Anda di halaman 1dari 93

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN

PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA


TINGKAT I AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN
PENDIDIKAN KONAWE
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Kebidanan di Yayasan Pendidikan Konawe

OLEH :

EKA SAPUTRI
AK.214.017

YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE


AKADEMI KEBIDANAN
2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA
TINGKAT I AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN
PENDIDIKAN KONAWE
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Kebidanan di Yayasan Pendidikan Konawe

OLEH :

EKA SAPUTRI
AK.214.017

YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE


AKADEMI KEBIDANAN
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN


PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA
TINGKAT I AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN
PENDIDIKAN KONAWE
TAHUN 2017

DIAJUKAN OLEH :

EKA SAPUTRI
AK.214.017

Telah memenuhi syarat dan disetujui untuk dipertahankan di Hadapan Tim


Penguji Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 10 November 2017, pada Akademi
Kebidanan Konawe.

Mengetahui,
Direktur
Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe

dr. YAYAT HIDAYATULLAH SAFRUL


NUP : 9909926006
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan dalam
Ujian Karya Tulis Ilmiah dihadapan Tim Penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe yang dilaksanakan pada
tanggal 10 November 2017.

TIM PENGUJI

1. Rizky Amaliah, S.ST.Keb Penguji I

2. Aljan Indraprasta, S.Sos., MM Penguji II

Disahkan oleh :
Pembimbing

MURTI WURYANI, S.Si.T., M.Kes


NIDN. 0905608804

Direktur,
Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe

dr. YAYAT HIDAYATULLAH SAFRUL


NUP. 9909926006
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
1. Nama : Eka Saputri
2. Tempat, Tanggal Lahir : Puulemo, 11 Mei 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Kebangsaan : Tolaki / Indonesia
6. Alamat : Kel. Tuoy, Kec. Unaaha, Kab. Konawe

B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1 Padeleu : Tahun 2005 – 2010
2. SMP Negeri 2 Sawa : Tahun 2010 – 2012

3. SMA 1 Lembo : Tahun 2012 – 2014

4. Terdaftar sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan Konawe tahun 2014

sampai sekarang.
INTISARI

EKA SAPUTRI (Ak.214.017) “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat I di Akademi
Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017” dibimbing oleh Murti
Wuryani, S.SiT.,M.Kes.
Latar belakang : Data yang diperoleh dari bagian Akademik Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe mahasiswa tingkat I berjumlah 55 mahasiswa. Dari
hasil survei awal yang dilakukan dengan mewawancarai 10 mahasiswa didapatkan
hasil 3 mahasiswa belum mengetahui bagaimana cara melakukan pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI), 2 mahasiswa belum pernah melakukan SADARI,
dan 5 mahasiswa tidak pernah mendengar tentang SADARI, mereka hanya
mengetahui tentang adanya kanker payudara tetapi mereka belum mengetahui
penanganan awal atau cara mendeteksinya.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan
perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada mahasiswa Tingkat I
Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah analitik. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh mahasiswa Tingkat I tahun 2017 mahasiswi di Kampus
Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe dengan jumlah sampel yaitu 55
responden menggunakan tehnik Total Sampling.
Hasil penelitian : Pada kategori yang tertinggi pada pemeriksaan payudara
sendiri (sadari) yang baik terdapat 29 (52,7%). Pada kategori tertinggi
pengetahuan baik berjumlah 35 (63,6%) responden. Pada kategori tertinggi sikap
yang setuju berjumlah 33 (60%) responden. Pada kategori tertinggi yang remaja
akhir berjumlah 39 (70,9%) responden. Pada kategoritertinggi sumber informasi
secara langsung berjumlah 31 (56,4%) responden
Kesimpulan : Ada hubungan antara pengetahuan dengan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI). Ada hubungan antara sikap dengan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI). Tidak ada hubungan antara umur dengan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI). Tidak ada hubungan antara sumber informasi
dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

Pustaka : 26 Literatur (2000-2016)


Kata Kunci : Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Pengetahuan,
Sikap, Umur dan Sumber Informasi.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya walaupun hanya dalam bentuk

sederhana karena Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan D-III Kebidanan di Yayasan Pendidikan Konawe

dengan Judul : “Faktor - Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Tingkat I di

Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa walaupun telah berusaha

semaksimal mungkin, namun sebagai manusia biasa yang tak luput dari

kekurangan-kekurangan sehingga kemungkinan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari sempurna, seperti yang diharapkan. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis

dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

kepada Murti Wuryani, S.SiT., M.Kes, selaku pembimbing, Rizky Amaliah

selaku Penguji I, dan Aljan Indraprasta, S.Sos., MM selaku Penguji II yang

telah memberikan arahan, bimbingan dan saran serta segala kemampuan dan

keikhlasannya telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memenuhi harapan Bapak

Direktur Akademi Kebidanan Konawe dan Bapak/Ibu Dosen pembimbing

sehingga dapat menjadi bahan acuan dan bermanfaat bagi mahasiswa yang akan

datang khususnya mahasiswa Akademi Kebidanan Konawe.


Selanjutnya tak lupa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Ibu Dra. Hj. Weni, M.Kes selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan

Konawe.

2. Bapak dr. Yayat Hidayatullah Safrul selaku Direktur Akademi Kebidanan

Konawe

3. Seluruh Staf dan Dosen Akademi Kebidanan Konawe yang telah banyak

membimbing dan membagi Ilmu selama Penulis mengikuti Proses dibangku

kuliah dan telah banyak membantu hingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. Kepala Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe beserta staf

yang telah memberikan ijin untuk pengambilan data.

5. Teristimewa kepada orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang hingga

sampai detik ini dapat membesarkan dan mendidik serta memberikan doa dan

restunya hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini, dan Saudaraku.

6. Ucapan terima kasihku teman-teman kampusku tercinta Akademi Kebidanan

Konawe Angkatan Ke-IX Tahun 2017 yang telah banyak membantu penulis

menyelesaikan pendidikan pada Akademi. Semoga kebersamaan ini dapat

menjadi awal yang baik untuk kita melangkah, dan segenap pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga Allah

SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua

dan harapan penulis semoga karya tulis ini dapat berguna bagi yang

membutuhkan. Amin
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
JUDUL KARYA TULIS ILMIAH................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
INTISARI ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) ......................................................................... 9
B. Tinjauan Tentang Pengetahuan....................................................... 31
C. Tinjauan Tentang Sikap................................................................... 34
D. Tinjauan Tentang Umur.................................................................. 36
E. Tinjauan Tentang Sumber Informasi............................................... 37
F. Hipotesis Penelitian........................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 41
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 41
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................... 41
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 43
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 43
G. Pengolahan Data ............................................................................ 44
H. Analisis Data ................................................................................ . 45
I. Penyajian Data .............................................................................. 45
J. Etika Penelitian .............................................................................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................... 47
B. Hasil Penelitian Dan Pembahasan................................................... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................... 64
B. Saran................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin ……………………… 14


Gambar 2 Periksa Payudara dengan Diangkat Kedua Tangan …………. 15
Gambar 3 Berdiri di Depan Cermin dengan Tangan di Samping ……… 16
Gambar 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Memegang Pinggang … 16
Gambar 5 Persiapan Melakukan SADARI …………………………….. 17
Gambar 6 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip ………………. 18
Gambar 7 Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar ……………… 18
Gambar 8 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara ……………………. 19
Gambar 9 Memeriksa Ketiak …………………………………………. 19
Gambar 10 Pemeriksaan Mammograf Digital …………………………. 24
Gambar 11 Kerangka Konsep ………………………………………….. 39

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Definisi Opersaional dan Kriteria Objektif.
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
42
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI).
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
49
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pengetahuan.....................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
50
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Sikap..................................................................................

50
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur..................................................................................

51
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber
Informasi..................................................................................

51
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) .....................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
52
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI)................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
53
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI)................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
55
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)................
....................................................................................................
....................................................................................................
....................................................................................................
56

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Planing of Action (POA)


Lampiran 2. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Akademi Kebidanan
Konawe
Lampiran 3. Surat Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 4. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5. Kuesioner
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Akademi Kebidanan Konawe
Lampiran 7. Surat Izin penelitian dari Badan Kesbang Politik dan Linmas
Kabupaten Konawe
Lampiran 8. Surat keterangan telah melakukan penelitian dari Akademi
Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe
Lampiran 9. Master Tabel
Lampiran 10. Frekuensi Hasil SPSS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan jenis tumor ganas yang hingga kini

masih menjadi pembunuh nomor satu bagi perempuan. Hal ini dibuktikan

dengan adanya diagnosis baru yang dicatat oleh WHO (World Health

Organization) bahwa kasus kanker hampIr 1,7 juta pada tahun 2012, ini

mewakili sekitar 12% dari semua kasus kanker baru dan 25% dari semua
kanker pada wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2010

memperkirakan bahwa angka kejadian kanker payudara adalah 11 juta dan

tahun 2030 akan bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker (WHO,

2010).

Kanker payudara adalah kanker yang menyerang jaringan payudara.

