Anda di halaman 1dari 32

DOKUMEN LELANG BUKU I

RENCANA KERJA
DAN
SYARAT-SYARAT ( RKS )

KEGIATAN :
...............................

PEKERJAAN :
………………………….

LOKASI :
Jl. Rumah Sakit No. 1 Banyumas

TAHUN ANGGARAN :
2 0 10

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS


Jl. Rumah Sakit No. 1 Banyumas

BAB I. SYARAT-SYARAT UMUM


RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi
Hal - 0 –
PASAL 1 : KETERANGAN, KETENTUAN DAN PENGERTIAN

1. Keterangan Proyek

1.1 Nama Kegiatan : ..........................


1.2 Lingkup Pek. : …………………
1.3 Lokasi : Jl. Rumah Sakit No. 1 Kabupaten Banyumas
1.4 Pagu Anggaran : Rp. .............................................
1.5 Sumber Dana : ......................................................

2. Dokumen Pelelangan

Dokumen Pelelangan Terdiri dari:

2.1 Dokumen Pelelangan Umum Buku I :


 Syarat Umum & Syarat Administrasi
 Spesifikasi Teknik, mencakup :
Spesifikasi Struktur, Spesifikasi Arsitektur & Mekanikal Elektrikal
 Daftar Perincian Jenis & Volume Pekerjaan (Bill of Quantity)

2.2 Dokumen Pelelangan Umum Buku II :


 Gambar Rencana Pelaksanaan (Gambar Kerja), mencakup :
Gambar Struktur, Arsitektur dan Mekanikal / Elektrikal.

2.3 Berita Acara Rapat Penjelasan Aanwizjing beserta lampiran-lampirannya.

3. Ketentuan Dokumen Kontrak Pemborongan

Ketentuan Dokumen Kontrak sebagai dasar Perjanjian Pemborongan adalah sebagai berikut :

3.1 Dokumen Pelelangan Umum


3.2 Surat Penawaran harga berikut lampiran-lampirannya
3.3 Berita Acara Klarifikasi Pekerjaan dan Lampirannya
3.4 Surat Penetapan Pemenang
3.5 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
3.6 Surat Perjanjian Borongan Pekerjaan
3.7 Surat Jaminan Pelaksanaan
3.8 Surat Jaminan Uang Muka (bila uang muka diberikan)
3.9 Time Schedule dan Network Planning
Semua merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

4. Pengertian-pengertian :

a. Pemilik Proyek / Pemberi Tugas adalah : Pejabat Pembuat Komitmen –


RSUD Banyumas

b. Panitia Pengadaan Barang/Jasa adalah petugas yang menyelenggarakan


proses lelang berdasarkan SK .................................... Nomor : .......................
tertanggal .........................

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 1 –
c. Konsultan Perencana adalah Badan atau Perusahaan yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas untuk mengerjakan Pekerjaan Perencanaan :

Nama Perusahaan : ..............................


Alamat : ..............................

d. Yang dimaksud dengan Konsultan Pengawas adalah Badan atau


Perusahaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk mengatur dan mengawasi secara aktif
Pekerjaan Pelaksanaan sampai dengan masa pemeliharaan proyek untuk diserahkan kepada
Pemberi Tugas :

Nama Perusahaan : .......................................


Alamat :

e. Pengawas Harian adalah petugas Konsultan Pengawas yang ditunjuk


untuk mengawasi secara aktif pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong setiap harinya serta
melanjutkan instruksi dan petunjuk-petunjuk Pemberi Tugas selama masa pekerjaan
berlangsung, agar Pemborong melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi Perjanjian
Pemborongan.

f. Pemborong adalah pihak yang diserahi tugas melaksanakan pekerjaan


Fisik.

PASAL 2 : LOKASI, JENIS dan LINGKUP PEKERJAAN

1. LOKASI PEKERJAAN

a. Pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Jl. Rumah Sakit No. 1 Kabupaten Banyumas.
b. Pemborong atas biaya sendiri wajib meneliti keadaan lapangan yang akan dikerjakan, baik
secara visualisasi, sifat dan luas pekerjaan maupun hal-hal yang dapat mempengaruhi
perhitungan harga penawaran.
c. Kelalaian / kekurang telitian Pemborong dalam penguasaan pekerjaan yang dihadapi tidak
dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.

2. JENIS DAN LINGKUP PEKERJAAN

Renovasi Gedung……………..:

a. Bongkaran Bagian tertentu bangunan Exsisting


b. Pekerjaan Struktur
c. Pekerjaan Arsitektur.
d. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
e. Dalam melakukan seluruh pekerjaan tersebut, didalamnya termasuk penyelidikan bahan
berikut contoh-contohnya, peralatan / perlengkapan, termasuk penyediaan tenaga kerja yang
baik, pengujian / pengetesan terhadap bahan / barang dan hasil pekerjaan, perijinan dari
intansi yang berwenang, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan
baik serta dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
f. Dan lain-lain pekerjaan yang tercantum dalam gambar/spesifikasi Teknis maupun dalam
daftar Perincian Biaya dan Berita Acara susulan yang mungkin diterbitkan kemudian.

PASAL 3 : HAK PEMBERI TUGAS

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 2 –
1. Pemberi Tugas berhak memerintahkan agar Pemborong memperbaiki pekerjaan serta mengganti
bahan / peralatan yang dinilainya tidak lengkap, cacat, tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan
gambar.
2. Dalam hal Pemborong melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan dalam
Dokumen Kontrak maka Pemberi Tugas berhak menghentikan sebagian atau seluruh pekerjaan
sampai semua hambatan yang terdapat dilapangan dapat teratasi dan kesalahan pelaksanaan
pekerjaan dapat diperbaiki serta dapat diterima oleh Pemberi Tugas. Semua akibat yang timbul dari
penghentian pekerjaan dimaksud, baik berupa kerugian waktu, material maupun finansial, menjadi
tanggungan Pemborong sepenuhnya.
3. Apabila Pemborong tidak mampu melaksanakan perbaikan pekerjaan dan atau gagal dalam
melakukan pengadaan / penggantian bahan dan peralatan sesuai dengan persyaratan dalam
dokumen kontrak yang diminta oleh Pemberi Tugas dan kepada Pemborong telah diberikan
pemberitahuan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali dengan selang waktu masing-masing 3 (tiga) hari,
maka Pemberi Tugas berhak melakukan tindakan sepihak dengan menunjuk Perusahaan lain guna
memperbaiki / melanjutkan pekerjaan yang dinyatakan gagal dimaksud hingga seluruh pekerjaan
dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
4. Bagian pekerjaan yang pelaksanaan perbaikan maupun penyempurnaannya dilanjutkan oleh
Pemberi Tugas sendiri atau dilakukan oleh Pemborong lain yang ditunjuk, maka seluruh biayanya
akan dibebankan pada bagian biaya yang seharusnya diterima oleh Pemborong.
Dalam hal biaya pekerjaan perbaikan / lanjutan dimaksud lebih besar dari biaya yang disediakan
untuk dibayarkan kepada Pemborong baru, maka pemborong lama wajib membayar selisih biaya
lebihnya.

PASAL 4 : TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN KONSULTAN PENGAWAS

1. Memberi petunjuk kepada pemborong mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.
2. Melakukan Pengawasan atas kualitas bahan, peralatan, tenaga, cara-cara pelaksanaan pekerjaan
agar sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan.
3. Melakukan Pengawasan atas kualitas bagian-bagian pekerjaan agar sesuai dengan Perjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan.
4. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian yang terjadi
selama Pelaksanaan Pekerjaan.
5. Mengawasi ketepatan waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan.
6. Mencatat dan meneliti semua pekerjaan tambah dan kurang yang terjadi, termasuk juga meneliti
perhitungan biaya pekerjaan tambah dan atau biaya pekerjaan kurang yang diajukan pemborong.
7. Membantu Pemberi Tugas dalam mengelola dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
8. Melakukan evaluasi atas hasil pengujian / test-test yang dilakukan oleh Pemborong yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
9. Mengkoordinasikan dengan aktif pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
10. Menyelenggarakan dan memimpin rapat koordinasi dilapangan sekurang-kurangnya seminggu
sekali disertai pembuatan risalah rapat.
11. Meneliti dan mengevaluasi laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan (progress report)
harian, mingguan dan bulanan yang dibuat oleh Pemborong.
12. Mengusulkan kepada Pemberi Tugas tentang hal-hal yang perlu dilaksanakan untuk menjamin
kelancaran atau mempercepat pelaksanaan pekerjaan dan menjamin atau meningkatkan mutu
hasil pekerjaan.
13. Memberikan saran-saran dan pendapat-pendapat kepada Pemberi Tugas sehubungan dengan
penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
14. Merekomendasikan bahwa tahapan pembayaran (termijn) untuk setiap tahap pekerjaan yang telah
dapat dilakukan disertai pembuatan Berita Acara Pemeriksaan sebagai dasar untuk pembuatan
Berita Acara Kemajuan Pekerjaan, Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan dan Berita Acara
Serah Terima Kedua Pekerjaan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 3 –
15. Memberikan laporan keterlambatan yang terjadi diproyek secara dini dan memberikan jalan keluar
dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menanggulangi keterlambatan tersebut.
16. Berhak dan berkewajiban melakukan Pengawasan dan menjaga kepentingan-kepentingan
Pemberi Tugas akan kemungkinan-kemungkinan yang merugikan akibat kesalahan-kesalahan atau
ketidaksempurnaan dalam pelaksanaan.
17. Berhak dan berkewajiban meneliti cara-cara, metode-metode, teknik-teknik, urutan atau prosedur
pelaksanaan pekerjaan atau keselamatan kerja dilokasi proyek namun tanggung jawab tetap
berada pada Pemborong.
18. Berhak dan berkewajiban memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh material
yang perlu dipersiapkan oleh Pemborong.
19. Berhak dan berkewajiban melakukan tindakan-tindakan atas nama Pemberi Tugas sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak kecuali Pemberi Tugas membuat ketentuan-
ketentuan tertulis lain yang disampaikan juga kepada Pemborong.
20. Berkewajiban setiap saat untuk memeriksa lokasi proyek, tempat produksi dan tempat lainnya
selama masa pelaksanaan pekerjaan. Pemborong wajib menyediakan sarana-sarana yang
memungkinkan Konsultan Pengawas menjalankan tugas-tugasnya.
21. Berhak dan berkewajiban untuk menolak / menghentikan / membongkar pekerjaan-pekerjaan yang
dinilainya tidak sesuai dengan Dokumen Kontrak.
22. Segala biaya yang timbul untuk memperbaiki menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan yang
telah dihentikan / ditolak / dibongkar merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
23. Berhak dan berkewajiban melakukan pemeriksaan / test khusus seperlunya dengan mengabaikan
bahwa pekerjaan sudah dibuat, dipasang atau belum dan segala biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
24. Berhak dan berkewajiban untuk memeriksa, mempertanyakan dan mempelajari kelayakan program
kerja yang diajukan oleh Pemborong.

PASAL 5 : RKS GAMBAR-GAMBAR DAN PETUNJUK-PETUNJUK

1. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan gambar-gambar merupakan acuan dasar bagi peserta
lelang dalam mengajukan penawaran.

2. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dan ketentuan-ketentuan di dalam


RKS ini maka :

a. Keputusan Pemberi Tugas yang mengikat, setelah berkonsultasi sebelumnya dengan


Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.

b. Perbedaan material/peralatan, dan jumlahnya maka yang diikuti adalah yang mempunyai
kwalitas, kuantitas dan nilai yang lebih tinggi .

3. Yang dimaksud dengan gambar adalah gambar-gambar pelaksanaan, gambar-gambar kerja,


detailnya dan gambar-gambar lain yang dibuat untuk pekerjaan sebelum atau pada saat
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
4. Pemborong wajib meneliti gambar-gambar sebelum melaksanakan pekerjaan. Bila ada perbedaan-
perbedaan harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
5. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas diadakan
perubahan-perubahan dalam menggunakan bahan dan disain, maka pada saat penelitian
perhitungan pekerjaan tambah kurang Pemborong diwajibkan menyerahkan 1 set gambar asli
dengan perubahan yang dikerjakan .
6. Pemborong diharuskan menyediakan sedikitnya 1 (satu) set gambar-gambar, RKS dan copy
dokumen kontrak ditempat pekerjaan dalam keadaan yang tetap rapi dan bersih dan dapat dilihat
setiap saat oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas maupun petugas-petugas lainnya yang
berwenang.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 4 –
7. Atas perintah Pemberi Tugas dan / atau Konsultan Pengawas kepada Pemborong dapat
dimintakan gambar-gambar perincian atas bagian-bagian pekerjaan khusus, semua atas beban
Pemborong.
Gambar-gambar tersebut yang telah dibubuhi tanda persetujuan dari Konsultan Pengawas
selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap dari Konsultan Perencana.

PASAL 6 : SYARAT PESERTA PELELANGAN UMUM

1. Rekanan yang berbadan hukum dan memiliki :


a. Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya.
b. Surat Ketetapan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Surat Pengukuhan Kena Pajak
(PKP)
c. Surat Ijin Usaha Bidang Jasa Konstruksi (SIUJK)
d. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
e. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Kualifikasi/Bidang/Sub bidang : Non Kecil/Bangunan Gedung
Pabrik
2. Diundang untuk mengikuti pengajuan penawaran pada pekerjaan ini.
3. Telah mempelajari dan memahami dokumen lelang.

PASAL 7 : KETENTUAN / PERSYARATAN TENTANG DOKUMEN PENAWARAN

1. Surat penawaran dibuat diatas kertas berkop perusahaan dan harus diketik rapi dan tidak boleh
di tip ex, jelas/terang, tidak diperkenankan diberi tambahan kode, tanda, atau contoh apapun
sesuai dengan contoh terlampir.
2. Surat penawaran asli harus diberi materai Rp 6.000,-(enam ribu rupiah) yang dibubuhi tanggal,
cap perusahaan dan dilintasi dengan tanda tangan pimpinan /Direktur perusahaan atau Kuasa
Direktur yang namanya tercantum dalam akte Perusahaan.
3. Penulisan harga penawaran dengan angka dan huruf harus sesuai.
4. Angka ratusan rupiah didalam harga penawaran dibulatkan menjadi ribuan rupiah (pembulatan
kebawah).
5. Dokumen Penawaran dibuat rangkap 3 (Tiga), 1 (satu) asli 2 (dua) copy dan ditanda tangani oleh
Pemimpin /Direktur Perusahaan (cap kering/basah).
6. Penyampaian Dokumen Penawaran menggunakan sistem 2 sampul, sampul (A) berisi
Dokumen usulan Administrasi dan Teknis, sampul (B) berisi Dokumen Usulan Harga. Kedua
sampul ( A & B ) tersebut dimasukan kedalam 1 sampul tertutup dilak pada lima tempat;
7. Setiap peserta Lelang harus menyediakan surat jaminan penawaran dari Bank Pemerintah /
Bank Swasta Nasional, LKBB, Asuransi, yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan ditujukan
kepada :

Pejabat Pembuat Komitmen


..............................................................................
..............................................................................

dengan besarnya jaminan penawaran adalah sebesar 1s/d 3 % dari Nilai Kontrak berlaku untuk
60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal pemasukan surat penawaran.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 5 –
7.1 Persyaratan Dokumen Administrasi dan Teknis, adalah sebagai berikut :

A. DATA USULAN ADMINISTRASI

1. Foto copy Jaminan Penawaran yang ditujukan kepada :

Pejabat Pembuat Komitmen


..............................................................................
..............................................................................
2. Surat Pengantar Dokumen Penawaran (lampiran 1);
3. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen(lampiran 3);
4. Surat Pernyataan Tidak Termasuk Dalam Daftar Hitam(lampiran 4);
5. Surat Pernyataan Bukan Pegawai Negeri Sipil (lampiran 5);
6. Surat Keterangan Referensi Bank
7. Surat Pernyataan Peninjauan Lapangan
8. Daftar Susunan Pemilik Modal Perusahaan dan Pengurus Perusahaan;

Butir 2 s/d 7 diberi materai Rp 6.000,-(enam ribu rupiah) yang dibubuhi tanggal, cap
perusahaan dan dilintasi dengan tanda tangan pimpinan /Direktur perusahaan atau
Kuasa Direktur yang namanya tercantum dalam akte Perusahaan.

B. DATA USULAN TEKNIS

1. Struktur Organisasi Perusahaan ;


2. Struktur Organisasi Pelaksanaan dilapangan;
3. Metode Pelaksanaan;
4. Daftar Tenaga Yang diperlukan, minimal ;
a. 1 Orang Site Manajer S1 Struktur/Arsitektur Pengalaman 8 Tahun.
b. 1 Orang Site Engineer S1/D3 Struktur/Arsitektur Pengalaman 5 Tahun.
c. 3 Orang Pelaksana D3/STM Struktur/Arsitektur/ME Pengalaman 5 Tahun
d. 1 Orang Surveyor D3/STM Pengalaman 5 Tahun
e. 2 Orang Drafter D3/STM Struktur/Arsitektur Pengalaman 3 Tahun
f. 1 Orang Administrasi Lapangan D3/SMU/SMK Pengalaman 3 Tahun

Catatan :
 Poin a s/d f dilengkapi Ijazah, Surat Pernyataan Kesanggupan Ditugaskan
 Poin a & b dilengkapi CV, SKA, NPW;
5. Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan dilengkapi dengan Kurva S dan Network
Planning;
6. Jadwal Pengerahan Tenaga Ahli di lapangan;
7. Jadwal Mobilisasi Peralatan dan Material;
8. Pengalaman Perusahaan 5 (lima) tahun Terakhir
9. Daftar Peralatan yang digunakan di lapangan

Catatan :
a. Asli Surat Jaminan Penawaran diserahkan pada saat pemasukan Penawaran dalam
amplop Tersendiri.

b. Untuk dokumen-dokumen yang telah habis masa berlakunya dan masih dalam proses
pengurusan perpanjangan, agar dilampiri foto copy bukti pengurusan perpanjangannya.
Aslinya diperlihatkan pada saat Pemasukan Dokumen Penawaran.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 6 –
c. Data Usulan administrasi dan Teknis dijadikan 1 jilid, antara masing-masing data diberi
sekat DENGAN KERTAS BERWARNA, dibuat rangkap 3 (tiga) yang terdiri 1 (satu) asli
dan 2 (dua) foto copy, yang masing-masing dijilid rapi dengan susunan sesuai di atas.

d. Pada bagian cover depan diberi tulisan Dokumen Administrasi-Teknis dan pada sudut
kanan atas dibubuhi tulisan Asli untuk dokumen asli dan Salinan untuk dokumen foto
copynya.

e. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Pelaksanaan yang akan menangani proyek dimaksud disusun dalam
bentuk bagan organisasi secara terperinci sehingga dengan jelas dapat memperlihatkan
posisi / jabatan personil tersebut.
Sekurang-kurangnya struktur organisasi Pelaksanaan sebagai berikut :

o Proyek Manager
o Site Manager/Kepala Pelaksana
o Pelaksana Arsitektur
o Pelaksana Interior
o Pelaksana Mekanikal & Elektrikal
o Logistik / Umum
o Administrasi

f. Curriculum Vitae

Curriculum Vitae setiap personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan, dibuat
dan ditanda tangani yang bersangkutan dan diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat
penawaran.

