Anda di halaman 1dari 10

TUGAS AKHIR MODUL 6 PROFESIONAL

NAMA : MERY CHORIS


SMP : SMP N 10 SENAYANG

SOAL
Pada bagian terakhir dari rangkaian modul IPA yang telah Anda pelajari, Anda diminta
untuk memecahkan persoalan dan secara kritis menjawab pertanyaan yang diberikan.
Jawablah sesuai dengan pemahaman yang telah Anda dapatkan.
Dalam sebuah gelas kimia terdapat campuran yang berwujud padat anter diri dari
kamper (naftalena), garam dapur, dan batu kapur. Warna dari ketiga zat tersebut
adalah putih. Tugas anda sekarang adalah mencari prosedur yang tepat sehingga
ketiga zat tersebut dapat dipisahkan dengan sempurna. Pada bagian tugas ini, Anda
akan diberikan strategi dalam memecahkan persoalan.

1. Identifikasi sifat-sifat fisika dan kimia dari masing-masing zat tersebut.

Jawaban

a. NAFTALENA
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna
putih dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang
bersatu. Senyawa ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan.
Uap yang dihasilkan bersifat mudah terbakar. Naftalena paling banyak dihasilkan
dari destilasi tar batu bara, dan sedikit dari sisa fraksionasi minyak bumi.
Naftalena merupakan suatu bahan keras yang putih dengan bau tersendiri, dan
ditemui secara alami dalam bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak.
Naftalenta dikenal sebagai bahan utama penyusun kapur barus tradisional
Sifat Fisika Naftalena:
 Wujud zat : Kristal padat
 Warna : putih
 Perubahan wujud : dapat menyublim
 Kelarutan :tidak larut dalam pelarut air yang bersifat polar
 Daya hantar listrik : kurang baik
 Kemagnetan : non magnetic
 Titik leleh : 80,26 OC
 Titik didih : 218 OC
Sifat Kimia Naftalena:
 Sulit mengalami reaksi kimia
 Dalam bentuk uap, mudah terbakar
b. Garam Dapur

Garam dapur adalah sejenis mineral yang dapat membuat rasa asin. Biasanya
garam dapur yang tersedia secara umum adalah Natrium klorida (NaCl) yang
dihasilkan oleh air laut. Garam dalam bentuk alaminya adalah mineral kristal yang
dikenal sebagai batu garam atau halite.
Garam sangat diperlukan tubuh, tetapi bila dikonsumsi secara berlebihan dapat
menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi).
Selain itu garam juga digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai
bumbu. Untuk mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi
yodium
Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa.

Sifat Fisika Garam Dapur:


 Wujud Zat : Kristal padat
 Warna : Cerah dan transparan, terkadang buram
 Perubahan wujud : Dapat menguap
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Daya hantar listrik : Kurang baik dalam bentuk padatan, sangat baik
Dalam bentuk larutan
 Kemagnetan : Diamagnetic
 Titik leleh : 801 OC
 Titik didih : 1465 OC
Sifat Kimia Garam Dapur
 Bias didapat dari reaksi NaOH dan HCl sehingga pH nya netral
 Ikatan ionik kuat (Na+) + (Cl-) selisih elektro negatifnya lebih dari 2
 Larutannya merupakan elektrolit kuat karena terionisasi sempurna pada
air.
c. Batu Kapur
Batu kapur atau limestone adalah sebuah batuan sedimen dengan rumus
kimia CaCO3. Terdiri dari mineral Calcium Carbonate.
Sifat Fisika Batu Kapur
 Wujud Zat : Keras dan padat
 Warna : putih
 Perubahan wujud : Tidak dapat menguap dan menyublim
 Kelarutan : sulit larut dalam air
 Daya hantar listrik : Kurang baik
 Kemagnetan : non magnetic
 Titik leleh :-
 Titik didih :-
Sifat Kimia Batu Kapur
 Batu kapur bersifat basa
 Batu gamping bersifat reaktif, terutama terhadap air hujan yang
mengandung CO3 dari udara maupun dari hasil pembusukan zat-zat
organik di permukaan tanah.
2. Identifikasi adakah zat yang mudah menyublim, zat yang mudah larut
dalam air, dan zat yang sukar larut dalam air.
Jawaban

Zat yang mudah menyublim adalah naftalen (kapur barus) dengan


rumus molekul C10H8 dengan dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa ini
bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Oleh karena itu
naftalena digunakan pada percobaan pengamatan titik leleh karena mudah
menguap sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk menyublim.
Kemudian hasil lelehan naftalena tidak berwarna atau bening, sehingga lebih
mudah diamati titik awal lelehnya.
Zat yang mudah larut dengan air adalah garam, karena pada saat NaCl
larut dalam air akan membentuk ion Na+ dan Cl-. Sedangkan air akan terionisasi
menjadi H3O+ dan O2-, sehingga ion hidrogen memiliki muatan cenderung positif
(tidak benar-benar positif) sehingga dapat menstabilkan ion klorida. Sementara
ion oksigen cenderung bermuatan negatif, sehingga dapat menstabilkan ion
natrium. Artinya ion natrium akan dikelilingi oleh air pada (ion dipol) oksigen dan
ion klorida akan dikelilingi (membentuk ikatan ion-dipol ) air pada ion hidrogen
seperti ditunjukkan oleh gambar 1 berikut ini.

