Anda di halaman 1dari 113

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Penulisan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu bentuk penulisan karya
ilmiah pada mata kuliah bidang keahlian otomotif yang harus ditempuh oleh
mahasiswa program sarjana pendidikan teknik mesin di FPTK Universitas
Pendidikan Indonesia, sebelum mahasiswa menyelesaikan program sarjananya
disamping Skripsi Pendidikan.
Buku pedoman ini, disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa dalam penulisan Tugas Akhir disamping sebagai
penguatan kapasitas dan kualitas belajar mahasiswa secara efektif dan efisien.

1.2 Pengertian dan Etika Penulisan Tugas Akhir Konsentrasi Otomotif (S-1)
JPTM FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif JPTM FPTK UPI adalah suatu mata
kuliah terbimbing, berisikan kegiatan penelitian untuk menghasilkan suatu karya
ilmiah yang memiliki relevansi dengan perkembangan teknologi otomotif, sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Sarjana Pendidikan.
Tugas Akhir yang ditulis dapat berdasarkan hasil penelitian lapangan, kajian
pustaka, kajian numerik, kajian analitik, atau hasil kreativitas pengembangan
teknologi kendaraan bermotor.
Kegiatan penelitian ini, merupakan proses akademik yang bertujuan untuk
menerapkan, mengembangkan dan menyusun konsep-konsep, ditunjang data-data
empirik (spesifikasi, pengujian, pembuatan) dan analisis kritis (perhitungan,
pemodelan), mengenai teknologi kendaraan bermotor sehingga mewujud pada
karya tulis secara sistematis, logis, kritis dan terpadu sebagai akumulasi mata
kuliah bidang studi dasar dan keahlian yang telah ditempuh. Tugas Akhir
memiliki bobot 4 SKS, dengan rincian perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, penulisan laporan dan ujian.
Ditinjau dari aspek kuantitatif, Tugas Akhir Otomotif dibagi pada klaster
paket A,B,C dan D, memiliki bobot telaah akademik yang berbeda. Paket D lebih
berat bobot akademiknya dibandingkan dengan Paket C, B dan A. Adapun
perbedaan dari aspek kualitatif dapat dilihat dari aspek kompleksitas
permasalahan, kajian pustaka, metodologi, orsinilitas hasil penelitian, dan aspek
kemandirian berpikir dalam penyelesaian masalah.
Kompetensi sasaran dari penyelesaian Tugas Akhir, adalah menghasilkan
lulusan yang memiliki kemampuan berpikir kritis, bersikap rasional dan
keterampilan dalam menerapkan dan mengembangkan teknologi otomotif.
Pelaksanaan penyusunan penelitian tugas akhir, dapat dilaksanakan secara
kelompok, meskipun pada konteks kajian substansi dibatasi untuk setiap topik
merupakan hasil berpikir individu mahasiswa.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 1


FPTK UPI 2011
Etika dan kode etik yang dibudayakan dalam penulisan Tugas Akhir,
mencakup hak cipta dan paten dari segi hukum harus diikuti dan difahami dengan
baik. Penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah sesuai kaidah. Kode
etik adalah norma-norma yang telah diterima dan diakui oleh masyarakat dan
citivitas akademik perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini
berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan terhadap bahan yang
digunakan, dan penyebutan sumber data ataupun informan.

1.3 Persyaratan Administrasi Akademik

Mahasiswa yang akan menyelesaikan Tugas Akhir S-1 Otomotif, telah


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah menempuh dan lulus seluruh mata kuliah bidang studi dasar dan bidang
keahlian otomotif (≤ 124SKS);
2. Paket pilihan tema Tugas Akhir, sesuai dengan kapasitas mahasiswa
berdasarkan bobot kuantitatif dan kualitatif;
 Paket A, bagi mahasiswa yang memiliki IPK < 2,75 waktu studi sangat
pendek karena sesutau hal (seperti, satu semester lagi), dan atau
pertimbangan lain, dengan konsekuensi kriteria penilaian dibatasi pada
syarat kelulusan minimal (lihat bobot penilaian)
 Paket B,C dan D bagi mahasiswa yang memiliki IPK ≥ 2,75 waktu studi
maksimal ≥ 8 semester, dengan kriteria penilaian (lihat bobot penilaian)
3. Bagi mahasiswa memiliki kemampuan “sangat istimewa” minimal IPK Mata
Kuliah Bidang Studi Dasar (Matematika dasar, Matematika I-II, Fisika,
Kimia, Motor Bakar, Teknologi Bahan Bakar, Elemen mesin, Mekanika,
Perpindahan Panas, Thermodynamika, Thermofluida ≤ 3.75 (≤ 114SKS) dan
telah mengontrak (walaupun belum lulus/masih perkuliahan) untuk Mata
Kuliah Konsentrasi Keahlian dapat mengusulkan Tugas Akhir dengan
bimbingan khusus;
4. Tercatat sebagai mahasiswa dan telah mengontrak Tugas Akhir;
5. Rekomendasi wali untuk mengajukan rencana penyusunan Tugas Akhir ke
Skretariat Koordinator Penulisan Tugas Akhir (KPTA).

1.4. Mekanisme Pra Ujian Proposal, Penulisan sampai Ujian Tugas Akhir
1.4.1. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Penyelesain Tugas Akhir

a. Skretaris Penulisan Tugas Akhir


Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Mempersiapkan format-format isian dan pedoman bagi mahasiswa,
antara lain, buku pedoman, format usulan ke dosen wali, format studi
pendahuluan (pra survei), format komitmen dengan dosen pembimbing,
pengusulan UPTA dan UTA, format penilaian, menghimpun dan
menghitung nilai dan dimasukan pada sistem pendataan sebagai basis
data Program Studi;
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 2
FPTK UPI 2011
(2) Mengumumkan kegiatan pra penulisan proposal Tugas Akhir, menerima
usulan studi pendahuluan dari mahasiswa;
(3) Memeriksa kelengkapan administrasi yang telah disetujui dosen wali;
(4) Menjadwalkan kegiatan UPTA dan UTA yang diusulkan kepada ketua
Jurusan, setelah berkoordinasi dengan Ketua Prodi;
(5) Mendiksusikan dengan koordinator, ketua prodi dalam hal-hal krusial
atau terkait dengan etika ilmiah;
(6) Menerima draf proposal, laporan akir dan jurnal Tugas Akhir yang telah
direvisi.
b. Koordinator Penulisan Tugas Akhir
Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Menyelenggarakan perkuliahan pengantar penulisan tugas akhir, paling
tidak enam kali pertemuan tatap muka, mencakup materi dan sistematika
penyusunan proposal, telaah penelitian terdahulu, telaah pustaka dan
pemetaan masalah, metode dan instrument yang akan digunakan dalam
penelitian seta penulisan jurnal;
(2) Menerima dan memeriksa usulan rencana studi pendahuluan mengenai
topik yang menjadi minat mahasiswa;
(3) Mengusulkan dan merekomendasikan calon dosen pembimbing sesuai
dengan keahliannya kepada ketua Jurusan setelah berkoordinasi dengan
Ketua Program Studi;
(4) Menerima pengaduan dari dosen pembimbing Tugas Akhir;
(5) Menerima pengaduan dari mahasiswa penyusun Tugas Akhir;
(6) Mencari penyelesaian yang harmonis apabila terjadi koflik antara dosen
dengan mahasiswa, terkait dengan persoalan penulisan Tugas Akhir.
c. Dosen Wali
Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Menerima pengajuan penulisan proposal Tugas Akhir dari mahasiswa;
(2) Memeriksa status kemahasiswaan;
(3) Memeriksa kontrak kredit studi;
(4) Memeriksa IP perolehan nilai yang telah diperoleh;
(5) Memberikan nasihat dan motivasi penyelesaian studi;
(6) Memberikan ijin untuk menyusun Proposal Tugas Akhir;
d. Ketua Prodi
Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Menerima konsultasi dari skretaris atau koordinator penulisan Tugas
Akhir mengenai rencana kegiatan;
(2) Melakukan pengendalian sistem mutu penulisan, UPTA dan UTA;
(3) Melaksanakan sinerjisitas kinerja semua pihat terkait dalam penyelesaian
Tugas Akhir termasuk penjadwalan;
(4) Melaksanakan kordinasi dengan Ketua Jurusan dalam memutuskan
kebijakan terkait dengan Tugas Akhir.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 3
FPTK UPI 2011
e. Ketua Jurusan
Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Menerima laporan kegiatan penulisan, UPTA dan UTA;
(2) Menerbitkan Surat Keputusan bagi dosen pembimbing;
(3) Mengambil keputusan terkait dengan permasalahan, etika, konflik
akademik dalam penyelesaian Tugas Akhir;
(4) Menerima dan memeriksa keabsahan hasil ujian proposal dan ujian
Tugas Akhir dari skretaris bimbingan Tugas Akhir;
(5) Menilai kinerja semua pihak terkait;
f. Dosen pembimbing
Tugas utama dalam pelaksanaan pelayanan persiapan penulisan, Ujian
Proposal Tugas Akhir (UPTA) dan Ujian Tugas Akhir (UTA) adalah;
(1) Menerima SK penunjukkan sebagai pembimbing dari mahasiswa;
(2) Memberikan persetujuan komitmen mahasiswa selama batas waktu
bimbingan menyangkut, waktu pertemuan dan batas penyelesaian yang
ditandatangani oleh mahasiswa (kontrak komitmen mahasiswa);
(3) Pembimbing I dan II, berkoordinasi untuk menyamakan persepsi, batasan
masalah, kedalaman dan keluasan topik masalah;
(4) Pembimbing I dan II, mensepakati dan berkesepahaman dalam
memberikan arahan kepada mahasiswa, terkait dengan subtansi topik,
tata tulus, metode dan hasil penelitian mahasiswa;
(5) Pembimbing I dan II, secara bersama-sama memberikan penguatan
kapasitas mahasiswa dalam bersikap ilmiah sesuai dengan rambu-rambu
buku pedoman;
(6) Pembimbing I dan II tidak bersifat hirarki, akan tetapi kesepahaman
akademik, sehingga diperlukan adanya kesepahaman tilikan ilmiah;
(7) Meminta lay out proposal Tugas Akhir secara sinambung, dengan batas
waktu sesuai kontrak komitmen mahasiswa;
(8) Memeriksa dan memberikan koreksi penulisan proposal Tugas Akhir;
(9) Memberikan pendalaman dan perluasan topik kajian sesuai kaidah
akademis;
(10) Mengkritisi dan melakukan eksplorasi kepemahaman mahasiswa
mengenai konsep dasar, teori dan prakis serta metode dan pengujian
mengenai topik yang terkait dengan permasalahan dan pemecahannya;
(11) Menilai batas komprehensif dan daya analisis mahasiswa mengenai
proposal yang diajukan, fisibilitas, rasional, sistematis berpikir;
(12) Menginformasikan hal-hal yang dipandang menjadi masalah dan
dihadapi mahasiswa kepada Koordinator Bimbingan Tugas Akhir;
(13) Memberikan peringatan I dan II bagi mahasiswa yang melanggar
komitmen;
(14) Melaporkan ke Koordinator Bimbingan Tugas Akhir untuk diambil
tindakan lebih lanjut (menggagalkan penyelesain,melalui perubahan
topik dan lainnya);
(15) Memberikan rekomendasi untuk ujian proposal;
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 4
FPTK UPI 2011
(16) Memberikan arahan saat ujian proposal;
(17) Memberikan arahan perbaikan proposal;
(18) Memberikan penilaian ujian proposal;
(19) Memberikan arahan untuk melaksanakan pengujian, pemodelan,
perancangan atau pembuatan;
(20) Mensuvervisi mahasiswa dalam pengujian, pemodelan, perancangan
atau pembuatan di laboratorium atau workshop;
(21) Memberikan arahan penulisan laporan akhir Tugas Akhir;
(22) Memberikan berbagai pertanyaan mengenai hasil akhir yang telah
disusun menjadi data-data empirik;
(23) Memberikan arahan penulisan draf Tugas Akhir;
(24) Menyetujui ujian Tugas Akhir;
(25) Memberikan arahan saat ujian Tugas Akhir;
(26) Memberikan pertanyaan dalam ujian Tugas Akhir;
(27) Memberikan penilaian selama bimbingan sampai ujian Tugas Akhir;
(28) Memberikan arahan perbaikan draf final Tugas Akhir;
(29) Memeriksa finalisasi Tugas Akhir.
g. Dosen penguji
Tugas utama dalam pelaksanaan UPTA dan UTA;
(1) Memberikan saran kritis mengenai proposal atau draf akhir Tugas
Akhir dan sebagai salah satu aspek komponen perbaikan mutu;
(2) Memberikan pertanyaan lisan terbuka yang bersifat;
- Pertanyaan klarifikasi mengenai alasan pemilihan topik, validitas
data primer, sekunder atau tersier;
- Pertanyaan eksplorasi teori dasar (maksimal 5 pertanyaan), dari
landasan kajian yang relevan dengan topik masalah;
- Pertanyaan esensi dan subtansi dari topik masalah, terkait dengan
orginilitas (analisis manual, perancangan ulang, modifikasi,
pemodelan atau karya kreatif) analisis pengolahan data, penyajian
data dan hasil percobaan atau pengujian (maksimal 5 pertanyaan);
- Pertanyaan pengembangan wawasan (satu pertanyaan)
(3) Memberikan penilain
- Kumulatif point (1) dan (2)
(4) Memberikan teguran
- Jika dalam tulisan yang terperiksa terdapat pelanggaran etika ilmiah,
wajib memberikan teguran lisan saat ujian;
(5) Penguji khusus bisa dosen yang dari lingkungan JPTM FPTK UPI atau
dari luar (Fakultas, Universitas atau Industri) yang memiliki kapasitas
dan kompetensi teknologi otomotif.
h. Mahasiswa
Hak dan kewajiban utama dalam pelaksanaan persiapan penulisan dan UPTA
dan UTA adalah;
Hak Mahasiswa
(1) Memperoleh bimbingan dari dosen pembimbing;

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 5


FPTK UPI 2011
(2) Memperoleh surat-surat resmi dari Jurusan untuk melaksanakan
observasi, pengujian atau hal lain yang terkait dengan masalah penelitian
Tugas Akhir;
(3) Memperoleh kerahasian kemajuan selama bimbingan dan ujian;
(4) Memperoleh perlindungan atas pengaduan selama bimbingan;
(5) Memperoleh penilaian secara adil sesuai dengan kapasitas akademik,
selama bimbingan, UPTA dan UTA.
Kewajiban Mahasiswa
(1) Mengikuti prosedur baik bersifat administrasi maupun akademik yang
ditetapkan;
(2) Melaksanakan kontrak komitmen dengan dosen pembimbing dengan
risiko yang telah dipilih;
(3) Melaksanakan bimbingan sesuai kontrak komitmen dengan dosen
pembimbing;
(4) Mahasiswa berkonsultasi dengan pembimbing I dan II mengenai laporan
yang telah dicapai, untuk memperoleh tanggapan, arahan dan perbaikan
melalui konsultasi dilakukan minimal satu kali dalam seminggu atau
sesuai kontrak komitmen;
(5) Tidak berlaku curang dalam pembuatan Tugas Akhir, seperti plagiat;
(6) Mematuhi saran perbaikan materi seperti yang telah disepakati pada saat
konsultasi, maupun ujian konprehensif dengan pembimbing maupun
penguji;
(7) Jika dalam waktu yang direncanakan sesuai klaster pilihan, terhitung
sejak SK pembimbing dikeluarkan mahasiswa belum dapat
menyelesaikan ujian proposal Tugas Akhir, maka mahasiswa harus
mengajukan ijin perpanjangan masa pembimbingan selama satu bulan,
setelah mendapat rekomendasi dari pembimbing tugas akhir. Jika tidak
dapat menuntasan, maka mahasiswa tersebut dinyatakan gagal dan
mencari topik baru;
(8) Setelah ujian proposal dan dinyatakan lulus, mahasiswa dapat
melanjutkan penyusunan laporan akhir (ujian Tugas Akhir) sesuai klaster
pilihan, terhitung sejak SK pembimbingan sampai batas akhir. Jika tidak
dapat menuntasan, maka mahasiswa tersebut dapat perpanjangan dengan
rekomendasi dosen pembimbing selama satu bulan;
(9) Setelah seluruh isi proposal atau laporan final Tugas Akhir telah disetujui
oleh kedua pembimbing, yang dibuktikan dengan rekomendasi untuk
ujian proposal atau ujian akhir dan keterangan pada kartu bimbingan,
maka mahasiswa dapat mendaftar untuk melaksanakan ujian;
(10) Apabila pada waktu ujian proposal atau ujian akhir terdapat perbaikan-
perbaikan, maka perbaikan harus sudah dilakukan paling lama satu
minggu setelah ujian dilaksanakan;
(11) Apabila mahasiswa tidak lulus ujian proposal dapat mengusulkan
kembali pada periode tertentu, setelah memperoleh persetujuan
koordinator penulisan tugas akhir dengan topik masalah baru;

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 6


FPTK UPI 2011
(12) Apabila mahasiswa tidak lulus ujian Tugas Akhir dapat melakukan ujian
ulang dan waktunya ditentukan kemudian oleh Ketua Jurusan. Ujian
ulang hanya dapat dilakukan maksimal 2 kali, jika masih tidak lulus
maka diharuskan untuk membuat TA dengan topik yang baru.
(13) Perbaikan yang dilakukan harus dikonsultasikan dengan tim penguji, tim
penguji akan memberikan tanda tangan pada lembar perbaikan bahwa
telah dilakukan perbaikan seperti yang disarankan;
(14) Pada saat UPTA, pakaian lengan panjang berdasi dan berjaket
almamater;
(15) Pada saat UTA pakaian mahasiswa memakai:
- Jas lengan panjang berdasi
- Bagi mahasiswi menyesuaikan
- Celana/rok bawah panjang berwarna hitam/gelap
- Memakai sepatu tertutup berwarna gelap
- Bagi laki-laki tidak berambut panjang/gondrong dan memakai
aksesoris yang tidak perlu.

