Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan laporan WHO TAHUN 2005, dari 58 juta kematian didunia,30%
diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah.Hasil Rikesdas tahun
2007 memperlihatkan bahwa prevalensi beberapa penyakit jantung dan pembuluh darah
posisi teretas disebabkan karena hipertensi yaitu 31%.
Sebagaimana diamanatkan juga dalam Peraturan Mentri Kesehatan RI No.71 Tahun
2015 Tentang Penanggulangan Penyakit Tidak Menular, Pemerintah Kabupaten/Kota
mempunyai kewajiban untuk meberikan Pelayanan Kesehatan Hipertensi sesuai standar bagi
penderita Hipertensi sebagai Upaya Pencegahan skunder di wilayah khususnya wilayah
Puskesmas Cerme.
Dari uraian diatas semakin jelas bahwa Hipertensi perlu dikendalikan.Pengendalian
Hipertensi ini harus sejalan dengan Visi Depertemen Kesehatan yaitu menjadikan
masyarakat mandiri untuk hidup sehat.Untuk itu perlu disusun Kerangka acuan kerja
program hipertensi sebagai acuan kegiatan dalam menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di wilayah Puskesmas Cerme
Perencanaan sangat dibutuhkan dalam menyusun serangkaian kegiatan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien dalam mewujudkan pengendalian Hipertensi.
Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar dan upaya promosi kesehatan melalui modifikasi gaya hidup di Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama (FKTP) dan dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut( FKTL) bila
memiliki kompetensi komplikasi. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
penderita Hipertensi diperlukan Acuan kegiatan yang terencana

B. Tujuan
Dengan dibuatnya buku pedoman kesehatan kerja bertujuan untuk:
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja yang setinggi
tingginya baik fisik, mental, maupun kesehatan social.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan
olehkondisi lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesadaran, pengetahua ntentang bahaya dan resiko ditempat kerja.
4. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dalam pengendalian penyakit dan
kesehatan pekerja dengan pemberdayaan masyrakat.

1
5. Untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

C. Sasaran
Sasaran penderita hipertensi yang mendapat pelayanan standar adalah penduduk
usia 15 tahun ke atas yang di layani baik dalam gedung maupun pelayanan di luar
gedung diantaranya Pelayanan Ponkesdes, Posyandu Lansia, Posbindu PTM maupun
Pelayanan pos UKK yang ada diwilayah Puskesmas Cerme. Penduduk wilayah kerja
Puskesmas Cerme meliputi:
1. Desa Morowudi
2. Desa Iker-Iker Geger
3. Desa Betiting
4. Desa Cerme Kidul
5. Desa Cerme Lor
6. Desa Cagak Agung
7. Desa Ngabetan
8. Desa Pandu
9. Desa Jono
10. Desa Tambak Beras
11. Desa Wedani
12. Desa Gedangkulut
13. Desa Semampir
14. Desa Padeg
15. Desa Kambingan
16. Desa Banjarsari

D. Ruang Lingkup
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Penyuluhan Penatalaksanaan/ Pengendalian Hipertensi melalui modifikasi gaya hidup
3. Pengobatan standar penderita Hipertensi
4. Melakukan Rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut bila ditemukan kompetensi
komplikasi

E. Batasan Operasional
Batasan operasional Program Hipertensi dilakukan di dalam gedung ataupun di luar
gedung (UKM) melalui penyuluhan, kunjungan pelayanan kesehatan, Posyandu lansia, Pos
UKK dan Pos Posbindu PTM.

2
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Masyarakat


Pengelola Program Hipertensi adalah petugas yang mendapat pelatihan Hipertensi yang
telah memenuhi standar kualifikasi sebagai tenaga pelaksana.
No. Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan Jumlah
1. Penanggung jawab Perawat Pengumpul data senua 1
program PTM penyakit PTM termasuk
Hipertensi
2. Pengelola Program Perawat Pengumpul data penyakit 1
Hipertensi Hipertensi
3. Petugas Pelaksana Bidan+Perawat baik Melaksanakan pelayanan
dalam gedung maupun kesehatan dalam
luar gedung mengukur TD

B. Distribusi Ketenagaan
Pelayanan Kesehatan Hipertensi dilaksanakan oleh petugas pelaksana sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya baik dalam gedung maupun diluar gedung.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan di desa dibantu oleh bidan desa dan perawat desa
setempat.

3
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang Pelayanan Hipertensi


Ruang pelayanan hipertensi di dilaksanakan di tempat-tempat pelayanan baik dalam
gedung meliputi ruang poli umum, poli lansia, UGD dan ruang KIA dan KB maupun luar
gedung meliputi ponkesdes, pos-pos posyandu,posbindu dan UKK.

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang dipakai pada program hipertensi membutuhkan sarana dan prasarana.
1. Sarana yang digunakan :
1) Pusling puskesmas
2. Prasarana yang digunakan terdiri dari;
1) Tensi meter
2) Leafleat/Lembar balik
3) Benner
4) Obat-Obat Dasar
5) Blanko Rujukan

4
BAB IV

TATALAKSANA KEGIATAN

A. Lingkup Kegiatan Program HIPERTENSI


Pendataan Penderita Hipertensi menurut wilayah kerja FKTP
Dilakukan tiap 1 bulan sekali selama 1 tahun. Data diperolah dari buku kunjungan poli
umum, UGD, kunjungan di desa, berdasarkan jumlah Estimasi penderita hipertensi
masing-masing kab/kota seluruh wilayah PKM Cerme dengan perhitungan:

Nilai Estimasi penderita HT Kab/Kota X Jumlah Penduduk yang berusia >15 tahun

Estimasi Penderita Hipertensi Kabupaten/Kota Jawa timur adalah 25,8 %

B. Metode Pelayanan Kesehatan Hipertensi


Metode yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan kerja
1. Anamnese
2. Ukur Tekanan Darah
3. Pemeriksaan fisik
4. Pengobatan sederhana/dasar
5. Rujukan ke FKTL bila ditemukan potensi komplikasi

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
1) Dilakukan identifikasi masalah
2) Setelah ditemukan masalah dituangkan dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
3) Setelah ada pendanaan maka RUK diubah menjadi RPK yang kemudian dilengkapi
dengan jadwal selama 1 tahun.

BAB V

LOGISTIK

Logistik yang diperlukan dalam pelayanan Hipertensi terdiri dari:

1. Tensi meter
2. Banner
3. Leafleat/Lembar balik

5
4. Obat dasar/sederhana
5. Blanko rujukan FKTL

BAB VI

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Tujuan penerapan keselamatan sasaran kegiatan ini dalah terciptanya keselamatan


penderita hipertensi agar tidak mengalami komplikasi dan menurunkan angka kematian yang
ditimbulkan dari penyakit Hipertensi.

Pelayanan Hipertensi memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :

1. Identifikasi potensi
Terjadinya potensi komplikasi yang disebabkan dari penyakit hipertensi
2. Pencegahan terjadi komplikasi
1) Melakukan penyuluhan dengan mengenalkan bahaya HT tak terkontrol
2) Modifikasi gaya hidup sehat
3) Pengobatan sederhana.

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri.

B. Prinsip Keselamatan Kerja


1. Penggunaan APD saat bekerja.
2. Bekerja sesuai SOP yang ditentukan

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

1. Pengendalian Mutu Pelayanan Kesehatan Hipertensi


Pemantauan dan evaluasi mencakup pelayanan kesehatan hipertensi di puskesmas baik dalam
gedung maupun luar gedung.Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan untuk mengukur

6
kinerja program hipertensi dipuskesmas sekaligus menjadi indikator dalam penilaian
akreditasi puskesmas.
Indikator mutu yang bisadi pantau dan di evaluasi program hipertensi adalah dapat
dilihat dari angka capaian penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan
standar diwilayah puskesmas cerme.
Cara mengukur indicator tersebut dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛


𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑟𝑖𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛
𝑘𝑎𝑏
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑝𝑟𝑒𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑜𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑘𝑢𝑟𝑢𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

Pelayanan kesehatan hipertensi memiliki target 50% dari jumlah penderita hipetensi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sector terkait dalam
pelaksanaan dan pembinaan kesehatan hipertensi dengan tetap memperhatikan prinsip proses
pembelajaran dan manfaat.
Keberhasilan kegiatan program hipertensi tergantung pada komitmen yang kuatdari pihak
terkait dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan penderita HT dalam mengendalikan faktor-
faktor resiko terjadinya komplikasi , sehingga dapat menurunkan angka kematian dan
komplikasi akibat hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai