PENDAHULUAN
Stroke sudah dikenal sejak dahulu kala, bahkan sebelum jaman Hipocrates.
Soranus dari Ephesus (98-138) di Eropa, telah mengamati berbagai faktor yang
mempengaruhi terjadinya stroke. Sampai saat ini stroke merupakan salah satu
signifikan pada masyarakat seiring dengan perubahan pola makan, gaya hidup dan
peningkatan stressor yang cukup tinggi. Peningkatan jumlah penderita tidak saja
menjadi isu yang bersifat regional akan tetapi sudah menjadi isu global.
stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke atau
gangguan aliran darah di otak disebut juga sebagai serangan otak (brain attack),
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Stroke merupakan gejala atau tanda gangguan fungsi otak fokal maupun
global yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung progresif atau menetap atau berakhir
dengan kematian tanpa penyebab lain selain gangguan vaskular, tanpa didahului
trauma atau infeksi.
Definisi WHO : stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
cerebral. Baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab
selain daripada gangguan vaskular.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Setiap tahunnya, 200 dari tiap 100.000 orang di Eropa menderita stroke, dan
menyebabkan kematian 275.000-300.000 orang amerika. Di pusat-pusat pelayanan
neurologi di Indonesia jumlah penderita gangguan peredaran darah otak (GPDO)
selalu menempati urutan pertama dari seluruh penderita rawat inap.
Insidensi GPDO menurut umur bisa mengenai seluruh umur, tetapi secara
keseluruhan mulai meningkat pada usia dekade ke-5, insidensi juga berbeda menurut
jenis GPDO. Perdarahan subaraknoidal primer sudah mulai pada usia dasawarsa ke-3
sampai ke-5, dan setelah usia 60 tahun. Perdarahan intraserebral sering didapati mulai
pada dekade ke-5 sampai ke-8 usia orang amerika. Sedangkan trombosis lebih sering
pada umur limapuluhan hingga 70an. GPDO pada anak muda juga banyak didapati
akibat infark karena emboli, yaitu mulai dari usia dibawah 20 tahun dan meningkat
pada dekade ke-4 hingga ke-6 dari usia, lalu menurun dan jarang dijumpai pada usia
yang lebih tua.
2.3 ETIOLOGI
Stroke pada anak-anak dan orang dewasa muda sering ditemukan jauh lebih
sedikit daripada hasil di usia tua, tetapi sebagian stroke pada kelompok usia yang
lebih muda bisa lebih buruk. Kondisi turun temurun predisposisi untuk stroke
termasuk penyakit sel sabit, sifat sel sabit,
2.4 KLASIFIKASI
Secara patologi stroke dibedakan menjadi sebagai berikut :
1) Stroke Iskemik
Sekitar 80% sampai 85% stroke adalah stroke iskemik, yang terjadi akibat
obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar padasirkulasi serebrum.
Klasifikasi stroke iskemik berdasarkan waktunya terdiri atas:
1. Transient Ischaemic Attack (TIA): defisit neurologis membaik dalam waktu
kurang dari 30 menit,
2. Reversible Ischaemic Neurological Deficit (RIND): defisit neurologis
membaik kurang dari 1 minggu,
3. Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
4. Completed Stroke.
Beberapa penyebab stroke iskemik meliputi:
Trombosis
Aterosklerosis (tersering); Displasia fibromuskular; Vaskulitis: Sistemik
(poliarteritis nodusa, lupus, sel raksasa, vaskulitis wegner, vaskulitis
takayasu), Primer (di SSP), Meningitis (sifilis, TB, jamur, bakteri, herpes
zoster), Imbas obat-obatan (kokain, amfetamin); Robeknya arteri: Diseksi a.
karotis atau a. vertebralis; Infark lakunar; Migrain: oklusi intracranial
progresif multiple (sindroma moyamoya); Gangguan darah: Polisitemia,
Hemoglobinopati (penyakit sel sabit).
Embolisme
Sumber di jantung: fibrilasi atrium (tersering), infarkmiokardium, penyakit
jantung rematik, penyakit katup jantung, katup prostetik, kardiomiopati
iskemik;
Terdapat empat subtipe dasar pada stroke iskemik berdasarkan penyebab, yaitu;
Lakunar, Thrombosis pembuluh besar dengan aliran pelan, Embolik dan Kriptogenik
2) Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik, yang merupakan sekitar 15% sampai 20% dari semua
stroke, dapat terjadi apabila lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga
terjadi perdarahan ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan
otak.
Beberapa penyebab perdarahan intraserebrum:
Perdarahan intraserebrum hipertensif
Perdarahan subarakhnoid (PSA)
Non Trauma :
o Ruptura aneurisma sakular (Berry),
o Ruptura malformasi arteriovena (MAV),
Trauma;
Penyalahgunaan kokain, amfetamin;
Perdarahan akibat tumor otak;
Infark hemoragik;
Penyakit perdarahan sistemik termasuk terapi antikoagulan.
3) Perdarahan Subarakhnoid
Akibat iritasi meningen oleh darah, maka pasien menunjukkan gejala nyeri
kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat disertai fotofobia, mual,
muntah, dan tanda-tanda meningismus (kaku kuduk dan tanda Kernig). Pada
perdarahan yang lebih berat, dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan
gangguan kesadaran. Pada funduskopi dapat dilihat edema papil dan perdarahan
retina. Tanda neurologis fokal dapat terjadi sebagai akibat dari:
Efek lokalisasi palsu dari peningkatan tekanan intrakranial.
Perdarahan intraserebral yang terjadi bersamaan.
2.8 DIAGNOSIS
Untuk mendapatkan diagnosis dan penentuan jenis patologi stroke,segera
ditegakkan dengan:
1) Skor Stroke: Algoritma Gajah Mada
Penurunan Nyeri kepala Babinski Jenis Stroke
Kesadaran
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - perdarahan
- - + iskemik
- - - iskemik
2.10 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang cepat, tepat, dan cermat memegang perananbesar dalam
menentukan hasil akhir pengobatan. Betapa pentingnya pengobatan stroke sedini
mungkin, karena ‘jendela terapi’ dari strokehanya 3-6 jam. Hal yang harus dilakukan
adalah:
Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing,Circulation)
Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas
2.11 PROGNOSIS
Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni: death, disease,disability,
discomfort, dissatisfaction, dan destitution. Keenam aspekprognosis tersebut terjadi
pada stroke fase awal atau pasca stroke. Untukmencegah agar aspek tersebut tidak
menjadi lebih buruk maka semuapenderita stroke akut harus dimonitor dengan hati-
hati terhadap keadaanumum, fungsi otak, EKG, saturasi oksigen, tekanan darah dan
suhu tubuhsecara terus-menerus selama 24 jam setelah serangan stroke.
I. ANAMNESA PRIBADI
1. Nama : Mustar Nainggolan
2. Usia : 60 tahun 10 bulan
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Status pernikahan : Menikah
5. Agama : Protestan
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Alamat : Adian para-para dairi.
8. Suku : Batak
9. No. Medical Record : 00.97.74.13
II. ANAMNESA
ANAMNESA TRAKTUS
PEMERIKSAAN UMUM
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Sensorium : Composmentis
b. Kranium : Dalam Batas Normal
c. Perangsangan Meningeal :(-)
d. Peningkatan Tekanan Intrakranial :(-)
e. Saraf – saraf otak :
- Nervus I : Normosmia
10 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
- Nervus VII : dapat tersenyum, kerutan dahi ( - )
SISTEM MOTORIK
Kiri Kanan
E :5/5/5/5/5 E : 2/2/2/2/2
F :5/5/5/5/5 F : 2/2/2/2/2
E.I.S E.I.D
E : 5/5/5/5/5 E : 2/2/2/2/2
F : 5/5/5/5/5 F : 2/2/2/2/2
Sikap : Lemah
11 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
SISTEM SENSIBILITAS
- Exteroseptik :(-)
- Proprioseptik :(-)
REFLEKS
- Refleks Fisiologik
Biceps : ki (+), ka (+)
Triceps : ki (+), ka (+)
APR : ki (+), ka (+)
KPR : ki (+), ka (+)
- Refleks Patologis
Babinski : ki (-), ka (-)
Oppeinheim : ki (-), ka (-)
Chaddock : ki (-), ka (-)
Schaffer : ki (-), ka (-)
Gordon : ki (-), ka (-)
Gonda : ki (-), ka (-)
Hoffman : ki (-), ka (-)
Tromner : ki (-), ka (-)
KOORDINASI
12 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
VEGETATIF
VERTEBRA
Kiri Kanan
GEJALA-GEJALA SEREBELLAR
- Ataksia :(-)
- Disartria :(-)
- Tremor :(-)
- Nistagmus :(-)
- Fenomena rebound : ( - )
- Dan lain-lain :(-)
GEJALA EKSTRAPIRAMIDAL
- Tremor :(-)
- Rigiditas :(-)
- Bradikinesia :(-)
- Postural Instability : ( - )
13 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
FUNGSI LUHUR
IV. DIAGNOSA
- Diagnosa Fungsional : Hemiparese dextra + Afasia
- Diagnosa Anatomi : Lesi pada Hemisfer Cerebri Sinistra.
- Diagnosa Etiologi : Stroke Non Hemoragik ec. Hipertensi
- Diagnosa Banding : Stroke Non Hemorragic
Stroke Hemorragic
- Diagnosa Sementara : Stroke Non Hemorragic
V. TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Citicoline 250 mg/ 8 Jam
- Inj. Ranitidin 1 Amp/ 12 Jam
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 Jam
- Neurodex 1x1 tab (pagi)
- Amlodipine 1 x 5 mg
14 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
FOLLOW UP PASIEN
15 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
SUBJECTIVE OBJECTIVE ASSEMENT PLANNING
25/6/2016 Sens : Composmentis SNH + Nasal Kanul O2
Hipertensi + 3LPM
Kelemahan tubuh TD : 130/80 mmHg cardiomegali +
bagian kanan (+) MCI IVFD RL 20 gtt/i
HR : 72 x/i (makro)
Tidak bisa DD:
bersuara / bicara RR : 28 x/i SH Inj. Cithicoline
(+) 250 mg/8 jam
T : 37oC
Inj. Ranitidine 1
Foto Thorax: Amp/12 jam
Kesimpulan :
Cardiomegaly Inj. Ceftriaxone
1gr/12 jam
Amlodipine tab
1x5mg
Anjuran:
- KGD puasa dan
2 jam PP
- Lipid Profile
- CT Scan
- Konsul
Kardiologi
16 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
- Cholesterol total Amlodipine tab
185,80 (md/dl) 1x5mg
- Trigliserida 74,03
(mg/dl) Paracetamol 500
- HDL – Cholesterol mg (KP)
45,79 (mg/dl) Aptor 1 x 100mg
- LDL – Cholesterol
125,20 (mg/dl) Hasil Konsul
Cardio:
Head CT-Scan - Captopril 3 x
Kesimpulan: Infark pada 12,5 mg
sebagian lobus - Sumvastatin 1x
frontoparietal kiri. 20 mg
Anjuran:
- Konsul
Fisioterapi
Inj. Ceftriaxone
1gr /12 jam
Amlodipine tab
1x5mg
Paracetamol
500mg (KP)
Aptor 1 x 100mg
Captopril 3 x
12,5mg
Sumvastatin 1x
20mg
17 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
18 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c
DAFTAR PUSTAKA
Weiner, Howard L & Levitt, Lawrence P. 2001. Buku Saku Neurologi Edisi 5.
Jakarta: EGC
19 | S t r o k e N o n H e m o r r h a g i c