Anda di halaman 1dari 73

1

KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN KB IMPLANTDI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WONGGEDUKU
KABUPATEN KONAWE
TAHUN 2018

OLEH

RISMA
AK 215.119

YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE


AKADEMI KEBIDANAN
2018
2

LEMBAR PERSETUJUAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


KB IMPLANTDI WILAYAH KERJAPUSKESMAS WONGGEDUKU
KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018

Diajukan untuk disetujui, diperiksa, dipetahankan dan siap diuji dihadapan


Tim Penguji Karya Tulis Ilmiahdi Akademi Kebidanan Konawe

Pada Tanggal, November 2018

Pembimbing

Arni Evayanti, S.ST

Mengetahui
Plt. Direktur Akademi Kebidanan Konawe

Murti Wuryani, S.SIT, M.Kes


NIDN : 0906058804
3

HALAMAN PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN


KB IMPLANTDI WILAYAH KERJAPUSKESMAS WONGGEDUKU
KABUPATEN KONAWE TAHUN 2018

Proposal Penelitian initelah diperiksa dan disahkan oleh Panitia ujian Proposal
Dan tim penguji Akademi Kebidanan Konawe yang dilaksanakan
Pada Tanggal, September 2018

Tim Penguji

Penguji I : Mezlhy Siltha Siallah, S.ST., M.Kes ( ..................................)

Penguji II : Teguh Adhyatma Susanto, SE.,MM ( ..................................)

Penguji III : Arni Evayanti, S.ST ( ..................................)

Mengetahui
Plt. Direktur Akademi Kebidanan Konawe

Murti Wuryani, S.SIT, M.Kes


NIDN : 0906058804
4

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT,

serta salawat dan salam kepada junjungan nabi besar Muhammad S.A.W yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penulisan

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Penggunaan KB Implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukkan dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan proposal ini. Oleh karena itu

penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ibu Arni Evayanti, S.ST. selaku pembimbing yang telah

memberikan arahan, bimbingan dan saran serta segala kemampuan dan

keihlasanya membimbng penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. dan tidak

lupa saya ucapkan terima kasih kepada kepada ibu penguji 1 Ibu Mezlhy Siltha

Siallah, S.ST., M.Kes dan ibu penguji 2 ibu Teguh Adhyatma Susanto, SE.,

MM, yang telah memberikan masukan kritik dan saran untuk Karya Tulis Ilmiah

ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritik

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Ucapan Terima Kasih penulis hanturkan kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Weni, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Konawe

iv
5

2. Ibu Murti Wuryani, S.SiT., M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe.

3. Dosen dan Staff pengurus yang telah banyak membantu dan memberikan

wawasan keilmuan selama penulis menempuh pendidikan di Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe.

4. Kepala Puskesmas Uluiwoi beserta Staf yang telah memberikan ijin untuk

pengambilan data dan melakukan penelitian.

5. Kepada Orang Tua saya Bapak dan Ibu Tercinta atas dukungan yang

diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Akademi

Pendidikan Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe.

6. Buat teman-teman Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe yang

telah bersama-sama menjalani proses perkuliahan di Kampus Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga Allah SWT

senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan harapan

penulis semoga karya tulis ini dapat berguna bagi yang membutuhkan. Amin

Unaaha, November 2018

Peneliti

V
6

INTISARI
Risma, (AK.215.119) “faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB
implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun
2018” Ibu Arni Evayanti, S.ST.
Latar Belakang : Menurut BKKBN di Kabupaten konawe tahun 2014 pengguna
KB aktif berjumlah 122.452 akseptor. Tahun 2018 di Puskesmas Wonggeduku
dari bulan Januari sampai juli mencapai 1.228 akseptor yaitu pil sebanyak 201
akseptor, Suntik 3 bulan 538 akseptor, Implant 473 akseptor, IUD 10 akseptor,
kondom 6 akseptor.
Tujuan Penelitian : Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten
Konawe Tahun 2018.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif
dengan Pendekatan studi cross sectional. Sampel sebanyak93 akseptor diambil
dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Hasil Penelitian : Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari
nilai ɑ 0.05 yakni 0.025 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat hubungan
antara pendidikan dengan penggunaan KB implant. Hasil uji analisis P-value
lebih kecil dari nilai ɑ 0.05 yakni 0.013 yang berarti Ha diterima yang artinya
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan KB implant. Hasil uji
analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari nilai ɑ 0.05 yakni 0.048
yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat hubungan antara umur dengan
penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten
Konawe Tahun 2018.
Kesimpulan : AdaHubungan antara pendidikan, pengetahuan dan umur dengan
dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku
Kabupaten Konawe Tahun 2018.

Pustaka : 30 literatur (2009-2018)


Kata Kunci : Akseptor KB,Pendidikan,Pengetahuan, Umur dan KB implant.

vi
7

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : Risma

2. Nim : Ak 215.119

3. Tempat, Tanggal Lahir : Taipa, 04 April 1997

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Suku/Kebangsaan : Bugis/Indonesia

7. Alamat : Desa Taipa No. 111 Kec.

Lembo Kab. Konawe Utara

B. PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Taipa : Tahun 2001-2007

2. SMP Negeri 1 Lembo : Tahun 2008-2011

3. SMA Negeri 1 Lembo : Tahun 2011-2014

4. AKBID Konawe : Tahun 2015 sampai sekarang


8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI....……………...……………………...………..................…... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8
A. Tinjauan Tentang KB Implant ................................................... 8
B. Tinjauan Tentang PUS ............................................................. 11
C. Tinjauan Tentang Pendidikan .................................................. 11
D. Tinjauan Tentang Pengetahuan ................................................ 12
E. Tinjauan Tentang Umur ............................................................. 16
F. Kerangka Konsep ...................................................................... 19
G. Hipotesis ..................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 21
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 21
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 21
C. Populasi dan Sampel .................................................................. 21
ix
9

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................... 23


E. Jenis Data .................................................................................. 24
F. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 24
G. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 24
H. Penyajian Data ........................................................................... 26
I. Etika Penelitian .......................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 29


B. Hasil Penelitian ............................................................................. 32
C. Pembahasan ................................................................................... 37
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 48

A. Kesimpulan .................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
10

DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian…………………….……………….. 19


11

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif. ................................... 23


Tabel 2. Sarana Kesehatan Dan Tenaga Kesehatan…………………….... 31

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Akseptor KB di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonggeduku Tahun 2018………………….…………………... 32
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonggeduku Tahun 2018………………………………………... 32

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonggeduku Tahun 2018………………………………………... 33

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Umur di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonggeduku Tahun 2018………………………………………... 33

Tabel 7. Hubungan pendidikan dengan penggunaan KB implant di


Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe
Tahun 2018………………………………………………………. 34
Tabel 8. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB implant di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe 35
Tahun 2018……………………………………………………….
Tabel 9. Hubungan Umur dengan penggunaan KB implant di Wilayah
Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun
2018…………………………………………………………......... 36
12

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Planning Of Action

Lampiran 2 Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 Surat Permintaan Menjadi Responden

Lampiran 4 Surat Pernyataan Persetujuan Responden

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Surat Izin Meneliti Akademi Kebidanan

Lampiran 7 Surat Izin Meneliti Pemerintah Kabupaten Konawe

Lampiran 8 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 9 Master Tabel

Lampiran 10 Hasil Analisa Data

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 12 Dokumentasi
13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014

penggunaan kontrasepsi telah meningkat di banyak bagian dunia, terutama di

Asia dan Amerika Latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika. Secara global,

pengguna kontrasepsi modern telah meningkat tidak signifikan dari 54% pada

tahun 1990 menjadi 57,4%. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia

telah meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan

Karibia naik sedikit dari 66,7% menjadi 67,0% (WHO, 2014).

