Pendahuluan
1.2 Pengertian dan Etika Penulisan Tugas Akhir Konsentrasi Otomotif (S-1)
JPTM FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif JPTM FPTK UPI adalah suatu mata
kuliah terbimbing, berisikan kegiatan penelitian untuk menghasilkan suatu karya
ilmiah yang memiliki relevansi dengan perkembangan teknologi otomotif, sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Sarjana Pendidikan.
Tugas Akhir yang ditulis dapat berdasarkan hasil penelitian lapangan, kajian
pustaka, kajian numerik, kajian analitik, atau hasil kreativitas pengembangan
teknologi kendaraan bermotor.
Kegiatan penelitian ini, merupakan proses akademik yang bertujuan untuk
menerapkan, mengembangkan dan menyusun konsep-konsep, ditunjang data-data
empirik (spesifikasi, pengujian, pembuatan) dan analisis kritis (perhitungan,
pemodelan), mengenai teknologi kendaraan bermotor sehingga mewujud pada
karya tulis secara sistematis, logis, kritis dan terpadu sebagai akumulasi mata
kuliah bidang studi dasar dan keahlian yang telah ditempuh. Tugas Akhir
memiliki bobot 4 SKS, dengan rincian perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, penulisan laporan dan ujian.
Ditinjau dari aspek kuantitatif, Tugas Akhir Otomotif dibagi pada klaster
paket A,B,C dan D, memiliki bobot telaah akademik yang berbeda. Paket D lebih
berat bobot akademiknya dibandingkan dengan Paket C, B dan A. Adapun
perbedaan dari aspek kualitatif dapat dilihat dari aspek kompleksitas
permasalahan, kajian pustaka, metodologi, orsinilitas hasil penelitian, dan aspek
kemandirian berpikir dalam penyelesaian masalah.
Kompetensi sasaran dari penyelesaian Tugas Akhir, adalah menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis, bersikap rasional dan
keterampilan dalam menerapkan dan mengembangkan teknologi otomotif.
Pelaksanaan penyusunan penelitian tugas akhir, dapat dilaksanakan secara
kelompok, meskipun pada konteks kajian substansi dibatasi untuk setiap topik
merupakan hasil berpikir individu mahasiswa.
1.4. Mekanisme Pra Ujian Proposal, Penulisan sampai Ujian Tugas Akhir
1.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Penyelesain Tugas Akhir
Metode :
Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif pada suatu kasus
tertentu, dengan dukungan data dan fakta empirik dari komponen sistem
kendaraan bermotor ditinjau dari kajian literatur.
Langkah-langkah pengumpulan data bersifat kasus yang terjadi pada suatu
kendaraan bermotor, baik yang berasal dari pengalaman nyata dari pengguna
atau penelitian sebelumnya. Sumber data berupa primer dan sekunder yang
diolah melalui pendekatan perhitungan manual.
Pelaksanaan:
Analisis perhitungan manual tanpa pengujian dan hanya dibatasi pada data
spesifikasi dengan pembanding komponen otomotif terobservasi untuk sistem
kendaraan sesuai dengan tema yang dipilih, waktu kisaran 2 sampai 3 bulan,
dikerjakan sendiri, penelitian di Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing satu orang dan penguji tiga orang.
Metode :
Tujuan penelitian bidang otomotif, yang bertujuan eksperimen memiliki
tingkat kompleksitas dan pengkondisian tertentu. Contoh sederhana,
pembuatan suatu komponen kendaraan bermotor selanjutnya dilakukan
pengujian atas variabel-variabel yang menentukan kekuatan dan usia melalui
pengujian dengan sampel dan waktu tertentu sesuai standard yang ditetapkan.
Hasilnya, diperoleh spesifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
dapat diusulkan memperoleh hak patent.
Ruang lingkup penelitian setingkat S-1, biasanya penelitian di
laboratorium merupakan salah satu untuk memperoleh data hasil pengujian
atau pengukuran dari objek yang telah memiliki spesifikasi tertentu dan
hasilnya akan dilakukan analisis.
Pelaksanaan:
Analisis data laboratorium dan ditunjang data spesifikasi, serta adanya
pembanding dari komponen terobservasi untuk sistem kendaraan yang diteliti,
waktu kisaran 3 sampai 6 bulan penelitian di Lab institusi eksternal (LIPI,
BPPT Serpong, Industri) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 2,00
sampai 3.24 (C- B) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 2. Bobot Kriteria Penilaian Paket B
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis manual, pengujian) 5%
b. Subtansi tema (orsinilitas) 10%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 10%
hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran; 10%
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
a. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
b. Pemahaman konsep dasar; 10%
c. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
d. Analisis masalah dan pemecahannya; 15%
e. Pemahaman diagnosis pemeliharaan dan perbaikan 10%
sistem yang dianalisis
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata
Pemodelan Sistem
Merekayasa struktur model merupakan fase yang paling sulit dalam
pendekatan sistem terutama dalam problem-problem yang kompleks. Oleh
karena itu disarankan untuk memulai dengan mengidentifikasikan sub-divisi
yang besar dari suatu model dan menggabungkannya bersama dalam suatu
Aplikasi Komputer
Kemajuan teknik-teknik penggunaan sistem penyimpanan logik yang
diprogram pada "memori" komputer guna mmecahkan masalah secara
otomatis, menyebabkan transformasi dari metode kuno pencarian pola (pattern
seeking) dan pengujiannya, menjadi potensi analisis sistem yang mempunyai
kemampuan jauh lebih besar. Hal ini didorong pula oleh kemampuan pada
pengolahan data, serta kemampuannya untuk mengontrol peralatan yang lain
seperti pada peralatan komunikasi. Komputer dalam seper-sekian detik
mampu mensimulasi berbagai pekerjaan sehingga berdayaguna ganda. Dengan
aplikasi berbagai teori serta model matematika, seorang analis dapat menduga
serta menguji karakteristik sistem melalui simulasi komputer perhitungan
matematis sebelum membentuk yang sebenarnya (actual).
Kecenderungan ke arah pandangan sistem secara menyeluruh (total system
viewpoints) banyak menimbulkan akibat-akibat besar pada disain dan integrasi
dari bermacam operasi di berbagai lapangan, sehingga pengaruh dari para
analis sistem juga dilembagakan pada berbagai aplikasi . Reaksi yang cepat
dan kemampuan dari suatu komputer untuk mempertimbangkan beberapa
interaksi sekaligus menyebabkan seorang analis mampu merancang pabrik
yang akan beroperasi dengan kapasitas lebih dari 99% kapasitas teoritis.
Komputer-komputer akan selalu membaca informasi dan bereaksi langsung,
dan hal ini merupakan sebab mengapa pabrik tersebut dapat mencapai
efisiensi tinggi.
Konsep dan teknik analisis sistem semula dikembangkan oleh para ahli
militer untuk keperluan mengeksplorasi dan mengkaji keseluruhan implikasi
yang diakibatkan oleh alternatif-alternatif strategi militer. Pendekatan ini
merupakan suatu strategi penelitian yang luas dan sistematik untuk
menyelesaikan suatu problem penelitian yang kompleks. Obyek penelitian
biasanya merupakan suatu sistem dengan kerumitan-kerumitan yang sangat
kompleks sehingga memerlukan pengabstraksian. Dalam hubungan inilah
dikenal istilah "model dan pemodelan".
Istilah pemodelan adalah terjemahan bebas dari istilah "modelling".
Untuk menghindari berbagai pengertian atau penafsiran yang berbeda-beda,
maka istilah "pemodelan" dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas
pembuatan model. Sebagai landasan untuk lebih memahami pengertian
pemodelan maka diperlukan suatu penelaahan tentang "model" secara
spesifik ditinjau dari pendekatan sistem.
Dalam konteks terminologi penelitian operasional (operation research),
secara umum model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari
suatu obyek atau situasi aktual. Model melukiskan hubungan-hubungan
langsung dan tidak langsung serta kaitan timbal-balik dalam terminologi sebab
akibat. Oleh karena suatu model adalah abstraksi dari realita, maka pada
wujudnya lebih sederhana dibandingkan dengan realita yang diwakilinya .
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 16
FPTK UPI 2011
Model dapat disebut lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari
realita yang sedang dikaji.
Salah satu syarat pokok untuk mengembangkan model adalah menemukan
peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah-peubah ini
sangat erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan yang
terdapat di antara peubah-peubah. Teknik kuantitatif seperti persamaan re-
gresi dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah
dalam sebuah model.
Memang dimungkinkan untuk dapat merancang-bangun dengan baik
berbagai model sistem tanpa matematik, dan atau mengetahui matematika
tanpa analisis sistem. Namun demikian, perumusan matematika yang terpilih
dapat mempermudah pengkajian sistem, yang pada umumnya merupakan
suatu kompleksitas. Sifat universalitas dari matematik dan notasi-notasinya
akan memperlancar komunikasi dan transfer metode yang dikembangkan di
suatu negara atau bidang ilmu tertentu ke bidang lainnya.
Kebanyakan para pengguna analisis sistem menjumpai kesukaran untuk
mengimplementasikan notasi-notasi matematika ke dalam format konsepsi
disiplin ilmunya. Mereka kemudian memilih alternatif pembuatan model
konsepsi (conceptual model) yang sifatnya informal karena terasa lebih
mudah. Bagaimanapun juga, para ahli sistem berpendapat bahwa keuntungan
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang diperlukan dalam megkaji
permasalahan penelitian secara matematis. Hal ini disebabkan adanya daya
guna yang berlipat ganda pada proses rancang bangun dan analisis dalam
bentuk bahasa matematika yang sangat penting dalam teori ekonomi,
keteknikan, ilmu alam hingga ilmu-ilmu sosial. Meskipun teknik-tekniknya
sangat beragam dan filosofinya masih dipandang kontraversi namun ide
dasarnya adalah sederhana yaitu menjabarkan keterkaitan yang ada dalam
dunia nyata menjadi operasi matematis.
Jenis-Jenis Model
Pengelompokkan model akan mempermudah upaya pemahaman akan
makna dan kepentingannya. Model dapat dikatagorikan menurut jenis,
dimensi, fungsi, tujuan, pokok kajian, atau derajat keabstrakannya. Kategori
umum yang sangat praktis adalah jenis model yang pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi (i) ikonik, (ii) analog, dan (iii) simbolik.
Model Ikonik (Model Fisik)
Model ikonik pada hakekatnya merupakan perwakilan fisik dari beberapa
hal, baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik
ini mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakilinya, dan
terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik.
Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak-biru) atau tiga dimensi
(prototipe mesin, alat, dan lainnya). Apabila model berdimensi lebih dari tiga
tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori
model simbolik.
Pendekatan Struktural
Metode ini dimulai dengan mempelajari secara teliti struktur sistem
untuk menentukan komponen basis sistem serta keterkaitannya. Melalui
pemodelan karakteristik dari komponen sistem serta kendala-kendala yang
disebabkan oleh adanya keterkaitan antara komponen, maka model sitem
keseluruhan disusun secara berantai. Pendekatan struktural banyak digunakan
dalam rancang-bangun dan pengendalian sistem fisik dan non fisik.
Dalam beberapa kasus tertentu, kedua pendekatan ini dipakai secara
bersama-sama, misalnya pembuatan model pengendalian industri dimana
karakteristik setiap unit industri dianggap kotak hitam . Dengan demikian
penggunaan dua pendekatan tersebut dapat memberikan informasi lebih baik
serta menghasilkan model yang lebih efektif dari pada memakai hanya salah
satu pendekatan saja. Tahap permodelan ini mencakup juga penelaahan
secara teliti tentang :
asumsi model
konsestensi internal pada struktur model
data input untuk pendugaan parameter
hubungan fungsional antar peubah kondisi aktual
memperbandingkan model dengan kondisi aktual sejauh mungkin .
Hasil dari tahapan ini adalah deskripsi model abstrak yang telah melalui uji
permulaan taraf validitasnya.
Tahap Implementasi Komputer
Pemakaian komputer sebagai pengolah data, penyimpan data dan
komunikasi informasi tidak dapat diabaikan dalam pendekatan sistem; model
abstrak diwujudkan dalam berbagai bentuk persamaan, diagram alir dan
diagram blok. Tahap ini seolah-olah membentuk model dari suatu model,
yaitu tingkat abstraksi lain yang ditarik dari dunia nyata. Hal yang penting di
Pelaksanaan:
Pemodelan dengan Perangkat Lunak dan ditunjang data spesifikasi, hasil
pengujian serta pembanding komponen terobservasi untuk sistem kendaraan,
waktu kisaran 3 sampai 9 bulan penelitian di Lab institusi Eksternal (LIPI,
BPPT Serpong, Industri) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 2,75
sampai 4.00 (B-A) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 3. Bobot Kriteria Penilaian Paket C
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis pemodelan dan pengujian) 5%
b. Subtansi tema (orsiniltas) 10%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 10%
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran; 10%
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
a. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
b. Pemahaman konsep dasar; 10%
c. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
d. Analisis masalah dan pemecahannya; 15%
e. Pemahaman pemodelan sistem yang dianalisis 10%
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata
Elaborasi dan sintesis, dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana
produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi
keseluruhan yang canggih dan koheren.
- Nama : part-component;
- Fungsi : part-component
- Posisi : pada system;
- Tipe/jenis :
- Konstruksi:
- Cara kerja : (mechanics, electric, fluida)
- Bahan
Hasilnya menjadi spesifikasi pabrikan, setelah memperoleh sertifikat hak
patentt. Pada awalnya, setiap industri kendaraan segala sesuatunya dibuat
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 28
FPTK UPI 2011
pada satu organisasi perusahaan. Saat ini, tidaklah demikian, mengingat
perusahaan-perusahaan yang membuat komponen telah dan dapat menjadi
supplier ke industri utama sesuai dengan pesanan (order) dengan
spesifikasi komponen yang dibutuhkan.
Berdasarkan analisis kegiatan yang dikemukakan, tampaknya
kerangka pikir perancangan otomotif dapat mengadopsi dan mengadaptasi
istilah keilmuan arsiktur modern, analitik tematik, koordinatif, sinerjik dan
sistemik untuk mencapai fungsi material, fungsi estetika dan gaya hidup.
Menurut teori klasik Vitruvius di dalam bukunya De Architectura
(yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga
sekarang), bangunan yang baik harus memilik keindahan/estetika
(venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas); arsitektur
dapat dikata-kan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur
tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya.
Menurut filosofi Vitruvius dalam berkarya ke-arsitekan:
"Praktek dan teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang
berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya
dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang
terbaik.
Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses
konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap
suatu persoalan.
Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat
menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih.
Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktek hanya berpegang kepada
"bayangan" dan bukannya substansi.
Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki
senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangan dan juga
dapat mewujudkannya dalam pelaksana-an".
Perancangan kendaraan bermotor, lahir dari dinamika kebutuhan
manusia di muka bumi (aspek kesehatan, sosial, budaya, demografi-
topografi, ekonomi dan kemanan), dengan cara memanfaatkan (bahan-
bahan yang tersedia dan teknologi).
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas fungsi kendaraan
bermotor, perancangan menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya.
Perancangan kendaraan bermotor sekarang ini membutuhkan sekumpulan
profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi perancang
sekarang ini. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan teknik dan non
teknis, antara lain;
- Aspek sosial, dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, yang bergerak terus-menerus terjadinya urbanisasi di setiap
wilayah, maka kendaraan sebagai barang buatan mampu memberikan
saling mempengaruhi dan ketergantungan. Saat ini, manusia tidak
mungkin lagi dapat berinteraksi secara efektif pada situasi dan kondisi
tertentu tanpa kendaraan;
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 29
FPTK UPI 2011
- Aspek budaya, dinamika masyarakat saat ini bergerak dari keyakinan,
nilai-nilai dan asumsi-asumsi desa ke urban, metropolitas dan mega-
politan, maka kendaraan mampu merubah gaya hidup, kelas sosial dan
harapan-harapannya;
- Aspek demografi-topografi, seperti Indonesia merupakan Negara yang
sangat luas dengan potensi lingkungan alam yang demikian variasi,
kendaraan bermotor mempunyai peran dan fungsi yang strategis. Maka
dalam perancangan, diperlukan pemahaman megenai data informasi
berbagai kondisi seperti;
• Geometri jalan;
• Medan jalan;
• Kelas jalan;
• Jalur dan lajur jalan;
• Wilayah jalan;
• Lingkungan jalan;
• Kondisi tanah yang dilalui jalan.
- Aspek kesehatan dan keselamatan, dengan adanya fungsi dan
pemanfaatan kendaraan bermotor selain untuk mencapai efektivitas
manusia, juga tidak kalah pentingnya adalah kesehatan baik sebagai
pengemudi maupun penumpang lainnya. Kesehatan diperjalanan, tidak
ter-lepas dari perhitungan perancangan sesuai dengan kebutuhan dari
ketubuhan, demikian pula keselamatan diperjalanan.
- Aspek ekonomi, dinamika masyarakat saat ini tidak terlepas dari
mutualisme ekonomi dalam berbagai aktivitas kehidupan, kendaraan
bermotor mampu mendongkrak persoalan ekonomi. Konsumen dibatasi
daya beli, mulai dari kontinum uang terbatas dengan uang lebih, maka
produsen akan meningkat. Pengguna semakin banyak, maka pemelihara
memperoleh pekerjaan.
- Aspek lingkungan hidup, sejalan dengan kesadaran manusia bahwa ada
keterbatasan dimensi sumber-sumber daya alam, maka dalam kontek
abad 21 yang menjadi perhatian yakni deklarasi kesepakatan Kyoto
protocol 1998, Bali Indonesia 2007 dan Copenhagen Denmark 2009,
mengenai standar mutu emisi gas buang.
Teknologi otomotif, mempunyai body knowledge aplikasi vertical-
horizontal dari multi disiplin ilmu dasar dan formal (kimia, fisika,
matematika), dan berkolaborasi dengan ilmu terapan (thermo-dynamika,
mekanika/statika-dinamika, mekanika fluida, motor bakar, perpindahan
energi dan panas, aerodynamika dan sebagainya), serta diperkuat oleh
teknologi lain seperti; material, electrical, computer, robotics, ergonomic,
ergologi, ekonomi produksi, sistem transportasi, dan seni (estetika,
dimensi-bentuk dan warna). Oleh sebab itu, dalam konteks perancangan
melibatkan berbagai keahlian yang terintegrasi dalam sebuah projek
penelitian dan laboratorium.
Metode Perancangan
Dasar pemikiran perancangan kendaraan, dilandasi oleh pola-pola
penelitian dan pengembangan di laboratorium. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan menerapkan prinsip-prinsip
ilmiah dan eksperimen. Tahapan eksperimen dilalui secara ketat dengan
pendekatan hasilnya ke arah prototype sebelum menjadi produk massal.
Oleh sebab itu, perancangan sejak dahulu tidak terlepas dari pemikiran
ilmiah, baik sebagai permulaan penciptaan maupun perbaikan,
penyempurnaan atau pembaharuan mengenai konsep kendaraan bermotor.
Berbagai pertanyaan yang harus dijawab terkait perancangan
kendaraan bermotor yakni; bagaimana konsep kendaraan itu?. Kendaraan itu
untuk apa ?. Apakah konsep kendaraan yang telah ada perlu perubahan ?
dan mengapa harus dirubah ?.
Julian Weber (2009:1-5), seorang guru besar dari Automotive
Development Processes at Clemson University’s International Campus for
Automotive Research (ICAR), mengungkapkan bahwa “pengembangan
industri kendaraan bermotor biasanya dilakukan melalui projek yang
terintegrasi, mulai dari yang bersifat teknis perancangan, waktu pengerjaan
sampai dengan pendanaan”. Beberapa parameter dasar dalam projek
tersebut, mencakup; (1) design level; (2) design content; (3) innovation
level; and (4) number of option.
Seri 5 Seri 7
Seri 3
Gambar 2.4. Contoh Hasil Perancangan Perubahan Atas Dasar Daya Beli
Konsumen
Modifikasi :
Istilah modifikasi, secara ilmiah terdapat pada domain psikologi kognitif dan
perilaku serta dipopulerkan pada domain manajemen produk dan pemasaran,
akhir-akhir ini diterapkan pada karya kreatif khususnya bidang otomotif.
Modifikasi dalam karya kreativitas bidang otomotoif, merupakan suatu
proses berpikir dan tindakan untuk melakukan perubahan, bentuk, ukuran dan
fungsi sesuai dengan tujuan yaitu kebutuhan.
Modifikasi, dilakukan melalui proses pertimbangan dimensional,
kekuatan, keamanan dan kenyamanan serta peraturan yang berlaku dan
ditetapkan oleh pihak berwenang.
Secara empirik, modifikasi dibarengi dengan pembuatan, pemasangan atau
perakitan dari komponen sistem yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena
itu, hasil modifikasi harus teridentifikasi komponen sistem mana yang
dilakukan perubahan.
Proses modifikasi, melibatkan perencanaan dan perancangan terbatas agar
diperoleh hasil maksimum dan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang
ada.
Restorasi:
Akhir-akhir ini dalam praksis otomotif di Indonesia ditemukenali istilah
baru yang disebut restorasi, istilah ini diadopsi dari bengkel perkeretapian.
Restorasi merupakan suatu perbaikan total melalui pengembalian pada bentuk
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 36
FPTK UPI 2011
semula, dengan mengganti komponen sistem standar, perbaikan body seperti
semula.
Proses restorasi cenderung bersifat perbaikan yang berpedoman pada
manual book, artinya tidak memerlukan suatu perhitungan yang detail. Oleh
karena itu, bagi mahasiswa S-1 tidak direkomendasikan dijadikan tema
penelitian mengingat kandungan analisis teorinya merupakan tingkat yang
paling rendah.
Setiap karya mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir bertermakan, karya
kreativitas dibutuhkan kesiapan tim yang solid, dukungan fasilitas dan tenaga
pembimbing. Oleh karena itu, para pembimbing diharapkan melakukan
pengarahan teoretis dan teknis, supervisi dan pemberian motivasi yang ekstra.
Pelaksanaan :
Pengembangan Kreativitas (Rancangan modifikasi, rancangan ulang,
proto tipe) dan pembuatan, ditunjang oleh data spesifikasi, pengujian
laboratorium, pengujian empirik praksis di jalan raya serta pembanding
komponen terobservasi untuk sistem kendaraan, waktu kisaran 3 sampai 9
bulan penelitian di Lab institusi Eksternal (LIPI, ITB, BPPT Serpong dan
Industri Otomotif) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK,
pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 3,26
sampai 4.00 (A) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 4. Bobot Kriteria Penilaian Paket D
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (rancang bangun); 10%
b. Substansi (orsinilitas); 20%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 15%
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran;
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
f. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
g. Pemahaman konsep dasar; 10%
h. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
i. Analisis masalah dan pemecahannya; 10%
j. Pemahaman perancangan, pembuatan, perakitan 15%
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata
f. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka harus urut abjad. Daftar pustaka yang bersumber dari
web harus mencantumkan tanggal akses terakhir kali. Pustaka yang dijadikan
acuan minimal 10, harus primer, relevan dan mutakhir. Sumber pustaka dapat
diambil dari : jurnal, buku dan web.
UPTA dilaksanakan secara terbuka, artinya, ada peserta partisipan yang terdiri
dari mahasiswa JPTM FPTK UPI maksimum lima orang.
