Anda di halaman 1dari 45

PENGELOLAAN SARANA, PRASARANA

DAN PERALATAN PUSKESMAS

OLEH :
IR. AZIZAH

DIT. BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN


DITJEN BINA UPAYA KESEHATAN
KEBIJAKAN
1. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Perpres RI No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014
4. PERMENPU No. 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/11/2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 374/Menkes/SK/V/2009
tentang Sistim Kesehatan Nasional
AMANAT UU NO. 36 TH 2009 TERKAIT
SARANA PUSKESMAS :
• Pasal 5 ayat 1 :
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses
atas sumber daya di bidang kesehatan.
• Pasal 5 ayat 2 :
Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
• Pasal 6 :
Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
pencapaian derajat kesehatan
• Pasal 15 :
Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan,
fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial bagi masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
• Pasal 30 ayat (4) :
Ketentuan persyaratan fasilitas pelayanan kesehatan.. ditetapkan oleh
Pemerintah sesuai ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan amanat
UU No. 36 Tahun 2009

Puskesmas harus direncanakan, dibangun dan


dikembangkan yang memenuhi persyaratan :
1. Higienitas (berlaku universal)
2. Keselamatan dan keamanan
3. Memenuhi ketentuan teknis bangunan-bangunan tahan gempa
atau bencana lainnya.
4. Memiliki kemampuan sebagai tempat berkumpulnya penduduk
bila terjadi bencana (KLB).
5. Khusus puskesmas di daerah perbatasan, merupakan bangunan
dengan konsep etalase pelayanan dan fasilitas kesehatan Negara
Republik Indonesia.
UPAYA PUSKESMAS
A. Upaya kesehatan wajib Puskesmas
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Penanggulangan Penyakit
6. Pengobatan dan penanganan kegawatdaruratan

B. Upaya kesehatan pengembangan/Pilihan Puskesmas


1. Pelayanan keperawatan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan jiwa
3. Pelayanan kesehatan sekolah
4. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
5. Pelayanan kesehatan usia lanjut
6. Pelayanan kesehatan olah raga
7. Pelayanan kesehatan kerja
8. Pelayanan kesehatan mata
9. Bina pelayanan pengobatan tradisional
JENIS PUSKESMAS

• Puskesmas dibedakan menjadi Puskesmas Perawatan


dan Puskesmas Non Perawatan.
• Semua puskesmas harus memiliki kemampuan
persalinan.
Untuk ruang perawatan pasca persalinan, pada
puskesmas nonperawatan minimal memiliki 2 tt
(one day care).
ALUR KEGIATAN PUSKESMAS NON
PERAWATAN

Unit Gawat Darurat

Ambulan

Klinik Umum

Pasien Klinik
Kesehatan Ibu
Apotek/ Farmasi

Ruang Pendaftaran Ruang Klinik Anak


& Rekam Medik Tunggu Laboratorium
Klinik Gigi

Klinik Lainnya/ R.
Konsultasi/ R.
Pulang
Penyuluhan
ALUR KEGIATAN PUSKESMAS PERAWATAN

Unit Gawat Darurat

Ambulan

Klinik Umum Ruang


Persalinan

Pasien Klinik
Kesehatan Ibu
Apotek/ Farmasi P
Ruang Klinik Anak U
Ruang L
Pendaftaran &
Tunggu A
Rekam Medik Laboratorium
N
Klinik Gigi
G

Klinik Lainnya/ R.
R. Perawatan
Konsultasi/ R.
Penyuluhan
R. Perawatan
Isolasi
SARANA/ BANGUNAN PUSKESMAS

PERSYARATAN TEKNIS :

1. ARSITEKTUR BANGUNAN

2. STRUKTUR BANGUNAN

3. KOMPONEN BANGUNAN
1. ARSITEKTUR BANGUNAN
1. LOKASI
1. Mudah dijangkau masyarakat sekitar.
2. Bukan di lokasi yang rawan bencana.
3. Kontur tapak bangunan puskesmas harus rata.

2. HUBUNGAN ANTAR RUANG


1. Rancangan tata ruang/bangunan agar memperhatikan
fungsi sebagai fasyankes dan responsif gender.
2. Memperhatikan tata letak ruang berdasarkan zone
infeksius dan non infeksius.
3. Memperhatikan tata letak ruang berdasarkan
kemudahan pencapaian.
4. Tata ruang puskesmas mengikuti Peraturan Tata Ruang
Daerah (KDB, KLB)
3. PROGRAM RUANG

Program ruang puskesmas meliputi analisis kebutuhan


ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan
dan luasan ruang. Program ruang pada Puskesmas
adalah :
1. RUANG PENDAFTARAN &
REKAM MEDIK
2. RUANG KLINIK UMUM
4. RUANG GAWAT DARURAT

3. KLINIK GIGI
5. RUANG KLINIK KIA/KB
7. RUANG LAKTASI

6. RUANG TINDAKAN
8. APOTEK/
FARMASI

TAMPAK DEPAN

DENAH
POTONGA
N-AA
9.RUANG KONSULTASI/PENYULUHAN
10. RUANG PERAWATAN (Puskesmas Perawatan)
11.RUANG VAKSINASI 12.RUANG PERSALINAN
PERLENGKAPAN :

1. Meja pengambilan
sampel darah.
2. Loket Pendaftaran,
penerimaan sampel
urin & dahak,
pengambilan hasil.
3. Kursi petugas
laboratorium dan kursi
pasien
4. Bak cuci/ sink
5. Meja pemeriksaan
6. Lemari pendingin
(;refrigerator)
7. Lemari alat
8. Rak reagen

13.LABORATORIUM
S
T
A
S
I

P
E
R
A
W
A
T

R
U
A
N
G
RUANG RADIOLOGI
BAYI
DAPUR GIZI

RUANG STERILISASI
RUANG LAINNYA

1. Ruang Tunggu
2. Ruang Penyimpanan/ Gudang
3. Ruang cuci linen (Pusk. Perawatan)
4. Ruang Kepala dan Petugas
5. Rumah Dinas Dokter & Petugas Kesehatan
6. Ruang Pertemuan sebagai upaya promotif dan
penggalangan kemitraan dengan berbagai pihak.
7. Toilet
2. STRUKTUR BANGUNAN

1. Bangunan Puskesmas, strukturnya harus direncanakan kuat/kokoh,


stabil dan memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama
umur layanan .
2. Kemampuan memikul beban yang timbul akibat angin dan gempa,
sesuai dengan zona gempanya.
3. Struktur bangunan puskesmas harus direncanakan secara detail
sehingga pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan,
apabila terjadi keruntuhan, kondisi strukturnya masih dapat
memungkinkan pengguna bangunan menyelamatkan diri.
3. KOMPONEN BANGUNAN
Atap Langit- Dinding Lantai Pintu
Atap harus langit Dinding harus
terbuat dari Lebar bukaan pintu
kuat, tidak Langit-langit keras, rata,
bahan yang utama min. 120 cm/
bocor, tahan harus kuat, tidak berpori,
kuat, kedap air, dapat dilalui brankar &
lama dan tidak berwarna kedap air, dan
permukaan rata, pintu2 yg bukan akses
menjadi terang, dan mudah
tidak licin, brankar memiliki lebar
tempat mudah dibersihkan.
warna terang, bukaan min. 90 cm.
perindukan dibersihkan.
vektor. dan mudah Pintu khusus untuk
Dinding Lab
Ketinggian dibersihkan. KM/WC di rwt inap &
harus tahan
min. 2.8 m bahan kimia pintu toilet aksesibel,
harus terbuka ke luar &
lebar d.pintu min. 85 cm.