1.4.2 Mekanisme Pengusulan Proposal dan Ujian Tugas Akhir.

Sekretaris mengeluarkan pengumuman dan jadwal pra penulisan Tugas Akhir,


mahasiswa segera menghubungi sekretariat untuk memperoleh;
(1) Buku pedoman;
(2) Blanko surat-surat penting;
Mahasiswa untuk menghubungi dosen wali, dalam rangka menyelesaikan
persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya, melakukan regritasi di sekretariat TA
Otomotif untuk ditindaklanjuti.
Mahasiswa mengikuti perkuliahan pengantar penysunuan Proposal Tugas
Akhir, sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan. Mengikuti perkuliahan
pengantar bersifat wajib, dan jika tidak mengikuti dipandang gugur, dan
diikutsertakan pada periode semester berikutnya.
Mahasiswa yang telah selesai mengikuti perkuliahan, selanjutnya menyusun
pra penyusunan proposal melalui pengisian format rencana penelitian secara
ringkas akan tetapi komprehensif.
Ringkasan pra penelitian telah dilengkapi dengan peta masalah, rumusan
batasan, tujuan dan manfaat, telaah penelitian teradulu yang relevan, teori-tero
dasar dan aplikasi, metode dan instrument yang akan digunakan untuk pengujian,
pemodelan, perancangan, pembuatan atau perakitan.
Ringkasan diserahkan kepada koordinator TA untuk ditindak lanjuti sebagai
bahan proposal. Bahan proposal yang telah ditelaah dan dipandang layak, visible,
patut dan memenuhi kriteria, maka dikembalikan ke mahasiswa, untuk disusun
menjadi proposal yang akan dijadikan karya ilmiah.
Proposal selanjutnya diajukan kembali ke sekretariat untuk ditindaklanjuti
oleh Ketua Jurusan sebagai dasar penunjukkan Dosen pembimbing. Jika telah
ditetapkan oleh Jurusan, maka mahasiswa menghadap dosen pembimbing.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 7


FPTK UPI 2011
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 8
FPTK UPI 2011
Bab II
Ruang Lingkup dan Kriteria Tugas Akhir Otomotif

2.1 Tema Rencana Penyusunan Tugas Akhir


Mahasiswa yang akan mengajukan Rencana Penyusunan Tugas Akhir, agar
dalam penyelesaian dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan
jadual. Maka ruang lingkup tema Tugas Akhir dapat dipilih antara lain;

Ruang Lingkup Tema Penelitian


a. Tema dasar praksis otomotif
Engine (Bensin dan Diesel)
 Sistem dan komponen bahan bakar (Karburator/ Electrical/CR)
 Sistem dan komponen utama motor
 Sistem dan komponen pendinginan dan pelumasan (radiator, oil
cooler system)
 Sistem dan komponen pemasukan dan pengeluaran (conventer,
mupler)
Electrical
Kelistrikan engine
- system penyalaan (konvensional, digital)
- Sistem kontrol
- Sistem starter
- Sistem pengisian
Body electrical
- Aksesoris kendaraan (sistem lampu, sistem sinyal, pengaman dan
audio)
- Sistem pendinginan kabin (AC)
- Sistem kontrol kendaraan (sensor kerataan, belokan jalan dan
ketinggian posisi jalan dipermukaan laut)
Power Train
- Sistem dan komponen kopling
- Sistem dan komponen transmisi (manual dan automatic)
- Sistem dan komponen pemindah daya (poros profellar/trans axle dan
poros gardan)
Sistem Chasis
- Sistem dan komponen roda dan ban
- Sistem dan komponen poros depan dan belakang
- Sistem dan komponen suspensi
- Sistem dan komponen rem
- Sistem dan komponen steering
Body
- Sistem pengendalian korosif
- Pengembangan panel kendaraan bermotor

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 9


FPTK UPI 2011
b. Tema Kreativitas dan Inovasi Pengembangan Kendaraan Bermotor
Rancangan ulang, atau modifikasi model kendaraan bermotor berbasis
fungsi (urban, sport, prototype kendaraan spesial, dan kendaraan militer)
Rancangan model kendaraan hibrid
c. Tema Pengembangan/Pendukung Teknologi Otomotif
Pebuatan bahan bakar terbaharukan (pengembangan yang telah ada+ atau
benar-benar baru)
Pembuatan alat ukur, alat bantu atau alat pengujian kendaraan bermotor
(pengembangan yang telah ada+ atau benar-benar baru)

2.2 Batasan Kedalam dan Keluasan serta Kriteria Penilaian (Klaster)


Sebagai suatu ihtiar meningkatkan mutu pendidikan teknologi dan kejuruan di
lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, dengan merujuk pada keadilan
dalam pelayanan kepada mahasiswa, maka untuk menyelesaikan studi tepat waktu
maka penyusunan Tugas Akhir, dibangun suatu klaster sesuai dengan potensi
minat,bakat dan kemampuan waktu dan pembiayaan maka disediakan pilihan
dengan konsekuensi. Adapun klaster tersebut, dikategorikan sebagai berikut:
Penelitian bersifat kajian pustaka dalam kasus empirik sistem atau komponen
kendaraan bermotor.
Penelitian bersifat laboratorium dalam kasus empirik sistem atau komponen
kendaraan bermotor.
Penelitian bersifat pemodelan dalam kasus empirik sistem komponen
kendaraan bermotor.
Penelitian bersifat kreativitas melalui perancangan ulang, modifikasi,
perancangan prototipe.
Setiap pemilihan tema penelitian, sesuai dengan batas kompetensi minimal
yang harus dicapai. Meskipun demikian, setiap pilihan memiliki konsekuensi
yang harus disadari dan diterima sebagai pilihan objektif. Adapun batasan
kedalam dan keluasan serta kriteria penilaian dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Paket A: Penelitian bersifat kajian pustaka dalam kasus empirik sistem


atau komponen kendaraan bermotor.

Ruang lingkup penelitian bersifat kajian pusataka, memiliki keterkaitaan


langsung dengan perhitungan dengan menggunakan teori, konsep dan formula
baku dari sumber (buku teks) kajian literatur minimal tujuh buah, ditambah
lima jurnal nasional atau internasional yang relevan pada lima tahun terakhir.
Sebagai objek yang menjadi telaah adanya masalah dari variabel-variabel
nyata dengan patokan spesifikasi kendaraan (engine, electrical, sistem
komponen power train, sistem konponen chasis dan body). Tema spesifik
dapat dirumuskan dalam deskripsi operasional seperti; analisis prestasi motor;
analisis usia penggunaan komponen sistem kendaraan bermotor; analisis
perbandingan suatu komponen sistem kendaraan bermotor.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 10


FPTK UPI 2011
Definisi Analisis:
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui kedalam dari sutau keadaan.
Data, informasi atau keterangan mengenai suatu keadaan diurai dan dikaji
hubungannya satu sama lain, diselidiki kaitan yang ada antara yang satu
dengan yang lainnya.
Masalah akan tampak sebagai tilikan dari cara berpikir kritis mengenai
suatu kesenjangan dari sistem atau komponen kendaraan bermotor, yang
ditunjang oleh data senyata dan empirik (penelitian terdahulu).
Tujuan memiliki urgensi yang kuat antara pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh selama proses analisis, sehingga adanya kesinambungan dan
konsistensi pentingnya dilakukan penelitian. Manfaat, akan berdampak pada
pengembangan bidang keahliannya serta bermanfaat bagi masyarakat luas
secara praksis.
Melakukan analisis berarti melakukan kajian untuk mengenali struktur
suatu fenomena. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telaah terhadap
fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian bagian yang
membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitan di antara unsur-
unsur pembentuk fenomena secara keseluruhan, maupun terhadap bagian
bagian yang membentuk fenomena tersebut serta hubungan keterkaitan
diantara unsur unsur pembentuk fenomena tersebut.
Proses analisis perhitungan, ialah cara melihat berbagai faktor melalui
pendekatan perhitungan sebagai terapan teori. Dalam hal analisis perhitungan,
dapat didefinisikan sebagai suatu penerapan ilmu dasar dan teknologi yang
batasannya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tujuan, skala, dan proses
dari suatu objek yang ditelaah.
Hasilnya, adalah penjelasan dalam bentuk grafik, gambar dan angka-angka
kuantitatif yang mendeskripsikan estimasi kekuatan, keamanan, kenyamanan
dari sistem dan komponen suatu kendaraan.

Metode :
Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif pada suatu kasus
tertentu, dengan dukungan data dan fakta empirik dari komponen sistem
kendaraan bermotor ditinjau dari kajian literatur.
Langkah-langkah pengumpulan data bersifat kasus yang terjadi pada suatu
kendaraan bermotor, baik yang berasal dari pengalaman nyata dari pengguna
atau penelitian sebelumnya. Sumber data berupa primer dan sekunder yang
diolah melalui pendekatan perhitungan manual.

Pelaksanaan:
Analisis perhitungan manual tanpa pengujian dan hanya dibatasi pada data
spesifikasi dengan pembanding komponen otomotif terobservasi untuk sistem
kendaraan sesuai dengan tema yang dipilih, waktu kisaran 2 sampai 3 bulan,
dikerjakan sendiri, penelitian di Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing satu orang dan penguji tiga orang.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 11


FPTK UPI 2011
Tabel 1. Bobot Kriteria Penilaian Paket A
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis manual) 10%
b. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat,
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran; 20%
c. Tata tulis dan estetika laporan 10%
2 Ujian
a. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
b. Pemahaman konsep dasar; 10%
c. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
d. Analisis masalah dan pemecahannya; 20%
e. Pemahaman diagnosis pemeliharaan dan perbaikan
sistem yang dianalisis 15%
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata

b. Paket B: Penelitian bersifat laboratorium dalam kasus empirik sistem


atau komponen kendaraan bermotor.

Definisi Penelitian Laboratorium:


Laboratorium mesin adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran
ataupun pengujian teknis dapat dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat
untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara
terkendali. Penelitian di laboratorium mesin, dapat dilihat dari tujuan
penelitian dalam pemecahan masalah.
Tujuan penelitian bidang otomotif, dibatasi pada pengambilan data dari
hasil pengujian atau pengukuran dari sistem atau komponen kendaraan
bermotor, hal itu tidak dapat dikategorikan “metode percobaan/eksperimen”.
Meskipun terdapat variabel-variabel terukur dalam suatu prestasi, atau usia
komponen. Hal tersebut, hanya sebatas evaluasi terhadap kondisi yang ada
dibandingkan spesifikasi pabrik.

Metode :
Tujuan penelitian bidang otomotif, yang bertujuan eksperimen memiliki
tingkat kompleksitas dan pengkondisian tertentu. Contoh sederhana,
pembuatan suatu komponen kendaraan bermotor selanjutnya dilakukan
pengujian atas variabel-variabel yang menentukan kekuatan dan usia melalui
pengujian dengan sampel dan waktu tertentu sesuai standard yang ditetapkan.
Hasilnya, diperoleh spesifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
dapat diusulkan memperoleh hak patent.
Ruang lingkup penelitian setingkat S-1, biasanya penelitian di
laboratorium merupakan salah satu untuk memperoleh data hasil pengujian
atau pengukuran dari objek yang telah memiliki spesifikasi tertentu dan
hasilnya akan dilakukan analisis.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 12


FPTK UPI 2011
Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif pada suatu kasus
tertentu, dengan dukungan data dan fakta empirik pengujian dari komponen
sistem kendaraan bermotor ditinjau dari kajian literatur.
Langkah-langkah pengumpulan data bersifat kasus yang terjadi pada suatu
kendaraan bermotor, selanjutnya dilakukan pengukuran atau pengujian dengan
perangkat alat tertentu.

Pelaksanaan:
Analisis data laboratorium dan ditunjang data spesifikasi, serta adanya
pembanding dari komponen terobservasi untuk sistem kendaraan yang diteliti,
waktu kisaran 3 sampai 6 bulan penelitian di Lab institusi eksternal (LIPI,
BPPT Serpong, Industri) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 2,00
sampai 3.24 (C- B) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 2. Bobot Kriteria Penilaian Paket B
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis manual, pengujian) 5%
b. Subtansi tema (orsinilitas) 10%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 10%
hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran; 10%
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
a. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
b. Pemahaman konsep dasar; 10%
c. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
d. Analisis masalah dan pemecahannya; 15%
e. Pemahaman diagnosis pemeliharaan dan perbaikan 10%
sistem yang dianalisis
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata

c. Paket C: Penelitian bersifat pemodelan dalam kasus empirik sistem


komponen kendaraan bermotor.

Definisi Penelitian Pemodelan:


Suatu “sistem” dapat dipandang sebagai gugusan elemen-elemen yang
saling berhubungan dan terorganisir ke arah suatu sasaran tertentu atau gugus
sasaran. Problem-problem kendaraan bermotor sangat kompleks,
"pendekatan sistem" dapat menyediakan alat bantu bagi penyelesaian
masalah dengan metode dan peralatan logis yang memungkinkannya untuk
mengidentifikasikan komponen-komponen (subsistem) yang saling
berinteraksi untuk mencapai beberapa sasaran tertentu.
Pengetahuan ini memungkinkan seseorang untuk mengambil pilihan-
pilihan rasional di antara alternatif yang tersedia dalam problem yang kritis
dan trade-off.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 13
FPTK UPI 2011
Tiga macam kondisi yang menjadi prasyarat agar supaya aplikasi pen-
dekatan sistem dapat memberikan hasil yang memuaskan adalah:
Sasaran sistem didefinisikan secara jelas dan dapat dikenali, meskipun
kadangkala tidak dapat dikuantifikasikan.
Proses pengambilan keputusan dalam sistem riil dilakukan dengan cara
sentralisasi yang logis
Skala perencanaannya jangka panjang.
Pada hakekatnya pengembangan sistem merupakan suatu proses pengam
bilan keputusan degan menggunakan fungsi-struktur, outcomes, evaluasi, dan
keputusan. Tahap-tahap pokok dalam pendekatan sistem ini adalah: (i)
evaluasi kelayakan, (ii) pemodelan abstrak, (iii) disain implementasi, (iv)
implementasi sistem, dan (v) operasi sistem.
Seperti yang lazim diikuti, prosedur dari proses tersebut diawali dengan
gugus "kebutuhan" yang harus dipenuhi, menuju kepada suatu sistem
operasional yang mampu memenuhi kebutuhan. Proses-proses tersebut diikuti
dengan suatu evaluasi untuk menentukan apakah outcome dari suatu tahapan
memuaskan atau tidak. Proses tersebut pada kenyataannya bersifat interaktif.
Suatu alat bantu yang sangat penting ialah model abstrak yang perilaku
esensialnya mencerminkan perilaku dunia nyata (realita) yang diwakilinya.
Model digunakan dalam banyak cara, dalam mendisain dan mengelola sistem
sebagai fungsi analisis. Analisis ini didefinisikan sebagai determinasi output
model, dengan menggunakan input dan struktur model yang telah diketahui.
Suatu model matematik, terutama model komputer, dapat dengan cepat
menganalisis dan menghitung output dari berbagai alternatif yang sangat
penting dalam proses kreatif pengelolaan sistem dan disain sistem. Pada
kenyataannya kebanyakan model abstrak ini mempunyai struktur internal
yang terdiri atas simbol-simbol mate-matik yang harus dipahami arti dan
maknanya. Suatu model disebut analitik apabila model tersebut mempunyai
penyelesaian umum pada berbagai kisaran input sistem dan nilai-nilai
parameter sistem.
Model simulasi merupakan model yang menghitung alur-waktu dari
peubah-peubah model untuk seperangkat tertentu input model dan nilai
parameter model. Karena seringkali tidak mungkin untuk menye-lesaikan
model analitik bagi sistem yang kompleks, maka model-model simulasi (yang
lebih mudah diselesaikan) banyak digunakan dalam mengkaji dan
menganalisis sistem dinamik yang kompleks.
Bagian yang sangat penting dalam analisis sistem adalah penggunaan
komputer. Kemampuan komputasionalnya sangat mempermudah dalam
pengolahan sejumlah besar peubah dan interaksi-interaksinya.
Simulasi komputer lazimnya berarti bahwa kita mem punyai suatu
program komputer atau model-sistem lainnya dimana kita dapat mencoba
berbagai disain sistem dan strategi pengelolaannya. Dengan menggunakan
komputer, aplikasi simulasi menjadi sangat luas terutama oleh para perancang
dalam sistem kendaraan bermotor. Teknik simulasi yang dikenal sebagai
penciptaan peubah random yang banyak digunakan dalam bidang teknik.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 14
FPTK UPI 2011
Dalam mengimplementasikan suatu model sistem pada kompu ter maka
para pengguna mempunyai pilihan bahasa pemrograman seperti BASICS,
Fortran, atau bahasa simulasi khusus.
Metode :
Karena matematika telah dipilih sebagai suatu bahasa dasar, dan simulasi
seringkali menjadi alat bantu kita, maka akan diperlukan tahap-tahapan proses
untuk menjabarkan model grafis menjadi model matematika:
Mengisolasikan komponen atau subsistem. Seringkali subsistem-
subsistem atau komponen-komponen tersebut secara fisik berbeda dengan
jelas.
Menetapkan peubah-peubah input U(t) untuk setiap sub-sistem. Input
stimuli ini akan menyebabkan perubahan perilaku subsistem. Termasuk
di sini adalah input-input pengelolaan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki keragaan sistem yang sedang dikaji.
Menetapkan peubah-peubah internal atau keubah-peubah keadaan X(t).
Pada dasarnya ini merupakan faktor-faktor dalam subsistem yang
diperlukan untuk men-cerminkan sejarah masa lalu dari perilaku
subsistem.
Menetapkan peubah-peubah output Y(t). Kuantitas-kuantitas respon yang
menghubungkan subsistem dengan subsistem lain yang merupakan
ukuran penting dari keragaan sistem. Output atau respon seperti ini dapat
berfungsi sebagai stimuli atau input bagi subsistem lain.
Dengan cara observasi, eksperimen atau teori, menentukan hubungan
matematika di antara U(t), X(t), dan Y(t). Dalam suatu model statis,
hubungan-hubungan ini merupakan fungsi aljabar. Kalau melibatkan feno
mena laju, penundaan atau simpanan, maka akan dihasilkan persamaan-
persamaan diferensial atau integral, dan subsistem yang dinamik.
Menjelaskan peubah-peubah input lingkungan eksogenous dalam bentuk
matematika. Hal ini akan merupakan peubah-peubah stimulus bagi
keseluruhan sistem yang sedang dimodel.
Memperhitungkan interaksi-interaksi di antara subsistem-subsistem
dengan metode agregasi seperti diagram kotak (block diagram), teori
jaringan, dan grafik-grafik linear.
Verifikasi model dengan serangkaian uji dan inspeksi. Hal ini biasanya
melibatkan serangkaian revisi dan perbaikan model.
Aplikasi model dalam problematik perencanaan atau pengelolaan dalam
dunia nyata.

Pemodelan Sistem
Merekayasa struktur model merupakan fase yang paling sulit dalam
pendekatan sistem terutama dalam problem-problem yang kompleks. Oleh
karena itu disarankan untuk memulai dengan mengidentifikasikan sub-divisi
yang besar dari suatu model dan menggabungkannya bersama dalam suatu

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 15


FPTK UPI 2011
pola diagramatik. Hal ini sangat membantu untuk mengetahui arus informasi
secara keseluruhan melalui model.

Aplikasi Komputer
Kemajuan teknik-teknik penggunaan sistem penyimpanan logik yang
diprogram pada "memori" komputer guna mmecahkan masalah secara
otomatis, menyebabkan transformasi dari metode kuno pencarian pola (pattern
seeking) dan pengujiannya, menjadi potensi analisis sistem yang mempunyai
kemampuan jauh lebih besar. Hal ini didorong pula oleh kemampuan pada
pengolahan data, serta kemampuannya untuk mengontrol peralatan yang lain
seperti pada peralatan komunikasi. Komputer dalam seper-sekian detik
mampu mensimulasi berbagai pekerjaan sehingga berdayaguna ganda. Dengan
aplikasi berbagai teori serta model matematika, seorang analis dapat menduga
serta menguji karakteristik sistem melalui simulasi komputer perhitungan
matematis sebelum membentuk yang sebenarnya (actual).
Kecenderungan ke arah pandangan sistem secara menyeluruh (total system
viewpoints) banyak menimbulkan akibat-akibat besar pada disain dan integrasi
dari bermacam operasi di berbagai lapangan, sehingga pengaruh dari para
analis sistem juga dilembagakan pada berbagai aplikasi . Reaksi yang cepat
dan kemampuan dari suatu komputer untuk mempertimbangkan beberapa
interaksi sekaligus menyebabkan seorang analis mampu merancang pabrik
yang akan beroperasi dengan kapasitas lebih dari 99% kapasitas teoritis.
Komputer-komputer akan selalu membaca informasi dan bereaksi langsung,
dan hal ini merupakan sebab mengapa pabrik tersebut dapat mencapai
efisiensi tinggi.
Konsep dan teknik analisis sistem semula dikembangkan oleh para ahli
militer untuk keperluan mengeksplorasi dan mengkaji keseluruhan implikasi
yang diakibatkan oleh alternatif-alternatif strategi militer. Pendekatan ini
merupakan suatu strategi penelitian yang luas dan sistematik untuk
menyelesaikan suatu problem penelitian yang kompleks. Obyek penelitian
biasanya merupakan suatu sistem dengan kerumitan-kerumitan yang sangat
kompleks sehingga memerlukan pengabstraksian. Dalam hubungan inilah
dikenal istilah "model dan pemodelan".
Istilah pemodelan adalah terjemahan bebas dari istilah "modelling".
Untuk menghindari berbagai pengertian atau penafsiran yang berbeda-beda,
maka istilah "pemodelan" dapat diartikan sebagai suatu rangkaian aktivitas
pembuatan model. Sebagai landasan untuk lebih memahami pengertian
pemodelan maka diperlukan suatu penelaahan tentang "model" secara
spesifik ditinjau dari pendekatan sistem.
Dalam konteks terminologi penelitian operasional (operation research),
secara umum model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari
suatu obyek atau situasi aktual. Model melukiskan hubungan-hubungan
langsung dan tidak langsung serta kaitan timbal-balik dalam terminologi sebab
akibat. Oleh karena suatu model adalah abstraksi dari realita, maka pada
wujudnya lebih sederhana dibandingkan dengan realita yang diwakilinya .
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 16
FPTK UPI 2011
Model dapat disebut lengkap apabila dapat mewakili berbagai aspek dari
realita yang sedang dikaji.
Salah satu syarat pokok untuk mengembangkan model adalah menemukan
peubah-peubah apa yang penting dan tepat. Penemuan peubah-peubah ini
sangat erat hubungannya dengan pengkajian hubungan-hubungan yang
terdapat di antara peubah-peubah. Teknik kuantitatif seperti persamaan re-
gresi dan simulasi digunakan untuk mempelajari keterkaitan antar peubah
dalam sebuah model.
Memang dimungkinkan untuk dapat merancang-bangun dengan baik
berbagai model sistem tanpa matematik, dan atau mengetahui matematika
tanpa analisis sistem. Namun demikian, perumusan matematika yang terpilih
dapat mempermudah pengkajian sistem, yang pada umumnya merupakan
suatu kompleksitas. Sifat universalitas dari matematik dan notasi-notasinya
akan memperlancar komunikasi dan transfer metode yang dikembangkan di
suatu negara atau bidang ilmu tertentu ke bidang lainnya.
Kebanyakan para pengguna analisis sistem menjumpai kesukaran untuk
mengimplementasikan notasi-notasi matematika ke dalam format konsepsi
disiplin ilmunya. Mereka kemudian memilih alternatif pembuatan model
konsepsi (conceptual model) yang sifatnya informal karena terasa lebih
mudah. Bagaimanapun juga, para ahli sistem berpendapat bahwa keuntungan
lebih besar dibandingkan dengan biaya yang diperlukan dalam megkaji
permasalahan penelitian secara matematis. Hal ini disebabkan adanya daya
guna yang berlipat ganda pada proses rancang bangun dan analisis dalam
bentuk bahasa matematika yang sangat penting dalam teori ekonomi,
keteknikan, ilmu alam hingga ilmu-ilmu sosial. Meskipun teknik-tekniknya
sangat beragam dan filosofinya masih dipandang kontraversi namun ide
dasarnya adalah sederhana yaitu menjabarkan keterkaitan yang ada dalam
dunia nyata menjadi operasi matematis.

Jenis-Jenis Model
Pengelompokkan model akan mempermudah upaya pemahaman akan
makna dan kepentingannya. Model dapat dikatagorikan menurut jenis,
dimensi, fungsi, tujuan, pokok kajian, atau derajat keabstrakannya. Kategori
umum yang sangat praktis adalah jenis model yang pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi (i) ikonik, (ii) analog, dan (iii) simbolik.
Model Ikonik (Model Fisik)
Model ikonik pada hakekatnya merupakan perwakilan fisik dari beberapa
hal, baik dalam bentuk ideal maupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik
ini mempunyai karakteristik yang sama dengan hal yang diwakilinya, dan
terutama amat sesuai untuk menerangkan kejadian pada waktu yang spesifik.
Model ikonik dapat berdimensi dua (foto, peta, cetak-biru) atau tiga dimensi
(prototipe mesin, alat, dan lainnya). Apabila model berdimensi lebih dari tiga
tidak mungkin lagi dikonstruksi secara fisik sehingga diperlukan kategori
model simbolik.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 17


FPTK UPI 2011
Model Analok (Model Diagramatik)
Model analog dapat digunakan untuk mewakili situasi dinamik, yaitu
keadaan yang berubah menurut waktu. Model ini lebih sering digunakan
daripada model ikonik karena kemampuannya untuk mengetengahkan
karakteristik dari kejadian yang dikaji. Model analog sangat sesuai dengan
penjabaran hubungan kuantitatif antara sifat dari berbagai komponen. Dengan
melalui transformasi sifat menjadi analognya, maka kemampuan untuk
membuat perubahan dapat ditingkatkan. Contoh dari model analog ini adalah
kurva permintaan, kurva distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir.
Model analog digunakan karena kesederhanaannya namun efektif pada situasi
yang khas, seperti pada proses pengendalian mutu dalam industri (operating
characteristic curve).
Model Simbolik (Model Matematik)
Pada hakekatnya, ilmu sistem memusatkan perhatian pada model simbolik
sebagai perwakilan dari realita yang dikaji. Format model simbolik dapat
berupa bentuk angka, simbol dan rumus. Jenis model simbolik yang umum
dipakai adalah suatu persamaan (equation).
Bentuk persamaan adalah tepat, singkat dan mudah dimengerti. Simbol
persamaan tidak saja mudah dimanipulasi didbandingkan dengan kata-kata,
namun juga lebih cepat dapat ditanggap maksudnya. Suatu persamaan adalah
bahasa yang universal pada penelitian operasional dan ilmu sistem, dimana di
dalamnya digunakan suatu logika simbolis.
Mempelajari ilmu sistem diperlukan suatu pengertian yang mendasar
tentang simbol-simbol matematika; karena kalau tidak demikian akan
menambah kompleksitas dari konsep pengkajian itu sendiri. Bagaimanapun
juga sebagaimana mempelajari suatu hal maka kunci dari kelancaran dan
pemahamannya adalah frekuensi latihan aplikasinya. Dengan demikian
diharapkan para pengguna dapat secara efisien menangkap arti dari setiap
notasi matematis yang disajikan. Misalnya , notasi ai dapat diartikan faktor
peubah a, dan Aij dapat digambarkan sebagai Tabel matriks peubah A dengan
baris i dan kolom j.

