Anda di halaman 1dari 27

Rabu, 06 April 2011

Sejaran Perkembangan Mesin Anestesi


PENDAHULUAN
Tidak ada satu alat pun yang lebih erat hubungannya dengan seorang ahli
anestesiologi selain mesin anestesi.1 Tugas utama seorang ahli anestesiologi
adalah memastikan bahwa peralatannya dapat memberikan suatu kadar oksigen
yang adekuat pada penderita.2
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian
anestesi. Tipe mesin anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin
anestesi jenis cotinuous-flow, yang dirancang untuk memberikan secara akurat
dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen dan nitrogen oksida), dicampur
dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan dengan aliran dan
tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator,
sucktion unit, dan peralatan monitoring pasien.3
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering
menyebabkan akibat samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu
sendiri.1,4 Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi
mesin merupakan penyebab tersering. Kecelakaan ini mencatat angka 2% kasus
pada American Society of Anesthesiology (ASA) Close Claim Project Database.
Sirkuit nafas merupakan sumber tersering terjadinya kecelakaan (39%) dan
menyebabkan 70% kematian atau kerusakan otak, hampir semua insiden
berhubungan dengan miskoneksi dan diskoneksi alat.1
Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris
Hendry Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli
anestesi selalu membawa sendiri semua perlengkapannya, tetapi dengan
berkembangnya alat-alat yang lebih berat, tabung penyimpanan gas yang
besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal ini menjadi tidak
praktis.3
Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki
dan mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin
anestesi yang sangat penting bagi keamanan pasien.1
DEFINISI
Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang
mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah
menguap.2
Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan
perlengkapannya yang digunakan untuk memberikan anestesi umum secara
inhalasi.5
Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi
inhalasi.6

KOMPONEN MESIN ANESTESI


Secara umum mesin anestesi yang kita kenal sekarang terdiri dari 3 komponen
yang saling berhubungan, yaitu:
Komponen 1 : sumber gas, penunjuk aliran gas/ flow meter dan penguap/
vaporizer
Komponen 2 : sirkuit nafas: sistem lingkar dan sistem magill
Komponen 3 : alat yang menghubungkan sirkuit nafas dan pasien; sungkup muka,
pipa endotrakea.

Komponen 1
 Sumber gas. Oksigen biasanya disimpan secara terpusat dalam bentuk
cairan dan disalurkan melalui pipa ke kamar operasi dan tempat-tempat lainnya
melalui jalur pipa. Masing-masing pipa diberi warna yang berbeda dan dihubungkan
dengan mesin dengan suatu sistem diameter index safety untuk menghindari kesalahan
penyambungan.1
 Penunjuk aliran gas. Berbentuk tabung gelas yang didalamnya terdapat
indikator pengukur yang umumnya berbentuk bola atau rotameter. Skala yang tertera
umumnya dalam L/menit atau mL/menit. Flowmeter dapat dibuka dengan cara
memutar tombol pemutar kearah berlawanan dengan putaran jarum jam. Bila indikator
berbentuk bola maka angka laju aliran dibaca setinggi bagian tengah bola dan bila
memakai rotameter dibaca setinggi bagian atas rotameter. Terdapat pula flow meter
dengan sistem digital.5
 Penguap/ Vaporizer. Berfungsi untuk menguapkan zat anestesi cair yang
mudah menguap (volatile anesthetic agent) yang biasanya dilengkapi pemutar untuk
mengatur besar kecilnya konsentrasi zat anestesi yang keluar.5
Komponen 2
Sirkuit nafas: Aliran gas dari sumber gas berupa campuran O2 dan gas anestesi
akan mengalir melalui vaporizer. Campuran gas yang lazim disebut aliran gas
segar ini selanjutnya akan masuk ke sirkuit nafas pasien. Sirkuit nafas pasien
tersebut adalah:
 Sistem lingkar: terjadi rebreathing
 Sistem Magill dan Mapleson dengan variasi: rebreathing tidak ada atau
minimal sekali.5
Sistem Magill (Mapleson A) merupakan sistem penyediaan gas yang paling sering
digunakan di inggris untuk pasien yang bernafas spontan.2

