Anda di halaman 1dari 2

Korupsi Pengadaan Kapal Pertamina

JAKARTA, KOMPAS.com – Penyidik Jaksa Agung Muda Tindak Pidana


Khusus (JAM Pidsus) Kejaksaan Agung menetapkan tersangka baru pada
kasus pengadaan kapal Anchor Handling Tug Supply (AHTS) atau Kapal
Transko Andalas dan Kapal Transko Celebes di PT Pertamina Trans
Kontinental Tahun Anggaran 2012.

Tersangka baru pada kasus ini yakni Direktur Utama PT Vries Maritime
Shipyard, Aria Odman. Penetapan Aria sebagai tersangka itu berdasarkan
surat perintah penyidikan Direktur Penyidikan pada JAM Pidsus nomor : Print-
57/F.2/Fd.1/08/2017 tanggal 8 Agustus 2017.

"Penyidik telah melakukan pemeriksaan dan menetapkan tersangka inisial


AO," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, M Rum, melalui
keterangan tertulis, Selasa (8/8/2017).

Rum menyatakan, setelah ditetapkan tersangka, Aria kemudian ditahan di


Rumah Tahanan Negara Salemba Cabang Kejaksaan Agung selama dua
puluh hari terhitung mulai hari ini sampai dengan 27 Agustus 2017.

Penahanan tersebut berdasarkan surat perintah penahanan Direktur


Penyidikan pada JAM Pidsus nomor : Print-23/F.2/Fd.1/08/2017 tanggal 8
Agustus 2017.

(Baca: ICW Serahkan Hasil Investigasi Dugaan Korupsi Kapal Pertamina


ke Kejagung)

Alasan Aria ditahan yakni karena pertimbangan obyektif dan subyektif


penyidik. Pada pertimbangan obyektif, tersangka diancam pidana penjara
lebih dari lima tahun.

Sedangkan untuk alasan subyektif, tersangka dikhawatirkan melarikan diri,


merusak atau menghilangkan barang bukti sehingga dapat mempersulit
pemeriksaan penyidikan, atau menghambat penyelesaian penyidikan perkara
dimaksud Pasal 21 ayat (1) KUHAP.

Atas perbuatannya, Aria disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, jo


Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Sebelumnya dalam kasus ini, Kejagung telah menetapkan mantan Direktur
Utama PT Pertamina Transkontinental Suherimanto sebagai tersangka.
Kejaksaan memastikan ada kerugian negara dari tindak pidana korupsi
tersebut, yakni sekitar Rp 35,32 miliar.

https://www.google.co.id/search?q=kasus+korupsi+pengadaan+kapal+pertam
ina&oq=kasus+korupsi+pengadaan&aqs=chrome.5.69i57j0l5.13275j0j7&sour
ceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai