Terapi non surgikal dilakukan bila penyebab obstruksi tidak jelas atau proses adhesi : 1. Dekompresi dengan pipa lambung, pasien dipuasakan bertujuan untuk mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan terjadinya distensi abdomen. Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara konservatif dengan resusitasi dan dekompresi saja. Penyembuhan gejala tanpa terapi operatif dilaporkan sebesar 60 – 85% pada obstruksi parsial. 2. Infus cairan untuk koreksi keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Perlu monitor urin dengan kateter dan Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan cairan. 3. Antibiotik profilaksis : cephalosporin generasi 2 atau 3 dan metronidazole 4. Monitoring ketat keadaan umum pasien dan tanda vital (tensi, nadi, suhu tubuh), keseimbangan cairan, dan elektrolit. 5. Bila dalam perawatan selama 2x24 jam obstruksi tidak menunjukkan kemajuan atau selama perawatan didapatkan tandatanda strangulasi (peningkatan suhu tubuh, takikardia, nyeri perut hebat terus menerus, gangguan hemodinamik, tanda-tanda peritonitis) harus dilakukan pembedahan. Terapi Operatof15 Jenis operasi sesuai dengan penyebab obstruksi. Secara umum, pasien dengan obstruksi intestinal komplit membutuhkan terapi operatif.