Karakteristik Model Matematika


Proses pemodelan mencakup pemilihan karakteristik dari perwakilan
abstrak yang paling tepat bagi situasi yang sedang dikaji. Pada umumnya
model matematika dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu model
statik dan model dinamik. Model statik memberikan informasi tentang
peubah-peubah model hanya pada titik tunggal dari waktu. Sedangkan model
dinamik mampu menelusuri jalur waktu dari peubah-peubah model. Model
dinamik lebih sulit dan mahal pembuatannya, namun mempunyai kekuatan
yang lebih hebat untuk analisis dunia nyata.
Klasifikasi lain tergantung apakah model abstrak tersebut meng-gunakan
pandangan mikro atau makro. Model mikro bertujuan untuk
mempernyatakan suatu unit individu yang ada pada dunia nyata, sebagai
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 18
FPTK UPI 2011
contoh sebuah mobil pada aliran transportasi atau seorang pembeli pada
antrian pasar. Pada model makro, unit individu kehilangan identitasnya karena
peubah model secara khas dikaitkan dengan agregat dari unit sistem. Contoh
dari pandangan makro adalah peubah pada aliran listrik, kecepatan aliran
mobil pada jalan raya dan aliran bahan dan pelayanan pada struktur ekonomi.
Ditinjau dari cara klasifikasinya maka model abstrak dapat dikelompok-
kan menjadi: (i) mikro-statik, (ii) makro-statik, (iii) mikro-dinamis, dan (iv)
makro-dinamis. Penggunaan model-model ini tergantung pada tujuan
pengkajian sistem dan terlihat jelas pada formulasi permasalahan pada tahap
evaluasi kelayakan.
Sifat model juga tergantung pada teknik pemodelan yang digunakan.
Model yang mendasarkan pada teknik peluang dan memperhitungkan adanya
ketidak pastian (uncertainty) disebut model probabilistik atau model
stokastik. Pada ilmu sistem model ini sering digunakan karena masalah yang
dikaji pada umumnya megandung keputusan yang mengandung ketidak-
menentuan. Lawan dari model ini adalah model kuantitatif yang tidak
mempertimbangkan peluang kejadian, dikenal sebagai model deterministik.
Contohnya adalah model pada "program linear". Model ini memusatkan
penelaahannya pada faktor-faktor kritis yang diasumsikan mempunyai nilai
yang eksak dan tertentu pada waktu yang spesifik. Sedangkan model
probabilistik biasanya mengkaji ulang data atau informasi yang terdahulu
untuk menduga peluang kejadian tersebut pada keadaan sekarang atau yang
akan datang dengan asumsi terdapat relevansi pada jalur waktu.
Dalam hal-hal tertentu, sebuah model dibuat hanya untuk semacam
deskripsi matematik dari kondisi dunia nyata. Model ini disebut model
deskriptif dan banyak dipakai untuk mempermudah penelaahan suatu
permasalahan. Model ini dapat diselesaikan secara eksak serta mampu
mengevaluasi hasilnya dari berbagai pilihan data input. Apabila model
digunakan untuk memperbandingkan antar alternatif, maka model disebut
model optimalisasi. Solusi dari model ini merupakan nilai optimum yang
tergantung pada kriteria input yang digunakan. Sebagai teladan adalah
"Program Dinamik dan Goal Programming"; sedangkan model deskriptif
yang hanya mempernyatakan pilihan peubah adalah persamaan regresi multi-
variate.
Apabila sistem telah diekspresikan dalam bentuk notasi matematika dan
format persamaan, maka timbullah keuntungan yang berasal dari kapasitas
manipulatif dari matematik. Seorang analis dapat memasukkan nilai-nilai
yang berbeda-beda ke dalam model matematika dan kemudian mempelajari
perilaku sistem tersebut. Pada pengkajian masalah-masalah tertentu, uji
sensitifitas dari sistem dilakukan dengan pengubahan peubah-peubah sistem
itu sendiri.
Bahasa simbolik juga sangat membantu dalam komunikasi karena
pernyataannya yang singkat dan jelas dibandingkan dengan deskripsi lisan.
Penggunaan format matematika membuat penjelasan lebih komprehensif dan
seringkali mampu mengungkapkan hubungan-hubungan yang tidak
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 19
FPTK UPI 2011
dapattercermin pada deskripsi lisan dari suatu sistem. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pemodelan sistem (System Modelling) adalah pembentukan
rangkaian logika untuk menggambarkan karakteristik sistem tersebut dalam
format matematis. Oleh karena itu, proses ini sering disebut juga pemodelan
abstrak (abstract modelling) karena hasilnya adalah gugus persamaan-
persamaan yang saling berkaitan secara fungsional. Pada beberapa jenis
sistem, proses pemodelan abstrak ini lebih mudah pengerjaannya, seperti
model biofisik dan keteknikan.
Tahapan Dalam Pemodelan
Para ahli penelitian operasional dan ilmu sistem telah memberikan
konsepsi dan teknik pemodelan sistem. Para ahli ini menya rankan untuk
mengawali pemodelan dengan penguraian seluruh komponen yang akan
mempengaruhi efektivitas dari operasi sistem. Setelah daftar komponen
tersebut lengkap, langkah selanjutnya adalah penyaringan komponen mana
yang akan dipakai dalam pengkajian tersebut. Hal ini umumnya sulit karena
adanya interaksi antar peubah yang seringkali menyulitkan isolasi suatu
peubah. Peubah yang di-pandang tidak penting ternyata bisa saja mempenga-
ruhi hasil studi setelah proses pengkajian selesai. Untuk menghindarkan hal
ini, diper lukan percobaan pengujian data guna memilih komponen-komponen
yang kritis. Setelah itu dibentuk gugus persamaan yang dapat dievaluasi
dengan mengubah komponen tertentu dalam batas-batas yang diperkenankan.
Salah satu contoh pemodelan seperti ini adalah Program Linear (Linear
Programming) dan Program Dinamik (Dynamic Programming).
Dalam konteks pendekatan sistem, tahap-tahap pemodel-annya lebih
kompleks namun relatif terlalu beragam, baik ditinjau dari jenis sistem
ataupun tingkat kecanggihan model. Manetsch dan Park (1984)
mengembangkan tahap pemodelan abstrak ini sebagai bagian dari pendekatan
sistem.
Pemodelan abstrak menerima input berupa alternatif sistem yang layak.
Proses ini membentuk dan mengimplementasikan model-model matematika
yang dimanfaatkan untuk merancang program terpilih yang akan
dipraktekkan di dunia nyata pada tahap berikutnya. Output utama dari tahap
ini adalah deskripsi terinci dari keputusan yang diambil berupa perencangan,
pengendalian atau bentuk lainnya.
Tahap Seleksi Konsep
Lazimnya langkah awal dari pemodelan abstrak adalah melakukan
seleksi alternatif hasil dari tahap evaluasi kelayakan. Seleksi ini dilakukan
untuk menetukan alternatif-alternatif mana yang bermanfaat dan bernilai
cukup besar untuk dilakukan pemodelan abstraknya. Hal ini erat kaitannya
dengan biaya dan penampakan dari sistem yang dihasilkan. Interaksi dengan
para pengambil keputusan serta pihak lain yang amat terlihat pada sistem
sangat diperlukan dalam tahap seleksi ini.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 20


FPTK UPI 2011
Tahap Pemodelan
Sebagai langkah awal dari pemodelan adalah menetapkan jenis model
abstrak yang akan digunakan, sejalan dengan tujuan dan karakteristik sistem.
Setelah itu, aktivitas pemodelan terpusat pada pem bentukan model abstrak
yang realistik. Dalam hal ini ada dua cara pendekatan untuk membentuk
suatu model abstrak, yaitu:
Pendekatan Kotak Hitam (Black box)
Metode ini digunakan untuk melakukan identifikasi model sistem dari
data yang menggambarkan perilaku masa lalu dari sistem (past behavior of
the existing system). Melalui berbagai teknik statistik dan matematik, maka
model yang paling cocok (fit) dengan data operasional dapat diturunkan.
Sebagai contoh adalah model ekonometrik pada pengkajian ilmu-ilmu sosial.
Metoda ini tidak banyak berguna pada perancangan sistem yang
kenyataannya belum ada, dimana tujuan sistem masih berupa konsep.

Pendekatan Struktural
Metode ini dimulai dengan mempelajari secara teliti struktur sistem
untuk menentukan komponen basis sistem serta keterkaitannya. Melalui
pemodelan karakteristik dari komponen sistem serta kendala-kendala yang
disebabkan oleh adanya keterkaitan antara komponen, maka model sitem
keseluruhan disusun secara berantai. Pendekatan struktural banyak digunakan
dalam rancang-bangun dan pengendalian sistem fisik dan non fisik.
Dalam beberapa kasus tertentu, kedua pendekatan ini dipakai secara
bersama-sama, misalnya pembuatan model pengendalian industri dimana
karakteristik setiap unit industri dianggap kotak hitam . Dengan demikian
penggunaan dua pendekatan tersebut dapat memberikan informasi lebih baik
serta menghasilkan model yang lebih efektif dari pada memakai hanya salah
satu pendekatan saja. Tahap permodelan ini mencakup juga penelaahan
secara teliti tentang :
asumsi model
konsestensi internal pada struktur model
data input untuk pendugaan parameter
hubungan fungsional antar peubah kondisi aktual
memperbandingkan model dengan kondisi aktual sejauh mungkin .
Hasil dari tahapan ini adalah deskripsi model abstrak yang telah melalui uji
permulaan taraf validitasnya.
Tahap Implementasi Komputer
Pemakaian komputer sebagai pengolah data, penyimpan data dan
komunikasi informasi tidak dapat diabaikan dalam pendekatan sistem; model
abstrak diwujudkan dalam berbagai bentuk persamaan, diagram alir dan
diagram blok. Tahap ini seolah-olah membentuk model dari suatu model,
yaitu tingkat abstraksi lain yang ditarik dari dunia nyata. Hal yang penting di

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 21


FPTK UPI 2011
sini adalah memilih teknik dan bahasa komputer yang digunakan untuk
implementasi model. Masalah ini akan mempengaruhi :
Ketelitian dari hasil komputasi
Biaya operasi model
Kesesuaian dengan komputer yang tersedia
Efektifitas dari proses pengambilan keputusan yang akan meng-gunakan
hasil pemodelan tersebut.
Setelah program komputer dibuat dan format input /output telah dirancang
secara memadai, maka sampailah pada tahap pembuktian (verifikasi) bahwa
model komputer tersebut mampu melakukan simulasi dari model abstrak
yang dikaji. Pengujian ini mungkin berbeda dengan uji validitas model itu
sendiri.
Tahap Validasi
Validasi model pada hakekatnya merupakan usaha untuk menyimpulkan
apakah model sistem tersebut di atas merupakan perwakilan yang sah dari
realitas yang dikaji sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang meyakinkan.
Validasi merupakan proses iteratif yang berupa pengujian berturut-turut
sebagai proses penyempurnaan model . Umumnya validasi dimulai dengan
uji sederhana seperti pengamatan atas:
Tanda aljabar (sign)
Kepangkatan dari besaran (order of magnitude)
Format respon (linear, eksponensial, logaritmik,
Arah perubahan peubah apabila input atau parameter diganti-ganti
Nilai batas peubah sesuai dengan nilai batas parameter sistem.
Setelah uji-uji tersebut, dilakukan pengamatan lanjutan sesuai dengan
jenis model. Apabila model mempernyatakan sistem yang sedang berlaku
(existing system) maka dipakai uji statistik untuk mengetahui kemampuan
model dalam mereproduksi perilaku masa-lalu dari sistem. Uji ini dapat
menggunakan koefisien determinasi, pembuktian hipotesis, dan sebagainya.
Seringkali dijumpai kesulitan pada tahap ini karena kurangnya data yang
tersedia ataupun sempitnya waktu yang tersedia guna melakukan validasi.
Pada permasalahan yang kompleks dan mendesak, maka disarankan proses
validasi parsial, yaitu tidak dilakukan pengujian keseluruhan model sistem.
Hal ini mengakibatkan rekomendasi untuk pemakaian model yang terbatas
(limited application) dan apabila perlu menyarankan penyempurnaan model
pada pengkajian selanjutnya.
Validitas model hanya bergantung pada bermacam teori dan asumsi
yang menentukan struktur dari format persamaan pada model serta nilai-nilai
yang ditetapkan pada parameter model. Umumnya disarankan untuk
melakukan uji sensitivitas dari koefisien model melalui iterasi simulasi pada
model komputer. Dalam hal ini dipelajari dampak perubahan koefisien
model terhadap output sistem. Informasi yang didapat akan digunakan untuk
menentukan prioritas pengumpulan informasi lanjutan, koleksi data,
perbaikan estimasi dari koefisien penting dan penyempurnaan model itu
sendiri. Usaha ini akan berperan banyak dalam menyeimbangkan aktivitas
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 22
FPTK UPI 2011
perekayasaan model dan aktivitas pengumpulan informasi, yang prinsipnya
mencari efisien waktu, biaya dan tenaga untuk studi sistem tersebut.
Model yang digunakan untuk perancangan keputusan dan menentukan
kebijakan operasional akan mencakup sejumlah asumsi, misalnya asumsi
tentang karakteristik operasional dari komponen serta sifat alamiah dari
lingkungan. Asumsi-asumsi tersebut harus dimengerti betul dan dievaluasi
bilamana model digunakan untuk perancangan atau operasi. Manipulasi dari
model dapat menuju pada modifikasi model untuk mengurangi kesenjangan
antara model dengan dunia nyata. Proses validasi ini mempunyai pola
berulang seperti metode ilmiah lainnya. Proses validasi seyogyanya
dilakukan kontinyu sampai kesimpulan bahwa model telah didukung dengan
pembuktian yang memadai melalui pengukuran dan observasi. Suatu model
mungkin telah mencapai status valid (absah) meskipun masih menghasilkan
kekurang-beneran output. Di sini model adalah absah karena konsistensinya,
dimana hasilnya tidak bervariasi lagi.
Istilah verifikasi dan validasi sering digunakan secara sinonim dalam
kaitannya dengan model simulasi, meskipun masing- masing mempunyai
aplikasi yang berbeda. Secara literal "to verify" berarti menetapkan
kebenaran atau kebaikan atau keabsahan, sehingga verifikasi model
berkenaan dengan penetapan apakah model merupakan perwakilan yang
benar dari suatu realita. Sementara itu, "validasi" tidak terlalu banyak
berhubungan dengan kebenaran suatu model, tetapi lebih berhubungan
dengan apakah model efektif atau sesuai untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian suatu model divalidasi dalam hubungannya
dengan tujuan penyusunannya, sedangkan model diverifikasi dalam
hubungannya dengan kebenaran mutlak.
Analisis Sensitivitas
Tujuan pokok analisis ini dalam proses pemodelan adalah untuk
menentukan peubah keputusan mana yang cukup penting untuk dikaji lebih
lanjut dalam tahap aplikasi model. Peubah keputusan ini dapat berupa
parameter rancang-bangun atau input yang terkendali. Analisis ini mampu
menghilangkan faktor yang kurang penting sehingga studi lebih dapat
ditekankan pada peubah kebijakan kunci serta memperbaiki efisiensi proses
pengambilan keputusan. Pada beberapa kasus, dengan mengetahui peubah
yang kurang mempengaruhi penampakan output sistem, maka akan dapat
dikurangi pengaruh kendala sistem.
Analisis Stabilitas
Sistem dinamik sudah sering diketahui mempunyai perilaku tidak stabil
yang bersifat destruktif untuk beberapa nilai parameter sistem. Analisis
untuk identifikasi batas kestabilan dari sistem diper-lukan agar parameter
tidak diberi nilai yang bisa megarah pada perilaku tidak stabil apabila terjadi
perubahan struktur dan lingkungan sistem. Perilaku tidak stabil ini dapat
berupa fluktuasi random yang tidak dapat mempunyai pola atau berupa nilai

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 23


FPTK UPI 2011
output yang eksplosif sehingga besarannya tidak realistik lagi. Analisis
stabilitas dapat menggunakan studi analitis berdasar teori stabilisasi, atau
menggunakan simulasi secara berulangkali untuk mempelajari batasan stabili-
tas sistem.
Aplikasi Model
Para pengambil keputusan merupakan aktor utama dalam tahap ini,
dimana model dioperasikan untuk mempelajari secara mendalam kebijakan
yang sedang dikaji. Mereka berlaku sebagai pengarah dalam proses kreatif-
interaktif ini, yang juga melibatkan para analis sistem serta spesialis dari
beragam bidang keilmuan. Apabila tidak terdapat kriteria keputusan yang
khas seperti maksimisasi atau minimisasi, proses interaktif tersebut dapat
menuju kepada suatu pengkajian normatif yang bertalian dengan trade-off
antar peubah-peubah sistem. Lebih jauh, dapat ditetapkan pula kebijakan
untuk secara efisien menilai kombinasi antar beberapa output sistem.

Pelaksanaan:
Pemodelan dengan Perangkat Lunak dan ditunjang data spesifikasi, hasil
pengujian serta pembanding komponen terobservasi untuk sistem kendaraan,
waktu kisaran 3 sampai 9 bulan penelitian di Lab institusi Eksternal (LIPI,
BPPT Serpong, Industri) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK
UPI, pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 2,75
sampai 4.00 (B-A) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 3. Bobot Kriteria Penilaian Paket C
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis pemodelan dan pengujian) 5%
b. Subtansi tema (orsiniltas) 10%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 10%
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran; 10%
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
a. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
b. Pemahaman konsep dasar; 10%
c. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
d. Analisis masalah dan pemecahannya; 15%
e. Pemahaman pemodelan sistem yang dianalisis 10%
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata

d. Paket D: Penelitian bersifat kreativitas melalui perancangan ulang,


modifikasi, perancangan prototipe.
Definisi Kreativitas :
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,
apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang
baru (Hurlock, 1978).

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 24


FPTK UPI 2011
Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru
yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-
orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)
Penekanan pada : - aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
- aspek interaksi antara individu dan lingkungannya /
kebudayaannya
Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun
dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu
ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
Kreativitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berfikir (Utami Munandar, 1977).
Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga
berfikir kreatif) dan berfikir konvergen.
Berfikir Divergen, bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-
macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan/ masalah.
Berfikir Konvergen: sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban
yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah
Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir
konvergen dan kurang memikirkan berfikir divergen.

Kreativitas sebagai Produk


Kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru.
Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu
(masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan
(penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun
menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi
umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.
Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai
sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk
dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus
tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan
1983).

Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi


Kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil
interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
Kreativitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu
yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang
mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang
berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki sistem nilai dan sistem
apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat
ramai.
“Kreativitas merupakan ekspresi tertinggi keterbakatan dan sifatnya
terintegrasikan, yaitu sintesa dari semua fungsi dasar manusia yaitu: berfikir,

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 25


FPTK UPI 2011
merasa, menginderakan dan intuisi (basic function of thingking, feelings,
sensing and intuiting)” (Jung 1961, Clark 1986).

