Anda di halaman 1dari 92

• TUJUAN

Agar Mahasiswa dapat memahami, merancang dan


menganalisa jaringan komputer berbasis client-server
berupa LAN, MAN dan WAN yang diimplementasikan ke
dalam laporan dan dipresentasikan secara berkelompok
pada pertemuan setelah UTS .
MATERI POKOK

Pertemuan Ke- Pokok Bahasan


1 Internetwork (MAN and WAN)
2 Scalable IP Addressing (VLSM)
3 FTP Routing Cisco
4 DHCP Server
5 FTP Server
6 DNS Server
7 Review Materi – Quiz Essay
8 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) – Pilihan Ganda (OCR)
9 Presentasi Kel I dan II
10 Presentasi Kel III dan IV
11 Presentasi Kel V dan VI
12 Presentasi Kel VII dan VIII
13 Presentasi Kel IX dan X
14 Presentasi Kel XI dan XII
15 Review Materi
16 UJIAN AKHIR SEMESTER (UTS) – (lanjutan)
Sumber Referensi
1. Oetomo, Budi S.D, S.Kom.MM, Konsep dan Perancangan Jaringan
Komputer. Penerbit Andi, Yogyakarta
2. Heywood, Drew, 2001. Konsep dan Penerapan Microsoft TCP/IP.
Penerbit Andi, Yogyakarta
3. Wijaya, Hendra, Ir. 2003. Belajar Sendiri Cisco Router. Elekmedia
Komputindo, Jakarta
4. Wahana Komputer. 2003. Pengembangan Jaringan Linux. Andi
Yogyakarta. Yogyakarta.
5. Riza Taufan; Teori dan Implementasi IPv6 Protokol Internet Masa
Depan, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002.

CATATAN :
1.Mahasiswa wajib mempunyai buku referensi tersebut.
2.Dosen diharapkan mencari referensi tambahan dari jurnal-jurnal.
3.Dosen diharapkan memberikan arahan tntang penulisan dalam
menganalisa jarkom.
• Pertemuan 1 s.d 6 disampaikan dengan Metode Ceramah,
Metode Diskusi, Arahan materi penulisan analisa Jarkom dan
Latihan Soal.
• Pada Pertemuan 9 s.d 14 dilakukan presentasi per kelompok.
Setiap pertemuan menampilkan beberapa kelompok
tergantung dari jumlah mahasiswa yang ada.
• Dosen menentukan mahasiswa yang akan presentasi dari
kelompok tersebut.
• Kelompok lain yang tidak mempresentasikan makalahnya
harus membuat resume dan kesimpulan dari kelompok lain
yang sedang presentasi.
• Tugas 1 : Bobot Nilai 25
• Tugas 2 : Bobot Nilai 25
• Tugas 3 : Bobot Nilai 25
• Quiz UTS Essay : Bobot Nilai 25
Jadi Total Nilai TUGAS : 100
• Tugas 4 : merupakan nilai UAS dengan bobot nilai 40%
Dengan kriteria penilaian:
- Presentasi 25 %
- Penguasaan Materi 50 %
- Makalah 25%
Pembentukan Kelompok disesuaikan
dengan jumlah mahasiswa di dalam kelas,
misal jika dalam 1 kelas terdapat 20
mahasiswa berarti dibentuk 10 kelompok
terdiri dari 2 mahasiswa.
Deskripsi Matakuliah
• Matakuliah Jarkom Lanjut adalah matakuliah KBK.
• Dengan bobot SKS 3.
• Sesuai dengan prosedur matakuliah KBK maka materi
slide hanya sampai pada pertemuan 6.
• Pada pertemuan 7 adalah review atau bisa digunakan
untuk Quis.
• Setelah pertemuan sehabis UTS (Ujian Tengah Semester)
mahasiswa membuat laporan tentang Analisa Jaringan
Komputer dan setiap pertemuan sehabis UTS ini
digunakan untuk mempresentasikan hasil laporannya.
Prosedur Presentasi
• Mahasiswa diberikan tugas kelompok untuk melakukan analisa
jaringan atau mengcreat/mendesign jaringan.
• Kelompok maks 8 orang.
• Jaringan yang dianalisa minimal menggunakan 1 server dan
koneksi internet.
• Jika ada yang mendesign konsepnya adalah jaringan WAN atau
MAN minimal menggunakan 1 server dan 2 router, boleh
mendisign menggunakan software bantuan.
• Untuk melakukan presentasi jarkom lanjutan dibagi menjadi 3
sesi dengan waktu 1 sesi 45 menit.
• Instruksi dalam pembuatan paper ini dilakukan awal-awal
pertemuan perkuliahan yaitu pada pertemuan Pertama atau kedua.
Daftar Isi Laporan
Bab I Tinjauan Umum Bab III Permasalahan Pokok
Perusahaan 3.1 Permasalahan Skema
1.1 Sejarah Perusahaan Jaringan, Perangkat Keras
1.2 Struktur Organisasi dan Perangkat Lunak
Perusahaan 3.2. Pemecahan Masalah
3.3 Analisa Biaya
3.4. Skema Jaringan Usulan
Bab II Tinjauan Kasus
2.1 Blok Jaringan dan
Topologi
2.2 Skema Jaringan dan IP
Address
2.3 Spesifikasi Perangkat Keras
2.4 Spesifikasi Perangkat Lunak
Pertemuan 1

Internetwork
Definisi Internetwork
• Internetwork adalah gabungan dari berbagai jaringan
komputer yang saling terhubung menggunakan satu atau
lebih perangkat jaringan, misalnya Router.
• Router dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan
komputer karena setiap interface yang dimilikinya dapat
digunakan untuk membentuk satu jaringan.
• Jadi, Router yang memiliki
dua interface dapat
membentuk dua jaringan,
Router yang memiliki tiga
interface dapat membentuk
tiga jaringan, dst.
Teknologi Internetwork
Berikut beberapa teknologi Internetwork:
1. Dial Up
Dial Up adalah teknologi telekomunikasi data yang paling
sederhana yang menggunakan jalur telepon PSTN (public
switched telephone network).
2. Leased Line
Leased line adalah jalur telekomunikasi simetrik yang
digunakan untuk menghubungkan dua lokasi yang berbeda.
Contohnya T1, T3.
3. ATM (Asynchronous Transfer Mode)
ATM adalah teknologi transfer data berbasis paket dengan
besar paket data yang tetap (cell) yang menggunakan
teknik asynchronous TDM (time division multiplexing).
Teknologi Internetwork
4. DSL (Digital Subscriber Line)
DSL adalah teknologi transmisi data digital yang
menggunakan jalur telepon lokal (PSTN). Contohnya
ADSL (Asymmetric DSL), SDSL (Symmetric DSL).
5. ISDN (Integrated Services Digital Network)
ISDN adalah seperangkat standar komunikasi yang
memungkinkan jalur telepon (PSTN) untuk digunakan
membawa data digital berupa suara, video, dan layanan
digital lainnya secara terintegrasi.
6. VPN (Virtual Private Network)
VPN adalah jalur komunikasi privat yang menggunakan
jalur komunikasi publik yang terotentikasi dan terenkripsi
untuk keamanan.
Perangkat Internetwork
1. Modem (modulator-demodulator)
Modem adalah perangkat yang mengubah sinyal digital
menjadi sinyal analog (modulasi) dan sebaliknya atau
demodulasi.
Perangkat Internetwork # 2
2. Communication servers
Communication servers adalah perangkat yang
mengkonsentrasikan koneksi-koneksi pelanggan,
misalnya koneksi dial up secara simultan. Umumnya
digunakan oleh ISP (Internet Service Provider) dan
hosting center.
Perangkat Internetwork # 3
3. Router
Router adalah perangkat yang digunakan untuk
menghubungkan dua atau lebih jaringan logik.
Router
Sama dengan PC, router membutuhkan operating system
untuk menjalankan fungsinya, yaitu Internetwork Operating
System (IOS).

Komponen utama dari router adalah random-access memory


(RAM), nonvolatile random-access memory (NVRAM), flash
memory, read-only memory (ROM) dan interface.
RAM Router
RAM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:

• Menyimpan tabel routing


• Menangani cache ARP
• Menangani cache fast-switching
• Menangani packet buffering
• Menangani antrian paket
• Menyediakan temporary memory untuk file konfigurasi pada
saat router bekerja
• Data akan hilang pada saat router dimatikan atau restart
NVRAM dan Flash Memory
Router
NVRAM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai
berikut:
• Menyediakan storage untuk file startup configuration
• Data masih ada walaupun router dimatikan atau restart

Flash memory mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai


berikut:
• Menyimpan IOS image
• Data masih ada ketika router dimatikan atau restart
• Dapat menyimpan beberapa versi software IOS
ROM dan Interface Router
ROM mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai berikut:
• Menangani perintah-perintah untuk keperluan
diagnosa power-on selt test (POST)
• Menyimpan program bootstap

Interface mempunyai fungsi dan karakteristik sebagai


berikut:
• Menghubungkan router ke suatu jaringan
• Sebagai keluar masuknya paket data
• Dapat berada dalam motherboard atau sebagai
module yang terpisah
Interface Router
Interface – Interface dari router digunakan untuk terkoneksi dengan
jaringan. Ada 3 tipe interface: LAN, WAN, dan console atau auxiliary
(AUX).
Konektor Router
Router memiliki banyak jenis konektor yang memungkinnya
terhubung dengan beragam jenis jaringan
Protocol Router
• Protokol layer data link pada WAN sangat beragam,
diantaranya:
− High-level data link control (HDLC)
− Frame Relay
− Poin-to-Point Protocol (PPP)
− Synchronous Data Link Control (SDLC)
− Serial Line Internet Protocol (SLIP)
− X.25
− ATM
• Masing-masing protokol tersebut membentuk teknologi
Internetwork yang memiliki karakteristik masing-masing.
• Router memiliki kemampuan untuk menginterkoneksikan
beragam teknologi tersebut.
Pertemuan II

Scallable IP Addressing
(VLSM)
Berikut ini tabel nilai CIDR (Prefix)

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR


255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20
255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21
255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22
255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23
255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24
255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25
255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26
255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27
255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28
255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29
255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30
VLSM
Buatlah skema pemberian alamat IP untuk diagram
network berikut ini!
• IP Address kelas C,
204.15.5.0
255.255.255.0
• Prefix subnet : /24
Hasil yang di dapat VLSM pada Jaringan Komputer
diatas
Penghitungan NetID dan HostID
Untuk menentukan jumlah maximum dari host ID => 2H - 2
Untuk menentukan jumlah maximum net ID => 2N – 2