Gambar 1. Sistem pernafasan Magill atau Mapleson A. F = peralatan ruang rugi V


= katup ekspirasi FG = gas segar B = kantong cadangan dan lubang kantung AV =
penderita membuang nafas gas ruang rugi.
Komponen 3
Sungkup muka atau pipa endotrakea terdapat dalam berbagai ukuran dan dapat
terbuat dari bahan plastik maupun karet.5
 Sungkup muka: Terdapat beberapa rancangan sungkup muka. Sungkup
muka dengan bahan transparan memungkinkan memantau uap gas ekspirasi dan dapat
mengenali terjadinya muntah dengan segera. Sungkup muka dari bahan karet hitam
dapat menyesuaikan dengan bentuk wajah yang tidak biasa.
 Pipa endotrakea: digunakan untuk memberikan gas anestesi langsung ke
trakea dan memungkinkan untuk mengontrol ventilasi dan oksigenasi. Pipa endotrakea
umumnya dibuat dari bahan polivinil klorida dengan berbagai ukuran dan dapat
dilengkapi dengan balon atau tidak.1
SEJARAH MESIN ANESTESI
Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dekenal dengan anestesi boleh
dikatakan dimulai sejak hari dimana Sir Humphry Davy, pencipta lampu tambang,
menemukan “gas gelak” atau Nitrogen-oksida. Davy menemukan bahwa senyawa
Nitrogen dan Oksigen (Nitrogen-oksida) dapat menimbulkan akibat yang tidak
biasa. Pada mulanya, saat Davy menghirup gas ini, timbul euforia yang segera
diikuti oleh ledakan tawa yang tidak dapat dikendalikan hingga terjadi hilangnya
kesadaran.7 Davy juga mendapati sakit giginya hilang ketika secara tidak sengaja
ia menghirup gas ini. Ini terjadi sekitar desember tahun 1799. Saat itu ia berfikir
bahwa nitrogen-oksida dapat digunakan pada pembedahan, akan tetapi tidak ada
yang mencoba menggunakannya selama bertahun-tahun.8 Dalam buku yang
ditulisnya sekitar Juli tahun1800 yang berjudul “Researches chemical and
philosophical; chiefly concerning nitrous oxide or dephlogisticated nitrous air,
and its aspiration” , dalam salah satu kesimpulannya terkutip satu paragraf yang
sekarang sering disebut-sebut sebagai berikut:
As nitrous oxide in its etensive operation appears capable of destroying physical
pain, it may probably be used with advantage during surgical operations in which
no great effusion of blood take place.9
Pemikiran Davy ini tampaknya menjadi benih yang tumbuh dengan digunakannya
nitrogen oksida sebagai anestesi untuk pertamakalinya.9 Pemakaian anestesi
untuk menghilangkan nyeri selama pembedahan diprakarsai oleh dokter gigi di
Amerika Serikat. Horace Wells (1815-1848) seorang dokter gigi di Connecticut
merupakan orang pertama yang berhasil menggunakan nitrogenoksida (gas gelak)
sebagai anestesi untuk percabutan gigi. Dr. Horace Wells melakukan beberapa
kali demonstasi didepan koleganya sehingga dalam waktu singkat manfaat dari
gas ini dapat diketahui orang.7 Pada 11 Desember 1844 iameminta seseorang
untuk mencabut salah satu giginya sementara ia menghirup nitrogen-oksida dan
berhasil dengan baik sekali. Sayangnya ketika ia melakukannya di Rumah Sakit
Umum Massachusetts, Boston, percobaannya tidak berjalan mulus, para pelajar
yang melihatnya mengejek dan berteriak “penipu!”. Akhirnya ia memutuskan
untuk bunuh diri dalam usia 33 tahun.8
Penghargaan bagi pengguna pertama anestesi untuk prosedur pembedahan adalah
milik Dr. Crawford Long (1815-1878), seorang praktisi pemerintah di Georgia
yang memulai penggunaan eter untuk kasus bedah minor pada 30 Maret 1842,
Pasien pertamanya, James Venable, menghirup handuk yang dibasahi eter dan
kemudian menjadi tidak sadarkan diri. Long kemudian dapat mengangkat kista
dari lehernya, namun ia tidak mempublikasikan teknik ini sampai tahun 1848.9

Gambar 2. A. Sir Humphrey Davy.10 B. Dr. Horace Wells.11 C. Dr. Crawford


Long.12
Dr. William Morton, seorang dokter gigi di Boston yang merupakan rekan Dr.
Horace wells adalah merupakan salah satu orang yang pertama kali menggunakan
eter sebagai anestesia. Pada tahun 1846, hanya dua tahun setelah Horace Wells
berhasil melakukan anestesi dengan nitrogen-oksida, Dr. William
Morton (1819-1868) membuat mesin anestesi pertama. Alat sederhana yang
dibuat Morton berupa sebuah gelas bulat yang dilengkapi dengan busa yang
dibasahi dengan larutan eter, dalam hal ini yang harus dilakukan pasien adalah
menghirup uap melalui salah satu dari dua lubang/ saluran keluar.7 Morton
berfikir untuk menggunakan gas nitrogen-oksida dalam praktiknya sebagaimana
yang dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida kepada Charles
Jackson, seorang ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun
Jackson justru menyarankan eter sebagai pengganti gas nitrogen-oksida. Morton
menemukan efek bius eter lebih kuat dibandingkan gas nitrogen-oksida.13

Gambar 3. A. Dr. William Morton dengan inhaler eter ciptaannya. B. Suasana


demonstrasi anestesi pertama Morton.
Hasil ciptaan Morton ini diuji coba pada 16 oktober 1846 dikamar bedah Rumah
sakit umum Massacusetts Boston pada seorang laki-laki berusia dua puluh tahun
yang berhasil dianestesi sehingga tumor didaerah leher (sebagian menyebutkan
tumor pada rahang) dapat diangkat tanpa hambatan berarti. Tanggal 16 oktober
1846 tepatnya pada hari jum’at ini kemudian ditetapkan sebagai “Hari Eter”.9
Eter sendiri ditemukan pertama kali oleh seorang ahli kimia berkebangsaan
Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275 yang menamainya “sweet
vitriol”kemudian diubah namanya menjadi eter oleh W.G. Frobenius pada tahun
1730.13
Dr. James Young Simpson (1811-1870), seorang ginekolog terkenal di Edinburgh
(Skotlandia) pertama kali menggunakan eter dalam praktik kebidanannya.
Simpson beranggapan bahwa eter tidak cukup stabil untuk digunakan dalam
praktiknya sehingga dia mempertimbangkan untuk menggunakan bahan anestetik
lain. Setelah melakukan banyak percobaan ia memutuskan bahwa kloroform dapat
memberikan anestesia lebih baik daripada eter atau nitrogen-oksida. Dr. James
Simpson merupakan orang pertama yang menggunakan kroroform untuk
menghilangkan nyeri persalinan dikarenakan ia tidak puas dengan eter, tidak
hanya karena mengiritasi mata dan mudah terbakar, akan tetapi juga karena tidak
ada jaminan keamanannya.7
Simpson pertama kali menggunakan kloroform pada tahun 1847 dengan cara
sederhana yaitu dengan menyiramkan zat ini pada sebuah sapu tangan dan
diletakkan menutupi mulut dan hidung penderita sehingga ia dapat menghirup
uapnya.9 Kemudian Schimmelbusch (1860-1895), seorang ahli bedah di Berlin
menggunakan masker yang dapat dipakai untuk memberikan kloroform, etil
klorida atau dietil eter.6

Gambar 4. A. Dr. James Young Simpson. B. Ilustrasi Simpson dengan uji


kloroformnya.
Alat Inhalasi Nitrogen-Oksida, Eter Dan Kloroform Zaman Permulaan (1850 –
1900)
Alat yang digunakan untuk memberikan agen anestesi inhalasi mengalami proses
yang berkembang terus-menerus. Selama periode 1850 – 1900 eter dan kloroform
saling bersaing dalam hal keunggulannya16. Tercatat beberapa alat yang digunakan
pada periode ini antara lain:

Inhaler eter John S now (1858)


John Snow (1813-1858) seorang dokter Inggris merupakan spesialis anestesiologi
klinis pertama. Ia mempelajari sifat-sifat fisik zat anestetik dan konsentrasinya
dalam udara dan darah. Berdasarkan penelitiannya ia merancang suatu alat yang
dapat mengatur penghantaran zat anestetik.. Ia juga mendefinisikan lima stadium
anestesi. Ia berperan dalam hal diterimanya kloroform sebagai anestesi pada
persalinan dengan memberikan zat ini kepada Ratu Victoria pada tahun 1853 dan
1857.17 Pada tahun 1858 ia meggambarkan inhaler kloroform untuk pertama
kalinya di London Medical Gazette:14

Gambar 5. A. Inhaler kloroform John Snow. B. Dr. John Snow (1813 – 1858).

Kawat Skinner dan Masker Esmarch (1862)


Beberapa modifikasi rangka kawat Skinner (1862) dan masker Esmarch (1823-
1908) cukup populer di Eropa. Cukup banyak udara yang dapat dihirup melalui
celah pemisah antara masker dengan wajah penderita.6
Skinner merupakan seorang ahli kebidanan di Liverpool yang merancang masker
penutup berkerangka besi yang berbentuk kubah.18

Gambar 6. Inhaler Skinner, masker kawat buatannya banyak ditiru orang.

Johann Friedrich August von Esmarch, seorang profesor bedah di Kiel pada tahun
1862 memodifikasi masker Skinner.19 Masker ditutupkan kewajah, kemudian
selembar kain yang telah dibasahi agen anestesi inhalai diselubungkan diatasnya.
Pasien menghirup uap gasnya meleui hidung dan mulut.6

Gambar 7. A. Masker Esmarch. B. Johann Friedrich August von Esmarch (1823 –


1908).

Inhaler Kloroform Junker (1867)


Pada tahun 1867 (1828-1902) Ferdinand Edelberg Junker, seorang ahli bedah
berkebangsaan austria membuat pelalatan insuflasi kloroform dengan prinsip
draw-over. Ia mengalirkan udara diatas kloroform melalui suatu pompa tangan.
Alat ini terdiri dari bellow ganda yang terbuat dari karet, pipa, botol tempat agen
inhalasi yang dilengkapi katup pengaman otomatis dan sungkup muka.20

Gambar 8. A. Ferdinand Edelberg Junker von Langegg (1828 – 1902) B. Inhaler


Junker.

Inhaler Eter Clover (1877)


Setelah kematian John Snow, Joseph T Clover (1825-1822) menjadi pemimpin
peneliti anestesi ilmiah di Inggris. Pada tahun 1862 ia menciptakan suatu inhaler
kloroform yang memungkinkan pengukuran konsentrasi dan pemberian secara
akurat campuran kloroform dan udara . Alat ini bebentuk kantung besar yang
disandang dipunggung ahli anestesi dan mengandung 4-5% uaap kloroform dalam
udara. Clover menyebutkan beberapa keuntungan dariinhaler buatannya:
1. Tidak memiliki katup
2. Nafas tenang dengan hantaran gas secara perlahan
3. Penderita akan tertidur dalam 2 menit
4. Tidak diperlukan pengisian kembali eter intraoperatif
5. Masa pemulihan lebih cepat
6. Tidak memiliki busa/sponge dan tidak berasa.
7. Sisa eter cukup aman digunakan untuk pasien berikutnya.20
Gambar 9. A. Joseph T Clover (1825-1822). B & C. Inhaler Clover.

Masker / Inhaler Schimmelbusch (1890)


Pada tahun 1890, Carl schimmelbusch (1860 – 1895) seorang ahli bedah di
Jerman merancang sebuah masker baru untuk pemberian anestesi dengan eter dan
kloroform. Masker Schimmelbusch berupa masker rangka besi dengan cekungan
untuk mengumpulkan agen anestesi yang berlebihan dan dilengkapi rangka kawat
yang dapat dilepas untuk menahan kain penutup.16 Inhaler schimmelbusch segera
menjadi alat yang populer di Jerman dan sangatlah mengejutkan bahwa sampai
sekarang masker ini masih digunakan untuk memberikan anestesi di negaranegara
dunia ketiga.22
Gambar 10. Masker/ Inhaler Schimmelbusch dengan cekungan untuk
megumpul kelebihan agen anestesi.22

Inhaler Eter Hewitt (1891)


Sir Frederick Hewitt (1857-1916) merupakan dokter anestesi pada London
Hospital. Ia memberikan anestesi eter kepada Raja Edward VII pada tahun 1902.
Ia meyakini bahwa pemberian anestesi dengan nitrogen oksida sangatlah mungkin
dilakukan tanpa terjadi asfiksia, dan bahwa kloroform berpotensi membahayakan
selama induksi anestesi. Hewitt memodifikasi inhaler kloroform Junker dan
mendesain kembali inhaler Clover , memperbesar diameter tabung sentral dan
mengatur rotasinya didalam wadah penyimpanan eter. (I) Keunggulan inhaler
buatannya dibandingkan dengan inhaler clover adalah:
1. Diameter internal yang lebih besar
2. Tabung sentral yang dapat diputar
3. Pengisian kembali eter intraoperatif
4. Ruang air yang lebih kecil
5. Sungkup muka terpasang dengan aman
Gambar 11. A & B. Inhaler hewitt.14,20

Alat-Alat Anestesi (1900 – 1925)


Masker dan Dropper Eter Bellamy Gardner (1908)
H. bellamy Gardner, seorang ahli anestesi di Charing Cross Hospital, merupakan
orang pertama yang menggunakan eter dengan system tetes terbuka. Sekitar tahun
1908 Gardner merancang sebuah masker berupa masker kawat sederhana dengan
rangka besi yang dapat dilepas dan sebuah penjepit untuk menahan kain penutup.
Ia mengemukakan masalah-masalah yang dapat timbul bila eter diberikan melalui
sebuah kantung tertutup sebagai berikut:
1. Wajah menjadi kehitaman dan keluarnya darah vena dari permukaan
luka operasi.
2. Kemungkinan meningkatnya sekresi lendir saluran nafas.
3. Munculnya upaya nafas kuat oleh otot-otot abdomen.
4. Didapati After Sickness pada 75% kasus.