Ketua Jurusan:
Mahasiswa: KPTA: Ketua Prodi: Memutuskan
Mengusulkan UPTA, setelah Memfasilitasi usulan dan Koordinasi dengan Pelaksanaan UPTA
ada rekomendasi dari pem- penjadwalan Dosen penguji Menandatangani SK
Koordinasi dengan Dosen Penguji
bimbing I dan II. Koordinasi dengan Ketua Prodi
Kajur Menetapkan Ruang
a. Diterima
- Perbaikan/penyempurnaan
- Langsung ke pembimbing untuk konsultasi lapangan
b. Ditolak
Kedua, penilaian UPTA mengikuti form di bawah ini, terdapat dua item
penilaian yaitu Presentasi dan nilai Materi yang diberikan oleh Penguji I, II,
dan dosen pembimbing. Nilai dijumlah dan diambil nilai rata-ratanya.
Ujian Presentasi
a. Teknik dan tampilan
presentasi;
b. Pemahaman konsep dasar;
c. Penerapan metode dan
ketepatan perhitungan;
d. Analisis masalah dan
pemecahannya;
e. Pemahaman perancangan,
pembuatan, perakitan
(1) Mahasiswa wajib menyerahkan berita acara UPTA yang telah disetujui
oleh penguji seminar, paling lambat 1 minggu setelah ujian;
(2) Melakukan asistensi. Frekuensi asistensi setelah proposal disetujui,
sekurang-kurangnya 14 kali dan tercatat (Lembar asistensi TA)
(3) Minimal satu kali dalam dua minggu, jika dalam waktu dua minggu tidak
asistensi (konsultasi tercatat), maka mahasiswa bersangkutan dinyatakan
gugur dan mengulang ujian proposal dengan judul baru.
Kata Pengantar
Bagian ini mengantarkan Tugas Akhir, harapan dari penulis terhadap karya Tugas
Akhir serta ucapan terima kasih yang disampaikan penulis. Bahasa yang
digunakan untuk bagian ini harus bahasa formal.
Daftar Isi
Berisikan isi Tugas Akhir dimulai dengan,lembar pengesahan, surat pernyataan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar simbol, daftar tabel, daftar gambar, bab-
bab dari isi, daftar pustaka, dan lampiran.
Daftar Pustaka
Berisi pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan selama mengerjakan Tugas Akhir.
Cara penyusunan pustaka-pustaka dalam daftar pustaka mengikuti aturan dengan
penomoran. Semua pustaka-pustaka yang disintir di dalam karya Tugas Akhir
harus masuk dalam daftar pustaka ini.
Lampiran
Sistematika penomoran bagian-bagian isi dalam lampiran mengikuti aturan
penomoran tersendiri. Bila lampiran dapat dikelompokkan, maka lampiran dapat
diberi nama lampiran A, kemudian lampiran B, lampiran C dan seterusnya. Bila
ada tabel ataupun gambar dalam lampiran tersebut, misalkan tabel ada dalam
lampiran A, tabel diberi nomor Tabel A.1, Tabel A.2, dan seterusnya. Demikian
juga untuk penomoran gambar, bila ada dalam lampiran B, maka diberi nama
Gambar B.1, Gambar B.2, dan seterusnya. Tata letak dan penyajiannya dapat
mengikuti pembahasan yang diberikan pada Bab IV.
b. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel merupakan salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data-data dalam kolom dan lajur sesuai dengan sistematika dan
klasifikasi masalah ataupun bahasan yang diberikan dalam tulisan. Sistematika
tabel yang baik harus dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas
serta difahami. Tabel diberi nomor yang dapat menunjukkan nomor bab dan
nomor urut tabel dalam bab tersebut. Judul tabel ditulis dengan huruf reguler
dan gaya penulisan judul yakni huruf pertama ditulis dengan huruf kapital
kecuali kata depan ataupun artikel. Berikut ini diberikan contoh penyajian
tabel yang direkomendasikan. Untuk memberikan sajian tabel yang jelas dan
menarik, garis-garis vertikal tidak digunakan dan hanya garis horisontal yang
digunakan. Catatan terhadap notasi ataupun keterangan dari tabel diberikan
pada bagian bawah tabel.
Table 3.1 Standard Emisi Motor Diesel dan Petrol Kategori M* g/kWh
Tier Tahun CO THC N/HC NOx HC+ NOxPM P***
Diesel
Euro I Juli 1992 2.72 (3.16) - - - 0.97 (0.13) 0.14 (0.18)
Euro 2 Januari 1996 1.0 - - - 0,70 0.08 -
Euro 3 Januari 2000 0.64 - - 0.50 0.56 0.50 -
Euro 4 Januari 2005 0.50 - - 0.25 0.30 0.025 -
Euro 5 September 2009 0.500 - - 0.180 0.230 0.005 -
Euro 6 September 2014 0.500 - - 0.080 0.170 0.005 -
Petrol
Euro I Juli 1992 2.72 (3.16) - - - - 0.97 (1.12)
Euro 2 Januari 1996 2.2 - - - 0.5 - -
Euro 3 Januari 2000 2.3 0.20 - 0.15 - - -
Euro 4 Januari 2005 1.0 0.10 - 0.08 - - -
Euro 5 September 2009 1.000 0.100 0.060 - 0.005* -
Euro 6 September 2014 1.000 0.100 0.068 0.060 - 0.005* -
* Before Euro 5, passenger vehicles > 2500 kg were type approved as light commercial vehicles N1-I
** Applies only to vehicles with direct injection engines
*** A number standard is to be defined as soon as possible and at the latest upon entry into force of Euro 6
† Values in brackets are conformity of production (COP) limits
(Sumber : Euro Applies only to vehicles with direct injection engines, 2006)
Dengan pertimbangan bentuk tulisan yang lebih kompak dan mudah dilacak
pustaka yang disintir dalam tugas sarjana, perujukan dalam Tugas Akhir
diseragamkan dengan cara penulisan menggunakan nomor urut. Oleh karena itu,
hanya penulisan dengan nomor urut yang dibahas pada buku ini.
Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama pengarang/penulis, judul
buku/artikel, nama jurnal, halaman, tahun penerbitan. Pengurutan pustaka dapat
didasarkan pada sistem alfabet nama penulis atau penomoran. Urutan penomoran
dimulai dari pustaka yang lebih awal dirujuk dan kemudian diikuti dengan
pustaka yang dirujuk berikutnya.
Pustaka dengan pengurutan berdasarkan penomoran, semua nama penulis
ditulis sesuai dengan aslinya (susunannya tidak dibalik). Susunan nama asli yang
dimaksud adalah susunan nama yang mengikuti pengelompokan umum terdiri
atas: first name, middle name, dan last name (family name). Susunan nama
penulis ini sangat tergantung dari budaya atau asal negara ataupun daerah dari
penulis. Nama penulis yang merupakan nama pemberian (given name). Nama
pemberian ini ditulis apa adanya dan kata yang terakhirnya dianggap sebagai last
name-nya.
Perujukan terhadap pustaka dengan nama penulis dan tahun untuk pengurutan
pustaka dengan sistem alfabet, dan nama penulis dan nomor urut pustaka untuk
daftar pustaka pengurutan dengan penomoran. Sedangkan perujukan yang lebih
menekankan substansinya maka pustaka ditulis diakhir kalimat dengan cara salah
satu perujukan yang telah dipilih.
Contoh:
1. I M. Astina dan H. Sato, A Rational Helmholtz Fundamental Equation of
State for Difluoromethane with an Intermolecular Potential Background,
International Journal of Thermophysics, 24(4):963-990, 2003.
Contoh:
1. Arnawa Widagda, NCP Removable Media: Media Penyimpan Massa
Depan, Chip, hal. 70, Nopember-Desember 2001.
2. Hartanto, LBS Pemandu Yang Setia, Selular, hal. 58-59, Maret 2003.
Mengenal Teknologi Penunjang VAS, Selular, hal. 54-55, Maret 2003.
Contoh:
1. N. Hamzah, Belajar dari Jepang Perihal Pengelolaan Sampah, Kompas, 19
Juni 2006.
