Anda di halaman 1dari 17

I.

STRES PADA LANSIA


A. Dimensi Sosial
Diagram 1.
Distribusi Frekuensi Usia Pada Lansia di RW 12 Padangsari
Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

Usia
0%

Pra Lansia
Lansia

100%

Berdasarkan diagram 1 menunjukkan bahwa seluruh responden


berada pada kategori lansia sebanyak 34 (100%).

Diagram 2.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Lansia di RW 12 Padangsari
Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

Laki-Laki,
10

Perempu
an, 24

Berdasarkan diagram 2 menunjukkan bahwa jenis kelamin lansia


sebagian besar perempuan sebanyak 24 (70,59%).
Diagram 3.

Distribusi Frekuensi Status Pernikahan Pada Lansia di RW 12


Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

Duda, 1

Janda, 5

Menikah,
28

Berdasarkan diagram 3 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


berstatus menikah sebanyak 28 (82,35%).

Diagram 4.

Distribusi Frekuensi Perasaan Lansia ketika Mengalami Stres di RW 12


Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

Positif
21%

Negatif
79%

Berdasarkan diagram 4 menunjukkan bahwa lansia yang mengalami


stress sebanyak 27 (79,4%) lansia memiliki perasaan negatif (sedih,
cemas, mudah lupa, takut, jengkel, marah, dan gelisah)

Diagram 5.
Distribusi Frekuensi Dampak fisik Pada Lansia di RW 12 Padangsari
Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Kehilangan Berdebar Sering BAK Mudah Insomnia Lainnya
Selera lelah
makan

Berdasarkan diagram 5 menunjukkan bahwa dampak fisik yang


dirasakan lansia sebagian besar adalah mengeluh mengalami
insomnia 11 (32,35%) dan lainnya (banyak makan, kurang tidur,
stroke, tekanan darah tinggi) sebanyak 14 (41,18%).
Diagram 6.
Distribusi Frekuensi Interaksi saat mengalami stress Pada Lansia di
RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

16
14
12
10
8
6
4
2
0
Menyendiri Sedikit/Banyak Lainnya
Bicara

Berdasarkan diagram 6 menunjukkan bahwa interaksi lansia yang


mengalami stress cenderung sedikit atau banyak bicara dengan
orang lain sebanyak 15 (44,12%).
B. Dimensi Epidemiologi
Diagram 7.

Distribusi Frekuensi Prevalensi Stres Pada Lansia Di RW 12


Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

PRECEIVED STRESS
SCALE
20

15

10

0
Ringan Sedang Berat

Berdasarkan diagram 7 menunjukkan bahwa 34 (100%) mengalami


stress dengan tingkatan yang berbeda, sebanyak 19 (55,88%) dalam
kategori stress ringan dan 15 (44,12%) dalam kategori stress sedang.

Diagram 8.

Distribusi Frekuensi Tanda Dan Gejala (Tersinggung) Pada Lansia


Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

30

25

20

15

10

0
Ya Tidak

Berdasarkan diagram 8 menunjukkan bahwa dalam sebulan terakhir


sebagian besar lansia tidak mudah tersinggung sebanyak 26
(76,47%).
C. Perilaku dan Lingkungan
Diagram 9.
Distribusi Frekuensi Kemampuan Menangani Masalah Pada
Lansia Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Negatif
24%

Positif
76%

Berdasarkan diagram 9 menunjukkan bahwa sebanyak 28 (82,35%)


lansia menangani masalah dengan cara yang positif, yaitu dengan
cara bercerita, mengikhlaskan masalah, dan jalan-jalan. Namun
terdapat 6 (17,64%) lansia yang menangani masalah dengan cara
yang negatif seperti memendam masalah dan menyelesaikan sendiri.
Diagram 10.
Distribusi Frekuensi Faktor Pemicu Stress Pada Lansia Di RW 12
Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

12
10
8
6
4
2
0
Interaksi Aktivitas Masalah Finansial Lainnya
Dengan Orang Monoton Kesehatan
Lain

Berdasarkan diagram 10 menunjukkan bahwa faktor pemicu yang


dapat meningkatkan stress pada lansia sebagian besar dipengaruhi
oleh masalah kesehatan 11 (32,35%) dan finansial 11 (32,35%),
kemudian aktivitas yang monoton sebanyak 9 (26,47%).
Diagram 11.
Distribusi Frekuensi Faktor Yang Mengurangi Stress Pada Lansia Di
RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Negatif
6%

Positif
94%

Berdasarkan diagram 11 menunjukkan bahwa faktor yang dapat


mengurangi tingkat stress pada lansia sebanyak 32 (94,12%)
melakukan kegiatan positif seperti rekreasi, dukungan sosial, aktivitas
spiritual, membaca, jalan-jalan, dan bermain dengan cucu. Namun
terdapat pula lansia yang mengurangi stress dengan melakukan
kegiatan negatif seperti tidur dan tidak memiliki kegiatan sebanyak 2
(5,88%) yang ditemukan pada jawaban lainnya.
D. Edukasi dan Organisasi

Diagram 12.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Mengenai Pengertian
Stress Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Tidak, 9

Ya, 25

Berdasarkan diagram 12 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


25 (73,53%) lansia mengetahui bahwa stress adalah masalah
kesehatan.