Curriculum Vitae sekurang - kurangnya menginformasikan :

(1). Data Pribadi, terdiri dari :


 Nama
 Alamat
 Tempat/ tanggal lahir
 Laki / Perempuan
 Agama
 Kewarganegaraan
 Pendidikan Terakhir
 Tahun Lulus

(2). Riwayat Pekerjaan


Riwayat pekerjaan sekurang-kurangnya menginformasikan pengalaman
pekerjaan terhitung sejak personil yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan
terakhir sampai dengan saat ini.

g. Pengalaman perusahaan 5 tahun terakhir :

Informasi pengalaman perusahaan agar disampaikan dalam bentuk tabel yang


sekurang-kurangnya memuat :

 Nama Proyek

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 7 –
 Lokasi Proyek
 Pemberi Tugas
 Nilai Proyek
 Luas Lantai
 Jumlah Lantai
 Tahun Pelaksanaan Proyek

Dibuat diatas kertas berkop Perusahaan, halaman terakhir ditandatangani oleh Direktur
Perusahaan atau yang dikuasakan diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat
penawaran dan stempel perusahaan.

h. Jadwal Waktu

Menginformasikan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan mulai dari tahap persiapan


pekerjaan sampai dengan selesainya pekerjaan.

Jadwal waktu terdiri dari :

1). Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang dibuat dalam bentuk Bar Chart / S
Kurve dan Network Planning.
2). Jadwal waktu pengerahan keterlibatan tenaga kerja.
3). Jadwal waktu bahan bangunan / material.
4). Jadwal penyediaan Alat / Peralatan.

Jadwal waktu tersebut di atas agar dibuat secara terperinci dan informatif yang
benar-benar dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pelaksanaan pekerjaan
dilapangan apabila kontraktor ditunjuk sebagai pemenang.

i. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Menguraikan tahapan pelaksanaan pekerjaan dilapangan berikut metode / cara


pelaksanaannya.
Diuraikan secara ringkas, lengkap, sistimatis dan terperinci.
Halaman terakhir metode pelaksanaan pekerjaan ditandatangani oleh Direktur
Perusahaan atau yang dikuasakan, diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat
penawaran dan stempel perusahaan, sedangkan halaman lainnya diberi paraf pada
sudut kanan bawah.

j. Daftar Peralatan

Memberikan informasi secara terperinci peralatan yang nantinya akan digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan apabila Kontraktor ditunjuk sebagai pemenang .
Halaman terakhir ditandatangani oleh Direktur Perusahaan atau yang dikuasakan, diberi
tanggal sesuai dengan tanggal surat penawaran dan stempel perusahaan, sedangkan
halaman lainnya diberi paraf pada sudut kanan bawah.

7.2 Persyaratan Dokumen Penawaran Harga , terdiri dari :

1. Surat Penawaran
Surat Penawaran dibuat di atas kertas ber kop Perusahaan, ditanda tangani oleh
Direktur Perusahaan atau yang dikuasakan (yang namanya tercantum dalam akte
Perusahaan) di atas materai Rp. 6.000,- bertanggal dan stempel perusahaan.
Penawaran berlaku selama ........ (..................) hari Kalender.
Harga penawaran sudah termasuk Jasa Pemborong. Jumlah penawaran yang
tertera pada angka harus sama dengan jumlah yang tertulis dengan huruf. (lampiran 2)

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 8 –
2. Rekapitulasi Biaya
Rekapitulasi Biaya dibuat di atas kertas berkop perusahaan, ditanda tangani oleh
Direktur Perusahaan atau yang dikuasakan, diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat
penawaran dan stempel perusahaan.
Rekapitulasi biaya dimaksud sudah memperhitungkan Jasa Pemborong. Jumlah
Rekapitulasi biaya harus sama dengan penawaran harga butir 1 di atas.

3. Perincian Biaya
Halaman terakhir perincian biaya di tandatangani oleh Direktur Perusahaan atau yang
dikuasakan, diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat penawaran dan stempel
perusahaan, sedangkan halaman lainnya diberi paraf pada sudut kanan bawah.

4. Analisa Harga Satuan Pekerjaan (standar SNI)


Analisa harga satuan pekerjaan agar dibuat berdasarkan perhitungan volume dan
harga satuan bahan dan upah dengan memperhatikan :
 Komponen Bahan bangunan
 Komponen upah tenaga kerja
 Komponen alat
 Loose factor

Halaman terakhir Analisa Harga Satuan agar ditandatangani oleh Direktur Perusahaan
atau yang dikuasakan, diberi tanggal sesuai dengan tanggal surat penawaran dan
stempel perusahaan, sedangkan halaman lainnya diberi paraf pada sudut kanan bawah.

5. Harga Satuan Bahan dan Upah


Daftar Harga satuan bahan dan upah agar disajikan secara lengkap dan terperinci
menginformasikan semua harga bahan bangunan yang digunakan berikut upah tenaga
kerja.
Harga satuan bahan/upah yang tertera pada Daftar Harga dimaksud harus sama
dengan harga satuan yang tercantum dalam analisa Harga Satuan Pekerjaan.
Halaman terakhir ditandatangani oleh Direktur Perusahaan atau yang dikuasakan, diberi
tanggal sesuai dengan tanggal surat penawaran dan diberi stempel perusahaan,
sedangkan halaman lainnya diberi paraf pada sudut kanan bawah.

6. Data Usulan Biaya (sampul B) dibuat rangkap 3 (tiga) yang terdiri 1 (satu) asli dan 2
(dua) foto copy, yang masing-masing dijilid rapi dengan susunan sesuai di atas.

7.3. Contoh Sampul Penawaran

a) Sampul Penawaran A & B adalah sampul tertutup.

Contoh sampul Penawaran :


Contoh 1.A ( Dokumen Usulan Administrasi & Teknis sampul A)

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 9 –
Sisi depan

Dokumen Usulan Administrasi dan Teknis

Contoh 1.B ( Dokumen Usulan Biaya sampul B)


Sisi depan
Dokumen Usulan Biaya

b) Kedua sampul tersebut (sampul A & B ) dimasukkan kedalam sampul penutup, dan di lak
/lem rapih.

Pada bagian depan sebelah kanan bawah sampul penutup diketik :

Kepada Yth :
PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA
...................................................................................
...................................................................................

Pada bagian depan sebelah kiri atas sampul penutup diketik :

 Nama Pekerjaan (di isi peserta lelang)


 Hari/tanggal Pemasukan Penawaran (di isi peserta lelang, sesuai dengan tanggal
dalam Surat Penawaran)
 Waktu/jam (diisi panitia pada saat pemasukan dokumen penawaran)

Contoh Sampul Penutup :


Contoh 2. a ( Sisi Depan)

Nama Pekerjaan :…………………


Hari/Tamggal :…………………

Jam :…………………

Kepada Yth :
Panitia Pengadaan Barang/Jasa
................................................................ ...............
................................................................ ...............

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 10 –
Contoh 2. a ( Sisi Belakang)

d) Amplop penawaran tidak boleh diberi dan atau dibubuhi tulisan tanda pengenal ataupun
tanda-tanda lainnya.

7.4. Cara Penyampaian Dokumen Penawaran.

Surat penawaran harus dibawa sendiri oleh peserta / wakilnya dan dimasukkan kedalam
kotak penawaran yang telah disediakan dengan disaksikan oleh pihak terkait atau melalui
Jasa Pos.

7.5. Dokumen Penawaran Tidak Sah

Surat penawaran tidak sah jika:


 Tidak dimasukkan kedalam satu sampul tertutup.
 Tidak memenuhi syarat-syarat seperti yang dicantumkan didalam pasal 7 tentang
penawaran harga.
 Disampaikan/dimasukkan diluar batas waktu yang telah ditentukan.
 Tidak diketik diatas surat berkepala (Kop) perusahaan yang bersangkutan.
 Tidak jelas besarnya penawaran baik dengan angka maupun dengan huruf.
 Tidak mencantumkan masa berlakunya Surat Penawaran.
 Jika terjadi perbedaan Harga yang tercantum dalam angka dengan yang tercantum
dengan huruf, maka yang berlaku adalah yang dengan huruf.

7.6. Lain-lain
Apabila Direktur Perusahaan tidak dapat menandatangani dokumen-dokumen tersebut,
penandatanganan dapat diwakilkan kepada Kuasa Direktur yang namanya tercantum dalam
Akte Pendirian/perubahan perusahaan, dengan surat kuasa yang ditandatangani di atas
materai Rp. 6.000,- bertanggal dan stempel perusahaan

PASAL 8 : RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) DAN PEMASUKAN


DOKUMEN PENAWARAN

1. Rapat pemberian penjelasan (Aanwijzing)


1.1. Rapat pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan:

Hari : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
Pukul : …………………………………………………
Tempat : …………………………………………………

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 11 –
Berita Acara Aanwijzing ditandatangani oleh panitia dan 2 (dua) wakil dari peserta lelang :

1. Nama : ............................... Dari PT/CV/PB .....................................


2. Nama : ............................... Dari PT/CV/PB .....................................

1.2. Berita Acara Aanwijzing dan Risalahnya dapat di ambil peserta Lelang pada :

Hari : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
Pukul : …………………………………………………
Tempat : …………………………………………………

1.3 Sesudah pemberian penjelasan dan risalahnya diberikan maka tidak akan ada
keterangan-keterangan ulangan lagi.

1.4. Perubahan dan tambahan mengenai gambar atau rencana kerja dan syarat-syarat
pelaksanaan akan dimuat dalam Berita Acara Penjelasan yang merupakan lampiran yang
tidak dapat dipisahkan dari bestek dan sifatnya mengikat.

2. Pemasukan Surat Penawaran :

- Pemasukkan surat penawaran beserta lampiran-lampiranny dilakukan pada :

Hari : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
Pukul : Paling lambat pukul 11.00 WIB
Tempat : …………………………………………………

- Pembukaan Penawaran dilakukan pada hari yang sama, setelah batas waktu yang
ditentukan oleh panitia berakhir.

PASAL 9 : CARA PENAWARAN

1. Setiap rekanan harus mengajukan penawaran untuk seluruh pekerjaan seperti termaksud dalam
Pasal 2 ayat 2 di atas;
2. Jumlah harga penawaran yang tercantum baik dalam angka maupun dengan huruf, jelas dan
sama nilainya;
3. Jika terjadi perbedaan antara jumlah penawaran dengan Angka dan Huruf, maka yang berlaku
adalah jumlah penawaran dengan HURUF.

PASAL 10 : PEMBUKAAN PENAWARAN

1. Pembukaan Dokumen penawaran dilakukan oleh Panitia secara terbuka.


2. Ketentuan sah tidaknya suatu penawaran sepenuhnya menjadi hak Pemberi Tugas.
3. Hasil pembukaan sampul dokumen penawaran dibuatkan Berita Acara Pembukaan penawaran
yang ditandatangani oleh pihak Panitia dan wakil rekanan yang memasukkan penawaran.
4. Pemborong yang telah memasukkan surat penawaran tidak dapat mengundurkan diri dan terikat
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut apabila pelaksanaannya diberikan
kepadanya menurut penawaran yang dimasukkan.
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah gunning / penunjukkan maka pelaksanaannya harus
dimulai dalam arti yang sesungguhnya.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 12 –
PASAL 11 : EVALUASI PENAWARAN

Pelaksanaan evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua penawaran yang masuk pada
saat pembukaan penawaran. Evaluasi tersebut meliputi evaluasi administrasi, teknis dan harga
berdasarkan criteria, metoda dan tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang.
Panitia tidak dibenarkan mengubah, menambah dan mengurangi kriteria dan tatacara evaluasi dengan
alasan apapun.
1. Usulan Administrasi dan teknis

Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila :


1. Syarat-syarat yang diminta menurut dokumen lelang dipenuhi / dilengkapi dan isi setiap
dokumen benar serta dapat dipastikan bahwa dokumen penawaran ditanda tangani yang
berwenang
2. Dokumen penawaran yang masuk menunjukkan adanya persaingan yang sehat, tidak
terjadi pengaturan bersama (kolusi) diantara para peserta dan atau dengan panitia lelang
yang dapat merugikan negara dan atau peserta lain.
3. Surat Jaminan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat) atau
perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (Surety Bond).
b. Masa berlaku Jaminan Penawaran tidak kurang dari jangka waktu yang ditetapkan
dalam dokumen penawaran.
c. Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam surat penawaran.
d. Besar Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan dalam
dokumen lelang.
e. Besar Jaminan Penawaran dicantumkan dalam angka dan huruf.
f. Nama pengguna barang / jasa yang mengadakan pelelangan.
g. Isi surat Jaminan Penawaran harus sesuai dengan ketentuan dalam dokumen lelang.
4. Daftar kuantitas dan harga setiap jenis / item pekerjaan diisi dengan lengkap, dan
perhitungan prestasi kerja berkaitan dengan persyaratan pembayaran.
5. Analisa harga satuan pekerjaan utama dirinci dengan lengkap.
6. Telah melunasi kewajiban membayar pajak tahun terakhir, yang dibuktikan dengan
melampirkan Foto copy bukti tanda terima penyampaian Surat Pajak Tahunan (SPT), Pajak
Penghasilan (PPh), dan laporan bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21 / pasal 23 atau PPn 3
(tiga bulan terakhir) (.......................................) yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan
Pajak setempat, sesuai dengan domisili perusahaan yang bersangkutan.

Terhadap penawaran yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan dengan


evaluasi teknis . Terhadap yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tidak
dilanjutkan evaluasi teknis .

7. Panitia melakukan evaluasi terhadap semua penawaran yang memenuhi persyaratan


administrasi. Faktor-faktor yang dinilai pada evaluasi teknis harus sesuai dengan yang
ditetapkan dalam dokumen lelang.
8. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan teknis, apabila :
a. Metode Pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan memenuhi persyaratan substantive
yang ditetapkan dalam dokumen lelang dan diyakini menggambarkan penguasaan
penyelesaian pekerjaan.
b. Jadwal waktu pekerjaan yang ditawarkan tidak melampaui batas waktu pekerjaan yang
ditetakan dalam dokumen lelang.
c. Jenis kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
d. Spesifikasi teknis memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam dokumen lelang.
e. Personil inti yang akan ditetapkan secara penuh sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan dalam dokumen lelang serta posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi pelaksanaan yang diajukan.
f. Memenuhi syarat teknis lainnya yang ditetapkan dan misi dokumen lelang.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 13 –
g. Terhadap peserta yang tidak lulus dalam penelitian teknis akan dinyatakan GUGUR
dan tidak akan di ikutkan dalam penelitian BIAYA.

2. USULAN BIAYA
Penilaian yang akan dilakukan meliputi 2 (dua) unsur pokok biaya keseluruhan kesimbangan
akan kewajaran perbandingan biaya unsure pokok pekerjaan tersebut.
Unsur-unsur yang perlu diteliti dan dinilai dalam evaluasi kewajaran harga adalah hal-hal pokok
atau penting, yaitu meliputi :
a. Total pokok yang ditawarkan secara keseluruhan dan atau bagian unsur-unsurnya.
b. Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai
penawaran yang akan diakui adalah nilai dalam tulisan huruf.
c. Panitia melakukan koreksi aritmatika terhadap hal-hal sebagai berikut :
- Koreksi aritmatik atas kesalahan yang penjumlahan dan perkalian volume dan harga
satuan pekerjaan dilakukan dengan ketentuan bahwa harga satuan pekerjaan yang
ditawarkan peserta tidak boleh diubah.
- Jenis dan volume pekerjaan yang tercantum dalam dokumen penawaran disesuaikan
dengan yang tercantum dalam dokumen lelang.
- Jenis pekerjaan yang tidak diberi harga satuan dalam penawaran dianggap sudah
termasuk dalam harga satuan pekerjaan yang lain, dan harga satuan pada surat
penawaran tetap dibiarkan kosong. Sedangkan jenis pekerjaan tersebut harus tetap
dikerjakan sesuai dengan volume yang tercantum dalam dokumen lelang.
- Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai atau urutan penawaran menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah terhadap urutan penawaran semula.

Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri.


Dalam mengevaluasi kewajaran harga penawaran dapat dilakukan :
a. Klarifikasi bilamana terdapat harga satuan jenis pekerjaan yang timpang.
b. Klarifikasi apabila harga penawaran terlalu rendah. Apabila dari hasil klarifikasi terbukti
dinilai harganya terlalu rendah, dan peserta lelang tetap menyatakan mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan dokumen lelang, maka peserta lelang tersebut harus bersedia
untuk menaikkan jaminan pelaksanaannya menjadi sekurang-kurangnya 80% (delapan
puluh persen) dari HPS, bilamana ditunjuk sebagai pemenang. Dalam hal peserta lelang
yang bersangkutan tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaannya, maka
penawarannya dapat digugurkan dan jaminan penawarannya disita untuk Negara,
sedangkan peserta itu sendiri di black list (didaftar hitamkan) selama 2 (dua) tahun dan tidak
diperkenankan ikut serta dalam pengadaan barang/jasa pada instansi pemerintah.
Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen lelang, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat material atau penawaran bersyarat.
Bagi peserta yang akan diusulkan sebagai pemenang dan pemenang cadangan, dilakukan
verifikasi terhadap keabsahan semua dokumen penawaran yang diajukan dan dapat
menunjukkan aslinya.

PASAL 12 : PERJANJIAN PEKERJAAN


Surat Perjanjian Pekerjaan/Kontrak akan dibuatkan antara pihak Pemberi Tugas dan Pemenang Lelang
segera setelah dikeluarkan Surat Penunjukkan Pemenang Lelang.

PASAL 13 : MASA KONTRAK


Seluruh pekerjaan harus diselenggarakan oleh Pemenang Lelang dalam jangka waktu yang ditetapkan di
dalam Dokumen Penawaran.
Masa Kontrak dihitung mulai sejak ditandatangani Surat Perjanjian Mulai Pekerjaan (SPMK)

PASAL 14 : PEMBATALAN PELELANGAN.


Pelelangan dinyatakan gagal apabila :

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 14 –
a. Penawaran yang masuk dan memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga).
b. Berhubung dengan berbagai hal tidak memungkinkan mengadakan penetapan dan atau keputusan.
c. Harga standar dilampaui
d. Harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar, atas dasar analisa secara tertulis.
e. Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan dokumen lelang.

Dalam pelelangan dinyatakan gagal, Panitia Pelelangan atas permintaan kepala kantor/satuan kerja,
pemimpin proyek/bagian proyek mengadakan pelelangan ulang.
Pembatalan pelelangan diberikan secara tertulis oleh Pemberi Tugas kepada para peserta pelelangan
menurut penilaian Pemberi Tugas yang tidak dapat diganggu gugat.
Untuk Pelelangan yang telah dibatalkan ini akan diadakan pelalangan ulang. Sedangkan untuk
pelelangan ulang yang dibatalkan (Karena tidak memenuhi sahnya lelang) akan diadakan penunjukkan
langsung oleh Pemberi Tugas.

PASAL 15 : JAMINAN PELAKSANAAN

1. Bagi peserta yang menang dalam Lelang jaminan penawarannya akan dikembalikan pada waktu
kontrak ditanda tangani dan pemborong menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5 % dari nilai
kontrak, sedang bagi peserta yang kalah dalam Lelang, jaminan penawarannya akan dikembalikan
segera pada saat keputusan pemenang diumumkan.

2. Jangka waktu jaminan pelaksanaan harus meng-cover sampai dengan serah terima I pekerjaan.

3. Apabila jangka waktu jaminan pelaksanaan telah habis namun pekerjaan belum selesai, maka
kontraktor wajib memperpanjang jaminan pelaksanaan tersebut.

4. Jaminan pelaksanaan akan dicairkan oleh Pemberi Tugas apabila :

a. Kontraktor tidak sanggup menyelesaikan/meneruskan pekerjaan yang didahului dengan Surat


Peringatan I, II dan III kepada kontraktor.
b. Kontraktor tidak memperpanjang jaminan pelaksanaan setelah masa laku jaminan
pelaksanaan habis namun prestasi pekerjaan belum mencapai 100 %.

5. Jaminan pelaksanaan akan dikembalikan kepada Pemborong setelah pelaksanaan pekerjaan


selesai 100% dan dilaksanakan serah terima untuk pertama kalinya (Serah Terima I).

6. Apabila Pelelangan dinyatakan batal maka jaminan penawaran dikembalikan seketika kepada
semua peserta Lelang, pada saat pembatalan tersebut diumumkan.

PASAL 16 : PENETAPAN PEMENANG PESERTA LELANG

1. Pelaksanaan pekerjaan akan diserahkan / diberikan kepada peserta yang penawarannya paling
menguntungkan dalam arti :

1.1 Penawaran secara administrasi dan teknis dapat dipertanggung jawabkan.

1.2 Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan.

1.3 Penawaran tersebut adalah sesuai dengan pasal 11 RKS ini.

2. Evaluasi penawaran dilakukan terhadap penawaran yang masuk dan sebelum ditunjuk
pemenangnya akan dilakukan klarifikasi.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 15 –
PASAL 17 : PENGUMUMAN PEMENANG PESERTA LELANG.

Pemberitahuan tentang pemenang Lelang akan disampaikan lewat papan pengumuman.

PASAL 18 : PENARIKAN DIRI

1. Penarikan diri sebagai peserta hanya dilakukan sebelum pemasukkan surat penawaran
atau selambat-lambatnya pada waktu pemasukkan surat penawaran.
2. Setelah surat-surat penawaran masuk dan dibuka, kepada siapapun yang berhasil
ditunjuk wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar-gambar dan RKS serta B.A.
aanwijzing yang telah ditentukan.
3. Penarikan diri setelah penyerahan penawaran mengakibatkan : Jaminan penawaran yang
telah diserahkan menjadi milik Negara
4. Penarikan diri setelah ada keputusan sebagai pemenang mengakibatkan hilangnya
jaminan penawaran yang telah diserahkan dan menjadi milik Negara.
5. Dalam hal yang bersangkutan tidak mematuhi sanksi ini maka Panitia akan mengadakan
penuntutan melalui saluran-saluran hukum yang berlaku.

PASAL 19 : HARGA BORONGAN DAN UANG MUKA

1. Harga borongan bersifat Fixed Unit Price


2. Resiko-resiko yang diakibatkan bukan karena force majeure adalah menjadi tanggung jawab
pemborong.

3. Apabila terdapat perbedaan volume dan item pekerjaan antara, Gambar, BQ maka yang menjadi
dasar pelaksanaan adalah ....................................................... .
Maka apa bila dalam masa pelaksanaan terdapat kekurangan volume dan item pekerjaan tetap
harus dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu kontraktor diwajibkan
untuk benar-benar meneliti dokumen Pelelangan pekerjaan dimaksud serta memeriksa
kondisi lapangan.

4. Dengan demikian apabila ternyata volume pelaksanaan lebih besar daripada yang tercantum
dalam penawaran yang telah dituangkan dalam kontrak, maka tidak merupakan biaya
pekerjaan tambah. Demikian pula sebaliknya apabila ternyata volume pelaksanaan lebih kecil
daripada yang tercantum dalam penawaran yang telah dituangkan dalam kontrak, maka tidak
merupakan biaya pekerjaan kurang . Terkecuali adanya permintaan tertulis dari Pemberi Tugas
yang dapat mengakibatkan pekerjaan tambah / kurang tersebut.
5. Pemborong akan diberikan uang muka, sebesar ….........………..% dan dicounter Bank Garansi
(yang diterbitkan oleh Bank bukan oleh asuransi) dari kontraktor sebesar ……...............………. %
sedang pembayaran termiyn diberikan atas dasar prestasi yang dicapai.

6. Cara-cara pengambilan uang muka diatur dalam surat Perjanjian Pemborongan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 16 –
PASAL 20 : PERJANJIAN PEMBORONGAN DAN TEMPAT PERADILAN

1. Perjanjian Pemborongan

Pada pemberian pekerjaan ini akan dibuatkan “Surat Perjanjian Pemborongan”, sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku umum maupun khusus merupakan ketentuan-ketentuan
Pemberi Tugas.

2. Tempat Peradilan :

Bilamana terjadi perselisihan mengenai hal-hal pelaksanaan akan diselesaikan dengan cara
musyawarah .
Bilamana dengan cara musyawarah belum juga diperoleh kata sepakat maka untuk persoalan
perselisihan teknis akan diselesaikan oleh Panitia Arbitrage yang terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :

2.1 Seorang wakil Pemberi Tugas

2.2 Seorang wakil Kontraktor

2.3 Seorang wakil yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kedua belah pihak dan yang ditunjuk
atas persetujuan wakil-wakil kedua belah pihak.Jika hal ini tidak mendapat hasil maka
penyelesaian akhir terletak pada keputusan Pengadilan. Dalam hal ini kedua belah pihak
memilih domisil yang tetap dan tidak berubah pada pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 17 –
BAB II. SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

PASAL 1 : SYARAT-SYARAT UMUM

1. Syarat-syarat umum yang berlaku dalam pelaksanaan pekerjaan Pengembangan RSUD


Banyumas adalah :

1.2 Peraturan yang berlaku yang bersifat administratif ialah :


Algemene Voorwaarden Voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV)
yang disetujui dengan Gouverments besluit tanggal 28 Mei 1941 No. 9, bagian pertama
pasal 1 sampai dengan 65.
1.3 Peraturan-peraturan setempat dan segala penetapan dari Peraturan Pemerintah lainnya,
yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan yang harus dipenuhi oleh
pemborong.
1.4 Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI- 1982)
1.5 Standard Industri Indonesia (SII)
1.6 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961, yang diterbitkan oleh Yayasan
Normalisasi Indonesia.
1.7 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
1.8 Persyaratan Cat Indonesia (NI-4).
1.9 Undang-undang nomor 1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja
1.10 National Fire Protection Association (NFPA)
1.11 Fire Office Committee (FOC)
1.12 Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
1.13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
1.14 Per-05/MEN/1982
1.15 Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh instansi PLN,Dinas Pemadam Kebakaran
dan lain yang bersangkutan.
Pekerjaan instansi M&E ini harus dilaksanakan oleh yang memiliki surat ijin
Pemasangan Instalasi dari instansi yang berwenang. Daftar referensi pemasangan
harus dilampirkan dalam surat penawaran.

2. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

3. Segala perijinan-perijinan dan pengetesan dari bahan yang akan digunakan maka segala
pembiayaan harus sudah termasuk dalam harga penawaran.

PASAL 2 : KETENTUAN UKURAN

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 18 –
1. Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ukuran-ukuran yang ditentukan
dalam RKS ini beserta gambar-gambarnya.

2. Pemborong wajib memeriksa kebenaran-kebenaran baik dari ukuran-ukuran maupun detail-detail


keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan serta memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
tentang setiap perbedaan yang ditemukan dalam pelaksanaan. Pemborong baru diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan pelaksanaannya sesudah ada persetujuan dari Konsultan
Pengawas secara tertulis.

3. Pengembalian ukuran/pemilihan keputusan yang keliru didalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 3 : HAK DAN KEWAJIBAN PEMBORONG

1. Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan,


persyaratan-persyaratan maupun suplementnya, persyaratan standar, baik daerah setempat,
nasional maupun international, buku-buku dokumen Lelang , bundel-bundel gambar serta segala
petunjuk-petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

2. Pemborong akan meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya, ada bagian-bagian pada dokumen-dokumen Lelang , gambar-
gambar atau hal-hal lain yang kurang jelas.

3. Pemborong wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-ukuran dan
kapasitas dari segala peralatan instalasi, apabila ukuran-ukuran, kapasitas-kapasitas yang
ditentukan dalam spesifikasi/gambar meragukan pemborong.

PASAL 4 : KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN

1. Pemborong wajib mengkoordinasikan dengan pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan


pekerjaan.

2. Pemborong wajib berkonsultasi dengan pihak lainnya agar supaya sejauh mungkin dipergunakan
peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh bangunan proyek ini agar
memudahkan pemeliharaan.

PASAL 5 : SUB KONTRAKTOR

1. Pengambilan pemborong bawahan oleh pemborong hanyalah dapat dilakukan dengan


sepengetahuan dan seijin tertulis dari Pemberi Tugas.

2. Pemborong bawahan hanya boleh diadakan untuk pekerjaan yang sifatnya khusus dalam hal ini
adalah pekerjaan Pondasi Mini Pile.

3. Kepada pemborong bawahan, pemborong diwajibkan memberikan data-data ukuran-ukuran dan


gambar-gambar untuk pelaksanaan masing-masing pekerjaan.

4. Pemborong tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas segala hasil pekerjaan pemborong
bawahan dan atas peralatan/mesin-mesin yang dibelinya dari pihak ketiga.
Untuk Sub Kontraktor yang segera harus memulai pekerjaannya disertai dengan biodata Sub
Kontraktor tersebut secara lengkap.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 19 –
5. Dalam waktu 3 hari setelah SPK efektif berlaku, Kontraktor harus mengajukan usulan sub
kontraktor tersebut disertai dengan biodata / company profile secara lengkap kepada pemberi
tugas untuk persetujuan (Pasal 21 ayat 1 & 2 ).
Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka berlaku Pasal 41 ayat 2 butir 3, serta pemberi tugas
berhak untuk melakukan penunjukkan sub kontraktor untuk pekerjaan tersebut tanpa adanya
tuntutan dari kontraktor.

7 hari sebelum sub kontraktor melakukan kegiatannya, kontrak antara sub kontraktor dan main
kontraktor harus sudah ada, dan fotocopy kontrak tersebut harus disampaikan kepada pemberi
tugas tanpa harus menunjukkan besarnya nilai kontrak.

6. Sub kontraktor yang telah memenuhi prosedur Pasal 21 ayat 1 & 2, diwajibkan untuk segera
melakukan pekerjaannya, terhitung 7 hari sejak diterimanya SPK dari main kontraktor.
Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka berlaku Pasal 41 ayat 2 butir 3.

14 hari sebelum sub kontraktor melakukan kegiatannya menurut time schedule yang telah disetujui
semua pihak, pemberi tugas harus telah memutuskan sub kontraktor yang akan dipilih, yang telah
diajukan main kontraktor.
Apabila waktu tersebut tidak dapat ditepati, maka untuk pekerjaan tersebut waktunya akan
dipertimbangkan kembali waktu penyelesaiannya.

PASAL 6 : PERIJINAN

1. Seluruh berkas Perizinan asli yang diperoleh harus diserahkan kepada Pemberi Tugas.

2. Semua pemeriksaan/pengujian dan lain-lain beserta keterangan resminya yang mungkin


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dan instalasinya harus dilakukan oleh Pemborong atas
tanggungan dan biaya pemborong.

3. Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan atas
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan ; untuk ini pemborong wajib
menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini.

4. Pemborong harus menyerahkan semua surat-surat perijinan atau keterangan-keterangan resmi


dari pihak yang berwajib yang diperolehnya mengenai pembangunan proyek ini kepada Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk ini.

PASAL 7 : KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA

Untuk dapat melaksanakan tugas pekerjaan administrasi lapangan, penyimpanan barang/bahan serta
peralatan kerja dan tempat melaksanakan tugas pekerjaan kasar, selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, maka Pemborong diperbolehkan membuat kantor dan los kerja di lokasi tempat pekerjaan
dengan terlebih dahulu mendapat ijin dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

PASAL 8 : PENJAGAAN / KEAMANAN

1. Penjagaan atas halaman kerja, pekerjaan yang telah dilaksanakan dan bahan-bahan, selama
pekerjaan berlangsung menjadi tanggung jawab Pemborong. Kehilangan bahan-bahan dan lain-
lain menjadi tanggung jawab Pemborong.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 20 –
2. Pemborong wajib melindungi pekerjaan yang telah dilaksanakan dari segala kerusakan sampai
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Pemberi Tugas.
3. Pemborong wajib melindungi barang-barang milik Pemberi Tugas disekitar lokasi proyek dari
kehilangan.

4. Pemberi Tugas tidak menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan maupun peralatan kerja milik
pemborong.

5. Pemborong bertanggung jawab terhadap keamanan proyek, kerusakan-kerusakan, kebakaran,


pencurian baik terhadap barang miliknya sendiri maupun terharap milik Pemberi Tugas sampai
berakhirnya Masa Pemeliharaan yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima Kedua.

I.
PASAL 9 : KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, tempat pekerjaan dilaksanakan harus selalu bersih.

2. Penimbunan / penyimpanan barang dan peralatan baik dalam gudang maupun diluar (halaman) harus
diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu
pekerjaan paket lainnya.

3. Tidak diperkenankan :
3.1 Memasak ditempat pekerjaan
3.2 Membawa masuk pedagang makanan, minuman, rokok dan sebagainya yang sifatnya
bebas.
3.3 Keluar masuk kompleks bangunan secara bebas.

4. Segera setelah pekerjaan selesai, pemborong harus memindahkan semua sisa bahan dan

PASAL 10 : PEGAWAI PEMBORONG / TENAGA KERJA

1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala yang ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan, serta bertanggung jawab penuh atas segala pekerjaan ini.

2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, calon Tim Teknis kontraktor yang akan ditempatkan di
proyek wajib menyerahkan curriculum vitae berikut alamat dan nomor telepon, berkas ini diajukan
kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas untuk dipertimbangkan (dinilai).

3. Didalamnya harus ada seorang ahli teknis / Sarjana Arsitektur/Sipil sebagai penanggung jawab dari
hasil pelaksanaan pekerjaan.

4. Manajer lapangan dan pembantu-pembantunya harus terus menerus berada ditempat pekerjaan
selama jam-jam kerja dan setiap saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada saat yang
dianggap perlu oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.

5. Manajer Lapangan mewakili pemborong ditempat pekerjaan. Semua langkah dan tindakannya
dianggap sebagai langkah dan tindakan pemborong.

6. Petunjuk-petunjuk dan perintah-perintah Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas disampaikan


langsung kepada pemborong atau melalui manajer lapangan, sebagai penanggung jawab
lapangan.

7. Pemborong diwajibkan pada setiap saat menjalankan disiplin, tata tertib, dan kesopanan yang ketat
terhadap semua buruh dan pegawai. Siapapun diantara mereka yang tidak berkepentingan

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 21 –
melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak
senonoh, melakukan dan merugikan pelaksanaan pembangunan, harus segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan atas perintah dari Konsultan Pengawas.

PASAL 11 : PENGAWASAN

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan Pengawas

2. Pada setiap saat Konsultan Pengawas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan
menguji setiap bagian pekerjaan, setiap bahan, pengolahan maupun sumber-sumbernya.

3. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap
atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan.

4. Bagian-Bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong. Pekerjaan tersebut jika diperlukan harus
segera dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan. Apabila ternyata tidak
memenuhi syarat standard kualitas minimal, maka perlu diganti agar benar-benar hasilnya dapat
diterima.

PASAL 12 : LAPORAN - LAPORAN

1. Pemborong harus membuat catatan berupa laporan harian yang memberikan gambaran dan
catatan singkat dan jelas mengenai :

1.1. Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan

1.2. Catatan dan perintah Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas dan Pengawas Harian yang
telah disampaikan secara tertulis maupun lisan.

1.3. Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan / masein-mesin yang masuk (atau yang
diapakai maupun yang ditolak).

1.4. Jumlah pemakaian bahan

1.5. Jumlah tenaga kerja

1.6. Aktivitas serta keterlibatan tenaga kerja pada hari yang bersangkutan dan volume yang
dihasilkan.

1.7. Hal ikhwal mengenai buruh

1.8. Hal ikhwal mengnai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada.

2. Setiap laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui kebenarannya oleh
Konsultan Pengawas secara harian.
Perselisihan mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname.

3. Laporan harian tersebut akan diteliti dan dicatat oleh Pengawas Pekerjaan sebagai data kemajuan
Fisik dilapangan dan merupakan bahan masukan untuk Pemberi Tugas.

4. Laporan harian ini dibuat dalam rangkap 5 (lima).

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 22 –
5. Berdasarkan laporan harian tersebut, oleh Pemborong disusun laporan mingguan yang minimal
berisi :

5.1 Jumlah hasil pekerjaan yang sudah diperoleh seminggu; berupa perbandingannya dengan
skema pengarahan menurut program.

5.2 Jumlah pemasukan dan pemakaian bahan dibandingkan dengan skema bahan.

5.3 Prestasi fisik yang dicapai, dibandingkan dengan program, dibandingkan dengan minggu
sebelumnya dan bagaimana dengan minggu yang akan datang.

5.4 hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan serta rencana
penanggulangannya.

5.5 Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan kurang.

5.6 Instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima oleh Pemborong dari Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas dan Pengawas Harian dan bagaimana pemecahannya.

5.7 Informasi, instruksi, keputusan dan sebagaimana yang diperlukan pemborong untuk minggu-
minggu yang akan datang dari Pemberi Tugas atau Konsultan Pengawas.

5.8 Lain-lain :

Laporan mingguan ini harus ditanda tangani oleh Pemborong dan Konsultan Pengawas
dengan dilampiri laporan-laporan harian dan harus secepat mungkin (setiap hari Senin)
sudah dikirim kepada Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan tembusannya kepada
Konsultan Perencana.
Salah satu tembusannya harus selalu berada ditempat pekerjaan.

PASAL 13 : LAPORAN PHOTO DAN DOKUMENTASI

Kontraktor harus membuat dokumentasi pelaksanaan pekerjaan berupa foto-foto berwarna ukuran
postcard pada bagian-bagian pekerjaan yang penting, yakni:
1. Sebelum pekerjaan dimulai.
2. Saat pekerjaan pembesian sloof, kolom, balk, plat dan euifel.
3. Setiap laporan bulanan
4. Setelah pekerjaan berakhir, Kontraktor harus menyerahkan album foto sebanyak 3 (tiga) set.
5. Untuk setiap pengajuan termijn pemborong harus melampirkan foto kemajuan pekerjaan.
6. Photo-photo tersebut diatas dilampirkan berikut foto-foto detail yang dianggap perlu dalam 3 tahap
prosentase pekerjaan 0%, 50%, 100% berikut negatifnya.

PASAL 14 : RAPAT-RAPAT

Sekurang-kurangnya satu kali dalam satu minggu diadakan “rapat lapangan” (site meeting) di lokasi
pekerjaan yang dipimpin oleh Konsultan Pengawas.

Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :

1. Kemajuan pekerjaan (progress report) dan hal-hal yang tercantum dalam mingguan.

2. Soal-soal administrasi
RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi
Hal - 23 –
3. Soal-soal teknis (penjelasan gambar-gambar serta instruksi-instruksi Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas).

4. Koordinasi pekerjaan dari setiap site meeting, Pengawas Harian wajib menyusun
risalah (notulen) yang ditanda tangani oleh pihak yang hadir, terutama Konsultan Pengawas dan
pemborong kalau dapat disyahkan juga oleh Pemberi Tugas.

Seluruh keputusan-keputusan dalam rapat lapangan dicatat dalam risalah Rapat Lapangan tersebut dan
sifat-sifatnya mengikat, kemudian risalah ini dalam waktu 2 (dua) hari harus sudah didistribusikan
kepada semua pihak yang berhubungan dengan pekerjaan ini (yaitu Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana, Konsultan Pengawas, Pemborong dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu

Setiap risalah site meeting akan berisi :

1. Tanggal, jam dan lamanya rapat serta daftar hadir (nama-nama yang hadir dalam
rapat).

2. Pengesahan risalah site meeting yang lalu.

3. Hal-hal yang muncul akibat dari meeting yang lalu.

4. Posisi prestasi fisik dihubungkan dengan program (progress schedule).

5. Tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang dihubungkan dengan skema


pengadaan bahan.

6. Hambatan-hambatan yang dialami oleh pemborong dan bagaimana rencana


pemborong menanggulangi serta follow-up dari instruksi-instruksi minggu lalu.

7. Masalah leveransir dan pihak ketiga lainnya.

8. Pekerjaan tambah dan kurang.

9. Informasi yang diperlukan baik pemborong maupun Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.

10. Instruksi-instruksi baru dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

11. Hal-hal lain serta petunjuk-petunjuk Pengawas Harian kepada pemborong


yang wajib dituruti untuk minggu yang akan datang. Notulen ini setiap minggu
dikiriPengawasan langsung kepada Pemberi Tugas yang akan merupakan salah satu bahan
pembahasan dalam rapat Koordinasi.

PASAL 15 : BAGAN KEMAJUAN PEKERJAAN

1. Satu minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang Lelang pemborong harus telah siap
dengan bagan kemajuan pekerjaan (time schedule) sesuai dengan batas-batas waktu
maksimal yang telah ditetapkan . Bagan tersebut disusun secara konvensional (barchart).

2. Di dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan volume masing-masing bagian


pekerjaan serta tenaga, dan hari yang diperlukan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 24 –
3. Dalam progress schedule harus dibuat juga curve gambaran mengenai nilai dan harga
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan volume dan harga penawaran berdasarkan hasil
pelaksanaan.

4. Pemborong harus secara terpisah menyusun Bagan Penyerahan Tenaga.

5. Kontraktor diwajibkan pula untuk menyerahkan schedule pengadaan/order material, schedule


penyiapan tenaga kerja serta peralatan schedule tersebut disampaikan bersama-sama time
schedule yang diajukan.

6. Pembuatan schedule pengadaan/order material harus telah memperhitungkan adanya


tenggang waktu yang mencukupi.

Sebelum batas limit waktu order yang tercantum dalam schedule order material yang telah
disetujui, main kontraktor harus telah melakukan order / pemesanan dengan menunjukkan bukti
kontrak & pemesanan.

7. Bagan-bagan tersebut diatas harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Pengesahan dari Pemberi Tugas.

8. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat menyebabkan ditundanya


permulaan pekerjaan.
Akibat dari penundaan ini menjadi tanggung jawab pemborong seluruhnya.

9. Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan tersebut, sesuai dengan patokan waktu yang
telah ditetapkan dan disetujui pada waktu menyusun Bagan Kemajuan pekerjaan.

10. Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan maka pemborong wajib merevisi schedule yang lama
dan atau membuat schedule untuk bagian-bagian pekerjaan tertentu yang diminta oleh
Pemberi Tugas maupun oleh Konsultan Pengawas

PASAL 16 : RESIKO UPAH/HARGA

1. Apabila terjadi kenaikan harga selama pelaksanaan pemborong tidak diperkenankan


mengajukan KLAIM KENAIKAN HARGA.

2. Resiko kenaikan harga bahan dan upah selama jangka waktu pelaksanaan menjadi tanggung
jawab pemborong.

3. Kenaikan harga bahan dan upah tidak boleh menjadi alasan untuk menurunkan kwalitas
pekerjaan.

4. Pemberi Tugas dapat mempertimbangkan adanya kenaikan harga bahan dan upah sepanjang
pemerintah mengeluarkan peraturan/ketentuan mengenai penyesuaian harga borongan.

PASAL 17 : ASU RANS I

1. Pemborong harus mengasuransikan semua pekerjaan kepada perusahaan Asuransi dengan


kondisi Construction All Risk ,Polis Asuransi wajib diserahkan kepada Panitia Lelang paling
lambat pada saat penandatanganan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 25 –
2. Pemborong atas biaya sendiri tanpa mengurangi kewajiban dan tanggung jawabnya,
mengasuransikan pekerjaan, pekerjaan sementara, peralatan pelaksanaan, bahan-bahan dan
perlengkapan- perlengkapan untuk pelaksanaan pekerjaan terhadap kehilangan-kehilangan
atau kerusakan-kerusakan kerugian atau akibat lainnya terhadap pihak ke 3 yang timbul oleh
sebab apapun dan mengasuransikan tenaga kerjanya (Jamsostek).

4. Kontraktor harus mengasuransikan segala resiko terhadap kerusakan yang timbul pada
bangunan disekitarnya. Segala tuntutan dari lingkungan sekitar proyek yang terjadi akibat
pembangunan proyek ini, menjadi tanggung jawab kontraktor (Third Party Liability Insurance).

5. Asuransi mulai berlaku saat dimulainya pekerjaan sampai dengan selesainya Masa
Pemeliharaan.

6. Dalam hal terjadi negoisasi khususnya terhadap biaya pelaksanaan, maka besarnya biaya
asuransi akan disesuaikan dengan hasil negoisasi dimaksud.

7. Apabila polis asuransi lebih kecil dari biaya asuransi pada penawaran, maka Pemborong wajib
mengembalikan selisih lebih dimaksud, yang diperhitungkan oleh Pemberi Tugas pada saat
pembayaran angsuran pertama pelaksanaan pekerjaan.
Apabila polis asuransi lebih besar dari biaya asuransi pada penawaran, maka seluruh selisih lebih
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

8. Jika dalam pelaksanaan, terjadi perpanjangan waktu dari masa yang ditetapkan, Pemborong
berkewajiban membuat polis asuransi perpanjangan waktu sesuai dengan masa
perpanjangan waktu yang diproyeksikan sampai dengan selesainya masa pemeliharaan.

Apabila perpanjangan waktu diakibatkan oleh kelambatan pelaksanaan, maka premi


asuransidibebankan pada Pemborong.

Apabila perpanjangan waktu atas permintaan Pemberi Tugas, maka premi asuransi dibebankan
kepada Pemberi Tugas.
Polis asuransi perpanjangan waktu tersebut diserahkan paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sebelum berakhirnya masa asuransi sebelumnya.

9. Jika dalam pelaksanaan terjadi pekerjaan tambah, maka dalam hal dianggap perlu oleh Pemberi
Tugas, Pemborong berkewajiban melakukan penutupan asuransi atas pekerjaan tambah tersebut
dengan premi asuransi atas beban Pemberi Tugas.

Polis asuransi pekerjaan tambah tersebut wajib diserahkan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
setelah diterbitkan Surat Penegasan Pekerjaan Tambah tersebut.

10. Baik Pemberi Tugas maupun Konsultan Pengawas dibebaskan dari tuntutan-tuntutan
pembayaran ganti rugi atau kompensasi lainnya yang harus dibayarkan sebagai akibat
daripada terjadinya kecelakaan pada pekerja atau orang-orang lain yang dipekerjakan
Pemborong atau para pekerja Sub Kontraktor.

11. Pemborong harus menyerahkan Asli Polis dari jenis asuransi dan bukti penerimaan
pembayaran premi yang sedang berjalan, dilengkapi dengan copy asuransi bagi tenaga
kerjanya yang berlaku sampai dengan Serah Terima Kedua Pekerjaan.

II.
PASAL 18 : PERMULAAN PEKERJAAN

Selambat-lambatnya 7 hari setelah S.P.M.K. dikeluarkan, pemborong telah mulai melaksanakan


pekerjaan dalam arti yang nyata.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 26 –
PASAL 19 : JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu Pemborong secara keseluruhan ditetapkan ........ (.......................) hari kalender
terhitung sejak tanggal surat penunjukan / pelulusan pemenang.

2. Pemborong harus dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan jadwal waktu yang
ditetapkan dalam Perjanjian Pemborong.

3. Apabila karena sesuatu hal dan dianggap perlu, Pemberi Tugas dapat memerintahkan untuk
menunda pelaksanaan pekerjaan baik sebagian maupun seluruh kegiatan dari pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.

4. Jika Penundaan pelaksanaan pekerjaan dimaksud, menurut pendapat Pemborong dapat


menimbulkan kerugian secara kualitatif / kuantitatif, maka Pelaksana Pekerjaan dapat
menyampaikan pendapat dan masalah kepada Konsultan Pengawas untuk diteliti dan hasil
penelitiannya akan disampai- kan kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuannya.

Pengajuan pendapat harus sudah disampaikan dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender terhitung
sejak diterimanya Surat Perintah Penundaan Pelaksanaan dari Pemberi Tugas.

PASAL 20 : KELAMBATAN DAN PERPANJANGAN WAKTU

1. Kelalaian pemborong atau pemborong bawahan dalam melaksanakan pekerjaan, memperbaiki


kerusakan-kerusakan akibat kesalahan pemborong, tidak akan diluluskan dalam claim
perpanjangan waktu.

2. Untuk keterlambatan akibat force majeure dapat di pertimbangkan untuk mendapat


perpanjangan waktu.

3. Permohonan perpanjangan waktu tersebut harus diajukan oleh pemborong selambat-lambatnya 7


(tujuh) hari setelah terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut, jika tidak maka perpanjangan waktu
tidak dapat dipertimbangkan.

PASAL 21 : PEMERIKSAAN & PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Penyerahan pertama pekerjaan dalam keadaan 100% selesai harus dilaksanakan


selambat-lambatnya pada tanggal yang telah ditetapkan dalam Surat Perjanjian
Pemborongan.

2. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan Pengawas
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud.

3. Penyerahan Pekerjaan, baik Penyerahan Pertama Pekerjaan maupun Penyerahan Kedua


Pekerjaan, oleh Pemborong harus dinyatakan secara tertulis dengan menyebutkan tanggal
penyerahan yang dicantuPengawasan dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

Sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan, Konsultan Pengawas akan melakukan pemeriksaan


serta evaluasi bersama-sama Pemborong. Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 27 –
PASAL 22 : JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu Pemeliharaan ditetapkan .......... (........................) hari kalender, terhitung dari
tanggal penyerahan pertama yang disetujui, pemborong wajib menyelesaikan semua
kekurangan- kekurangan akibat pelaksanaan maupun bahan-bahan, peralatan yang tidak
disetujui, atas teguran pertama Pengawas Harian/Konsultan Pengawas selama masa
pemeliharaan ini, pemborong harus menempatkan beberapa orang pekerja yang setiap hari
berada ditempat pekerjaan secara penuh.

2. Bilamana pemborong dalam jangka waktu yang disebutkan dalam surat teguran tersebut tidak
melaksanakan yang dimaksud maka Pemberi Tugas berhak untuk melakukan atau
menyuruh melakukan perbaikan tersebut kepada pihak yang lain atas biaya pemborong.

3. Apabila Pemborong gagal didalam melaksanakan perbaikan-perbaikan seperti tersebut diatas,


maka Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk rekanan lainnya untuk melaksanakan
perbaikan-perbaikan tersebut atas beban Pemborong dan pembebanan biayanya akan
dilakukan dengan cara memotong pembayaran yang seharusnya menjadi hak Pemborong.

4. Setelah jangka waktu pemeliharaan ini selesai dan telah menyakinkan Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas oleh Pemberi Tugas akan dinyatakan secara tertulis kepada pemborong
untuk selanjutnya diadakan penyerahan kedua.

5. Untuk tugas-tugas pemeliharaan/perbaikan ini berlaku ketentuan-ketentuan dalam A.V.


(Algemene Vorrwaden).

PASAL 23 : DENDA - DENDA

1. Denda kelambatan :

Bila jangka waktu penyerahan pertama dilampaui, maka pemborong akan dikenakan :

1.1 Denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari jumlah harga borongan (sesuai kontrak) untuk
setiap hari kelambatan tersebut, dengan jumlah denda maksimal 5% (lima persen) dari
harga borongan menjadi milik Pemberi Tugas.

2. Denda-denda lain :

2.1 Jika Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan bertindak tidak sesuai dengan
syarat-syarat dan pedoman pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen-
dokumen Lelang maupun petunjuk-petunjuk Pemberi Tugas, maka Pemberi Tugas
akan memberikan peringatan tertulis yang akan diberikan sebanyak 3 (tiga) kali
dengan tenggang waktu masing-masing 3 (tiga) hari.

Apabila peringatan-peringatan tersebut tidak diindahkan, maka Pemberi Tugas


dapat memutuskan perjanjian secara sepihak tanpa ganti rugi. Kerugian yang diderita
Pemberi Tugas, material maupun finansial, menjadi tanggung jawab Pemborong.

2.2 Apabila terjadi pemutusan perjanjian, maka Pemberi Tugas dapat menunjuk Pemborong
lain untuk menyelesaikan sisa pekerjaan dimaksud dan dalam kaitan ini Pemberi Tugas
akan menggunakan Hak-nya .

2.3 Konsultan Pengawas akan memberikan peringatan tertulis, yang akan diberikan
sebanyak 3 (tiga) kali, dengan tenggang waktu masing-masing 3 (tiga) hari.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 28 –
PASAL 24 : PERATURAN PEMBAYARAN

1. Pembayaran dari biaya Pemborongan akan dilakukan dengan cara angsuran dan
sesuai dengan prestasi terhadap jumlah biaya didalam kontrak.

2. Pada saat DP dicairkan 20 % kontraktor harus menyerahkan counter Bank garansi sebesar
20% kepada pemberi tugas atau asuransi yang didukung oleh SK Pemerintah.

3. Lebih jelas akan di uraikan dalam dokumen kontrak.

PASAL 25 : PENUNDAAN PEMBAYARAN

Pembayaran angsuran akan ditangguhkan apabila :

1. Kesalahan pelaksanaan, hasil yang kurang memuaskan, kerusakan yang tidak/belum


diperbaiki.

2. Keraguan Konsultan Pengawas atas tidak seimbangnya antara pembayaran sisa dengan
volume pekerjaan yang masih harus dilaksanakan.

4. Belum memenuhi salah satu ketentuan administratif.

5. Belum adanya penyesuaian dalam perhitungan prestasi pekerjaan untuk angsuran tersebut.

6. Belum menyerahkan gambar bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan karena adanya revisi
(perubahan).

Bilamana hal-hal tersebut diatas tidak ada atau sudah dilaksanakan maka anggsuran dapat
dilakukan.

PASAL 26 : KEADAAN MEMAKSA

1. Sesuatu keadaan dapat dinyatakan Keadaan Memaksa, apabila terjadi bencana alam,
pemogokan, wabah penyakit, huru-hara, pemberontakan, perang, waktu kerja yang diperpendek
oleh Pemerintah mengenai keadaan bahaya, sehingga tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Keadaan tersebut harus dinyatakan oleh petugas setempat.

2. Apabila terjadi keadaan memaksa Pemborong harus memberitahukan secara tertulis kepada

PANITIA PENGADAAN BARANG / JASA


............................................................................
............................................................................

dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah terjadinya keadaan memaksa yang dimaksud.

PASAL 27 : PAPAN NAMA PROYEK

1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama Pemberi Tugas, Konsultan
Perencana, Konsultan PENGAWAS dan Kontraktor.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 29 –
2. Ukuran layout dan peletakan papan nama proyek harus di pasang sesuai dengan pengarahan Konsultan
PENGAWAS.

PASAL 28 : LAIN – LAIN

1. Pada setiap akan dimulai pekerjaan dilapangan, kontraktor pelaksana diharuskan menutup semua
perabotan dengan plastik yang luasnya cukup, bersih dan kuat.

2. Setelah selesai kerja, plastik penutup dibuka dan disimpan dengan rapi. Area bekas kerja
dibersihkan dari debu-debu dan kotoran lainnya.

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 30 –
DATA LELANG

Nama Kegiatan : ..........................


Lingkup Pek. : ..........................
Lokasi : ..........................
Pagu Anggaran : Rp. .............................................

1. Pemilik Proyek / Pemberi Tugas adalah :


2. Konsultan Perencana :

Nama Perusahaan
Alamat

3. Konsultan Pengawas :

Nama Perusahaan .
Alamat

4. Rapat pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan:

Hari : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
Pukul : …………………………………………………
Tempat : …………………………………………………

5. Pemasukkan surat penawaran beserta lampiran-lampirannya dilakukan pada :

Hari : …………………………………………………
Tanggal : …………………………………………………
Pukul : Paling lambat pukul ……….. WIB
Tempat : …………………………………………………

6. Masa Berlaku Penawaran : ............. (..................) hari kalender


7. Besarnya jaminan Penawaran : Rp. ...............................
8. Besarnya Uang Muka : ...............%
9. Besarnya Jaminan Pelaksanaan : Rp. ...............................
10. Jangka Waktu Pelaksanaan : ............. (..................) hari kalender
11. Jangka Waktu Pemeliharaan : ............. (..................) hari kalender

RKS – Syarat-Syarat Umum & Administrasi


Hal - 31 –

Anda mungkin juga menyukai