Menurut Kementrian kesehatan RI tahun 2015 di Indonesia peserta KB

baru yang merupakan PUS (Pasangan Usia Subur) ada 543.115 dan hampir

separuhnya menggunakan metode kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi KB

suntik 3 bulan merupakan salah satu kontrasepsi yang di minati oleh akseptor

dari beberapa kontrasepsi hormonal lainnya yang berada di peringkat ketiga

sebesar 617.968 (9,63%) sebelumnya di peringkat pertama yaitu kontrasepsi

suntik sebanyak 3.202.924 (49,93%) dan yang berada di peringkat kedua

adalah kontrasepsi Pil sebanyak 1.690.710 (26,36%) (Kemenkes RI, 2015).

Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun

2016 di Sulawesi tenggara yaitu suntik 55,8%, peserta IUD 1,6%, peserta

MOP 0,2 %, peserta MOW 0,9%, peserta KB suntik 3 bulan 6,9%. Pencapaian

tertinggi pada suntikan sebesar 55,8%, terendah pertama adalah MOP 0,2%

(Dinkes Sultra, 2016).

1
14

Menurut BKKBN di Kabupaten konawe tahun 2014 pengguna KB

aktif berjumlah 122.452 akseptor. Tahun 2015 mencapai 201.701 akseptor

dan pada tahun 2016 berjumlah 228.821 akseptor.

Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi yang berisi hormon

lovonorgestrel yang dipasang di bawah kulit lengan atas bagian dalam.

Implant dipakai selama lima tahun (Kurniawati, 2014).

Efek samping dalam penggunaan implant adalah gangguan pola haid

terutama pada 6-12 bulan pertama seperti terjadinya perdarahan bercak

(spotting), perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah, mual-mual,

pening atau sakit kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan, penurunan atau

peningkatan berat badan. Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke

dalam darah sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada

penggunaan pil KB (Wiknjosastro, 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari buku register keluarga berencana

di Puskesmas Wonggeduku tahun 2018 jumlah PUS sebanyak 2524 pasangan.

Tahun 2018 bulan Januari sampai juli mencapai 1.228 akseptor yaitu pil

sebanyak 201 akseptor, KB suntik 3 Bulan sebanyak 538 akseptor, Implant

sebanyak 473 akseptor, IUD 10 akseptor, kondom sebanyak 6 akseptor

(Puskesmas Wonggeduku, 2018).

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan dengan

wawancara langsung pada 10 ibu Pus di puskesmas wonggeduku didapatkan

data ada 3 diantaranya yang menggunakan KB implant dan 6 ibu

menggunakan KB suntik dan 1 orang ibu menggunakan KB Pil. Dari data


15

wawancara diatas kita bisa melihat bahwa masih banyak ibu yang memilih

menggunakan KB selain implant, hal ini dikarekan kurangnya pengetahuan

ibu mengenai KB implat.

Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang eksponensial dengan

tingkat kesehatan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah

menerima informasi yang diterima. Konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif

dan berkesinambungan. Latar belakang pendidikan seorang ibu sangat

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu. Semakin tinggi pendidikan

maka semakin mudah ibu mendapatkan informasi. Wanita dengan pendidikan

yang cukup tinggi diharapkan mau menerima pemikiran tentang keluarga

kecil. Untuk mencapai keluarga kecil dengan kualitas anak yang lebih baik,

mereka melakukan keluarga berencana (KB) (Notoatmodjo, 2013).

Berdasarkan data diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai “Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB implant

di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini

yaitu “Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan KB

implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe

Tahun 2018?”.
16

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan

KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten

Konawe Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pendidikan akseptor KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku tahun 2018

b. Mengetahui pengetahuan akseptor KB implat di wilayah kerja

Puskesmas Wonggeduku tahun 2018

c. Mengetahui umur akseptor KB Implant di wilayah kerja Puskesmas

Wonggeduku tahun 2018

d. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan akseptor dengan

penggunaan KB implantdi wilayah kerja Puskesmas Wonggeduku

tahun 2018

e. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor dengan

penggunaan KB implantdi wilayah kerja Puskesmas Wonggeduku

tahun 2018

f. Mengetahui hubungan antara umur akseptor dengan penggunaan KB

implantdi wilayah kerja Puskesmas Wonggeduku tahun 2018.


17

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian pustaka atau

referensi serta kajian empiris bagi peneliti lainnya yang relevan dengan

penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Dinas Puskesmas

Menjadi sumber informasi dan referensi dalam pengambilan kebijakan

khususnya yang berkaitan dengan kontrasepsi hormonal implant.

b. Bagi responden

Sebagai bahan masukan dan informasi tentang penggunaan

kontrasepsi hormonal khususnya implant.

c. Bagi peneliti

Sebagai aplikasi dari ilmu dan Sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe tahun 2018.

E. Keaslian Penelitian

1. Refy Rusiana, dkk. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Kontrasepsi Pada Ibu Pasangan Usia Subur Dengan Sikap Ibu Dalam

Pemilihan Kontrasepsi di Donowarih Karangploso Malang.Penelitian

ini menggunakan desain correlation dengan metode pendekatan cross

sectional. Sampel bejumlah 48 orang PUS. Sampel dalam penelitian

menggunakan total sampling. Hasil penelitian diketahui dengan nilai


18

pvalue : 0,008< 0,05 yang berarti Ha diterima terdapat hubungan

tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi pada ibu pasangan usia subur

dengan sikap ibu dalam pemilihan kontrasepsi di Donowarih

Karangploso Malang”.

Perbedaan : Teknik pengambilan sampling, tempat dan waktu

penelitian.

2. Beyna Handayani1, Nur Indah Rahmawati. (2015). Tingkat Pendidikan

PUS Berhubungan dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi tetapi

Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo,

Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian observasional analitik

dengan metode cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik

total sampling dengan jumlah pasangan usia subur 907 pasangan. Hasil

penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan

pasangan usia subur dengan keikutsertaan KB dan ada hubungan antara

tingkat pendidikan pasangan usia subur dengan pemilihan jenis alat

kontrasepsi di Desa Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta tahun

2014.

Perbedaan : Teknik pengambilan sampel, variable dependen, waktu

dan tempat penelitian

3. Ahmad Nasrulloh, dkk. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap,

Dan Dukungan Keluarga Dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur

(Pus) Dalam Ber-Kb Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota

Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan


19

pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah PUS

sebanyak 3.099 PUS, dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang.

Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling. Hasil uji statistik

menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,001), sikap (p =

0,003), dan dukungan keluarga (p = 0,016) dengan keikutsertaan

Pasangan Usia Subur dalam ber-KB di wilayah kerja Puskesmas

Purwosari Kota Surakarta.

Perbedaan : Metode penelitian, variable dependen, teknik pengambilan

sampel, tempat dan waktu penelitian.


20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang KB Implant

1. Pengertian kontrasepsi implant

Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi yang berisi hormon

lovonorgestrel yang dipasang di bawah kulit lengan atas bagian dalamImplant

dipakai selama lima tahun (Kurniawati, 2014).

Sedangkan menurut Nina Siti Mulyani (2013), Implant adalah suatu alat

yang megandung levonogestrol yang dibungkus dalam kapsul silicon

(polymenthylsiloxane). Dan dipasang dibawah kulit, sangat efektif (kegagalan 0.2

kehamilan per 100 perempuan).

Pengguna (akseptor) KB adalah seseorang yang pada saat ini memakai

kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan

(Kamus Kesehatan, 2018).

2. Jenis kontrasepsi implant

Jenis kontrasepsi Implant menurut Saifuddin (2010), yaitu:

a. Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4

cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg levonorgestrel dan

lama kerjanya 5 tahun.

b. Implanon: terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40

mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg Ketodesogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun.
21

c. Jadena dan indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg

Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

3. Cara kerja kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) cara kerja kontrasepsi Implantyaitu:

a. Lendir serviks menjadi kental

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi

c. Mengurangi transportasi sperma

d. Menekan ovulasi.

4. Keuntungan kontrasepsi Implant

Menurut Saifuddin (2010) keuntungan kontrasepsi Implant yaitu:

a. Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e. Tidak mengganggu dari kegiatan senggama

f. Tidak mengganggu ASI

g. Klien hanya kembali jika ada keluhan

h. Dapat dicabut sesuai dengan kebutuhan

i. Mengurangi nyeri haid

j. Mengurangi jumlah darah haid

k. Mengurangi dan memperbaiki anemia

l. Melindungi terjadinya kanker endometrium

m. Melindungi angka kejadian kelainan jinak payudara

n. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul


22

o. Menurunkan kejadian endometriosis.

5. Indikasi pemakaian implant

Menurut Wiknjosastro (2009), yang diperkenankan menggunakan

kontrasepsi implant adalah wanita pada usia reproduksi wanita yang ingin

memakai kontrasepsi untuk jangka panjang tetapi tidak bersedia menjalani kontap

atau menggunakan IUD, wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang

mengandung estrogen, wanita yang setelah keguguran dan setelah melahirkan

serta menyusui atau tidak menyusui, wanita dengan tekanan darah kurang dari

180/110 mmHg, wanita yang sering lupa meminum pil kontrasepsi.

6. Kontraindikasi

Kontradindikasi atau yang tidak diperkenankan menggunakan

kontrasepsi implant adalah wanita yang hamil atau disangka hamil, wanita yang

mengalami perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, wanita yang

menderita kanker payudara, wanita penderita penyakit hati, hipertensi, jantung,

dan diabetes mellitus (Kurniawati, 2014).

7. Efek Samping

Efek samping dalam penggunaan implant adalah gangguan pola haid

terutama pada 6-12 bulan pertamaseperti terjadinya perdarahan bercak (spotting),

perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah, mual-mual, pening atau

sakit kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan, penurunan atau peningkatan

berat badan. Oleh karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke dalam darah

sangat kecil, maka efek samping yang terjadi tidak sesering pada penggunaan pil

KB (Wiknjosastro, 2009).
23

B. Tinjauan Tentang PUS

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya

berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri

berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun,

tetapi masih haid (datang bulan) (Kurniawati, 2014).

PUS yang menjadi peserta (Akseptor) KB adalah pasangan usia subur yang

suami/istrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu alat atau cara

kontrasepsi modern pada tahun pelaksanaan pendataan keluarga (BKKBN, 2011).

C. Tinjauan Tentang Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan pelajaran untuk mengembangkan atau

meningkatkan pengetahuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri

sendiri (Notoatmodjo, 2013).

Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang eksponensial dengan tingkat

kesehatan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin mudah menerima informasi

yang diterima. Konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.

Latar belakang pendidikan seorang ibu sangat berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan ibu. Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah ibu mendapatkan

informasi (Notoatmodjo, 2013).

Seorang ibu dengan pendidikan dan informasi cukup yang dimiliki ibu

diharapkan pelaksanaan keluarga berencana dapat berhasil sehingga dapat membatasi

jumlah anak dan dapat menunda kehamilan apabila menikah diusia muda (Rahayu,

2012).

Pendidikan banyak menentukan sikap dan tindakan dalam menghadapi

masalah misalnya kesediaan menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan


24

bagi ibu hamil. Anak-anak yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi akan mendapat

kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik (Rahayu, 2012).

Tingkat pendidikan menurut Arikunto (2012), yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan tinggi : Sekolah Menengah Atas (SMA) - Perguruan Tinggi (PT).

2. Pendidikan rendah : Sekolah Dasar (SD) - Sekolah Menengah Pertama (SMP)

D. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2012).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2012), terdapat 6 tingkat pengetahuan, yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya setelah

mengamati sesuatu.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu objek

yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang sudah

dipelajari pada kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek atau

materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu dengan yang lainnya.


25

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian- bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi atau objek.

3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau

kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.

b. Informasi/ Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan menyebarkan

informasi dengan tujuan tertentu.Informasi diperoleh dari pendidikan formal

maupun nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin

berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media massa

sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.Informasi

mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi

tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan

wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi

tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.


26

c. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk akan menambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang

dibutuhkan untuk kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.Seseorang yang mempunyai sosial

budaya yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya

kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik. Status ekonomi

seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang yang

memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang tersebut

akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan

pengetahuan.

d. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan kedalam individu

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspons

sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan yang baik akan pengetahuan

yang didapatkan akan baik tapi jika lingkungan kurang baik maka

pengetahuan yang didapat juga akan kurang baik.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun diri sendiri

sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang suatu

permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui bagaimana cara

menyelesaikan permasalahan dari pengalaman sebelumnya yang telah


27

dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai

pengetahuan apabila medapatkan masalah yang sama.

f. Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh juga akan

semakin membaik dan bertambah.

4. Pengukuran tingkat pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) , pengetahuan seseorang

ditetapkan menurut hal-hal berikut :

a. Bobot I : tahap tahu dan pemahaman.

b. Bobot II : tahap tahu, pemahaman, aplikasi dan analisis

c. Bobot III : tahap tahu, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis dan evaluasi

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau kuesioner

yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau

responden.

Menurut Arikunto (2009), terdapat 3 kategori tingkat pengetahuan

yang didasarkan pada nilai presentase sebagai berikut :

a. Tingkat Pengetahuan kategori Baik jika nilainya ≥ 75%.

b. Tingkat pengetahuan kategori Cukup jika nilainya 56 – 74%

c. Tingkat pengetahuan kategori Kurang jika nilainya ≤ 55%

E. Tinjauan Tentang Umur

1. Pengertian

Umur adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung berdasarkan ulang

tahun terakhir. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dengan bertambahnya umur
28

seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik sehingga akan

termotivasi dalam memeriksakan, juga mengetahui akan pentingnya Pengguna

KB Suntik. Semakin muda umurnya semakin tidak mengerti tentang pentingnya

pemeriksaan payudara sendiri (Notoatmodjo, 2010).

Umur adalah lama seseorang hidup yang berpanjangan sejalan dengan

perkembangan biologis alat-alat tubuh dan kematangan intelektual. Ukuran

reproduksi sehat dikenal bahwa umur yang lama untuk kehamilan dan persalinan

adalah usia 20-35 tahun dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kehamilan

anak I dan II adalah 2-4 tahun. Usia istri di atas 35 tahun sebaiknya mengakhiri

kehamilan atau kesuburan setelah mempunyai anak 2 orang anak (Prawirohardjo,

2011).

Menurut Hartanto (2009) pola dasar penggunaan kontrasepsi yang

rasional, perencanaan keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas tiga masa

dan usia reproduksi wanita yaitu :

1) Masa menunda kehamilan atau kesuburan. Bagi wanita dibawah umur 20

tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

2) Masa mengatur atau menjarangkan kehamilan periode kehamilan. Periode

usia wanita antara 20-35 merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan

dengan jumlah anak 2 orang dengan jarak antara anak I dan II adalah 2-4

tahun.

3) Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia wanita diatas 35

tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai anak.

Dari ketiga hak diatas maka umur ibu merupakan salah satu faktor

yang menentukan tingkat resiko kehamilan dan persalinan. Alat kontrasepsi


29

non hormonal merupakan kontrasepsi yang efektif dalam menunda,

menjarangkan serta mengakhiri kehamilan (Manuaba, 2010).

Hartanto (2009) membagi kurun reproduksi dalam tiga golongan

yaitu, pertama: kontrasepsi untuk menunda kehamilan (usia 20 tahun), jenis

kontrasepsi yang sering digunakan adalah pil, IUD-Mini dan cara sederhana,

kedua: kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan (usia 20-30 tahun), jenis

kontrasepsi yang digunakan adalah IUD, suntikan, minipil, pil, susuk KB,

dan cara sederhana, ketiga: kontrasepsi untuk menghentikan kehamilan (usia

30 tahun keatas), jenis kontrasepsi yang digunakan adalah sterilisasi, IUD,

susuk KB, suntikan, cara sederhana dan pil.


30

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pendidikan

Pengetahuan
Penggunaan KB
implant

Umur

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian


31

G. Hipotesis

1. Ha : Ada hubungan antara tingkat pendidikan akseptor dengan penggunaan

KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten

Konawe Tahun 2018.

H0 :Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan akseptor dengan penggunaan

KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten

Konawe Tahun 2018

2. Ha:Ada hubungan antara tingkat pengetahuan akseptordengan penggunaan

KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten

Konawe Tahun 2018.

H0 :Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Pakseptor dengan

penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku

Kabupaten Konawe Tahun 2018

3. Ha: Ada hubungan antara umur akseptor dengan penggunaan KB implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

H0 :Tidak ada hubungan antara umur akseptor dengan penggunaan KB implant

di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun

2018
32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik kuantitatif yaitu

penelitian untuk memperoleh data berupa angka. Pendekatan studi cross

sectional adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali,

tidak ada follow up, untuk mencari hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen (Sugiyono, 2015).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini telahdilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonggeduku

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2018.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Akseptor KB aktif

dari bulan Januari – Juli tahun 2018 sebanyak 1.228 akseptor.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang menjadi

akseptor KB aktif, diambil dengan menggunakan teknik simple random

sampling yang berjumlah 93 orang.

21
33

Rumus besaran sampel (Notoatmodjo, 2010) :


N
𝑛=
1 + N(d)²

Keterangan :

N = Besarpopulasi

n = Besarsampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatanyangdiinginkan

N
𝑛=
1 + N(d)²

1228
𝑛=
1 + 1228 (0.1)²

1228
𝑛= = 92,60
13,28

𝑛 = 93

Jadi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 responden.


34

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Tabel 1. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif


Variabel Definisi Operasional Alat Kriteria Objektif Skala
Ukur Ukur
Variabel
Dependen :
Akseptor KB Pengguna (akseptor) Kuesioner 1. Ya : jika ibu Nominal
KB adalah seseorang menggunakan
yang pada saat ini KB implant
memakai kontrasepsi 2. Tidak : jika ibu
untuk menjarangkan tidak
kehamilan atau yang menggunakan
mengakhiri kesuburan KB implant
(kamus kesehatan,
2018)
Variabel
Independen :
Pendidikan Pendidikan adalah Kuesioner 1. Pendidikan Nominal
suatu kegiatan Tinggi : Jika
pelajaran untuk Sekolah
mengembangkan atau Menengah Atas
meningkatkan (SMA) -
pengetahuan tertentu Perguruan Tinggi
sehingga sasaran (PT)
pendidikan itu dapat 2. Pendidikan
berdiri sendiri Rendah : Jika
(Notoatmodjo, 2013). Sekolah Dasar
(SD) - Sekolah
Menengah
Pertama (SMP)
(Arikunto, 2012)

Pengetahuan Pengetahuan adalah


hasil penginderaan Kuesioner 1. Tingkat Ordinal
manusia, atau hasil Pengetahuan
tahu seseorang kategori Baik jika
terhadap suatu objek nilainya ≥ 75%.
dari indra yang 2. Tingkat
dimilikinya pengetahuan
(Notoatmodjo, 2012). kategori Cukup
jika nilainya 56 –
74%
3. Tingkat
pengetahuan
kategori Kurang
jika nilainya ≤
55%.

Umur Umur adalah lamanya Kuesioner 1. Masa Menunda : Ordinal


seseorang hidup yang jika usia <20
dihitung berdasarkan tahun.
ulang tahun terakhir 2. Masa Mengatur :
(Notoatmodjo, 2010). jika usia 20-35
35

Tahun.
3. Masa Mengakhiri
: jika usia > 35
Tahun (Hartono,
2009)

E. Jenis Data

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara atau

menggunakan kuesioner pada ibu PUS yang memakai KB implant.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang

di peroleh dari instansi terkait berupa pencatatan dan pelaporan cakupan

peserta KB yang diperoleh dari buku register di Puskesmas Wonggeduku

F. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah wawancara

menggunakan kuesioner yang diperuntukkan untuk mengumpulkan data yang

terkait dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

G. Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan data dapat

melaluitahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing

Yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan.


36

b. Coding

Kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang

terdiri dari beberapa kategori. Biasanya dalam pemberian kode dibuat

daftar kode dan artinya dalam satu buku untuk memudahkan kembali

melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Pemberian kode

untuk variable penelitian sebagai berikut :

1. Akseptor KB : diberikan kode 1 (Ya) jika ibu menggunakan KB

implant dan diberiakn kode 2 (Tidak) jika ibu Tidak

menggunakan KB implant.

2. Pendidikan : diberikan kode 1 jika ibu memiliki pendidikan tinggi

(SMA-S1) dan diberikan kode 2 jika ibu memiliki pendidikan

rendah (SD-SMP).

3. Pengetahuan : diberikan kode 1 jika ibu memiliki pengetahuan

baik, diberikan kode 2 jika ibu memiliki pengetahuan cukup dan

diberikan kode 3 jika ibu memiliki pengetahuan kurang.

4. Umur : diberikan kode 1 jika umur ibu (umur menunda) <20 tahun,

diberikan kode 2 jika umur ibu (umur mengatur) 20-35 dan

diberikan kode 3 jika umur ibu (umur mengakhiri) >35 tahun.

c. Entry data

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau database komputer, kemudian membuat tabel

distribusi frekuensi, yang terdiri dari baris dan kolom.


37

d. Skoring

Skoring adalah perhitungan dengan menggunakan komputer

untuk mengetahui presentase setiap variabel yang diteliti. Dengan

kriteria sebagai berikut: Bila jawaban “Tidak” diberi nilai 1, jika

jawaban “Ya” diberi nilai 2.

e. Tabulating

Tabulasi data merupakan kelanjutan dari pengkodean pada

proses pengolahan dalam hal ini setelah data tersebut diberi kode

kemudian ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam

bentuk distribusi frekuensi.

2. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan pengolahan sejumlah data yang

telah terkumpul. Data dianalisis dengan SPSS (Statistical Product and

Service Solutions) versi 20.

a. Analisis univariat terhadap variabel independent dan dependent

sehingga didapat gambaran hubungan dari variabel yang diteliti dalam

bentuk distribusi presentasi.

b. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independent

dengan dependent dengan uji kemaknaan Chi square dan menggunakan

Uji fisher’s Exact. Analisis menggunakan Chi square untuk menguji

hipotesis antara variabel yang berdata kategorik dan kategorik. Uji

fisher’s Exact merupakan uji yang digunakan untuk melakukan analisis


38

pada dua sampel independen yang jumlah sampelnya yang relatif kecil

(biasanya kurang dari 20) dengan skala data nominal atau ordinal

H. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini disajikan secara analitik dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi. Untuk menganalisis variabel bebas

(pendidikan dan pengetahuan) dan variabel terikat (akseptor KB implant papa

PUS) dalam bentuk tabel distribusi frekuensi 2x2, tabel 2 x 3 disertai narasi.

I. Etika Penelitian

Masalah etika yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian

menurut Hidayat (2009), sebagai berikut:

1. Persetujuan responden (Informed Consent)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

diberikan sebelum penelitian dilakukan

2. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Dalam pengambilan data dari responden, peneliti akan menjaga dan

memperhatikan dengan baik serta tidak akan membicarakan identitas dan


39

permasalahan responden kepada orang lain. Hanya kelompok data tertentu

saja yang akan dilaporkan sebagai hasil riset.


40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Visi dan Misi

a. Visi

“Terciptanya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia

sehat 2025. Masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau yankes yang bermutu

secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya”.

b. Misi

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

di wilayah kerja.

3. Memahami dan selalu peduli atas pelayanan yang ramah dan

santun untuk setiap pasien yang dilayani.

4. Menggerakkan pembangunan kesehatan di Kecamatan dengan

melibatkan lintas program dan lintas sektor secara terpadu dan

berkesinambungan.

5. Membantu masyarakat mendapatkan informasi dan pelayanan

kesehatan dengan lebih mudah sehingga sadar, mau dan mampu

untuk hidup sehat.

29
41

6. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya.

7. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.

2. Letak Geografis

Wilayah puskesmas yaitu 11,376 Km2. Puskesmas secara geografis

mencakup jazirah Tenggara Pulau sulawesi dan beberapa pulau kecil

dimana jumlah desa wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonggeduku

sebanyak 15 desa dengan 1 Kelurahan, dengan jumlah penduduk 13,300

jiwa serta jumlah KK sebanyak 3,772 jiwa.

Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Wonggeduku adalah :

a. Sebelah utara kecamatan Amonggedo.

b. Sebelah barat kecamatan Wonggeduku Barat.

c. Sebelah selatan kecamatan Lambuya.

d. Sebelah timur kecamatan Pondidaha.

3. Demografi

Jumlah penduduk dalam wilayah kerja puskesmas wonggeduku

tahun 2015 sebanyak 19.825 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10.277 jiwa

dan perempuan 9.548 jiwa dengan 5.282 KK yang tersebar di 15 desa.


42

4. Sarana kesehatan dan tenaga kesehatan

Tabel.1 Sarana Kesehatan Dan Tenaga Kesehatan


No Sarana Kesehatan dan Tenaga kesehatan Jumlah

1 Sarana Pemerintah
a. Puskesmas induk 1 Unit
b. Puskesmas pembantu 5 Unit
c. Polindes 2 Unit
d. Poskesdes 3 Unit
e. Perumahan paramedic 2 Unit
2 Sarana Puskesmas
a. Ruang UGD 1Unit
b. Ruang Imunisasi 1 Unit
c. Ruang Gizi 1 Unit
d. Poli KIA 1 Unit
e. Poli Umum 1 Unit
f. Poli Gigi 1 Unit
g. Apotik 1 Unit
h. Ruang Tata Usaha 1 Unit
i. P2M 1 Unit
j. Ruang DDTK 1 Unit
k. Ruang Kartu 1 Unit
l. Ruang MTBS 1 Unit
m. Ruang Gudang Obat 1 Unit
n. Ruang Kepala Puskesmas 1 Unit
o. Kamar Mandi/Toilet 3 Unit
3 Sarana Transportasi
a. Kendaraan Roda Empat 1 Unit
b. Kendaraan Roda Dua 7 Unit
4 Sarana Perkantoran
a. Komputer 1 Unit
b. Printer 4 Unit
5 Sarana Sumber Daya Manusia
a. Posyandu 15 Unit
6 Tenaga Kesehatan
a. Dokter 2 orang
b. Perawat 11 orang
c. Bidan 10 orang
d. Farmasi 4 orang
e. Tenaga Gizi 1 orang
f. Tenaga Sanitasi 3 orang
g. Kesling 2 orang
h. Tata Usaha 5 orang
i. Tenaga Honorer 22 orang
43

B. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Wonggeduku pada

bulan Oktober 2018. Jumlah sampel pada penelitian ini ada 93 responden.

Analisis data menggunakan komputer dan program Statistical Product and

Service Solutions (SPSS) dengan hasil sebagai berikut :

a. Akseptor KB

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Akseptor KB di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
No Akseptor KB N %
1 Ya 67 72.0
2 Tidak 26 28.0
Jumlah 93 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 2 menunjukkanbahwa distribusi frekuensi responden

yang menggunakan KB implant sebanyak 67 (72.0%) responden

sedangkan yang tidak menggunakan KB implant sebanyak 26 (28.0%)

responden.

b. Pendidikan

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
No Pendidikan n %
1 Pendidikan Tinggi 53 57.0
2 Pendidiakn Rendah 40 43.0
Jumlah 93 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 3 menunjukkanbahwa distribusi frekuensi responden

yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 53 (57.0%) responden


44

sedangkan yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 40 (43.0%)

responden.

c. Pengetahuan

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan di Wilayah Kerja


Puskesmas Wonggeduku Tahun 2018
No Pendidikan n %
1 Pengetahuan Baik 26 28.0
2 Pengetahuan Cukup 40 43.0
3 Pengetahuan Kurang 27 29.0
Jumlah 93 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 4 menunjukkanbahwa distribusi frekuensi responden

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 (28.0%) responden dan

yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 40 (43.0%) responden

sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 27 (29.0)

responden.

d. Umur

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Umur di Wilayah Kerja Puskesmas


Wonggeduku Tahun 2018
No Pendidikan n %
1 Umur Menunda 18 19.4
2 Umur Mengatur 62 66.7
3 Umur Mengakhiri 13 14.0
Jumlah 93 100
Sumber : Data Primer 2018

Tabel 5 menunjukkanbahwa distribusi frekuensi responden

yang memiliki umur menunda sebanyak 18 (19.4%) responden dan

yang memiliki umur mengatur sebanyak 62 (66.7%) responden

sedangkan yang memiliki pengeumur mengakhiri sebanyak 13 (14.0)

responden.
45

2. Analisa Bivariat

Uji analisis statistik yang digunakan adalah uji chi-square pada

tingkat kepercayaan (ɑ=0.05).

a. Hubungan pendidikan dengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Tabel 6 Hubungan pendidikan dengan penggunaan KB


implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku
Kabupaten Konawe Tahun 2018
Pendidikan
Jumlah Nilai
No Akseptor KB Tinggi Rendah P-Value
n % n % N %
1 Ya 43 46.24 24 25.81 67 67.0
2 Tidak 10 10.75 16 17.20 26 26.0 ρ=0.044
Jumlah 53 56.99 40 43.01 93 100
Sumber : Data Primer 2018

Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 67

Akseptor KB implant yang memiliki pendidikan tinggi terdapat 43

(46.24%) responden dan 24 (25.81%) yang memiliki pendidikan

rendah. Sedangkan dari 26 responden yang bukan akseptor KB implant

yang memiliki pendidikan tinggi terdapat 10 (10.75%) responden dan

16 (17.20%) yang memiliki pendidikan rendah.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.044 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat

hubungan antara pendidikandengan penggunaan KB implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun

2018.
46

b. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Tabel 7 Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB


implant di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku
Kabupaten Konawe Tahun 2018
Pengetahuan
Akseptor Jumlah Nilai
No Baik Cukup Kurang
KB P-Value
n % n % n % N %
1 Ya 15 16.13 27 29.03 25 26.88 67 72.04
2 Tidak 11 11.83 13 13.98 2 2.15 26 27.96 ρ=0.013
Jumlah 26 27.96 40 43.01 27 29.03 93 100
sumber : Data Primer 2018

Hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa dari 67

Akseptor KB implant yang memiliki pengetahuan baik terdapat 15

(16.3%) responden dan 27 (29.03%) yang memiliki pengetahuan

cukup dan 25 (26.88) responden yang memiliki pengetahuan kurang.

Sedangkan dari 26 responden yang bukan akseptor KB implant yang

memiliki pengetahuan baik terdapat 11 (11.83%) responden dan 13

(13.98%) yang memiliki pengetahuan cukup dan 2 (2.15%) responden

yang memiliki pengetahuan kurang.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.013 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat

hubungan antara pengetahuandengan penggunaan KB implant di

Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun

2018.
47

c. Hubungan umur dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Tabel 8 Hubungan umur dengan penggunaan KB implant di


Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten
Konawe Tahun 2018
Umur
Akseptor Jumlah Nilai
No Menunda Mengatur Mengakhiri
KB P-Value
n % n % n % N %
1 Ya 12 12.90 49 52.69 6 6.45 67 72.04
2 Tidak 6 6.45 13 13.98 7 7.53 26 27.96 ρ=0.048
Jumlah 18 19.35 61 66.67 13 13.98 93 100
sumber : Data Primer 2018

Hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa dari 67

Akseptor KB implant yang memiliki umur menunda terdapat 12

(162.90%) responden dan 49 (52.69%) yang memiliki umur mengatur

dan 6 (6.45%) responden yang memiliki umur mengakhiri. Sedangkan

dari 26 responden yang bukan akseptor KB implant yang memiliki

umur menunda terdapat 6 (6.45%) responden dan 13 (13.98%) yang

memiliki umur mengatur dan 7 (7.53%) responden yang memiliki

umur mengakhiri.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.048 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat

hubungan antara umurdengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.


48

3. Pembahasan

Setelah melakukan pengelolahan data sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan penggunakan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018, yang berlangsung

pada bulan Oktober tahun 2018 maka secara terperinci hasil penelitian

tersebut dapat dibahas berdasarkan variabel yang diteliti.

a. Hubungan pendidikan dengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa dari 67 Akseptor

KB implant yang memiliki pendidikan tinggi terdapat 43 (46.24%)

responden dan 24 (25.81%) yang memiliki pendidikan rendah. Sedangkan

dari 26 responden yang bukan akseptor KB implant yang memiliki

pendidikan tinggi terdapat 10 (10.75%) responden dan 16 (17.20%) yang

memiliki pendidikan rendah.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.044 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat

hubungan antara pendidikandengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang eksponensial

dengan tingkat kesehatan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin

mudah menerima informasi yang diterima. Konsep hidup sehat secara

mandiri, kreatif dan berkesinambungan. Latar belakang pendidikan


49

seorang ibu sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu.

Semakin tinggi pendidikan maka semakin mudah ibu mendapatkan

informasi (Notoatmodjo, 2013).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Beyna

Handayani dna Nur Indah Rahmawati (2014) dengan judul “Tingkat

Pendidikan PUS Berhubungan dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi

tetapi Tidak Berhubungan dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo,

Sedayu, Bantul, Yogyakarta” yang mana hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan seseorang dengan

pemilihan alat kontrasepsi di Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul,

Yogyakarta dengan nilai chi-square 0.021 yang mana lebih kecil dari pada

nilai 0.05.

Menurut peneliti Seorang ibu dengan pendidikan yang tinggi

memiliki informasi cukup dalam pelaksanaan keluarga berencana yang

berhasil sehingga dapat membatasi jumlah anak dan dapat menunda

kehamilan apabila menikah diusia muda. Pendidikan banyak menentukan

sikap dan tindakan dalam menghadapi masalah misalnya kesediaan

menjadi peserta keluarga, termasuk pengaturan makanan bagi ibu hamil.

Anak-anak yang mempunyai ibu berpendidikan tinggi akan mendapat

kesempatan hidup serta tumbuh kembang yang baik.


50

b. Hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Hasil penelitian pada tabel 7 menunjukkan bahwa dari 67 Akseptor

KB implant yang memiliki pengetahuan baik terdapat 15 (16.3%)

responden dan 27 (29.03%) yang memiliki pengetahuan cukup dan 25

(26.88) responden yang memiliki pengetahuan kurang. Sedangkan dari 26

responden yang bukan akseptor KB implant yang memiliki pengetahuan

baik terdapat 11 (11.83%) responden dan 13 (13.98%) yang memiliki

pengetahuan cukup dan 2 (2.15%) responden yang memiliki pengetahuan

kurang.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.013 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat

hubungan antara pengetahuandengan penggunaan KB implant di Wilayah

Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Refy

Rusiana (2017) dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Kontrasepsi Pada Ibu Pasangan Usia Subur Dengan Sikap Ibu Dalam

Pemilihan Kontrasepsi di Donowarih Karangploso MALANG” dengan

hasil penelitian yaitu terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang

kontrasepsi pada ibu pasangan usia subur dengan sikap ibu dalam

pemilihan kontrasepsi di Donowarih Karangploso Malang” dengan

keeratan nilai p value = 0,017 sehingga dapat disimpulkan p value =

0,008< α (0,05).
51

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya (Notoatmodjo,

2012).

Menurut peneliti tinggi rendahnya pengetahuan seseorang dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah informasi. Informasi

yang diterima baik dari media masa maupun media cetak tentunya dapat

membatu individu dalam mengetahui tentang kontrasepsi. Tingkat

pengetahuan yang baik dan cukup pada responden tentunya memiliki

banyak faktor penyebabnya. Misalnya faktor tingkat pendidikan,

informasi, dan lingkungan. Setiap individu memiliki tingkat pendidikan

yang berbeda-beda. Sebelum individu mengetahui tentang kontrasepsi,

individu hanya memiliki sikit pengetahuan tentang hal tersebut. Dengan

adanya televisi dan media cetak lainnya maka Informasi yang didapatkan

oleh responden smakin bertambah. Individu mengetahuai secara umun

saja, misalnya individu mengetahuai tentang pengertian kontrasepsi saja,

tetapi tidak mengetahui benar apa yang tujuan dan dampak setelah

malakukan program KB. Media masa tentunya berpengaruh pada tingkat

pengetahuan responden. Jika responden mendapat informasi dari televisi,

radio dan media cetak lainnya seperti koran dan majah tentang kesehatan

maka dapat dikatakan tingkat pengetahuan bias menjadi lebik baik untuk

memahami tentang kontraspsi.

Pendapat diatas dibenatkan oleh Erfandi (2009), informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat


52

memberikan pengaruh jangka pendek (imediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya

teknologi akan tersedia bermacammacam media masa yang dapat

mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,

surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi

sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang

berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi

pengetahuan terhadap hal tersebut.

c. Hubungan umur dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

Hasil penelitian pada tabel 8 menunjukkan bahwa dari 67 Akseptor

KB implant yang memiliki umur menunda terdapat 12 (162.90%)

responden dan 49 (52.69%) yang memiliki umur mengatur dan 6 (6.45%)

responden yang memiliki umur mengakhiri. Sedangkan dari 26 responden

yang bukan akseptor KB implant yang memiliki umur menunda terdapat 6

(6.45%) responden dan 13 (13.98%) yang memiliki umur mengatur dan 7

(7.53%) responden yang memiliki umur mengakhiri.

Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari

nilai ɑ 0.05 yakni 0.048 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat
53

hubungan antara umurdengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wa

Ode Dita Arliana dkk (2013) “Faktor Yang Berhubungan Dengan

Penggunaan Metode Kontrasepsi Hormonal Pada Akseptor Kb Di

Kelurahan Pasarwajo Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton Sulawesi

Tenggara” Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara umur ibu

sekarang dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Adapun kekuatan

hubungan antara umur ibu sekarang dengan penggunaan kontrasepsi

hormonal adalah lemah. Adanya hubungan antara umur ibu sekarang

dengan penggunaan metode kontrasepsi hormonal pada akseptor KB

diasumsikan bahwa akseptor KB telah mengetahui pola penggunaan

kontrasepsi yang rasional yaitu pemilihan kontrasepsi disesuaikan dengan

fase umur. Pada umur < 20 tahun atau > 30 tahun, peserta KB pada

umumnya memilih kontrasepsi yang memiliki efektivitas yang tinggi

seperti AKDR, pil, suntik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Tunnisa (2010) di Soppeng dan Zainuddin (2012) di

Pangkep yang menemukan adanya hubungan antara umur ibu dengan

penggunaan kontrasepsi.

Umur adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung berdasarkan

ulang tahun terakhir. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dengan

bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin


54

baik sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan, juga mengetahui

akan pentingnya Pengguna KB Suntik. Semakin muda umurnya semakin

tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri

(Notoatmodjo, 2010).

Menurut peneliti semakin bertambahnya usia maka akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan

yang diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah.


55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018” dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Frekuensi responden yang menggunakan KB implant sebanyak 67 (72.0%)

responden sedangkan yang tidak menggunakan KB implant sebanyak 26

(28.0%) responden.

2. Frekuensi responden yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 53

(57.0%) responden sedangkan yang memiliki pendidikan rendah sebanyak

40 (43.0%) responden.

3. Frekuensi responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 26

(28.0%) responden dan yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 40

(43.0%) responden sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 27 (29.0) responden.

4. Frekuensi responden yang memiliki umur menunda sebanyak 18 (19.4%)

responden dan yang memiliki umur mengatur sebanyak 62 (66.7%)

responden sedangkan yang memiliki pengeumur mengakhiri sebanyak 13

(14.0) responden.

5. Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari nilai ɑ 0.05

yakni 0.025 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat hubungan

4
8
56

antara pendidikan dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

6. Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari nilai ɑ 0.05

yakni 0.013 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat hubungan

antara pengetahuan dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

7. Hasil uji analisis chi-square diperoleh P-value lebih kecil dari nilai ɑ 0.05

yakni 0.048 yang berarti Ha diterima yang artinya terdapat hubungan

antara umur dengan penggunaan KB implant di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka dapat disarankan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Bagi Responden

Diharapkan kepada responden untuk menggunakan alat kontrasepsi

KB dalam mensukseskan program keluarga berencana.

2. Bagi instansi

Diharapkan kepada instansi yang terkait untuk memberikan

penyuluhan tentang penting nya penggunaan KB dan diharapkan dapat

memberikan konseling mengenai keuntungan dan kelebihan dar berbagai

jenis KB khususnya KB implant.


57

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan dapat menjadi bahan referensi terbaru dan juga dapat

melengkapi kekurangan-kekurangan dari penelitian ini.


58

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dkk. 2015. Hubngan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan


Keluarga Dengan Keikutsertaan Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam
Ber-KB Di Wilayah Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta.
Surakarta : puskesmas purwosari.

Arikunto, S. 2009. Manajemenn Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

BKKBN. 2014-2016. Jumlah Pasangan Usia Subur dan KB Aktif. Konawe :


BKKBN.

BKKBN. 2011. Greand desain pengendalian kualitas penduduk kota. Padang :


BKKBN.

Beyna Handayani, Nur indah Rahmawati. 2015. Tingkat Pendidikan Pus


Berhubungan Dengan Pemilihan Jenis Alat Kontrasepsi Tetapi Tidak
Berhubungan Dengan Keikutsertaan KB di Desa Argomulyo, Sedayu,
Bantul, Yogyakarta. Yogyakarta : Argomulyo.

Budiman dan Riyanto. 2013. Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara.


Sulawesi Tenggara: Dinkes Provinsi.

Handayani. 2010. BukuAjar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihanna.

Hartanto H, 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan Dan Tekhnik Analisis Data.


Jakarta: Salemba Medika.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes
RI.

Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.
59

Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana.


Jakarta : EGC.

Nina Siti Mulyani, N. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

.2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Profil Puskesmas Wonggeduku. 2018. Jumlah Pasangan Usia Subur dan KB


Aktif. Konawe: Puskesmas Wonggeduku.

Rahayu A. 2012. Kebijakan dan Strategi Akselerasi Program Kependudukan, KB


dan Pembangunan Keluarga 2011. BKKBN.

Saifudin, A.B. 2010. PanduanPraktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Tridasa


Printer.

Refy dkk. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Pada Ibu
Pasangan Usia Subur Dengan Sikap Ibu Dalam Pemilihan Kontrasepsi
Di Donowarih Karangploso Malang. Malang : Donowarih.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan


Kualitatif dan R & D). Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prwirohardjo.

World Health Organization (WHO). 2014. Plannnig Family Or Contraseption.

. 2016. Cotraception. Geneva: Switzerland.


60

PLANNING OF ACTION

No Jenis Kegiatan April Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

1 Pengajuan judul
2 Pengambilan data
3 Penyusunan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal
6 Penelitian
7 Penyusunan hasil
penelitian
8 Ujian karya tulis ilmiah
9 Yudisium
10 Wisuda
61

Lampiran 2

SURAT PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth . Ibu/responden
Penelitian
Di -
Tempat

Dengan hormat,
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : Risma
NIM : AK. 215.119
Sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe,
bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan Penggunaan KB Implant Di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018”.

Sehubungan dnegan hal itu, saya mohon anda meluangkan waktu


menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak menyetujui atau menolak
menjadi responden. Namun, apabila ibu setuju, anda dipersilahkan untuk
menandatangani surat persetujuan responden berikut ini. Atas partisipasi dan
kebijakan responden, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Risma
AK. 215.119

Lampiran 3
62

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

( Informed Concent )

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama, saya

bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa Akbid yang bernama Nurfadilah dengan judul ‘Faktor-Faktor

Yang Berhubungan dengan Penggunaan KB Implant di Wilayah Kerja

Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018”.

Demikian pernyataan ini, secara sadar dan sukarela serta tidak ada unusr

paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wonggeduku,...........................2018

Responden

....................................

KUESIONER
63

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan KB Implant Di

Wilayah Kerja Puskesmas Wonggeduku Kabupaten Konawe Tahun 2018

No Responden :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Jenis KB yang digunakan :

Suntik IUD Kondom

Implant Pil Dll

Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda √ pada jawaban

yang dipilih!

No Pernyataan Benar Salah


1 Implant atau susuk KB adalah alat kontrasepsi
yang berisi hormon lovonorgestrel yang dipasang
di bawah kulit lengan atas bagian dalamImplant
dipakai selama lima tahun
2 Norplant: terdiri dari 6 batang silastik lembut

berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan

diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 3,6 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun

3 Cara kerja kontrasepsi Implant adalah


64

Mengurangi transportasi sperma

4 Keuntungan kontrasepsi Implant adalah

Perlindungan jangka panjang

5 yang diperkenankan menggunakan kontrasepsi

implant adalah wanita pada usia reproduksi wanita

yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka

panjang tetapi tidak bersedia menjalani kontap

atau menggunakan IUD

6 yang tidak diperkenankan menggunakan

kontrasepsi implant adalah wanita yang hamil

atau disangka hamil

7 KB Implant sangat merugikan dan dapat

mengganggu aktifitas sehari-hari

8 Efek samping dalam penggunaan implant adalah

gangguan pola haid terutama pada 6-12 bulan

pertamaseperti terjadinya perdarahan bercak

(spotting), perdarahan haid memanjang atau lebih

sering berdarah, mual-mual, pening atau sakit

kepala, perubahan perasaan atau kegelisahan,

penurunan atau peningkatan berat badan

9 KB implant dapat menyebabkan penggunanya

mengalami anemia

10 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam, Tidak


65

mengganggu dari kegiatan senggama dan Tidak

mengganggu ASI adalah beberapa keuntungan

dari KB Implant

11 Efek samping pada pengguna KB implant terjadi

karena jumlah progestin yang dikeluarkan ke

dalam darah sangat kecil

12 Wanita yang menderita kanker payudara, penyakit

jantung, hipertensi dan diabetes mellitus tidak

diperkenankan menggunakan KB implant

13 Wanita yang memiliki tekanan darah <180/110

mmHg, wanita yang sering lupa meminum pil KB

dan wanita yang telah mengalami keguguran

dianjurkan untuk menggunakan KB implant

14 Cara kerja KB implant yaitu dengan membuat

lender serviks menjadi kental

15 Keuntungan KB implant adalah tidak

mengganggu hubungan suami istri (senggama)

MASTER TABEL RISMA

Akseptor KB Pendidikan Pengetahuan Um


implant
66

No Responden

Ya Tidak Tinggi Rendah Baik Cukup Kurang Menunda Menga

1 Ny “A” √ √ √ √

2 Ny “S” √ √ √ √

3 Ny “C” √ √ √ √

4 Ny “V” √ √ √ √

5 Ny “M” √ √ √ √

6 Ny “H” √ √ √ √

7 Ny “J” √ √ √ √

8 Ny “K” √ √ √

9 Ny “K” √ √ √ √

10 Ny “L” √ √ √ √

11 Ny “J” √ √ √ √

12 Ny “J” √ √ √ √

13 Ny “M” √ √ √ √

14 Ny “M” √ √ √ √

15 Ny “N” √ √ √

16 Ny “Y” √ √ √

17 Ny “Y” √ √ √ √

18 Ny “W” √ √ √ √

19 Ny “W” √ √ √

20 Ny “E” √ √ √ √

21 Ny “D” √ √ √ √

22 Ny “E” √ √ √ √

23 Ny “R” √ √ √

24 Ny “T” √ √ √ √
67

25 Ny “Y” √ √ √ √

26 Ny “U” √ √ √ √

27 Ny “I” √ √ √ √

28 Ny “O” √ √ √

29 Ny “P” √ √ √ √

30 Ny “D” √ √ √ √

31 Ny “F” √ √ √

32 Ny “G” √ √ √ √

33 Ny “H” √ √ √ √

34 Ny “Y” √ √ √ √

35 Ny “J” √ √ √ √

36 Ny “W” √ √ √ √

37 Ny “E” √ √ √ √

38 Ny “A” √ √ √

39 Ny “F” √ √ √ √

40 Ny “H” √ √ √ √

41 Ny “T” √ √ √ √

42 Ny “T” √ √ √ √

43 Ny “Y” √ √ √ √

44 Ny “H” √ √ √ √

45 Ny “N” √ √ √ √

46 Ny “D” √ √ √ √

47 Ny “G” √ √ √ √

48 Ny “K” √ √ √ √

49 Ny “L” √ √ √ √

50 Ny “P” √ √ √
68

51 Ny “N” √ √ √ √

52 Ny “C” √ √ √

53 Ny “D” √ √ √ √

54 Ny “H” √ √ √

55 Ny “A” √ √ √

56 Ny “W” √ √ √

57 Ny “R” √ √ √ √

58 Ny “S” √ √ √ √

59 Ny “S” √ √ √ √

60 Ny “N” √ √ √ √

61 Ny “M” √ √ √ √

62 Ny “H” √ √ √ √

63 Ny “J” √ √ √ √

64 Ny “Y” √ √ √ √

65 Ny “U” √ √ √ √

66 Ny “T” √ √ √ √

67 Ny “R” √ √ √ √

68 Ny “E” √ √ √ √

69 Ny “E” √ √ √ √

70 Ny “F” √ √ √ √

71 Ny “G” √ √ √ √

72 Ny “H” √ √ √ √

73 Ny “N” √ √ √ √

74 Ny “N” √ √ √ √

Akseptor KB Pendidikan Pengetahuan Um


implant
No Responden
69

Ya Tidak Tinggi Rendah Baik Cukup Kurang Menunda Menga

75 Ny “T” √ √ √ √

76 Ny “F” √ √ √ √

77 Ny “G” √ √ √ √

78 Ny “H” √ √ √ √

79 Ny “J” √ √ √ √

80 Ny “R” √ √ √ √

81 Ny “T” √ √ √ √

82 Ny “T” √ √ √ √

83 Ny “Y” √ √ √ √

84 Ny “A” √ √ √ √

85 Ny “C” √ √ √ √

86 Ny “D” √ √ √ √

87 Ny “F” √ √ √ √

88 Ny “A” √ √ √ √

89 Ny “A” √ √ √ √

90 Ny “N” √ √ √ √

91 Ny “N” √ √ √ √

92 Ny “M” √ √ √ √

93 Ny “N” √ √ √ √

HASIL OUTPUT SPSS PENELITIAN


70

Statistics
Akseptor KB Pendidikan Pengetahuan Umur

Valid 93 93 93 93
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1.28 1.43 2.01 1.95
Std. Error of Mean .047 .052 .079 .060
Median 1.00 1.00 2.00 2.00
Mode 1 1 2 2
Std. Deviation .451 .498 .759 .578
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 3 3
Sum 119 133 187 181
25 1.00 1.00 1.00 2.00

Percentiles 50 1.00 1.00 2.00 2.00

75 2.00 2.00 3.00 2.00

Akseptor KB

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Ya 67 72.0 72.0 72.0

Valid Tidak 26 28.0 28.0 100.0

Total 93 100.0 100.0

Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Baik 26 28.0 28.0 28.0

Cukup 40 43.0 43.0 71.0


Valid
Kurang 27 29.0 29.0 100.0

Total 93 100.0 100.0

Umur
71

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Usia Menunda 18 19.4 19.4 19.4

Usia Mengatur 62 66.7 66.7 86.0


Valid
Usia Mengakhiri 13 14.0 14.0 100.0

Total 93 100.0 100.0

Akseptor KB * Pendidikan Crosstabulation


Pendidikan Total

Pendidikan Pendidikan
Tinggi Rendah

Count 43 24 67

Ya Expected Count 38.2 28.8 67.0

% within Akseptor KB 64.2% 35.8% 100.0%


Akseptor KB
Count 10 16 26

Tidak Expected Count 14.8 11.2 26.0

% within Akseptor KB 38.5% 61.5% 100.0%


Count 53 40 93

Total Expected Count 53.0 40.0 93.0

% within Akseptor KB 57.0% 43.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.054a 1 .025


Continuity Correctionb 4.059 1 .044
Likelihood Ratio 5.037 1 .025
Fisher's Exact Test .035 .022
Linear-by-Linear Association 5.000 1 .025
N of Valid Cases 93

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.18.
b. Computed only for a 2x2 table
72

Akseptor KB * Pengetahuan Crosstabulation


Pengetahuan Total

Baik Cukup Kurang

Count 15 27 25 67

Ya Expected Count 18.7 28.8 19.5 67.0

% within Akseptor KB 22.4% 40.3% 37.3% 100.0%


Akseptor KB
Count 11 13 2 26

Tidak Expected Count 7.3 11.2 7.5 26.0

% within Akseptor KB 42.3% 50.0% 7.7% 100.0%


Count 26 40 27 93

Total Expected Count 26.0 40.0 27.0 93.0

% within Akseptor KB 28.0% 43.0% 29.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)

Pearson Chi-Square 8.729a 2 .013


Likelihood Ratio 10.083 2 .006
Linear-by-Linear Association 7.982 1 .005
N of Valid Cases 93

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7.27.
73

Akseptor KB * Umur Crosstabulation


Umur Total

Usia Menunda Usia Mengatur Usia Mengakhiri

Count 12 49 6 67

Ya Expected Count 13.0 44.7 9.4 67.0

% within Akseptor KB 17.9% 73.1% 9.0% 100.0%


Akseptor KB
Count 6 13 7 26

Tidak Expected Count 5.0 17.3 3.6 26.0

% within Akseptor KB 23.1% 50.0% 26.9% 100.0%


Count 18 62 13 93

Total Expected Count 18.0 62.0 13.0 93.0

% within Akseptor KB 19.4% 66.7% 14.0% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)

Pearson Chi-Square 6.088a 2 .048


Likelihood Ratio 5.677 2 .059
Linear-by-Linear Association .919 1 .338
N of Valid Cases 93

a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 3.63.

Anda mungkin juga menyukai