Host terbanyak 28 yang terdapat pada NetB,


2H – 2 ≥ 28 2H ≥ 28 + 2 • Jadi 5 bit untuk membuat host
H≥5 ID 25 -2 = 30.
H = 11111111.11111111. • Jadi tersedia 30 host yang
11111111.11100000 dapat digunakan.
= 255.255.255.224 • Prefiks yang digunakan adalah
Jadi untuk NetB : /27, didapat dari:
204.15.5.0/27 • (prefiks awal + (oktet ke-4 – bit
host)) 24+(8-5)=27
VLSM
• Subnetmask default 255.255.255.0/24
• Subnetmask setelah proses subnetting
255.255.255.|111|00000 atau 255.255.255.224
• 256 – 224 = 32, jadi network yang terbentuk kelipatan 32.
• Network hasil subnetting
– NetA:204.15.5.0/27, host 1-30 → 204.15.5.|000|00000
– NetB:204.15.5.32/27, host 33-62 → 204.15.5.|001|00000
– NetC:204.15.5.64/27, host 65-94 → 204.15.5.|010|00000
– NetD:204.15.5.96/27, host 97-126 → 204.15.5.|011|00000
– NetE:204.15.5.128/27, host 129-158 → 204.15.5.|100|00000
– Sisanya : 204.15.5.160/27→ 204.15.5.|101|00000
: 204.15.5.192/27→ 204.15.5.|110|00000
: 204.15.5.224/27→ 204.15.5.|111|00000
VLSM Lanjut
• Dengan demikian, setiap network memiliki 30 host. Skema
tersebut merupakan pemborosan alamat IP, terlebih untuk
NetC yang hanya membutuhkan 2 host. Permasalahan ini
dapat diselesaikan dengan menerapkan VLSM.
• VLSM adalah singkatan dari Variable Length Subnet
Masks, artinya subnetting dengan subnetmask yang
berbeda untuk tiap subnet
• Pada prinsipnya, VLSM adalah teknik untuk melaksanakan
subnetting dari subnet yang telah ada.
• Skema VLSM (prefiks disesuaikan dengan jumlah host)
– NetA hanya membutuhkan 14 host, prefiks /28
– NetB hanya membutuhkan 28 host, prefiks /27
– NetC hanya membutuhkan 2 host, prefiks /30
– NetD hanya membutuhkan 7 host, prefiks /28
– NetE hanya membutuhkan 28 host, prefiks /27
Penyelesaian VLSM
• NetB dan NetE membutuhkan 28 host, jadi berikan saja
dua hasil subnetting sebelumnya, misalnya
– NetB : 204.15.5.0/27 dan NetE : 204.15.5.32/27

• Selanjutnya kita ambil 204.15.5.64/27 untuk disubnet lagi


untuk diberikan kepada NetA dan NetD.
NetA dan NetD membutuhkan 14 host,
2H – 2 ≥ 14 2H ≥ 14 + 2
H≥4
H = 11111111.11111111.
11111111.11110000
= 255.255.255.240
Jadi untuk NetA :
204.15.5.0/28
jadi kita butuh 4 bit, 24 -2 = 14.
Penjelasan Penyelesaian VLSM
NetA dan NetD
- Karena kita telah mengambil 4 bit dari oktet ke-4 (diambil
dari kanan), maka bentuk biner dari IP tersebut menjadi
204.15.5.010|x|0000/28
• Warna merah untuk hasil subnet yang pertama, yaitu 64.
• Warna hijau untuk bit yang akan diubah menjadi subnet
baru, yang akan bernilai 0 dan 1.
• Warna kuning untuk bit yang akan digunakan menjadi
host ID, empat bit yang telah kita ambil sebelumnya.

- Jadi, dari 204.15.5.010|x|0000/28 kita akan memiliki dua


subnet lagi (dengan mengganti x dengan 0 dan 1), yaitu:
204.15.5.010|0|0000/28, untuk NetA
204.15.5.010|1|0000/28, untuk NetD
NetA : 204.15.5.64/28, host 65-78 → 204.15.5.|0100|0000
NetD : 204.15.5.80/28, host 81-94 → 204.15.5.|0101|0000
Penjelasan Penyelesaian
VLSM NetC
Terakhir, untuk NetC
Ambil 204.15.5.96/27 atau 204.15.5.|011|00000/27

2H – 2 ≥ 2 2H ≥ 2 + 2 Subnet yang baru


H≥2 204.15.5.011000|00|/30 atau
204.15.5.96/30
H = 11111111.11111111.
dari subnet ini, hanya ada dua
11111111.11111100 host, yaitu:
= 255.255.255.252 1. 204.15.5.011000|01|/30
Jadi untuk NetC : atau 204.15.5.97/30
204.15.5.0/30 2. 204.15.5.011000|10|/30
atau 204.15.5.98/30
Hasil Pemanagemanan IP Address
Menggunakan VLSM

204.15.5.65/28 - 204.15.5.78/28
204.15.5.81/29 - 204.15.5.94/29

204.15.5.97/30 - 204.15.5.98/30

204.15.5.1/27 - 204.15.5.30/27

204.15.5.33/28 - 204.15.5.62/28
Kesimpulan
– Dengan demikian, 204.15.5.128/27 tidak perlu
digunakan.
– Jadi subnet yang tersisa telah bertambah satu. Subnet
yang tersisa dapat digunakan saat network telah
berkembang menjadi lebih besar.
– Jika ingin menambah subnet baru, kita dapat
memanfaatkan 204.15.5.128/27 dan 3 subnet sisa
lainnya dengan menambah jumlah bit yang akan
dijadikan selubung, sehingga prefiks menjadi /28 sampai
/30.
– Kesimpulannya, VLSM telah menghemat alamat IP yang
kita miliki karena penggunaan alamat IP yang efisien,
dimana subnet dibuat disesuaikan dengan jumlah host
yang dibutuhkan pada subnet tersebut.
Latihan Perhitungan VLSM

– Gunakan subnet 204.15.5.128/27 dan 3 subnet sisa


lainnya dengan menambah jumlah bit yang akan
dijadikan selubung, sehingga prefiks menjadi /28 sampai
/30.
Pertemuan III

FTP Routing Cisco


Jenis FTP Routing
Terdapat 2 jenis FTP Routing, yaitu :
1. Static Route
Static Route adalah rute atau jalur spesifik yang ditentukan
oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan.
Rute ini ditentukan oleh administrator untuk mengontrol
perilaku routing dari Internet Protocol dalam suatu jaringan
(network).
Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan
berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap
router yang berada di jaringan tersebut.
Contoh Konfigurasi Router Statik
Dinamic Route
2. Dinamic Route
Dinamic Route adalah jenis routing yang bisa berubah sesuai
dengan kondisi yang diinginkan dengan parameter tertentu
sesuai dengan protokolnya.
Routing Dinamik diterapkan pada router dan dibutuhkan
router lain yang sama-sama menerapkan sistem routing
dinamik, jadi tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya routing
statik.
Protokol routing mengatur router-router sehingga dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain dan saling
memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi
forwarding table, tergantung keadaan jaringannya.
Berdasarkan algoritma routing dinamik dibagi menjadi dua
yaitu
a. Distance Vector Protocol : RIP dan IGRP
b. Link state Protocol : OSPF, Integrated IS-IS, BGP.
RIP (Routing Information Protocol)

• RIP termasuk dalam protokol distance-vector, protokol


distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford,
karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek
oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk
algoritma-terdistribusi pertama kali oleh Ford dan
Fulkerson. Setiap router dengan protokol distance-vector
ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara
routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak
mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
• Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut
dalam bentuk distance-vector ke semua link yang
terhubung langsung dengannya.
Sistem Kerja RIP
• Router yang menerima informasi routing menghitung
distance-vector, menambahkan distance-vector dengan
metrik link tempat informasi tersebut diterima, dan
memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika
dianggap merupakan jalur terbaik.
• Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian
dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan
setiap selang waktu tertentu.

Berikut prisip dasar pada RIP :


1. Menggunakan Distance Vector Logic
2. Menggunakan Hop Count sebagai dasar perhitungan metrik
3. Mengirimkan informasi routing secara menyeluruh setiap 30
detik
4. Convergence lambat, membutuhkan waktu 3 sampai 5
menit
5. Tidak mendukung Variable Length Subnet Masking ( VLSM )
Karakteristik RIP
RIP mempunyai karakteristik:
1. Distance Vector Routing Protocol
2. Menggunakan metric yaitu hop count
3. Maximum hop count adalaha 15, dianggap sebagai
unreachable
4. Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5. Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6. Mendukung 4 path Load Balancing secara default
maximumnya adalah 6
7. Menjalankan auto summary secara default
8. Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan
nomor port 520
9. Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima
paket update RIP v.1 dan v.2
Karakteristik RIP Lanjut
6. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak
menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya
RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
7. Mempunyai AD 120, Pada Saat inisialisasi, router2 yang
menjalankan RIP akan membroadcast paket request yang
isinya adalah meminta router lain untuk mengirimkan
network2 yang dimilikinya. Router lain yang menerima
paket request akan mengirimkan paket response, baru
setelah itu router2 tersebut akan mengirimkan network2
yang dimilikinya untuk mengaktifkan RIP
Contoh Konfigurasi RIPv2
EIGRP (Enhanced Interior Gateway
Routing Protocol)

• EIGRP merupakan IP routing protokol yang dimiliki oleh


Cisco, dikembangkan kira-kira 10 tahun yang lalu oleh
Cisco.
• Perbedaan yang mendasar antara RIP dan EIGRP adalah
penentuan metrik.
• EIGRP menentukan metrik berdasarkan lima parameter,
walaupun pada kenyataannya yang digunakan hanya dua
parameter yaitu bandwidth dan waktu tempuh ( delay ).
Sistem Kerja EIGRP

Seperti tampak pada gambar:


• Jika menggunakan RIP maka router B akan langsung
menuju ke Router A karena hop count nya 1.
• Jika menggunakan EIGRP maka dari router B akan
mengambil rute melalui Router C meskipun hop count-nya 2,
karena bandwitdh dari link B ke C dan C ke A lebih besar
dari link B ke A.
Contoh Konfigurasi EIGRP
Contoh Konfigurasi
EIGRP Lanjut
OSPF (Open Shortest Path First)

• OSPF adalah routing protocol link-state yang


dikembangkan oleh IETF sebagai pengganti RIP.
• Sifat OSPF adalah "open"; Artinya vendor apapun dapat
memanfaatkan routing protocol ini.
• OSPF termasuk dalam kategori Link State Protocol, salah
satu yang membedakan adalah bagaimana dan kapan
OSPF mengirimkan informasi routing.
• Router tidak akan mengirimkan informasi routing dengan
OSPF sebelum router tersebut menemukan router OSPF
yang lain.
Proses OSPF

Berikut proses yang terjadi pada OSPF :


1. Router akan mencari neighbor-router melalui masing-
masing interface, kemudian daftar router dimasukkan
kedalam tabel router.
2. Masing-masing router bertukar informasi topologi dan
routing.
3. Masing-masing router menempatkan topologi tersebut
kedalam database topologi.
4. Masing-masing router menjalankan algoritma Shortest Path
First pada database masing-masing untuk menentukan rute
yang paling baik.
5. Kemudian rute – rute tersebut dimasukkan ke dalam tabel
routing pada masing-masing router.
Paket-paket OSPF
Ada 5 tipe paket yang digunakan oleh OSPF:
1. Hello packet
2. Link State Request (LSR)
3. Link State Update (LSU)
4. Database Description
5. Link State Acknoeledgement (LSAck)
• OSPF juga mirip dengan EIGRP dimana terdapat 3 table,
yaitu adjacency table (berisi neighbour-neighbour).
• OSPF juga melakukan auto summary, sehingga
mendukung sepenuhnya VLSM & CIDR.
• Area yang wajib ada dalam topologi OSPF adalah area O,
yaitu backbone area.
• OSPF juga mendukung autentikasi dengahn2 tipe: yaitu
clear text dengan MD5.
OSPF hanya mengenal: BMA(Broadcast Multi Access)
Router2-Hub-Router2, NBMA, P2MP, VL.
Pertemuan IV

DHCP Server
DHCP Server

• DHCP Server adalah komputer server yang digunakan


untuk memberikan pelayanan konfigurasi bagi host-host
yang tergabung dalam sebuah jaringan komputer.
• Tanpa menggunakan DHCP Server, setiap host yang
tergabung pada jaringan harus dikonfigurasi secara
manual satu persatu.
• DHCP Server memudahkan administrasi host pada sebuah
jaringan, di mana setiap host yang tergabung pada
jaringan tidak lagi harus dikonfigurasi secara manual.
• Setting konfigurasi host dilakukan terpusat di DHCP
Server, selanjutnya setiap host yang ingin bergabung ke
jaringan dapat meminta konfigurasi ini kepada DHCP
Server.
Protocol DHCP
• Untuk membuat sebuah DHCP Server, kita menginstall
aplikasi DHCP Server pada komputer yang akan
digunakan sebagai DHCP Server.
• Aplikasi DHCP Server menggunakan protokol DHCP untuk
berkomunikasi dengan host klien yang meminta layanan
konfigurasi.
• DHCP Server menggunakan port nomor 67, sedangkan
DHCP Client mengunakan port nomor 68.
Metode DHCP Server

Ada 3 metode yang digunakan oleh DHCP Server dalam


memberikan pelayanan, yaitu:
1. Dynamic Allocation, yakni administrator jaringan
menentukan sebuah range dari alamat IP yang dapat
diberikan kepada host klien. Setiap klien yang meminta
alamat IP akan diberikan alamat IP dalam range tersebut
dalam durasi waktu tertentu (lease).
2. Automatic Allocation, serupa dengan Dynamic Allocation,
namun DHCP Server memiliki tabel yang berisi daftar
pemberian alamat IP untuk seluruh klien, sehingga setiap
klien akan diusahakan untuk mendapatkan alamat IP yang
sama setiap melaksanakan request.
3. Static Allocation, yakni DHCP Server memberikan alamat
IP berdasarkan alamat perangkat keras (MAC address).
Jadi, DHCP Server memiliki tabel daftar MAC address dari
seluruh klien yang boleh meminta alamat IP.
DHCP Session
• DHCP Session adalah langkah-langkah komunikasi yang
dilaksanakan oleh DHCP Server dan kliennya.
• Ada 4 langkah dalam sebuah sesi DHCP, yaitu:
1. Discovery
2. Klien mengirimkan paket broadcast ke jaringan
untuk mencari DHCP Server yang membuka
layanan.
3. Offer
4. DHCP yang menerima paket tersebut menyiapkan
sebuah alamat IP yang dapat diberikan dan
diinformasikan kepada klien yang meminta.
5. Request
6. Berdasarkan Offer, klien mengirimkan request
sebagai tanda persetujuan atas Offer.
7. Acknowledge
8. DHCP Server memberikan konfigurasi kepada klien
berikut penentuan durasinya.
File Konfigurasi DHCP dp
Pada Sistem Operasi Linux
Konfigurasi Global
default-lease-time 3600
max-lease-time 7200
option subnet-mask 255.255.255.0
option broadcast-address 192.168.0.255
option routers 192.168.0.254
option domain-name-server 192.168.0.1, 192.168.0.2
option domain-name “bsi.ac.id”
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.10 192.168.0.99;
range 192.168.0.199 192.168.0.254;}
Konfigurasi DHCP Lanjut
default-lease-time 3600
Menentukan berapa lama sebuah alamat IP disewakan
(lease) dihitung dalam satuan detik.
max-lease-time 7200
Menentukan lama maksimal suatu alamat IP boleh
disewakan dihitung dalam satuan detik.
option subnet-mask 255.255.255.0
Menentukan subnetmask default dari alamat IP yang akan
disewakan.
option broadcast-address 192.168.0.255
Menentukan alamat broadcast yang akan digunakan pada
alamat IP yang disewakan.
option routers 192.168.0.254
Menentukan alamat IP dari Default Gateway yang akan
digunakan pada alamat IP yang disewakan.
Keterangan Konfigurasi DHCP
option domain-name-server 192.168.0.1, 192.168.0.2
Menentukan alamat dari DNS Server. Alamat IP yang
pertama adalah alamat IP untuk Primary DNS Server
(Preferred), sedangkan yang kedua adalah untuk Secondary
DNS Server (Alternate).
option domain-name “bsi.ac.id”
Menentukan nama domain dari alamat IP yang akan
disewakan.
subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 {
range 192.168.0.10 192.168.0.99;
range 192.168.0.199 192.168.0.254;}
Menentukan blok (range atau jangkauan) alamat IP yang
akan disewakan. Pada contoh di atas disewakan dua blok
alamat IP, dimana tiap bloknya dipisahkan dengan titik
koma (;).
Konfigurasi DHCP
Pada Sistem Operasi Windows