Diagram 13.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia mengenai dampak stress di


RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (n=34)

Tidak
Tahu, 13

Tahu, 21

Berdasarkan diagram 13 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


21 (61,76%) mengetahui dampak dari stress.
Diagram 14.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Mengenai Tanda Gejala


Stress Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Tidak, 15

Tahu, 19

Berdasarkan diagram 14 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


19 (55,8%) mengetahui tanda dan gejala stress.

Diagram 15.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Mengenai Cara Mengatasi


Stress Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Tidak tahu, 9

Tahu, 25

Berdasarkan diagram 15 menunjukkan bahwa terdapat 9 lansia


(26,42%) tidak mengetahui cara mengatasi stress.
Diagram 16.

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia Mengenai Pencegahan


Stress Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Tidak
Tahu, 15

Tahu, 19

Berdasarkan diagram 16 menunjukkan bahwa terdapat 15 lansia


(44,12%) tidak mengetahui cara pencegahan stress.

Diagram 17.

Distribusi Frekuensi Layanan Konsultasi Terkait Stress Di RW 12


Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Ya, 4

Tidak, 30

Berdasarkan diagram 17 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


30 (88,23%) mengatakan tidak terdapat layanan konsultasi terkait
stress.
Diagram 18.

Distribusi Frekuensi Keterbukaan Lansia Pada Keluarga Tentang


Stress Yang Dialami Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019
(N=34)

Tidak, 9

Ya, 25

Berdasarkan diagram 18 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


25 (73,53%) terbuka dengan keluarga apabila sedang mengalami
banyak pikiran, namun ada 9 (26,47%) yang memilih tidak terbuka
kepada keluarga.
Diagram 19.

Distribusi Frekuensi Respon Keluarga Mengenai Masalah Yang


Dialami Lansia Di RW 12 Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Negatif
34%

Positif
66%

Berdasarkan diagram 19 menunjukkan bahwa sebagaian besar 31


(91,12%) respon keluarga adalah positif seperti membantu
menyelesaikan masalah, memberikan saran, mendengarkan dan
menyemangati. Namun terdapat respon negatif dari keluarga dengan
tidak menanggapi lansia sebanyak 3 (8,82%).

Diagram 20.
Distribusi Frekuensi Penghargaan Lansia Di RW 12 Padangsari
Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Ada, 11

Tidak
Ada, 23
Berdasarkan diagram 20 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
23(67,65%) tidak memberikan penghargaan pada diri sendiri ketika
berhasil menyelesaikan masalah.

Diagram 21.
Distribusi Frekuensi Konsekuensi (Hukuman) Lansia Di RW 12
Padangsari Banyumanik, Juli 2019 (N=34)

Ada, 2

Tidak
Ada, 32

Berdasarkan diagram 21 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia


32(94,12%) tidak memberikan konsekuensi (hukuman) pada diri
sendiri ketika belum berhasil menyelesaikan masalah.
A. ANALISA DATA
No Tanggal Data Fokus Diagnosa Keperawatan
Selasa DS : Ketidakefektifan koping
komunitas berhubungan
2/7/2019 - 3 dari 8 lansia mengatakan bahwa ketika mempunyai masalah menganggap bahwa dengan kurang sumber
masalah yang dihadapi adalah tanggungan sendiri, tidak untuk diketahui orang lain, komunitas (00077)
apalagi ketika anak sudah berkeluarga.
- 4 dari 8 lansia mengatakan bahwa lingkungan sekitar merupakan lingkungan
komplek perumahan sehingga membuat lansi mengurungkan niat menceritakan
masalah.

DO :
Sosial :

- Seluruh responden berada pada kategori lansia sebanyak 34 (100%)


- Sebagian besar lansia merasa sedih 15 (44,12%) dan lainnya (jengkel, marah, gelisah)
sebanyak 13 (38,24%) ketika mengalami stress
- Dampak fisik yang sebagian besar dirasakan lansia ketika mengalami stress adalah
mengeluh mengalami insomia 11 (32,35%) dan lainnya (kurang tidur, stroke, dan
tekanan darah tinggi) sebanyak 14 (41,18%)
- Sebanyak 27 (79,4%) lansia memiliki perasaan negatif (sedih, cemas, mudah lupa,
takut, jengkel, marah, dan gelisah)
Epidemiologi:

- 34 (100%) Lansia mengalami stress dengan tingkatan yang berbeda : Stress ringan 19
(55.88%), stress sedang 15 (44,12%)
Perilaku dan Lingkungan :

- Faktor pemicu yang dapat meningkatkan stress pada lansia sebagian besar dipengaruhi
oleh masalah kesehatan 11 (32,35%) dan finansial 11 (32,35%), kemudian aktivitas
yang monoton sebanyak 9 (26,47%).
- Terdapat 6 (17,64%) lansia yang menangani masalah dengan cara yang negatif seperti
memendam masalah dan menyelesaikan sendiri
- Terdapat lansia yang mengurangi stress dengan melakukan kegiatan negatif seperti tidur
dan tidak memiliki kegiatan sebanyak 2 (5,88%)
Edukasi dan Organisasi :
- Terdapat 9 (26,47%) lansia yang tidak mengetahui cara mengatasi stresss
- Terdapat 15 (44,12) lansia yang tidak mengetahui cara mencegah stress
- Terdapat 9 (26,47%) lansia yang memilih tidak terbuka kepada keluarga ketika
mengalami stres.
- Terdapat respon negatif dari keluarga dengan tidak menanggapi lansia sebanyak 3
(8,82%).
B. PRIORITAS MASALAH
A : Presentasi Populasi yang Mengalami Masalah
B : Keseriusan Masalah
C : Keefektifan Intervensi

No Masalah Kesehatan Kriteria Score Total Keterangan


A B C (A +2B)x C
1. Ketidakefektifan koping 10 A: 10
komunitas (00077) Terdapat 100 % (34 responden) lansia di RW XII mengalami stres ( stres ringan dan stres
sedang)
B:
- Kedaruratan : Tingkat stress dapat meningkat dan muncul kembali ditunjang dengan
faktor pencetus stress diantaranya adalah masalah kesehatan 11 (32,35%), Terdapat 9
(26,47%) yang tidak mengetahui cara mengetahui cara mengatasi stresss, dan 15 (44,12)
lansia yang tidak mengetahui cara mencegah stress.
- Kegawatan : masalah stres pada lansia jika tidak dilakukan pencegahan secara dini akan
menimbulkan beberapa keluhan yang akan mempengaruhi kesehatan, seperti insomnia,
kehilangan selera makan, mudah lupa, stroke dan tekanan darah tinggi.
- Kerugian Ekonomi : stres yang berdampak pada masalah kesehatan bagi lansia maka
akan mempengaruhi pengeluaran biaya untuk melakukan pengobatan sebagai upaya
mengatasi masalah kesehatan tersebut.
- Keterlibatan Resiko Lain : ketidakmampuan mengatasi stres dapat mengakibatkan
timbulnya masalah kesehatan lain seperti tekanan darah tinggi, stroke, dll atau bahkan
dapat meningkatkan level stres yang dialami.

C:
Intervensi yang akan diberikan:
- Senam lansia untuk meningkatkan kualitas tidur
- Terapi Modalitas (pijat punggung) untuk meningkatkan daya ingat lansia
- Terapi okupasi (berkebun dan membuat kerajinan) untuk menurunkan stres pada lansia
- Terapi tawa untuk mengurangi tingkat stres
- Terapi benson untuk mengurangi stres pada lansia
- Terapi ROP untuk mengatasi insomnia pada lansia
C. RERNCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Jangka Pendek Tujuan Jangka Menengah Tujuan Jangka Panjang Rencana Tindakan
Ketidakefektifan koping Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Pengembangan Kesehatan
komunitas selama 1x pertemuan selama 1x pertemuan dalam selama 1x pertemuan Komunitas (8500)
dalam satu minggu 2 minggu diharapkan koping dalam 3 minggudiharapkan a) Identifikasi bersama komunitas
diharapkan koping lansia lansia meningkat dengan koping lansia meningkat mengenai masalah dan prioritas
meningkat dengan kriteria kriteria hasil: dengan kriteria hasil: kesehatan
hasil: b) Berikan kesempatan
Perilaku Sosial berpartisipasi bagi semua warga
Edukasi dan organisasi - 100% lansia - 100% lansia tidak lansia
- 100% lansia menangani masalah memiliki keluhan c) Fasilitasi impelemtasi program
mengetahui cara dengan cara yang secara fisik akibat stres bagi warga:
mengatasi stres positif - 100% lansia memiliki - Senam lansia untuk
- 100% lansia - 100% lansia perasaan positif saat meningkatkan kualitas tidur
mengetahui cara melakukan kegiatan mengalami stres - Terapi Modalitas (pijat
mencegah stres positif untuk punggung) untuk meningkatkan
mengurangi stres Epidemiologi daya ingat lansia
- Terapi okupasi (berkebun dan
- 100% lansia membuat kerajinan) untuk
mengalami stres ringan menurunkan stres pada lansia
- Terapi tawa untuk mengurangi
tingkat stres
- Terapi benson untuk
mengurangi stres pada lansia
- Terapi ROP untuk mengatasi
insomnia pada lansia
d) Pantau kemajuan pelaksanaan
program
e) Evaluasi program terkait

Anda mungkin juga menyukai