggu kehidupan manusia, dikarenakan alat yang digunakan sangat mudah
hewan dan tumbuhan. Bila keadaan tersebut didapatkan, berbanding terbalik dengan
terjadi maka udara dikatakan sudah tercemar penggunaan alat otomatis yang alatnya jarang
(Wardhana.W.A, 2001). dijumpai. Data dari hasil yang didapatkan baik
Dari data yang dihasilkan Kementrian secara manual maupun otomatis akan diolah
Lingkungan Hidup (KLH) tahun 2010 lebih lanjut untuk mengetahui rata-rata tingkat
mengatakan bahwa polusi udara dari kendaraan konsentrasi polutan di kota Makassar. Salah
bermotor bensin menyumbang 70% karbon satu model perhitungan yang digunakan yaitu
Dispersi Gauss dimana model Dispersi Gauss sampah baik akibat dekomposisi ataupun
ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran pembakaran dan rumah tangga (Soedomo,
polutan pada jarak tertentu. 2001).
Pada penelitian ini parameter pencemar
udara yang akan diteliti tingkat konsentrasinya Polutan gas diemisikan dari berbagai
yaitu karbondioksida (CO2). Karbondioksida sumber yang dapat di identifikasi termasuk
yang berlebihan akan mengakibatkan diantaranya transportasi, pembakaran bahan
terjadinya penipisan lapisan ozon, cahaya dan bakar fosil, dan lainnya. Menurut Moestikahadi
panas matahari yang masuk kebumi tidak dapat (1999), beberapa polutan membentuk beberapa
dilepas ke luar angkasa secara kosmis, reaksi kimia di atmosfer sehingga
meningkatkan suhu bumi dan mencairkan es penggolongan pencemar udara dapat di bagi
kutub sehingga meningkatkan permukaan air menjadi dua polutan primer dan sekunder.
laut. Untuk itu perlu diketahui tingkat Menurut Bakar (2006), Model Dispersi
konsentrasi polutan CO2 yang dihasilkan oleh Gauss merupakan salah satu model perhitungan
sumber bergerak atau kendaraan bermotor. yang banyak digunakan untuk mensimulasikan
TINJAUAN PUSTAKA pengaruh emisi terhadap kualitas udara. Model
Udara merupakan suatu campuran dari Dispersi Gauss merupakan bentuk persamaan
berbagai macam gas yang berada pada lapisan matematika yang dapat dimasukkan ke dalam
yang mengelilingi bumi. Komponen dari gas- perhitungan variabel dan diberikan informasi
gas tersebut tidak selalu tetap atau konstan. yang lebih detail mengenai sumber cemaran
Udara terdiri dari berbagai gas dalam kadar pada suatu daerah yang diteliti.
yang tetap pada permukaan bumi, kecuali gas
metana, ammonia, hidrogen sulfida, karbon
monoksida dan nitrogen oksida mempunyai
kadar yang berbeda-beda tergantung
daerah/lokasi. Udara merupakan komponen
kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk
hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan
(Fardiaz, 1992).
Menurut Peraturan Pemerintah RI
No.41 tahun 1999, pencemaran udara adalah
Gambar 1 Model Dispersi Gauss
masuknya atau dimasukkannya zat, energi,
Menurut Hassan (2000), Model Dispersi
dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien
Gauss sumber bergerak adalah perkembangan
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara
dari Gauss plume dengan mengasumsikan
ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang
bahwa sebuah deretan yang mutually
menyebabkan udara ambien tidak dapat
independent, masing – masing menghasilkan
Sumber pencemaran dapat merupakan kegiatan
kepulan polutan. Sehingga konsentrasi pada
yang bersifat alami (natural) dan aktivitas
suatu titik di jalan dihitung sebagai jumlah
manusia (kegiatan antropogenik). Sumber
konsentrasi titik-titik sumber pada jalan
pencemaran alami adalah letusan gunung
tersebut. Formula untuk model pencemaran
berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik,
udara dari sumber bergerak adalah sebagai
debu spora tumbuhan dan lain sebagainya
berikut (Harun, 2013) :
sedangkan pencemaran udara aktivitas manusia
2𝑞 1 𝐻 2
secara kuantitatif sering lebih besar seperti C (x, 0, 0) = 1 exp [− 2 (𝜎 ) ]
(2𝜋)2 𝜎𝑧 𝑈 𝑧
transportasi, industri, pertambangan, dari
METODOLOGI PENELITIAN Gambar 4 Lokasi Penelitian jalan Urip
Dalam penelitian ini dilakukan pada Sumoharjo
tiga titik yaitu pada ruas Jalan Urip Sumoharjo,
Andi Pettarani dan Sudirman, Adapun tahap-tahap dalam menghitung
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap. penyebaran polutan dengan model dispersi
Tahap pertama (pengukuran prediksi) gauss dapat dilihat pada gambar 5.
dilakukan selama 2 hari, yaitu pada tanggal 1 -
2 September 2015. Dimana simpang I
dilakukan pada hari pertama 1 September 2015,
simpang II dilakukan pada hari kedua 2
September 2015. Tahap kedua (pengkuran
validasi) dilakukan selama 1 hari yaitu pada
tanggal 1 Agustus 2016 pada kedua simpang.
Pengambilan data dilakukan selama 12 jam
dimulai pukul 06.00 sampai dengan 18.00
untuk setiap titik.

Gambar 5 Flowchart Analisis Data


HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi
Gambar 2 Lokasi Penelitian jalan AP.
Karakteristik kendaraan berupa data
Pettarani
volume kendaraan, kecepatan kendaraan, dan
data tinggi knalpot kendaraan.

Tabel 1 Data Tinggi Knalpot Kendaraan

Gambar 3 Lokasi Penelitian jalan Jend.


Sudirman
Tabel 2 Data Arah dan Kecepatan Angin
Menghitung Dispersi

Dispersi (penyebaran) sangat


ditentukan oleh faktor meteorology, seperti
kecepatan angin, suhu, kelembaban, yang
dinyatakan dalam kelas stabilitas atmosfir.
Tabel 3 Perkiraan dispersi berdasarkan kelas
stabilitas atmosfir.

Tabel 3 Perkiraan dispersi berdasarkan kelas


stabilitas atmosfir Pada tabel 4 jumlah maksimum arah
Alauddin-Flyover untuk MC 0.24 kend/m, LV
0.11 kend/m, dan HV 0.0043 kend/m.
Sedangkan jumlah maksimum arah Flyover-
Alauddin untuk MC 0.22 kend/m, LV 0.092
kend/m, HV 0.008 kend/m

Tabel 5 Hasil Perhitungan Kerapatan di jalan


Jenderal Sudirman

Pada penelitian ini jarak yang


digunakan yaitu 50m, 100m, 150m, 200m,
250m, dan 300m. Dari tabel 4.3 dapat dilihat
bahwa semakin panjang jarak dari titik sumber
ke arah angin maka semakin besar pula nilai σz.

Hasil Perhitungan Kerapatan (D)

Kerapatan adalah jumlah kendaraan Dari hasil perhitungan kerapatan pada


yang menempati panjang jalan yang diamati tabel 5 untuk jumlah maksimum arah Mandala-
dibagi panjang jalan yang diamati tersebut. Rujab untuk MC yaitu 0.05 kend/m pada jam 4-
Kerapatan dapat dihitung dengan persamaan 5 sore, LV yaitu 0.041 kend/m pada jam 12-1
(2.5). siang, dan HV yaitu 0.0009 kend/m pada jam
12-1 siang. Sedangkan jumlah maksimum pada
arah Rujab-Mandala untuk MC yaitu 0.08
kend/m pada jam 7-8 pagi, LV yaitu 0.055
Tabel 4 Hasil Perhitungan Kerapatan di jalan kend/m pada jam 7-8 pagi, HV yaitu 0.008
AP. Pettarani kend/m pada jam 11-12 siang.

Tabel 6 Hasil Perhitungan Kerapatan di jalan


Urip Sumoharjo
Pada tabel 6 untuk jumlah maksimum Gambar 6 Hubungan Konsentrasi Polutan dengan
arah Adipura-Flyover untuk MC 0.12 kend/m, Volume Kendaraan Jalan AP. Pettarani
LV 0.039 kend/m, dan HV 0.003 kend/m.
Sedangkan jumlah maksimum pada arah
Flyover-Adipura untuk MC 0.101 kend/m, LV
yaitu 0.04 kend/m, HV yaitu 0.0031 kend/m.

Gambar 7 Hubungan Konsentrasi Polutan dengan


Volume Kendaraan Jalan Jenderal Sudirman

. Gambar 4 Grafik Tingkat Konsentrasi


Polutan CO2 dengan Perhitungan Dispersi
Gauss Arah Alauddin-Flyover

Gambar 8 Hubungan Konsentrasi Polutan dengan


Volume Kendaraan Jalan Urip Sumoharjo

Kesimpulan
1. Hasil perhitungan debit emisi sangat
Gambar 5 Grafik Tingkat Konsentrasi dipengaruhi oleh kepadatan kendaraan dan
Polutan CO2 dengan Perhitungan Dispersi kecepatan kendaraan pada suatu ruas jalan.
Gauss Arah Flyover-Alauddin Semakin banyak volume kendaraan
semakin tinggi nilai debit emisi yang
dihasilkan.
2. Dari hasil pembahasan mengenai
penyebaran konsentrasi polutan CO2
menggunakan perhitungan model Dispersi
Gauss sumber garis, hasil overlay
konsentrasi CO2 dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi tertinggi terdapat di Jalan AP.
Pettarani. Pada Jalan tersebut merupakan
jalan terlebar yang ada di kota makassar dan
merupakan kawasan barang dan jasa
sehingga dapat disimpulkan bahwa volume
kendaraan pada jalan tersebut akan banyak
dan berpeluang terjadi kemacetan yang
menyebabkan kendaraan mengurangi Gambar 11 Pola Penyebaran polutan di jalan
kecepatannya dan relatife berhenti. Hal ini Urip Sumoharjo
yang menyebabkan konsentrasi CO2
meningkat. Dari hasil pehitungan DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi rata-rata di jalan AP. Pettarani Anonim1. 2013. Sumber-sumber Pencemaran
adalah 815.19 ppm pada jarak 50 meter. Udara.
https://airpollution8.wordpress.com/
Pola Penyebaran Menggunakan Surfer 2013/02/23/sumber-
sumberpencemaran-udara/, diakses
pada hari kamis tanggal 26 Mei 2016
pukul 10.00