Menentukan Range IP yang Menentukan Range IP yang


akan disewakan dan tidak akan disewakan. Cth
subnetmasknya untuk : Modem, Router, IP
Printer dll
Pengaturan DHCP waktu sewa
dan Gateway

Menentukan IP yang
Menentukan waktu lama digunakan sebagai gateway
penyewaan IP yang nanti akan terdeteksi
pada client
Pengaturan DHCP dns server dan
Pengaktifan Scope

Menentukan domain server jika


ada pada jaringan dan juga Mengaktifkan konfigurasi scope
memasukkan IP Address DNS DHCP yang sudah di konfigurasi.
yang digunakan.
Pendeteksian IP DHCP
pada client
Report IP DHCP
pada client
Pertemuan V

File Server
Protokol Transfer File

• Pada sebuah lingkungan kerja dimana sebuah kelompok


kerja perlu untuk saling berbagi file, diperlukan suatu
mekanisme untuk melaksanakan transfer file.
• Untuk melaksanakan transfer file antarhost pada sebuah
jaringan komputer, misalnya dari file server ke komputer
klien dan sebaliknya diperlukan sebuah protokol
komunikasi.
• Ada beragam protokol yang dapat digunakan untuk transfer
file, antara lain:
1. FTP (File Transfer Protocol)
2. TFTP (Trivial File Transfer Protocol)
3. NFS (Network File System)
4. SMB (Server Message Block)
5. Bittorrent
FTP dh my
• FTP (File Transfer Protocol) adalah protokol yang dapat
digunakan untuk melakukan operasi file dasar pada host
remote (file server) dan untuk transfer file.
• FTP dapat digunakan untuk menyimpan file ke file server
(upload) maupun mengambil file dari file server
(download).
• Dengan menggunakan FTP, file yang ingin digunakan
secara bersama-sama cukup disimpan di sebuah
komputer (file server) untuk kemudian file tersebut dapat
diakses dari berbagai komputer yang berbeda selama
masih tergabung dalam jaringan, atau ada akses jaringan
untuk menghubungi file server tersebut.
• FTP menggunakan protokol TCP dan menggunakan dua
nomor port untuk keperluan yang berbeda, yaitu port
nomor 21 untuk kendali koneksi dan port nomor 20 untuk
transfer data.
Mode FTP my fr wk
FTP memiliki tiga mode kerja, yaitu:
• Active Mode
Untuk memulai koneksi FTP klien membuka nomor port
dinamis, mengirimkan informasi ini ke FTP Server, dan
menunggu koneksi dari FTP Server. Saat FTP Server
membuka koneksi sebagai respon, ia akan membuka port
nomor 20.
• Passive Mode
Passive mode adalah kebalikan dari active mode. FTP
Server membuka nomor port dinamis, mengirimkan alamat
IP miliknya dan nomor port yang ia buka ke FTP Client,
kemudian menunggu koneksi dari FTP Client. Saat FTP
Client membuka koneksi sebagai respon, ia akan membuka
nomor port dinamis.
Konfigure file FTP Server
pada Sistem Operasi Linux
• FTP Server adalah komputer server yang digunakan untuk
memberikan pelayanan penyimpanan (upload) dan
pengambilan (download) file.

anonymous_enabled=YES
local_enable=YES
write_enable=YES
anon_upload_enable=YES
anon_mkdir_write_enable=NO
connect_from_port_20=YES
idle_session_timeout=600
ftpd_banner=Selamat Datang di FTP Server BSI
Konfigure file FTP Server Lanjut
• Memperbolehkan anonymous mengakses file di server FTP.
anonymous_enabled=YES
• Melakukan setting hak akses yang diberikan pada user local.
local_enable=YES
• Agar user anonymous diberi hak untuk upload data.
anon_upload_enable=YES
• Agar user anonymous bisa membuat direktori.
anon_mkdir_write_enable=NO
• Mengaktifkan port transfer
connect_from_port_20=YES
• Batas waktu pemanggilan FTP server
idle_session_timeout=600
• Membuat tulisan awal tampilan saat pemanggilan awal FTP
server
ftpd_banner=Selamat Datang di FTP Server BSI
Konfigure FTP Server
pada Sistem Operasi Windows
Untuk dapat menjalankan Windows Server sebagai FTP server
maka harus sudah tersedia 3 komponen IIS (Internet Information
Service) berikut :
• Commons File
• File Transfer Protocol (FTP) service
• Internet Information Service Manager
Memberi Access Pada FTP Server
DNS Server

Pertemuan VI
Name Server
Name Server adalah sebuah program server atau komputer
server yang mengimplementasikan sebuah protokol
layanan resolusi nama.
Protokol layanan resolusi nama adalah protokol komunikasi
yang berfungsi memetakan antara kode yang mudah
dipahami oleh manusia, misalnya nama host, nama situs,
dsb ke kode yang dimengerti oleh komputer, misalnya
skema pengalamatan IP.
Tujuannya adalah agar para pengguna sistem tidak harus
menghapal kode-kode (umumnya dalam bentuk numerik)
yang sulit untuk diingat untuk dapat berkomunikasi dengan
sebuah komputer, cukup gunakan nama dari komputer
tersebut yang lebih mudah untuk diingat.
Name Server yang paling terkenal karena digunakan pada
Internet adalah DNS (Domain Name System).
Selain DNS, khusus untuk Microsoft Windows dapat
digunakan NetBIOS dan WINS (Windows Internet Name
Service)
Klasifikasi Name Server my
Secara garis besar, Name Server dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Authoritative Name Server
Authoritative Name Server adalah server yang akan
memberikan Authoritative Answer, yakni jawaban resmi
atas permintaan resolusi nama berdasarkan data name
space dari zona nama yang dikelolanya. Ada dua jenis
Authoritative Name Server, yaitu Master dan Slave.
2. Recursive and Caching Name Server
Recursive and Caching Name Server adalah server
yang tidak mengelola zona. Server ini dapat melayani
permintaan resolusi nama hanya berdasarkan hasil
jawaban resolusi nama yang telah dihasilkan oleh
Authoritative Name Server yang diperolehnya dan
disimpan dalam batas waktu tertentu.
Klasifikasi Name Server my

Recursive and Caching Name Server digunakan agar setiap


permintaan resolusi nama tidak harus selalu dikirimkan ke
Authoritative Name Server, sehingga menghemat bandwith
jaringan dan mengurangi beban Authoritative Name Server.
Recursive artinya proses resolusi nama mulai dari root server
sampai ke Authoritative Name Server yang mengelola
domain atau nama yang ditanyakan alamat IP-nya.
Ada satu lagi fungsi name server yang tidak memerlukan
pengelolaan zona, yaitu Forwarding Name Server. Name
Server ini hanya akan mengarahkan permintaan ke Name
Server lain yang mengelola zona dari domain yang
ditanyakan.
Klasifikasi Name Server my
Master
Menyimpan record-record zona (domain) untuk name
space tertentu. Menjawab pertanyaan dari name server
lain yang berkaitan dengan name space tersebut. Name
space adalah daftar atau peta nama host dan alamat IP-
nya dalam zona tertentu.
Slave
Backup dari server master. Mendapatkan informasi name
space dari master. Menjawab pertanyaan dari name server
lain yang berkaitan dengan name space tersebut.
Mendapatkan update berkaitan dengan name space dari
master setiap periode tertentu.
Klasifikasi Name Server my
Caching Only
Tidak mengelola zona. Hanya menyimpan jawaban dari
hasil resolusi nama ke alamat IP oleh name server lain.
Menawarkan layanan resolusi nama berdasarkan hasil
resolusi dari name server lain yang disimpan dalam
batasan waktu tertentu.
Forwarding
Tidak mengelola zona. Hanya mengarahkan (forward)
permintaan ke name server lain.
Metode Penamaan
• Metode penamaan host pada jaringan ada dua, yaitu
penamaan statis, misalnya menggunakan file HOST.TXT
dan penamaan berdasarkan domain menggunakan DNS.
• Penamaan menggunakan file host sangat sederhana
namun tidak dapat mengakomodasi jumlah host yang
makin bertambah banyak.
• Contoh isi file HOST.TXT
# IP Address Aliases
127.0.0.1 localhost loopback
192.168.1.10 gateway
• Penggunaan file host efisien untuk jaringan kecil.
• Implementasinya adalah dengan menyalin file host ke
setiap komputer yang terhubung ke jaringan.
DNS Tree

• Metode penamaan berdasarkan domain pada DNS


menggunakan database hirarki dalam bentuk DNS Tree.
• Akar dari DNS Tree adalah root, dibawahnya berturut-
turut:
1. First Level Domain. Anak dari root yang biasa disebut
dengan istilah Top Level Domain (TLD),
2. Second Level Domain. Anak dari First Level Domain,
3. Third Level Domain. Anak dari Second Level Domain,
dan seterusnya sampai pada leaf atau node terluar
pada tree.
DNS Tree

