Oleh :
Oleh :
i
HALAMAN IDENTITAS
NIM : 1305025033
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 1305025033
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
laboratorium yang berjudul “Penentuan Suhu Optimum Karbon Aktif dari Eceng
Gondok (Eichhornia crassipes) untuk mengadsorpsi Besi (Fe) pada Air Sumur Bor”.
mendapatkan bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga laporan
penelitian laboratorium ini dapat diselesai sesuai dengan waktu yang ditentukan.
penelitian laboratorium.
2. Ibu Ratna Kusumawardani, S.Si., M.Si dan Ibu Dra. Maasje C. Watulingas selaku
3. Orang tua dan saudara penulis atas segala do’a dan dukungan tiada henti.
4. Teman-teman yang telah membantu (Pitriani, Oktaviana, Kak Awalus, Siska, Anis
dan Nurhayati).
iv
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan laporan
penelitian laboratorium ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
v
ABSTRAK
Kata kunci : Eceng Gondok, karbon aktif, Adsorpsi, Logam Fe, Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)
vi
ABSTRACT
The water from well drilled in the Daman Huri, Mugirejo, Samarinda
commonly used by the people for their daily life, it contains heavy metals of iron (Fe)
of 0.965 mg/L. The are several ways to reduce levels of heavy metals either by
adsorption processes using activated carbon from water hyacinth (Eichhornia
crassipes). Water hyacinth is an aquatic biota that have a high growth rate and has many
benefits one of them as an absorber of heavy metals such as iron (Fe). This study aims
to find out how much the absorption of iron (Fe) in the bore well water using activated
carbon from water hyacinth, with innovation studies using variations in temperature
during the carbonization. Variations in temperature that is used is a temperature of 300
- 700°C. Based on the result of measurement by AAS (Atomic Absorption
Spectrophotometer) optimum results adsorb the active carbon in iron (Fe) is at a
temperature of 600oC with a reduced concentration of 0.965 mg/L become 0.229 mg/L.
Keyword : water hyacinth, activated carbon, adsorption, iron (Fe), AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometer)
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
B. Besi ........................................................................................... 16
viii
D. Karbon Aktif ............................................................................. 27
E. Adsorpsi .................................................................................... 33
D. Sampel ..................................................................................... 41
B. Pembahasan .............................................................................. 53
A. Kesimpulan .............................................................................. 60
B. Saran ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
2. Dokumentasi …………………………………………………… 69
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari manusia selalu memerlukan air untuk kebutuhan hidupnya. Tidak
akan ada kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Tidak heran jika
mendengar uangkapan air adalah sumber kehidupan. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk
mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian dan limbah industri. Selain itu, adanya
membuat sumber air sendiri yaitu dengan membuat sumur. Dimana sebagian
Samarinda cukup banyak menggunakan air tanah atau yang dikenal air sumur
bor untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Air tanah merupakan segala bentuk
aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan tanah sebagai akibat
1
2
struktur perlapisan geologi, beda potensi kelembaban tanah, dan gaya gravitasi
syarat-syarat fisik atau kimia air bersih yang bisa digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari.
agar suatu air dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Salah satu syarat
tersebut adalah syarat kimia. Syarat kimia mengatur ambang batas kadar atau
konsentrasi suatu logam di dalam air tersebut. Misalnya untuk unsur besi (Fe)
batas maksimum untuk air minum adalah 0,3 mg/L dan untuk air bersih 1,0
tersebut.
yang diperolehnya pada air sumur bor di daerah Damanhuri sekitar 0,4941
mg/l. Dimana kadar tersebut melebihi kadar dari peraturan MENKES yaitu 0,3
mg/l. Tingginya kadar Fe dapat dilihat dari ciri fisik air yaitu warna yang keruh.
Untuk itu diperlukan suatu zat penyerap yang dapat menurunkan kadar dari
Penampilannya yang unik dengan bentuk daun seperti terompet dan batang
yang menggelembung menjadikan gulma ini sebagai bahan sorotan dan bahan
penelitian para ahli botani. Sampai kini enceng gondok hanya dianggap sebagai
3
dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai adsorben yaitu untuk menyerap
logam berat dalam suatu air. Berdasarkan penelitian Sri Lestari (2012) adsorben
dari eceng gondok dapat menurunkan kadar Kadmiun (Cd) sebesar 28,18%.
Gondok (Eichhornia crassipes) untuk mengadsorpsi Besi (Fe) pada Air Sumur
B. Rumusan Masalah
adalah berapakah suhu optimum karbon aktif dari eceng gondok (Eichhornia
C. Tujuan Penelitian
untuk menentukan suhu optimum karbon aktif dari eceng gondok (Eichhornia
D. Manfaat Penelitian
sebagai berikut.
3. Dapat membantu menurunkan logam berat terutama besi pada air tercemar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Tanah
tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori terisi oleh air.
