2.4. Distosia
2.4.1. Definisi
Secara harafiah, distosia berarti persalinan sulit yang ditandai oleh
terlalu lambatnya kemajuan persalinan (Cunningham, et al., 2010). Suatu
persalinan juga dianggap mengalami hambatan jika bagian presentasi janin
tidak mengalami kemajuan melewati jalan lahir, walaupun dengan kontraksi
uterus yang adekuat (Dolea & AbouZahr, 2003).
2.4.2. Etiologi
Menurut American College of Obstericians and Gynecologists
(ACOG) distosia dapat terjadi akibat abnormalitas dari 3 faktor:
a. Power (kekuatan) – kontraktilitas uterus dan daya ekspulsif ibu.
b. Passanger – melibatkan janin.
c. Passage (jalan lahir) – melibatkan panggul.
(Cunningham, et al., 2010)
2.4.3. Faktor Risiko
Ada beberapa faktor risiko seorang wanita mengalami distosia:
a. Ukuran tubuh kecil
b. Seksio sesarea sebelumnya
c. Nulipara
Tapi faktor-faktor tersebut tidak memiliki nilai yang cukup prediktif
untuk dijadikan sebagai skrining awal terjadinya distosia (Ould El Joud &
Bouvier-Colle, 2001).
2.4.4. Diagnosis
Menurut ACOG Practice Bulletin: Dystocia and Augmentation of
Labour tahun 2003 diagnosis distosia tidak dapat ditegakkan sebelum
persalinan percobaan (trial of labor) yang adekuat tercapai.
Tabel 2.1. Pola Kelainan Persalinan, Kriteria, dan Metode Penanganan
Kriteria Diagnostik Anjuran Penanganan
Pola Persalinan
Nulipara Multipara Penanganan Khusus
Oksitosin/
Prolongation Disorder > 20 jam > 14 jam Tirah baring
seksio sesarea
Protraction Disorder
1. Perlambatan dilatasi <1,2 cm/jam < 1,4cm/jam
Menunggu Seksio sesarea
pada fase aktif
dan suportif untuk CPD
2. Perlambatan waktu <1,0 cm/jam <2,0 cm/jam
penurunan kepala
Arrest Disorder
1. Memanjangnya fase > 3 jam > 1 jam
Evaluasi CPD:
deselerasi
- CPD: seksio Istirahat bila
2. Kemacetan pembukaan > 2 jam > 2 jam
sesarea kelelahan
sekunder
- Non CPD: Seksio sesarea
3. Kemacetan penurunan > 1 jam > 1jam
oksitosin
4. Kegagalan penurunan (-) penurunan (-) penurunan