“” root

ID COM EDU NET ORG INT GOV MIL

Domain Negara Domain Internasional Domain


Amerika Serikat
AC

BSI
DNS Domain
• COM, domain untuk lembaga komersial.
• EDU, domain untuk institusi pendidikan.
• NET, domain untuk penyedia jasa Internet dan komputer
yang digunakan untuk administratif Internet.
• INT, domain untuk organisasi Internasional.
• ORG, domain untuk organisasi.
• GOV, domain untuk lembaga pemerintahan Federal
Amerika Serikat
• MIL, domain untuk lembaga militer Amerika Serikat.
• ID, domain untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
• AC, domain untuk akademi atau lembaga pendidikan.
• BSI, domain untuk akademi Bina Sarana Informatika.
Fully Qualified Domain
Name (FQDN)
• Tree DNS merupakan kumpulan dari domain yang
tersusun secara bertingkat, mulai dari root (akar) sampai
leaf (daun), dimana setiap titiknya disebut node.
• FQDN a.k.a. absolute domain name adalah nama lengkap
dari sebuah domain yang menjelaskan posisi domain
tersebut dalam hierarki DNS.
• FQDN harus unik, pada hierarki DNS tidak boleh ada
lebih dari satu FQDN yang sama.
• Domain dalam hirarki DNS merupakan subtree dari tree
DNS.
Fully Qualified Domain
Name (FQDN)
• FQDN pada DNS dimulai dari node domain tersebut dan
terus berlanjut sampai ke root domain dengan
menggunakan tanda titik (dot) sebagai pemisah.
• Ex. bsi.ac.id, domain bsi dengan TLD id, dimana BSI
merupakan sebuah lembaga pendidikan atau akademi
yang berada di negara Indonesia.
• Dunia maya Internasional (Internet) akan mengenal
akademi BSI melalui nama bsi.ac.id.
• Administrasi domain diatur oleh lembaga internasional,
yaitu IANA.
• Administrasi domain di bawah BSI merupakan wewenang
BSI, misalnya ingin ditambahkan domain mahasiswa,
misalnya mahasiswa.bsi.ac.id, atau domain untuk dosen,
misalnya dosen.bsi.ac.id
DNS Server

• DNS Server adalah komputer server yang digunakan untuk


memberikan layanan resolusi nama yang mudah dikenal
oleh manusia menjadi alamat IP dan sebaliknya.
• Tanpa menggunakan DNS Server, setiap user yang ingin
menghubungi sebuah mesin harus menggunakan alamat
IP mesin tersebut.
• DNS Server memudahkan user untuk menghubungi mesin,
komputer, dan server manapun tanpa perlu mengetahui
alamat IP mesin tersebut.
• User hanya perlu mengetahui nama komputer yang ingin
dihubungi, misalnya Web server yang men-hosting situs
resmi BSI memiliki alamat IP 202.100.102.50. Jika user
ingin menampilkan situs web BSI, ia tdk harus
menggunakan alamat IP tersebut, cukup mengetikkan
alamat situs BSI, yaitu www.bsi.ac.id pada address bar.
Protocol DNS

• Untuk membuat sebuah DNS Server, kita menginstall


aplikasi DNS Server pada komputer yang akan digunakan
sebagai DNS Server.
• Aplikasi DNS Server menggunakan protokol DNS untuk
berkomunikasi dengan host klien yang meminta layanan
resolusi nama.
Mekanisme Resolusi Nama
Berikut mekanisme resolusi nama menjadi alamat IP
menggunakan protokol DNS (ex. request situs web):
1. User mengetikkan alamat situs yang ingin dikunjungi pada
browser yang digunakannya, misalnya www.bsi.ac.id.
2. Browser mengetahui bahwa user mengetikkan nama situs,
bukan alamat IP, jadi permintaan user ini akan diteruskan
ke DNS Server yang dapat dihubungi.
3. Pertama, komputer user akan mengirimkan permintaan
resolusi nama ke root name server, yakni DNS Server
pada tingkat tertinggi.
4. Root name server mengecek Top Level Domain (TLD) dari
nama situs yang diminta, yaitu .id, kemudian mengarahkan
permintaan ke DNS Server yang menaungi TLD tersebut.
5. Proses ini berlansung terus menerus sampai ke level yang
paling rendah, yaitu bsi.ac.id yang merupakan nama situs
yang diminta.
Mekanisme Resolusi Nama

6. Jika telah sampai pada level terendah, artinya DNS


Server yang dihubungi adalah DNS Server yang memiliki
alamat IP dari komputer (web server) yang menhosting
situs yang diminta.
7. DNS Server yang terakhir dikunjungi tersebut selanjutnya
memberikan alamat IP yang diminta ke komputer user.
8. Komputer user selanjutnya menggunakan alamat IP yang
diberikan untuk membuat request HTTP ke Web Server
yang bersangkutan.
Presentasi

Pertemuan 9 - 15
Prosedur Presentasi

• Mahasiswa diberikan tugas kelompok untuk melakukan


analisa jaringan atau mengcreat/mendesign jaringan.
• Kelompok maks 5 orang.
• Jaringan yang dianalisa minimal menggunakan 1 server
dan koneksi internet.
• Jika ada yang mendesign konsepnya adalah jaringan WAN
atau MAN minimal menggunakan 1 server dan 2 router,
boleh mendisign menggunakan software bantuan.
• Untuk melakukan presentasi jarkom lanjutan dibagi menjadi
2 sesi dengan waktu 1 sesi 45 menit.
• Instruksi dalam pembuatan paper ini dilakukan awal-awal
pertemuan perkuliahan yaitu pada pertemuan Pertama atau
kedua.
Draft Isi Lapaoran

Bab I Tinjauan Umum Bab III Permasalahan Pokok


Perusahaan 3.1 Permasalahan Skema
1.1 Sejarah Perusahaan Jaringan, Perangkat Keras
1.2 Struktur Organisasi dan Perangkat Lunak
Perusahaan 3.2. Pemecahan Masalah
3.3 Analisa Biaya
3.4. Skema Jaringan Usulan
Bab II Tinjauan Kasus
2.1 Blok Jaringan dan
Topologi
2.2 Skema Jaringan dan IP
Address
2.3 Spesifikasi Perangkat Keras
2.4 Spesifikasi Perangkat Lunak

Anda mungkin juga menyukai