Anonim2. 2014. Siklus Pencemaran Udara.


http://bangjuju.com/2014/03/06/sikl
us-pencemaran-lingkungan/, diakses
pada hari kamis tanggal 26 Mei 2016
pukul 11.30

Gambar 9 Pola Penyebaran polutan di jalan Ayu, Aktrista. 2014. Analisis Dispersi Polutan
Pettarani Udara Menggunakan Model Dispersi
Gauss Dan Pemetaan Surfer 10.
Semarang : Universitas Diponegoro

Dwiputra, Daniel; Adilla Mutia Fatimah;


Pranandya Wijayanti; Masagus
Halim Taufik; Haifa Fawwaz
Atmaya. 2013. Partikulat (TSP).
http://pengentau.weebly.com/partiku
lat-tsp.html, diakses pada hari jumat
tanggal 27 Mei 2016.

Gambar 10 Pola Penyebaran polutan di jalan Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air danUdara.
Sudirman Yogyakarta : Kanisius
Harun. 2013. Bahan ajar Metode Identifikasi, Nurul, Inayah, Yasti. 2015. Analisis Tingkat
Prakiraan dan Evaluasi Dampak Pencemaran Udara Pada Kawasan
Aspek Fisik-Kimia. Makassar : Terminal Malengkeri. Makassar :
Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

Hirani, Saleh, Ayuko, 2015. Studi Tingkat Penuntun Laboratorium Kualitas Udara Dan
Kualitas Udara Pada Kawasan Rs. Bising Program Studi Teknik
Dr. Wahidin Sudirohusodo Di Lingkungan Jurusan Sipil
Makassar. Makassar: Universitas Universitas Hasanuddin 2015
Hasanuddin Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Indah, Fitriana. 2014. Analisis Tingkat
Pencemaran Udara Pada Kawasan Putut, Endrayana. 2011. Simulasi Model
Pemukiman Kota Makassar. Dispersi Polutan Karbon Monoksida
Makassar : Universitas Hasanuddin Di Pintu Masuk Tol (Studi Kasus
Line Source Di Ruas Tol Dupak,
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Surabaya ). Yogyakarta : Universitas
Dampak Lingkungan Hidup No: Negeri Yogyakarta
Kep107/KABAPEDAL/11/1997
Riauaty, Dollaris. 2013. Pedoman Teknis
Masido, Demas Gustrinur. 2013. Sumber- Penyusunan Inventarisasi Emisi
sumber Pencemar Udara Alamiah Pencemar Udara di Perkotaan.
dan Antropogenik. Jakarta: Kementrian Lingkungan
http://enviroair.blogspot.com/2013/0 Hidup
2/sumber-sumberpencemar-udara-
alamiah.html, diakses pada hari senin Rahmawati, Aisa. 2013. Pencemaran Udara :
tanggal 30 Mei 2016 CO2.
http://basoarif10ribu.blogspot.com/2
Menteri Negara Kependudukan dan 013/02/co2.html, diakses pada hari
Lingkungan Hidup No.Kep- senin tanggal 2 Mei 2016 pukul
03/MENKLH/II/1991, pertanggal 1 16.00
Februari 1991
Sasmita, Aryo. 2011. Kajian Model Emisi
Mustafa Kamal, Nahlah. 2015. Studi Tingkat Karbon dioksida Dari Kegiatan
Kualitas Udara Pada Kawasan Mall Transportasi Di Kota Surabaya.
Panakukang Di Makassar. Makassar Surabaya
: Universitas Hasanuddin
Surat Keputusan (SK) Peraturan Pemerintah
Nauli, Tigor. 2002. Pola Sebaran Polutan Dari No.4 Th 1982 : Undang-Undang
Cerobong Asap. Bandung Pokok Pengelolaan Lingkungan
Nur, Yusratika, dkk. 2010. Inventori Emisi Gas Hidup Surat Keputusan (SK)
Rumah Kaca (Co2 Dan Ch4) Dari Peraturan Pemerintah No.23 pasal 1
Sektor Transportasi Di Dki Jakarta ayat 12 Th.1997 : Pencemaran
Berdasarkan Konsumsi Bahan Lingkungan
Bakar. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Tarigan, Abner. 2009. Estimasi Emisi
Kendaraan Bermotor Di Beberapa
Ruas Jalan Kota Medan. Medan :
USU

Tim Dosen. 2013. Modul Pengelolaan


Pencemaran Udara. Makassar :
Universitas Hasanuddin

Wardhana, Wisnu A. 2004. Dampak


Pencemaran Lingkungan.
Yogyakarta : Penerbit Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai