Ovulatory Disorder
AUB merupakan perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa adanya
keadaan patologi pada panggul, penyakit sistemik tertentu, atau kehamilan. AUB
dapat terjadi pada siklus ovulasi ataupun anovulasi yang sebagian besar
disebabkan oleh gangguan fungsi mekanisme kerja poros hipotalamus, hipofisis,
ovarium, dan endometrium. (Anwar et al, 2011)
Pada siklus ovulasi terjadi AUB yang disebabkan oleh terganggunya
kontrol lokal hemostatis dan vasokonstriksi yang berguna untuk mekanisme
membatasi jumlah darah saat pelepasan jaringan endometrium haid. Saat ini telah
banyak diketahui berbagai molekul yang berguna untuk mekanisme tersebut,
antara lain yaitu endotelin, prostaglandin, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan
fungsi platelet. Beberapa keadaan lain yang dapat menyebabkan terjadinya AUB
pada siklus ovulasi adalah korpus luteum persiste dan insufiensi kopus luteum.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan (unopposed estrogen)
pada endometrium. Endometrium mengalami proliferasi berlebih tetapi tidak
diikuti dengan pembentukan jaringan penyangga yang baik karena kadar
progesteron rendah. Endometrium menjadi tebal tapi rapuh, jaringan endometrium
lepas tidak bersamaan dan tidak ada kolaps jaringan sehingga terjadi perdarahan
yang tidak teratur. Penyebab anovulasi bermacam-macam mulai dari belum
matangnya aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium hingga suatu
keadaan yang mengganggu aksis tersebut, seperti sindroma polikistik ovarium.
(Anwar et al, 2011)
Iatrogenik
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan penggunaan obat-
obatan hormonal (estrogen, progestin) ataupun non hormonal (obat-obat
antikoagulan) atau AKDR. (Abadi et al, 2013)
Patofisiologi terjadinya AUB pada pemakaian alat kontrasepsi hormonal
yaitu sebagai akibat turunnya kadar hormon esterogen- progesteron yang akan
menyebabkan pelepasan enzym degradasi di lapisan endometrium, pelepasan
enzim dari lisosom, pelepasan protease dari infiltrasi sel-sel inflamasi dan aktifitas
dari matriks metaloproteinase (MMP). Pada saat kadar hormon esterogen dan
progesteron turun sebelum haid, akan terjadi destabilisasi dari membran lisosom
yang akan mengakibatkan keluarnya enzim- enzim dari dalam lisosom. Enzim
tersebut selanjutnya akan dilepaskan ke dalam sitoplasma epitel, stroma, dan sel
endotel dan selanjutnya ke dalam ruang interseluler. Enzym proteolitik ini akan
mengakibatkan terjadinya penghancuran penghalang seluler, membran permukaan
dan desmosom (jembatan interseluler). Selanjutnya akan berefek pada sel endotel
pembuluh darah sehingga memicu terjadinya deposit trombosit pelepasan
prostaglandin, trombosis vaskuler, ekstravasasi sel-sel darah merah dan akhirnya
memicu terjadinya nekrosis jaringan. (Abadi et al, 2013)