Dalam keadaan ini jumlah air disimpan di dalam tanah merupakan jumlah
air yang maksimum. Secara umum air tanah akan mengalir sangat perlahan
melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau melalui butiran antar batuan.
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
batuan di bawah permukaan tanah. Sedangkan menurut para ahli, air tanah
a. Menurut Asdak (2002) air tanah adalah segala bentuk aliran air hujan
bumi. Air bawah permukaan tersebut biasa dikenal dengan air tanah.
b. Menurut Fetter (1994 dalam Anonim 2013) air tanah adalah air yang
melalui batuan dan lapisan-lapisan tanah yang ada di bumi sampai air
tersebut keluar sebagai mata air, atau terkumpul masuk ke kolam, danau,
5
6
c. Menurut Soemarto (2006) air tanah adalah air yang menempati rongga-
permukaan tanah dinamakan lajur jenuh (saturated zone), dan lajur tidak
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan
di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air
dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan
air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama
Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah
dijelaskan bahwa sebenarnya jumlah air tanah yang ada di bumi ini jauh
lebih besar dibanding jumlah air permukaan. 98% dari semua air di daratan
pengatusan.
Di dalam air tanah, status air di suatu tempat berbeda dengan status
air ditempat lain. Karena adanya perbedaan status atau energi air tanah
inilah, maka air di dalam tanah akan bergerak dari tempat yang status
Dalam pergerakan air jenuh dianggap semua pori berisi air dan
bahan yang bergerak sebagian besar berbentuk cair. Untuk tanah tidak
kandungan air. Jika kandungan air tinggi pergerakan dalam bentuk cair
ialah pergerakan dalam bentuk uap.Air dari aliran air permukaan seperti
sungai, danau, dan reservoir yang meresap melalui tanah ke dalam lajur
jenuh.
dalam tanah terjadi pada kondisi tidak jenuh. Pada kondisi ini air
disamping bererak dalam bentuk cairan juga dalam bentuk uap air. Pada
pergerakan air tidak jenuh kandungan air tanah selalu berubah dengan
kompleks pada parameter lainnya, dalam hal ini potensial air tanah dan
atau retakan dalam formasi batuan dan akhirnya mencapai muka air
tanah.
silika.
boron.
seng.
dari 0,001 mg/l, yakni berilium, bismut, cerium, cesium, galium, emas,
a. Sifat fisik
kimianya. Sifat fisik antara lain warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan,
dan suhu.
2) Bau air tanah dapat disebabkan oleh zat atau gas yang mempunyai
3) Rasa air tanah ditentukan oleh adanya garam atau zat yang
terlarut.
6) Suhu air juga merupakan sifat fisik dari air. Suhu ini dipengaruhi
ataupun lokasinya.
10
b. Sifat kimia
2) Zat Padat Terlarut (Total Disolve Solid), adalah jumlah zat padat
yang terlarut dalam air/ semua zat yang tertinggal setelah diuapkan
kriteria baku mutu air kelas I, yaitu air yang dapat digunakan sebagai
air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah
konsentrasi ion klorida, suhu air dan zat padat terlarut. Oleh karena
yang larut dalam air dan menjadi asam karbonat H2CO3. Syarat pH
dalam air diukur biasanya dalam satuan part per million (ppm) atau
mg/l. Ion-ion yang diperiksa antara lain Na, K, Ca, Mg, Al, Fe, Mn,
Cu, Zn, Cl, SO4, CO2, CO3, NH4, NO3, NO2, boron, ion-ion logam
yang biasanya jarang akan tetapi ion ini bersifat sebagai racun antara
hanya manusia yang memanfaatkan air tanah, tetapi juga tumbuhan dan
hewan. Bagi manusia air tanah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari- hari, misalnya untuk mandi, air minum, dan sebagainya. Air tanah
juga sangat memerlukan air tanah, karena air tinggal di dalam tanah, dan
Hewan tertentu juga tergantung pada air tanah. Tak sedikit hewan
yang hidup dalam tanah, yang kelangsungan hidupnya tak lepas dari peran
sehingga tanaman tidak dapat tumbuh, dan banyak hewan yang hidup di
dalam tanah akan mati. Selain itu manusia juga kesulitan mencari air untuk
mencuci. Oleh karena itu kita harus menjaga air tanah agar tetap lestari dan
tidak tercemar oleh bahan-bahan kimia seperti minyak, bensin, oli, dan lain
air minum.
c. Irigasi, yaitu sumber air bagi pertanian, misalnya sumur bordi daerah
hidrologi dan unsur lain yang spesifik. Berbagai ilmu yang menyangkut
Air yang memenuhi syarat kesehatan adalah air yang bebas dari
mikroorgnisme, zat atau bahan kimia, bau, rasa, dan kekeruhan. Syarat-
syarat air untuk dikonsumsi dibedakan menjadi syarat fisik, kimia dan
a. Syarat Fisik
berbagai sumber.