BAHAN BANGUNAN
Dapat mengunakan bahan bangunan yang dihasilkan oleh wilayah
setempat.
PRASARANA (UTILITAS)
BANGUNAN
PERSYARATAN TEKNIS :

1. Sistem Kelistrikan
2. Sistem Ventilasi dan Pengkondisian
Udara (VAC)
3. Gas Medik
4. Sistem Pencahayaan
5. Sistem Sanitasi
6. Sarana Evakuasi
7. Aksesibilitas
1. SISTEM KELISTRIKAN
Sumber Daya Listrik :

1. Sumber Daya Listrik Normal (PLN)


Perkiraan perhitungan kebutuhan listrik = + 50 s/d 100 watt/m2
atau + 62,5 s/d 125 VA/m2. Misalkan luas bangunan puskesmas =
500m2 maka dibutuhkan listrik + 31.25 s/d 62,5 KVA
2. Sumber Daya Listrik Siaga (Genset)
- Kapasitas genset minimal 40% dari SDL terpasang dan
disarankan dilengkapi sistem AMF dan ATS.
- Puskesmas di daerah yang belum tersedia jaringan listrik
PLN/ sering terjadi pemadaman, harus memiliki minimal
2 unit genset.
3. Sumber Daya Listrik Darurat (;UPS), untuk peralatan kesehatan
yang tidak boleh terputus suplai listriknya.
2. Tiap-tiap ruangan harus dilengkapi dengan titik stop kontak, jumlah titik
disesuaikan dengan jenis ruangan (min. 2 titik tiap ruang, r. tindakan
dan resusitasi di UGD min. 5 titik/tt)
3. Pemeliharaan instalasi listrik harus dilaksanakan dan diperiksa setiap
lima tahun serta dilaporkan secara tertulis kepada instansi yang
berwenang.

Pembumian
Nilai pembumian (;grounding) bangunan tidak boleh kurang
impedansinya dari 0.5 ohm, untuk alkes tidak boleh kurang dari 0.2
ohm.
2. SISTEM VENTILASI DAN
PENGKONDISIAN UDARA (VAC)

1. Puskesmas harus memaksimalkan ventilasi alami.


2. Ruangan harus mempunyai sirkulasi udara yang baik (ventilasi silang :cross
ventilation), sehingga pertukaran udara dari dalam ruangan dapat mengalir
ke luar ruangan. Pertukaran udara yang disarankan pada ruangan menular
adalah 12 s/d 15 kali per jam (Air Change per Hour ; ACH = 12 – 15 times).
3. Harus mempunyai bukaan permanen: kisi-kisi pada pintu dan jendela
dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi
alami. Bukaan minimal 15% dari luas ruangan.
4. Ventilasi mekanik/buatan harus disediakan jika ventilasi alami tidak dapat
memenuhi syarat.
5. Ruangan dg AC secara periodik harus dimatikan dan diupayakan
mendapat penggantian udara segar  membuka seluruh pintu dan jendela
setiap pagi selama 1 jam, dan juga membersihkan saringan /filter udara AC
secara periodik (setiap satu bulan sekali).
3. GAS MEDIS

1. Pengelolaan dan penggunaan gas medis harus sesuai ketentuan.


2. Tabung yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara sesuai
spesifikasi dan ketentuan.
3. Isi tabung harus diidentifikasi dengan label/cetakan yang ditempelkan yang
menyebutkan isi/pemberian warna pada tabung sesuai ketentuan.
4. Sebelum digunakan harus dipastikan isi tabung dg m’perhatikan warna tabung,
ket. isi tabung yg diemboss pd badan tabung, label (bila ada). Warna mengikuti
ketentuan.
5. Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fiting penyambung tidak
boleh dimodifikasi.
6. Larangan penggunaan tabung tanpa warna & penandaan yg disyaratkan.
7. Hanya tabung gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam
ruangan penyimpanan gas medik.
8. Larangan menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dg ruang
penyimpanan gas medik.
9. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila tabung sedang
tidak digunakan.
4. PENCAHAYAAN

1. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi


masing-masing ruang.

2. Pencahayaan buatan harus berdasarkan tingkat iluminasi


yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang dengan
mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang
digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau
atau pantulan.

3. Standar kesehatan intensitas cahaya adalah sbb:


Intensitas
No. Ruang Cahaya Keterangan
(lux)

Ruang pasien
1 - saat tidak tidur 100 – 200 Warna cahaya sedang
- saat tidur maks. 50

2 R. Operasi 300 – 500

5 Laboratorium 75 – 100

6 Radiologi minimal 60

7 Koridor Minimal 100

8 Tangga Minimal 100 Malam hari

9 Administrasi/kantor Minimal 100

10 Ruang alat/gudang Minimal 200

11 Farmasi Minimal 200

12 Dapur Minimal 200

13 Ruang cuci Minimal 100

14 Toilet Minimal 100


5. SISTEM SANITASI

1. Sumber Air Bersih


- Sumber air bersih dapat diperoleh dari PDAM, sumur bor/artetis/dalam
dan sumber lainnya
- Harus tersedia fasilitas air bersih yang mengalir dan debit air yang
cukup. Air tersebut harus memenuhi syarat kesehatan.

2. Pengelolaan Limbah
- Harus tersedia wadah (tempat sampah) khusus/terpisah yang
dilengkapi dengan penutupnya untuk pembuangan limbah padat medis
infeksius dan non infeksius.
- Memiliki Sistem Pembuangan Limbah Cair.

3. Penyaluran Air Hujan


Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah,
dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota.
6. SARANA PENYELAMATAN JIWA

Harus menyediakan sarana penyelamatan jiwa bagi orang yang


berkebutuhan khusus termasuk penyandang cacat yang meliputi :
1. sistem peringatan bahaya bagi pengguna,
2. pintu keluar darurat, dan
3. jalur evakuasi yang dapat menjamin pengguna bangunan untuk
melakukan evakuasi dari dalam bangunan secara aman apabila
terjadi bencana atau keadaan darurat.
7. AKSESIBILITAS

1. Harus menyediakan fasilitas dan aksesibilitas untuk menjamin


terwujudnya kemudahan bagi penyandang cacat dan lanjut usia
masuk dan keluar ke dan dari bangunan puskesmas serta
beraktivitas dalam bangunan puskesmas secara mudah, aman,
nyaman dan mandiri.
2. Fasilitas dan aksesibilitas meliputi toilet, tempat parkir, telepon
umum, jalur pemandu, rambu dan marka, pintu, dan tangga.
PERALATAN
KRITERIA PEMILIHAN PERALATAN

Ketercukupan / terpenuhi setting persyaratan, meliputi :

1. Kesesuaian dengan fasilitas yang ada, misal dengan peralatan


yang sudah ada, catu daya listrik, instalasi medik, dan kebutuhan
ruangan

2. Pemenuhan ketrampilan pengoperasian peralatan

3. Pemenuhan aklimatisasi dan kondisi peralatan yaitu


kelembaban, temperatur, fluktuasi tegangan listrik, mutu air
bersih, debu udara

4. Sederhana dalam penggunaan yaitu makin sedikit setting dan


modanya
Keyakinan akan mutu dan keamanan

 Unjuk kerja, harus lebih mudah dan komplit dibandingkan yang sudah
ada
 Asal perolehan, didapatkan dari principal yang mempunyai reputasi baik
dan berlisensi. Dokumen import dapat menjadi bahan pertimbangan.
 Material dan desain, bermutu baik, mudah dibersihkan, dioperasikan dan
dipelihara
 Aman, dari potensi bahaya listrik, radiasi dan infeksi ditunjukkan dengan
keseuaian atas standard tertentu
 Standard, harus dipenuhi dalam hal desain, pembuatan, konstruksi,
unjuk kerja, keamanan, operasi, pemeliharaan, dan lingkungan. Standard
dapat bervariasi mutunya.
 Label dan packaging, mampu melindungi peralatan dalam perjalanan dan
penyimpanan. Harus diperhatikan apakah label asli atau dalam bentuk
copy
Kemampuan dan efektivitas biaya

 Biasanya seiring antara biaya yang dikeluarkan dengan mutu alat yang
didapatkan. Harga murah sering identik dengan perbaikan dan
penggantian yang lebih sering di belakang hari. Biaya yang dikeluarkan
lebih efektif bila diperoleh alat yang lebih handal dan umur yang lebih
panjang.
 Penting diperhatikan Life cycle cost, yaitu seluruh biaya dan pengorbanan
yang dikeluarkan selama penetapan, pemakaian, perawatan dan
keperluan pengoperasian sepanjang umur alat. Biaya tersebut mungkin
saja jauh lebih besar dibandingkan biaya pembelian. Bisa terjadi, biaya
pembelian tinggi, tetapi biaya operasional jangka panjang sangat murah.
 Perhitungkan biaya operasional, biaya maintenance, biaya transport dan
instalasi, biaya pencatatan dan evaluasi, biaya personil, biaya pelatihan,
biaya penghapusan, biaya administrasi pengadaan.
Biaya-biaya agar peralatan berfungsi
 Meliputi paket pengiriman, instalasi, commissioning, training awal, suku
cadang 1 – 2 tahun, ongkos angkut, asuransi, penggantian kerusakan,
keagenan, persiapan lahan, tempat penyimpanan, service support setahun
 Biaya bahan habis pakai, operasional ( SDM termasuk training dan daya ),
dan pemeliharaan

Mudah digunakan dan dipelihara


Hal-hal yang perlu beroleh perhatian adalah kesiapan keahlian SDM (
insourcing / outsourcing ) yang akan menangani dan kemudahan /
kesesuaian manual untuk mengoperasikan dan memelihara, serta garansi
yang mencakup jaminan penggantian, jaminan suku cadang, aksesories,
dan bahan habis pakai

Sesuai dengan kebijakan, perencanaan maupun panduan


Healthcare Technology Life Cycle
PROVISION
Kefarmasian &
Alat Kesehatan
Manufacturing
Ditjen Bina

Marketing Testing

Dit.Bina Produksi
Transfer Development
Distribution Research
Ass. Of Need

De-commissioning
Tech.

& Peralatan Kesehatan


Assessment

Pusat Sarana
Maintenance
Set.Jend

Evaluation
Planning Training
Procurement Operation
ACQUISITION Installation Commissioning UTILIZATION
Healthcare Technology Life
Cycle
INSTALL
DESIGN MANUFACTURE DISPOSAL
COMMISIONING
PRE-USE
Direktorat Bina Produksi dan Distribusi USE Pusat Sarana,prasarana
& Peralatan Kesehatan

Pre- market Post- market


Ditjen Bina Kefarmasian & Alat Kesehatan Sekertariat Jendral

FDA CFR 820.30 FDA CFR 820.30


FDA CGMP FDA CGMP
ISO 13485 ISO 13485 ISO 13485
ISO 13488 ISO 13488 ISO 13488
MDD 93/42/EEC MDD 93/42/EEC MDA DB 9801 Sup. 1 MDA DB 9801
MDD 98/79/EC MDD 98/79/EC MDA DB 2000
JENIS PERALATAN
Puskesmas
Puskesmas Perawatan
a. Set Peralatan Poli Umum Set Puskesmas ditambah:
b. Set Peralatan Poli Gigi a.Set Peralatan Perawatan
c. Set Prltn Poli KIA/KB b.Set Peralatan PONED
d. Set Peralatan Poli Anak c.Set Peralatan Plyan Vasektomi
e. Set Peralatan Poli Penyakit Paru d.Set Peralatan Bedah
f. Set Peralatan Gawat Darurat e.Set Peralatan Bersalin
g. Peralatan Apotek f.Set Peralatan Ruang Bayi
h. Implan Kit g.Peralatan Rontgen (X-Ray)
i. Set Peralatan Laboratorium h.USG portable
j. Set Perlengkapan Dapur Gizi
k. Peralatan Gas Medik
l. Set Peralatan Sterilisasi

Peralatan secara detail mengacu pada Buku Pedoman Peralatan


Puskesmas, Departemen Kesehatan RI Tahun 2007
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai