Anda di halaman 1dari 5

Komponen-komponen Konsep Diri

Konsep diri dibagi menjadi beberapa bagian, yang terdiri dari :

1. Citra Tubuh
Gambaran diri atau citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena
secara konstan berubah seiring dengan persepsi pengalaman-pengalaman baru. Citra tubuh
berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh
dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Citra tubuh dapat berubah dalam
beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimulasi eksterna tubuh dan
perubahan actual dalam penampilan, struktur, dan fungsi. (Potter & Perry, 2010)
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, keterbatasan, makna dan objek yang sering kontak dengan
tubuh.banyak factor yang dapat mempengaruhi citra tubuh seseorang, seperti munculnya
stressor yang dapat berupa : operasi, seperti : mastektomi, amputasi. Kegagalan fungsi tubuh
seperti hemiplegi, buta, tuli.

2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe orang yang disukainya
atau sejumlah aspirasi, tujuan, dan nilai yang diraih.
Gangguan ideal diri adalah standar ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai dan tidak
realistis, ideal diri yang samara tau tidak jelas dan cenderung menuntut.
Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dalam membantu individu mempertahankan
kesehatan dan keseimbangan mental. Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak yang
dipengaruhi oleh orang terdekat yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring
berjalannya waktu individu menyerap tuntunan tersebut dan membentuk dasar ideal diri. Pada
usia remaja, ideal diri terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada
usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan
perubahan peran serta tanggung jawab.

3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.harga diri diperoleh dari diri sendiri dan
orang lain. Aspek utama adalah dicintai, dihormati, dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya
positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri. Sebaliknya, mereka yang
menilai dirinya megatif akan relative tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai
atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2013).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat megancam pada saat
pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan akibat dari adanya keputusan
yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.
4. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat lalu dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Harga diri yang
tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu berbeda dengan orang lain.identitas
diri terus berkembang sejak masa anak-anak bersamaan dengan perkembangan konsep diri.
Perasaan dan perilaku yang kuat akan identitas diri seseorang dapat ditandai dengan :
a. Memandang dirinya secara unik
b. Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
c. Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu diri, menerima diri, dan dapat
mengontrol diri.
d. Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran, dan konsep diri.

JENIS-JENIS KONSEP DIRI


Konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang mana
keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan
karakteristik konsep diri yang negative.
1. Konsep Diri Positif
Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu
bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak
dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga
untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai
dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa
yang akan datang.
Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :
a. Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri
sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari
masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
b. Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau
meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.
c. Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan
rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi
meremehkan orang lain.
d. Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku
yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain
sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh
masyarakat.
e. Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak
disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri
sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik
agar diterima di lingkungannya.

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati
dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan.Orang yang mengenal dirinya dengan
baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.

2. Konsep Diri Negatif


Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak
berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai
dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap pesimistik
terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai
kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan
mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri
sendiri maupun menyalahkan orang lain.
Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :
a. Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah
marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu
tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal
yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk
menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif
cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan
pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.
b. Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari
pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya
menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian,
merekapun hiperkritis terhadap orang lain.
c. Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun
dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau
pengakuan pada kelebihan orang lain.
d. Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena
itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri
atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan
yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).
e. Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk
bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan
berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
PUSTAKA
Keliat, BA (2013), Prinsip dan Praktek Keperawatan Jiwa Stuart. Edisi 1, Elseier, Edisi Bahasa
Indonesia 1, Elsevier (Singapore)
Potter,P.A & Perry, A.G. (2010). Fundamental Keperawatan (1-vot set). Edisi Bahasa Indonesia 7.
Elsevier (Singapore)

DIBAWAH INI TAMBAHAN TAKUTNYA YANG LAIN


BELUM ADA YANG NGIRIMIN INI

TEORI KONSEP DIRI

3 Teori untuk mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu

1. Psikodinamika
Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa
lalu, roh dan jiwa.Kata Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat dinamis,
tidak statis.
Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik
internal maupun eksternal.Hal ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita dengan orang lain sangat
dipengaruhi oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
2. Teori Behavioris / Perilaku
Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian.Hubungan
berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks
perilaku.Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan
pembelajaran.Skinner (1938); Teori Operant Conditioning, Organisme akan membuat hubungan
dengan stimulus dan respon serta hasil yang akan didapatkan bisa positif ataupun negatif.
3. Teori Humanistik
a. Maslow (1954), hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam
diri manusia.
b. Carls Rogers, manusia memiliki dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan bertumbuh
menuju kematangan, yang akan menyebabkan individu mampu mengaktualisasikan kapasitas
(potensi) yang dimilikinya.
4. Prinsip Teori Humanistik ( Atkinson, 1990) :
a. Manusia; central interest, menekankan bahwa manusia bukan semata-mata objek yg berespon
terhadap lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement), namun manusia adalah
makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan mampu berespon terhadap
lingkungannya itu.
b. Perilaku manusia adalah aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk
memilih dan memiliki kreativitas.
c. Subjektivitas lebih penting dari pada Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih
penting dari pada objektivitas.
d. Nilai Kemanusiaan, pandangan tentang manusia terletak pada integritas dan keunikan manusia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kondep diri


1. Tingkat perkembangan dan kematangan
2. Budaya
3. Sumber eksternal dan internal
4. Pengalaman sukses atau gagal
5. Stressor
6. Usia, keadaan sakit atau trauma

Anda mungkin juga menyukai