Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID
24 JUNI 2019

OLEH :
Aloysius Elyakim, S.Ked (1408010058)

PEMBIMBING

dr. Dickson A. Legoh, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAAN UNDANA

RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA

KUPANG

2019

0
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.YYK
Tempat, tgl lahir : Bangkono, 27 Januari 1992 (27 tahun)
Suku : Timor
Agama : Kristen Protestan
Status pernikahan : Belum menikah
Pendidikan : S1 PGSD
Pekerjaan : Guru Honor
Alamat : Bangkono, Amanuban Selatan
II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
A. Keluhan Utama (didapat heteroanamnesis)
Pasien datang diantar oleh keluarga dengan keluhan bicara tidak

nyambung sejak kurang lebih 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Selain

itu, pasien suka marah-marah, susah tidur, jalan-jalan tanpa tujuan sambil

mengumpulkan barang-barang bekas.


B. Riwayat Gangguan Sekarang
1. Autoanamnesis
Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 20 Juni 2019 pukul

12.30.00 WITA di RSJ Naimata.


Pemeriksa :“Selamat siang kak.”(sambil tersenyum dan menjabat

tangan pasien)
Pasien : “Selamat siang dokter.” (menjabat tangan sambil

tersenyum)
Pemeriksa: “Kak, saya dokter muda Aloysius, saya mau tanya-tanya

tentang kak pung keadaan sekarang, boleh ko kak? Tapi

saya jamin ini akan menjadi rahasia medis. Bisa ko

kak?”.
Pasien : “Iya bisa dokter.”
Pemeriksa : “Oh iya kak. Kak pung nama siapa ee?”
Pasien : “B pung nama Yina Kase ”
Pemeriksa : “Oh, tempat tanggal lahir kak?”
Pasien : “Bangkono, 27 Januari 1992”.
Pemeriksa : “kalau sekarang tinggal di mana kak?”
Pasien : “tinggal di jalur selatan dok, di Amanuban Selatan”.
Pemeriksa : “Oh, kalau kak pung agama?”
Pasien : “B agama Kristen Protestan dok”.
Pemeriksa : “kak sukunya apa ee?”

1
Pasien : “suku timor dok”.
Pemeriksa : “oh iya kak. Kak sudah menikah ko?”
Pasien : “belum dokter, tapi saya ni banyak yang naksir, Cuma saya

yang snd bisa” (sambil tertawa)


Pemeriksa : “oh begitu ee kak. Sonde bisa kenapa kak?”
Pasien : “biasalah dokter, saya inikan pembalap motor, jadi kami

ada grup namanya YPH, yang penting happy. Uang tidak

ada uang kita happy”.


Pemeriksa: “oh, kalau kak pung pendidikan terakhir?”
Pasien : “S1 PGSD dok, di UT, alias Universitas Terbuka”.
Pemeriksa: “oh terus kak selama ini kerja di mana?”
Pasien : “saya guru di salah satu SD di jalur selatan dokter.”
Pemeriksa: “baik kak, kak ingat ko kenapa itu hari dibawa ke sini?”
Pasien : ”keluarga bilang saya sakit jiwa”.
Pemeriksa : “oh, kira-kira kenapa keluarga sampai bilang begitu

kak?”
Pasien :“namanya juga banyak orang jadi banyak pendapat, jadi

menurut saya daripada kita bertengkar setiap hari, hanya

karena mau datang di Rumah Sakit Jiwa Naimata, jadi

terakhir saya mengalah karena teman saya ulang tahun

tanggal 14 Juli, jadi permintaan terakhir dari dia untuk

saya harus datang ke sini”


Pemeriksa :“memangnya sebelum-sebelumnya keluarga sudah paksa

untuk datang ke sini ko kak?”


Pasien :“paksa terus-terus dok, tapi saya tidak mau karena saya

malas. Saya kan banyak kerja. Saya juga operator di

Kabupaten TTS, jadi semua gaji mereka sekarang belum

bisa terima karena saya lagi di sini. Makanya saya mau

ketemu dokter untuk minta pulang, kalau bisa sebentar

2
sore, biar saya punya kaka pesan travel ko jalan sore-sore

dari sini”.
Pemeriksa :“kak pernah sampe marah-marah atau sampe berkelahi

dengan orang-orang dirumah ko?”


Pasien : “sering, su dari bulat Maret itu berkelahi terus dok”
Pemeriksa :“kenapa sampe berkelahi begitu kak?”
Pasien : “karena beda pendapat begitu dokter”.
Pemeriksa :“oh begitu ee kak? Kalau kak pung perasaan hari ini

karmana?”
Pasien : “perasaan saya hari ini luar biasa dokter, karena sebentar

bisa pulang dan bisa balap motor lagi, yah namanya anak

muda, berbagi informasi melalui media sosial”.


Pemeriksa :“oh begitu ee kak, kalau kemarin kak pung perasaan

karmana?”
Pasien : “seperti biasa dok, biasa-biasa saja”.
Pemeriksa : “oh kalau dibandingkan dengan hari ini kak,lebih

bahagia hari ini atau kemarin?”


Pasien : “hari ini dok, karena saya sudah tidak betah disini, jadi

sebentar saya mau pulang ko. Saya kan banyak kerja,

jadi tidak nyaman saja disini hanya makan tidur-makan

tidur saja.”
Pemeriksa : “senangnya seperti apa kak, senang sekali ko biasa-biasa

sa?”
Pasien : “mau dibilang senang sekali juga sonde dok”.
Pemeriksa : “jadi biasa-biasa sa kalau begitu kak?”
Pasien : “iya begitu su dok”.
Pemeriksa : “kalau minggu lalu kak, perasaannya karmana?”
Pasien :“biasa-biasa sa dok, hanya keluarga sa yang bilang sa ini

sakit jiwa, padahal saya biasa-biasa saja.”.


Pemeriksa : “oh iya kak. Kak dulu pernah sakit-sakit begini ko? Atau

sakit-sakit yang lain begitu?

3
Pasien : “sonde pernah dok. Saya ini golongan darah O, jadi terbebas

dari segala macam penyakit, palingan saja flu, itupun

sonde lama dok.


Pemeriksa: “kalau minum-minum moke atau rokok atau pake obat-

obat terlarang kak?


Pasien : “saya dulu sering minum anggur, yang warna ungu tu dok,

dengan rokok. Namanya anak muda, biasa begitu. Tapi

kalau obat-obat terlarang tidak pernah. Saya punya teman

kebanyakan laki-laki, jadi biasa kalau kumpul-kumpul

balap motor harus minum dan rokok dulu dok. Yang

penting selalu happy


Pemeriksa :”Kak ada ko dengar suara bisik-bisik di kak pung telinga,

tapi sonde ada orangnya?”.


Pasien : “sonde ada dok, tapi kalau suara Tuhan itu be dengar.

Tahun lalu itu tanggal 9 Juli 2018 tu, saya dapat indera

keenam,”.
Pemeriksa : “oh itu kak dapat dari siapa?”.
Pasien : “dapat dari Tuhan dok, saya lagi berdoa, tiba-tiba Tuhan

kasih begitu”.
Pemeriksa : “kak rasa bagaimana waktu itu?

Pasien :“rasa kek luar biasa sekali dok, macam ada yang masuk

begitu dalam b pung diri”.

Pemeriksa :“oh, setelah itu apa ada perubahan begitu ko dalam kak

pung diri?”
Pasien :“sonde ada juga dok, hanya saya jadi lebih sabar saja”
Pemeriksa : “terus bagaimana kak tau kalau itu dari Tuhan?”
Pasien : “b dengar Tuhan omong bilang harus bertobat dok.”
Pemeriksa : “berarti kak bisa bicara langsung begitu dengan Tuhan

ko?”

4
Pasien :“bisa dok, lewat berdoa”.
Pemeriksa : “oh, itu kak betu-betul dengar suara Tuhan atau karna

kak baca di alkitab?”


Pasien :“b dengar langsung dok”.
Pemeriksa : “terus suaranya seperti suara laki-laki atau suara

perempuan kak?”
Pasien : “suara seperti malaikat kecil dok”.
Pemeriksa : “oh begitu e kak, berarti sampe sekarang kak masih bisa

berbicara dan bisa dengar Tuhan pung suara ee?”


Pasien : “iya dok, tapi sekarang sudah tidak sering”.
Pemeriksa : “kalau lihat bayangan hitam begitu kak, tapi sonde ada

orangnya?
Pasien : “sonde pernah dok”
Pemeriksa : “sama sekali sonde pernah ko kak?”
Pasien : “iya dok, sonde pernah sama sekali”.

Pemeriksa : “oh iya kak. Kak pernah ko lagi duduk begitu tiba-tiba

kak hirup aroma-aroma kek orang lagi masak ayam, tapi

sonde ada yang lagi,?”

Pasien : “sonde pernah dok”.


Pemeriksa : “kalau rasa kek ada yang pegang-pegang kak begitu tapi

sonde ada orangnya?”


Pasien :“tidak juga dok, tidak pernah”.
Pemeriksa : “oh iya kak. Kak pernah ko sonde rasa kalau isi pikiran

dari luar itu masuk dalam kak pung pikiran?”


Pasien : “sonde pernah sih dokter”.
Pemeriksa : “oke, kalau kak pung isi pikir orang ambil begitu kak

pernah rasa ko?”