(14) Perujukan Artikel dalam Buku Berisi Kumpulan Artikel (ada editor)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti judul artikel (tidak cetak miring),
penjelasan tentang artikel itu dimuat yaitu nama mengikuti penulisan
perujukan buku berisi kumpulan artikel. Batas halaman tempat artikel tersebut
berada diberi tanda dalam kurang diletakkan setelah judul buku. Judul buku
dan editor buku mengacu pada tata cara penulisan buku yang berisi artikel.
Contoh:
1. W. Webb, Advances in Modeling Radiative Transport in High
Temperature Gases, dalam A. Bejan, P. Vadasz dan D. G. Kroger (Eds.),
Energy and the Environment (hal. 75-87), Kluwer Academic Publishers,
Boston, 1999.
Alternatif lain adalah kutipan tersebut bisa ditulis dengan menggunakan nama
pengarang dalam teks:
Contoh:
Huntington (1993, 45) argues that “the Confucian-Islamic connection...has
emerged to challenge Western interests, values and power”.
Dua atau lebih buku/karya tulis dalam dua tanda kurung yang sama
Contoh:
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 55
FPTK UPI 2011
There is increasing recognition that ‘the middle class has achieved a degree of
prominence in the politics of Asua in recent years’ (Robinson & Goodman 1992,
322, see also Koo 1991; Tanter & Young 1990).
Alternatif yang lain adalah generalisasi yang dikenal dalam sejumlah buku/karya
tulis dapat ditulis tanpa menggunakan nomer halaman:
Contoh:
There is increasing recognition that ‘[t]he middle class has achieved a degree of
prominence in the politics of Asua in recent years’ (Robinson & Goodman 1992,
see also Koo 1991; Tanter & Young 1990).
Contoh
Stivens, Maila. 1990. ‘Thinking About Gender and the State in Indonesia’ in Arief
Budiman, ed. State and Civil Sciety in Indonesia. Clayton, Vic.: Centre of
Southeast Asian Studies, Monash University
Artikel jurnal
i. Pengarang (nama keluarga, diikuti oleh nama depan) seperti pada artikel
jurnal
ii. Tahun
iii. Judul artikel (dalam dua tanda kutip)
iv. Judul jurnal (digarisbawahi atau dicetak miring)
v. Volume dan nomer isu (atau bagian/musim, jika ada)
vi. Nomer halaman dari artikel secara lengkap
Artikel majalah
i. Pengarang
ii. Tahun
iii. Judul artikel
iv. Judul majalah
v. Nomer isu (bulan/tahun dan sebagainya)
Contoh
Nguyen Ngoc Truong. 1995. ‘Vietnam’s new home’. Far Eastern Economic
Review 29 June.
Contoh
Dalam artikel yang berjudul ‘Aung San Suu Kyi memberikan penghormatan
umum pada sang Ayah,’ diterbitkan oleh South China Morning Post, 20 July
1995, William Barnes melaporkan bahwa....
Editorial dalam The Japan Times (weekly int. Ed.) 29 May 1995, mengambil
posisi bahwa....
Daftar referensi
Dalam urutan alfabetik dengan referensi lain:
i. surat kabar
ii. Tahun
iii. Detail isu
Contoh
South China Morning Post. 1995. 20 July
Alternatif lain
Rekaman video
Kutipan dalam teks:
i. Judul film/rekaman video (secara ringkas)
ii. Tahun
Contoh
Rekaman dokumenter, Big business and the ghost of Confucius, menunjukkan
lebih jauh hubungan antara....(Pacific Century Series 1992)
Daftar referensi
i. Judul film/rekaman video (termasuk bagian dari seri)
ii. Tahun
iii. Jenis film/rekaman video dan durasi (misalnya 16mm//VHS., 55 min.)
iv. Produser (atau rumah produksi)
v. Tempat produksi
Sumber internet
i. Pengarang (nama keluarga diikuti dengan nama depan)
ii. Tahun
iii. Alamat internet pengarang [jika ada dalam parentheses]
iv. Nama Tulisan atau Baris Judul Pesan
v. In /dalam
vi. Nama karya/tulisan secara lengkap
vii. Nama situs atau daftar situs secara tepat (alamat internet).
Contoh (listserv)
Jaringan Kerja Budaya. 1995 [jkb@nusa.or.id] ‘Pramoedya’s Magsasay
Speech/Literature, Censorship and the State: How Dangerous are Stories?’. In
Indonesia-list [Indonesia-l@igc.apc.org] 5 September
Contoh (Gopher)
Sistem Penomeran
Berilah nomer secara berurutan sepanjang keseluruhan paper mulai dengan 1 .
Dengan kata lain, jangan lagi memulai dengan 1 pada permulaan tiap-tiap bab
atau bagian paper, sebagaimana banyak dilakukan dalam karya-karya yang
telah diterbitkan.
Catatan Berlipatganda
Ketika sebuah penggalan kalimat merujuk pada lebih dari satu sumber, jangan
menempatkan lebih dari satu penomeran supercript di belakang penggalan
kalimat. Gunakan satu penomeran saja, dan gabungan semua referensi ke
dalam catatan (footnote atau endnote) tunggal:
Studi secara terpisah yang dilakukan Lovett, Morrison, Collins, dan
Kelompok Anderson semuanya menguatkan temuan-temuan negara.7
Buku-Buku
Satu buku
Catatan
Bibliografi
Collingwood, Amanda. Metaphysics and the Public. Detroit: Zane Press, 1993.
Dua pengarang
Catatan
6. Delbert P. Grady and Jane Ryan Torrance, Philosophers and Their Secrets.
(NewYork: Holograph Press, 1989).
Bibliografi
Grady, Delbert P., and Jane Ryan Torrance. Philosophers and Their Secrets.
New York: Holograph Press, 1989.
Tiga pengarang
Catatan
Bibliografi
Catatan
21. Angela Genessario et al., Religion and the Child (Baltimore: Colgate, 1991),
16-18, 78-82.
Bibliografi
Genessario, Angela, et al. Religion and the Child. Baltimore: Colgate, 1991.
Catatan
6. Dylan Trakas, comp., Teaching Philosophy (El Paso, TX: Del Norte
Press, 1994).
Bibliografi
Trakas, Dylan, comp. Teaching Philosophy. El Paso, TX: Del Norte Press,
1994.
Catatan
15. Ezra Pound, Literary Essays, ed. T. S. Eliot (New York: New Directions,
1953), 48.
Bibliografi
Pound, Ezra. Literary Essays. Ed. T. S. Eliot. NewYork: New Directions, 1953.
Aris, Philippe. Centuries of Childhood: A Social History of Family Life. Trans.
Robert Baldock. New York: Knopf, 1962.
Catatan
Bibliografi
Bibliografi
Wereszyncki, Henryk. Koniec sojuszu trzech cesarzy (The End of the Three
Emperors’ League). Warsaw: PWN, 1977.
Bibliografi
Russell, Henry. Famous Last Words. New Orleans: Liberty Publications, 1978.
, Famous Philosophical Debates. Denver: Axel & Myers, 1988.
Catatan
23. Alexa North Gray, “American Philosophers and the Foreign Press,’ in Current
Media Issues, ed. Barbara Bonnard (New York: Boulanger, 1994) 189-231.
Bibliografi
Gray, Alexa North. “American Philosophers and the Foreign Press.” In Current
Media Issues, Ed. Barbara Bonnard, 189-231. NewYork:
Boulanger,1994.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 64
FPTK UPI 2011
Jika memang dikehendaki, boleh juga menempatkan nomer halaman inklusif baik
dalam catatan, setelah informasi penerbit, maupun dalam entri bibliografi, setelah
nama editor. Jika pengarang artikel tersebut adalah juga editor buku yang
dimaksud, tempatkan namanya dalam kedua lokasi. Jika seluruh buku ditulis oleh
pengarang yang sama, jangan menyebutkan bab secara tersendiri dalam referensi
bibliografi.
