Nim : 112017193
Dereisme atau pikiran dereistik: tidak adanya sangkut paut antara proses
mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses
mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika,
atau pengalaman. Sebagai contoh, seorang kepala kantor pemerintah
pernah mengatakan: “Seorang pegawai negeri dan warga-warga yang baik
harus kebal korupsi, biarpun gajinya tidak cukup, biarpun keluarganya
menderita; bila tidak tahan silakan keluar…”, atau seorang lain lagi: “Kita
harus memberantas perjudian dan pelacuran, karena hal-hal ini merupakan
exploitation de I’home parr I’home, homo homini lupus, machiavellisme.
Karena itu segala bentuknya harus dikikis habis tanpa kecuali…”.
Pikiran autistik: penyebab distorsi arus asosiasi adalah dari dalam pasien
itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi. Cara
berpikir seperti ini hanya akan memuaskan keinginannya yang tak
terpenuhi tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya; hidup dalam alam
pikirannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini dipakai juga untuk pikiran
dereistik.
Bentuk pikiran yang nonrealistik: bentuk pikiran yang sama sekali tidak
berdasarkan kenyataan, umapamanya: menyelidiki sesuatu yang
spektakuler/ revolusioner bila ditemukan; mengambil kesimpulan yang
aneh serta tidak masuk akal (merupakan gejala yang menonjol pada
skizoprenia hebefrenik di samping tingkah laku kekanak-kanakan).
Dibedakan dari pikiran dereistik dan autistik tapi kadang-kadang ketiga
gangguan bentuk pikiran ini dijadikan satu dengan salah satu istilah itu.
Gangguan isi pikiran: dapat terjadi baik pada isi pikiran non-verbal,
maupun pada isi pikiran yang diceritakan, misalnya:
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak
tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh
harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu
berfungsi dalam hampir semua bidang