Gambar 12. Dropper dan Masker Bellamy Gardner.


Masker Yankauer (1910)
Sekitar tahun 1910, Sidney Yankauer (1872 – 1932) seorang ahli THT di New
York City merancang masker untuk memberikan anestesi dengan eter atau
kloroform. Masker yankauer berbentuk oval dengan kawat jaring yang ditutupi
beberapa lapis kain yang dikencangkan dengan rangka spiral.

Gambar 13. Masker Yankauer.22

Peralatan Gwathmey (1914)


Richard von Foregger (1872-1960) merupakan seorang doktor filosofi bidang
kimia yang mendirikan The Foregger Company pada tanggal 26 Mei 1914.
Peralatan Gwathmey (James Tayloe Gwathmey, seorang ahli anestesi terkenal
yang ditemui foregger pada tahun 1907) merupakan produk permulaan mereka
sejak tahun 1914 sampai beberapa tahun kemudian dan merupakan unit peralatan
standar rumah sakit untuk memberikan nitrogen oksida, oksigen, dan eter. Alat ini
tidak dilengkapi katup pengurang, tetapi mempunyai katup pengatur aliran
aksigen dan nitrogen oksida. Tiap gas dialirkan ke tabung kalibrasi dengan lubang
keluar terpisah yang memungkinkan gas membentuk gelembung saat melewati air
kedalam tabung pencampur sehingga ahli anestesi dapat mengatur aliran yang
diinginkan. Peralatan Gwathmey sangat mempengaruhi desain mesin Boyle
sebagaimana diakui oleh Boyle sendiri.
Gambar 14. Peralatan Gwathmey.

Mesin Anestesi Boyle (1917)


Pada tahun 1917, Henry Edmund Gaskin Boyle (1875 – 1941), seorang ahli
anestesi kelahiran Barbados, merancang sebuah mesin anestesi untuk memberkan
anestesi dengan oksigen/ nitrogen oksida dan eter. Mesin anestesi asli ini tahap
demi tahap mengalami perbaikan dan modifikasi selama lebih dari lima dekade
berikutnya.19 Hingga saat ini mesin anestesi pengembangan mesin Boyle
merupakan jenis mesin yang paling banyak dipakai di inggris.6,19

Gambar 14. A. Mesin Boyle orisinil B. Henry Edmund Gaskin Boyle (1875-
1941).
Alat-Alat Anestesi (1925 - 1950)
Sampai pada tahun 1924, peralatan anestesi yang tersedia masih sangat dasar.
British Oxygen Company di London, Dräger di Jerman, tiga perusahaan di
Amerika serikat – Foregger, Heidbrink, dan McKesson – mengembangkan mesin
anestesi. Saat ini merupakan era inovasi dan penemuan. Pada tahun 1919 Sir Ivan
Magill mengembangkan teknik pemasangan pipa endotrakea yang
menandai lahirnya anestesi endotrakea.25
Selama periode ini dirancang peralatan untuk sirkuit anestesi tertutup
dan perlengkatan anestesi portabel antara lain:

Alat A nestesi Endotrakea Magill (1930)


Sir Ivan Whiteside Magill (1888 – 1986), seorang ahli bedah di Rumah Sakit
Stanley, Liverpool bergabung dengan angkatan perang Irlandia pada perang Loos
(1914-1918). Magill merupakan orang pertama yang melakukan intubasi trakea
dengan menggunakan dua pipa karet sempit untuk memberikan anestesi eter
dengan menggunakan sedikit tekanan positif.
Magill merupakan tokoh yang selama beberapa tahun selalu merancang dan
mengembangkan berbagai peralatan baru guna menemukan alat yang aman bagi
pasien dan nyaman bagi ahli bedah. Diantara alat-alat yang diciptakannya adalah
laringoskop, forsep laring, dan ”Magill Attachment” suatu kombinasisederhana
dari breathing tube, reservoir bag dan katup ekspirasi.6
Nitrous Oxide-Oxygen-Chloroform-Ether-Carbon Diokside Apparatus Magill’s
terdiri dari peralatan tempat eter, ditambah botol pencampur transparan untuk
nitrogen oksida dan oksigen, botol terpisah untuk karbon dioksida,
botol kloroform yang semuanya dilekatkan pada suatu lempengan nikel yang
dilengkapipegangan agar dapat dibawa.20
Gambar 15. Perlengkapan endotrakea Magill.
Mesin Boyle (Model G)
Mesin Boyle, meskipun dinamakan sesuai ahli anestesi yang menemukannya,
sebenarnya merupakan merek dagang milik British Oxygen Company. Mesin
Boyle standar terdiri dari meja besi yang dilengkapi dengan keranjang untuk
membawa tabung gas. Puncak tabung dipasangi katup Adam’s dan dihubungkan
dengan rotameter melalui sebuah pipa karet. Mesin ini dilengkapi peralatan
rebreathing magill.25

Gambar 16. Mesin Boyle (Model G).

Mesin Anestesi (1950-1970)


Mesin Marret (1950)
Mesin Anestesi Marret dapat disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sikkuit tertutup
atau setengah tertutup.26

Mesin Gillis (1950)


Merupakan versi Inggris dari sebuah mesin anestesi modern pada tahun 1950-an.
Merupakan mesin portabel yang dilengkapi dengan sirkuit anestesi tertutup.
Mesin ini telah digunakan selama lebih kurang lima 50 tahun.26
Gambar 17. A. Mesin Marret. B. Mesin Gillis.
Unit Vaporizer Draw Over (EMO dengan IOB)
Dirancang oleh Epstein dan Machintosh di Oxford pada tahun 1952, merupakan
peralahan anestesi inhalasi draw-over yang paling terkenal pada saat itu. Bagi
Angkatan perang india alat ini merupakan tulang punggung perlengkapan anestesi
ditempat-tempat terpencil dimana para tentara bertugas.
OIB (Oxford Inflating Bellow) merupakan alat yang digunakan untuk
ventilasi manual.25

Gambar 18. Unit Vaporizer Draw-Over (EMO dengan IOB).


Blease Pulmoflator Seri 5050 (1960)
Dibuat oleh Blease Anesthetic Equipment Ltd, Ryefield crescent, Middlesex.
Mesin ini benar-benar merupakan salah satu keajaian yang dicapai dibidang
anestesi. Ventilator dirancang pada tahun 1960-70an untuk digunakan terutama
jika dimakai obat pelumpuh otot. Teknik anestesi balans kemudian menjadi sangat
terkenal di Liverpool. Ventilator pada mesin ini dirancang untuk siklus pressure
dan volume. Mesin ini dilengkapi alat pengukur tekanan darah, alat penghisap,
dan tempat pemasangan unit bronkoskopi dengan sumber cahaya yang berasal
dari transformer disamping alat. Alat ini dapat memeberikan sirkuittertutup atau
semi-tertutup dengan kontrol manual.24,25

Gambar 18. Blease Pulmoflator Seri 5050.

Mesin Boyle (Model F) 1955IOL memproduksi banyak sekali mesin anestesi.


Model F merupakanmodifikasi model sebelumnya dengan menambah keranjang
tempat tabung gas, termasuk tabung untuk siklopropan. Pada mesin ini tidak
digunakan adsorber CO2.24,26 Selama 10-15 tahun mesin Boyle model F ini
merupakan mesin yang paling banyak digunakan di Angkatan Darat India.26
Gambar 19. Mesin Boyle (Model F).
Mesin Anestesi Konvensional Dan Modern (1970 – Sekarang)
Mesin Anestesi Konvensional
Mesin anestesi konvensional mencakup mesin-mesin seperti seri
Ohmeda Modulus dan Excel, serta North american Dräger. Seri Narkomed dan
Narkomed GS.4

