PENDAHULUAN
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 1
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Defenisi
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 2
2.3 Mekanisme Kerja Antipsikosis
a. Absorbsi
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 3
besar anti psikotik IM dicapai dalam waktu 30 menit dan efek klinik terlihat
dalam 15-30 menit. Konsentrasi puncak plasma pada peberian oral dicapai dalam
1-4 jam setelah pemberian. Obat- Obat antasida, kopi, rokok, dan makanan dapat
mempengaruhi absorbsi.
b. Distribusi
Clozapine
a. Farmakokinetik
Absorbsi : Clozapine hanya tersedia dalam bentuk preparat oral
konsentrasi plasma puncak dicapai setelah 2 jam pemberian oral.
Waktu paruh eliminasi 10-16 jam.
Distribusi : volume distribusi clozapin lebih rendah.
Metabolisme dan Eliminasi : Metabolisme utama di liver dan GIT.
Bioavabilitas absolute (persentase clozapin yang mencapai sirkulasi
sistemik yang tak mengalami perubahan) setelah pemberian oral oral
sekitar 27%- 47%. Ada dua bentuk metabolit (setelah demetilasi dan
oksidasi) yaitu N- demethyl dan N-Oxide. Kedua metabolit ini
dikeluarkan dengan cepat. Sekitar 80% clozapine yang diberikan
ditemukan dalam urine dan feses dalam bentuk metabolitnya.
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 4
Olanzapine
a. Farmakodinamik
b. Farmakokinetik
Quetiapine
a. Farmakodinamik
b. Farmakokinetik
Risperidone
a. Farmakodinamik
Merupakan derivat dari binzisoxazole mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap reseptor serotonin 5HT2 dan aktivitas menengah terhadap
dopamine (D2) , alfa1 dan alfa 2 adrenergik dan dan reseptor histamin.
Aktivitas antipsikotik diperkirakan melalui hambatan terhadap reseptor
serotonin dan dopamine.
b. Farmakokinetik
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 5
Gambar 2.1 struktur kimia Risperidone
a. Cara Penggunaan
Pada dasarnya semua obat anti psikotik mempunyai efek primer( efek
klinis yang sama pada dosis eqivalen, perbedaan terutama pada efek
sekunder ( efek samping): Sedasi, otonomik, ektrapiramidal).
Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala psikosis yang
dominan dan efek samping obat. Pergantian obat di sesuaikan dengan
dosis eqivalen.
Apabila obat antipsikosis tidak menunjukkan respon klinis setelah dosis
optimal dan waktu yang sudah memadai maka ganti dengan obat
antipsikosis lainnya yang beda golongan.
Apabila gejala negative lebih menonjol dari gejala positif pada pasien
skizofrenia pemberian obat antipsikosis atipikal perlu dipertimbangkan.
Khususnya pada pasien yang tidak dapat mentolerir gejala ekstrapiramidal.
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 6
b. Pengaturan Dosis
Dalam pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:
Onset efek primer (efek klinis) : 2-6 jam
Onset efek sekunder ( efek samping) : sekitar 2- 4 minggu
Waktu paruh 12-24 jam ( pemberian obat 1- 2x per hari)
Dosis pagi lebih rendah dan malam lebih besar untuk menghindari
efek samping sehingga tidak mengganggu kualitas hidup pasien.
Pemberian dimulai dari dosis awal sesuai dengan dosis anjuran naikkan sampai
dosis efektif ( mulai berkurang efek psikosis ) evaluasi setiap 2 minggu dan
bila perlu dinaikkan sampai dosis optimal di pertahankan selama 8- 12 minggu
( stabilisasi) dosis maintenance dipertahankan selama 6 bulan 2 tahun
tapering off dosis diturunkan secara perlahan setiap 2- 4 minggu STOP
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 7
2.8 Obat Antipsikotik dan Dosis Anjuran
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 8
2.10 Efek Samping
a. Gejala Ektrafiramidal
1. Parkinsonism :
Gejala penyakit Parkinson yaitu daya gerak berkurang, berjalan langkah demi
langkah, dan kekauan anggota tubuh, kadang-kadang tremor tangan dan keluar
liur berlabihan. Gejala lainnya adalah rabbit syndrome yaitu mulut membuat
gerakan mengunyah, mirip kelinci, yang dapat setelah beberapa minggu atau
bulan. Terutama pada dosis tinggi dan lebih jarang pada obat dengan kerja
antikolinergis.Insidensinya 2-10 %.
2. Distonia Akut
Yaitu kontraksi otot muka dan tengkuk, kepala miring, gangguan menelan,
sukar bicara dan kejang rahang. Guna menghindarkannya dosis harus dinaikkan
dengan perlahan, atau diberikan anti kolinergik sebagai profilaksis.
3. Akathisia
Yakni selalu ingin bergerak tidak mampu duduk diam tanpa menggerakkan
kaki, tangan, atau tubuh. Ketiga efek di atas dapat dikurangin dengan
mengurangi dosis dan dapat diobati dengan anti kolinergik. Akathisia juga
dapat diatasi dengan propranololatau benzodiazepine.
4. Dyskinesia Tarda
Yakni gerakan abnormal tidak disadari, khususnya otot-otot muka dan mulut
(menjulurkan lidah)yang dapat permanen.Gejala ini sering muncul setelah 0,5-
3 tahun dan berkaitan antara lain dengan dosis kumulatif (total) yang telah di
berikan.Efek samping ini meningkat pada penggunaan lama dan tidak
tergantung dosis dan sering terjadi pada lansia.Pemberian vitamin E
mengurangi efek samping ini.
b.galaktorrea
c. sedasi
d. hipotensi ortostatis:
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 9
e. efek antikolinergis: mulut kering penglihatan buram,
g. gejala penarikan 2
2.11 Kontraindikasi
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Antipsikotik adalah obat-obat yang dapat menekan fungsi psikis tertentu tanpa
mempengaruhi fungsi umum seperti berpikir dan berkelakuan normal. Obat ini
dapat meredakan emosi dan agresi dan dapat pula menghilangkan atau
mengurangi gangguan jiwa seperti impian dan berkhayal (halusinasi) serta
menormalkan perilaku yang tidak normal. Obat antipsikotik terutama digunakan
pada gangguan psikosis misalnya pada skizofrenia. 2
Antipsikotik dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu antipsikotik Tipikal
dan Atipikal.Obat antipsikotik Tipikal Penothiazine (Rantai Aliphatic :
Chlorpromazine dan Levomepromazine, Rantai piperazine : Perphenazine
Trifluoperazine Flupenazine, Rantai piperidine : Thioridazine) Butyrophenon
(Haloperidol) Diphenyl-Butyl- piperidine: (Pimozide). Obat Antipsikotik
Atipikal Benzamide (Sulpiride) Dibenzodiazepin : (Clozapine, Olanzapine,
Quetiapine) Benzisoxazole : ( Risperidone) 1
Mekanisme kerja antipsikotik tipikal adalah memblokade dopamine pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan system
ekstrapiramidal (dopamine D2 receptor antagonists), sehingga efektif untuk gejala
Positif. Sedangkan obat antipsikotik atipikal selain berafinitas terhadap dopamine
2 reseptot juga terhadap serotonin 5HT2 receptors, sehingga efektif juga untuk
gejala Negatif .1
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Antipsikotik
Pembimbing: Prof. dr. Bahagia Loebis, Sp.KJ (K) Page 12