Anda di halaman 1dari 7

Final Report

SID Pelabuhan Laut Kaipuri di


Kabupaten Yapen

BAB 3
METODE
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan survei dan membuat detail
desain Pelabuhan Laut Kaipuri, yang terletak di Kaipuri, Pulau Kurudu,
Kabupaten Yapen. Potensi yang dapat dikembangkan dengan adanya
pelabuhan ini antara lain dapat memperlancar transportasi dan bongkar-
muat barang antar pulau dan antar kabupaten yang akan mempercepat laju
perkembangan ekonomi di kabupaten tersebut.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari pengukuran di lapangan yang meliputi pengukuran topografi,
batimetri, pasang-surut, gelombang, arus dan mekanika tanah/geologi. Data
sekunder terdiri dari data sosial ekonomi, hidrologi, kecepatan dan arah
angin.

Kegiatan pengumpulan data primer dimaksudkan untuk mencari/melengkapi


data/informasi yang belum cukup diperoleh dari data sekunder, dan
melakukan pengukuran/penyelidikan guna mendukung pekerjaan ini, sesuai
dengan Term of Reference (TOR), dengan ruang dan lingkup sebagaimana
diuraikan sebelumnya.

1.1. Pasang Surut


Data pasang surut diperoleh dari pengamatan selama 24 jam, dengan interval
waktu 30 menit selama 15 (lima belas) hari berturut-turut (15 piantan). Dari
data pengukuran pasang surut tersebut diperoleh beberapa elevasi muka air
antara lain : MSL, MHWS, MLWS, HAT dan LAT.

1. Pelaksanaan Survei Pasang Surut


Pelaksanaan survei dilakukan selama 15 hari yang dimulai dari tanggal
1 November sampai dengan 15 November 2006. Peilschaal dipasang pada
daerah yang dipengaruhi pasang-surut.

2. Lokasi Pengambilan Data


Lokasi pengamatan pasang-surut terletak di lokasi perencanaan pelabuhan.

3. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan pengamatan pasang surut
adalah :
 Rambu ukur (peilschaal), yang berfungsi sebagai papan ukur untuk
melihat elevasi muka air, yang diukur dari suatu datum tertentu;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
 Waterpass Zeiss, untuk mengikat rambu ukur ke Bench Mark;
 Senter, digunakan sebagai alat penerang pada waktu malam hari;
 GPS, untuk menentukan koordinat peilschaal;
 Teropong CCP Rusia tipe IP13-03.

Gambar 3.1. Letak Peilschaal pada Lokasi Pengamatan.

4. Metode Pengukuran di Lapangan


Pengukuran dilakukan dengan mengamati fluktuasi muka air laut selama 15
hari berturut-turut dengan interval waktu 1 jam dengan cara memasang
peilschaal dengan interval skala 2 cm di laut. Jika pada saat air surut, titik
nol peilschaal tidak terendam (kering), maka dipasang lagi peilschaal lebih ke
tengah agar pada saat kondisi tersebut elevasi muka air dapat terbaca. Di
samping itu, juga dilakukan pengikatan elevasi nol peilschaal terhadap BM
dengan menggunakan waterpass untuk memperoleh hubungan antara
perubahan tinggi muka air yang dibaca dengan ketinggian referensi (LWS).
Pengukuran topografi, batimetri dan pasang surut mempunyai datum (bidang
referensi) yang sama. Pembacaan ini selanjutnya dianalisis untuk
mendapatkan konstanta-konstanta pasang-surutnya, dari hasil analisis ini
dapat dihitung tinggi muka air seperti MHWS, MSL dan MLWS.

1.2. Topografi
Data topografi diperlukan untuk membuat gambar situasi, cross section dan
long section. Pembuatan gambar situasi (peta topografi) diperlukan untuk
mendapatkan situasi lapangan yang sebenarnya dan untuk perencanaan
pelabuhan. Peta situasi detail dan penampang memanjang dibuat dengan
skala panjang 1 : 2.000 dan skala tinggi 1 : 100, sedangkan gambar potongan
melintang dibuat dengan skala 1 : 100.

1. Pelaksanaan Survei Topografi


Pelaksanaan survei topografi dilakukan selama 3 hari yang dimulai dari
tanggal 1 November sampai dengan 3 November 2006.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
2. Lokasi Pengambilan Data
Pengukuran topografi dilakukan di sepanjang lokasi perencanaan jalan
masuk dan areal pelabuhan yang akan direncanakan.

Gambar 3.2. Pelaksanaan Pengukuran Topografi.

3. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan survei topografi adalah :
 Theodolith Topcon untuk mengukur jarak datar;
 Waterpass Zeiss untuk mengukur beda tinggi;
 Rambu ukur;
 GPS Map 188C Sounder untuk penentuan koordinat UTM Bench Mark.

4. Metode Pengukuran di Lapangan


Pengukuran topografi diikatkan dengan elevasi Bench Mark (BM) yang
ditetapkan sebagai titik referensi. Referensi vertikal ditetapkan dengan
menggunakan analisis pasang-surut yang diamati selama 15 piantan. LWS
yang diperoleh ditetapkan sebagai titik z = ± 0,000. Dari nilai ini ditetapkan
elevasi BM, berdasarkan pengikatan rambu pasang-surut dengan BM. Metode
pengukuran horisontal dilakukan dengan melakukan pengukuran sudut dan
jarak. Poligon yang digunakan adalah poligon tertutup, dengan menggunakan
azimuth yang ditetapkan berdasarkan baseline.

Pengukuran vertikal dilakukan dengan pengukuran beda tinggi menggunakan


waterpass. Referensi vertikal menggunakan BM dan CP.

Gambar 3.3. Bench Mark (BM 02) dan Control Point (CP 02)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
1.3. Batimetri
Data batimetri diperlukan untuk membuat peta batimetri. Peta batimetri
diperlukan untuk mengetahui posisi dan kedalaman laut di sekitar lokasi
pekerjaan. Peta ini digunakan untuk mengetahui kondisi gelombang di lokasi.
Gabungan peta situasi dan batimetri dibuat dengan skala 1 : 2000.

1. Pelaksanaan Survei Bathimetri


Pelaksanaan survei dilakukan pada tanggal 7 November 2006.

2. Lokasi Pengambilan Data


Lokasi survei batimetri dilakukan di sepanjang lokasi perencanaan pelabuhan
ditambah dengan pengukuran ke arah laut untuk kebutuhan alur pelayaran.

3. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan :
 Garmin GPS Map 188C Sounder, untuk mendeteksi kedalaman dan
tampilan permukaan dasar laut;
 Antena receiver, untuk penerima sinyal dari satelit;
 Transducer, untuk menerima sinyal pantulan dari dasar perairan;
 Komputer notebook untuk men-download data dari Garmin GPSMap 188C
Sounder;
 Perahu, untuk membawa peralatan dan operator;
 Peilschaal untuk pengamatan pasang surut.

4. Metode Pengukuran di Lapangan


Pelaksanaan survei batimetri dilakukan dengan interval jarak ± 20 m antar
titik pengambilan data kedalaman. Data batimetri yang diperoleh dari
pengukuran, selanjutnya diikatkan pada bacaan elevasi muka air dari
pengamatan pasang-surut dengan interval waktu pengamatan 15 menit
untuk waktu yang sama. Pengamatan pasang-surut sendiri diikatkan dengan
elevasi Bench Mark di darat, sehingga data batimetri mempunyai referensi
datum yang sama dengan data pasang-surut.

Gambar 3.4. Tampilan Tracking Batimetri pada


GPS Map 188C Sounder

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
1.4. Arus Laut
Pengukuran data arus laut dilakukan untuk mengetahui arah dan kecepatan
arus yang akan digunakan dalam penentuan perilaku hidrodinamika
perairan, seperti arah sedimen dominan.

A. Pelaksanaan Survei Arus Laut


Pengukuran arus dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada saat pasang
tertinggi (spring tide) dan pada saat surut terendah (neap tide), masing-masing
selama 24 jam. Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk
mendapatkan arah dan kecepatan arus yang terjadi pada saat pasang dan
surut, sebab arah arus untuk kedua kondisi tersebut sangat berbeda.

B. Lokasi Pengukuran
Pengukuran arah dan kecepatan arus dilakukan di lokasi perencanaan
pelabuhan.

C. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran arus adalah :
 Pelampung dengan resistant body;
 Perahu motor;
 Current meter;
 Kompas.

D. Metode Pelaksanaan di Lapangan


1. Pengukuran arus dilakukan pada 3 (tiga) lokasi yang berbeda di laut,
dimana arus mempunyai pengaruh penting. Penempatan titik pengamatan
ini disesuaikan dengan kondisi oseanografi lokal dan ditentukan dari hasil
pengamatan. Kegiatan pengukuran arus yang akan dilaksanakan
mencakup pengukuran distribusi kecepatan, dalam hal ini pengukuran
dilakukan di beberapa kedalaman dalam satu penampang yaitu pada
kedalaman 0.2d, 0.6d dan 0.8d. Kecepatan arus rata-rata ditentukan
dengan persamaan :
v0.2d  v 0.6d  v 0.8d
V 
3
dengan d adalah kedalaman lokasi pengamatan arus.
2. Pengukuran arus dilaksanakan 2 kali, yaitu pada saat pasang tertinggi
(spring tide) dan surut terendah (neap tide). Lama pengukuran selama 26
jam, yaitu dari saat surut sampai dengan saat surut berikutnya atau pada
saat pasang ke saat pasang berikutnya atau disebut 1 siklus pasang-
surut.

1.5. Geologi dan Mekanika Tanah


Pengambilan data ini bertujuan untuk memberikan keterangan yang cukup
dalam merencanakan bangunan pelabuhan, dalam hal ini pemilihan bentuk
pondasi yang terbaik, memenuhi syarat dan ekonomis.

A. Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan geologi dan mekanika tanah meliputi pengadaan peta
geologi Kabupaten Yapen, sondir, pengeboran dan analisis laboratorium.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
B. Lokasi Pengambilan Data
Lokasi pengambilan data geologi dan mekanika tanah tersebut berada pada
lokasi rencana pembangunan Pelabuhan Laut Kaipuri.

C. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang digunakan yaitu :
 Satu set alat bor lengkap dengan alat pengatur gerak;
 Mesin pompa lengkap dengan selang air dan alat pengatur gerakan air;
 Berbagai jenis alat penembus tanah (mata bor) dan stangnya;
 Menara atau tripod sebagai pembantu dalam pemasukan dan pengeluaran
batang bor dari dalam tanah;
 Batang bor yang biasa dipakai dengan panjang 2,5 feet dan 10 feet;
 Pipa pelindung dengan panjang 2 feet, 3 feet ,5 feet dan 10 feet;
 Unit Core Barrel;
 Kotak contoh;
 Sekop;
 Meteran;
 Kantong plastik / karung;
 Split spoon sampler;
 Penumbuk dengan berat 63,5 kg;
 Batang peluncur penumbuk dengan panjang minimum 105 cm;
 Kepala batang penumbuk;
 Ring penumbuk;
 Satu set alat sondir lengkap.

D. Metode Pelaksanaan di Lapangan


Pekerjaan geologi dan mekanika tanah di lapangan terdiri dari tiga macam
pekerjaan, yaitu :
 Sondir;
 Bor inti (core drilling);
 Standard Penetration Test.

Sondir
Sondir dilakukan pada lokasi yang direncanakan sebagai konstruksi
pelabuhan sampai mendapatkan kedalaman tanah keras. Pelaksanaan
pekerjaan ini ditujukan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap
tekanan konus dan hambatan pelekatnya. Pekerjaan ini dilakukan di darat
sampai mencapai kedalaman 20 meter atau sampai mendapatkan tekanan
konus 200 kg/cm2.

Bor Inti
Pemboran inti (core drilling) ini dilakukan guna mendapatkan informasi
keadaan bawah permukaan bumi, mengenai sifat keteknikannya, yang
didapat dari deskripsi visual (klasifikasi batuan/soil). Pemboran dilaksanakan
dengan menggunakan mesin bor putar (rotary drilling). Pemboran
dilaksanakan di atas plat form dan dilakukan sampai kedalaman 30 meter
atau setelah mencapai tanah keras.
Mata bor yang dipakai adalah core barrel yang berukuran BX size. Pemboran
ini dilakukan dengan sistem “Coring/Washing”. Pengambilan contoh inti
tanah secara stratigrafi sesuai dengan progres/kemajuan pemboran.

Standard Penetration Test (SPT)


Standard Penetration Test (SPT) dilakukan pada lubang bor setiap kedalaman
2 meter. Cara melakukan pengetesan ini adalah dengan memasukkan alat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1


Final Report
SID Pelabuhan Laut Kaipuri di
Kabupaten Yapen
split spoon sampler standard pada lubang bor, dan dengan memakai sebuah
beban penumbuk (drive weight) seberat 63.5 kg. Penetrasi sedalam 45 cm,
15 cm pertama tidak diperhitungkan, jumlah pukulan ditentukan untuk
memasukkan 30 cm berikutnya. Jumlah pukulan ini disebut nilai N
(N= number) atau V (value), dengan satuan pukulan/kaki. Diperoleh nilai N
yang menunjukkan kepadatan relatif dari tanah berbutir kasar dan
konsistensi dari tanah berbutir halus. Data ini tertera pada Bor Log terlampir.

Gambar 3.5. Pemasangan Alat Sondir di lokasi pekerjaan.

Gambar 3.6. Pelaksanaan Bor Inti.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan III -1

Anda mungkin juga menyukai