Warna pada air terjadi karena adanya suatu proses dekomposisi pada
untuk air bersih adalah 50 TCU dan untuk air minum 15 TCU.
Air yang digunakan untuk minum hendaknya air yang jernih. Air
4) Suhu
Air minum tidak boleh mengandung zat padat lebih dari 1000
mg/liter, sedangkan untuk air bersih tidak lebih dari 1500 mg/liter.
yang tidak enak enak, menimbulkan rasa mual dan Toxaemia pada
wanita hamil.
b. Syarat kimia
sebagai berikut.
15
Pada air minum dan air bersih, bila pH lebih kecil dari 6,5 atau lebih
gangguan fisiologis seperti : Clorida (Cl) untuk air minum 250 mg/L
dan untuk air bersih 600 mg/L dan Sulfat (SO4) 400 mg/L untuk air
teknisseperti :
a) Besi (Fe), yang syarat maksimumnya 0,3 mg/L untuk air minum
c. Syarat Bakteriologis
2) Jumlah total coliform per 100 ml air bersih pada jaringan perpipaan
B. Besi (Fe)
Besi merupakan salah satu unsur pokok alamiah dalam kerak bumi.
batuan dan mineral terutama oksida, sulfida karbonat, dan silikat yang
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat
dengan berat atom 55,85 𝑔𝑟⁄𝑚𝑜𝑙 , nomor atom 26, berat jenis 7,86 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3
dan umumnya mempunyai valensi 2 dan 3 (selain 1, 4, 6). Besi (Fe) adalah
logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan
bebas, untuk mendapatkan unsur besi, campuran lain harus dipisahkan melalui
penguraian kimia. Besi digunakan dalam proses produksi besi baja, yang bukan
hanya unsur besi saja tetapi dalam bentuk alloy (campuran beberapa logam dan
yang ada di lapisan bumi. Unsur besi terletak dalam bentuk batu karang dan
mineral bumi. Besi terdapat dalam bentuk mineral silika dan batu karang
berapi. Unsur besi terdapat hampir pada semua air tanah. Air tanah biasanya
yang tidak terlarut menjadi konsentrasi besi yang terlarut dalam bentuk
Besi pada air permukaan terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain
dalam bentuk suspensi dalam lumpur, tanah liat, partikel halus dan hidrat
besi (III) oksida, dalam bentuk koloid dan organik kompleks. Unsur besi
apabila terdapat dalam sistem air bersih dapat menurunkan kualitas air
bau dan rasa tidak enak. Untuk itu air yang mengandung besi perlu diolah
terlebih dahulu. Pengolahan besi yang tedapat dalam air dapat dilakukan
dengan aerasi atau menggunakan oksidator untuk mengikat besi agar dapat
Permanganat.
18
persenyawaan besi. Besi (Fe) adalah elemen yang banyak di batuan dan
merupakan salah satu elemen kimia yang dapat ditemui pada hampir setiap
tempat di bumi, pada semua lapisan geologi dan semua badan air.
geologi tempat air itu berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air.
yang mengandung besi, maka secara otomatis air akan mengandung besi,
terlarut tergantung pada lamanya air kontak dengan batuan. Semakin lama
air kontak dengan batuan semakin tinggi unsur- unsur yang terlarut di
dalamnya. Kandungan unsur besi di air tanah, terutama di dalam air sumur
tereduksi menjadi besi yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+).
Konsentrasi besi pada air tanah bervariasi mulai dari 0,01 mg/L - 25 mg/L.
di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang
19
tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain serta perkakas dapur. Pada
air yang tidak mengandung oksigen seperti air tanah, besi berada sebagai
Fe2+ yang cukup tinggi, sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi
aerasi, Fe2+ teroksidasi menjadi (Fe(OH)3), dimana Fe(OH)3 ini sulit larut
pada pH 6 sampai 8. Besi dalam bentuk ion Fe2+ sangat mudah larut dalam
air. Oksigen yang terlarut akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe(OH)3 yang
merupakan endapan. Fe(OH)3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan
zat padat dan dapat mengendap. Besi yang terlarut dalam bentuk Fe2+ dalam
air biasanya dihasilkan oleh pelepasan ion Fe2+ dari bahan-bahan organik.
Kehadiran ion Fe2+ yang terlarut dalam air dapat menimbulkan gangguan-
gangguan seperti :
a. Rasa dan bau logam yang amis pada air, disebabkan karena bakteri
mengalami degradasi.
b. Besi dalam konsentrasi yang lebih besar mg/l, akan memberikan suatu
rasa pada air yang mengambarkan rasa metalik, astrinogent atau obat.
g. Endapan logan ini juga yang dapat memberikan masalah pada sistem
C. Eceng Gondok
adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan
Gambar 2.1 Eceng gondok (Anton G., dan Siregar A.D., 2005)
seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli
tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang
menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Berikut adalah klasifikasi
gulma ini sebagai bahan sorotan dan bahan penelitian para ahli botani.
rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.
ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur
dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama
disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang
danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah
sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada
musim kemarau.
22
eceng gondok, bisa menjadi 600.000 tanaman baru dalam kurun waktu 8
bulan. Eceng gondok bisa tumbuh dengan ketinggian sekitar 40-80 cm.
tanaman eceng gondok yang tumbuh di air yang kaya unsur hara memiliki
serta memiliki tudung akar. Akar eceng gondok ditumbuhi oleh bulu-
bulu akar atau serabut akar yang berfungsi layaknya jangkar bagi
berwarna merah jika di bawah sinar matahari. Akar eceng gondok bisa
atas permukaan air. Dalam daun eceng gondok ini terdapat lapisan
udara ini terdapat di akar, batang, dan daun yang berguna dalam proses
respirasi.
tipis berwarna putih. Stomata pada eceng gondok dua kali lebih besar
Gambar 2.2 Bunga eceng gondok (Anton G., dan Siregar A.D., 2005)
uang. Tanaman sejenis gulma ini dapat diubah menjadi produk siap jual
seperti kursi, meja, tempat tidur, sendal jepit, tasserta hiasan rumah
lainnya.
Setiap satu tas, ia mendapat upah Rp. 2.250 hingga Rp. 4.000. Dengan
penelitian yang telah dilakukan kualitas pulp dan kertas dari eceng
dijadikan sebagai bahan baku pupuk organik. Hal ini dikarenakan eceng
(ayam, sapi atau lembu) serta ramuan lainnya. Penggunaan pupuk eceng
e. Mengobati penyakit
buang air kecil yang tidak lancar, mengobati bagian tubuh yang bengkak
menyerap zat kimia baik yang berasal dari limbah industri maupun
26
dengan biaya yang cukup murah. Beberapa logam berat yang sering
mencemari ekosistem perairan yaitu Fe, Mg, Mn, Pb dan Ni. Eceng
tergantung pada beberapa hal, seperti jenis logam berat dan umur gulma.
petak yang ada di area kolam tersebut dibuat kedalaman sekitar 20 cm,
27
dasar dari petak tersebut kemudian dilapisi batu zeolit. Batu ini
D. Karbon Aktif
Karbon aktif atau yang sering juga disebut sebagai arang aktif adalah
karbon yang diolah lebih lanjut pada suhu tinggi sehingga pori-porinya
merupakan suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat
besar. Hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut.
Karbon aktif dapat berupa serbuk, butiran dan lempengan yang terbuat dari
volume.
daerah pori sekitar 3 nm atau lebih, sedangkan untuk mengadsorbsi fasa gas
memiliki diameter lebih kecil dari 3 nm. Struktur karbon aktif terdiri dari
28
struktur grafit, yang terbentuk pada orbital sp2. Setiap karbon berikatan
dengan tiga karbon yang lain dengan ikatan σ, pada orbital pz terdiri dari
secara kovalen atau arang yang telah dibuat dan diolah secara khusus
mempunyai daya serap yang besar terhadap zat-zat lainnya, baik dalam fase
cair maupun dalam fase gas. Dengan demikian, permukaan arang aktif
zat-zat organik. Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO2), karbon,
cairan dan gas, pemurnian dan penjernihan air, proses pembuatan makanan,
pektin, kafein, kuinin, vitamin C, jus buah, bir dan perusahaan alkohol.
Menurut Kirk Othmer (1964 dalam Gumelar, dkk, 2015) bahwa ada
dua bentuk karbon aktif yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat dan
kegunaannya:
29
pemurnian larutan.
a. Sifat fisika dan kimia dari arang antara lain luas permukaannya dan
ukuran lubang
b. Sifat fisika dan kimia dari adsorbant (gas/larutan yang akan diberi arang
kimia
e. Waktu tinggal
arang aktif dapat dilihat pada gambar 2.4 yaitu : bahan baku dibuat potongan
diuji kualitasnya.
30
BAHAN BAKU
PEMOTONGAN
PEMBUATAN
ARANG
PENYARINGAN /
PENGAYAKAN
AKTIVASI ARANG
PENGEMASAN
a. Dehidrasi
b. Karbonisasi
karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO dan CO2. Pada suhu
1) Waktu karbonisasi
2) Suhu pemanasan
3) Kadar air
Bila kadar air dalam bahan tinggi, pembakaran berjalan kurang baik
4) Ukuran bahan
c. Proses aktivasi
dalam bahan baku sampai menjadi karbon aktif. Yang dimaksud dengan
pada reaktor suhu tinggi (600–1000 oC) dan proses ini terjadi saat
demikian cara aktivasi kimia ini lebih mudah dilakukan. Mutu arang
E. Adsorbsi
maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk
Partikel ini akan menyerap bahan-bahan organik dan akan terakomulasi pada
arang aktif.