Gambar 20. North american Dräger, dari kiri ke kanan: Narkomed 2 (1982),
Narkomed AM-III (1977),
Narkomed Standard (1972), Narkomed Compact (1977).
Keterbatasan mesin anestesi konvensional.
1. Mesin anestesi konvensional memiliki bayak hubungan/ koneksi
ekternal. Meskipun telah dilakukan standarisasi ukuran pipa/ tabung,
banyaknya koneksi eksterna ini merupakan sumber terjadinya diskoneksi
atau miskoneksi, kinking, kelalaian, atau sumbatan. Morbiditas yang timbul
akibatkesalahan peralatan ini bergantung pada lokasi dan fungsi komponen
yang terganggu. Koneksi yang dimaksud mencakup pipa-pipa pada sikrkuit
nafas, sistem pengeluaran gas, bellow, pipa aliran gas segar, sistem
pembuangan dan sebagainya.
2. Perlindungan akan baro trauma. Mesin konvensional dilengkapi dengan
pembatas tekanan dalam sirkuit nafas, akan tetapi sebagian perlu diset secara
manualuntuk mempertahankan tekanan tetap berada dibawah nilai ekstrim.
Sebagian mesin lainnya hanya akan membunyikan alarm bila nilai yang telah
di set tersebut terlampaui. Pasien beresiko mendapat hembuhan oksigen
tambahan sebesar 500-800 ml/dtk dari volume tidal.
3. Resiko vaporizer. Vaporizer dapat bersifat fixed atau dapat dipindah-
pindah. Jika dalam posisimiring, agen cair dapat memasuki ruang bypass,
teruapkan, dan kemudian dialirkan ke sirkuit dalam dosis yang berlebihan.
Dosis yang kurang dapat terjadi bila ada kebocoran pada tempat-tempat
persambungan.
4. Penghantaran volume tidal yang tidak adekuat. Sejumlah besar volume
bellow dapat saja hilang dalam sirkuit nafas akibat komplians dan kompresi.
Ventilator konvensional biasanya memerlukansistem ”dua-langkah”, perubahan
mekanik atau elektrik dari ventilasi manual dan kesalahan manusia dapat
menyebabkan kondisi apnoe pada pasien
5. Automated Checkout. Mesin anestesi konvensional harus di periksa secara
manual sehingga seringtidak akurat. Klinisi biasanya tidak memeriksa alat
secara keseluruhan sehingga tidak dapat menemukan kerusakan/ malfungsi atau
bahkan tidak melakukan pemeriksaan sama sekali. Meskipun telah diberikan
instruksi secara jelas, residen anestesi paling baik hanya dapat melakukan
81% prosedur pemeriksaan.4
Mesin Anestesi Modern
Mesin anestesi modern mencakup Date –Ohmeda, Aestiva/5, Anethesia Delivery
Unit (ADU), Dräger Medical, Fabius GS vl.3, Julian, dan Narkomed 6400.
Mesin anestesi modern biasanya memiliki komponen sebagai berikut:
 Mempunyai hubungan dengan tabung oksigen, udara dan nitrogen-
oksida rumah sakit. Tekanan saluran pipa dari sistem gas rumah sakit
(dikeluarkan melalui dinding) haruslah berkisar 400 kPa (60 psi; 4 atmosfer).
 Tabung gas cadangan untuk oksigen, udara dan nitrogen-oksida
yang diletakkan khusus. Mesin yang lebih kuno kadang memiliki tabung dan
flow meter untuk karbon dioksida dan siklopropan. Kebanyakan mesin baru
hanya memiliki tabung oksigen cadangan. Regulator silinder ini diatur pada
tekanan 300 kPa (45 Psi; 3 Atmosfer). Jika tabung yang ada pada mesin
dihubungkan dengan gas di dinding, gas yang ada pada dinding lah yang akan
digunakankarena memiliki tekanan yang lebih tinggi.
 Flush oksigen aliran tinggi yang dapat memberikan oksigen sebanyak 30
L/ menit.
 Pengukur dan pengatur tekanan untuk melindungi komponen mesin
dan pasien dari gas bertekanan tinggi.
 Flow meter (rotameter) untuk oksigen, udara dan nitrogen oksida
yang digunakan oleh ahli anestesi untuk dapat memberikan gas-gas ini kepada pasien
dalam campuran yang akurat. Flow meter biasanya berbentuk pneumatik, akan tetapi
akhir-akhir ini banyak digunakan jenis digital elektromagnetik.
 Satu atau lebih vaporizer untuk memberikan zat anestesi volatile
secara akurat.
 Ventilator
 Monitor fisiologi untuk memonitor laju jantung, EKG, tekanan darah, dan
saturasi oksigen (umumnya tersedia monitor tambahan untuk memantau suhu, tekanan
arteri rata-rata dan tekanan vena sentral dsb)
 Sirkuit nafas, sebagian besar dengan sistem lingkar
 Alat penukar panas dan uap
 Sistem pembuangan
 Perlengkapan sucktion.
 Biasanya terdapat tatakan/ laci meja kecil tempat meletakkan
perlengkatan pengelolaan jalan nafas sehingga mudah diraih oleh ahli anestesi.3

Gambar 21. Mesin Anestesi Modern.


Untuk mengatasi keterbatasan mesin anestesi konvensional, pada mesin
anestesi modern dilakukan perbaikan sebagai berikut:
1. Mengurangi koneksi eksternal. Sistem dengan koneksi internal
mengurangi kemungkinan diskoneksi, miskoneksi atau kinking.
2. High Pressure Management. Mesin versi baru memiliki regulator tabung
O2 sampai sekitar 100 psig, sehingga tabung penghubung tetap terbuka pada
tekanan dinding 50 psig. “fail safes” dapat dihilangkan dari jalur pipa oksigen
sehingga udara dapat dihantarkan melalui vaporizer kedalam sirkuit nafas
setelah tekanan oksigen dihilangkan.
3. Vaporisasi gas anestesi. Untuk mencegah masuknya agen anestesi keruang
penguapan ketika vaporizer dalam posisi miring saat dipindahkan atau
selama transportasi, vaporizer dibuat dalam posisi T
4. Akurasi seting volume tidal. ADU sebelumnya mengukur aliran gas segar
dan agen anestesi,mengurangi jumlahnya dari jumlah yang diberikan
sebelumnya sehingga dapat melindungi flush O2 selama inspirasi
5. Automatisasi Checkout dan monitoring. Agar secara otomatis prosedur
pemeriksaan alat dapatdilaksanakan, mesin anestesi modern dilengkapi alarm.
REFERENSI
1. Morgan Edward B, Mikhail Magged S, Murray Michael J,
ClinicalAnaesthesiology, Fort Edition, Lange Medical Books/McGraw-Hill,
2006; 44- 46
2. Bolton, Thomas B, Anesthesiology, First Edition, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1994; 54-62
3. Anaesthetic Machine, free encyclopedia, http://www.wikipedia.com
4. Michael A. Olympio, MD, Modern Anesthesia Machines Offer New
Safety Features,
http://www.apsf.org/resource_center/newsletter/2003/summer/machines.htm
5. Muhiman, Muhardi. Dr, Anesthesiologi, CV Infomedika, Jakarta,1989;
38-42
6. Atkinson RS, Rushman, GB, Lee, Alfred J, A Synopsis of Anaesthesia,
Asian Economic Edition, 1988; 4-12
7. Esthesia: History of Anesthesia,
http://www.histansoc.org.uk/HAS/main2.htm
8. John Powell, Gasman, A Personal History of Anaesthesia,
http://www.johnpowell.net/gasman/1n2o.htm
9. Michael A. E. Ramsay, MD, Anesthesia And Pain Management At Baylor
University Medical Center, BUMC Proceedings 2000;13:151-165 Volume 13,
Number 2, April 2000
http://www.baylorhealth.edu/proceedings/13_2/13_2_ramsay.html
10. History of anesthesiology, http://www.anesthesiadoc.net
11. Anesthesia History Calendar, January,
http://www.anes.uab.edu/aneshist/calendar.htm
12. Anesthesia History Calendar,
December,http://www.anes.uab.edu/aneshist/calendar.htm
13. Anestesi, Wikipedia Indonesia, http://www.wikipedia.co.id
14. Woodlibrarymuseum, http://www.woodlibrarymuseum.org/museum.aspx
15. Anesthesia History Files, http://www.anes.uab.edu/aneshist/aneshist.htm
16. Col A. K. Bhargava, Early Devices For Inhalation Of Ether And
Chloroform, Indian J. Anaesth. 2003; 47 (3) : 176-177, http://www .
medind.nic.in/iad/t03/i3/iadt03i3p176.pdf
17. Anesthesia And Pain History Resources On The Internet,
http://www.anes.uab.edu/aneshist/anesnet.htm
18. Healy, Thomas EJ, A Practice of Anaesthesia, Little Brown and Company,
Boston, 1995; 13-19
19. Anaesthesia Antiques Bochum, http://www.anaesthesia.de/museum/
20. Junker’s Chloroform Inhaler, http://www.oyston.com/history/ Junker’s
Chloroform Inhaler.html
21. Ball Chrishtine, Bellamy Gardner’s Open Ether Mask, Anaesthesia and
Intensive Care, Vol. 23, No.6, p 665, December 1995.
22. Vienna Virtual Museum of the History of Anesthesia and Intensive Care
Medicine, http://www.agai.at/eng/museum/default.htm
23. Richard von Foregger, Ph.D (1872-1960),
www.lifelongcompany.com/rvf.html
24. Sheffield Museum Of Anaesthesia, http://www.sthgas.com/museum/
25. Col A. K. Bhargava, Anaesthetic Devices, Indian J. Anaesth. 2003; 47(6) :
437-438, (1925 -1950), http://www.medind.nic.in/iad/t03/i6/iadt03i6p437.pdf
26. Col A. K. Bhargava, Anaesthetic Equipment, Indian J. Anaesth. 2003; 47
(6) : 437-438, (1950 -1975),
http://www.medind.nic.in/iad/t04/i1/iadt04i1p25.pdf
Penulis :
Yusmalinda, Johan Arifin
Bagian/ SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif
Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi/ FK-Undip Semarang
Diposting oleh Ivan-Atjeh Anestesi

Anda mungkin juga menyukai