Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Serviks merupakan salah satu bagian dari organ reproduksi wanita.


Serviks terdiri dari 2 bagian yaitu endoserviks yang dilapisi oleh epitel
kolumner bergoblet dan ektoserviks yang dilapisi oleh epitel squamous. Pada
tahun 2012 diperkirakan terdapat 528.000 kasus baru yang mengenai serviks
di seluruh dunia (Ayu et al., 2012). Ektoserviks merupakan daerah serviks
yang pertama kali menerima paparan dari luar, sehingga jika mendapat
paparan secara terus menerus akan terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan sel
dan trasnformasi sel. Dengan begitu, jika kondisi tersebut berlanjut dalam
jangka waktu yang lama maka memungkinkan terjadinya lesi prakanker. Lesi
tersebut merupakan pertumbuhan abnormal, mencakup berbagai lesi epitel
yang secara histologi maupun sitologi berbeda dibandingkan dengan epitel
normal tetapi belum menunjukan kriteria keganasan (Astrid et al., 2016). Ada
beberapa lesi prakanker pada ektoserviks antara lain ASC-US (Atypical
squamous cells undertermined significance), LSIL (Low grade squamous
intraepithelial lesion) dan HSIL (High grade squamous intraepithelial lesion).
Sekitar 45% lesi prakanker berkembang menjadi carsinoma in-situ dan 90%
berkembang menjadi carsinoma invasive. Beberapa kelainan tersebut tidak
memiliki tanda dan gejala yang khas, sehingga pasien telah mencapai pada
stadium akhir sebelum didiagnosis. Namun, ada upaya untuk mencegah
keterlambatan diagnosis yaitu dengan menggunakan pemeriksaan papsmear
(Dana, 2017).

Papsmear merupakan pemeriksaan sitologi dari serviks dan portio untuk


melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks sebagai tanda
awal keganasan serviks atau prakanker (Mastutik et al., 2015). Papsmear

1
2

mencegah sekitar 700 kematian pertahun di Inggris. Di Indonesia sendiri,


khususnya di Jawa Barat hanya sekitar 100 orang dari 331.420 orang yang
mengikuti pemeriksaan papsmear. Artinya, masih banyak wanita yang tidak
mengetahui pentingnya pemeriksaan papsmear secara dini (Darmawati et al.,
2012).

Berdasarkan American Cancer Society, yang menjadi perhatian dalam


menilaiabnormalitas atau sel kanker dari hasil papsmear adalah zona
transformasi. Selama fase kehidupan wanita, zona transfromasi mengalami
peralihan antara epitel squamous pada ektoserviks dan epitel kolumner pada
endoserviks sehingga membuat zona tersebut sangat rentan terhadap paparan
dari luar. Namun, sebelum berkembang menjadi sel kanker pada zona
transformasi maka diperlukan deteksi dini terhadap lesi prakanker yaitu pada
daerah ektoserviks sehingga insidensi kanker serviks dapat dicegah sedini
mungkin (Rahmadhany, 2014). Kanker serviks itu sendiri merupakan
penyebab kematian wanita tertinggi kedua di Indonesia. Kanker serviks
disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18. Namun, ada
beberapa faktor resiko yang mampu meningkatkan insidensinya seperti pada
aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas),
kebiasaan merokok, penggunaan kontrasepsi pil KB yang terlalu lama, serta
wanita yang koitus pertama kali pada usia yang masih sangat muda dan
tingginya paritas (Setyarini et al., 2016).

Berdasarkan hal diatas maka peniliti ingin meneliti tentang Hubungan


Antara Lama Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Terhadap Gambaran Lesi
Seluler Sitologi Ektoserviks.

B. Perumusan Masalah.
1. Adakah hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi hormonal terhadap
gambaran lesi seluler sitologi ektoserviks?
3

C. Tujuan
1. Mengetahui adanya hubungan antara lama pemakaian kontrasepsi
hormonal terhadap gambaran lesi seluler sitologi ektoserviks.
D. Manfaat
Manfaat teoritis :
1. Memberikan informasi bahwa adanya hubungan antara lama pemakaian
kontrasepsi hormonal terhadap gambaran lesi seluler sitologi ektoserviks.
2. Menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
terkait.
3. Menghasilkan luaran penelitian yang berupa: bahan seminar, laporan
penelitian, dan artikel untuk publikasi dalam jurnal.

Manfaat Praktis :
1. Memberikan gambaran pengaruh lama pemakaian kontrasepsi hormonal
terhadap gambaran lesi seluler sitologi ektoserviks.

Anda mungkin juga menyukai