Pasien : “sonde ada pokoknya dok”. Saya ni baik-baik saja, hanya

mereka saja yang bilang saya gila.”


Pemeriksa : “oh iya kak, kalau b tanya, kak pernah sonde kek

misalnya kak lagi pikir seuatu begitu, tapi kak rasa orang

lain juga tau apa yang lagi kak pikir begitu?”

5
Pasien : “tidak tau juga kalau begitu dokter, tergantung mereka,

kalau mereka ada indera keenam, bisa saja mereka tau”.


Pemeriksa : “tapi kak pernah pikir begitu ko sonde?”
Pasien : “dulu saja dok, sebelum saya ke sini, tapi selama ini sonde

pernah lagi.”
Pemeriksa : “oh dulu sering ko kak, sampe mengganggu kak ko

sonde?”
Pasien : “tidak sering dok, tidak mengganggu, saya kan orangnya

cuek dok, banyak yang suka dengan saya, tapi saya santai

saja, saya fokus kejar masa depan dulu.”.(pasien sambil

tertawa)
Pemeriksa : “oh begitu ee kak. Kak pernah rasa ko kalau kak itu

dikendalikan atau dipengaruhi oleh kekuatan dari luar

begitu samapai kak sonde berdaya dengan itu

kekuatan?”

Pasien : “sonde pernah dok, hanya tanggal 9 Juli tahun 2018 itu

saya semacam tidak berdaya waktu saya dapat indera

keenam dari Tuhan”.

Pemeriksa : “oh, kalau selain itu kak sonde pernah ko?”

Pasien : “sonde pernah dok”.

Pemeriksa : “kak bisa ko kek misalnya kak ubah cuaca begitu?”

Pasien : “bisa dok”.

Pemeriksa : “itu caranya karmana kak?”

Pasien : “ada doanya dok, tidak sembarang, tinggal bakar lilin ko

berdoa atas nama bapa, anak dan roh kudus. Amin.”.

Pemeriksa : “terus setelah itu kak, cuaca langsung berubah ko?”

6
Pasien : “sonde dok, berdoa dulu”.
Pemeriksa : “oh, kak sering ko kasih ubah cuaca begitu?”
Pasien : “iya dokter, sebelum saya ke sini, tergantung permintaan,

kalau lagi musim tanam biasanya banyak yang minta

kasih turun hujan”.


Pemeriksa : “itu kak yang buat berubah atau karena memang lagi

musim hujan kak?”


Pasien : “saya dok, ko be habis berdoa langsung turun hujan na

dokter.”
Pemeriksa : “oh begitu ee kak, sampe sekarang ju masih bisa ko

kak”.
Pasien : “iya dokter, masih bisa, Cuma sekarang lagi belum bisa

karena harus berdoa di rumah”.


Pemeriksa : “kenapa harus berdoa di rumah kak, kenapa sonde bisa

berdoa di sini?”
Pasien :“soalnya saya dapat kekuatanya dirumah dokter, sonde

bisa di sini.”
Pemeriksa : “tadi pagi kak makan apa sa?
Pasien : “makan nasi, telur dadar dengan sayurnya kacang panjang.”
Pemeriksa : “oh begitu ee kak. Kak tau ko sekarang lagi di mana?”
Pasien : “lagi di RSJ Naimata”
Pemeriksa : “kalau hari tanggal hari ini kak?”
Pasien : “hari kamis tanggal 20 Juni 2019 dok.”
Pemeriksa : “oh iya kak. Kak masih ingat ko yang antar kak itu hari

ke sini?”
Pasien : “kakak saya dengan kakak ipar dokter.”
Pemeriksa : “oh iya kak. Kak kalau eja kata DUNIA tapi dari

belakang, kak bisa?”


Pasien : “bisa dok, A-I-N-U-D”.
Pemeriksa : “Oh, kalau perbedaan bola dengan buah semangka

kak?”
Pasien : “kalau bola tidak bisa dimakan dok, kalau semangka bisa

dimakan”. (pasien ketawa)

7
Pemeriksa : “betul kak, kalau katong pung nama presiden sekarang

kak tau ko?”


Pasien : “Ir.Joko Widodo dok. Kebetulan saya juga jadi tim

suksesnya untuk jalur selatan kemarin”.


Pemeriksa : “kalau misalnya kak lagi ada di dalam suatu gedung,

terus tiba-tiba itu gedung terbakar, apa yang kak

lakukan?”
Pasien :“lari keluar untuk menyelamatkan diri to dokter.”
Pemeriksa : “oh iya kak, kalau sekarang, kak rasa lagi sakit ko

sonde?”
Pasien : “sonde ada dok, saya ni baik-baik saja, mereka saja yang

bilang saya gila,sampe mereka ikat saya pake rante

sebelum saya ke sini”. (pasien menunjuk ada bekas

luka di kakinya karena di ikat dengan rantai)


Pemeriksa : ”terus kenapa kak datang ke sini terus minum obat

selama ini?”.
Pasien :”be orangnya malas mau bertengkar dok, hanya gara-gara

hal begitu saja, jadi be ikut sa dong pung mau”.