Faktor-faktor Pendorong Kreativitas


Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda dan
dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar
dapat diwujudkan. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik
dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif
individu, dalam hal ini mencakup baik dari lingkungan dalam arti sempit
(keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreativitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kresi
yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh
kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja
(Selo Soemardjan 1983)
Tetapi ini tidak cukup, masyarakat dapat manyediakan berbagai
kemudahan, sarana dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu
sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk
diri secara kretif, suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan
lreatif, yang m,ungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi
internal.
Wallas dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses
kreatif meliputi empat tahap :
Tahap Persiapan, memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan
mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain,
bertanya kepada orang lain.
Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan,
individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak
memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’
dalam alam pra sadar.
Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight”, saat
timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru
tersebut terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan
konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses
konvergensi (pemikiran kritis).
Produk Kreatif
Pada pribadi yang kreatif, bila memiliki kondisi dan lingkungan yang
memberi peluang bersibuk diri secara kreatif (proses), maka dapat
diprediksikan bahwa produk kreatifnya akan muncul.
Cropley (1994) menunjukkan hubungan antara tahap-tahap proses kreatif
dari Wallas (persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi) dan produk yang
psikologis yang berinteraksi; hasil berpikir konvergen  memperoleh
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 26
FPTK UPI 2011
pengetahuan dan ketrampilan, jika dihadapkan dengan situasi yang
menuntut tindakan yaitu pemecahan masalah  individu menggabungkan
unsur-unsur mental sampai timbul “konfigurasi”. Konfigurasi dapat berupa
gagasan, model, tindakan cara menyusun kata, melodi atau bentuk.
Pemikir divergen (kreatif) mampu menggabungkan unsur-unsur
mental dengan cara-cara yang tidak lazim atau tidak diduga. Konstruksi
konfigurasi tersebut tidak hanya memerlukan berpikir konvergen dan
divergen saja, tetapi juga motivasi, karakteristik pribadi yang sesuai
(misalnya keterbukaan terhadap pembaruan unsur-unsur sosial,
ketrampilan komunikasi). Proses ini disertai perasaan atau emosi yang
dapat menunjang atau menghambat.
Model dari Besemer dan Treffirger
Besemer dan Treffirger menyarankan produk kreatif digolongkan menjadi
tiga kategori :
- Kebaruan (novelty)
- Pemecahan (resolution)
- Keterperincian (elaboration) dan sintesis
Model ini disebut “Creative Product Analiysis Matrix” (CPAM).
- Kebaruan, sejauh mana produk itu baru, dalam hal jumlah dan luas
proses yang baru, teknik baru, bahan baru, konsep baru, produk kreatif
dimasa depan.
- Produk itu orisinal, sangat langka diantara produk yang dibuat orang
dengan pengalaman dan pelatihan yang sama, juga menimbulkan
kejutan (suprising) dan juga germinal (dapat menimbulkan gagasan
produk orisinal lainnya).
- Pemecahan (resolution), menyangkut derajat sejauh mana produk itu
memenuhi kebutuhan untuk mengatasi masalah.
Terdapat t kriteria dalam dimensi ini :
- Produk harus bermakna
- Produk harus logis
- Produk harus berguna (dapat diterapkan secara praktis).

Elaborasi dan sintesis, dimensi ini merujuk pada derajat sejauh mana
produk itu menggabungkan unsur-unsur yang tidak sama/serupa menjadi
keseluruhan yang canggih dan koheren.

Terdapat lima kriteria untuk dimensi ini;


- Produk itu harus organis (mempunyai arti inti dalam penyusunan
produk)
- Elegan, yaitu canggih (mempunyai nilai lebih dari yang tampak)
- Kompleks, yaitu berbagai unsur digabung pada satu tingkat atau lebih
- Dapat dipahami (tampil secara jelas)
- Menunjukan ketrampilan atau keahlian
Produk itu tidak perlu menonjol dalam semua kriteria.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 27
FPTK UPI 2011
Perancangan:
Berdasarkan kajian aspek filosofi teknologi, otomotif dapat ditinjau dari
beberapa pendekatan objek keberadaannya sebagai fungsi barang buatan.
Otomotif dalam pengertian terbatas adalah sebuah kendaraan (roda dua, tiga
empat atau lebih dengan berbagai fungsi sebagai alat dalam mencapai
efektifitas dan efisiensi untuk kepentingan manusia), mengandung persolaan
energi dan ke-fisik-an dari hasil imajinasi-ide-konsep konkretnya terkait
dengan motor penggerak, badan tempat motor, aksesoris, dan penumpangnya,
juga apabila digunakan di jalan raya diperhitungkan kuat, aman, nyaman,
indah dipandang, cepat serta selamat diperjalanan.
Bertolak dari energi dan ke-fisik-an secara utuh terintegrasi tersebut,
maka terdapat empat faktor kegiatan yang menghasilkan terjadinya fungsi
barang buatan, yaitu;
- Perancangan sistem kendaraan;
- Pembuatan sistem kendaraan;
- Penggunaan kendaraan
- Pemeliharaan, perawatan dan perbaikan
Keempat faktor tersebut, dalam perancangan mempunyai karakteristik satu
sama lain berbeda, baik objek maupun subjek*. Akan tetapi harus menjadikan
sesuatu sistem yang terintegrasi. Ditinjau dari perancangan berorintasi fungsi
bukanlah sesuatu yang sederhana dan terpusat pada satu objek kajian yang
linier, akan tetapi merupakan sistem multi dimensional (vertical dan
horizontal dan siclus), hal tersebut meliputi;

☼ Perancangan sistem kendaraan;


Secara empirik, perancangan bertolak dari lima bagian utama, mencakup;
- Perancangan sistem motor/engine
- Perancangan sistem kelistrikan/electrical
- Perancangan sistem pemindah daya/ powertrain
- Perancangan sistem chasis
- Perancangan sistem body
Perancangan sistem tersebut, bergerak dari sub sistem ke komponen dan
unsur (part). Perlu dipahami, bahwa dalam konteks perancangan ini setiap
part pada komponen sistem memperhatikan pada aspek;

- Nama : part-component;
- Fungsi : part-component
- Posisi : pada system;
- Tipe/jenis :
- Konstruksi:
- Cara kerja : (mechanics, electric, fluida)
- Bahan
Hasilnya menjadi spesifikasi pabrikan, setelah memperoleh sertifikat hak
patentt. Pada awalnya, setiap industri kendaraan segala sesuatunya dibuat
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 28
FPTK UPI 2011
pada satu organisasi perusahaan. Saat ini, tidaklah demikian, mengingat
perusahaan-perusahaan yang membuat komponen telah dan dapat menjadi
supplier ke industri utama sesuai dengan pesanan (order) dengan
spesifikasi komponen yang dibutuhkan.
Berdasarkan analisis kegiatan yang dikemukakan, tampaknya
kerangka pikir perancangan otomotif dapat mengadopsi dan mengadaptasi
istilah keilmuan arsiktur modern, analitik tematik, koordinatif, sinerjik dan
sistemik untuk mencapai fungsi material, fungsi estetika dan gaya hidup.
Menurut teori klasik Vitruvius di dalam bukunya De Architectura
(yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga
sekarang), bangunan yang baik harus memilik keindahan/estetika
(venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas); arsitektur
dapat dikata-kan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur
tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya.
Menurut filosofi Vitruvius dalam berkarya ke-arsitekan:
"Praktek dan teori adalah akar arsitektur. Praktek adalah perenungan yang
berkelanjutan terhadap pelaksanaan sebuah proyek atau pengerjaannya
dengan tangan, dalam proses konversi bahan bangunan dengan cara yang
terbaik.
Teori adalah hasil pemikiran beralasan yang menjelaskan proses
konversi bahan bangunan menjadi hasil akhir sebagai jawaban terhadap
suatu persoalan.
Seorang arsitek yang berpraktek tanpa dasar teori tidak dapat
menjelaskan alasan dan dasar mengenai bentuk-bentuk yang dia pilih.
Sementara arsitek yang berteori tanpa berpraktek hanya berpegang kepada
"bayangan" dan bukannya substansi.
Seorang arsitek yang berpegang pada teori dan praktek, ia memiliki
senjata ganda. Ia dapat membuktikan kebenaran hasil rancangan dan juga
dapat mewujudkannya dalam pelaksana-an".
Perancangan kendaraan bermotor, lahir dari dinamika kebutuhan
manusia di muka bumi (aspek kesehatan, sosial, budaya, demografi-
topografi, ekonomi dan kemanan), dengan cara memanfaatkan (bahan-
bahan yang tersedia dan teknologi).
Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas fungsi kendaraan
bermotor, perancangan menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya.
Perancangan kendaraan bermotor sekarang ini membutuhkan sekumpulan
profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi perancang
sekarang ini. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan teknik dan non
teknis, antara lain;
- Aspek sosial, dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat, yang bergerak terus-menerus terjadinya urbanisasi di setiap
wilayah, maka kendaraan sebagai barang buatan mampu memberikan
saling mempengaruhi dan ketergantungan. Saat ini, manusia tidak
mungkin lagi dapat berinteraksi secara efektif pada situasi dan kondisi
tertentu tanpa kendaraan;
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 29
FPTK UPI 2011
- Aspek budaya, dinamika masyarakat saat ini bergerak dari keyakinan,
nilai-nilai dan asumsi-asumsi desa ke urban, metropolitas dan mega-
politan, maka kendaraan mampu merubah gaya hidup, kelas sosial dan
harapan-harapannya;
- Aspek demografi-topografi, seperti Indonesia merupakan Negara yang
sangat luas dengan potensi lingkungan alam yang demikian variasi,
kendaraan bermotor mempunyai peran dan fungsi yang strategis. Maka
dalam perancangan, diperlukan pemahaman megenai data informasi
berbagai kondisi seperti;
• Geometri jalan;
• Medan jalan;
• Kelas jalan;
• Jalur dan lajur jalan;
• Wilayah jalan;
• Lingkungan jalan;
• Kondisi tanah yang dilalui jalan.
- Aspek kesehatan dan keselamatan, dengan adanya fungsi dan
pemanfaatan kendaraan bermotor selain untuk mencapai efektivitas
manusia, juga tidak kalah pentingnya adalah kesehatan baik sebagai
pengemudi maupun penumpang lainnya. Kesehatan diperjalanan, tidak
ter-lepas dari perhitungan perancangan sesuai dengan kebutuhan dari
ketubuhan, demikian pula keselamatan diperjalanan.
- Aspek ekonomi, dinamika masyarakat saat ini tidak terlepas dari
mutualisme ekonomi dalam berbagai aktivitas kehidupan, kendaraan
bermotor mampu mendongkrak persoalan ekonomi. Konsumen dibatasi
daya beli, mulai dari kontinum uang terbatas dengan uang lebih, maka
produsen akan meningkat. Pengguna semakin banyak, maka pemelihara
memperoleh pekerjaan.
- Aspek lingkungan hidup, sejalan dengan kesadaran manusia bahwa ada
keterbatasan dimensi sumber-sumber daya alam, maka dalam kontek
abad 21 yang menjadi perhatian yakni deklarasi kesepakatan Kyoto
protocol 1998, Bali Indonesia 2007 dan Copenhagen Denmark 2009,
mengenai standar mutu emisi gas buang.
Teknologi otomotif, mempunyai body knowledge aplikasi vertical-
horizontal dari multi disiplin ilmu dasar dan formal (kimia, fisika,
matematika), dan berkolaborasi dengan ilmu terapan (thermo-dynamika,
mekanika/statika-dinamika, mekanika fluida, motor bakar, perpindahan
energi dan panas, aerodynamika dan sebagainya), serta diperkuat oleh
teknologi lain seperti; material, electrical, computer, robotics, ergonomic,
ergologi, ekonomi produksi, sistem transportasi, dan seni (estetika,
dimensi-bentuk dan warna). Oleh sebab itu, dalam konteks perancangan
melibatkan berbagai keahlian yang terintegrasi dalam sebuah projek
penelitian dan laboratorium.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 30


FPTK UPI 2011
☼ Konsep Perancangan Kendaraan Bermotor (Pemodelan dan Prototype)

Metode Perancangan
Dasar pemikiran perancangan kendaraan, dilandasi oleh pola-pola
penelitian dan pengembangan di laboratorium. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan menerapkan prinsip-prinsip
ilmiah dan eksperimen. Tahapan eksperimen dilalui secara ketat dengan
pendekatan hasilnya ke arah prototype sebelum menjadi produk massal.
Oleh sebab itu, perancangan sejak dahulu tidak terlepas dari pemikiran
ilmiah, baik sebagai permulaan penciptaan maupun perbaikan,
penyempurnaan atau pembaharuan mengenai konsep kendaraan bermotor.
Berbagai pertanyaan yang harus dijawab terkait perancangan
kendaraan bermotor yakni; bagaimana konsep kendaraan itu?. Kendaraan itu
untuk apa ?. Apakah konsep kendaraan yang telah ada perlu perubahan ?
dan mengapa harus dirubah ?.
Julian Weber (2009:1-5), seorang guru besar dari Automotive
Development Processes at Clemson University’s International Campus for
Automotive Research (ICAR), mengungkapkan bahwa “pengembangan
industri kendaraan bermotor biasanya dilakukan melalui projek yang
terintegrasi, mulai dari yang bersifat teknis perancangan, waktu pengerjaan
sampai dengan pendanaan”. Beberapa parameter dasar dalam projek
tersebut, mencakup; (1) design level; (2) design content; (3) innovation
level; and (4) number of option.

(1) Design Level


Tingkatan suatu peracangan dalam projek pengembangan kendaraan
bermotor, diawali dari suatu urutan yang paling rendah sampai tinggi
(kompleksitas). Tingkatan yang dimak-sud secara umum, meliputi;
- Perancangan ulang lengkap (Complete redesign).
Sejak awal permulaan secara konseptual komponen sistem kendaraan
telah dirancang sedemikian rupa secara utuh. Akan tetapi mengingat
adanya suatu prediksi pembaharuan setelah kendaraan berusia tujuh
tahun, maka model yang telah ada dirancang ulang kecuali pada
komponen tertentu (J. Weber, 2007:1)
Tujuannya untuk mengevaluasi, berbagai hal yang terkait dengan
kelebihan dan kekurangan atau adanya komponen sistem yang
dipandang tidak layak, atau ada keluhan konsumen. Perancangan
ulang (rancang bangun-rencana-pengujian) merupakan projek yang
paling mahal, mengingat memakan waktu setelah kendaraan
diluncurkan pasca produksi massal di pabrik.

- Perancangan derivative (Derivative design).


Perancangan ulang dari suatu kendaraan berdasarkan pada
pengembangan arsitektur permukaan dari sistem yang telah ada.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 31
FPTK UPI 2011
Pada bagian tertentu dipertahankan dan sebagian lagi dilakukan
perubahan, hal itu dengan mempertimbangkan efisiensi pengem-
bangan dan biaya produksi.
Tujuannya, adalah untuk meningkatkan penampilan dengan
bagian tertentu seperti sebagian kontur bentuk dipertahankan, dan
bagian lampu-lampu dan engine diubah. Namun dengan demikian
pihak konsumen, tetap tertarik pada produk yang dikeluarkan.

Buatan Th 1970 Buatan Th 2004

Gambar 2.1 Contoh Hasil Perancangan Derivative

Gambar tersebut menunjukkan suatu gagasan yang


dipresentasikan pada mobil VW model klasik, dengan asumsi produk
baru tidak jauh berbeda kehandalan pada jamannya. Demikian pula
apbila ditinjau dari harga sebuah VW kelas 1500 cc tahun 1970an,
dan dibandingkan dengan harga VW kelas 1600 cc tahun 2004 kurs
dolar US pada jamannya tidak jauh berbeda.

- Perancangan varian (Variant design).


Perancangan dilakukan atas dasar penetapan suatu penataan “seri
keluarga” dari salah satu garis model merk kendaraan. Titik beratnya
adalah, pada bagian-bagian yang dipandang mempunyai daya jual
tinggi, seperti luas ruang, kelas engine, sistem tertentu dari
kendaraan (seperti transmisi otomatis, steering, sensor getaran,
sensor parker dan lainnya). Contoh BMW seri 3-5 dan 7.

Seri 5 Seri 7
Seri 3

Gambar 2.2 Contoh Hasil Perancangan Variant

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 32


FPTK UPI 2011
Gambar tersebut, menunjukkan suatu gagasan yang
dipresentasikan pada mobil BMW, dengan asumsi produk tersebut
bersifat rancangan baru berseri yang menitik beratkan pada karakter
mobil tersebut. Berbagai keunggulan pada masing-masing produk
dan konskuensi pada nilai jual setiap pengeluaran kendaraan dan
tahun pembuatannya.

- Perancangan pembaharuan dari suatu model (Model updates)


Perancangan yang dilakukan untuk meningkatkan daya jual yang
lebih tinggi. Setelah dilakukan analisis daur hidup kendaraan tujuh
tahunan biasanya perlu ada perubahan baik bagian luar, mengurangi
atau merubah bagian yang dipandang strategis (seperti dekorasi
interior, warna pilihan). Targetnya adalah, untuk meningkatkan
tampilan kendaraan yang lebih baru dengan look-and-feel pada
pengembangan yang memungkinkan dengan biaya yang paling
rendah.