Catatan
4. Carla Ferret, foreword to Marital Stress among the Professoriat: A Case Study,
by Basil Givan (NewYork: Bimini, 1997).
Bibliografi
Ferret, Carla. Foreword to Marital Stress among the Professoriat: A Case Study,
by Basil Givan. NewYork: Bimini, 1997.
Edisi berikutnya
Ketika menggunakan sebuah edisi berikutnya, dan bukan edisi yang pertama,
kutiplah nomer edisi, atau gunakan Rev. ed. (kepanjangan dari edisi revisi) jika
tidak ada nomer edisi.
Catatan
43. Sarah Hales, The Coming Ethics Wars, 2d ed. (Pittsburgh: Blue Skies, 1990).
Bibliografi
Hales, Sarah. The Coming Ethics Wars. 2d ed, Pittsburgh: Blue Skies, 1990
Karya Multivolume
Catatan
49. Charles Logan August Graybosch, Philosophers Write the Darndest Things, 3
vols, (New York: Starkfield, 1988-89).
Bibliografi
Jika menggunakan hanya salah satu volume dari karya multivolume, ikuti format
di bawah ini.
Catatan
Bibliografi
Catatan
8. Sterling R. Adams, Debate Strategies (1964; reprint, New York: Starkfield,
1988).
Bibliografi
Catatan
Bibliografi
Periodikal
Artikel jurnal
Jurnal adalah periodikal (karya tulis yang terbit dalam jangka waktu tertentu),
biasanya diterbitkan bulanan, atau setiap tiga bulan sekali, yang khusus mencetak
artikel keilmuan yang serius dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Salah satu
perbedaan penting antara format catatan dan format bibliografi untuk artikel
dalam jurnal adalah bahwa, dalam catatan, kutipan hanya dilakukan terhadap
Penting diingat bahwa nama jurnal, yang dicetak miring (atau digarisbawah jika
tidak ada cetak miring), diikuti oleh nomer volume tanpa tanda baca, yang dengan
sendirinya diikuti oleh tahun, dalam dua tanda kurung, kemudian titik dua dan
nomer halaman. Jangan gunakan “p.” or “pp.” untuk menunjukkan nomer
halaman.
Note
17. Joseph Conlin, “Teaching the Toadies: Cronyism in Academic Philosophy,”
Reason Today 4 (1987): 253, 260-62.
Bibliografi
Bibliografi
Artikel majalah
Majalah bulanan
Catatan
10. Bonnie Stapleton, “I Ate Lunch with Socrates,” Lifelike Magazine,
April 1981, 22-25.
Bibliografi
Catatan
37. Connie Bruck, “The World of Philosophy,” New Yorker, 18 October
1993, 13.
Bibliografi
Bruck, Connie.“The World of Philosophy.”New Yorker, 18 October 1993, 13.
Artikrl koran
Penting diingat bahwa sebagaimana judul majalah, The dihilangkan dari judul
koran dan ini berlaku untuk semua koran berbahasa Inggris CMS (15.242). Jika
nama kota tempat koran berbahasa Inggris diterbitkan tidak muncul dalam judul
tulisan, nama kota itu harus di lampirkan, dengan ketik miring, seperti dalam
model kedua di bawah ini. Jika kota tersebut tidak terkenal, cantumkan nama
negara, dengan ketik miring, dan dua tanda kurung, seperti dalam model kedua di
bawah ini.
Catatan
CMS (15.234-42) memberikan saran tambahan tentang cara mengutip dari materi
koran.
Dokumen Umum
Catatan
16. Public Law 678, 103d Cong., 1st sess. (4 December 1993), 16-17.
atau
16. Public Law 678, 103d Cong., 1st sess. (4 December 1993), Library of
Congress Book Preservation Act of 1993, 16-17.
atau
16. Library of Congress Book Preservation Act of 1993, Public Law 678, 103d
Cong., 1st sess. (4 December 1993), 16-17.
Bibliografi
U.S. Public Law 678. 103d Cong., 1st sess., 4 December 1993.
atau
atau
Library of Congress Book Preservation Act of 1993. Public Law 678. 103d Cong.,
lst sess., 4 December 1993.
Catatan
10. Statutes at Large 82 (1993): 466.
or
Bibliografi
or
Catatan
42. Library of Congress Book Preservation Act, U.S. Code, vol. 38, sec. 1562
(1993).
Bibliografi
Library of Congress Book Preservation Act. U.S. Code. Vol. 38, sec. 1562
(1993).
Undang-Undang Dasar
Dalam format catatan dokumentasi, menurut CMS (15.367), undang-undang dasar
dikutip berdasarkan pasal atau amandemen, bagian dan jika relevan ayat.
Undang-Undang Dasar tidak dicantumkan dalam bibliografi.
Catatan
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 70
FPTK UPI 2011
23. U.S. Constitution, art. 3, sec. 3.
Referensi Legal
Mahkamah Agung
Catatan
73. State of Nevada v. Goldie Warren. 324 U.S. 123 (1969).
Catatan
58. United States v. Sizemore, 183 F. 2d ‘201 (2d Cir. 1950).
Wawancara
Menurut CMS (15.263), kutipan untuk interview dalam sistem catatan-
dokumentasi harus ditangani dengan rujukan dalam teks. Akan tetapi, jika
memang ingin memasukkan referensi untuk wawancara, format berikut ini bisa
dipergunakan.
Catatan
30. Mary Jorgenson, interview by Alan McAskill, in Hospice Pioneers, ed. Alan
McAskill (Richmond: Dynasty Press, 1994), 68.
Bibliografi
Catatan
7. John Simon, “Picking the Patrons Apart: An Interview with John Simon,”
interview by Selena Fox, Media Week, 14 March 1993, 43-44
Bibliografi
Simon, John. “Picking the Patrons Apart: An Interview with John Simon.” By
Selena Fox. Media Week, 14 March 1993, 40-54.
Catatan
Ujian Hasil Tugas Akhir bertujuan untuk menilai pencapain kompetensi yang
diperoleh, dan menggambarkan kelayakan calon sarjana pendidikan teknologi dan
kejuruan bidang otomotif. Kelayakan TA mahasiswa dilihat dari beberapa hal: a)
Rumusan permasalahan, b) latar belakang dan tujuannya, c) metodologi yang
digunakan, d) kemajuan hasil TA, e) Simpulan sementara yang dapat ditarik dari
hasil TA.
Ketua Jurusan:
Mahasiswa: KPTA: Ketua Prodi: Memutuskan
Mengusulkan UPTA, setelah Memfasilitasi usulan dan Koordinasi dengan Pelaksanaan UHTA
ada rekomendasi dari pem- penjadwalan Dosen penguji Menandatangani SK
Koordinasi dengan Dosen Penguji
bimbing I dan II. Koordinasi dengan Ketua Prodi
Kajur Menetapkan Ruang
Tidak Lulus
Ujian ulang
Pelaksaan UPTA:
- Persentasi
- Pengujian
Lulus - Hasil
Tidak Lulus
Saran-saran perbaikan :
……………………………..………………………………………………………
……………………………..………………………………………………………
……………………………..………………………………………………………
Tdak Lulus, jika mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian secara komprehensif
dengan mencapai kompetensi sesuai kriteria ujian. Meskipun demikian, masih
dimungkinkan adanya perbaikan berdasarkan saran-saran dari dosen pembimbing
dan penguji dan mengikuti ujian kedua kalinya.
Tabel 3.3. Contoh Penilaian Ujian Hasil Tugas Akhir Paket C-D
Nilai Penguji I Penguji II Penguji III Pembimbing I Pembimbing II Jumlah
Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis, evaluasi,
pemodelan atau ran-cang bangun);
b. Substansi (orsinilitas);
c. Keterkaitan antara judul, masalah,
tujuan, manfaat, hasil dan
pembahasan, serta kesimpulan dan
saran;
d. Tata tulis dan estetika laporan
Ujian Presentasi
a. Teknik dan tampilan presentasi;
b. Pemahaman konsep dasar;
c. Penerapan metode dan ketepatan
perhitungan;
d. Analisis masalah dan pemecahannya;
e. Pemahaman perancangan, pembuatan,
perakitan
Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/C/K SB/B/C/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/C/K SB/B/C/K
- Sikap ilmiah SB/B/C/K SB/B/C/K
NILAI AKHIR Σ(BxN)
RATA-RATA
Aspek-aspek penilaian Kegiatan Tugas Akhir disampaikan pada Tabel berikut ini:
Buku laporan Tugas Akhir dijilid dengan sampul tebal (hard cover) berwarna
merah bata dengan tulisan tinta hitam. Jumlah halaman keseluruhan termasuk
abstrak, daftar isi dan lampiran diusahakan kurang dari 100 (seratus) halaman.
Landasan Teori:
Dalil (theorem) biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam, yang dalam
perkembangannya banyak digunakan dalam ilmu teknik dan rekayasa.
Hukum merupakan, aturan tentang hubungan tetap di antara besaran yang teramati di antara benda atau
peristiwa.
Prinsip merupakan kebenaran yang menjadi pokok-pokok dasar berpikir dan bertindak, atas dasar
hukum sebagai landasan cabang ilmu yang dipelajari. Dan prinsip ini, dijadikan asas sebagai tumpuan
dalam berargumen dan bertindak
Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah. Sajian sistematik tentang hubungan
seperangkat variable, yang menjelaskan suatu gejala. Dasar ilmu, diperoleh melalui teori yang
memberikan penjelasan yang sahih mengenai gejala alamiah.
Sintesis
Teori dasar
Formula
Metode
Prosedur
Instrumen
Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang
permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian.
Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada.
Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah dilakukan atas
permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran
bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.
Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada
pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam
hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified
explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area
permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis
perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.
Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam
bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan
bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan
kerincian yang sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci
daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan
pada salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi
tidak dirinci. Misal :
Kapan Mengutip?
Meskipun keputusan akhir tentang kapan kita mengutip akan bergantung
pada masalah yang sedang diteliti dan pada pertimbangan mahasiswa sendiri,
sejumlah panduan dapat membantu mahasiswa dalam membuat pertimbangan
kapan sebaiknya mengutip:
(1) Kutipan langsung hanya dipergunakan ketika kata-kata asli pengarang
diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan, sehingga mahasiswa
tidak mungkin lagi untuk memperbaiki kata-kata itu. Dengan demikian,
kata-kata dalam kutipan semakin memperkuat, atau bahkan memberikan
pukulan, pada tesis atau tulisan paper;
(2) Kutipan langsung mungkin dipergunakan untuk mendokumentasikan
argumen utama ketika catatan kaki (footnote) dianggap tidak mencukupi.
Dalam kasus ini, panjang kutipan harus dibatasi, dan hanya terdiri dari
bagian yang memang sangat esensial;
(3) Kutipan langsung dapat dipergunakan ketika mahasiswa ingin
mengomentari, atau membantah atau menganalisis gagasan dari penulis lain;
(4) Kutipan langsung mungkin dipergunakan ketika perubahan, yang dilakukan
melalui parafrase, dapat menimbulkan kesalah-pahaman atau kesalahan-
penafsiran, misalnya, dalam mengutip kata-kata dalam hukum atau
perundang-undangan, dalam menyatakan asumsi-asumsi yang ada di balik
prosedur statistik, atau dalam mengutip ekstrak dari perdebatan parlemen,
atau dari publikasi pemerintah yang lain;
(5) Kutipan langsung harus dipergunakan ketika menyitir rumus matematika,
ilmu alam atau yang lain;
(6) Untuk materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada
kewajiban untuk mendapatkan ijin dalam mengutip. Namun, jika sebuah
tesis atau skripsi diterbitkan, masalah hak cipta bisa saja muncul, dan dalam
praktek biasanya memang dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta ijin
dari penerbit atau pengarangnya.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 83
FPTK UPI 2011
a. Aturan Mengutip
Meskipun ada banyak keluwesan (fleksibilitas) dalam memutuskan kapan
mahasiswa mengutip, konvensi yang lebih ketat berlaku untuk aturan mengutip.
(1) Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari
publikasi resmi harus dikutip. Exact berarti menggunakan kata-kata yang
sama (the same words), tanda baca yang sama (the same punctuation), ejaan
yang sama (the same spelling), huruf besar yang sama (the same
capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara apa adanya (exact),
mahasiswa harus disarankan agar melakukannya dengan sangat cermat.
Tingkat akurasi yang sangat tinggi adalah sangat esensial.
(2) Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan
konteks ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus
yang harus dipergunakan, misalnya, atau dalam kejadian tertentu sangat
dibutuhkan, sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam materi kutipan.
Akan tetapi, semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung
persegi [...], bukan parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata
dalam dokumen asli telah diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah
ditambahkan.
(3) Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika mahasiswa hanya ingin
menggunakan porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa diperbolehkan untuk
menghilangkan bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur ini dinamakan
elipsis (pembuangan kata). Prosedur ini harus dipergunakan dengan cara yang
sangat cermat (extra care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang
asli tidak berubah. Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus
disisipkan.
a. Bagaimana Mengutip?
Jurusan atau Fakultas yang berbeda mungkin mengadopsi kesepakatan yang
berbeda tentang bagaimana mengutip, namun ketika tidak ada aturan khusus yang
berlawanan, ada prosedur umum yang harus diikuti ketika mengutip.
Ketika merujuk pada karya seorang pengarang, tetapi bukan pada halaman atau
volume khusus, nama pengarang langsung diikuti dengan tahun. Alternatif
dalam sistem Harvard adalah sebagai berikut:
(Ferguson 1990) atau Ferguson (1990)
Jika ada lebih dari satu pengarang, semuanya dimasukkan dalam kutipan:
(Ferguson and Clark 1990) atau Ferguson and Clark (1990)
Karena akan sangat menyulitkan untuk membuat daftar semua nama dari
banyak pengarang, praktek yang biasa dilakukan dengan empat atau lebih
nama pengarang adalah dengan menggunakan singkatan dan lainnya (et al.):
(Ferguson et al. 1990) atau Ferguson et al. (1990)
Kadangkala referensi dibuat untuk karya tulis yang berbeda. Kutipan lalu
menjadi:
(Ferguson 1990; Clark 1990)
(Ferguson 1990; Ferguson 1991)
Atau
Ferguson (1990) and Clark (1990)
Ferguson (1990, 1991)
Jika referensi adalah untuk karya tulis oleh pengarang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama, karya tulis yang berbeda dibedakan oleh
huruf a, b, c…setelah tahun:
(Ferguson 1990a; Ferguson 1990b)
Dalam kasus tertentu, pengarang mungkin tidak disebutkan. Jika karya tulis
merupakan sebuah buku, judul karya tulis menggantikan nama pengarang; jika
karya tulis merupakan sebuah artikel surat kabar, nama surat kabar
menggantikan nama pengarang.
Politics in Fiji (2006) adalah sebuah....
Dilaporkan (Australian 8 Juni 1993, p. 24)...
(2) Elipsis
Untuk menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidak relevan, atau
untuk menyarikan bagian yang penting dari sebuah ekstrak yang lebih
panjang, mahasiswa diperkenankan untuk menghilangkan bagian dari
kutipan:
Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah...dan iklan-
iklan dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua,
secara tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai
yang lebih tinggi bagi para murid yang memiliki komputer sendiri.
(Hancock 1991, pp. 44-45)
Kata-kata yang dihilangkan ditunjukkan dengan elipsis (tiga titik). Elipsis
dapat terjadi setiap saat dalam kutipan teks. Jika kata-kata dihilangkan pada
akhir kalimat, praktek yang modern adalah dengan menunjukkan elipsis
sekali lagi dengan tiga titik.
Spesifikasi dari bahasa pemrogaraman komputer yang sederhana terdiri
dari ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar...b) rangkaian flow-chart
umum; dan c) proses komputasi... (Barr 1990, p. 7)
(3) Interpolasi
Jika dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam
sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial
semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan
parentheses.
