Abstrak: Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran.
Saat ini pencemaran udara sudah menjadi masalah serius dikota-kota besar di dunia. Polusi udara
perkotaan sudah dikenal sejak 50 tahun belakangan ini karena sangat berdampak pada kesehatan
manusia dan lingkungan. Selain berdampak pada kesehatan manusia pencemaran udara juga dapat
berdampak pada ekosistem, material dan bangunan-bangunan. Kegiatan industri dengan
cerobongnya menghasilkan emisi yang sangat tinggi dengan sekian banyaknya jenis kegiatan
industri maka emisi cerobong yang dihasilkan semakin besar, terutama untuk kegiatan industri
yang menghasilkan bahan berbahaya dan beracun. Model Dispersi Gaussian merupakan bentuk
persamaan matematika yang dapat dimasukkan ke dalam perhitungan variabel yang bersifat fisis
dan diberikan informasi yang lebih detail mengenai sumber polutan pada suatu daerah yang
diteliti. Gas nitrogen dioksida (NO2) merupakan polutan udara ambien bersama unsur nitrogen
monoksida (NO) yang biasanya dihasilkan dari kegiatan manusia seperti pembakaran bahan bakar
mesin kendaraan, pembakaran sampah, pembakaran batubara, dan industri. Sulfur dioksida (SO2)
adalah komponen pencemar udara dengan jumlah paling banyak. Total Suspended Particulate
(TSP) adalah partikel udara yang berukuran kecil seperti debu, asap, dan uap dengan diameter
kurang dari 100 mikrometer. TSP dapat berasal dari beberapa sumber termasuk pembangkit tenaga
listrik, insinerator, kendaraan, dan aktivitas konstruksi. Hasil perhitungan yang didapat berupa
nilai laju alir volumetri sebesar 445,69 m3/detik Laju emisi gas buang SO2, NO2, TSP berturut-
turut sebesar 5506317 kg/jam, 2930069.6kg/jam, 788384.06kg/jam. data termasuk pada kelas D
yang berarti kelas netral. Spesifikasi untuk kelas D yakni intensitas sinar matahari berada di level
sedan dan memiliki kecepatan angin lebih besar dari 6 m/detik
Kata Kunci : Kerusakan lingkungan, Metode Gaussian, Polusi udara.
Abstract: Environmental damage is caused by various factors, including pollution. Currently air
pollution has become a serious problem in big cities in the world. Urban air pollution has been
known for the past 50 years because it greatly impacts human health and the environment. Apart
from having an impact on human health, air pollution can also have an impact on ecosystems,
materials and buildings. Industrial activities with chimneys produce very high emissions with
various types of industrial activities, so the resulting chimney emissions are even greater,
especially for industrial activities that produce hazardous and toxic materials. The Gaussian
Dispersion Model is a form of mathematical equation that can be included in the calculation of
physical variables and provided more detailed information about the source of pollutants in the
area under study. Nitrogen dioxide gas (NO2) is an ambient air pollutant with nitrogen monoxide
(NO) which is usually produced from human activities such as combustion of vehicle engine fuels,
burning waste, burning coal, and industry. Sulfur dioxide (SO2) is a component of air pollutants
with the greatest amount. Total Suspended Particulate (TSP) are small airborne particles such as
dust, smoke and steam with a diameter of less than 100 micrometers. TSP can come from a
243P_SEL08091011_DYN44180014
number of sources including power plants, incinerators, vehicles, and construction activities. The
calculation results obtained are volumetric flow rate values of 445.69 m3 / second. The emission
rates of SO2, NO2, TSP are 5506317 kg / hour, 2930069.6kg / hour, 788384.06kg / hour,
respectively. data is included in class D which means neutral class. The specifications for class D
include the intensity of sunlight at the sedan level and have wind speeds greater than 6 m / sec.
Keyword: Environmental damage, Gaussian Method, Air pollution.
PENDAHULUAN
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
terkontaminasi oleh bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada
mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya
jumlah penduduk dari abad ke abad. Populasi manusia yang terus bertambah
mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan
dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan.
Saat ini pencemaran udara sudah menjadi masalah serius dikota-kota besar di
dunia. Polusi udara perkotaan sudah dikenal sejak 50 tahun belakangan ini karena
sangat berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. Selain berdampak
pada kesehatan manusia pencemaran udara juga dapat berdampak pada ekosistem,
material dan bangunan-bangunan. Permasalahan lingkungan perlu mendapat
perhatian penuh dari pemerintah daerah, khususnya dalam bentuk pengelolaan dan
pengendalian pencemaran lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang
harus mendapat perhatian penuh adalah masalah pencemaran udara. Udara di alam
tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan sama sekali. Beberapa gas seperti
Sulfur Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monoksida (CO) dan
Ozon (O3) selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan dari proses-
proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman, kebakaran
hutan dan lain sebagainya. Selain disebabkan oleh polutan alami tersebut, polutan
udara juga dapat disebabkan oleh aktivitas manusia ( Indah F 2014).
Pencemaran udara berupa masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya
ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan
sehingga menurunkan kualitas lingkungan. Kegiatan industri dengan cerobongnya
menghasilkan emisi yang sangat tinggi dengan sekian banyaknya jenis kegiatan
industri maka emisi cerobong yang dihasilkan semakin besar, terutama untuk
kegiatan industri yang menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (KLH 2008).
Salah satu kualitas udara ambien ditentukan oleh kuantitas emisi cemaran dari
243P_SEL08091011_DYN44180014
sumber cemaran. Jika dilihat di daerah perkotaan, gas pencemar berasal dari asap
kendaraan, asap buangan pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap rokok, dan
sebagainya yang berhubungan erat dengan aktivitas manusia (Nugroho 2009).
Praktikum kali ini berkaitan dengan melakukan perhitungan dispersi polutan
udara berdasarkan model Gaussian. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu berupa data sekunder emisi dari cerobong asap. Perhitungan
ini bertujuan menghitung kecepatan angin pada ketinggian cerobong asap, tinggi
semburan, dan tinggi cerobong efektif serta menghitung penyebaran emisi NO 2,
SO2, TSP berdasarkan model Gaussian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran Udara
Pengertian pencemaran udara sendiri menurut Peraturan Pemerintah RI nomor
41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah masuknya atau
dimasukkannya zat, energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh
kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Berbeda dengan
proses alamiah, kegiatan manusia yang menghasilkan zat berlebih kemudian
masuk ke dalam udara mengakibatkan beban berat sehingga udara tidak dapat
memenuhi fungsinya lagi. Prinsip dari pencemaran udara adalah bilamana dalam
udara terdapat unsur - unsur pencemar (biasa disebut polutan baik primer maupun
sekunder yang bersumber dari aktifitas alam dan kebanyakan dari aktifitas
manusia) yang dapat mempengaruhi keseimbangan udara normal dan
mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan dan benda-benda lain.
METODOLOGI
Praktikum “Emisi Sumber Tidak Bergerak” dilaksanakan pada hari Senin, 28
September 2020 secara daring online melalui Zoom di kediaman masing-masing
mahasiswa. Praktikum dilakukan mulai pada pukul 16.00-19.00 WIB. Alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum ini berupa data sekunder emisi dari
cerobong asap. Pertama-tama, laju alir volumetrik ditentukan terlebih dahulu dari
cerobong asap. Kemudian, emisi gas buang dari setiap zat pencemar yang
dilepaskan melalui cerobong asap (NO2, SO2, dan TSP) dihitung nilainya. Setelah
nilai dari setiap zat pencemar diketahui, lalu dihitung besar kecepatan angin pada
ketinggian cerobong asap, tinggi semburan, dan tinggi cerobong efektif.
Selanjutnya dispersi dari masing-masing gas buang juga dihitung nilainya dengan
cara menghitung konsentrasi gas buang pada beberapa lokasi yang berjarak dari
sumber emisi sesuai dengan data yang disediakan. Adapun diketahui data dari
BMKG selama 10 tahun terakhir kecepatan angin rata-rata adalah 8,47 m/detik,
dimana arah angin dominan berada di Barat Daya. Langkah terakhir yaitu hasil
pemodelan digambarkan dalam bentuk gambar spasial disertai dengan ulasan
singkat atas hasil pemodelan dispersi berdasarkan model Gaussian. Secara
singkat, langkah-langkah perhitungan dispersi polutan udara berdasarkan model
Gaussian dapat dilihat pada diagram alir berikut.