Gambar 1. Proses pelarutan NaCl pada H2O


Sedangkan zat yang sukar larut dalam air yaitu batu kapur (CaCO3) dan
naftalena (C10H8). Batu kapur adalah senyawa kovalen polar, terdiri dari ion Ca2+
dan ion CO32-, tetapi sukar larut dalam air. Hal itu terjadi karena ion-ion dalam di
batu kapur bertarikan dengan sangat kuat, sehingga air tidak mampu
melarutkannya. Sedangkan naftalena termasuk dalam golongan hidrokarbon
ikan kimia yang terjadi pada atom H dan C adalah ikatan kovalen non polar
sehingga naftalena tidak dapat larut dalam air.

3. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat yang mudah menyublim.
Jawaban
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan
menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran
yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode
ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod

 Prosedur Kerja

a. Kapur barus dihaluskan menggunakan alu dan lumpang


b. Diambil menggunakan spatula lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia
c. Pasir dimasukkan ke dalam gelas kimia tersebut
d. Diberi kaca arloji dan es batu pada bagian atas gelas kimia
e. Gelas kimia dipanaskan menggunakan pembakar spirtus
f. Diamati apa yang terjadi dan dicatat
g. Kristal pada bagian bawah kaca arloji dikumpulkan di gelas kimia

4. Pertimbangkan kelarutan kedua zat terakhir dalam pelarut air.


Jawaban

Naftalen merupakan senyawa murni pertama yang diperoleh dari fraksi titik didih
lebih tinggi dari tar batubara. Naftallen mudah diisolaso karena senyawa ini
menyublim dari tar menjadi padatan kristal tidak berwarna yang indah, dengan titik
leleh 80 oC. Naftalen merupakan senyawa polisiklik dengan dua cincin benzena
yang bergabung. Telah kita ketahui bahwa benzena dan turunannya tidak dapat larut
dalam air, hal ini yang menyebabkan naftalen yang merupakan turunan dari benzena
tidak dapat lariut dalam air karena bersifat non polar atau tidak dapat larut dalam
pelarut. Jadi Antara garam dapur dengan batu kapur maka yang cepat larut dalam
air adalah garam dapur.

5. Cari prosedur yang tepat untuk memisahkan zat-zat tersebut berdasarkan


kelarutannya dalam air.

Jawaban
Dari teori diatas maka telah dilakukan uji coba di rumah karena di sekolah
tidak ada laboratorium maka untuk memisahkan zat garam dapur, kapur sirih dan
naftalena yang telah tercampur dengan persiapan dan prosedur sebgai berikut :
a. Persiapan alat dan Bahan
 Alat – alat :
1. Set pembakaran (kaki tiga, pembakar m.tanah, ) (1 set)
2. Gelas kaca kecil (1 buah)
3. Piring Kaca (4 buah)
4. Kertas saring (2 buah)
5. Corong kaca (1 buah)
6. Timbangan (1 buah)
7. Palu(pengganti mortal n alu ) (1 buah)
8. Sendok (1 buah)
9. Gelas kaca (1 buah)

 Bahan :
1. Naftalena (Kapur Barus) (3 gram)
2. Garam dapur (3 gram)
3. Batu kapur (3 gram)
4. Air (50 ml)
5. Es batu secukupnya

Gambar : Alat-alat Praktikum pemisahan campuran


Gambar : Bahan Pemisahan

 Langkah-langkah kerja 1 (Filtrasi dan Sublimasi) :


1. Menyiapkan alat dan bahan seperti gambar tersebut
2. Menumbuk kapur barus dan batu kapur dengan palu (secara terpisah)
3. Menimbang massa naftalena, batu kapur dan garam dapur masing-
masing 3 gram
4. Mencampurkan ketiga zat yang telah dtimbang menjadi satu (naftalena,
batu kapur, dan garam dapur.
5. Menambahkan 50 ml air pada campuran tersebut
6. Mengaduknya dengan sendok hingga tercampur rata campuran tersebut
Proses filtrasi
7. Menyaring larutan campuran tersebut. (melakukan 2 kali proses filtrasi
agar filtrat yang dihasilkan benar-benar terpisah)
8. Mengamati filtrat yang dihasilkan dari proses penyaringan (sisihkan
terlebih dahulu)
9. Hasil residu (tertinggal di kertas saring) berupa batu kapur dan naftalena
yang tidak dapat larut dalam air
10. Menyiapkan hasil residu hasil filtrasi
Proses sublimasi
11. Menempatkannya pada wadah
12. Memanaskan kedua zat tersebut diatas pembakar kaki tiga
13. Menutup wadah dengan piring kaca
14. Meletakkan es batu diatas piring kaca
15. Mengamati perubahan pada bagian bawah piring kaca
16. Mengamati perubahan pada wadah
17. Mencatat hasi pengamatan
Proses kristalisasi
18. Menyiapkan hasil filtrat hasil penyaringan
19. Memanaskan larutan filtrat pada kaki tiga
20. Mengamati hasil penguapan pada dasar wadah
21. Membiarkan air menguap sampai habis
22. Mengamati zat yang tertinggal pada wadah
23. Mencatat hasil pengamatan

Dokumentasi langkah-langkah pemisahan campuran NaCl - C10H8, - CaCO3

Gambar : Menghaluskan Bahan Gambar:Bahan yang sudah dihaluskan


masing-masing ditimbang

Gambar :ketiga bahan dicampur dan Gambar :Campuran di saring


Ditambah air 50 ml kedlm gelas kaca

Gambar: dihasilkan filtarsi jernih setelah gambar : menyiapkan pembakar


2 kal penyaringan
Gambar:residu yang tertinggal dikertas Gambar: Kristal Naftalen menempel di bagian
Saring dipindahkan ke wadah lalu bawah piring kaca
disublimasi

Gambar:batu kapur mengeras gambar: Foto dengan hasil sublimasi kristal


naftalen

6. Zat apakah yang pertama kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses
pemisahan.
Jawaban

Zat yang pertama kali di dapat dalam percobaan diatas adalah residu saat
filtrasi yaitu naftalena dan batu kapur yang tidak dapat larut dalam air karena
naftalena dengan rumus molekul C10H8 termasuk dalam senyawa organik
hidrokarbon aromatik dengan struktur molekul dua cincin benzena sehingga
naftalena tidak mudah larut dalam air. Sedangkan zat batu kapur (CaCO 3)
berikatan kovalen polar yang kuat sehingga saat ion-ion terionasisi dalam air
menjadi Ca2+ dan CO32- berikatan sangat kuat sehingga air tidak mampu
melarutkannya. Maka diperlukan metode pemisahan yang lain, yaitu sublimasi
karena perbedaan titik didih antara naftalena dan batu kapur selisih sangat besara
maka metode pemisahan yang tepat adalah dengan sublimasi.

Saat sublimasi berlangsung zat naftalena menguap terlebih dahulu hal ini
dikarenakan naftalena memilkiki titik didih yang rendah dan sifat fisikanya ynag
mudah menguap sedangkan batu kapur akan tertinggal d dasar wadah.
7. Zat apakah yang terakhir kali Anda dapatkan sebagai hasil dari proses
pemisahan.
Jawaban
Setelah garam dilarutkan pada tahap kristalisasi, akan diperoleh residu berupa
campuran naftalen dengan batu kapur. Langkah pemisahan selanjutnya yang
dilakukan adalah sublimasi. Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran
sesama zat padat berdasarkan perubahan wujud zat. Campuran yang terdiri dari
naftalena dan batu kapur ini kemudian dipanaskan, maka naftalen menyublim.
Hentikan pemanasan ketika uap naftalena sudah mencapai bagian bawah gelas
arloji. Gas naftalen didinginkan dengan es yang berada di atas wadah .Terbentuk
Kristal naftalena yang menempel di bagian bawah gelas arloji. Jika seluruh naftalen
yang tercampur tadi sudah menyublim maka yang tertinggal adalah batu kapur. Batu
kapur adalah zat yang terakhir kali didapatkan.

8. Tulis kesimpulan yang Anda peroleh

Jawaban

Pemisahan campuran naftalena, garam dapur dan batu kapur dilakukan dengan
cara 3 tahap yaitu:
1. Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring).Dasar
pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya, dalam hal ini didapatkan naftalena dan batu kapur yang kemudain
dipisahkan lagi dengan sublimasi
2. Sublimasi yaitu metode pemisahan campuran berdasarkan kemudahan salah
satu zat untuk menyublim (berubah fase dari padat menjadi gas), dalam hal ini
didapatkan butiran naftalena dari hasil sublimasi dan Kristal CaCO3 di dasar
gelas.
3. Penguapan adalah metode pemisahan campuran larutan, antara zat terlarut
dengan zat pelarutnya, dengan cara pemanasan. Hasil penguapan adalah
butiran garam dapur.
RUJUKAN

https://bisakimia.com/2016/12/05/naftalen-sebagai-bahan-baku-kamper/
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=wikipedia+aftalena
https://id.wikipedia.org/wiki/Garam_dapur#cite_note-2
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid
http://ekogeo-ekogeo.blogspot.com/2016/11/kapur-batu-gamping-untuk-industri-
dan.html
http://stazzh.blogspot.com/2014/11/laporan-praktikum-kimia-dasar-i.html
https://vdokumen.net/laporan-tetap-kimia-organik-i-syukwan.htm

Anda mungkin juga menyukai