Anda di halaman 1dari 24

TUGAS ANTROPOLOGI

IMPLEMENTASI ANTROPOLOGI DALAM PRAKTEK


KEPERAWATAN
(LATAR BELAKANG SOSIAL)

KELOMPOK 05
OLEH :

I KADEK YUNA WIRAWAN P07120018095


NI PUTU ANGGUN LASRI PURNAMA D P07120018097
NI PUTU SUGIARTINI P07120018098
NI GUSTI AYU WIDYA ASTUTI P07120018099
NI PUTU DUITA JANA SRI DEWI P07120018103
CINTYA YUNITA DEWI P07120018112

KELAS 1.3

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan tepat waktu.
Paper ini disusun untuk memenuhi kurikulum pembelajaran dan digunakan
sebagai acuan pembelajaran di kelas.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa kami sampaikan terimakasih
kepada :
1. Ibu Nengah Runiari, S.Pd.,S.,M.Kep.,Sp.Mat selaku dosen mata kuliah
Antropologi Sosial
2. Keluarga yang senantiasa mendukung secara moral maupun materiil,
dan
3. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu
teselesaikannnya paper ini.
Kami menyadari bahwa paper ini sangat jauh dari sempurna, maka dari ini
kami mohon maaf jika ada salah kata dan penulisan dalam paper ini, kami
mengharapkan pembaca dapat memberi kritikan dan saran demi kemajuan dalam
penyusunan paper yang lebih baik.

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER................ ..............................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ .......3

2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan ............................................................3


2.2 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Kesehatan ..........................................4
2.3 Aspek Sosial yang mempengaruhi Perilaku atau Status kesehatan ...........5
2.4 Pengaruh Pendidikan Unsur Budaya Dengan Perilaku Kesehatan ...........8
2.5 Pengaruh Status Sosial Ekonomi Pada Kesehatan.....................................9
2.6 Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Praktek Keperawatan.............12

BAB III PENUTUP ...........................................................................................14

3.1 Simpulan ....................................................................................................14


3.2 Saran ..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan
mengenai hal-hal yang mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Definisi yang bahkan lebih sederhana diajukan oleh Green dan para
koleganya yang menulis bahwa pendidikan kesehatan adalah kombinasi
pengalaman belajar yang dirancang untuk mempermudah adaptasi sukarela
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah
atau dihindari.
Secara teoritis dan praktis, antropologi keperawatan sebagai ilmu akan
memberikan suatu sumbangan pada pengemban pelayanan kesehatan,
termasuk didalamnya ocialm ginekologi ocial. Bentuk dasar sumbangan
keilmuan tersebut berupa pola pemikiran, cara pandang atau bahkan
membantu dengan ocialm untuk menganalisis suatu situasi kesehatan,
berdasarkan perspektif yang berbeda dengan sesuatu yang telah dikenal para
petugas kesehatan saat ini.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan
budaya. Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat
dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan
emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri
diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara
menggunakan social, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya
mempunyai pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan
manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual,

1
struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit). Selanjutnya, hal-hal
tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola
pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah yang
dibahas diantaranya adalah :
1. Apakah pengertian dari antropologi kesehatan ?
2. Apakah tujuan dari implementasi kesehatan ?
3. Bagaimanakah proses implementasi keperawatan ?
4. Apasajakah tipe-tipe impplementasi keperawatan ?
5. Bagaimanakah prinsip implementasi keperawatan ?
6. Bagaimana implementasi antropologi kesehatan terhadap praktik
keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang diambil dari rumusan masalah tersebut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari antropologi kesehatan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari implementasi kesehatan.
3. Untuk mengetahui proses implementasi kesehatan.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe implementasi kesehatan.
5. Untuk mengetahui prinsip implementasi kesehatan.
6.Untuk mengetahui implementasi antropologi kesehatan terhadap
praktik keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan
karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (
Hochtrasser dan Tapp, 1970;245). Antropologi mempunyai pandangan
tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman
individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosinya, dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain, kekuatan supernatural, atau Tuhan serta lingkungan
alamnya.
Pandangan para ahli tentang Antropologi Kesehatan :
1. Menurut Weaver ( Weaver, 1968;1) Antropologi Kesehatan
adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
2. Menurut Hasan dan Prasad ( 1959;21-22) Antropologi
Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk
memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran
(medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek
sosial kedokteran (medico-sosial) dan masalah-masalah
kesehatan manusia.
Dari definisi yang dibuat para ahli, dapat disimpulkan bahwa
antropologi kesehatan mencangkup :
1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai
macam masalah tentang hubungan timbal balik biobudaya,
antar tingkah laku manusia dimasalalu \dan masakini
dengan derajat kesehatan dan penyakit tanpa mengutamakan
perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan
tersebut.
2. Partisifasi professional mereka dalam program yang
bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui
pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara
gejala bio-sosio-budaya dengan kesehatan serta melalui
perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik

3
2.2 Pengertian Latar Belakang Sosial/Masyarakat
Manusia merupakan makhluk yang dalam kehidupannya tidak dapat
hidup sendiri, cenderung hidup berkelompok. Menurut Koentjaraningrat
(1990) dalam bukunya Pengantar Antropologi menyatakan bahwa masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat
istiadat tertentu yang sifatnya bersinambungan, dan terikat oleh suatu ras
identitas bersama. Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung untuk
berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Gillin dan Gillin (1954) dalam bukunya Culture Sociology
menjelaskan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang
mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi, dan perasaan persatuan yang sama.
Konsep ini menjelaskan kepada kita bahwa kelompok manusia yang besar
terkait konsep masyarakat suatu bangsa, misalnya masyarak Indonesia,
masyarakat Malaysia, masyarakat Inggris, dan masyarakat Negara lain.
Kesatuan sosial merupakan bentuk, susunan dan kesatuan individu
yang berinteraksi dalam kehidupan masyarakat yang meliputi kerumunan,
golongan, dan kelompok. Pranata sosial adalah kumpulan berbagai norma
dan segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam
kehidupan masyarakat. Berbagai norma tersebut memberikan petunjuk bagi
tingkah laku individu yang hidup di masyarakat. Dengan mengerti unsur-
unsur masyarakat, kita akan lebih paham makna yang terkandung dalam
definisi kebudayaan.

2.4 Pengaruh Sosial Pada Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan


Sehat sering diartikan sebagai efisiensi sosial untuk dapat melakukan
peran dan fungsi dalam masyarakat. Ketika seorang individu sehat secara
otomatis individu tersebut akan mampu beremansipasi dalam melaksanakan
hak dan kewajibannya di masyarakat. Sebaliknya, ketika individu terganggu
status kesehatannya, emansifasi dalam melaksanakan hak dan kewajibannya
dimasyarakat akan juga terganggu. Kondisi ini dapat merugikan masyarakat

4
sehingga dengan status kesehatannya tersebut individu diharapkan dapat
mencapai kepuasan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aspek sosial yang akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam
bidang kesehatan diantaranya adalah :
a. Pengaruh self Concept terhadap perilaku
Self Concept adalah hal yang penting dalam upaya
kesehatan, karena akan mempengaruhi perilaku masyarakat.
Self Concept ditentukan oleh tingkatan kepuasan yang
dirasakan oleh diri sendiri terutama bagaimana cara individu
itu dapat merefleksikan kepuasannya kepada orang lain.
Apabila orang lain merasakan kepuasan yang kita berikan
direspon sebagai hal yang positif maka orang lain akan
merasakan kepuasan yang yang sama. Tetapi sebaliknya
apabila kepuasan yang kita berikan direspon negatif oleh
masyarakat maka dalam jangka waktu lama masyarakat akan
merasa tidak puas. Kondisi semacam ini kita harus melakukan
promosi bagai mana tingkat kepuasan yang kita terima akan
direspon positif bagi orang lain. Misalnya apabila kita merasa
puas dengan sistem pelayan yang menggunakan kartu gosok
pendaftaran, sedangkan orang lain merasa lebih repot, maka
Rumah Sakit harus melakukan upaya penjelasan sistem
tersebut justru akan lebih memudahkan.
b. Pengaruh Image kelompok terhadap perilaku kesehatan
Image perorangan akan sangat dipengaruhi oleh image
kelompok sebagai contoh “ seorang pegawai apabila sakit akan
berobat ke dokter, sedangkan bapak petani yang berada didesa
apabila sakit akan pergi ke dukun, maka akan berpengaruh
pada keluarga petani juga akan berobat ke dukun, walaupun
kepala desa menganjurkan ke Puskesmas, image masyarakat
bahwa jika kecelakaan dan mengalami patah tulang harus
disembuhkan pada dukun atau tukang pijat maka apabila ada
keluarga kita patah tulang akan dibawa ke tukang pijat bukan
ke dokter spesialis orthopedi ”
c. Pengaruh Indentifikasi Individu dalam kelompok terhadap
perilaku kesehatan. Beberapa indentitas sosial yang
mempengaruhi status kesehatan diantaranya :
1. Umur
Semakin bertambah umur seseorang individu, pola
penyakit yang dialami juga akan mengalami