Kanker payudara tidak menyerang kulit payudara yang berfungsi sebagai

pembungkus. Kanker payudara menyebabkan sel dan jaringan payudara

berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak

terkendali. Kanker payudara masih mempunyai kemungkinan besar untuk

disembuhkan kalau ditemukan ketika masih pada tahap awal atau dini. Sel

kanker pada payudara hanya tumbuh sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel

tersebut bersembunyi dalam tubuh kita dan tanpa kita ketahui keaktifaannya

sel tersebut diarti dalam kelenjar payudara dan dapat menyebar melalui aliran

darah keseluruh tubuh (Suryaningsih, 2009).

Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

Cancer (IARC) diketahui pada tahun 2012, kanker payudara menduduki posisi

yang tertinggi yaitu sebesar 43,3% kasus baru dan 12,9% kasus kematian.

Dengan kata lain insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan

di dunia. Di Indonesia, kanker payudara kini menjadi pembunuh nomor satu.

Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000

penduduk yang ada di Indonesia (IARC, 2012).


Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007,

kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap di seluruh RS

di Indonesia (16,85%) (Departemen Kesehatan RI, 2010). Dan mengalami


peningkatan pada tahun 2010 yaitu kasus rawat inap kanker payudara

sebanyak 12.014 kasus (28,7%). Sedangkan menurut profil kesehatan

Kemenkes RI tahun 2012 kanker tertinggi yang diderita wanita masih

ditempati oleh kanker payudara dengan angka kejadian 2,2% dari 1000

perempuan. Jika hal ini tidak bisa terkendali, maka diperkirakan pada tahun

2030 akan ada 26 juta orang yang menderita kanker payudara dan 17 juta

orang yang meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).


Upaya deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi

dan mengidentifikasi secara dini adanya kanker payudara, sehingga

diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya kecil dan

punya peluang lebih besar untuk sembuh. Upaya ini sangat penting, sebab

apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara

tepat maka tingkat kesembuhan yang cukup tinggi (80-90%). Salah satu upaya
deteksi dini yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dimulai

dari usia subur, sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali

oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan missal (Kemenkes RI, 2012).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi.

Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun. Pada usia 20 tahun

seorang wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pada payudaranya

sendiri setiap bulan atau setiap tiga bulan sekali untuk dapat mendeteksi secara

dini jika terdapat kelainan dan segera mendapatkan penanganan yang tepat.

Salah satu kelompok yang telah mencapai usia tersebut adalah mahasiswi.

Pada saat itu seseorang mahasiswi memasuki tahap perkembangan remaja

akhir (adolescence) (Setiati, 2009).


Seluruh aktivitas didalam payudara sehubungan dengan perkembangan

dalam kehidupan seorang wanita dan juga perubahan siklus yang biasa

disebabkan oleh periode menstruasi teratur, sebaiknya semua wanita

bermawas diri terhadap masalah yang mungkin timbul pada payudara mereka,

sebaiknya pemeriksaan dapat dimulai dari waktu remaja dan pemeriksaan

yang rutin dan teratur untuk mendeteksi tanda-tanda dini persoalan payudara

merupakan kebiasaan yang sangat baik yang harus dilakukan sejak dini.

Seorang remaja putri dapat memeriksa payudara sendiri (sadari) pada saat

mandi dengan menggunakan jari-jari tangan sehingga dapat menentukan

benjolan pada lekukan halus payudaranya (Setiati, 2009).

Bagi wanita banyak kejadian sangat mengejutkan pada waktu sebuah

benjolan sudah nampak dengan jelas, kemungkinannya adalah bahwa benjolan

tersebut adalah kanker, maka seseorang mungkin telah kehilangan waktu yang

berharga untuk memulai pengobatan sedini mungkin. Jadi jalan yang paling

bijaksana adalah memeriksa payudara kita secara teratur pada selang waktu

yang tertentu pula. Dengan cara ini, kelainan yang terkecil sekalipun dapat

ditemukan dan langkah-langkah aktif untuk dapat dimulai pengetahuan sedini

mungkin (Gilbert, 2007).

Kesembuhan akan semakin tinggi jika kanker payudara ditemukan

dalam stadium dini, yang biasanya masih berukuran kecil. Usaha untuk ini

adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), yang merupakan cara efektif

menemukan tumor secara dini (Mulyani, 2013). Hasil penelitian menyebutkan

kurang lebih 85% adanya tumor diketahui dulu oleh penderita yang kadang-
kadang secara tidak sengaja (Soelarto 2007), bahkan menyebutkan sekitar

90 % kanker ini ditemukan dengan SADARI.

Data di Provinsi Sulawesi Tenggara, kasus penyakit kanker payudara

yang ditemukan di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 sebanyak

10.341 kasus, lebih sedikit dibanding tahun 2015 (16.635 kasus), dengan

prevalensi kanker payudara sebanyak 3.206 atau sekitar 27,09%. Angka

kejadian kanker payudara khususnya menurun dari tahun 2012-2016 yaitu

0,037% ; 0,022% ; 0,029% ; 0,013%. Penjelasan ini atas kiranya kita semua

mengetahui betapa pentingnya deteksi dini pada semua penyakit kanker,

terutama dalam melakukan SADARI untuk mendeteksi kanker payudara

(Kemenkes Prov Sultra, 2017).

Data yang diperoleh dari bagian Akademik Akademi Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe mahasiswa tingkat I berjumlah 55 mahasiswa.

Dari hasil survei awal yang dilakukan dengan mewawancarai 10 mahasiswa

didapatkan hasil 3 mahasiswa belum mengetahui bagaimana cara melakukan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), 2 mahasiswa belum pernah

melakukan SADARI, dan 5 mahasiswa tidak pernah mendengar tentang

SADARI, mereka hanya mengetahui tentang adanya kanker payudara tetapi

mereka belum mengetahui penanganan awal atau cara mendeteksinya.

Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemeriksaan

Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Tingkat I Akademi Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Adakah Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat I Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan

pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada mahasiswa Tingkat I Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa Tingkat I

tentang perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari) di Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.


b. Untuk mengetahui hubungan sikap mahasiswa Tingkat I tentang

perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari) di Akademi Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.


c. Untuk mengetahui hubungan umur mahasiswa Tingkat I tentang

perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari) di Akademi Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.


d. Untuk mengetahui hubungan sumber informasi mahasiswa Tingkat I

tentang perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari) di Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan acuan bagi pemerintah maupun masyarakat pada

umumnya, serta pelajar pada khususnya mengenai pengetahuan, sikap,


umur, dan sumber informasi periksa payudara sendiri (SADARI) di

Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman berharga dan menambah wawasan

peneliti dalam rangka penerapan ilmu yang telah diperoleh untuk dapat

diterapkan kepada masyarakat dan salah satu bahan referensi bagi

peneliti selanjutnya, serta syarat dalam penyelesaian studi pada Jurusan

Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017.


b. Bagi Institusi
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

dokumentasi pada perpustakaan Akademi Kebidanan Yayasan

Pendidikan Konawe, serta dapat dikembangkan lebih luas dalam

penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Dyana (2012), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan

tentang Periksa Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Tingkat II

Politeknik Kesehatan Kendari Tahun 2012”. Jenis penelitian ini bersifat

analitik dengan pendekatan retrospektif. Jumlah populasi sebanyak 323

responden dan jumlah sampel sebanyak 32 responden dengan tekhnik

pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Alat ukur yang

digunakan berupa kuesioner.


2. Dwi Sugiyanti (2015), dengan judul penelitian “Faktor – Faktor

yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) Pada Wanita di Desa Tambak Agung Kecamatan Kaliori

Kabupaten Rembang Tahun (2015)”. Jenis penelitian ini bersifat analitik

dengan pendekatan cross sectional, besar sampel sebanyak 100. Teknik


sampling yang dipakai dalam penelitian ini Proportional Stratified

Sampling Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan

analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan progam SPSS 16.


3. Auly Tarmaly (2011), dengan judul penelitian “Faktor – Faktor

yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pada Mahasiswa Tingkat II di Akademi Kebidanan Pelita Ibu Kota

Kendari”. Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan besar sampel 80.

Teknik sampling yang diapakai dalam penelitian ini Random Sampling

dengan secara teracak, alat ukur yang digunakan yaitu pengisian kuesioner

dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat

menggunakan SPSS 16. Perbedaan dengan penelitian yang peneliti

lakukan yaitu cara pengambilan sampel.


4. Sari Septiani (2012), dengan judul penelitian “Faktor – Faktor

Yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri

(Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta”. Jenis penelitian ini bersifat

analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 434

responden dan jumlah sampel sebanyak 100 siswa perempuan dengan

tekhnik pengambilan sampel dengan cara simple random sampling. Alat

ukur yang digunakan berupa kuesioner. Perbedaan dengan penelitian yang

peneliti lakukan yaitu cara pengambilan sampel.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1. Pengertian SADARI

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita. Pemeriksaan ini

dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan oleh wanita yang

berumur 20 tahun ke atas. Indikasi utama SADARI adalah untuk mendeteksi

terjadinya kanker payudara dengan mengamati payudara dari depan, sisi kiri

dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kulit, puting berisi

dan pengeluaran cairan atau nanah dan darah (Olfah dkk, 2013). American

Cancer Society merekomendasikan agar sejak usia 20 tahun, kaum wanita

memeriksakan payudaranya setiap tiga tahun sekali sampai usia 40 tahun.

Sesudahnya pemeriksaan dapat dilakukan sekali dalam setahun. Meskipun

sebelum umur 20 tahun benjolan pada payudara bisa dijumpai, tetapi potensi

keganasannya sangat kecil (Setiati, 2009).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan

kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan

ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara

awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat
dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa,

tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu

menyediakan waktunya selama kurang lebih 5 (lima) menit. Tidak

diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang

berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah

mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk

mendeteksi kanker payudara) adalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) untuk mendeteksi kanker

payudara adalah cara termudah dan termurah mengetahui adanya benjolan

yang kemungkinan besar berkembang menjadi kanker ganas. SADARI atau

periksa payudara sendiri dengan rutin merabanya merupakan langkah

penting untuk deteksi dini kanker payudara. Kebiasaan karena mudah,

murah, cepat, dan efektif untuk semangkin “mengenal” dan menyadari jika

terdapat suatu hal yang tidak normal pada payudara.

Sebaiknya jangan tunggu ada benjolan di payudara karena jika hal

itu sudah terjadi, maka kemungkinan menderita kanker payudara stadium 1

lebih besar. Pemeriksaan melalui ultrasonografi dan mamografi harus

dilakukan secara berkala. Untuk wanita yang berusia 50 tahun ke atas,

disarankan setiap tahun. Sementara yang berumur di bawah itu, bisa tiga

tahun sekali. Meski begitu, jika ada benjolan, yang terdeteksi kanker

payudara dari lima wanita yang merasa ada benjolan paling hanya satu

(Olfah dkk, 2013).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan

payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal.


Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas

kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. American Cancer Society

dalam proyek skrening kanker payudara menganjurkan pemeriksaan

SADARI walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan

deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam

melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukan minat dan kesadaran

akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta

menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Mulyani, 2013).

Bentuk payudara biasanya berubah-ubah sebelum memasuki masa

menstruasi, biasanya payudara terasa membesar, lunak, atau ada benjolan

dan kembali normal ketika masa menstruasi selesai. Yang terpenting adalah

mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan mana yang tidak keadaan

normal dari payudara sendiri. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

secara rutin untuk dapat merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara

sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui. Waktu terbaik untuk

memeriksa payudara adalah 7 sampai 10 hari setelah menstruasi selesai.

Pada saat itu, payudara terasa lunak. Pemeriksaan tidak tepat dilakukan pada

menjelang dan sewaktu menstruasi (Bustan, 2007).

SADARI optinum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal

siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara

dalam keadaan lembut, tidak keras, membengkak sehingga jika ada

pembengkakan akan lebih mudah ditemukan (Mulyani, 2013).

2. Yang Perlu Melakukan SADARI


Menurut Nisman 2011, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI

atau Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian

kanker payudara waktu pelaksanaan SADARI sebagai berikut:

a. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi

b. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

c. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan

payudara sendiri (SADARI) setiap bulan.

d. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan

mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2

tahun.

e. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun :

f. Mamogram awal atau dasar antara usia 35 sampai 40 tahun.

g. Melakukan pengujian payudara pada dokter setiap 3 tahun.

h. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan

payudara pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.

i. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara

pada dokter dan mamografi setiap tahun.

3. Manfaat SADARI

Menurut Nisman (2011), deteksi dini merupakan langkah awal yang

sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan

pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit

kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk

meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker

payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita


sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah

metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat

mendeteksi secara dini kanker payudara.

4. Tujuan SADARI

Menurut Nisman (2011), tujuan SADARI sangat perlu dilakukan

dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.

a. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk

mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker

payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini

akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.

b. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan

pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

5. Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Mulyani (2013), deteksi dini kanker payudara dapat

dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa

payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid

telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada

waktu yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang

terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih

dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang

merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara

sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10


setelah hari pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan

dilakukannya pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada

payudara. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun

kurang atau lebih.

6. Tehnik Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Mulyani (2013) Tehnik pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) adalah :

a. Buka baju dan tanggalkan pakaian dan bra anda dan berdiri tegak di

depan cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-

tidaknya perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti

lekukan atau kerutan dari kulit.

b. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin.

Lihat pada cermin, bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris

atau tidak) Cara melakukan :

Gambar 1
Tahap 1. Melihat Bentuk Payudara di Cermin

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu,

serta kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi

kedua lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan

ukuran payudara. Normal jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama.
Kemudian, perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata

payudara berubah tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai

adalah jika payudara berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan

karena benjolan. Puting yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol

keluar, malahan tertarik ke dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa

sakit.

Gambar 2
Tahap 2. Periksa Payudara dengan Diangkat Kedua Tangan

Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan

maksud untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau

fascia dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Lalu amati

perubahan yang terjadi pada payudara, seperti perubahan warna, tarikan,

tonjolan, kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi

kasar.
Gambar 3

Tahap 3. Berdiri di Depan Cermin dengan Tangan disamping

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan

kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada

payudara.

Gambar 4
Tahap 4. Menegangkan Otot Bagian dengan Memegang Pinggang

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan memegang

pinggang/tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di

daerah axilla. Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih

dengan posisi demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada

perubahan yang mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

Setelah mengetahui tehnik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI),

lalu melakukan persiapan melakukan SADARI. Persiapan yang dilakukan

sebagai berikut :
Gambar 5
Tahap 1. Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut anda. Letakkan bantal atau handuk mandi

yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang

akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan anda di bawah kepala.

Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan

telapak jari-jari anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan.

Periksa payudara anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular

membentuk sudut 90 derajat.

Gambar 6
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical Strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertikal, dari tulang

selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara

kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak anda. Gunakan tangan kiri

untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk
merasakan benjolan. Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah bra-

line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah

bra-line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju

tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke

bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Gambar 7
Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar

Berawal dari bagian atas payudara anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar

biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting

payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan

sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola

mammae. Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang

datar dari jari-jari anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jam 12.00 pada

bagian puting susu.


Gambar 8
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara anda untuk

melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Gambar 9
Tahap 5. Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan anda ke samping dan rasakan ketiak anda ke

samping dan rasakan ketiak anda dengan teliti, apakah teraba benjolan

abnormal atau tidak.

7. Cara Melakukan SADARI

Menurut Bustan (2007) dan Purnomo (2009) langkah-langkah

tahapan pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan berbagai macam

semasa mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya

membuat kenyamanan anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan

untuk mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat

mendeteksi dini kanker payudara yaitu sebagai berikut :

a. Semasa Mandi
Angkat sebelah tangan, dengan menggunakan satu jari, lalu

gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap

payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah

kiri dan tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari

bila terdapat gumpalan/kebetulan keras, menebal di payudara.

b. Berdiri di hadapan cermin

Dengan mengangkat kedua tangan ke atas kepala, putar-putar

tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak pinggang anda,

tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan

menolak payudara anda ke hadapan. Perhatikan dengan teliti segala

perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula

jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam. Dengan

perlahan-lahan, pencet kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan

keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandung

darah.

c. Berbaring

Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di

bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala.

Tekan jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk

bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu

putaran, jari digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran

untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal

yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di

bawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba
rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang

atas tulang selangka.

8. Masalah yang ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Pemeriksaan

Payudara Sendiri (SADARI)

Menurut Olfah dkk (2013), menyatakan apabila Anda tidak

melakukan Skrining dan deteksi dini dengan pemeriksaan payudara sendiri

setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi akan medapatkan temuan masalah

kanker payudara atau kelainan yang terjadi di payudara seperti memiliki ada

sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang menunjukkan suatu

ketidaknormalan pada payudara. Hal-hal berikut ini dapat menandakan

adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara sebagai

berikut:

a. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya

tanpa rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa

tidak nyaman.

b. Puting susu yang terlipat ke dalam.

c. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat

kerutan-kerutan pada kulit payudara.

d. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.

e. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting

susu (jarang-jarang).

f. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak anda

yang berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit.


g. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika

ditekan tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu

payudara.

h. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu

i. Timbul rasa nyeri

j. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal,

terasa bakar, dan tertarik ke dalam

k. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.

9. Tindakan yang dilakukan pada saat menemukan benjolan

Menurut Mulyani (2013), SADARI baru dilakukan oleh sebagian

kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita yang

melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap

bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan

menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan

adalah untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya

harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan,

bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang

kedua adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan

berusaha memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan

membuat benjolan mengecil, sebaliknya justru dapat membuat masalah

menjadi lebih berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit.

Yang ketiga adalah segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk

mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.


Ada beberapa metode pendeteksian dini kanker payudara, sebagai

berikut :

a. Mammografi

Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara

manusia menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7

mSv). Melalui pemeriksaan mammografi, angka kematian karena kanker

payudara dapat diturunkan sampai 30%. Metode mammografi, sinar X

yang dipancarkan sangat kecil, sehingga metode ini relatif mudah.

Mammografi merupakan suatu tes yang aman yang bertujuan untuk

melihat adanya masalah pada payudara wanita.

b. Biopsi

Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari

benjolan dan daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke

laboratorium untuk dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan

yang menunjukkan adanya kanker. Benjolan atau perubahan yang

ditemukan pada payudara dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas

(kanker) dan jika kanker payudara dapat lebih dini maka wanita

kemungkinan bertahan dari penyakit ini lebih baik serta banyak terapi

untuk kanker payudara.

c. Mammogram diagnostik

Dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala gejala kanker

payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini


memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih

banyak.

d. Mammogram digital

Untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan

menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak

menunjukkan bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan

kanker dibandingkan film Sinar X.

Gambar 10
Pemeriksaan Mammograf Digital

9. Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu

payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal

yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras

dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan. Kanker payudara

(Carcinoma Mammae) adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal

dari parenchyma. Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar

embuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang

payudara (Olfah dkk, 2013).


Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling

sering menyerang kaum wanita. Selain itu kecenderungan peningkatan

prevalensinya tidak dapat dihindari. Ditambah lagi kematian karena kanker

payudara masih tinggi, terutama pada negara-negara sedang berkembang,

karena keterlambatan diagnosis, yang berarti juga keterlambatan pengobtan.

Semua ini pada gilirannya menyebabkan masalah kanker sebagai suatu

masalah kesehatan yang biaya yang mahal (Bustan, 2007).

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara ini tidak mudah

dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara juga tidak diketahui

dengan mudah. Sering kali, gejalanya baru diketahui setelah stadium kanker

berkembang agak lanjut. Untuk menentukan gejala awal kanker payudara

dapat dideteksi oleh kaum wanita, jadi perlu seorang ahli untuk menemukan

awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode

SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudara untuk

mengetahui ada atau tidaknya benjolan disekitar payudara (Mulyani, 2013).

B. Tinjauan Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana

penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian

pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo,

2009).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena perilaku yang didasari oleh


pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

1. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2010, pengetahuan yang mencakup dalm

domain kognitif mempunyai enam tingkat yaitu:

a. Tahu (know)
Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang telah dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.


b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang telah paham

terhadap objektif atau materi harus dapat menjelaskan menyebutkan

contoh menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek

yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi artinya sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam kontek atau yang

situasi lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisis dapat dilihat dari pengguna kata kerja dapat

menggambarkan (membuat bagan) membedakan, mengelompokkan,

dan sebagainya.
e. Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi yang ada.


f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan melakukan

justifikasi dan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang telah ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara adalah angka yang menyatakan isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden

kedalam pengetahuan.

2. Klasifikasi Pengetahuan
Menurut Arikunto (2007), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersikap kualitatif

yaitu :

a) Baik : Hasil Presentase 76% - 100%

b) Cukup : Hasil Presentase 56% - 75%

c) Kurang : Hasil Presentase < 56%

Pengetahuan mahasiswi dilihat aspek genetik ada riwayat keluarga

terkena kanker payudara maka mahasiswi respon dengan cepat melakukan

pencegahan SADARI dengan melakukan tiap bulan rutin supaya tidak

terulang lagi kasus kanker payudara dengan keturunannya tersebut. Kasus

peluang pengelompokkan kanker umum didapatkan dari pewarisan gen

yang menyebababkan sedikit peningkatan risiko kanker, pembagian sedikit

peningkatan risiko kanker pengaruh lingkungan yang umum terjadi yang

disebabkan berbagai faktor yang kemungkinan disebabkan pewarisan gen

membuat individu lebih rentan terhadap lingkungan (Arikunto, 2007).


C. Tinjauan Tentang Sikap
Sikap adalah “reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek”. Sikap seseorang terhadap objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun tidak mendukung

atau tidak memihak (unfavorable) pada suatu objek. Selain itu “sikap juga

merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu” (Notoatmodjo, 2010).

Sikap terdiri tiga komponen yang saling menunjang, yaitu komponen

kognitif, komponen aktif (afective) dan komponen konatif. Komponen-


komponen sikap menurut Notoatmodjo (2010), bahwa sikap itu mempunyai

tiga komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (Trend to behave)

Sikap menurut Notoatmodjo (2010), terdiri dari berbagai tingkatan

antata lain :

a. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulasi

yang diberikan objek.

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan atau

menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu vang telah dipilihnya dengan

segala resiko.

Apabila individu merasakan adanya tekanan maka apa yang

diekspresikan individu sebagai perilaku lisan atau tulisan itu sangat

mungkin tidak sejalan dengan sikap hati nuraninya, bahkan sangat

bertentangan dengan apa yang dipegangnya sebagai suatu keyakinan

(belief). Ancaman fisik yang timbul akibat dinyatakannya sikap murni


secara terbuka dapat berupa hukuman fisik langsung, permusuhan,

tersingkirkan dari pergaulan sosial, pengerusakan atau bentuk-bentuk

perlakuan lain yang diterima dari sesama anggota masyarakat atau

dari penguasa. Ancaman mental dapat berupa rasa malu yang diderita,

perasaan tidak dianggap ikut konforitas sosial. Kekhawtiran dianggap

bodoh, rasa takut kehilangan simpati dari orang lain dan semacamnya

(Notoatmodjo, 2010).

Notoatmodjo (2010), bahwa untuk menilai sikap dapat

dikategorikan menjadi dua bagian :

1. Sikap positif (Jika skor responden ≥ 60 %) kecenderungan tindakan

adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.


2. Sikap negatif (Jika skor responden < 60 %) terdapat kecenderungan

untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek

tertentu.
D. Tinjauan Tentang Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini (Notoatmodjo, 2010).


Umur adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung berdasarkan

ulang tahun terakhir. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dengan

bertambahnya umur seseorang maka kematangan dalam berpikir semakin baik

sehingga akan termotivasi dalam memeriksakan, juga mengetahui akan

pentingnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Semakin muda

umurnya semakin tidak mengerti tentang pentingnya pemeriksaan payudara

sendiri (Notoatmodjo, 2010).


Menurut Depkes RI (2009), umur remaja saat dikategorikan menjadi 2

yaitu :
1. Remaja awal : umur 12-16 tahun.
2. Remaja akhir : umur 17-25 tahun.

E. Tinjauan Tentang Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi

maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Meskipun

seseorang mempunyai pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan

informasi yang baik dari berbagai media, misalnya : TV, radio, surat kabar ,

ataupun dari petugas kesehatan. Hal ini akan meningkatkan pengetahuan

seseorang (Notoadmodjo, 2010).

Melalui berbagai media cetak maupun elektronik berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang sering terpapar

media masa (TV, radio, majalah, pamplet, dan lain-lain) akan memperoleh

informasi media berarti paparan media masa mempunyai tingkat pengetahuan

yang dimiliki seseorang (Notoadmodjo, 2010).

Notoatmodjo (2010), bahwa untuk menilai sumber informasi dapat

dikategorikan menjadi dua bagian :


1. Secara Langsung : melalui penyuluhan oleh petugas kesehatan (Dokter,

bidan, perawat).
2. Tidak langsung : melalui media seperti (Koran, majalah, brosur,TV,

Radio, Internet)

F. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan

Sikap Perilaku
Pemeriksaan
Payudara Sendiri
(SADARI)
Umur

Sumber Informasi

Gambar 11. Kerangka Konsep


G. Hipotesis Penelitian

1 Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan

payudara sendiri (Sadari)


Ho : Tidak Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku

pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)


2 Ha : Ada hubungan antara sikap dengan perilaku pemeriksaan

payudara sendiri (Sadari)


Ho : Tidak Ada hubungan antara sikap dengan perilaku pemeriksaan

payudara sendiri (Sadari)


3 Ha : Ada hubungan antara umur dengan perilaku pemeriksaan

payudara sendiri (Sadari)


Ho : Tidak Ada hubungan antara umur dengan perilaku pemeriksaan

payudara sendiri (Sadari)


4 Ha : Ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)


Ho : Tidak Ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional yaitu

pengamatan terhadap variabel bebas dan terikat dilakukan dalam waktu bersamaan

pada suatu periode tertentu (Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di Kampus Akademi Kebidanan Yayasan

Pendidikan Konawe

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September Tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi Tingkat I tahun

ajaran 2016/2017 yang berjumlah 55 mahasiswi.

2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah semua seluruh mahasiswi yang menjadi

populasi dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling dengan

cara pengambilan sampel dari seluruh anggota populasi.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi Kriteria Skala


Variabel Cara Ukur Alat Ukur
Operasional Objektif Ukur
Dependen
SADARI adalah
pemeriksaan
payudara sendiri
yang bertujuan
untuk mengetahui
ada tidaknya 1. Baik, jika
Perilaku kanker payudara skor
Pemeriksaan pada wanita. responden
≥60%.
Payudara Pemeriksaan ini Wawancara Kuesioner Nominal
2. Kurang, jika
Sendiri dilakukan dengan skor
(Sadari) menggunakan responden ≤
cermin dan 60%.
dilakukan oleh
wanita yang
berumur 20 tahun
ke atas (Olfah
dkk, 2013).
Independent
1. Baik : bila
responden
Pengetahuan dapat
adalah merupakan menjawab
hasil “tahu” dan benar dengan
ini terjadi setelah skor ≥ 75%
orang melakukan dari total skor.
Wawancara Kuesioner Nominal
penginderaan 2. Kurang : bila
Pengetahuan
terhadap suatu responden
objek tertentu dapat
(Notoatmodjo, menjawab
2009). benar dengan
skor < 75%
dari total skor.
a. Positif: bila
responden
dapat
Sikap adalah menjawab
Sikap “reaksi atau benar dengan
respon yang masih skor ≥60%
tertutup dari dari total
seseorang skor.
Wawancara Kuesioner Nominal
terhadap suatu b. Negatif : bila
stimulus atau responden
objek” dapat
(Notoatmodjo, menjawab
2010) benar dengan
skor < 60%
dari total
skor.
Umur adalah
lamanya
seseorang hidup
yang dihitung
berdasarkan ulang
tahun terakhir.
Semakin cukup 1. Remaja Awal
umur, tingkat 12-16 Tahun.
Umur Wawancara Kuesioner Nominal
kematangan dan 2. Remaja Akhir
kekuatan 17-18 Tahun
seseorang akan
lebih matang
dalam berpikir dan
bekerja
(Notoatmodjo,
2010).
Sumber Informasi yang Wawancara Kuesioner 1. Langsung, Nominal
Informasi diperoleh dari jika
berbagai sumber responden
mendapat
akan
informasi dari
mempengaruhi tenaga
tingkat kesehatan.
pengetahuan 2. Tidak
Langsung,
jika
responden
mendapat
seseorang informasi dari
media cetak
(Notoatmodjo,
(Koran,
2010). Majalah,
Brosur,
Televisi,
Radio, dan
Internet)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Diperoleh dari hasil penelitian langsung kepada responden.

2. Data Sekunder

Diperoleh dari instansi terkait serta buku yang berhubungan dengan penelitian

ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang

variabel yang diteliti yang digunakan sebagai alat bantu untuk wawancara dengan

responden.

G. Pengolahan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument

pengumpulan data berupa alat ukur kuesioner yang di buat khusus oleh peneliti

sendiri dengan berpedoman pada perpustakaan yang ada. Setelah data terkumpul dari

lembar kuesioner yang ada maka dilakukan pengolahan data.

1. Edit (Editing)
Pada tahap ini penulis melakukan penilaian data yang diperoleh kemudian diteliti

apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam pengisiannya.


2. Kode (Coding)
Setelah melakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada

tiap - tiap data sehingga memudahkan menentukan analisa data.


3. Skor (Skoring)
Skoring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan kalkulator untuk

mengetahui presentase setiap variabel yang diteliti.


4. Transfer (Transfering)
Memindahkan jawaban / kode ke program komputer
5. Tabulasi (Tabulating)

Tabulating yaitu menyusun data dalam bentuk tabel

H. Analisa Data

a. Analisis univariat adalah analisa data yang digunakan untuk mendeskripsikan

variabel dalam bentuk distribusi frekuensi.

f
x  x k
n

Keterangan :

x = Jumlah persentase variabel yang diteliti

f = Susunan kategori variabel yang diamati

n = Jumlah sampel penelitian

k = Konstanta (100%)

b. Analisis bivariat adalah analisa yang digunakan untuk mencari hubungan antara

variabel independent dan variabel dependent, yaitu hubungan perilaku

pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) menggunakan uji statistik Chi Square. Uji

Chi Square digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel

terikat dan variabel bebas.

I. Penyajian Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya akan disusun dan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel 2 x 2 serta dilengkapi dengan narasi

sebagai penjelasan dari tabel.

J. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi Akademi

Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe yang tembusannya di sampaikan ke bagian

Akademik Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Setelah mendapat

persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang

meliputi :

1. Informent Consent (Lembar Persetujuan)

Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang

akan di teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan

dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

pengetahuan responden tentang perilaku pemeriksaan payudara sendiri (sadari)

yang diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Jika responden menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati hak- haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian responden, peneliti tidak mencatumkan nama

koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada

masing- masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden di jamin oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Keadaan Geografis
Kampus Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe terletak di

Jalan Letjen. DII. Panjaitan No. 217 Kelurahan Tuoy, Kecamatan Unaaha,

Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Di bangun di atas tanah

seluas 5000 m2 dengan luas bangunan 2 Ha, dimana berbatasan sebagai

berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Parauna
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Konawe
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Toriki
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Anggaberi
2. Sarana Fisik
a. Ruang kelas/belajar teori : 6 ruangan
b. Laboratorium : 3 ruangan
c. Perpustakaan : 1 ruangan
d. Ruangan Dosen : 2 ruangan
e. Ruang Ketua Yayasan : 1 ruangan
f. Ruang Direktur : 1 ruangan
g. Ruang Pembantu Direktur : 3 ruangan
h. Ruang Tata Usaha : 1 ruangan
i. Ruang Bagian Umum : 1 ruangan
j. Ruang Rapat : 1 ruangan
k. Ruang BEM : 1 ruangan
l. Ruang UKM : 1 ruangan
m. Ruang Foto Copy : 1 ruangan
n. Aula : 1 ruangan
o. Musholah : 1 ruangan
p. Kamar mandi Siswa : 12 ruangan
q. Halaman : 1 buah
r. Kantin : 1 buah
s. Parkiran : 1 buah
t. Sarana olahraga : 2 buah
u. Pos jaga : 1 buah
3. Jumlah Pegawai/Dosen/Pegawai
a. Jumlah Dosen Tetap : 29 dosen
b. Jumlah Dosen Tidak Tetap : 20 dosen
c. Jumlah Pegawai : 23 pegawai (Profil AKBID Konawe, 2017)
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan

Konawe bulan September 2017 dengan memberikan kuesioner kepada setiap

mahasiswa tingkat I yang menjadi responden. Lalu hasil kuesioner dari

masing-masing responden dikumpulkan untuk di tabulasi.

1. Analisis Univariat
a. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya kanker payudara pada wanita.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan cermin dan dilakukan

oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas (Setiati, 2009).

Hasil pengolahan data tentang distribusi frekuensi faktor – faktor

yang berhubungan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

Pada Mahasiswa Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan

Konawe, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :


Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat I di
Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Pemeriksaan Payudara Sendiri Jumlah
No
(SADARI) n %
1. Baik 29 52,7
2. Kurang 26 47,3
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa dari 55 responden

pada kategori pemeriksaan payudara sendiri (sadari) yang baik terdapat 29

(52,7%) dan pada kategori pemeriksaan payudara sendiri (sadari) yang

kurang terdapat 26 (47,3%).

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” setelah orang mengadakan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan


Mahasiswa Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan
Pendidikan Konawe Tahun 2017
Jumlah
No Pengetahuan
n %
1. Baik 35 63,6
2. Kurang 20 36,4
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari 55

responden diperoleh pengetahuan baik berjumlah 35 (63,6%) responden,

sedangkan pengetahuan kurang berjumlah 20 (36,4%) responden.

c. Sikap
Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan mendukung atau

memihak (favorable) maupun tidak mendukung atau tidak memihak

(unfavorable) pada suatu objek (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Mahasiswa


Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan
Konawe Tahun 2017
Jumlah
No Sikap
n %
1. Setuju 33 60
2. Tidak Setuju 22 40
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa dari 55

responden sebagian responden diperoleh sikap yang setuju berjumlah 33

(60%) responden sedangkan sikap yang tidak setuju berjumlah 22 (40%)

responden.

d. Umur

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur


Mahasiswa Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan
Pendidikan Konawe Tahun 2017
Jumlah
No Umur
n %
1. Remaja Awal 16 29,1
2. Remaja Akhir 39 70,9
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 55

responden yang kategori remaja awal berjumlah 16 (29,1%) responden

sedangkan yang remaja akhir berjumlah 39 (70,9%) responden.

e. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan

yang lebih luas (Notoadmodjo, 2010).

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi


Mahasiswa Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan
Pendidikan Konawe Tahun 2017
Jumlah
No Sumber Informasi
n %
1. Langsung 31 56,4
2. Tidak Langsung 24 43,6
Jumlah 55 100
Sumber : Data Primer, diolah tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa dari 55 responden

yang kategori sumber informasi secara langsung berjumlah 31 (56,4%)

responden sedangkan yang sumber informasi secara tidak langsung

berjumlah 24 (43,6%) responden.

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariabel dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara

variabel independen (pengetahuan, sikap, umur dan sumber informasi)

dengan variabel dependen (pemeriksaan payudara sendiri). Uji statistik yang

digunakan Chi-Square (x2) dan Rasio Prevalensi (RP), dengan Confidence

Interval (CI) 95%, tingkat kemaknaan sebesar p<0,05.


a. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Mahasiswa Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) p RP
No Pengetahuan Baik Kurang Jumlah (95% CI)
n % n %
1 Baik 24 43,6 11 20,0 35 6.545
0,002 (1.897-
2 Kurang 5 9,1 15 27,3 20 22.583)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55


Sumber Data : Data Primer diolah tahun 2017

Hasil analisis diatas antara pengetahuan dengan pemeriksaan

payudara sendiri menunjukkan bahwa dari 35 responden terdapat pada

responden yang pengetahuan baik berjumlah 24 responden (43,6%) yang

melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan yang melakukan

pemeriksaan payudara sendiri dengan kurang berjumlah 11 responden

(20,0%). Sedangkan dari 20 responden yang pengetahuan kurang berjumlah

5 responden (9,1%) yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan

baik dan yang pemeriksaan payudara sendiri dengan kurang berjumlah 15

responden (27,3%).

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0.002 < α = 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri antara

responden yang pengetahuannya baik dengan yang pengetahuannya kurang

(ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan

payudara sendiri) dari hasil analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 6.545

(1.897-22.583) artinya mahasiswa yang pengetahuannya baik mempunyai


peluang 6.545 kali untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (sadari)

dengan baik.

b. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Mengenai Pemeriksaan


Payudara Sendiri (SADARI)
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Mahasiswa Tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) p RP
No Sikap Baik Kurang Jumlah (95% CI)
n % n %
1 Setuju 24 43,6 9 16,4 33
9.067
0,000 (2.578-
2 Tidak Setuju 5 9,1 17 30,9 22
31.882)
Jumlah 29 52,7 26 47,3 55
Sumber Data : Data Primer diolah tahun 2017
Hasil analisis diatas antara sikap dengan pemeriksaan payudara

sendiri menunjukkan bahwa dari 33 responden terdapat pada responden

sikap yang positif berjumlah 24 responden (43,6%) yang pemeriksaan

payudara sendiri dengan baik dan yang pemeriksaan payudara sendiri

dengan kurang berjumlah 9 responden (16,4%). Sedangkan dari 22

responden yang sikap negatif berjumlah 5 responden (9,1%) yang

pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan yang pemeriksaan payudara

sendiri dengan kurang berjumlah 17 responden (30,9%).

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan perilaku pemeriksaan payudara sendiri antara

responden yang sikapnya positif dengan yang sikapnya negatif (ada

hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemeriksaan payudara

sendiri) dari hasil analisis diperoleh pula RP (95% CI) = 9.067(2.578-


31.882) artinya mahasiswa yang sikapnya positif mempunyai peluang 9.06

kali untuk berperilaku positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(sadari).

c. Distribusi Frekuensi Umur Responden Mengenai Pemeriksaan


Payudara Sendiri (SADARI)

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Mahasiswa Tentang


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Akademi Kebidanan
Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) RP
No Umur Kurang Jumlah p
Baik (95% CI)
n % n %
1 Remaja awal 10 18,2 6 10,9 16
1.754 (533-
0.352
2 Remaja akhir 19 34,5 20 36,4 39 5.773)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55


Sumber Data : Data Primer diolah tahun 2017

Hasil analisis diatas antara umur dengan pemeriksaan payudara

sendiri menunjukkan bahwa dari 16 responden terdapat pada responden

yang remaja awal berjumlah 10 responden (18,2%) yang pemeriksaan

payudara sendiri dengan baik dan yang pemeriksaan payudara sendiri

dengan kurang berjumlah 6 responden (10,9%). Sedangkan dari 39

responden yang remaja akhir berjumlah 19 responden (34,5%) yang


pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan yang pemeriksaan payudara

sendiri dengan kurang berjumlah 20 responden (36,4%).

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,352 > α = 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan perilaku pemeriksaan payudara sendiri

antara responden yang remaja akhir dengan yang remaja awal (tidak ada

hubungan yang signifikan antara umur dengan pemeriksaan payudara

sendiri) dari hasil analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 1.754 (533.5.773)

artinya mahasiswa yang remaja akhir mempunyai peluang 1.75 kali untuk

berperilaku terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari).

d. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Responden Mengenai


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Mahasiswa


Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Akademi
Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017
Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) RP
No Sumber Informasi Kurang Jumlah p
Baik (95% CI)
n % n %

1 Langsung 15 27,3 16 29,1 31


0.464 670 (229-
2 Tidak langsung 14 25,5 10 18,2 24 1.961)

Jumlah 29 52,7 26 47,3 55


Sumber Data : Data Primer diolah tahun 2017

Hasil analisis diatas antara sumber informasi dengan pemeriksaan

payudara sendiri menunjukkan bahwa dari 31 responden terdapat pada

responden yang sumber informasi secara langsnug berjumlah 15 responden

(27,3%) yang pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan yang

pemeriksaan payudara sendiri dengan kurang berjumlah 16 responden


(29,1%). Sedangkan dari 24 responden yang sumber informasi secara tidak

langsung berjumlah 14 responden (25,5%) yang yang pemeriksaan payudara

sendiri dengan baik dan yang pemeriksaan payudara sendiri dengan kurang

berjumlah 10 responden (18,2%).

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0.464 > α = 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan perilaku pemeriksaan payudara sendiri

antara responden yang sumber informasi secara langsung dengan yang

sumber informasi secara tidak langsung (tidak ada hubungan yang signifikan

antara sumber informasi dengan pemeriksaan payudara sendiri) dari hasil

analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 670 (229-1.961) artinya mahasiswa

yang sumber informasinya secara langsung mempunyai peluang 670 kali

untuk berperilaku terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari).

C. Pembahasan

Setelah melakukan pengelolahan data sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan di Kampus Pendidikan Akademi Kebidanan Konawe tentang

Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri, yang berlangsung sejak tanggal 4 – 9

September 2017 maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat dibahas

berdasarkan variabel yang diteliti.

1. Pengetahuan Mahasiswa Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI)

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0.002 < α = 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri antara

responden yang pengetahuannya baik dengan yang pengetahuannya kurang


(ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemeriksaan

payudara sendiri) dari hasil analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 6.545

(1.897-22.583) artinya mahasiswa yang pengetahuannya baik mempunyai

peluang 1.89 kali untuk berpengetahuan baik terhadap pemeriksaan

payudara sendiri (sadari).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pengembangan

kepedulian seorang wanita terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakan

ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara

awal penyakit kanker payudara. Kegiatan ini sangat sederhana dan dapat

dilakukan oleh semua wanita tanpa perlu merasa malu kepada pemeriksa,

tidak membutuhkan biaya, dan bagi wanita yang sibuk hanya perlu

menyediakan waktunya selama kurang lebih 5 (lima) menit. Tidak

diperlukan waktu khusus, cukup dilakukan saat mandi atau pada saat sedang

berbaring. SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah

mengalami menstruasi. Tingkat sensitivitasnya (kemampuannya untuk

mendeteksi kanker payudara) adalah sekitar 20-30% (Nisman, 2011).

Manfaat SADARI menurut Nisman (2011), deteksi dini merupakan

langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya

tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat

kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini

bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita

penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan

oleh penderita sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu,


SADARI adalah metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana

yang dapat mendeteksi secara dini kanker payudara.

Tujuan SADARI menurut Nisman (2011), tujuan SADARI sangat

perlu dilakukan dengan bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara

sebagai berikut. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara,

bukan untuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka

kanker payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan

dini akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.

Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan pada

stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dyana

(2012), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan tentang Periksa

Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswa Tingkat II Politeknik

Kesehatan Kendari Tahun 2012”. yang menyebutkan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara hubungan pengetahuan mahasiswa dengan periksa

payudara sendiri (sadari), dengan nilai P =0,000.

2. Sikap Mahasiswa Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,000 < α = 0,05 maka dapat

disimpulkan ada perbedaan perilaku pemeriksaan payudara sendiri antara

responden yang sikapnya setuju dengan yang sikapnya tidak setuju (ada

hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemeriksaan payudara

sendiri) dari hasil analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 9.067(2.578-

31.882) artinya mahasiswa yang sikapnya setuju mempunyai peluang 9.06


kali untuk berperilaku setuju terhadap pemeriksaan payudara sendiri

(sadari).

Sikap adalah “reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek”. Sikap seseorang terhadap objek adalah

perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun tidak mendukung

atau tudak memihak (unfavorable) pada suatu objek. Selain itu “sikap juga

merupakan kesiapan atau kesediaan seseorang untuk bertindak dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu” (Notoatmodjo, 2010).

Setiap mahasiswa mempunyai sikap yang berbeda-beda, bervariasi

dan sulit ditebak dan berbagai hal yang dipertimbangkan memiliki

karakteristik yang bervariasi, yang dapat menentukan atau mengarahkan

sikap seseorang atau individu. Mengerti atau memahami tentang pemeriksa

payudara sendiri oleh mahasiswa ditentukan oleh sikap yang mendukung

perilaku mahasiswa tingkat I sebagian besar sikap mahasiswa yang positif

terhadap pemeriksaan payudara sendiri dikarenakan sikap mahasiswa tidak

efisien, tetapi ada sebagian sikap mahasiswa yang bersikap negatif terhadap

pemeriksaan payudara sendiri dilihat dari sikap mahasiswa kita sudah

ketahui bahwa mahasiswa masih rendah pola berfikirnya (Notoatmodjo,

2010).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian, Dwi Sugiyanti (2015), dengan

judul penelitian “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita di Desa Tambak

Agung Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang Tahun (2015)” yang


menyebutkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan sikap

ibu dengan periksa payudara sendiri (sadari), dengan nilai P =1,000.

3. Umur Mahasiswa Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0,352 > α = 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan perilaku pemeriksaan payudara sendiri

antara responden yang remaja akhir dengan yang remaja awal (tidak ada

hubungan yang signifikan antara umur dengan pemeriksaan payudara

sendiri) dari hasil analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 1.754 (533.5.773)

artinya mahasiswa yang remaja akhir mempunyai peluang 1.75 kali untuk

berperilaku terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari).

Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pada usia muda, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan

kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya

upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia muda akan

lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir

tidak ada penurunan pada usia ini (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian, Dwi Sugiyanti (2015), dengan

judul penelitian “Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan

Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat II di Akademi

Kebidanan Pelita Ibu Kota Kendari” yang menyebutkan bahwa ada


hubungan yang bermakna antara hubungan umur mahasiswa dengan periksa

payudara sendiri (sadari), dengan nilai P =0,02.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan peneiliti berpendapat

bahwa, umur remaja akhir lebih banyak daripada umur remaja awal. Karena

remaja akhir mempunyai tingkat kesadaran yang lebih baik dalam

memandang dan menyikapi status kesehatan. Sedangkan remaja awal

mempunyai pola fikir yang berbeda dan belum matang untuk memandang

dan menyikapi status kesehatan terutama pemeriksaan payudara sendiri.

4. Sumber Informasi Mahasiswa Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI)

Hasil uji statistik di peroleh nilai p = 0.464 > α = 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi pemeriksaan payudara sendiri

antara responden yang sumber informasi secara langsung dengan yang

sumber informasi secara tidak langsung (tidak ada hubungan yang signifikan

antara sumber informasi dengan pemeriksaan payudara sendiri) dari hasil

analisis di peroleh pula RP (95% CI) = 670 (229-1.961) artinya mahasiswa

yang sumber informasinya secara langsung mempunyai peluang 670 kali

untuk berperilaku terhadap pemeriksaan payudara sendiri (sadari).

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi

tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh

informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

Meskipun seseorang mempunyai pendidikan yang rendah tetapi jika ia

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media, misalnya : TV,


radio, surat kabar , ataupun dari petugas kesehatan. Hal ini akan

meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoadmodjo, 2010).

Melalui berbagai media cetak maupun elektronik berbagai informasi

dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang sering terpapar

media masa (TV, radio, majalah, pamplet, dan lain-lain) akan memperoleh

informasi media berarti paparan media masa mempunyai tingkat

pengetahuan yang dimiliki seseorang (Notoadmodjo, 2010).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian, Sari Septiani (2012), dengan

judul penelitian “Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku

Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta” yang

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara hubungan

sumber informasi mahasiswa dengan periksa payudara sendiri (sadari),

dengan nilai P =0,578.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, penulis menyimpulkan beberapa

hal sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI), hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Chi Square

diperoleh nilai ρ = 0.002 lebih besar dari α (0.05).

2. Ada hubungan antara sikap dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI), hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Chi Square

diperoleh nilai ρ = 0.000 lebih besar dari α (0.05).

3. Tidak ada hubungan antara umur dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI), hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik Chi Square

diperoleh nilai ρ = 0.352 lebih besar dari α (0.05).


4. Tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan Pemeriksaan

Payudara Sendiri (SADARI), hal ini dibuktikan dengan hasil uji statistik

Chi Square diperoleh nilai ρ = 0.464 lebih besar dari α (0.05).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang penulis

sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Responden

a. Diharapkan kepada mahasiswa Tingkat I di Prodi D III Kebidanan

Yayasan Pendidikan Konawe bahwa mahasiswa harus pro aktif dalam

mencari berbagai pengetahuan dan sumber-sumber lain yang dapat

menambah pengetahuan, seperti dari buku-buku materi tentang

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

b. Motivasi belajar memiliki peranan penting dalam meningkatkan

prestasi belajar, oleh karena itu tugas dosen (pendidik) dalam

mengelola kelas harus memahami kemampuan dan dorongan

mengikuti pembelajaran yang dimiliki oleh mahasiswanya.

2. Bagi Peneliti Lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian

yang berbeda, variabel yang berbeda, jumlah populasi dan sampel yang

lebih banyak, sehingga akan diperoleh hasil yang lebih baik.

3. Bagi Institusi (Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

khusunya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan

acuan penelitian yang akan datang dan bahan bacaan bagi institusi

pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta :


Jakarta
Arikunto. S. 2007. Klasisifikasi Pengetahuan. Rineka Cipta : Jakarta
Bustan. 2007. Pencegahan dan pengobatan penyakit kanker. Prestasi Pustaka :
Jakarta
Dyana. 2012. Hubungan Pengetahuan tentang Periksa Payudara Sendiri
(SADARI) pada Mahasiswa Tingkat II Politeknik Kesehatan
Kendari.Poltekkes Kemenkes : Kendari.
Gilbert. 2007. Memahami Kesehatan Reproduksi. Untuk pendidikan bidan.Bumi
aksara : Jakarta
Kemenkes RI. 2012. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Jakarta : Badan Pusat Statistik
Kemenkes RI. 2012. Upaya Deteksi Kanker Payudara. Jakarta : Badan Pusat Statistik
Maharani. 2012. Deteksi Kanker Payudara Sejak Dini. Jakarta : Rineka Cipta
Maulani. 2009. Kanker Payudara dan Solusinya. Jakarta : Media Aesclapius
Mulyani. 2013. Kanker Payudara dan Kanker Serviks.Yogyakarta : Graha Ilmu
Nisman. 2011. Kelainan Payudara. Jakarta : Dian Rakyat.
Notoatmodjo. S. 2009. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo. S. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. S, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta :
Rineka Cipta
Nugroho. 2011. Gejala Klinis Kanker Payudara. Jakarta : Ghalia Utama
Olfah dkk. 2013. Pengetahuan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).
Jakarta : Rineka Cipta
Pamungkas. 2011. Pengetahuan dan Penatalaksanaan Pemeriksaan Payudara
Sendiri. Yogyakarta : Dian Press
Profil Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe. 2017.
Profil Provinsi Sulawesi Tenggara, 2016. Jumlah Kanker Payudara.
Salika. 2010. Permasalahan Kanker Payudara. Yogyakarta : Dian Press
Shadine. 2012. Tanda dan Gejala Kanker Payudara. Jakarta : Prestasi Pustaka
Saryono dan Pramitasari. R.D. 2009. Perawatan Payudara : Dilengkapi dengan
Deteksi Dini Terhadap Penyakit Kanker Payudara. Jogjakarta : Mitra
Cendekia Press
Septiani Sari. 2012. Faktor – Faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta.
Setiati. Eni. 2009. Waspadai Empat Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Jakarta :
Prestasi Pustaka
Sugiyanti. Dwi 2015. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Wanita di Desa Tambak
Agung Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang. Akademi Kebidanan
Rembang : Rembang
Soedigdomarto. 2003. Kesehatan reproduksi Bagi Semua Wanita Indonesia
Dalam Masalah Obstetri dan Ginekologi. EKG : Jakarta
Soelarto. 2007. Anatomi dan Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan. Edisi 3 : Jakarta
Suryaningsih. 2009. Patologi Ginekologik. Jakarta : Hipokrates
Robson. 2011. Penatalaksanaan Kanker Payudara. EKG : Jakarta
Tarmaly. Auly 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat II di Akademi Kebidanan Pelita Ibu
Kota Kendari. Akademi Kebidanan Pelita Ibu : Kendari
Widayatun. 2008. Kanker Payudara Diagnosis dan Solusinya. Jakarta : Ghalia
Utama.
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK RESPONDEN

Kepada
Yth. Responden Penelitian
Di -
Tempat
Dengan hormat,
Saya bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa AKBID Konawe:
Nama : Eka Saputri
NIM : AK.214.017

Bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Yang


Berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswa
Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan Konawe Tahun 2017”.
Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden.
Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan akan digunakan
untuk kepentingan penelitian. Jika anda tidak bersedia menjadi responden, maka
tidak ada ancaman bagi anda. Jika anda akan mengundurkan diri maka anda
diperbolehkan untuk mengundurkan diri untuk tidak berpartisipasi pada penelitian
tanpa sanksi apa-apa.
Apabila anda menyetujui, maka dimohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertenyaan yang
peneliti sertakan pada surat ini.

Atas perhatian dan anda sebagai responden, saya mengucapkan terima


kasih

Hormat saya,

Eka Saputri

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

( Informed Concent )

Setelah membaca dan memahami isi penjelasan pada lembar pertama, saya

bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa Akademi Kebidanan yang bernama Eka Saputri dengan judul

“Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) Pada Mahasiswa Tingkat I di Akademi Kebidanan Yayasan Pendidikan

Konawe Tahun 2017”.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif bagi

saya dan keluarga saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada

penelitian ini.

Unaaha, September 2017


Responden

Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA TINGKAT I
DI AKADEMI KEBIDANAN YAYASAN
PENDIDIKAN KONAWE
TAHUN 2017

Petunjuk :
Jawablah pertanyaan di bawah ini, serta beri tanda silang (x) untuk salah satu
jawaban anda.
A. Data Responden
Inisial Responden :
Umur :
B. Pertanyaan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah…
a. Memeriksa payudara sendiri setiap bulan untuk mendeteksi timbulnya
benjolan pada payudara
b. Cara untuk melihat adanya kelainan payudara
c. Cara untuk merasakan adanya nyeri pada payudara
d. Tidak tahu
2. SADARI bertujuan untuk…
a. Mencegah terjadinya kanker payudara
b. Mengetahui adanya benjolan pada payudara sejak dini/awal
c. Menghilangkan benjolan pada payudara
d. Tidak tahu
3. Manfaat dilakukannya SADARI adalah…
a. Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara
b. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara
c. Untuk mencegah kanker payudara
d. Tidak Tahu
4. Apabila terdapat benjolan sebaiknya…
a. Dilakukan SADARI dengan rutin
b. Diperiksakan ke Dokter
c. Dibiarin saja
d. Tidak tahu
5. Tahap pertama pemeriksaan payudara dilakukan dengan…
a. Melihat besar, bentuk payudara di depan cermin
b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu
c. Meraba payudara dalam posisi berbaring
d. Tidak tahu
6. Tahap kedua pemeriksaan payudara dilakukan dengan…
a. Melihat besar, bentuk payudara di depan cermin
b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu
c. Meraba payudara dalam posisi berbaring
d. Tidak tahu
7. Tahap ketiga pemeriksaan payudara dilakukan dengan…
a. Melihat besar, bentuk payudara di depan cermin
b. Memijat payudara dengan kedua tangan dari tepi hingga ke putting susu
c. Meraba payudara dalam posisi berbaring
d. Tidak tahu
8. Sebaiknya waktu pemeriksaan dilakukan pada saat…
a. Sebelum menstruasi
b. Sedang menstruasi
c. Setelah menstruasi
d. Tidak tahu
9. Setelah menstruasi sebaiknya SADARI dilakukan pada…
a. Hari ke-2 sampai ke-4
b. Hari ke-5 sampai ke-7
c. Hari ke-8 sampai ke-10
d. Tidak tahu
10. Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan…
a. Setiap hari
b. Setiap minggu
c. Setiap bulan
d. Tidak tahu
C. Pertanyaan Pengetahuan
1. Menurut Anda, bagaimanakah gejala-gejala kanker payudara itu?
a. Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi
karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui
dengan mudah
b. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan
kecil di payudara yang tidak terasa nyeri
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan
2. Menurut Anda, faktor apakah yang paling memengaruhi seseorang terkena
kanker payudara?
a. Gaya hidup (makanan, pola hidup)
b. Keturunan
c. Ditularkan oleh orang lain
3. Menurut Anda, apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang
cukup efektif dan mudah untuk dilakukan?
a. SADARI
b. Periksa ke dokter
c. Mammografi/ rontgen
4. Menurut Anda, apakah seorang remaja juga dapat terserang kanker
payudara?
a. Ya, tentu
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Menurut Anda, apakah penyebab utama seorang remaja dapat terserang
kanker?
a. Karena perubahan gaya hidup yang condong ke arah yang tidak sehat,
makan makanan junk food, merokok, kurang olahraga
b. Karena faktor hereditas/keturunan
c. Karena ditularkan oleh orang lain misalnya saja dari jarum suntik atau
memakai barang (handuk, sikat, gelas) yang sama dengan penderita
6. Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan SADARI?
a. Salah satu upaya deteksi dini kanker payudara yang dilakukan setelah
masa haid secara rutin
b. Suatu metode pengobatan kanker payudara
c. Tidak tahu
7. Menurut Anda, berapakah usia wanita dianjurkan melakukan SADARI?
a. Usia 20-40 tahun
b. > 20 - 30 tahun
c. > 40 tahun
8. Menurut Anda, apakah kapankah seorang wanita penting untuk melakukan
SADARI?
a. Jika sudah pernah menderita kanker payudara
b. Sebelum menderita kanker payudara.
c. Setelah mempunyai anak
9. Menurut Anda, apakah untuk melakukan SADARI mengeluarkan biaya?
a. Butuh biaya besar
b. Biayanya murah
c. Tidak mengeluarkan biaya sama sekali
10. Menurut Anda, kapankah seorang remaja harus melakukan SADARI?
a. Seminggu setelah menstruasi
b. Sebelum menstruasi
c. Tidak tahu
D. Pernyataan Sikap
Beri tanda chek list pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda :
Pernyataan Pilihan Jawaban
No Sikap tentang Pemeriksaan Payudara Tidak
Setuju
Sendiri Setuju
SADARI dapat dilakukan dengan metode
1
mammografi
SADARI dapat dilakukan oleh perawat
2
atau dokter pada seorang wanita
Dengan melakkukan SADARI dapat
3 mengetahui ada tidaknya benjolan pada
payudara
SADARI merupakan salah satu tindakan
4
pengobatan kelainan payudara
Melakukan SADARI dapat mencegah
5 perkembangan kelainan payudara yang
semakin kronis
Setiap melakukan pemeriksaan payudara
6
akan selalu mengakibatkan rasa nyeri
Berdiri di depan cermin dapat mendeteksi
7 pembesaran, kesimetrisan dan perubahan
warna kulit kedua payudara
Badan telungkup merupakan salah satu
8 posisi yang baik untuk melakukan
SADARI
9 SADARI dilakukan setiap tahun
Setelah mencapai usia 40 tahun SADARI
10
sebaiknya dilakukan setiap minggu

E. Sumber Informasi
Media informasi mana sajakah di bawah ini yang telah memberikan informasi
mengenai kanker payudara dan SADARI?
No Sumber Informasi Keterangan (Ya/Tidak)
1 Petugas Kesehatan
2 TV
3 Radio
4 Majalah/Koran
5 Leaflet
6 Internet/Jejaring Sosial/bbm
MASTER TABEL
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
PADA MAHASISWA TINGKAT I AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN PENDIDIKAN KONAWE TAHUN 2017
SADARI Pengetahuan Sikap
Total Total Total Total Total Total
No Nama Um
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S S P P S S

1 Nn. P 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 1 8 1
2 Nn. R 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 2 2 6 1 5 2
3 Nn. R 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 10 1 10 1
4 Nn. L 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 3 2 8 1
5 Nn. S 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 2 3 4 2 3 2
6 Nn. T 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 5 10 1 9 1
7 Nn. R 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 2 2 6 1 3 2
8 Nn. S 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 2 1 6 1 8 1
9 Nn. P 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 8 4 2 3 2
10 Nn. S 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 3 3 2 4 2
11 Nn. N 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 2 4 3 2 2 2
12 Nn. A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 9 8 1 8 1
13 Nn. J 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 8 3 2 7 1
14 Nn. M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 10 9 1 8 1
15 Nn. A 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 2 3 3 2 6 1
16 Nn. F 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 7 4 2 6 1
17 Nn. M 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 6 3 2 7 1
18 Nn. P 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 2 2 4 2 3 2
19 Nn. S 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 6 1 1 2
20 Nn. J 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 3 2 10 1
21 Nn. H 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 4 6 1 2 2
22 Nn. M 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 9 7 1 7 1
23 Nn. T 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 9 1 9 1
24 Nn. H 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 9 1 9 1
25 Nn. Y 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 2 3 6 1 5 2
26 Nn. W 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 2 3 6 1 5 2
27 Nn. M 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 8 6 1 5 2
28 Nn. I 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 8 1 9 1
29 Nn. A 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 6 1 8 1
30 Nn. H 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 2 3 4 2 3 2
31 Nn. N 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 4 3 2 1 2
32 Nn. A 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 6 8 1 6 2
33 Nn. C 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 2 4 2 2 8 1
34 Nn. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 5 1 7 1
35 Nn. H 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 8 1 1 2
36 Nn. N 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 2 1 4 2 6 1
37 Nn. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 8 1 10 1
38 Nn. A 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 2 2 6 1 5 2
39 Nn. M 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 8 6 1 3 2
40 Nn. I 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 5 1 6 1
41 Nn. A 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 2 9 1
42 Nn. M 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 2 3 2 2 2 2
43 Nn. I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 9 1 9 1
44 Nn. E 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 8 6 1 6 1
45 Nn. R 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 3 2 2 7 1
46 Nn. I 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 2 3 9 1 3 2
47 Nn. S 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 9 1 10 1
48 Nn. H 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 2 2 3 2 3 2
49 Nn. H 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 10 6 1 6 1
50 Nn. F 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 2 4 2 2 6 1
51 Nn. A 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4 1 2 1 2
52 Nn. A 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 9 6 1 6 1
53 Nn. F 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 6 1 2 2
54 Nn. T 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 2 2 2 2 9 1
55 Nn. N 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 2 1 2 2 7 1

PLANING OF ACTION
KEGIATAN PENELITIAN TAHUN 2017

No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okto Nov
1 Persiapan Judul Proposal Dan
Studi Pustaka
2 Penyusunan Proposal
3 Pengambilan Data
4 Bimbingan Proposal
5 Ujian Proposal
6 Penelitian
7 Penyusunan Dan Pengelolaan
Data
8 Bimbingan KTI
9 Ujian KTI
10 Refisi
11 Pengumpulan

Anda mungkin juga menyukai