Gambar 2.3. Contoh Hasil Perancangan Pembaharuan Model

Gambar 2.3 menunjukkan suatu gagasan yang dipresentasikan


pada mobil Ford, dengan asumsi produk tersebut bersifat rancangan
baru dan tidak berseri yang menitik beratkan pada karakter mobil
tersebut. Berbagai keunggulan pada masing-masing produk dan
konskuensi pada nilai jual setiap pengeluaran kendaraan dan tahun
pembuatannya.

- A model year project summarizes changes required for cost or


quality reasons
Perancangan yang bersifat perubahan dan peningkatan kualitas atas
dasar pembiayaan. Perubahan ini dilakukan atas dasar analisis
tahunan selama daur hidup kendaraan.

Gambar 2.4. Contoh Hasil Perancangan Perubahan Atas Dasar Daya Beli
Konsumen

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 33


FPTK UPI 2011
Gambar tersebut, menunjukkan suatu gagasan yang
dipresentasikan pada mobil Toyota Kijang, dengan asumsi produk
tersebut rancangan perubahan atas dasar pertimbangan kemungkinan
penyesuaian daya beli konsumen, hal ini sebagai filosofi bisnis
pabrikan. Jenis perancangan ini biasa mengikuti trend, seperti adanya
seri akan tetapi pada inti teknologinya tidak jauh berbeda.
Contoh gambar-gambar hasil perancangan, sepintas ada
kesamaan yang intinya tidak ada perubahan. Akan tetapi apabila
diselidiki lebih jauh tampak perbedaanya, ditinjau dari pertimbangan
pabrikan.

(2) Design Content


Parameter lain yang kompleks dalam projek adalah penawar-an untuk
memenuhi kebutuhan konsumen, semakin banyak yang ditawarkan
sebagai keunggulan semakin rumit dalam perancangan dan evaluasi serta
legalisasi pihak berwenang termasuk hak patentt. Di antara trend yang
menjadi perhatian yakni;
- Number of parts
- Number of electronic control units (ECUs)
- Number of lines of vehicle software code

(3) Innovation Level


Salah satu unggulan dari sebuah kendaraan yang dapat menarik
perhatian konsumen, menyangkut inovasi teknis yang telah teruji secara
laboratorium. Peningkatan dari pengembangan tidak hanya rancangan
kerja semata-mata akan tetapi juga komponen yang dihasilkan. Artinya
pabrikan akan mempertimbangkan antara proses dan hasil dihitung
secara ekonomi.
Konsep kendaraan bermotor, dalam konteks rancang bangun
inovasi ada tiga hal pokok yang satu sama lain saling mendukung dan
terintegrasi, yaitu; menyangkut proporsi bentuk/kontur, ada yang
menggerakkan, dan konstruksi.
Proporsi bentuk yang indah belum menjamin kendaraan aman dan
kuat apabila tidak diperhitungkan secara teliti dan ketat sesuai dengan
prosedur perancangan mesin, dan sebaliknya konstruksi yang kuat dan
aman, belum tentu disenangi konsumen apabila bentuknya tidak
menarik.
Proporsi bentuk merupakan konsep grafis yang bertolak dari ide,
gagasan dan imajinasi yang cenderung subjektif, kualitatif dan radikal
tergantung pada seseorang yang menciptakannya dan memandangnya.
Titik beratnya dalam hal ini, adalah kemampuan imajinasi sebagai
seorang perancang model. Seringkali perancang diilhami oleh kendaraan
ciptaan dirinya atau orang lain yang telah ada, atau memang merupakan
hasil analisis melalui penelitian yang mendalam dari sudut keindahan

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 34


FPTK UPI 2011
dan kenyamanan. Oleh karena itu, peran gambar mulai dari sket, tiga
dimensi sampai gambar kerja sangat dominan.
Kekuatan struktur konstruksi dalam kendaraan bermotor secara
garis besar, dapat dilihat dari objek yang akan dirancang, seperti;
Pertama, konsep engine dan komponennya, bertolak dari asumsi
hasil perhitungan kimia panas sebagai reaksi pembakaran bahan bakar
dan thermodynamika menyangkut, efisiensi-efisiensi (volumetric-
thermis-mechanic) dan pada akhirnya tenaga keluaran atau daya rem
diperoleh. Kondisi inilah yang menjadi pertimbangan dalam konsep
konstruksi mesin, yakni bagaimana model fisik akan dirancang.
Rancangan motor/engine, dengan memperhitungan bagian-bagian
terpenting seperti bagian yang dialiri fluida gas dan air yang sangat
panas, tempat terjadinya tekanan tinggi (kompresi) dan pembakaran, atau
bagian-bagian yang menerima tegangan baik oleh dirinya atau oleh yang
lainnya, sehingga menimbulkan tegangan gesek, tekan, bengkok, puntir,
lentur bahkan gabungan.
Implikasinya, seorang perancang tidak hanya memper-hitungan
dimensi yang terkait dengan kekuatan akan tetapi mempertimbangkan
kekuatan dan jenis bahan yang akan digunakan serta kemudahan
penempatan pada bagian kendaraan. Peran gambar, cenderung saling
berinteraksi dengan analisis perhitungan yang ketat.
Kedua, konsep body dan komponennya, bertolak dari asumsi
terpenuhinya prasyarat grafis (estetika), dan prasyarat struktur
konstruksi atas dasar analisis geometric, aerodynamic dan ergonomic.
Geometric analisis menentukan gaya-gaya yang bekerja atau
berpengaruh pada ruang dan rangka kendaraan. Aerodynamic analisis
yang menentukan bagimana bentuk tersebut dapat mengurangi
hambatan-hambat angin, saat kendaraan melaju dijalan, sehingga tidak
menimbulkan persoalan gaya perlawanan. Adapun ergonomic
menyangkut analisis kesesuaian dimensi kendaraan dengan manusia dan
lingkungannya, hal inilah yang membuat kenyamanan.

Manfaat dari pemahaman terhadap proses perancangan adalah:


- Mengenali permasalahan atau menyusun program, adalah mengurai-
kan masalah-masalah dalam bentuk daftar panjang perihal kumpulan
informasi
- Pemilihan metoda sebagai pemecahan masalah, kemudian
dikembangkan dalam alternatif rancangan. Kemudian pemilihan
alternatif sebagai hasil akhir.
- Menetapkan pemecahan masalah
Pengertian perencanaan dan perancangan
Perencanaan adalah tahapan yang dilakukan dalam perancangan untuk
mengikuti standar yang telah ditetapkan. Sedangkan perancangan memiliki
pengertian yang beragam sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Dalam

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 35


FPTK UPI 2011
dunia arsitektur perancangan diartikan sebagai sebuah proses yang dilakukan
secara bertahap untuk menghasilkan atau menemukan bentuk tertentu.
Penerapan kedua proses ini dalam desain arsitektur memiliki perbedaan
pada waktu pelaksanaan, perencanaan dilakukan terlebih dahulu dilakukan dan
dilanjutkan dengan perancangan. Tahapan yang ada dalam proses perencanaan
dan perancangan juga beragam.
Penerapan perencanaan dilakukan pada waktu suatu karya arsitektur yang
bisa dimisalkan dalam mendesain suatu kendaraan, maka perencanaan berawal
ketika owner mendatangi seorang arsitek untuk berkonsultasi dalam
mendesain sebuah yang ingin dibuatkan, tahapannya berlanjut dengan
melakukan observasi atau penelitian terhadap berbagai aspek yang
memungkinkan dari tuntutan kebutuhan dengan jenis dannbentuk kendaraan,
serta faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi di sekitar jalan raya.
Setelah melakukan peninjauan lapangan atau observasi ke lapangan maka
seorang arsitek melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh dan
memberikan kesimpulan dan catatan-catatan terhadap desain yang akan
dihasilkannya.
Setelah melewati tahap ini, maka tahapan perencanaan selesai dilanjutkan
dengan tahapan perancangan karya arsitektur kendaraan. Proses perancangan
juga memiliki beberapa tahapan, dimulai dengan eksplorasi bentuk desain
berdasarkan data-data yang didapat dilapangan dan faktor yang
mempengaruhinya, dalam proses ekplorasi maka akan didapat rancangan
desain ideal berdasarkan pertimbangan dari dari beberapa hasil eksplorasi.

Modifikasi :
Istilah modifikasi, secara ilmiah terdapat pada domain psikologi kognitif dan
perilaku serta dipopulerkan pada domain manajemen produk dan pemasaran,
akhir-akhir ini diterapkan pada karya kreatif khususnya bidang otomotif.
Modifikasi dalam karya kreativitas bidang otomotoif, merupakan suatu
proses berpikir dan tindakan untuk melakukan perubahan, bentuk, ukuran dan
fungsi sesuai dengan tujuan yaitu kebutuhan.
Modifikasi, dilakukan melalui proses pertimbangan dimensional,
kekuatan, keamanan dan kenyamanan serta peraturan yang berlaku dan
ditetapkan oleh pihak berwenang.
Secara empirik, modifikasi dibarengi dengan pembuatan, pemasangan atau
perakitan dari komponen sistem yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena
itu, hasil modifikasi harus teridentifikasi komponen sistem mana yang
dilakukan perubahan.
Proses modifikasi, melibatkan perencanaan dan perancangan terbatas agar
diperoleh hasil maksimum dan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang
ada.
Restorasi:
Akhir-akhir ini dalam praksis otomotif di Indonesia ditemukenali istilah
baru yang disebut restorasi, istilah ini diadopsi dari bengkel perkeretapian.
Restorasi merupakan suatu perbaikan total melalui pengembalian pada bentuk
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 36
FPTK UPI 2011
semula, dengan mengganti komponen sistem standar, perbaikan body seperti
semula.
Proses restorasi cenderung bersifat perbaikan yang berpedoman pada
manual book, artinya tidak memerlukan suatu perhitungan yang detail. Oleh
karena itu, bagi mahasiswa S-1 tidak direkomendasikan dijadikan tema
penelitian mengingat kandungan analisis teorinya merupakan tingkat yang
paling rendah.
Setiap karya mahasiswa yang mengambil Tugas Akhir bertermakan, karya
kreativitas dibutuhkan kesiapan tim yang solid, dukungan fasilitas dan tenaga
pembimbing. Oleh karena itu, para pembimbing diharapkan melakukan
pengarahan teoretis dan teknis, supervisi dan pemberian motivasi yang ekstra.

Pelaksanaan :
Pengembangan Kreativitas (Rancangan modifikasi, rancangan ulang,
proto tipe) dan pembuatan, ditunjang oleh data spesifikasi, pengujian
laboratorium, pengujian empirik praksis di jalan raya serta pembanding
komponen terobservasi untuk sistem kendaraan, waktu kisaran 3 sampai 9
bulan penelitian di Lab institusi Eksternal (LIPI, ITB, BPPT Serpong dan
Industri Otomotif) dan Lab/Bengkel Kerja Mahasiswa JTPM FPTK,
pembimbing dua orang, penguji tiga orang, bobot penilaian kisaran 3,26
sampai 4.00 (A) lihat bobot kriteria penilaian;
Tabel 4. Bobot Kriteria Penilaian Paket D
No Komponen Bobot (B) Nilai (N) Nilai Akhir
1 Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (rancang bangun); 10%
b. Substansi (orsinilitas); 20%
c. Keterkaitan antara judul, masalah, tujuan, manfaat, 15%
hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran;
d. Tata tulis dan estetika laporan 5%
2 Ujian
f. Teknik dan tampilan presentasi; 5%
g. Pemahaman konsep dasar; 10%
h. Penerapan metode dan ketepatan perhitungan; 10%
i. Analisis masalah dan pemecahannya; 10%
j. Pemahaman perancangan, pembuatan, perakitan 15%
3 Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/S/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/S/K
- Sikap ilmiah SB/B/S/K
Nilai akhir Σ ( B x N )
Rata-rata

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 37


FPTK UPI 2011
Bab III
Penulisan Proposal dan Laporan Tugas Akhir Otomotif
3.1 Isi Proposal Tugas Akhir
Proposal Tugas Akhir hendaknya dibuat secara realistis, komprehensif, dan
terperinci yang berisi hal‐hal berikut ini :
a. Judul Proposal
Judul proposal hendaknya singkat, jelas, dan menggambarkan tema pokok
atau gambaran hubungan atau pengaruh dari satu atau lebih dari variabel.
Judul jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dapat secara representatif,
lajim secara kebahasaan.
b. Pendahuluan
Pendahuluan berisi hal‐hal yang mendorong atau hal‐hal yang melatar-
belakangi pentingnya dilakukan penelitian tersebut. Komponen‐komponen
dalam bab ini diantaranya adalah : (1) Latar belakang masalah ; (2) Perumusan
masalah ; (3) Batasan masalah/ruang lingkup ; (4) Tujuan Penelitian dan (5)
Relevansi atau Manfaat hasil penelitian.
c.1. Latar belakang masalah
Setiap penelitian yang diajukan untuk Tugas Akhir harus mempunyai latar
belakang masalah (aktual) yang memang memerlukan pemecahan. Latar
belakang timbulnya masalah perlu diuraikan secara jelas dengan didukung
oleh hasil studi terdahulu atau data sekunder. Masalah merupakan hasil
pemetaan dari topik-topik penelitian terdahulu, sehingga tampak dalam
latar belakang tingkat orsinilitasnya, seperti penelitian sejenis dengan studi
pada objek berbeda, penelitian lanjutan dari orang terdahulu, penelitian
modifikasi, atau pembuatan prototipe.
c.2. Perumusan masalah
Permasalahan penelitian harus dituliskan dalam bentuk deklaratif atau
kalimat‐kalimat pertanyaan yang tegas dan jelas. Masalah penelitian
merupakan perumusan kesenjangan antara keadaan yang ada dengan
keadaan yang akan dicapai.
c.3. Batasan masalah/Ruang Lingkup
Batasan masalah/ruang lingkup berisi tentang variabel yang akan diteliti
dan variabel yang diasumsikan sebagai parameter konstanta atau parameter
yang diabaikan.
c.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi uraian tentang hasil yang akan dicapai atau
jawaban permasalahan penelitian. Bentuk jawaban tersebut dapat berupa
analisis evaluatif, penguraian, penjelasan, pembuktian, penerapan suatu
teori, konsep atau pembuatan suatu prototip.
c.5. Manfaat Penelitian
Bagian ini, diuraikan secara singkat tetapi jelas kontribusi hasil penelitian
terhadap pengembangan teknologi otomotif, atau terhadap pemecahan
persoalan yang dihadapi oleh praktisi di lapangan.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 38
FPTK UPI 2011
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 39
FPTK UPI 2011
c. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi referensi yang terbaru, relevan, dan asli. Tinjauan
pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diarahkan
untuk menyusun kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam
penelitian.
d1 Uraian hasil penelitian terdahulu yang relevan dari journal teknologi yang
berhubungan dengan otomotif atau kendaraan bermotor skala nasional atau
internasional, minimal lima buah dan selanjutnya dipetakan dan topik yang
menjadi kajian kita ditemukan baik persamaan maupun perbedaan. Hasil
pemetaan ini, memberikan kekuatan pada latar belakang masalah.
d2 Uraian teori, konsep yang akan digunakan pada penelitian Tugas Akhir,
sebagai landasan atau rujukan pemecahan masalah baik berupa formula,
model dan argumen dalam pemecahan masalah. Landasan teori ini, harus
relevan sebagai dasar pengungkapan tilikan timbulnya masalah.
(Lebih jelasnya lihat uraian kajian pustaka)

d. Metode dan Pendekatan


Metode berisi bahan‐bahan, peralatan, dan cara kerja serta teknik/proses
pengerjaan. Adapun yang dimaksud dengan bahan adalah; material, data, dan
hasil penelitian terdahulu, sedangkan yang dimaksud peralatan; alat‐alat uji
laboratorium dan lapangan, perangkat keras dan lunak, teori dan persamaan,
serta variabel yang ditetapkan. Proses adalah; teknik pengumpulan dan analisis
data, model pendekatan yang digunakan, rancangan penelitian, cara penafsiran
dan pengumpulan hasil penelitian, ujicoba dan cara evaluasi, serta cara
penyimpulan. Pada bab ini perlu dijelaskan lokasi pelaksanaan TA.

e. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metodologi penyelesaian masalah. Dapat


digunakan bar chart yang dibuat per bulan.
Tabel 3.1. Matrik Contoh Rencana Kegiatan Penelitian
Kegiatan Waktu ke:
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pra penelitian
Penyusunan proposal
Ujian proposal TA
Perbaikan hasil ujian proposal TA
Pengujian dan pengumpulan data; pengembangan model; analisis data; perancangan; pembuatan
dan perakitan
Penulisan laporan hasil penelitian
Bimbingan rutin
Ujian akhir TA

f. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka harus urut abjad. Daftar pustaka yang bersumber dari
web harus mencantumkan tanggal akses terakhir kali. Pustaka yang dijadikan
acuan minimal 10, harus primer, relevan dan mutakhir. Sumber pustaka dapat
diambil dari : jurnal, buku dan web.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 40


FPTK UPI 2011
h. Ujian Proposal Tugas Akhir (UPTA)

Ujian Proposal TA difasilitasi oleh Koordinator TA dengan persetujuan dari


ketua program Studi dan Ketua Jurusan dan dilaksanakan disesuaikan dengan
jumlah dosen yang ada, ruang kelas, serta waktu akademik. Namun demikian,
mahasiswa yang mengikuti UPTA telah memperoleh ijin dari dosen
pembimbing.