Adsorpsi oleh karbon aktif akan melepaskan gas, cairan dan zat padat
pada pH, suhu, konsentrasi awal, ukuran molekul, berat molekul dan struktur
akan meningkat dengan turunnya pH dan suhu air. Pada pH rendah aktifitas dari
meninggalkan zat pengencer yang terjadi pada permukaan zat padat melalui
ikatan kimia maupun fisika. Molekul tersebut digunakan sebagai adsorbat dan
zat padat disebut adsorben arang aktif. Adapun adsorpsi yang terjadi pada arang
aktif dapat terjadi secara fisika dan kimia. Adsorpsi fisika, terjadi berdasarkan
35
ikatan fisika antara zat-zat dengan arang aktif dalam keadaan suhu rendah
kimia antara adsorben (arang aktif) dengan zat-zat teradsorbsi. Dijelaskan pula
bahwa bahan dalam larutan yang bersifat elektrolit akan diserap lebih efektif
dalam suasana basa oleh arang aktif. Sedangkan bahan dalam larutan yang
bersifat non elektrolit penyerapan arang aktif tidak dipengaruhi oleh sifat
Dalam hal ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap
1. Sifat serapan
molekul serapan dari struktur yang sama, seperti dalam deret homolog.
Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan
garam.
36
3. Temperatur
4. Waktu singgung
terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis
Secara garis besar penyerapan karbon aktif terhadap zat yang terlarut
adalah:
1. Zat teradsorpsi berpindah dari larutannya menuju lapisan luar dari adsorben
(arang).
Adapun secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap dari
1. Adanya pori-pori mikro yang jumlahnya besar pada arang aktif sehingga
2. Adanya permukaan yang luas (300 – 3500 cm2/gram) pada arang aktif
Misalnya uranium menyerap pada panjang gelombang 358,5 nm, besi pada
elektromagnetik dari sumber radiasi oleh atom yang dianalisis dalam suatu
sampel. Sumber radiasi berasal dari lampu katode katode berongga (Hollow
yang sesuai dengan atom unsur yang akan dianalisis. Metode ini sangat tepat
untuk analisi zat pada konsentrasi endah. Teknik ini mempunyai beberapa
Bentuk lampu katode dapat dilihat pada gambar 2.3. Ciri utama lampu
ini adalah mempunyai katode silindris berongga yang dibuat dari logam
tertentu. Katoda and anoda tungsten diletakkan dalam pelindung gelas tertutup
yang mengandung gas inert (Ne atau Ar) dengan tekanan 1-5 torr. Lampu ini
Gambar 2.3 Lampu katoda berongga (Suyanta dan Regina T. P., 2000)
Ada pun gas pengisi terionisasi pada anode, dan ion-ion yang hasilkan
atom. Proses ini disebut dengan percikan atom (sputtering). Lebih jauh lagi,
Spektrum gas pengisi (dan komponen lain yang terdapat dalam katode) juga
dipancarkan. Jendela atau tempat dimana radiasi keluar dari lampu biasanya
350 nm.
39
ruang (base region) yang mana terletak diatas pembakar. Dan hasilnya,
Ini merupakan daerah terpanas pada pembakar dimana gas atom-atom dan ion-
6. Piranti pembaca, mengubah signal listrik pada detector menjadi suatu nilai.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Konsepsional
maupun gas) oleh suatu padatan hingga terbentuk suatu film (lapisan tipis)
2. Besi (Fe) merupakan salah satu unsur logam alamiah golongan VIIB
berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk (Brady, J. E., 2010).
3. Air tanah merupakan segala bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah
B. Definisi Operasional
1. Adsorpsi merupakan suatu proses penyerapan logam besi (Fe) oleh karbon
2. Besi (Fe) merupakan logam yang terkandung di dalam air tanah yang akan
diteliti kadarnya
40
41
3. Air tanah merupakan air yang berada di dalam sumur bor, yang dijadikan
6. Suhu optimum merupakan suhu terbaik karbon aktif eceng gondok dalam
1. Tempat Penelitian
Mulawarman.
2. Waktu Penelitian
2016.
42
D. Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah air sumur bor, dimana
sampel didapatkan dari sumur bor yang ada di jalan Damanhuri, Samarinda.
E. Rancangan Penelitian
Dijemur hingga
kering
1. Alat
neraca analitik, ayakan 120 dan 150 mesh, kertas saring, gelas kimia, gelas
2. Bahan
G. Prosedur Penelitian
takar 100 mL, lalu diencerkan dengan aquades sampai tanda batas dan
dihomogenkan.
takar 100 mL, lalu diencerkan dengan aquades sampai tanda batas dan
dihomogenkan.
c. Pembuatan larutan seri standar Fe 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,40 ; 0,80 ; 1,60 ;
dilakukan sebanyak 3 kali dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri
standar 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,40 ; 0,80 ; 1,60 ; 2,00 dan 4,00 mg/L
c. Lalu ditanur dengan variasi masing – masing suhu (300, 400, 500, 600,
d. Ditumbuk absorben eceng gondok dengan variasi suhu (300, 400, 500,
600, dan 700)0C sampai halus dan diayak dengan menggunakan ayakan
f. Adsorben eceng gondok berbagai variasi suhu (300, 400, 500, 600, dan
700)0C.
a. Adsorben eceng gondok dengan variasi suhu (300, 400, 500, 600, dan
yaitu untuk menganalisis kadar besi (Fe) pada air tanah. Dokumentasi dilakukan
Y = ax + b
Keterangan :
Y : nilai absroban
48
(Pramudjono, 2011)
49
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk mengadsorbsi Besi (Fe) pada Air
Sumur Bor. Eceng gondok sering dianggap sebagai gulma yang dapat merusak
lingkungan perairan. Oleh sebab itu peneliti memanfaatkan eceng gondok untuk
dijadikan sebagai karbon aktif yang dapat mengadsorbsi kadar logam besi (Fe).
Secara fisik warna air sumur bor di jalan Daman Huri adalah kuning keruh,
namun setelah disaring dan ditambahkan dengan adsorben warna air menjadi
semakin jernih. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih fokus pada penelitian
secara kimia yaitu adsorbsi besi (Fe) menggunakan karbon aktif dari eceng
Panjang gelombang besi (Fe) yang digunakan pada SSA adalah 248,3
standar dengan konsentrasi 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,40 ; 0,80 ; 1,60 ; 2,00 dan 4,00
mg/L dengan panjang gelombang 248,3 nm. Berdasarkan hasil analisis larutan
standar didapatkan nilai absorban yang diberikan pada Tabel 4.1 berikut.
49
50
0.40 0.0380
0.80 0.0720
1.60 0.1420
2.00 0.1700
4.00 0.3820
telah didapatkan dibuat kurva kalibrasi larutan tandar Fe. Kemudian dilakukan
0.4500
0.4000 y = 0.0943x - 0.0039
0.3500 R² = 0.997
0.3000
Absorbansi
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi
Pada analisis konsentrasi besi (Fe) pada air sumur bor sebelum dan
sesudah penambahan karbon aktif sebanyak 100 mg. Dimana karbon aktif yang
digunakan mempunyai suhu yang berbeda yaitu 300℃, 400℃, 500℃, 600℃,
persamaan garis linier larutan standar Fe3+ yaitu, y = 0.09433x – 0.00393 dapat
aktif dari eceng gondok dapat menurunkan kadar logam besi dalam air sumur
bor dengan penambahan karbon aktif. Dimana air sumur bor yang telah
ditambahkan karbon aktif dan distirer selama 1 jam. Berdasarkan hasil dari
0.600 0.503
0.388
0.400 0.229 0.236
0.200
0.000
blanko 300℃ 400℃ 500℃ 600℃ 700℃
Sampel
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa karbon aktif dari
eceng gondok dengan variasi suhu 300℃, 400℃, 500℃, 600℃, 700℃, dapat
sebesar 0,200 mg/L (0,965 – 0.765) ; 0,462 mg/L (0,965 – 0,503) 0,577 mg/L
(0,965 – 0,388) ; 0,736 mg/L (0,965 – 0,229) ; 0,729 mg/L (0,965 – 0,229).
adsorpsi eceng gondok untuk menurunkan kadar besi adalah sebesar 0,736 yaitu
B. Pembahasan
Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) untuk mengadsorbsi Besi (Fe) pada Air
Sumur Bor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan suhu optimum
Bahan baku yang digunakan untuk karbon aktif adalah eceng gondok,
karbon yaitu selulosa yang dapat mengadsorpsi kadar logam dan menjernihkan
air. Peneliti mengambil bahan baku disekitar area kampus FKIP MIPA Unmul,
atau pembuatan karbon aktif dari eceng gondok dan kemudian dilakukan proses
beberapa tahap. Tahap pertama yaitu preparasi ecceng gondok. Pada tahap ini
dilakukan pembersihan dan pengeringan bahan baku. Bahan baku yang sudah
didapat pisahkan antara batang dan daun, kemudian batang bahan baku
dipotong menjadi lebih kecil sekitar ±3 cm, hal ini bertujuan untuk
jam.
dengan variasi suhu yaitu, 300oC, 400oC, 500oC, 600oC, dan 700oC selama 1
adalah untuk menghasilkan butiran yang mempunyai daya serap dan struktur
Pada saat karbonisasi dalam prosesnya akan ditandai asap putih yang banyak
yaitu dengan memasukan bahan baku yang sudah menjadi karbon ke dalam
mememecahkan ikatan C-C karbon sehingga membuka pori yang terbentuk dari
hasil proses karbonisasi. Dengan proses ini pori karbon aktif yang awalnya
akan dilakukan proses adsorpsi ion logam besi (Fe) oleh adsorben dengan
variasi suhu.
