Anda di halaman 1dari 4

Kronologi kasus MV.

Silver Sea II

Kasus ini bermula ketika MV Silver Sea II ditangkap di Perairan Sabang pada 13 Agustus
2015 oleh aparat TNI Angkatan Laut (AL) dengan menggunakan kapal KRI Teuku Umar sekitar
dini hari1. Penangkapan ini diawali saat Digitalglobe merilis hasil pantauan satelit (satellite
imagery) yang menunjukkan bahwa pada tanggal 14 Juli 2015, terjadi aktivitas transhipment kapal
MV. Silver Sea 2 (SS2), yang merupakan kapal berkebangsaan Thailand seberat 2.285 GT dengan 2
(dua) kapal penangkap ikan yang diduga berdasarkan analisis kesamaan bentuk dan ukuran
merupakan kapal milik PT. Pusaka Benjina Resources. Hal ini diperkuat dengan pantauan udara
(airborne surveillance) yang dilakukan oleh Maritime Border Command (MBC) Australia di
Arafura PNG. Pada pukul 07.57 A.M, MBC berhasil menangkap aktivitas transhipment SS2
dengan 3 (tiga) kapal perikanan yang diduga kuat kapal perikanan Pusaka Benjina Resources
karena pada bagian belakang kapal terdapat tulisan JAKARTA. Kapal Pusaka Benjna
Resources meggunakan nama JAKARTA bagian belakang kapal. Untuk menghindari pantauan
pengawas,nama kapal, tanda selar kapal ditutup. Menilik kejanggalan kejanggalan tersebut,
dirilislah hasil Analisis dan Evaluasi Kapal Perikanan yang Pembanguannya dilakukan di Luar
Negeri, Dalam permasalahan ini SS2 teridentifikasi melakukan pelanggaran tindak pidana perikanan
dan tindak pidana lainnya2, yaitu :

a. Melakukan transhipment secara tidak sah ditengah laut di wilayah PNG yang merugikan
Indonesia ratusan Milyar rupiah;
b. Mengeluarkan ikan dari wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan Ikan
untuk konsumsi manusia; dan
c. Mematikan VMS selama berlayar.
d. Mematikan AIS selama berlayar.
e. Menggunakan ABK dan Nahkoda Asing sebanyak 100 %.
f. Memalsukan dokumen pelayaran.
g. Melakukan ekspor dan impor barang di luar wilayah Kepabeanan.

1
Perang Susi-Yusril di Kasus MV Silver Sea II | Villagerspost.com, diakses 16 November 2017,
http://villagerspost.com/todays-feature/perang-susi-yusril-di-kasus-mv-silver-sea-ii/.
2
http://news.kkp.go.id/index.php/kronologi-penanganan-kasus-mv-silver-sea-2/
h. Kapal perikanannya (Mabiru Grup) tidak melaporkan SPT Tahunan tahun 2012, 2013,2014
dan 2015. Pelanggaran ini sedang ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan.

Dikeluarkannya analisis tersebut membuat Menteri Kelautan dan Perikanan RI mengirimkan


surat kepada Kepala Staff Angkatan Laut RI (KSAL) yang berisi permintaan penangkapan Silver
Sea II pada 30 Juli 2015. Usaha penangkapan yang dilakukan oleh Kepala Staff Angkatan Laut
RI sempat mengalami kendala. Hal itu disebabkan karena Silver Sea II berlayar melalui jalur
yang tidak biasa dilalui, yaitu lebih jauh 2000 NM dan kerap kali mematikan AIS di waktu-
waktu tertentu sehingga menyulitkan pelacakan.

Pencarian selama kurang lebih dua minggu tersebut membuahkan hasil ketika Silver Sea
II berhasil ditangkap pada tanggal 13 Agustus di perairan Sabang. Dalam penangkapan tersebut
terdapat 18 orang Nahkoda dan ABK yang seluruhnya berkebangsaan Thailand serta pada palkah
ikan ditemukan ikan campuran sebanyak 1930 MT. Guna pemeriksaan yang lebih intensif, akhirnya
proses hukum dilanjutkan di Pelabuhan Sabang. Berdasarkan pantauan anomali pergeakan kapal
Silver Sea II yang dikeluarkan oleh Badan Keamanan Laut, Kapal Silver Sea II terbukti mematikan
AIS selama periode 12-29 Juli 2015 saat terpantau di sekitar Dogleg PNG dimana pada saat yang
sama terdapat 4 kapal angkut eskpor affiliasi Pusaka Benjina Resources juga berada pada lokasi
yang sama dan sama-sama mematikan AIS sehingga menimbulkan kecurigaan terjadinya
aktivitas transshipment.

Pada tanggal 20 Agustus 2015, LANAL SABANG dan PPNS PSDKP melakukan serah
terima penangan kasus SS2 untuk diproses hukum lebih lanjut. Setelah sebelumnya Satgas
Gahtas IUUF melakukan koordinasi dengan Duta Besar Papua New Guinea untuk Indonesia,
H.E. Commodore Peter Ilau untuk membentuk joint investigation penanganan kasus SS2 karena
sesuai Fisheries Act 2015, transhipment di tengah laut merupakan perbuatan yang dilarang dan
apa yang dilakukan oleh Silver Sea II dianggap telah melanggar hukum Papua New Guinea.
Selain melakukan koordinasi dengan Duta Besar Papua New Guinea untuk Indonesia, Satgas
Gahtas juga bertemu dengan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan karena adanya
pelanggaran AIS dan dugaan pemalsuan dokumen pelayaran3.

Akhirnya pada 28 Agustus 2015, PPNS PSDKP menetapkan Yotin Kuarabiab (Nahkoda
SS2) sebagai tersangka tindak pidana perikanan yaitu:

a. Melakukan pengangkutan ikan tanpa dilengkapi dengan Surat Izin Pengangkutan Ikan
(SIKPI), dimana SIKPI sudah habis masa berlakunya sejak 29 Mei 2015.
b. Melakukan transhipment secara tidak sah ditengah laut;
c. Mengeluarkan ikan dari wilayah Indonesia tanpa dilengkapi dengan Sertifikat Kesehatan
Ikan untuk konsumsi manusia; dan
d. Mematikan VMS selama berlayar.
e. Tindak pidana ini juga didasarkan dengan pelanggaran SS2 pada tahun 2013-2014.

Penetapan Yotin Kuarabiab (Nahkoda SS2) sebagai tersangka ditolak oleh penasehat
hukumnya, Hendri Rivai dan Rekan. Pihak penasehat hukum SS2 malah menggugat balik TNI
AL dan KKP terkait perihal keabsahan penangkapan, penahanan dan penyitaan dokumen SS2
yang selama 29 hari tertahan di Pelabuhan LANAL Sabang serta keabsahan penetapan tersangka
Yotin Kuarabiab dan Keabsahan Penyitaan kapal, ikan dan dokumen SS2. Sayangnya, kedua
gugatan ini ditolak oleh Pengadilan Negri Sabang melalui Putusan Hakim Perkara Praperadilan
No. 02/Pra.Pid/2015/PN.Sab.

Putusan final mengenai kasus ini sendiri baru diputus setelah 2 tahun berselang, dimana
Pengadilan Negeri Kelas II Sabang yang mengadili perkara Nomor : 21/Pid/Sus/2017/PN-SAB
dalam sidang putusan terkait pelanggaran perikanan di laut Indonesia yang dilakukan terdakwa
nahkoda Kapal SS-2 Yotin Kuarabiab memutuskan. "Yotin Kuarabiab Nahkoda Kapal Silver Sea
2 terbukti melanggar Pasal 7 ayat (2) Jo. Pasal 100 UU Nomor 31 Tahun 2004 sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan," dan dalam amar putusan tersebut
Hakim Ketua juga menyatakan, Yotin Kuarabiab (terdakwa/nahkoda Kapal Silver Sea 2) terbukti

3
KONFERENSI PERS MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN SELAKU KOMANDAN SATGAS 115 MENGENAI
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SABANG TERHADAP MV SILVER SEA 2, 23 Oktober 2017,
http://satgas115.id/konferensi-pers-menteri-kelautan-dan-perikanan-selaku-komandan-satgas-115-mengenai-
putusan-pengadilan-negeri-sabang-terhadap-mv-silver-sea-2/.
bersalah dan ikan hasil lelang sebanyak 1.930 ton, Rp2,579 miliar di Mako Lanal Sabang 19 Juli
2016, kapal bersama dokumennya dirampas untuk negara4.

4
metrotvnews developer, Kapal Silver Sea Dirampas untuk Negara, metrotvnews.com, diakses 16 November
2017, http://news.metrotvnews.com/read/2017/10/20/776285/kapal-silver-sea-dirampas-untuk-negara.

Anda mungkin juga menyukai