pdf
Disimpan ke Dropbox • 14 Feb 2016 22.33
Tutor :
dr. Maya H Arini, SpPD
Anggota
Sarah Humaira G1A112078
Ahmad Solihan
Saad G1A112079
Lily Viva
Megawati G1A112080
Andika Anjani
Agustin G1A112081
Fakhrul Azmi
Aly G1A112084
Luvita Fitri
Karlina G1A111032
Oksaria
Sabatini G1A111021
Oktavia
Sulistiana G1A108082
Rahmawati
Risna G1A108043
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014/2015
Skenario 2
Tn. H 55 tahun, datang ke IGD RSUD RD. Mattaher,
dengan keluhan sesak nafas yang bertambah berat. Dahulu Tn.
H masih mampu menaiki tangga, namun sekarang hanya
berjalan ke kamar mandi saja sudah terasa sesak. Saat malam
hari tidur terganggu karena batuk-batuk dan lebih enak jika
memakai bantal tinggi. Ia juga mengeluh kedua kakinya
bengkak sejak sebulan yang lalu. Selama 10 tahun terakhir ini
Tn. H minum obat antihipertensi secara tidak teratur.
Klarifikasi Istilah
1. Sesak nafas : Perasaan sulit bernafas yang
ditandai dengan nafas yang pendek
dengan penggunaan otot bantu pernafasan
ataupun tidak. (1)
2. Batuk :Mekanisme pertahanan tubuh di
saluran pernafasan dan atau
merupakan gejala suatu penyakit/reaksi tubuh
terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya
lendir, dsb. (1)
Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi
kardiovaskular?
2. Bagaimana mekanisme dari sesak nafas pada Tn. H?
3. Bagaimana klasifikasi sesak nafas?
4. Apa saja faktor dan penyakit yang menyebabkan
sesak nafas?
5. Mengapa Tn. H sesak nafas saat beraktivitas?
6. Mengapa Tn. H batuk pada malam hari dan lebih
enak jika tidur memakai bantal tinggi?
7. Mengapa kedua kaki Tn. H bengkak?
8. Apakah ada hubungan antara keluhan sekarang
dengan pemakaian obat antihipertensi yang tidak
teratur?
9. Apakah ada hubungan usia dengan keluhan Tn. H?
10. Bagaimana alur penegakkan diagnosis Tn. H?
11. Apa saja diagnosis banding dari penyakit Tn. H?
12. Apa yang terjadi pada Tn. H?
13. Apa definisi dari penyakit Tn. H?
14. Apa saja klasifikasi dari penyakit Tn. H?
15. Bagaimana epidemiologi dari penyakit Tn. H?
16. Apa saja etiologi dari penyakit Tn. H?
17. Apa saja faktor resiko dari penyakit Tn. H?
18. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi dari
penyakit Tn. H?
19. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Tn. H?
20. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Tn. H?
21. Apa saja komplikasi dari penyakit Tn. H?
22. Bagaimana edukasi dan pencegahan dari penyakit
Tn. H?
23. Bagaimana prognosis dari penyakit Tn. H?
Analisis Masalah
1. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologi
kardiovaskular?
Jawab :
Anatomi Jantung
Jantung berada di sisi sebelah kiri pada midline
posterior sternum. Posisi jantung berada sedikit agak
kekanan yang ditempati oleh atrium dan ventrikel kanan
dan pada posisi sebelah kiri umumnya di tempati oleh
atrium dan ventrikel kiri yang agak posterior. Pada sisi
posterosuperior jantung membentuk ruang yang
dinamakan atrium sinistra yang disebut base(dasar).
Vena pulmonari masuk ke atrium sinistra. Pada batas
superior membentuk trunkus arteri besar (aorta ascendent
dan trunkus pulmonari) dan vena cava superior. Pada
bagian inferior jantung disebut apeks. (4)
Jantung hanya berukuran kepalan tangan kita yang
berlokasi di :
• Permukaan diafragma superior
• Dominan sebelah kiri pada garis tengah
• Terletak dalam mediastinum
Jantung adalah organ berongga dan berotot
seukuran kepalan tangan. Organ ini terletak dirongga
toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum(tulang
dada) disebelah anterior dan vetebra (belakang) di
posterior. Jantung memiliki dasar lebar di atas dan
runcing membentuk titik ujungnya, apeks, dibagian
bawah. Jantung terletak menyudut dibawah sternum
sedemikian sehingga dasarnya terutama terletak dikanan
dan apeks di kiri sternum. Ketika jantung berdenyut kuat,
apeks sebenarnya memukul bagian dalam dinding dada
di sisi kiri. Posisi jantung antara dua struktur tulang,
sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara manual
memompa darah keluar jantung ketika pompa jantung
kurang efektif, dengan cara ritmis menekan sternum dan
vetebra, sehingga darah diperas keluar masuk ke
pembuluh darah, mempertahankan aliran darah ke
jaringan. Kompresi jantung eksternal ini, yang
merupakan bagian dari resusitasi jantung paru (RJP),
berfungsi sebagai tindakan penyelamat nyawa sampai
terapi yang sesuai dapat memulihkan jantung ke fungsi
normal.
Jantung memiliki Perikardium, yang terdiri dari
lapisan fibrosa dan lapisan serosa. Yang melindungi
jantung dan mencegah terjadinya gesekan pada jantung
juga sebagai bantalan jantung di rongga thoraks serta
mencegah jantung dari pengisian darah yang berlebihan.
Perikardium terdiri dari dua bagian. Lapisan paling luar
lebih keras dimana lapisan ini disusun oleh jaringan ikat
yang disebut dengan perikardium fibrosa. Lapisan ini
melekat pada diafragma dan pembuluh darah besar.
Bagian dalamnya lebih tipis dan terdiri dari dua lapisan
membran yang disebut perikardium serosa.
Perikardium serosa ini terbagi lagi menjadi :
1. Lapisan parietal, lapisan yang melekat pada
permukaan dalam perikardium fibrosa
2. Lapisan viseral, yang melapisi bagian luar dari
jantung (disebut juga epikardium)
Lapisan parietal dan lapisan viseral ini melipat
sehingga membentuk ruang diantaranya yang disebut
kavitas perikardium, yang diisi cairan serosa yang
disekresikan untuk melumasi membran serosa dan
mencegah untuk terjadinya pergesekan diantara
keduanya.
Jantung terbagi menjadi 4 ruangan :
➢ Atrium dekstra
➢ Ventrikel dekstra
➢ Atrium sinistra
➢ Ventrikel sinistra
Dan memiliki 4 katup yaitu
➢ Katup Atrioventrikularis dekstra (katup trikuspid)
Memiliki 3 daun katup.
➢ Katup Atrioventrikularis sinistra (katup bikuspid)
Memiliki 2 daun katup.
➢ Katup pulmonalis
Disebut katup semilunar (memiliki 3 daun katup)
➢ Katup Aorta
Disebut katup semilunar (memiliki 3 daun katup)
Katup atrioventrikular dibantu dengan korda tendianea
dan muskulus papilaris dalam menjalankan fungsinya.
Terutama mencegah katup membuka diarah yang berlawanan.
Jantung merupakan jaringan otot yang juga memerlukan
pendarahan seperti jaringan lain~dipanggil arteri coronari.
Arteri coronari berasal dari aorta ascenden, merupakan
percabangan kecil setelah valvula semilunaris aorta ascenden.
Terdapat 2 percababangan arteri coronari:
• Arteri Coronari Dextra
Histologi Jantung
JANTUNG
Jantung merupakan bangunan yang berongga berdinding
muskuler tebal. Dinding jantung baik atrium dan ventrikulus
terdiri atas 3 lapisan utama yaitu :
• Endocardium
• Myocardium
• Epicardium
Endocardium
Selain melapisi atrium dan ventriculus, endocardium
juga melapisi struktur-struktur yang terdapat dalam jantung
seperti valvula, chorda tendinae, dan m. papillaris. Ketebalan
endocardium berbanding terbalik dengan ketebalan
myocardium yang dilapisi.
Endocardium terdiri atas 3 lapis yaitu : Lapisan dalam,
ditutupi oleh endotel, terdiri atas jaringan pengikat halus dan
malanjutkan diri pada tunica intima pembuluh darah yang
meninggalkan jantung. Lapisan tengah, merupakan lapisan
yang paling tebal, terdiri atas jaringan pengikat padat yang
mengandung banyak serabut elastis dan kadang-kadang
serabut kolagen yang sejajar dengan permukaan. Lapisan luar,
jaringan pengikat yang tidak teratur mengandung pembuluh
darah Terdapat serabut-serabut otot jantung khusus yang
disebut serabut Purkinye yang termasuk sistim konduksi.
Myocardium
Myocardium atrium lebih tipis dari ventriculus. Berkas-
berkas serabut otot jantung yang merupakan sisa-sisa semasa
embrio diketemukan sebagai tonjolan-tonjolan di permukaan
dalam sebagai trabeculae carneae. Serabut elastis di antara
serabut otot jantung terdapat di dinding ventriculus, sedang di
dinding atrium terdapat lebih banyak serabut elastisnya.
Jaringan pengikat di antara berkas-berkas otot jantung banyak
mengandung serabut retikuler.
Epicardium
Jantung terdapat dalam sebuah kantung lembaran
jaringan pengikat yang disebut pericardium. Pericardium
tersebut terdiri atas 2 bagian yaitu : Lamina visceralis yang
langsung menempel pada myocardium disebut pula
epicardium. Pada permukaan bebasnya ditutupi oleh sel-sel
mesotil dan dibawahnya terdapat jaringan pengikat tipis yang
mengandung serabut elastis, pembuluh darah dan serabut
saraf. Lamina parietalis, berbentuk sebagai membrana serosa
yang terdiri atas jaringan pengikat tipis mengandung serabut
elastis, kolagen, fibroblas dan makrofag. Kedua lembaran
pericardium ini saling berhubungan membatasi ruangan yang
sempit disebut cavum pericardii. (4)
Pememeriksaan Fisik :
a. Pemeriksaan tanda vital : pernapasan, denyut
nadi, tekanan darah, suhu
b. Melakukan pengukuran JVP
c. Inspeksi : kesimetrisan dinding dada,
iktus cordis
d. Palpasi : iktus cordis dan arteri carotis
e. Perkusi : menentukan batas kiri dan
kanan jantung
f. Auskultasi : mendengarkan bunyi semua
katup jantung dan mendengarkan
jika ada suara tambahan (S3,S4)
g. Pemeriksaan abdomen untuk melihat apakah
terdapat asites
h. Pemeriksaan ekstremitas bawah untuk melihat
apakah terdapat edema tungkai
Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium : darah lengkap, elektrolit GD,
CMB, CKMB, urin dan
Kreatinin
b. Analisis gas darah
c. Radiografi toraks
seringkali menunjukkan kardiomegali (ratio
kardiotorasik (CTR) lebih dari 50%) , terutama bila
gagal jantung sudah kronik.
d. Elektrokardiografi
Memperlihatkan abnormalitas pada sebagian besar
pasien (80-90%) termasuk gelombang Q, perubahan
ST-T, hipertropi LV, gangguan konduksi, artimia.
e. Ekokardiografi
Harus dilakukan pada semua pasien dengan dugaan
klinis gagal jantung
f. Kateterisasi jantung
Harus dilakukan pada dugaan penyakit jantung koroner
pada kasus kardiomiopati atau miokarditis yang jarang,
yang membutuhkan biopsi miokard, atau bila penilaian
resistensi vaskular paru dibutuhkan sebelum
mempertimbangkan transplantasi jantung.
g. Tes latihan fisik
Seringkali dilakukan untuk menilai iskemia miokard
pada beberapa kasus untuk mengukur konsumsi oksigen
maksimum (VO2 maks). (8)
11. Apa saja diagnosis banding dari penyakit Tn.
H?
Jawab :
Diagnosis banding penyakit Tn. H (gagal jantung
kongestif) (9),(6)
a. Penyakit paru : pneumonia, PPOK,
asma eksaserbasi akut, infeksi paru berat
b. Sindroma hiperventilasi : psikogenik atau
penyakit ansietas berat
c. Penyakit GI : gastritis, GERD
c. Mekanisme Renin-Angiotensin-Aldosteron
Salah satu efek yang paling penting dalam
menurunkan cardiac output dalam gagal jantung
adalah reduksi aliran darah pada ginjal dan
kecepatanfiltrasi glomerulus, yang menyebabkan
retensi garam dan air. Penurunan aliran darah ke
ginjal, meningkatkan sekresi renin oleh ginjal yang
secara paralel akan meningkatkan pula angiotensin II.
Peningkatan konsentrasi angiotensin II berkontribusi
pada keadaan vasokonstriksi dan menstimulasi
produksi aldosteron dari adrenal korteks. Aldosteron
akan meningkatkan reabsorpsi natrium dengan
meningkatkan retensi air. Selain itu angiotensin II dan
aldosteron juga terlibat dalam perbaikan inflamasi
proses karena adanya kerusakan jaringan. Keduanya
menstimulasi produksi sitokin, adhesi sel inflamasi
(contoh neutrofil dan makrofag) dankemotaksis;
mengaktivasi makrofag pada sisi kerusakan dan
perbaikan; danmenstimulasi pertumbuhan fibroblas
dan sintesis jaringan kolagen.
b. Digitalis
Farmakodinamik :
- Kontraksi Miokard (Inotropic Action) (+)
i. ↑CO
ii. ↓Ukuran jantung
iii. ↓Venous pressure
iiii. ↓Volume darah
v. Diuresisàmemperbaiki
Oedem
Pencegahan Primer
Pencegahan primer ditujukan pada masyarakat yang
sudah menunjukkan adanya faktor risiko gagal jantung.
Upaya ini dapat dilakukan dengan membatasi konsumsi
makanan yang mengandung kadar garam tinggi,
mengurangi makanan yang mengandung kolesterol
tinggi, mengontrol berat badan dengan membatasi kalori
dalam makanan sehari-hari serta menghindari rokok dan
alkohol.
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan pada orang yang
sudah terkena gagal jantung bertujuan untuk mencegah
gagal jantung berlanjut ke stadium yang lebih berat. Pada
tahap ini dapat dilakukan dengan diagnosa gagal jantung,
tindakan pengobatan dengan tetap mempertahankan gaya
hidup dan menghindari faktor resiko gagal jantung.
23. Bagaimana prognosis dari penyakit Tn. H?
Jawab :
Mortalitas 1 tahun pada pasien dengan gagal
jantung cukup tinggi (20-60%) dan berkaitan dengan
derajat keparahannya data Framingham yang
dikumpulkan sebelum penggunaan vasodilatasi untuk
gagal jantung menunjukkan mortalitas satu tahun rata-
rata sebesar 30% bila semua pasien dengan gagal jantung
dikelompokkan bersama, dan lebih dari 60% pada
NYHA kelas IV, maka kondisi ini memiliki prognosis
lebih buruk daripada sebagian besar kanker. Kematian
terjadi karena gagal jantung progresif atau secara
mendadak (diduga karena aritmia) dengan frekuensi yang
kurang lebih sama. Sejumlah faktor yang berkaitan
dengan prognosis pada gagal jantung: (2)
a. Klinis
Semakin buruk gejala pasien, kapasitas aktivitas,
dan gambaran klinis, semakin buruk prognosis.
b. Hemodinamik
Semakin rendah indeks jantung isi sekuncup, dan
fraksi ejeksi, semakin buruk prognosis
c. Biokimia
Terdapat hubungan terbalik yang kuat antara
norepinefrin, renin, vasopresin, dan peptida
natriuretik plasma. Hiponatremia dikaitkan
dengan prognosis yang lebih buruk.
d. Aritmia
Fokus ektopik ventrikel yang sering atau
takikardi ventrikel pada pengawasan EKG
ambulatori menandakan prognosis yang buruk.
Tidak jelas apakah aritmia ventrikel hanya
merupakan penanada prognosis yang buruk atau
apakah aritmia merupakan penyebab kematian.
Hipotesis
Tn H. mengalami suspect gagal jantung kongestif grade
III et. causa hipertensi.
Mind Mapping
Tn. H (55
tahun)
Anamnesis Pem. Fisik Pem. Penunjang
Gagal Jantung
•Definisi
•Klarifikasi
•Etiologi
•Patofisiologi
•Manifestasi Klinis
•Diagnosis
•Diagnosis Banding
•Komplikasi
•Pentalaksanaan
•Pencegahan
•Prognosis
Learning Issues
TOPIK WHAT I WHAT I WHAT I DON’T HOW WILL
KNOW HAVE TO KNOW I LEARN
PROVE
Sistem - -
Anatomi, histologi, Text Boook
Cardiovaskular fisiologi
Gagal jantung Definisi, Manifestasi -Klasifikasi sesak nafas, Text Book
kongestif Etiologi, Klinis, -faktor dan penyakit WEB
Epidemiologi, Komplikasi, yang menyababkan sesak
klasifikasi Penatalaksanaa nafas,
Patogenesis dan n, -alur penegakkan
patofisiologi, diagnosis keluhan Tn. H
Eduksi dan -Hubungan keluhan Tn.
Pencegahan, H sekarang dengan
Prognosis riwayat hipertensi yang
dialaminya.
Daftar Pustaka
(1) Dorland W.A.Newman. 1998. Kamus Saku
Kedoktern Dorland Edisi 25. Jakarta: EGC.
2231-2245