Pada proses adsorpsi ion logam besi (Fe) oleh adsorben akan dibuat
blanko dan larutan sampel dengan mencampurkan antara karbon aktif dan
sampel (air sumur bor) yang nantinya akan diukur kadar ion logam besi (Fe)
larutan pembanding kadar besi (Fe) pada air sumur bor. Dimana pada perlakuan
pada pembuatan larutan blanko sama dengan larutan sampel hanya saja tidak
55
ditambahkan adsorben sehingga murni kadar besi (Fe) pada air sumur bor.
Tahap kedua adalah pembuatan sampel, dimana langkah pertama yaitu karbon
mempercepat proses kontak antara karbon aktif dengan logam besi (Fe),
dapat dianalisis kadarnya. Dimana destruksi yang dilakukan adalah dengan cara
basah yaitu dengan menambahkan asam nitrat pekat (HNO3) sebanyak 10 mL.
dapat terukur dengan alat SSA. Reaksi yang terjadi pada penambahan HNO3
adalah.
sampel air sumur bor. Pemanasan dilakukan di dalam lemari asam dikarenakan
56
memisahkan abu yang tidak terlarut dari filtrat, dimana abu yang tersisa dapat
membuat serapan larutan menjadi sulit untuk terbaca pada SSA sehingga perlu
SSA.
Pada langkah ini dapat diketahui kadar besi pada air sumur bor (blanko) dan
adsorpsi kadar besi oleh karbon aktif dengan variasi suhu. Pada SSA panjang
gelombang yang digunakan adalah 248,3 nm. Sebelum dilakukan uji kadar besi
standar besi (Fe). Hasil dalam pembuatan kurva kalibrasi dilakukan pengukuran
pada larutan standar dengan konsentrasi 0,05 ; 0,10 ; 0,20 ; 0,40 ; 0,80 ; 1,60 ;
menjadi butiran-butiran air (aerosol) yang dibakar melalui tungku yang ada
dalam alat tersebut dengan suhu yang tinggi. Pada saat pembakaran lampu
katoda untuk logam Fe menyala lalu cahaya masuk melalui lubang kecil yang
terdapat di dalam alat SSA. Api yang terkena cahaya lampu katoda (Fe) yang
dapat menentukan kadar logam Fe yang terkandung dalam sampel air. Setelah
Proses adsropsi dari eceng gondok yaitu diawali dengan eceng gondok
dengna proses aktivasi yang memecah ikatan C-C karbon sehingga mempunyai
daya adsorpsi yang tinggi. Kemudian pada proses persiapan larutan yang akan
diuji, dengan adanya penambahan HNO3 pekat dan pemanasan sehingga dapat
membuat logam besi menjadi ion besi (Fe2+) pada larutan, dimana ion
tersebutlah yang akan terserap pada permukaan karbon aktif dan kadarnya akan
blanko dan setiap sampel yang telah ditambahkan karbon aktif dengan suhu
300℃, 400℃, 500℃, 600℃ dan 700℃, dimana didapatkan konsentrasi besi (Fe)
0,229 mg/L ; 0,236 mg/L dan blanko adalah 0,965 mg/L. Berdasarkan hasil
pengukuran blanko dan absorbsi kadar besi (Fe) oleh karbon aktif pada variasi
suhu 300℃, 400℃, 500℃, 600℃, 700℃, dapat menurunkan kadar besi dalam
air sumur bor masing-masing berturut-turut sebesar 0,200 mg/L (0,965 – 0.765)
58
; 0,462 mg/L (0,965 – 0,503) 0,577 mg/L (0,965 – 0,388) ; 0,736 mg/L (0,965
mengadsorpsi besi (Fe) pada air sumur bor. Hal ini dikarenakan karbon aktif
karbonisasi) atom karbon yang dihasilkan terikat membentuk struktur segi enam
adsrobat yaitu ion besi terserap dalam struktur arang aktif berpori. Pada proses
adsorpsi karbon aktif akan menarik ion besi (Fe2+) dari larutan dengan cara
adsorpsi atau menyerap. Dimana ion besi (Fe2+) akan ditarik dan diikat
bahwa semakin tinggi suhu karbon aktif maka semakin besar kemampuan
adsorpsi besi (Fe) yang berarti semakin tinggi suhu karbon aktif maka semakin
tinggi daya adsorpsinya. Dimana dapat dikatakan bahwa setiap kenaikan 100℃
dapat mengadsorpsi kadar besi pada air sumur bor sebesar 0,15 – 0,25 mg/L,
tetapi tidak berlaku pada suhu 700oC. Adsorpsi optimum adalah pada suhu
600℃ yang mengadsorpsi besi (Fe) sebesar 0,736 mg/L (0,965 – 0.229),
sedangkan pada saat suhu 700oC terjadi kenaikan kembali kadar besi yaitu dari
suhu. Hal ini terjadi karena pada suhu 200℃ - 500℃ permukaan karbon aktif
yang dihasilkan tidak terlalu besar sehingga kapasitas adsorpsi ion besi (Fe2+)
juga tidak terlalu besar. Penyerapan yang optimum adalah pada suhu 600℃,
dikarenakan pada suhu ini rongga pori yang dihasilkan besar atau luas sehingga
oksidasi baik oleh suhu yang tinggi maupun oleh gas pengoksidasi akan
karbon. Akibat pengikisan karbon tersebut permukaan rongga pori pada karbon
aktif menjadi lebih dangkal sehingga menyebabkan daya serap atau kemampuan
adsorpsi menurun.