Perlu diketahui bahwa UPTA merupakan ujian komprehensif. Pertanyaan


yang diajukan merupakan gabungan teori dan konsep dari topik tugas akhir
mahasiswa. Jika mahasiswa tidak memahami konsep dan teori yang menjadi
topik tugas akhirnya, maka mahasiswa dinyatakan belum mampu untuk
melaksanakan tugas akhir.

UPTA dilaksanakan secara terbuka, artinya, ada peserta partisipan yang terdiri
dari mahasiswa JPTM FPTK UPI maksimum lima orang.

Prosedur dan tata laksana UPTA:

Ketua Jurusan:
Mahasiswa: KPTA: Ketua Prodi: Memutuskan
Mengusulkan UPTA, setelah Memfasilitasi usulan dan Koordinasi dengan Pelaksanaan UPTA
ada rekomendasi dari pem- penjadwalan Dosen penguji Menandatangani SK
Koordinasi dengan Dosen Penguji
bimbing I dan II. Koordinasi dengan Ketua Prodi
Kajur Menetapkan Ruang

Tidak layak = Usulan TA gagal


Usulan baru
Pelaksaan UPTA:
- Persentasi
- Pengujian
Layak lanjut = Usulan TA jalan - Hasil
Tidak layak = Usulan TA gagal

Gambar 3.1. Skema Tata Laksana UPTA

(1) Mahasiswa mengumpulkan formulir usulan UPTA paling lambat 1 (satu)


minggu sebelum jadwal presentasi;
(2) Pengumpulan formulir harus dilengkapi dengan Proposal TA (5
eksemplar),
(3) Waktu UPTA, presentasi dilakukan selama ± 90 menit yang terdiri dari: 10
menit presentasi, 60-70 menit, memberikan masukan dan tanya jawab
secara komprehensif
(4) Mahasiswa wajib mempersiapkan materi dengan baik
(5) Untuk keperluan administrasi penilaian mahasiswa oleh tim dosen, maka
UPTA dilengkapi dengan: a) Proposal TA mahasiswa bersangkutan, dan
Berita Acara UPTA;
(6) Selanjutnya Berita Acara UPTA dikumpulkan dan diolah di bagian
Skretaris Koordinator Tugas Akhir;

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 41


FPTK UPI 2011
(7) Bagi mahasiswa yang diterima dan layak menjadi TA, direkomendasikan
untuk konsultasi langsung dengan pembimbing I dan II;
(8) Bagi mahasiswa yang tidak diterima atau gagal, harus membuat topik baru
dan dosen pembimbing yang telah ditunjuk otomatis harus diganti.

i. Penilaian Ujian Proposal Tugas Akhir (UPTA)


Proses penilaian UPTA pada dasarnya terbagi dua hal. Pertama adalah
kelayakan topik dan rencana TA secara keseluruhan. Apabila dinyatakan
layak, maka proposal tersebut diterima. Sebaliknya, jika topik atau judul, atau
metodologi dinyatakan tidak layak dari segi variabel atau ruang lingkup
(sebagaimana dijelaskan pada subbab Ruang Lingkup TA), maka proposal
tersebut dapat dinyatakan ditolak.

Berdasarkan hasil evaluasi penguji, dinyatakan bahwa proposal tersebut

a. Diterima
- Perbaikan/penyempurnaan
- Langsung ke pembimbing untuk konsultasi lapangan
b. Ditolak

Kedua, penilaian UPTA mengikuti form di bawah ini, terdapat dua item
penilaian yaitu Presentasi dan nilai Materi yang diberikan oleh Penguji I, II,
dan dosen pembimbing. Nilai dijumlah dan diambil nilai rata-ratanya.

Tabel 3.2 Format Penilaian UPTA


Nilai Penguji I Penguji II Pembimbing I Pembimbing II Jumlah

Tilikan masalah dalam proposal :


a. Kandungan tema (analisis,
evaluasi, pemodelan atau ran-
cang bangun);
b. Substansi (orsinilitas);
c. Keterkaitan antara judul,
masalah, tujuan, manfaat, hasil
dan pembahasan, serta
kesimpulan dan saran;
d. Tata tulis dan estetika laporan

Ujian Presentasi
a. Teknik dan tampilan
presentasi;
b. Pemahaman konsep dasar;
c. Penerapan metode dan
ketepatan perhitungan;
d. Analisis masalah dan
pemecahannya;
e. Pemahaman perancangan,
pembuatan, perakitan

(1) Setelah Ujian Proposal TA


Jika mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan berhasil UPTA-nya, maka
kewajiban selanjutnya adalah menjalankan TA sesuai judul dan topik yang

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 42


FPTK UPI 2011
telah disetujui bersama waktu UPTA. Adapun hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan TA antara lain proses pembimbingan TA, frekuensi asistensi, dan
lain sebagainya yang dijabarkan pada aturan main pelaksanaan TA berikut ini:

(1) Mahasiswa wajib menyerahkan berita acara UPTA yang telah disetujui
oleh penguji seminar, paling lambat 1 minggu setelah ujian;
(2) Melakukan asistensi. Frekuensi asistensi setelah proposal disetujui,
sekurang-kurangnya 14 kali dan tercatat (Lembar asistensi TA)
(3) Minimal satu kali dalam dua minggu, jika dalam waktu dua minggu tidak
asistensi (konsultasi tercatat), maka mahasiswa bersangkutan dinyatakan
gugur dan mengulang ujian proposal dengan judul baru.

k. Proses Bimbingan Tugas Akhir


Selama pelaksanaan TA, mahasiswa bersangkutan waijb melakukan
konsultansi (asistensi) tercatat dengan dosen pembimbingnya. Selama
penulisan Laporan TA dosen pembimbing wajib memeriksa cara pemberian
halaman (koreksi redaksional) dari bimbingannya (Dosen Pembimbing akan
dibekali Format Laporan TA). Format Laporan TA dapat dilihat pada
Lampiran. Prosedur pelaksanaan bimbingan disusun agar proses bimbingan
TA berjalan efektif dan efisien. Adapun prosedur pelaksanaan bimbingan
adalah sebagai berikut:
(1) Jika dalam masa-masa antara hingga Ujian Hasil Tugas Akhir (UHTA),
mahasiswa tidak menjalin komunikasi dengan baik atau melakukan
kesalahan baik teknis maupun etika, maka dosen pembimbing berhak
untuk menyatakan tidak bersedia membimbing. Dosen pembimbing
menyampaikan kepada Koordinator TA, untuk ditindaklanjuti;
(2) Koordinator TA akan segera mencari dosen pembimbing alternatif dan
mahasiswa diharuskan mengisi kembali Formulir TA;
(3) Jika dalam pelaksanaan pembimbingan ternyata terdapat kesulitan
komunikasi dengan dosen pembimbing baik karena waktu, jadwal,
maupun alasan-alasan lain, maka mahasiswa berhak mengajukan
pergantian pembimbing. Mahasiswa bersangkutan harus mengkonsul-
tasikan hal tersebut kepada Koordinator TA. Koordinator TA akan
mengkomunikasikan hal tersebut dengan dosen pembimbing lama,
kemudian mencari pengganti dosen pembimbing berdasarkan pada bidang
keahlian dan minat. Dalam kasus ini, mahasiswa harus mengisi kembali
Formulir TA.
(4) Masa bimbingan efektif adalah pada minggu ke-2– 19 terhitung sejak awal
semester mahasiswa tersebut mengambil MK Tugas Akhir.
(5) Dalam proses pembimbngan, pelaksanaan TA akan dimonitor secara
berkala oleh dosen pembimbing dan Koordinator TA. Dosen pembimbing
akan mencatat setiap kegiatan atau kemajuan yang dibuat mahasiswa
bimbingan dalam Form Asistensi TA (Lampiran). Apabila kemajuan
dirasakan lambat, maka Koordinator TA dan dosen pembimbing dapat

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 43


FPTK UPI 2011
menyarankan kepada mahasiswa bersangkutan untuk mendrop MK TA
agar mahasiswa terhindar dari perolehan nilai D atau E, yang akan
mempengaruhi nilai Indeks Prestasi (IP) mahasiswa bersangkutan.
(6) Penilaian kemajuan dilakukan dengan mempertimbangkan banyak aspek
seperti: kemampuan individual mahasiswa bersangkutan, kemampuan
mencapai target yang telah ditetapkan, tingkah laku, kesanggupan, dan
kesungguhan mahasiswa dalam menyelesaikan TA.
(7) Dropping MK TA tidak mempengaruhi proses pelaksanaan TA. Tujuan
dropping murni untuk menghindari rendahnya nilai IP mahasiswa
bersangkutan.
(8) Jika tidak ada masalah pada proses pembimbingan TA mahasiswa, maka
mahasiswa dapat mengikuti Ujian Hasil Tugas Akhir (UHTA) dengan
mengikuti tata cara yang ditetapkan.

3.2 Laporan Ujian Tugas Akhir (UTA)


Laporan final Tugas Akhir disusun dengan kerangka penulisan yang dapat
memuat hal-hal utama dan ini sangat tergantung pada topik masalah yang menjadi
kajian akademik. Adapun bagian-bagian yang harus ada dalam laporan tugas akhir
adalah:
1) Halaman Judul (bentuk sesuai template)
2) Lembar Pengesahan (bentuk sesuai template)
3) Abstrak dalam bahasa Indonesia (bentuk sesuai template)
4) Abstrak dalam bahasa Inggris (bentuk sesuai template)
5) Kata Pengantar
6) Daftar Isi
7) Daftar Notasi atau Simbol
8) Daftar Gambar
9) Daftar Tabel
10) Isi Laporan dengan contoh sebagai berikut:
Bagian Isi, terdiri dari :
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Kajian Pustaka dan Landasan Teori
Bab III : Metode Penelitian
Bab IV: Hasil dan Pembahasan Penelitian
Bab V : Penutup
Bagian Akhir, terdiri dari :
Daftar Pustaka
Lampiran
Biografi penulis

Berikut ini diberikan beberapa penjelasan terkait dengan bagian-bagian dalam


laporan yang masih belum dijelaskan pada sub bab sebelumnya.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 44


FPTK UPI 2011
Abstrak
Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Abstrak memuat inti sari Tugas Akhir meliputi pendahuluan atau latar belakang
masalah, metode penyelesaian masalah dan diakhir dengan hasil-hasil utama
Tugas Akhir. Dalam susunan penjilidan, abstrak bahasa Indonesia ditulis terlebih
dahulu kemudian disusul dengan abstrak bahasa Inggris.

Kata Pengantar
Bagian ini mengantarkan Tugas Akhir, harapan dari penulis terhadap karya Tugas
Akhir serta ucapan terima kasih yang disampaikan penulis. Bahasa yang
digunakan untuk bagian ini harus bahasa formal.

Daftar Isi
Berisikan isi Tugas Akhir dimulai dengan,lembar pengesahan, surat pernyataan,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar simbol, daftar tabel, daftar gambar, bab-
bab dari isi, daftar pustaka, dan lampiran.

Daftar Pustaka
Berisi pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan selama mengerjakan Tugas Akhir.
Cara penyusunan pustaka-pustaka dalam daftar pustaka mengikuti aturan dengan
penomoran. Semua pustaka-pustaka yang disintir di dalam karya Tugas Akhir
harus masuk dalam daftar pustaka ini.

Lampiran
Sistematika penomoran bagian-bagian isi dalam lampiran mengikuti aturan
penomoran tersendiri. Bila lampiran dapat dikelompokkan, maka lampiran dapat
diberi nama lampiran A, kemudian lampiran B, lampiran C dan seterusnya. Bila
ada tabel ataupun gambar dalam lampiran tersebut, misalkan tabel ada dalam
lampiran A, tabel diberi nomor Tabel A.1, Tabel A.2, dan seterusnya. Demikian
juga untuk penomoran gambar, bila ada dalam lampiran B, maka diberi nama
Gambar B.1, Gambar B.2, dan seterusnya. Tata letak dan penyajiannya dapat
mengikuti pembahasan yang diberikan pada Bab IV.

3.3 Batas Tepi Halaman dan Ukuran Kertas


Batas tepi dapat dibedakan atas 2 kelompok. Kelompok pertama adalah batas
tepi untuk halaman baru bab ataupun lampiran dan kata pengantar yaitu; 4 cm dari
kiri dan atas, serta 3 cm dari kanan dan bawah. Sedangkan kelompok kedua
adalah batas tepi untuk halaman setelah halaman baru bab dan halaman lain
seperti lampiran. Batas tepi kelompok kedua ini yaitu 4 cm dari kiri dan 3 cm dari
kanan, bawah dan atas.
Ukuran kertas yang digunakan adalah A4 (210 mm x 297 mm) serta
ketebalan kertas 80 Gr. Tidak boleh ada gambar, tabel atau apapun di luar tepi
tersebut, kecuali nomor halaman.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 45


FPTK UPI 2011
3.4 Jenis Huruf dan Spasi
Jenis huruf yang digunakan adalan Times New Roman dengan ukuran huruf
12 point dengan 2 spasi untuk bagian teks. Jenis huruf yang sama juga digunakan
untuk tabel dan gambar. Ukuran huruf pada Tabel yang digunakan adalah 11
point. Sedangkan ukuran huruf untuk penjelasan dalam gambar dibuat huruf
sehingga gambar serasi dan jelas untuk dibaca.

3.5 Penomeran Halaman


Sampul depan, abstrak dan lembar pengesahaan tidak diberi nomor halaman.
Sedangkan bagian lainnya diberi nomor halaman. Ada dua jenis penomoran yang
digunakan yaitu penomoran dengan angka romawi huruf kecil dan angka arab.
Untuk bagian depan (lembar pengesahan, surat pernyataan, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar simbol, daftar gambar, daftar tabel) diberi penomeran
romawi. Bagian depan ini penomoran dimulai dengan i kemudian ii, iii, iv sampai
dengan penomoran bagian akhir. Sedangkan untuk bagian isi (bab pendahuluan
sampai dengan bab kesimpulan, daftar pustaka) dan lampiran diberi penomoran
dengan angka arab. Penomoran terurut dan menyatu antara bagian isi dan
lampiran. Sebagai contoh halaman pertama bab I diberi nomor 1 sampai bab
kesimpulan serta daftar pustaka nomor 60, maka halaman pertama bagian
lampiran diberi nomor 61.

3.6 Header dan Footer


Tidak ada header yang digunakan di setiap halaman dalam tulisan Tugas
Akhir. Footer hanya untuk penomoran halaman sebagaimana diatur di dalam tata
cara penulisan nomor halaman. Untuk catatan khusus keterangan tentang isi tabel
ataupun gambar sebaiknya langsung diletakkan dibagian bawah tabel ataupun
gambar tersebut.