Mulai
Emisi gas buang dari setiap zat pencemar yang dilepaskan melalui cerobong
asap (NO2, SO2, dan TSP) dihitung nilainya
Dispersi dari masing-masing gas buang dihitung nilainya sesuai dengan data
yang disediakan
Selesai
Perhitungan nilai σy dan σz dihitung dengan persamaan (4) dan (5) serta
menggunakan harga konstanta sesuai dengan kelas stabilitas a, b, c, d, dan f.
σy = a x Xb ..................................................................................................(4)
σz = c x Xd + f..............................................................................................(5)
Keterangan:
σy = Koefisien dispersi horizontal (m)
σz = Koefisien dispersi vertikal (m)
a, b, c, d, f = Konstanta dari Lampiran 2
Saran
Praktikum emisi sumber tidak bergerak berjalan dengan lancar.
Sebaiknya,data dilakukan konversi pengukuran terlebih dahulu. Dalam
mengambil data memerlukan kecermatan dan melihat kondisi lingkungan sekitar.
Hal tersebut agar pengukuran akurat dan tidak ada kesalahan dalam menganalisis
data.
Daftar Pustaka
Apiratikul, R., 2015. Approximation formula for the prediction of downwind
distance that found the maximum ground level concentration of air pollution
based on the gaussian model. Jurnal Procedia Social and Behavioral
Sciences. 197 : 1257-1262.
Arista G. Analisis Risiko Kesehatan Paparan Nitrogen Dioksida (NO2) dan Sulfur
Dioksida (SO2) Pada Pedagang Kaki Lima di Terminal Ampera Palembang
Tahun 2015 : Universitas Sriwijaya; 2015.
Hasibuan F, Warsito, Suciyati SW. 2015. Simulasi model dispersi polutan gas dan
partikulat molekul pada pabrik semen dengan menggunakan software
matlab 7.12. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. 3(2): 142-150.
243P_SEL08091011_DYN44180014
International Agency for Research on Cancer (IARC). 2013. Press Release
No.221 Outdoor Air Pollution A Leading Environmental Cause Of Cancer
Deaths. France (EU): World Health Organization.
Indah F. 2004. Analisis Tingkat Pencemaran Udara Pada Kawasan Pemukiman
Kota Makassar. Program studi Teknik Lingkungan. Universitas Hasannudin:
Makasar.
Kastiyowati I. Dampak dan Upaya Penanggulangan Pencemaran Udara. Jakarta:
Staf Puslitbang Tek Bakitbang Dephan; 2001
Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Modul Diklat Pengendalian Pencemaran
Udara Evaluasi Data Hasil Pemantauan Kualitas Udara. Penerbit Pusat
Pendidikan dan Pelatihan. Jakarta.
Masito A. 2018. Analisis risiko kualitas udara ambien (NO2 dan SO2) dan
gangguan pernapasan pada masyarakat di wilayah Kalianak Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan. 10(4): 394-401.
Muziansyah D, Sulistyorini R, Sebayang S. 2015. Model emisi gas buang
kendaraan bermotor akibat aktivitas transportasi (studi kasus: terminal pasar
bawah Ramayana Kota Bandar Lampung). Jurnal Universitas Lampung.
3(1): 57-70.
Nugroho ES. 2009. Analisis Kualitas Udara di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) Tahun 2002-2008 Sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas VII
SLTP/MTs. Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Nunan
Kalijaga Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran
Udara. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No. 86. Sekretariat Negara.
Jakarta.
Rochimawati, Riana N. 2014. Prediction and Modelling of Total Suspended
Particulate Generation on Ultisol and Andisol Soil. Bogor (ID): IPB.
Suyono. 2014. Pencemaran Kesehatan Lingkungan. Jakarta (ID): Kedokteran
EGC.
243P_SEL08091011_DYN44180014
LAMPIRAN
Lampiran 1 Pemodelan spasial
243P_SEL08091011_DYN44180014
C(0,0,134.8) =(Q/2πUzσyσz)exp[-(y2)/2σy2]x{exp[-(z-He)2/2σz2]+exp[(z+He)2
/2σz2]}
=1.53x1012/2π.12,301.0.-1.7)exp[-(0)2/2(0)2] x {exp[-
(134,8-134.72)2/2(-1.7)2+exp[-(134,8+134.72)2/2(-1.7)2]}
=0