Sic
Interpolasi yang umum dilakukan adalah dengan memasukkan sic setelah
kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini mahasiswa mengindikasikan
bahwa apa yang mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan
sebenarnya merupakan bagian integral dari teks yang asli.
The theory of ferroelectric domains as not been worked out but the theory
of ferromagnetic domains is well understood, although modification to
provide for charge neutralisation and high electromachanical [sic]
coupling is required before it could be applied to ferroelectrics. (Kautsky
1987, p. 26)
Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari jika kata
electromachanical adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical.
Komentar
Jika komentar diperlukan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok
pengertian tertentu, interpolasi mungkin juga diperlukan:
Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy energy. The direction
of the hexagonal axis is the direction of easy magnetisation [at room
temperature], while all directions in the basal plane, normal to the axis, are
hard directions. (Robertson 1992, p. 223)
Fungsi interpolasi di sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan
untuk menghindari ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi.
Menambahkan Antesenden
Ketika muncul ganti yang tidak tertentu dalam sebuah kutipan, mahasiswa
boleh menjelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata atau kata-kata yang
tepat dalam dua tanda kurung persegi [...].
He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date.
No other dramatist has rivalled his ability to portray characters with such
liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276)
(4) Kutipan Khusus
Teknik Parafrase
Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti untuk melakukan
parafrase secara efektif:
Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak
dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya
Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah
kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.
Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk
mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi
yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan,
tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah
dari parafrase anda.
Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan kalimat
aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat yang anda
buat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam
sebuah bentuk yang baru.
Bab V
Tata Bahasa Penulisan Tugas Akhir
Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang telah
ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Tanda
baca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca yang tidak lengkap dapat
menyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh karena itu dalam bab ini dibahas
aturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang menjadi
materi dalam tulisan tersebut.
Tidak Baku
Mur dan baut dipilih secara acak .
Jumlahnya sekitar 10 %
Adapun komponen yang digunakan adalah :
Baku
Mur dan baut dipilih secara acak.
Jumlahnya sekitar 10%.
Adapun komponen yang digunakan adalah:
Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurung dan
tanda kutip.
Tidak Baku
Kelima kelompok “ sepadan ”.
Kesalahan ( error ) dapat diabaikan.
Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil(<), tambah (+), kurang (-),
kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.
Tidak Baku
P=0,01 S:T=Y
A>B C<G
A+B=C
Bentuk Baku
P = 0,01 S : T = Y
A>BC<G
A+B=C
Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna
Kata depan, di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
daripada.
Contoh:
Mahasiswa pergi ke Jakarta
Mahasiswa datang dari Singapur
Dosen tiba di Bandung
4.2.6 Partikel
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 95
FPTK UPI 2011
Partikel –lah, –kah, –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Marilah kita berangkat ke kampus.
Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?
Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk kata-
kata yang telah dianggap terpadu benar seperti meskipun, adapun, kendatipun,
maupun, sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun.
4.3. Kalimat
a. Pola Kalimat
1. Mahasiswa berdiskusi
S: KB + P: KK
2. Dosen itu ramah
S: KB + P: KS
3. Harga busi itu sepuluh ribu rupiah.
S: KB + P: KBil
Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa)
dan predikat (P) kata kerja (berdiskusi).
Harga busi sepeda motor itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S P
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-
contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu
diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih. Perluasan kalimat itu, antara
lain, terdiri atas:
Kalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat tunggal atau lebi. Kalimat
majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.
Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta
jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis.
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari
dua kalimat tunggal.
Contoh:
Dosen tenang.
Mahasiswa duduk teratur.
Para mahasiswa antre.
Dosen tenang, mahasiswa duduk teratur, dan para mahasiswa antre.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 99
FPTK UPI 2011
Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat
dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan,
dan hasilnya disebut kalimat majemu setara pertentangan.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.
Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei
Darussalam tergolong negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan
dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata
sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut.
kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian
jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.
Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara gokart tingkat remaja, kemudian
disebutkan nama-nama juara gokart tingkat dewasa.
Upacara serah terima pengurus MOC sudah selesai, lalu Pak Ustaz
membacakan doa selamat.
Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan.
Contoh:
Para pemilik sepeda motor membayar pajaknya di kantor Samsat yang
terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik sepeda motor
langsung.
Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur
gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,
sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan,
syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan
dalam anak kalimat.
Contoh:
- Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 100
FPTK UPI 2011
- Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka
masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
- Para pemain sudah lelah
- Para pemain boleh beristirahat.
- Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
- Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam
bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan,
sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.
Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
Induk kalimat:
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan
kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum
selesai.
Penjelasan
Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk
setara, kami pulang,tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena
tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara +
bertingkat.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 101
FPTK UPI 2011
Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya
benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya.
Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya
tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun
dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi
kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-ketengan, atau selalu konstruksi induk
kalimat-anak kalimat.
Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-
anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-induk), dan (3) kalimat yang berimbang
(setara atau campuran).
Misalnya:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang
berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
Negatif
- Tidak semua mahasiswa memperoleh konvensasi penundaan SPP.
- Dalam pameran teknologi tersebut para pengunjung tidak mendapat
informasi yang memuaskan tentang cara kerja mesin pembabat
rumput.
e. Kalimat Efektif
(1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.
Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Salah)
- Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Benar)
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 105
FPTK UPI 2011
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
- Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
- Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
- Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
- Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
(2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:
(3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.
Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 106
FPTK UPI 2011
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
(4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.
Perhatikan:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Bentuk Tidak
para tamu-tamu
beberapa orang-orang
(5) Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
- Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
- Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 108
FPTK UPI 2011
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
(6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.
Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang
secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia
dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad
atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-
rumah adat.
Seharusnya:
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 109
FPTK UPI 2011
- Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.
(7) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
- Waktu dan tempat kami persilakan.
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
- Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir
di daerah tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai
berikut.
- Bapak Menteri kami persilakan.
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
- Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering
mondar-mandir di daerah tersebut.
Penulisan judul yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah sangat
penting untuk diuraikan di sini. Dengan demikian keseragaman dalam tulisan
karya ilmiah yang diatur dengan panduan ini dapat diperoleh.
Judul Bagian dan Sampul Depan Laporan
Judul Bagian ditulis dengan gaya penulisan semua huruf kapital. Bila terdiri atas
beberapa baris, maka baris pertama paling panjang dan baris berikutnya lebih
pendek serta ditulis dengan gaya di tengah-tengah.
Contoh:
PENGEMBANGAN MOTOR HEMAT ENERGI
STUDI TEKNO SOSIAL DALAM PERANCANGAN MESIN
Judul Bab
Judul bab ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali partikel
atau kata depan.
Contoh:
Bab III
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 110
FPTK UPI 2011
Prosedur Optimasi dan Formulasi
Bab I
Pendahuluan
Bab IV
Pengujian dan Analisis
Judul Subbab
Judul bab juga ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali
partikel atau kata depan.
Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar
Tulis penuh semua singkatan seperti: dan lain lain, dan sebagainya, dan
seterusnya (bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan suatu
istilah dapat diberlakukan, bila memang istilah tersebut panjang dan terlalu sering
muncul dalam teks. Untuk penyingkatan ini, kepanjangan istilah tersebut harus
dimuculkan pertama kali ketika istilah tersebut pertama kalinya disebutkan dalam
teks.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 111
FPTK UPI 2011
DAFTAR PUSTAKA
The University of Chicago Press, The Chicago Manual of Style, 15th edition, The
University of Chicago Press, Chicago, 2003
Leedy, Paul D. 1997. Practical Research: Planning and Design. Sixth Edition.
Prectice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Chapter 4: “The Review of
the Related Literature”, hal. 71-91.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 112
FPTK UPI 2011
Nina Widyaningsih (2007) kalimat dalam Bahasa Indonesia
Lampiran
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 113
FPTK UPI 2011