5
pergeseran. Jika dilihat dari golongan umur, maka ada
perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur.
Misalnya dikalangan balita, banyak yang menderita
penyakit infeksi, sedangkan pada golongan usia lanjut
lebih banyak menderita penyakit kronis seperti
hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker dan lain-
lain.
2. Jenis Kelamin
Kecenderungan penyakit terkadang dipengaruhi oleh
jenis kelamin individu. Berdasarkan jenis kelamin,
terdapat beberapa jenis penyakit yang hanya diderita
oleh jenis kelamin tertentu. Misalnya dikalangan,
wanita lebih banyak menderita penyakit kanker
payudara sedangkan, pada laki-laki banyak menderita
kanker prostat.
3. Pekerjaan
Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola
penyakit tertentu. Misalnya, petani mempunyai pola
penyakit yang berbeda dengan pola penyakit pekerja di
industry. Dikalangan petani banyak yang menderita
penyakit cacing akibat kerja yang dilakukan disawah
dengan lingkungan yang banyak cacing sebaliknya,
buruh yang bekerja di industry misalnya dipabrik testil,
banyak yang menderita penyakit saluran pernapasan
karena banyak terpapar dengan debu.
4. Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga berpengaruh pada pola
penyakit dan berpengaruh pada kematian. Misalnya,
angka kematian lebih tinggi dikalangan golongan yang
status ekonominya rendah dibandingkan dengan
mereka dari golongan status ekonomi tinggi. Demikian

6
pula obesitas, lebih banyak ditemukan pada golongan
masyarakat yang berstatus ekonomi tinggi, tapi
malnutrisi lebih banyak ditemukan dikalangan
masyarakat yang status ekonomi rendah.
A. Kemiskinan
 Konsep Dasar Kemiskinan
a. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor yng saling
berkaitan antara lain tingkat pendapatan,
kesehatan,pendidikan, akses terhdap barang dan
jasa, lokasi geografis, dll.
b. Mengacu pada strategi nasional penanggulangan
kemiskinan. Kemiskinan adalah kondisi dimana
seseorang atau sekelompk orang baik laki-laki atau
perempuan yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat.
c. Kemiskinan membahayakan kesehatan, baik secara
fisik dan mental. Penyakit umum yang sering
terjadi berkaitan dengan faktor kemiskinan adalah
kekurarangan vitamin, penyakit cacing, gusi
berdarah, dll.
d. Miskin adalah mereka yang tidak mendapatkan
makann yang cukup sehat dan akan cukup
kandungan gizinya.
 Fakta saat ini derajat kesehatan penduduk miskin masih
rendah, hal ini ditandai dengan:
a. Kematian penduduk miskin tiga kali lebih rendah
daripada penduduk yang yang tidak miskin.
b. Pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan
pendidikan belum mendukung.

7
c. Perilaku hidup bersih di masyarakat belum
membudaya.
d. Angka kematian bayi (AKB), angka kematian anak,
serta angka kematian ibu (AKA/AKI) pada
penduduk miskin jauh lebih tinggi dari yang tudak
miskin.
 Contoh Kasus:
Angka kemiskinan jawa timur yang mencapai 7,1 juta jiwa
atau setara dengan 19,2% dari total jumlah penduduk, cukup
menyita perhatian pemerintah provinsi jawa timur. Berbagai
cara ditempuh untuk menguranginya. Gubernur jawa timur ,
imam utomo pun sudah membuat program pengentasan
masyarakat dari kemiskinan melalui gerakan terpadu
pengentasan kemiskinan (Gardu Taksin). Pemerintah provinsi
jawa timur menetapkan dua program prioritas penanggulangan
kemiskinan yaitu dengan cara seperti berikut ini.
a. Rescue (penyelamatan), yaitu kebjakan pemerintah
dalam menyelamatkan rumah tangga miskin (RTM)
Setelah adanya kenaikan harga BBM melalui
program aksi mengatasi dampak kenaikan BBM dan
kemiskinan (PAMDKB).
b. Recovery (pemulihan), dengan cara mengupayakan
pengurangan kemiskinan jangka panjang, bersifat
revolving, penguatan kelembagaan dan
pengembangan sarana dan prasarana ekonomi desa,
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
yang semuanya bertujuan untuk penentasan
kemiskinan.

8
B. Taraf ekonomi tinggi, penyakit tidak menular
Sebaliknya, penyakit menular terdapat banyak pada
masyarakat dengan status ekonomi sosial tinggi, sehingga berstatus
gizi tinggi, keadaan kesehatan lingkungan baik, penyakit menular
rendah, angka kematian bayi rendah, usia harapan hidup tinggi,
sehingga penyakit usia lanjut yang tidak menular menjadi tetap
tinggi,demikianlah siklus penyakit tidak menular menjadi lengkap.
Melihat bahwa penyakit selalu didapati pada berbagai taraf
perkembangan ekonomi masyarakat, yaknin dari yang masih
sedang berkembang sampai yang telah maju, timbul pertanyaan,
apakah ada manfaat dari suatu perkembangan ekonomi dilihat dari
segi kesehatan? Penyakit tampaknya selalu ada, hanya polanya
yang berbeda. Dengan kata lain,dapat pula dipertanyakan apakah
ada manfaat pemberantasan penyakit menular, apabila nantinya
hanya akan diganti saja oleh yang tidak menular.
 Contoh Kasus :
Pasien yang dirawat di rumah sakit karena asam urat
dipicu oleh obesitas dan banyak minum. Penyakit ini di Inggris
dikenal sebagai penyakit para raja karena diderita oleh sejumlah
raja, termasuk Raja Henry VIII dari Inggris. Selain raja, orang
terkenal seperti pelukis Leonardo da Vinci juga menderita penyakit
ini. Sebanyak lebih dari 4.400 orang menjalani rawat inap di rumah
sakit akibat asam urat, seperti dilansir Dailymail. Jika seseorang
memproduksi asam urat terlalu banyak, kristal-kriatal kecil akan
mulai terbentuk di sendi dan menyebabkan rasa sakit dan
peradangan. Di Inggris pada 1999-2000 ada 2.369 pasien yang
menjalani rawat inap karena asam urat, jumlah ini meningkat
menjadi 4.421 pada tahun 2008-2009.
Menurut penelitian yang dipimpin oleh Dr Philip
Robinson dari University of Queensland, Australia, dan diterbitkan
di jurnal Rheumatology, setiap tahun dalam dekade terakhir ini,
jumlah pasien yang dibawa ke rumah sakit karena asam urat

9
meningkat sebesar 7,2%. Secara historis, penyakit ini dikaitkan
dengan orang-orang kaya yang mampu mengadakan pesta makanan
dan anggur. Namun kini, ada banyak faktor risiko penyebab
penyakit ini, termasuk alkohol, makanan, obesitas, kolesterol tinggi
dan tekanan darah tinggi, bahkan kadang-kadang dipicu oleh
trauma fisik atau operasi. Alkohol dapat meningkatkan tingkat
asam urat dalam darah dengan meningkatkan produksi asam urat
dalam hati dan dengan mengurangi jumlah yang dikeluarkan dalam
urin.

2.3 Aspek Sosial yang Mempengaruhi Perilaku atau Status Kesehatan


G.M. Foster (1973 ) mengatakan ada beberapa aspek budaya yang
mempengaruhi kesehatan seseorang diantaranya :
1. Tradisi Terhadap Perilaku Kesehatan
Banyak tradisi yang mempengaruhi perilaku kesehatan
dan status kesehatan misalnya tradisi merokok bagi seseorang
laki-laki maka kebanyakan laki-laki lebih banyak yang
menderita penyakit paru dibanding wanita. Sedangkan, tradisi
wanita jika sedang datang bulan maka mereka tidak boleh
keramas sehingga wanita yang sedang datang bulan maka
mereka tidak akan keramas. Dan jika seorang ibu selesai
melahirkan tidak boleh memakan makananan dari laut karena
ASI akan berbahu amis, sehingga ibu nifas akan pantang
makan ikan.
2. Pengaruh sikap fatalistis terhadap perilaku atau kesehatan
Sikap fatalistis arti sikap tentang kejadian kematian dari
masyarakat. Hal ini adalah sikap fatalis yang juga
mempengaruhi perilaku kesehatan, beberapa anggota
masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam
percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati
itu adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk
mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,
atau menyelamatkan seseorang dari kematian. Dan juga
sangat sulit menyadarkan masyarakat untuk melakukan
pengobatan disaat sakit.
3. Pengaruh sikap ethnocentris terhadap perilaku kesehatan
Sikap ethnocentris yaitu sikap yang memandang bahwa
budaya kelompok adalah yang paling baik, jika dibandingkan
dengan kebudayaan pihak lain. Misalnya di negara maju
beberapa orang merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan

10
teknologi yang dimilikinya, dan selalu beranggapan bahwa
kebudayaannya paling maju dan bagus, sehingga merasa
paling hebat terhadap budaya dari masyarakat yang sedang
berkembang. Tetapi dari sisi lain, semua anggota dari budaya
lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secara alamiah
adalah yang terbaik. Contoh lain : Seorang perawat atau dokter
menganggap dirinya yang paling tahu tentang kesehatan,
sehingga merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat
sedangkan masyarakat tidak.
a. Perasaan bangga pada statusnya
Sikap perasaan bangga atas perilakunya walaupun
perilakunya tidak sesuai dengan konsep kesehatan hal
tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.
Misalnya saja orang bangga jika dapat makan dengan
beras yang putih, makan lauk penuh dengan daging-
dagingan. Orang akan bangga apabila dapat
mengkonsumsi junk food, daripada hanya makan sayur
mayur.
b. Pengaruh Norma terhadap perilaku kesehatan
Norma dalam masyarakat sangat mempengaruhi
perilaku masyarakat dibidang kesehatan, karena norma
yang mereka miliki diyakininya sebagai bentuk
perilaku yang baik. Misalnya adanya norma bahwa
laki-laki tidak boleh bersalaman dengan Perempuan
yang bukan mukrimnya, sehingga seorang wanita
apabila periksa bagian tubuhnya harus dilakukan oleh
dokter wanita, sampai pada pemberian alat KB IUD,
suntik harus dilakukan oleh dokter wanita, bahkan
untuk periksa wanita hamil harus oleh dokter wanita.
Norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku
kesehatan dari anggota masyarakatnya yang
mendukung norma tersebut.
b. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan
Nilai yang berlaku dalam masyarakat akan
berpengaruh terhadap perilaku individu masyarakat,
kerena apa tidak melakukan nilai maka diangga tidak
berperilaku “ pamali” atau “ Saru “. Nilai yang ada
dimasyarakat tidak semua mendukung perilaku sehat.
Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang
merugikan kesehatan.

11
1. Nilai yang merugikan kesehatan misalnya
jaman dulu arti anak yang banyak akan
membawa rejeki sendiri sehingga tidak perlu
lagi takut dengan anak banyak.
2. Nilai yang mendukung kesehatan misalnya
tokoh masyarakat setiap tutur katanya harus
wajib ditaati oleh kelompok masyarakat, hal
ini tokoh masyarakat dapat di pakai untuk
membantu sebagai key person dalam
program kesehatan.

2.4 Pengaruh Pendidikan Unsur Budaya Dengan Perilaku Kesehatan


Pada tingkat awal proses sosialisasi, sebaiknya seorang anak mulai
diajarkan mengenai kesehatan karena nantinya akan menjadi nilai atau norma
masyarakat. Misalnya: anak harus mulai diajari sikat gigi , buang air besar di
kakus, membuang sampah ditempat sampah, cara makan/ atau berpakaian
yang baik sejak awal, dan kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak
tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua. Kebiasaan tersebut sangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
1. Hubungan Antara Ilmu Perilaku dan Sosial dengan Kesehatan
Masyarakat
Ilmu sosial dan kesehatan masyarakat memiliki kaitan
yang sangat erat. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki
prinsip dasar yang sama, yaitu sama-sama memperjuangkan
keadilan sosial. Keadilan sosial berarti sebuah masyarakat
dapat memberikan perlakuan adil serta pembagian yang adil
sebagai imbalan dari individu kepada masyarakat dan
masyarakat terhadap individu. Agen kesehatan masyarakat
memperjuangkan keadilan sosial dan melihat kesehatan
masyarakat sebagai bagian penting dari keadilan sosial.

2. Pengaruh Konsekuensi dari Inovasi Kesahatan Terhadap


Perilaku Kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa
perubahan, dan sesuatu perubahan selalu dinamis artinya
setiap perubahan akan diikuti perubahan kedua, ketiga dan
seterusnya. apabila seorang pendidik kesehatan ingin
melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka
yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi
jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang

12
terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk
memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan
tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan
apabila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia
harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang
mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah
direncanakan.Artinya seorang petugas kesehatan kalau mau
melakukan perubahan perilaku kesehatan harus mampu
menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada
anggapan bahwa petugas kesehatan merupakan contoh rujukan
perilaku hidup bersih sehat, bahkan diyakini bahwa perilaku
kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas
kesehatan yang benar.

2.5 Pengaruh Status Sosial Ekonomi pada Kesehatan


Status sosial ekonomi dianggap sangat membawa pengaruh terhadap
kesehatan masyarakat. Faktor yang dapat diukur dalam status ekonomi sosial
adalah pendapatan keluarga, pendidikan orang tua atau diri sendiri, dan status
profesional orang tua atau diri sendiri. Status kesehatan terkait dengan status
sosial ekonomi. Pendidikan juga sangat berhubungan dengan kesehatan
menuju yang lebih baik, pendidikan bisa merubah hasil kesehatan dan
meningkatkan umur panjang dengan mendorong untuk berperilaku
memberikan perlindungan diri terhadap penyakit. Dan demikian juga untuk
mengurangi tingkah laku yang menempatkan individu terhadap risiko terkena
penyakit. Pendidikan dengan level yang lebih tinggi ditambah dengan
peningkatan kekayaan dapat menyediakan sumber daya yang lebih besar,
dapat meningkatkan akses perawatan medis yang lebih baik dan menyediakan
kemampuan yang lebih besar untuk melindungi diri terhadap risiko
penyakit.Individu-individu dari status sosial ekonomi yang lebih rendah, lebih
mungkin terkena bahaya kesehatan di tempat kerja dan di lingkungan melalui
udara yang beracun yang mereka hirup, air yang mereka minum, dan
makanan yang mereka makan. Beberapa penyakit sebagian besar kadang
hanya menyerang orang kaya atau hanya orang miskin saja. Karena penyakit
tidak terlepas dari gaya hidup orang sehari-hari.
Kebiasaan hidup masyarakat yang ekonominya diatas atau kaya dan
masyarakat ekonomi menengah kebawah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan penyakit yang dapat diderita :

1. Kebiasaan Masyarakat Kaya yang Mempengaruhi Kesehatan dan


Penyakit yang dapat Diderita :
a. Junk Food

13
Setiap orang pasti pernah mengkonsumsi junk food. Makanan siap saji
dan instant ini sangat digemari oleh semua orang. Masyarakat dengan
ekonomi kelas atas biasanya sangat mengemari makanan ini, dimana
makanan ini sangat simple. Padahal dengan mengkonsumsi mkanan
ini terlalu sering sangatlah berbahaya. Berbagai penyakit dapat
ditimbulkan dengan sering mengkonsumsi junk food seperti
kolesterol, kanker dan diabetes.
b. Terlalu banyak menonton TV atau main laptop dan handphone
Meski bisa dibilang sebagai kegiatan bersantai, terlalu sering
menonton TV atau main laptop menyimpan begitu banyak pengaruh
negatif bagi kesehatan tubuh. Kelamaan menonton televisi atau
menggunakan gadget telah dikaitkan dengan peningkatan risiko
obesitas, diabetes, dan emboli paru.
Selain itu, terlalu lama menonton TV dan main gadget tanpa
diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menurunkan kemampuan
kognitif otak. Hal ini terbukti, seperti dilansir
dari VeryWell.com bahwa sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan
di JAMA Psychiatry, mengadakan tes kognitif bahwa orang yang rata-
rata menonton TV lebih dari 3 jam per hari selama 25 tahun tampil
buruk dalam tes tersebut dibandingkan dengan orang yang tidak
banyak menonton TV.
c. Terlambat makan
Jangan pernah berpikir bahwa menunda waktu makan akan
menurunkan berat badan Anda. Itu tidak dibenarkan. Menunda waktu
makan, malah akan meniangkatkan nafsu makan Anda di waktu
setelahnya. Bisa jadi porsi Anda akan lebih banyak dari biasanya.
Menunda waktu makan akan melambatkan metabolisme tubuh
sehingga tubuh akan terasa lemas. Selain itu, menunda makan akan
menyebabkan asam lambung Anda naik. Buruknya, kebiasaan ini
dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit diabetes.
Sebaiknya, Anda luangkan waktu Anda sejenak untuk makan, supaya
Anda tetap fokus dan semangat beraktivitas.
d. Makan di saat tidak lapar
Sekadar memakan camilan atau melampiaskan diri dari rasa stres
dengan makan yang terlalu sering mungkin akan menimbulkan
kelebihan kalori bagi tubuh Anda. Kemudian, berat badan tubuh Anda
akan naik di atas normal dan akhirnya obesitas.
Obesitas dapat meningkatkan banyak risiko, tidak hanya diabetes,
stroke, tetapi juga banyak penyakit lainnya. Penting untuk menjaga
waktu makan dan pola makan Anda, agar berat badan tetap terjaga.

14
e. Terlalu lama membuka media sosial
Penelitian telah banyak menemukan bahwa banyak orang yang
“terisolasi” akibat berkutat dengan media sosial. Isolasi sosial tersebut
buruk bagi kesehatan mental dan fisik Anda. Anda hanya akan
menghabiskan sebagian besar waktu dengan mengamati media sosial,
tanpa melakukan aktivitas yang membuat badan Anda bergerak.
Terlebih lagi, penelitian juga menunjukkan bahwa terlalu lama
mengamati media sosial dapat menimbulkan rasa iri pada teman dan
menurunkan mood sehingga meningkatkan risiko terjadinya depresi.
f. Terlalu lama duduk
Menghabiskan terlalu banyak duduk di kursi mungkin akan
memperburuk kesehatan fisik Anda. Mengapa? Duduk dalam jangka
waktu panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular. Sebab
duduk tidak akan menyebabkan adanya aktivitas atau gerak yang bisa
membakar kalori dalam jumlah banyak. Begitu pula dengan kesehatan
psikologis.
2. Kebiasaan Masyarakat Miskin yang Mempengaruhi Kesehatan dan
Penyakit yang dapat Diderita :
a. Lingkungan yang kurang bersih
Masyarakat menengah kebawah biasanya hidup dilingkungan yang
kurang bersih. Mereka kurang memperhatikan lingkungan dan
kesehatannya. Mereka enggan untuk membersihkan sekitarnya karena
lingkungan yang kurang bersih dapat menyebabkan penyakit seperti :
1. Terserang infeksi pernapasan
2. Terserang penyakit jamur seperti panu, kurapdan kudis
3. Malaria
Terjadi karena adanya gigitan dari nyamuk anopheles. Nyamuk ini
dapat membuat suhu kita naik dan turun bahkan hingga menggigil.
Tentu saja nyamuk ini dapat hadir di lingkungan yang kotor
seperti membuang sampah di sembarang tempat dan tidak rajin
untuk menguras bak mandi dan membiarkan barang-barang tidak
terpakai menumpuk. Oleh karena itu jaga lingkungan tinggal kita
agar nyamuk ini tidak bersarang.
4. Tuberculosis (TBC)
Penyakit lainnya yang disebabkan karena lingkungan yang kotor
adalah TBC. TBC dapat menyerang paru-paru, usus maupun
kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan karena infeksi
kuman mikrobakterium tuberculosis. Penyakit ini sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini

15
dapat menular dengan mudah melalui udara. Maka dari itu
ciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di rumah anda.
b. Makanan yang kurang higenis
Makanan yang kurang higenis atau kurang sehat yang seringkali
dimakan oleh masyarakat yang kurang mampu dikarenakan
keterbatasan biaya. Mereka berfikiran asalkan sudah bisa makan saja
mereka sudah cukup bersyukur. Kebanyakan makanan yang kurang
bersih tersebut menyebabkan beberapa penyakit seperti :
1. Terkena infeksi yang menyebabkan diare
2. Disentri
penyakit ini disebabkan karena makanan yang tidak sehat dari
lingkungan yang tidak bersih. Makanan yang terkontaminasi dari
bakteri atau tinja ini jika kita konsumsi maka akan menyebabkan
disentri. Disentri menyerang usus besar yang menghasilkan diare
yang sangat akut bahkan dapat berdarah jika bab.
3. Tifus Abdominalis
Makanan dan minuman pada lingkungan yang kotor jika kita
makan dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya tifus
abdominalis. Penyakit ini menyerang usus halus yang
menyebabkan demam tinggi yang berkepanjangan. Penyakit ini
disebabkan karena adanya bakteri salmonella.

2.6 Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Praktek Keperawatan


Hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkahlakunya,
dengan penyakitnya dan cara-cara dimana tingkahlakunya dan penyakitnya
mempengaruhi evolusi dan kebudayaannya selalu melalui proses umpan-
balik. Pendekatan ekologis merupakan dasar bagi studi tentang masalah-
masalah epidemiologi, cara-cara dimana tingkahlaku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda
dalam populasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh pada penyakit
malaria ditemukan pada daerah berikilim tropis dan subtropis sedangkan
pada daerah beriklim dingin tidak ditemukan penyakit ini, juga pada daerah
diatas 1700 meter diatas permukaan laut malaria tidak bisa berkembang.
Contoh lain, semakin maju suatu bangsa, penyakit yang dideritapun
berbeda dengan bangsa yang baru berkembang. Penyakit-penyakit infeksi
seperti malaria, demam berdarah, TBC, pada umumnya terdapat pada
negara-negara berkembang, sedangkan penyakit-penyakit noninfeksi seperti
stress, depresi, kanker, hipertensi umumnya terdapat pada negara-negara
maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang berbeda pada
kedua kelompok tersebut.

16
Kelompok manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan manusia
harus belajar mengeksploitasi sumber-sumber yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhannya. Interaksi ini dapat berupa sosial psikologis dan
budaya yang sering memainkan peranannya dalam mencetuskan penyakit.
Penyakit adalah bagian dari lingkungan hidup manusia. Contoh
penyakit Kuru Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba. Para
ahli peleopatologi melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba,
kotoran, lukisan pada dinding, patung, mumi, dan lain lain untuk
menemukan penyakit-penyakit infeksi pada manusia purba. Studi untuk
mengetahui penyakit manusia purba dari fosil-fosil ini, pada umumnya
hanya terbatas hanya mengetahui pada penyakit-penyakit yang
menunjukkan buktinya seperti pada tulang-tulang yang dapat diidentifikasi.
Sebagai contoh kerusakan atau abses pada tulang sebagai akibat dari
siphilis, TBC, frambosia, osteomilitus, poliomilitis, kusta, dan penyakit-
penyakit yang sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali.
Banyak penyakit-penyakit modern yang tidak terdapat pada penduduk
purba, bukan berarti manusia purba lebih sehat dari manusia modern tetapi
bahwa sakitnya manusia purba disebabkan oleh jenis-jenis patogen dan
faktor lingkungan yang jumlahnya lebih sedikit dari yang dialami oleh
manusia modern. Misalnya penyakit campak, rubella, cacar, gondong,
kolera dan cacar air mungkin tidak terdapat di zaman purba. Dapat
disimpulkan bahwa paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba,
sangat banyak berhubungan dengan lingkungan untuk menemukan
penyakit-penyakit purba.
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau
terjadinya penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam
atau lingkungan ciptaan manusia serta oleh tingkah laku manusia. Variabel-
variabel yang dipakai untuk melihat distribusi tempat dan prevalensi serta
tingkah laku suatu penyakit adalah perbedaan umur, jenis kelamin, status
perkawinan, pekerjaan, hubungan suku bangsa, kelas sosial, tingkahlaku
individu, serta lingkungan alami. Faktor-faktor ini dan faktor lainnya
berperanan penting dalam distribusi dan prevalensi berbagai penyakit.
Contoh pemuda Amerika lebih banyak mengalami kecelekaan daripada
wanita muda dan orang tua, perokok lebih banyak kena kanker paru-paru
daripada bukan perokok, gondok lebih banyak menyerang penduduk
pedalaman yang tinggal di daerah pegunungan daripada penduduk pantai
yang bahan makannya kaya yodium.
Tugas seorang epidemiolog adalah bekerja untuk membuat korelasi-
korelasi dalam hal insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk

17
tentang pola-pola penyebab penyakit yang kompleks, atau tentang
kemungkinan-kemungkinan dalam pengawasan penyakit (Clausen;
1963:142). Epidemiologi berusaha mencapai suatu tujuan yaitu
meningkatkan derajat kesehatan, mengurangi timbulnya semua ancaman
kesehatan.
Ahli antropologi lebih menaruh minat pada ciri epidemiologi dari
penyakit-penyakit penduduk non Eropa dan Amerika, termasuk penyakit-
penyakit psikologis yang disebabkan oleh struktur budaya yang dalam
Antropologi Kesehatan disebut dengan istilah “Sindroma Kebudayaan
Khusus” seperti “mengamuk” atau histeris. Selain itu, ahli antropologi juga
menaruh minat pada studi-studi mengenai “Epidemiologi Pembangunan”
yaitu mencari konsekuensi-konsekuensi kesehatan yang sering bersifat
mengganggu terhadap proyek-proyek pembangunan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan
karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (
Hochtrasser dan Tapp, 1970;245) Antropologi mempunyai pandangan
tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman
individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosinya, dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain, kekuatan supernatural, atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Aspek sosial yang akan mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam bidang kesehatan diantaranya adalah :
a. Pengaruh self Concept terhadap perilaku
b. Pengaruh Image kelompok terhadap perilaku kesehatan
c. Pengaruh Indentifikasi Individu dalam kelompok
terhadap perilaku kesehatan
G.M. Foster (1973 ) mengatakan ada beberapa aspek budaya yang
mempengaruhi kesehatan seseorang diantaranya :
1. Tradisi terhadap Perilaku kesehatan
2. Pengaruh sikap fatalistis terhadap perilaku/status kesehatan
3. Pengaruh sikap ethnocentris terhadap perilaku kesehatan
Hubungan antropologi kesehatan dengan ekologi dalam praktek
keperawatan. hubungan manusia dengan lingkungan, dengan tingkah lakunya,
dengan penyakitnya, cara dimana penyakitnya dan tingkahlakunya
mempengaruhi evolusi atau kebudayaan selalu melalui proses umpan balik.
Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda
dalam populasi yang berbeda-beda..

3.2 Saran
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu, perlu dilakukan
penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang

19
akademik. Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu dilakukan
demi kesempurnaan tulisan ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/331098692/MAKALAH-ANTROPOLOGI-
KESEHATAN-IMPLIKASI-ANTROPOLOGI-DALAM-PRAKTEK-
KEPERAWATAN-docx. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019
https://www.academia.edu/12580166/IMPLEMENTASI_SOSIO_BUDAYA_DA
LAM_ASUHAN_KEPERAWATAN. Diakses pada tanggal 19 Maret
2019
https://www.scribd.com/document/361372998/Makalah-Implikasi-Penggunaan-
Antropologi-Pada-Praktek-Keperawatan. Diakses pada tanggal 19 Maret
2019
https://www.scribd.com/document/361372998/Makalah-Implikasi-Penggunaan-
Antropologi-Pada-Praktek-Keperawatan. Diakses pada tanggal 19 Maret
2019
https://www.slideshare.net/dyahretno10/antropologi-kesehatan-kelompok-4-
79365871. Diakses pada tanggal 19 Maret 2019

20
https://www.academia.edu/5428958/Contoh_Makalah_Antropologi. Diakses pada
tanggal 19 Maret 2019

21

Anda mungkin juga menyukai