VERTIGO
6. Latar Belakang
Dalam Indonesia Sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan
kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan
yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedia air minum
dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta
terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial
dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.
Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia Sehat 2025
adalah perilaku yang bersifat proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit dan masalah kesehatan lainnya,
sadar hukum, serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat, termasuk menyelenggarakan masyarakat sehat dan aman (safe
community).Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku
hidup sehat, serta meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan optimal, maka akan
dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak
langsung kitapun pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari
bahasa Yunani “vertere” yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam
gangguan keseimbangan yang dinyatakan sebagai pusing, pening,
sempoyangan, rasa seperti melayang atau dunia seperti berjungkir balik.
Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap 100.000, dengan
presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih sering
terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.
Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat
manifestasi dari kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala
ringan. Salah satu akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang
akan mengalami vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani,
karena jika dibiarkan begitu saja akan menggangu system lain yang ada di
tubuh dan juga sangat merugikan klien karena rasa sakit atau pusing yang
begitu hebat. Terkadang klien dengan vertigo ini sulit untuk membuka
mata karena rasa pusing seperti terputar-putar. Ini disebabkan karena
terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.
Di indonesia angka kejadian vertigo saat ini sangat tinggi, pada
tahun 2010 dari usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan
keliuhan nomor 3 paling sering dikeluhkan oleh penderita yag datang ke
praktek umum, setelah nyeri kepala dan stroke
( sumarliyah2010.Cit.,Widiantoro,2010). Umumnya vertigo ditemukan
sekitar 15% dari keseluruhan populasi dari 4% - 7% yang diperiksakan
ke dokter (sumarliyah2010)
Berdasarkan data yang didapat penderita vertigo lebih cenderung
pada wanita dari pada laki – laki tengan umur pasien diatas 40 tahun,
umumnya masyarakat di indonesia merasa bosan dengan program
pengobatan yang lama serta rasa cemas terhadap penyakitnya, hal ini dapat
mengakibatkan masyarakat menjadi putus asa dan tidak semangat hidup.
Kelemahan tubuh dalam melakukan aktivitas dan penampilan keadaan
tubuhnya akan mengakibatkan masyarakat untuk menarik diri dan
mengurangi interaksi sosial.
Oleh karena itu, Untuk mencegah penyakit tersebut diperlukan
pemberian edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan infeksi
berulang , pola hidup sehat dan sanitasi lingkungan. Pembelajaran
mengenai vertigo dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki
pengetahuan yang baik dan benar, maka diharapkan agar kasus vertigo ini
dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini
dan bisa mengantisipati akan hal tersebut.
7. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, sasaran mampu
memahami tentang masalah Vertigo.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan sasaran
dapat :
1. Menjelaskan pengertian penyakit vertigo
2. Menjelaskan penyebab vertigo
3. Menjelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Menjelaskan penatalaksanaan Vertigo
5. Menjelaskan komplikasi Vertigo
6. Menjelaskan pencegahan Vertigo
8. KEGIANTAN
Tahap Kegiatan
Waktu
kegiatan Penyuluhan Sasaran
a. Membuka acara dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
kepada Masyarakat
5 Menit Evaluasi
a. Menyimpulkan dan M Mendengarkan
mengklarifikasi materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada
sasaran
5 Menit Penutup
b. Menutup acara dan Mendengarkan
mengucapkan salam penyuluh menutup
serta terima kasih kepada acara dan menjawab
sasaran. salam
9. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
10. Media
1. Leaflet
2. Power point
3. LCD
4. Laptop
5. Kursi dan meja
6. 1 sound dan cuk rol
11. Materi
1. Menjelaskan pengertian penyakit vertigo
2. Menjelaskan penyebab vertigo
3. Menjelaskan tanda dan gejala vertigo
4. Menjelaskan penatalaksanaan Vertigo
5. Menjelaskan komplikasi Vertigo
6. Menjelaskan pencegahan Vertigo
M
ED
IA
Penyuluh
Peserta Peserta
Peserta
13. Evaluasi
1. Struktur
a. Satuan Acara Penyuluhan ini sudah direncanakan 1 bulan yang lalu
b. Materi siap dua minggu sebelum penyuluhan
c. SAP siap 1 minggu sebelum penyuluhan
d. Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap
dan siap digunakan kurun waktu dalam persiapan media 1 hari
e. Penyuluh melaksanakan tugasnya sesuai dengan pembagian tugas
2. Proses
a. Dari 100 Undangan yang disebar, hanya 80 orang saja yang dapat
menghadiri undangan ini.
b. Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi penyuluhan
sebesar 80%
c. Dalam proses penyuluhan kesehatan berharap sasaran dapat
merespon dengan baik dan adanya feedback yang baik.
d. Dalam proses penyuluhan diharapkan sasaran (peserta) aktif,
dimana bisa melakukan tanya jawab serangkaian tentang
VERTIGO yang belum dimengerti
e. Peserta yang hadir diharapkan tidak meninggalkan tempat
penyuluhan selama penyuluhan berlangsung
f. Peserta yang hadir diharapkan bisa berinteraksi dengan baik
sehingga menciptakan suasana yang kondusif
3. Evaluasi Akhir
a) Jangka Pendek
1. Sasaran mengerti sekitar 85% dari materi yang telah diberikan.
2. Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan dan
tidak mengobrol.
3. Sasaran tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan.
b) Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai VERTIGO sehingga
dapat menurunkan status angka terjadinya VERTIGO .
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka antara
lain:
a. Menyebutkan pengertian Vertigo dengan persentase 80%-100%.
b. Menyebutkan penyebab Vertigo dengan persentase 80%-100%.
c. Menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit Vertigo dengan
persentase 80%-100%.
d. Menyebutkan penatalaksanaan Vertigo dengan persentase 80%-
100%.
e. Menyebutkan komplikasi dari Vertigo dengan persentase 80%-
100%.
f. Menyebutkan cara pencegahan dari Vertigo dengan persentase
80%-100%
LAMPIRAN 1
MATERI PENYULUHAN
VERTIGO
A. PENGERTIAN
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau
berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau
berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan
keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat atau bisa
berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih
baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun
penderita tidak bergerak sama sekali (Israr, 2008).
B. ETIOLOGI VERTIGO
Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan di dalam telinga, di dalam
saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam otaknya
sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari
vertigo: (Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
a. Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
a. Alkohol
b. Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
a. Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara
karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4. Kelainan di telinga
1. Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam
telinga bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional
vertigo)
2. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
3. Herpes zoster
4. Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
5. Peradangan saraf vestibuler
6. Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin,
persarafannya atau keduanya
c. Tumor otak
d. Tumor yang menekan saraf vestibularis.
D. PENATALAKSANAAN VERTIGO
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-
obatan, terapi fisik / latihan dan olah raga. Dan jika kedua terapi di atas
tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan untuk terapi
bedah.
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) yang
terdiri dari
1. Terapi kausal
Terapi kasual yaitu pengobatan dengan meniadakan dan
memusnahkan penyebab penyakit sampai pada akar-akarnya.
2. Terapi simtomatik
Terapi simtomatik adalah suatu cara pengobatan dengan
mengurangi ataupun meringankan gejala penyakit, sedangkan
penyebab utamanya yang lebih mendalam tidak dipengaruhi sama
sekali. Sebagai contoh dengan meminum obat untuk menghilangkan
secara sementara.
3. Terapi rehabilitative
Terapi rehabilitatif adalah suatu terapi pengobatan secara fisik
dengan latihan fisik. Ada 2 metode terapi fisik yaitu :
a. Latihan Metode Brandt-Daroff
Latihan metode Brandt-Daroff yaitu pasien duduk tegak di
tepi tempat tidur dengan kaki tergantung. Lalu tutup kedua mata
dan berbaring dengan cepat pada salah satu sisi tubuh selama 30
detik, kemudian duduk tegak kembali. Setelah 30 detik baringkan
tubuh ke sisi lain dengan cara yang sama, tunggu selama 30 detik,
setelah itu duduk tegak kembali. Lakukan latihan ini 5 kali pada
pagi hari, dan 5 kali pada malam hari sampai 2 hari berturut-turut
tidak timbul vertigo lagi
b. Latihan Visual Vestibular dan Latihan Berjalan
1. Pada penderita yang harus berbaring
a) Melirik ke atas, ke bawah, ke samping kanan, ke
samping kiri. Selanjutnya gerakan serupa sambil
menatap jari yang digerakkan pada jarak 30 cm, mula-
mula gerakkannya lambat, makin lama makin cepat.
b) Gerakkan kepala ke kiri dan ke kanan, makin lama
makin cepat. Lalu diulangi dengan mata tertutup.
E. KOMPLIKASI VERTIGO
Bila penyakit vertigo dibiarkan berlarut-larut maka akan mengakibatkan :
1. Penurunan kesadaran
2. Tuli
3. Kelumpuhan otot-otot wajah
4. Buta
5. Cidera kepala
6. Kejang
7. Infeksi
8. Berisiko stroke
9. Kehilangan keseimbangan
10. Tumor dekat pangkal otak
F. PENCEGAHAN VERTIGO
1. Memiliki Pola Hidup yang Sehat
Pola hidup yang sehat sulit sekali dimiliki masyarakat saat ini.
Masyarakat seringkali sulit memiliki kehidupan yang sehat. Waktu
yang padat dengan aktivitas, membuat seseorang menjadi lebih
memilih untuk beristirahat daripada berolahraga. Lebih memilih untuk
makan makanan cepat saji daripada makanan sehat. Oleh sebab itu,
anda disarankan untuk menjaga pola hidup yang sehat dengan waktu
yang tetap padat. Vertigo pun dapat dicegah dengan maksimal dengan
memiliki hidup yang sehat.
2. Menghindari Kondisi Anemia
Anemia merupakan kondisi yang menunjukkan seseorang dalam
kondisi kekurangan darah. Kekurangan darah dapat ditunjukkan
dengan kondisi kepala yang mudah pusing dan berputar-putar.
Menjaga kondisi tubuh terhindar dari anemia membuat pembentukan
sel darah merah menjadi lebih maksimal. Sehingga tubuh pun tidak
mudah lagi terkena penyakit vertigo. Karena penyakit vertigo
berpengaruh dengan sel darah yang kurang dan membuat seseorang
menjadi mudah pusing dan berputar-putar. Oleh sebab itu, hindarilah
kondisi anemia sebisa mungkin anda lakukan.
Kunci jawaban :
1. A
2. C
3. D
4. A
5. A
6. D
7. B
8. A
9. C
10. C
Daftar Pustaka
Mansjoer et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta: Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sudoyo Aru.W et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
VERTIGO
OLEH:
NIM : P07120018097
TINGKAT 2.3
TAHUN AJARAN
2020