Pemeriksa : ”oh begitu ee kak, berarti kak sonde lagi sakit sekarang

ee?”
Pasien : “iya dok”
Pemeriksa : “kalau kak pung hobby apa sa?
Pasien : “bola voli, balap motor, dengar lagu pakai headset juga”.
Pemeriksa : ”kak minta tolong kak ikut be pung gambar yang ini

ee”(sambil memberikan contoh gambar ke pasien)


Pasien : “oh iya dokter” (pasien menggambar dan hasilnya cukup

mirip)
Pemeriksa :”ok kak, sudah selesai ee tanta-tanyanya. Ada yang mau

ditanyakan atau disampaikan ko kak?”

8
Pasien :”oh iya dok, semoga saja RSJ Naimata semakin maju dan

pemerintah membangun rumah sakit jiwa di setiap

kecamatan. Itu saja dok”.

Pemeriksa : ”Baik kak. Terima kasih untuk kesediannya. (sambil

berjabat tangan dan tersenyum)


2). Heteroanamnesis

Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 22 Juni 2019 via telepon

dengan kakak kandung pasien.

Menurut keluarga, pasien diantar ke RSJ Naimata karena pasien

mengalami perubahan perilkau, dimana pasien menjadi tidak seperti

biasanya. Pasien bicara tidak nyambung, jalan-jalan tanpa tujuan sambil

mengumpulkan barang-barang bekas. Perubahan gejala muncul sejak

kurang lebih Bulan Maret 2019. Awalnya pasien pergi ke rumah temannya

di Joba, Kecamatan Molo Selatan untuk pergi berkunjung. Pasien

memberitahukan ke keluarganya kalau dia pergi di sana karena ada

peluang bisnis dolgen kayu. Namun menurut keluarga, pasien mengalami

kendala dalam keuangan selama proses bisnis tersebut. Pasien pulang ke

rumah dan berdiam diri di rumah selala beberapa bulan, sampai muncul

perubahan perilaku. Keluarga juga mengatakan kalau hubungan pasien

dengan teman perempuannya terlihat tidak wajar, sampai keluarga curiga

kalau pasien menyukai sesama jenis. Dalam beberapa bulan terakhir,

pasien juga tiba-tiba menjadi sangat sensitif dan mudah marah. Pasien

selalu marah dan berontak ketika permintaanya tidak dipenuhi oleh

keluarganya.

9
a) Riwayat Gangguan Sebelumnya

Berdasarkan hasil heteroanamnesis dari kakak kandung pasien

mengatakan bahwa awal mulai sakit seperti saat ini adalah pada bulan

Maret tahun ini. Tiba-tiba pasien suka bicara sendiri, bicara tidak

nyambung, jalan-jalan tanpa tujuan sambil mengumpulkan barang-barang

bekas. Selain itu, pasien juga terlihat susah tidur dan suka menyendiri dan

mudah marah.

b) Riwayat Sifat Kepribadian Sebelumnya

Berdasarkan heteroanamnesis dari keluarganya, awalnya pasien

adalah orang yang agak pendiam, terlihat tomboy dan memiliki banyak

teman laki-laki. Pasien sering keluar rumah bersama teman-temannya.

c) Riwayat Kehidupan Pribadi (heteroanamnesis)


1) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak yang diinginkan oleh kedua orang

tuanya. Pasien lahir normal dan cukup bulan. Di tolong oleh dukun

beranak didesanya. Lahir normal tanpa ada cacat atau kelainan

pada pasien.

1) Masa Kanak Dini (usia 0-3 tahun)


Pasien tinggal bersama mama dan saudaranya.

Mendapatkan ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan dilanjutkan

dengan makan bubur sun dan ASI sampai umur 2 tahun. Tidak ada

gangguan tumbuh kembang.


2) Masa Kanak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pasien selalu aktif bermain bersama teman–teman disekitar

rumahnya, tidak ada masalah dengan proses belajar di sekolahnya.


3) Masa Remaja

10
Pasien suka bergaul dengan teman-teman seumurnya dan

terlihat lebih banyak bergaul dengan temak laki-laki dibandingkan

dengan teman perempuan. Pasien juga terlihat berpenampilan

seperti laki-laki.
4) Masa Dewasa
o Riwayat Pendidikan
Pasien menyelesaikan studinya samapai strata satu (S1)

jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan baik


o Riwayat Pekerjaan
Setelah menyelesaikan studinya, pasien bekerja di salah

satu sekolah dasar di Amanuban Selatan sebagai salah satu guru

honorer.
o Riwayat Psikoseksual

Tidak diketahui oleh keluarga pasien.

o Riwayat Agama
Pasien adalah seorang yang taat beragama. Pasien selalu

rajin untuk beribadah dan mengikuti kegiatan pemuda di gerejanya.


o Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien pernah melakukan pelanggaran hukum yang sampai

berurusan dengan kepolisian, karena melakukan tindak kekerasan

terhadap salah seorang perempuan di kampungnya.


d. Situasi Kehidupan Sekarang (heteroanamnesis)

Saat ini pasien tinggal bersama mama dan saudara kandungnya di

Amanuban Selatan. Pasien bekerja sebagai guru honorer di salah satu

sekolah dasar di kampungnya.

e. Riwayat Keluarga (heteroanamnesis)


Pasien merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara. Tidak ada

anggota keluarga yang mengalami sakit seperti pasien.


Berikut silsilah keluarga pasien:

11
Keterangan : : laki-laki

: perempuan

: pasien

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 20 Juni 2019 di ruang tenang

RSJ Naimata Kupang.

A. Deskripsi Umum
 Penampilan
Seorang perempuan tampak lebih tua dari usia, mengenakan baju

kemeja dan celana jeans pendek, tampak rapih dan bersih.


 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien tampak tenang (dinyatakan dengan pasien yang duduk tenang

selama wawancara)
B. Sikap terhadap Pemeriksa
 Kooperatif (dinyatakan dengan pasien menjawab dengan baik dan

mengikuti perintah pemeriksa selama proses wawancara).


 Kontak mata (+).
C. Mood dan Afek
 Mood : Eutimia (dinyatakan dengan pasien mengatakan perasaan

hari ini senang).


 Afek : luas (dinyatakan dengan ekspresi dan gerak tubuh pasien

yang banyak dan bervariasi).


 Keserasian: serasi.
D. Pembicaraan
Spontan, dengan kuantitas lumayan banyak, artikulasi baik (dinyatakan

pasien mau bercerita banyak dengan pemeriksa).


E. Persepsi

12
Halusinasi audiotorik (+), Ilusi (-), Depersonalisasi (-), Derealisasi (-)

F. Proses Pikir
 Bentuk : Tidak logis (dinyatakan dengan masih terdapatnya waham

Bizzare (+) yaitu pasien mengatakan kalau dirinya bisa mengendalikan

cuaca)
 Arus : asosiasi longgar (dinyatakan dengan ide yang berpindah-

pindah dari satu subjek ke subjek lain yang tidak berhubungan sama

sekali).
Pasien :“namanya juga banyak orang jadi banyak pendapat, jadi

menurut saya daripada kita bertengkar setiap hari, hanya

karena mau datang di Rumah Sakit Jiwa Naimata, jadi

terakhir saya mengalah karena teman saya ulang tahun

tanggal 14 Juli, jadi permintaan terakhir dari dia untuk

saya harus datang ke sini”


G. Isi Pikir
 Waham Bizzare (+) : dinyatakan bahwa pasien mengatakan bahwa

pasien bisa mengendalikan cuaca”.


H. Kesadaran dan Kognisi
 Taraf kesadaran dan kesigapan : sadar penuh atau compos mentis,

GCS : E4V5M6
 Orientasi :
a) Waktu : baik (dinyatakan dengan pasien benar menjawab hari

tanggal ssat dilkukan wawancara. Pasien menjawab Hari Kamis,

tanggal 20 Juni tahun 2019)


b) Tempat : Baik (dinyatakan dengan pasien menetahui saat ini berada

di Rumah Sakit Jiwa Naimata)


c) Orang :Baik (dinyatakan dengan pasien mengenali teman

sekamarnya yaitu Ny. Theresia, dan Ny. Sulastri)


 Daya ingat :

13
a) Daya ingat jangka panjang :baik (dinyatakan dengan pasien masih

mengingat tanggal lahirnya yaitu 27 Januari 1992)


b) Daya ingat jangka sedang: baik (dinyatakan pasien masih mengingat

siapa yang mengantarnya ke rumah sakit yaitu kakak kandung dan

kakak iparnya)
c) Daya ingat jangka pendek: baik (dinyatakan dengan pasien masih

mengingat makanan yang pasien makan tadi pagi yaitu nasi, sayur

dan telur dadar)


 Konsentrasi dan perhatian : Baik (dinyatakan dengan pasien mampu

mengeja kata DUNIA tapi dari belakang dengan benar)


 Kemampuan visuospasial : baik

 Pikiran abstrak : baik (ditandai dengan pasien mampu membedakan

antara bola dengan buah semangka)


 Intelegensi dan kemampuan informasi : baik (pasien mengetahui

presiden RI saat ini yaitu Ir. Joko Widodo)


 Bakat kreatif : pasien mengatakan hobi dalam bidang olahraga yaitu

bola voli dan balap motor.


I. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien dapat merawat diri

sendiri dengan cara mandi, makan, minum, berpakaian, toilet, tanpa ada

bantuan dari orang lain)

14
J. Pengendalian Impuls : Baik (dinyatakan dengan pasien yang tampak

tenang tanpa adanya gerakan-gerakan tidak bertujuan yang dilakukan

pasien)
K. Daya Nilai dan Tilikan
 Penilaian realita : terganggu (masih terdapat “waham bizzare”)
Tilikan : I (dinyatakan dengan penyangkalan total dari

pasien)
Pemeriksa : “oh iya kak, kalau sekarang, kak rasa lagi sakit ko

sonde?”
Pasien : “sonde ada dok, saya ni baik-baik saja, mereka saja yang

bilang saya gila,sampe mereka ikat saya pake rante

sebelum saya ke sini”. (pasien menunjuk ada bekas

luka di kakinya karena di ikat dengan rantai)


Pemeriksa : ”terus kenapa kak datang ke sini terus minum obat

selama ini?”.
Pasien :”be orangnya malas mau bertengkar dok, hanya gara-gara

hal begitu saja, jadi be ikut sa dong pung mau”.


Pemeriksa : ”oh begitu ee kak, berarti kak sonde lagi sakit sekarang

ee?”
Pasien : “iya dok”
L. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Internistik
o TD : 130/90 mmHg
o Nadi : 82x/menit
o Suhu : 36 C
o RR : 16 x/menit
B. Status Neurologis
GCS E4V5M6
C. Laboratorium/Penunjang
Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan Psikologi
Tidak dilakukan
V. TEMUAN-TEMUAN POSITIF

15
1. Pasien dibawa ke RSJ Naimata pada tanggal 15 Juni 2019 oleh kakak

kandung karena pasien sering bicara tidak nyambung, sering jalan

tanpa tujuan sambil mengumpulkan barang-barang bekas, susah tidur,

pasien menjadi suka marah-marah dan ADL menurun.


2. Waham bizzare (+) dinyatakan bahwa pasien bisa mengendalikan

cuaca”.
3. Halusinasi auditorik (+) dinyatakan dengan pasien mendengar

lansung suara Tuhan ketika berdoa, dan suaranya seperti malaikat kecil
4. Beberapa fungsi sensorium dan kognisi terganggu.
5. Awal masuk RS Jiwa pasien terkadang sering berbicara sendiri dan

bicara tidak nyambung, serta berpenampilan agak kurang bersih.


VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

1. AXIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab

(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat

kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbagan

pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.1

Kriteria diagnosis untuk menegakkan diagnosis skizofrenia menurut

PPDGJ-III :1

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan

biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam

atau kurang jelas):

a. – Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau

bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,

walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

16
– Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari

luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya

diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan

– Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga

orang lain atau umumnya mengetahuinya.

b. – Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar atau

– Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh

suatu kekuatan tertentu dari luar atau

– Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan

pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara

jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran,

tindakan atau penginderaan khusus).

– Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar,

yang bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik

dan mukjizat.

c. Halusional Auditorik ;

– Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien.

– Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara

berbagai suara yang berbicara atau

– Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian

tubuh.

17
d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil,misalnya

perihal keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan

kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

cuaca atau berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

2. Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada

secara jelas:

a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila

disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang

setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun

disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap,

atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus menerus.

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan

(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan

yang tidak relevan atau neologisme.

c. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement),

posisi tubuh tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea,

negativisme, mutisme, dan stupor.

d. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons

emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan

18
menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal

tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuleptika.

3. Adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama

kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase

nonpsikotik prodromal);

4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi

(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup

tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self

absorbed attitute), dan penarikan diri secara sosial.

Adapun jenis skizofrenia yang menjadi diagnosis pada kasus ini adalah

skizofrenia paranoid.

Skizorenia paranoid, merupakan jenis dari skizofrenia yang memiliki

kriteria diagnosis sebagai berikut:1

 Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

 Sebagai tambahan :

Halusinasi dan atau waham harus menonjol

o Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau

memberi perintah , atau halusinasi auditorik tanpa bentuk

verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung

(humming), atau bunyi tawa (laughing);

19
o Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat

seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; halusinasi visual

mungkin ada tetapi jarang menonjol;

o Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham

dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of

influence), atau “passivity” (delusion of passivity), dan

keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang

paling khas;

 Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta

gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.

Dari gejala yang dialami pasien, tampak bahwa ada beberapa gejala

yang masuk dalam kriteria diagnosis schizofrenia paranoid antara lain :

1. Didapati gangguan pada isi pikiran yaitu waham dipengaruhi

(delusion of influence)
2. Halusinasi audiotorik
3. Arus pikiran terputus, sehingga penbicaraan menjadi inkoheren
4. Muncul gejala negatif (menarik diri dari lingkungan sosial)
5. Muncul disabilitas
6. Gejala berlangsung lebih dari satu bulan
2. AXIS II : Ciri kepribadian histrionik

3. AXIS III : Tidak ada

4. AXIS IV : masalah keuangan yang menyebabkan bisnis dogen kayu jati

tidak bisa dilanjutkan dan hubungan yang tidak wajar dengan

teman sesama jenis.

5. AXIS V : GAF saat ini : 80-70 (gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).

20
GAF 1 tahun terakhir : 90-81 (Gejala minimal, berfungsi baik,

cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa).

V11. EVALUASI MULTIAXIAL

1. AXIS I : F.20.0 skizofrenia Paranoid


2. AXIS II : Ciri kepribadian histrionik
3. AXIS III : Tidak ada
4. AXIS IV : masalah keuangan yang menyebabkan bisnis dogen kayu

jati tidak bisa dilanjutkan dan hubungan yang tidak wajar dengan

teman sesama jenis


5. AXIS V :
GAF saat ini : 80-70 (gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).


GAF 1 tahun terakhir : 90-81 (Gejala minimal, berfungsi baik, cukup

puas, tidak lebih dari masalah harian biasa).

DAFTAR MASALAH

a) Organobiologi : tidak ada


b. Psikologi :
1. Gangguan persepsi: Halusinasi auditorik (+)autoanamnesis :

dinyatakan dengan pasien mendengar lansung suara Tuhan ketika

berdoa, dan suaranya seperti malaikat kecil


2. Gangguan isi pikir: waham bizzare (+) autoanamnesis : dinyatakan

bahwa pasien bisa mengendalikan cuaca”.


c. Primary Support Group :
VII. RENCANA TERAPI
a. Farmakoterapi
 Halloperidol 2 x 2,5 mg
 Trihexiphenidyl 2 x 2 mg
b. Psikoedukasi Pasien
 Mengedukasi pasien agar minum obat secara teratur, tidak boleh

putus obat
 Mengedukasi pasien agar kontrol secara teratur ketika sudah keluar

dari rumah sakit

21
c. Psikoedukasi terhadap Keluarga Pasien
 Edukasi secara sederhana mengenai penyebab penyakit gangguan

jiwa ini, dan dijelaskan bahwa penyakit ini bukanlah penyakit yang

dibuat-buat oleh pasien melainkan terdapat ketidakseimbangan zat

kimia di dalam otak yang apabila zat kimia ini tidak dihambat oleh

obat, maka pasien akan mengalami gejala yang lebih berat, yang jika

itu terjadi maka akan membahayakan pasien dan semakin sulit untuk

mengurusnya, sehingga dapat dimengerti bahwa obat ini harus terus

diminum dan jangan sampai putus obat


 Edukasi agar rajin membawa pasien untuk kontrol rutin di poli jiwa

serta memperhatikan pemberian obat pada pasien sehingga tidak

putus obat mengingat pengobatan pada pasien membutuhkan waktu

yang cukup lama.


 Edukasi untuk lebih memberikan semangat dan dukungan kepada

pasien sehingga dapat membantu proses penyembuhan pasien


VIII. PROGNOSIS

Dubia Ad bonam

1. Faktor yang memperingan


 Skizofrenia paranoid
 Setelah pasien keluar dari rumah sakit dan kondisinya semakin

membaik, keluarga menjadi lebih sadar lagi untuk mengurus pasien.


2. Faktor yang memperberat :
 Belum menikah
 Kebiasaan pasien seperti merokok dan minum alkohol
 Jarak dari tempat tinggal ke rumah sakit yang cukup jauh
IX. DISKUSI

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi

penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu

22
bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. 1

Manifestasi klinik skizofrenia antara lain :2

 Gangguan proses pikir : asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat,

klang asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme


 Gangguan isi pikir (waham : kepercayaan yang salah yang menetap)
 Gangguan persepsi : halusinasi, ilusi, depersonalisasi dan derealisasi
 Gangguan emosi : ada tiga afek dasar yang sering diperlihatkan oleh

penderita skizofrenia (tetapi tidak patognomonik) yaitu afek tumpul

atau datar, afek tak serasi, dan afek labil


 Gangguan perilaku : berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat

terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai, perilaku

ritual, sangat ketol-tololan dan agresif serta perilaku seksual yang tak

pantas.