Selain penurunan kadar besi, secara fisik terlihat pula perbedaan yaitu
air sampel yang kuning keruh menjadi lebih jernih atau bening dan sampel yang
berbau menjadi tidak berbau karena memang pada umumnya logam besi pada
air menyebabkan berwarna kekuningan dan berbau serta air yang mengandung
besi dalam jumlah melebihi standar dapat membahayakan kesehatan tubuh jika
dikonsumsi.
60
BAB V
A. Kesimpulan
bahwa suhu optimum karbon aktif dari eceng gondok (Eichhornia crassipes)
untuk mengadsorpsi besi (Fe) pada air sumur bor adalah pada suhu 600℃
B. Saran
(Fe) pada air tanah menggunakan karbon aktif dari eceng gondok dengan
logam lainnya selain besi dengan menggunakan karbon aktif dari eceng
gondok.
60
62
DAFTAR PUSTAKA
Anton G., dan Siregar A. D. 2005. Kerajinan Eceng Gondok. Kanisius : Yogyakarta
Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta
Gumelar, dkk. 2015. Pengaruh Aktivator dan Waktu Terhadap Kinerja Arang Aktif
Berbahan Aktif Eceng Gondok Pada Penurunan COD Limbah Cair
Laundry. UNIBRAW : Malang
Pari, G. 2000. Mutu Arang Aktif Serbuk Gergaji Kayu. Pusat Litbang Hasil Hutan
Bogor : Bogor
Titiek I. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press :
Semarang
63
LAMPIRAN 1
Hasil Perhitungan
1. Data hasil pengukuran absorbansi larutan standar Fe
= 0.998
65
Mencari nilai 𝑟 2
𝑟 2 = (0.998)2
= 0.997
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi
= 0.965
𝑌−𝑏
𝑋2 = 𝑎
0.0682−(−0.00393)
= 0.09433
0.07213
= 0.09433
= 0.765
𝑌−𝑏
𝑋3 = 𝑎
0.0435−(−0.00393)
= 0.09433
0.04743
= 0.09433
= 0.503
𝑌−𝑏
𝑋4 = 𝑎
0.0327−(−0.00393)
= 0.09433
0.03663
= 0.09433
= 0.388
𝑌−𝑏
𝑋5 = 𝑎
0.0177−(−0.00393)
= 0.09433
0.02163
= 0.09433
= 0.229
67
𝑌−𝑏
𝑋6 = 𝑎
0.0183−(−0.00393)
= 0.09433
0.02223
= 0.09433
= 0.236
0.765
0.800
0.600 0.503
0.388
0.400
0.229 0.236
0.200
0.000
blanko 300℃ 400℃ 500℃ 600℃ 700℃
Sampel
= 20.72%
b. Suhu 400℃
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒300℃
% yang diserap = × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙
(0.965−0.503)𝑚𝑔/𝐿
= × 100%
0.965
= 47.78%
c. Suhu 500℃
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒300℃
% yang diserap = × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙
68
(0.965−0.388)𝑚𝑔/𝐿
= × 100%
0.965
= 59.79%
d. Suhu 600℃
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒300℃
% yang diserap = × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙
(0.965−0.229)𝑚𝑔/𝐿
= × 100%
0.965
= 76.27%
e. Suhu 700℃
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙 −𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒300℃
% yang diserap = × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐹𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙
(0.965−0.236)𝑚𝑔/𝐿
= × 100%
0.965
= 75.54%
69
LAMPIRAN 2. DOKUMENTASI
1. Pembuatan adsorben
Sampel (air sumur bor) Perbandingan air sumur bor yang telah disaring
Adsorben yang telah dimasukkan ke dalam sampel Penyaringan adsorben yang telah distirer
LAMPIRAN 4