Untuk menegakkan diagnosa skizofrenia, pasien harus memenuhi

kriteria DSM-IV atau ICD IX. Berdasarkan DSM IV :

1. Berlangsung paling sedikit enam bulan.

2. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang

pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupan pribadi.

3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama

periode tersebut.

4. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif,

gangguan mood mayor, autisme, atau gangguan organik.2

Pada kasus ini, pasien YYK didiagnosis dengan skizofrenia, karena

terdapatnya manifestasi klinik seperti berikut, yaitu : adanya gejala negatif

23
yaitu pembicaraan yang tidak nyambung, suka jalan-jalan tanpa tujuan,

suka marah dan terdapat waham bizzare.

Hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia selama hidup

mereka.2 Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau

dewasa muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, dan 25-

35 tahun untuk perempuan. Progonisnya biasanya lebih buruk pada laki-

laki.2 Pada kasus ini, onset dimulainya gejala skizofrenia pada pasien yaitu

usia 27 tahun.

Etiologi dari skizofrenia belum ditemukan dengan pasti, namun

ada beberapa hasil penelitian yang dilaporkan saat ini:2

Dari segi biologi , gangguan organik yang paling banyak dijumpai

yaitu pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang kadang sudah

terlihat sebelum awitan penyakit, atropi bilateral lobus temporal medial

dan lebih spesifik yaitu gyrus parahipokampus, hipokampus dan amigdala,

disorientasi spasial sel pyramidal hipokampus dan penurunan volume

korteks prefrontal dorsolateral. Lokasi kerusakan pada otak menunjukkan

gangguan perilaku yang ditemui pada skizofrenia. Misalnya, gangguan

hipokampus dikaitkan dengan impairment memori, dan atropi lobus

frontal dihubungkan dengan symptom negative dari skizofrenia.

Dari segi biokimia, hipotesis yang paling banyak yaitu adanya

gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas

dopamine sentral(hipotesis dopamine), didasarkan pada, efektivitas obat

neuroleptik bekerja untuk memblok reseptor dopamine pasca sinaps,

24
terjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin (amfetamin melepaskan

dopamine sentral, dan memperburuk skizofrenia), dan adanya peningkatan

jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus.

Dari segi genetika, skizofrenia adalah gangguan yang bersifat

keluarga, semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko.

Kembar monozigot mempunyai 4-6 kali lebih sering menjadi sakit

disbanding kembar dizigot. Risiko terjadinya skizofrenia selama hidup

berdasarkan penelitian yaitu antara lain, populasi umum (1%), kembar

monozigot (40-50%), kembar dizigot (10%), saudara kandung skizofrenia

(10%), otrangtua (5%), anak dari salah satu orang tua skizofrenia (10-

15%), anak dari kedua orangtua skizofrenia(30-40%).

Dari segi faktor keluarga, kekacauan dan dinamika keluarga

memegang peranan penting dalam menimbulkan kekambuhan dan

mempertahankan remisi.2 Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara

berkomunikasi yang patologis dan aneh pada keluarga pasien skizofrenia.

Komunikasi sering samar, tidak jelas, dan sedikit tidak logis.

Pada kasus, pasien tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga

(genetik). Selain itu juga, pasien tidak mengalami masalah dalam keluarga.

Tetapi pasien pernah memukul seorang perempuan di kampungnya

samapai masalahnya diselesaikan oleh pihak kepolisian, selain itu,

masalah keuangan yang menyebabkan bisnis dogen kayu jatinya tidak

dapat berjalan dengan baik dan hubungan yang tidak wajar dengan teman

sesama jenis.

25
Ada beberapa klasifikasi skizofrenia yaitu, tipe paranoid,

hebefrenik, katatonik, tak terinci, residual, depresi pasca skizofrenia,

simpleks, dan yang tak tergolongkan. 1,2

Dari gejala yang dialami pasien, tampak bahwa ada beberapa

gejala yang masuk dalam kriteria diagnosis schizofrenia paranoid, antara

lain :

1. Didapati gangguan pada isi pikiran yaitu waham Bizzare.


2. Halusinasi audiotorik (+)
3. Muncul gejala negatif (menarik diri dari lingkungan sosial, bicara

tidak nyambung, jalan tanpa tujuan sambil mengumpulkan barang-barang

bekas dan pasien menjadi suka marah ketika permintaannya tidak

dipenuhi)
4. Muncul disabilitas
5. Gejala berlangsung lebih dari satu bulan

DAFTAR PUSTAKA

26
1. Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
2001.P:46-8,103.
2. Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
UI. 2010.Bab 12. Skizofrenia; P:170-7,194-5.

27

Anda mungkin juga menyukai