3.7 Tata Letak Gambar dan Tabel


Tata letak dan tata cara penulisan gambar maupun tabel mempunyai peran
yang sangat penting dalam penyajian bahasa tulis karena ini menyangkut
penyampaian informasi kepada pembaca.

a. Penyajian Gambar dan Poto


Beberapa yang termasuk ke dalam kategori gambar adalah poto, grafik, peta,
sketsa, diagram, bagan ataupun gambar-gambar lain. Gambar dapat
menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang informatif dan mudah
dipahami. Dengan pertimbangan konsistensi tulisan dan juga ketahanan
kualitas dokumentasi laporan, maka gambar direkomendasikan sedapat
mungkin dengan cetakan hitam, kecuali peran cetakan berwarna sangat
penting sekali untuk kejelasan informasi yang diberikan oleh gambar tersebut.
Judul gambar sebaiknya dibuat sesingkat dan sejelas mungkin. Tidak ada
bingkai diperlihatkan atau dimunculkan di luar gambar.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 46


FPTK UPI 2011
Gambar 3.1. Hasil Perancangan Mobil Penumpang Jenis Sedan
(Sumber : Ford, 1999)

Bila dalam penyajian gambar halaman tidak mencukupi atau gambar


ukurannya lebih dari satu halaman, maka gambar tersebut dibagi atas dua
bagian atau lebih. Judul gambar disesuaikan dengan gambar yang dimuatnya.
Bila hal ini sulit diberikan judul yang tepat, maka dapat diberikan sub nomor
dari gambar dengan tambahan alfabet, misalkan Gambar 3.1a, gambar
lanjutannya Gambar 3.1b.

b. Penyajian Tabel
Penggunaan tabel merupakan salah satu cara yang sistematis untuk
menyajikan data-data dalam kolom dan lajur sesuai dengan sistematika dan
klasifikasi masalah ataupun bahasan yang diberikan dalam tulisan. Sistematika
tabel yang baik harus dapat memberikan informasi yang lengkap dan jelas
serta difahami. Tabel diberi nomor yang dapat menunjukkan nomor bab dan
nomor urut tabel dalam bab tersebut. Judul tabel ditulis dengan huruf reguler
dan gaya penulisan judul yakni huruf pertama ditulis dengan huruf kapital
kecuali kata depan ataupun artikel. Berikut ini diberikan contoh penyajian
tabel yang direkomendasikan. Untuk memberikan sajian tabel yang jelas dan
menarik, garis-garis vertikal tidak digunakan dan hanya garis horisontal yang
digunakan. Catatan terhadap notasi ataupun keterangan dari tabel diberikan
pada bagian bawah tabel.

Table 3.1 Standard Emisi Motor Diesel dan Petrol Kategori M* g/kWh
Tier Tahun CO THC N/HC NOx HC+ NOxPM P***
Diesel
Euro I Juli 1992 2.72 (3.16) - - - 0.97 (0.13) 0.14 (0.18)
Euro 2 Januari 1996 1.0 - - - 0,70 0.08 -
Euro 3 Januari 2000 0.64 - - 0.50 0.56 0.50 -
Euro 4 Januari 2005 0.50 - - 0.25 0.30 0.025 -
Euro 5 September 2009 0.500 - - 0.180 0.230 0.005 -
Euro 6 September 2014 0.500 - - 0.080 0.170 0.005 -
Petrol
Euro I Juli 1992 2.72 (3.16) - - - - 0.97 (1.12)
Euro 2 Januari 1996 2.2 - - - 0.5 - -
Euro 3 Januari 2000 2.3 0.20 - 0.15 - - -
Euro 4 Januari 2005 1.0 0.10 - 0.08 - - -
Euro 5 September 2009 1.000 0.100 0.060 - 0.005* -
Euro 6 September 2014 1.000 0.100 0.068 0.060 - 0.005* -
* Before Euro 5, passenger vehicles > 2500 kg were type approved as light commercial vehicles N1-I
** Applies only to vehicles with direct injection engines
*** A number standard is to be defined as soon as possible and at the latest upon entry into force of Euro 6
† Values in brackets are conformity of production (COP) limits
(Sumber : Euro Applies only to vehicles with direct injection engines, 2006)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 47


FPTK UPI 2011
Apabila Tabel sangat panjang dan terpotong oleh karena terbatas halaman,
maka Tabel lanjutan merupakan potongan dari sebelumnya.

3.8 Perujukan dan Penulisan Daftar Pustaka


Daftar pustaka berisikan nama-nama referensi yang benar-benar menjadi
acuan dalam penulisan ataupun pengerjaan tugas sarjana. Pustaka ini sebaiknya
dirujuk ataupun diulas dalam deskripsi Tugas Akhir tersebut. Secara umum
penulisan daftar pustaka dapat dibedakan atas dua yaitu penulisan dengan nomor
urut dan penulisan dengan urutan alfabet nama penulis.
Cara penulisan daftar pustaka secara umum terdapat sistem vancouver
(author-number style) dan Harvard. Sistem Vancouver menggunakan cara
penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan
pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan
secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam
naskah tulisan, sehingga memudahkan pembaca untuk menemukannya
dibandingkan dengan cara pengurutan secara alfabetis menggunakan nama penulis
seperti dalam sistem Harvard. Sistem ini beserta variasinya banyak digunakan
dibidang kedokteran, kesehatan dan teknik.

a. Penulisan Daftar Pustaka Sistem Vancouver (author-number style)

Dengan pertimbangan bentuk tulisan yang lebih kompak dan mudah dilacak
pustaka yang disintir dalam tugas sarjana, perujukan dalam Tugas Akhir
diseragamkan dengan cara penulisan menggunakan nomor urut. Oleh karena itu,
hanya penulisan dengan nomor urut yang dibahas pada buku ini.
Daftar pustaka ditulis dengan urutan nama pengarang/penulis, judul
buku/artikel, nama jurnal, halaman, tahun penerbitan. Pengurutan pustaka dapat
didasarkan pada sistem alfabet nama penulis atau penomoran. Urutan penomoran
dimulai dari pustaka yang lebih awal dirujuk dan kemudian diikuti dengan
pustaka yang dirujuk berikutnya.
Pustaka dengan pengurutan berdasarkan penomoran, semua nama penulis
ditulis sesuai dengan aslinya (susunannya tidak dibalik). Susunan nama asli yang
dimaksud adalah susunan nama yang mengikuti pengelompokan umum terdiri
atas: first name, middle name, dan last name (family name). Susunan nama
penulis ini sangat tergantung dari budaya atau asal negara ataupun daerah dari
penulis. Nama penulis yang merupakan nama pemberian (given name). Nama
pemberian ini ditulis apa adanya dan kata yang terakhirnya dianggap sebagai last
name-nya.
Perujukan terhadap pustaka dengan nama penulis dan tahun untuk pengurutan
pustaka dengan sistem alfabet, dan nama penulis dan nomor urut pustaka untuk
daftar pustaka pengurutan dengan penomoran. Sedangkan perujukan yang lebih
menekankan substansinya maka pustaka ditulis diakhir kalimat dengan cara salah
satu perujukan yang telah dipilih.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 48


FPTK UPI 2011
(1) Perujukan dari Buku yang diterbitkan
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari buku yang diterbitkan
diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan
nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai nama keluarga. Nama
pertama dan kedua dapat disingkat. Nama penulis diakhiri dengan koma dan
kemudian diikuti judul buku, nama penerbit dan diakhiri dengan tahun
terbitan. Judul buku diketik dalam huruf miring. Edisi buku diletakkan setelah
judul buku.
Contoh:
1. D.M. Bates and D. G. Watts, Non Linear Regression Analysis and Its
Applications, John Wiley & Sons, New York, 1988.

2. M.J. Moran and H. N. Shapiro, Fundamentals of Engineering Thermo-


dynamics, Edisi 3, John Willey & Sons, New York, 1996.

3. Steven C. Chapra and Raymond P. Canale, Numerical Method for


Engineers, Edisi 4, McGraw-Hill, 2002.

4. E. P. Popov, Engineering Mechanics of Solids, Prentice Hall, Engelwood


Cliffs, New Jersey, 1990.

5. W. D. Callister, Material Science and Engineering: An Introduction, Edisi


2, John Willey & Sons, 1991.

6. G. Takeshi Sato dan N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut


Standar ISO, Edisi 1, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1981.

(2) Perujukan dari Buku yang telah diterjemahkan


Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari buku yang telah
diterjemahkan diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama
pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai
nama keluarga. Nama pertama dan kedua dapat disingkat. Nama penulis
diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti judul buku dalam bahasa
terjemahannya, setelah itu diikuti kata “terjemahan” + nama penerjemah,
nama penerbit dan diakhiri dengan tahun terbitan. Judul buku diketik dalam
huruf miring. Edisi buku dan jilid buku diletakkan setelah judul buku.
Contoh:
1. J. L. Meriam dan L. G. Kraige, Mekanika Teknik – Statika, Jilid I, Versi
SI, terjemahan Tony Mulia, Penerbit Erlangga, 1988.

2. E. P. Popov, Mekanika Teknik, terjemahan Zainul Astamar, Penerbit


Erlangga, 1993.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 49


FPTK UPI 2011
(3) Perujukan Artikel dari Jurnal
Urutan penulisan data-data mengenai pustaka berupa artikel atau makalah
dalam jurnal diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama,
kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai nama
keluarga. Nama pertama dan kedua dapat disingkat. Nama penulis diakhiri
dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul tulisan, nama jurnal, nomor
terbitan volume dan nomor jilid jurnal, halaman awal dan akhir yang memuat
artikel tersebut dan diakhiri dengan tahun terbitan. Nama jurnal diketik dalam
huruf miring. Volume ditulis dengan huruf tebal, nomor jilid dari suatu
volume ditulis di dalam tanda kurung setelah nomor volume. Nomor halaman
diawali dengan tanda titik dua.

Contoh:
1. I M. Astina dan H. Sato, A Rational Helmholtz Fundamental Equation of
State for Difluoromethane with an Intermolecular Potential Background,
International Journal of Thermophysics, 24(4):963-990, 2003.

2. Sigit Y. Martowibowo dan B. Suharto, Metode Ultrasonik untuk


Menentukan Arah Kristal Tunggal Berstruktur, Jurnal Teknik Mesin,
15(2):45-53, 2000.
3. D. B. Fogel, An Introduction to Simulated Evolutionary Optimization,
IEEE Trans. on Neural Networks, 5(1):3-14, 1994.

4. J. W. Leach, P. S. Chappelear, dan T. W. Leland, Use of Molecular Shape


Factors in Vapor-Liquid Equilibrium Calculations with the Corresponding
States Principle, AIChE J., 14(4):568-576, 1968.

(4) Perujukan Makalah yang Dipresentasikan


Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari makalah yang
dipresentasikan diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama
pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai
nama keluarga Nama pertama dan kedua dapat disingkat. Nama penulis
diakhiri dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul makalah, nama
forum makalah tersebut dipresentasikan serta kota dan tanggal
penyelenggaraan forum tersebut.
Contoh:
1. P. King, H. Mandair, C. Belton, H. Ho dan D. Copp, Modelling and
Simulation Tools to Calibrate an Engine Management on Board
Diagnostic System, dipresentasikan pada IEEE Seminar, London, 27
March 2000.

2. R. H. Goodwin, A. Fitt, K. Ronaldson, dan W. A. Wakeham, Micro


Electro Mechanical System (MEMS) for the Measurement of Density and
Viscosity, dipresentasikan pada 17-th European Conference on
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 50
FPTK UPI 2011
Thermophysical on Thermophysical Properties, Bratislava, Slovakia, 5-8
September, 2005.

(5) Perujukan Makalah dalam Prosiding


Urutan penulisan data-data mengenai pustaka dari makalah yang dimuat dalam
prosiding diawali dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama,
kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai nama
keluarga. Nama pertama dan kedua dapat disingkat. Nama penulis diakhiri
dengan koma dan kemudian diikuti dengan judul tulisan, nama prosiding,
halaman awal dan akhir yang memuat artikel tersebut dan diakhiri dengan
tahun terbitan. Nama jurnal diketik dalam huruf miring. Nomor jurnal diketik
dengan huruf tebal, nomor terbitan volume dalam tanda kurung setelah nomor
volume.
Contoh:
1. C. Sarin, I M. Astina, P. S. Darmanto, dan H. Sato, Thermodynamic
Equation of State for Alternative Refrigerant of HC-600, prosiding
Seminar Nasional Tahunan ke-4 Teknik Mesin, G2-Konversi Energi, hal.
37-42, Kuta Bali, 2005.

2. B.Fajar, Sularso, A. Suwono, Priyono, Labraga dan C. Tournier,


Experimental Study of Wall Friction Structures from a Rotating Cylinder
in Cross Flow, Proceeding of International Conference on Fluid and
Thermal Energy Conversions, hal. 115-123, Bandung, 2000.

3. M.Fukushima, S. Ohotoshi, dan T.Miki, Thermodynamic Properties


Measurements of HFC-32 and HFC-125, Proceeding of 19th Int. Cong.
Refrig. IVa, hal. 207-214, Hague, 1995.

(6) Perujukan Artikel dari Majalah


Untuk artikel yang diterbitkan dalam majalah, rujukannya ditulis mulai
dengan nama penulis yang ditulis dengan nama pertama, kedua dan nama
keluarga atau given name bila tidak mempunyai nama keluarga. Nama penulis
diikuti dengan judul artikel, batas halaman dan tanggal bulan tahun penerbitan
yang memuat artikel tersebut. Bila nama penulis tidak dicantumkan dalam
artikel tersebut, maka yang pertama dimulai dengan judul artikel. Nama
majalah diketik dengan huruf miring.

Contoh:
1. Arnawa Widagda, NCP Removable Media: Media Penyimpan Massa
Depan, Chip, hal. 70, Nopember-Desember 2001.

2. Hartanto, LBS Pemandu Yang Setia, Selular, hal. 58-59, Maret 2003.
Mengenal Teknologi Penunjang VAS, Selular, hal. 54-55, Maret 2003.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 51


FPTK UPI 2011
(7) Perujukan Artikel ataupun Informasi dari Koran
Untuk artikel yang diterbitkan dalam koran, perujukannya yang ditulis dalam
daftar pustaka dimulai dengan nama penulis yang ditulis dengan nama
pertama, kedua dan nama keluarga atau given name bila tidak mempunyai
nama keluarga bila nama penulis disebutkan dalam koran tersebut. Nama
penulis diikuti judul tulisan dan nama koran serta tanggal pemuatannya. Nama
media pemuat diketik dengan huruf miring.

Contoh:
1. N. Hamzah, Belajar dari Jepang Perihal Pengelolaan Sampah, Kompas, 19
Juni 2006.

2. Hendardi, Kepemimpinan Antikorupsi, Kompas, 15 Juni 2006.

3. Merawat Mobil Hibrida, Kompas, 16 Juni 2006.

(8) Perujukan Artikel atapun Informasi dari Website


Untuk artikel yang diterbitkan lewat internet, penulisannya harus
mencantumkan alamat lengkap situs yang memuat artikel tersebut. Urutan
penulisan data-data mengenai pustaka berupa artikel atau makalah dalam
jurnal ataupun artikel dalam majalah, penulisannya sama dengan terbitan
dalam bentuk cetakan bila artikel tersebut jurnal ataupun majalah elektronik.
Pada akhirnya ditulis alamat lengkap Website dan tanggal aksesnya. Nama
media jurnal ataupun majalah diketik dengan huruf miring.
Contoh:
1. P. Landon, An Introduction to Inflow Prevention, Pump and System,
(Online), March 2006 (http://www.pump-zone.com/articles/An_Intro.pdf,
diakses 9 Maret 2006).

2. Dwan, Paper Complexity and the Interpresentation of Conservation


Research, Journal of the American Institute for Conservation, 26(19):
1987 (http://www.aic.stanford.edu/jaic/articles/jaic26-01-001.html, di-
akses 26 Juni 2006).

(9) Perujukan Buku Manual yang Diterbitkan Perusahaan


Buku manual untuk peralatan juga merupakan pustaka yang penting untuk
dimasukkan dalam daftar pustaka terlebih lagi bila buku ini dirujuk di dalam
tulisan.
Contoh:
1. Tokyo Fatique Equipment, Fatique Rotating Bending Constant Amplitude
Manuals, Tokyo Fatique Equipment, Ltd., Tokyo, 1992.

2. Trane, Air Conditioning Manual, La Crosse, Trane, Ltd., 1994.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 52


FPTK UPI 2011
(10) Perujukan Buku dari Suatu Lembaga
Buku dari suatu lembaga juga dapat dijadikan rujukan. Adapun tata cara
penulisan rujukan ini adalah diawali dengan nama lembaga, judul buku, nama
institusi, kota tempat penerbitan, dan diakhiri dengan tahun. Judul buku
diketik dengan huruf miring.
Contoh:
1. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya Ilmiah,
Depdikbud, Ditjen Dikti, Jakarta, 1994.

2. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Pedoman Umum


Pembentukan Istilah, Balai Pustaka, Jakarta, 1980.

(11) Perujukan Tugas Sarjana, Tesis dan Disertasi


Tata cara penulisan rujukan untuk karya ilmiah tugas akhir, skripsi, tesis dan
disertasi didahului dengan nama penulis dengan susunan nama first name,
middle name dan family name atau nama, atau menulis sesuai dengan given
name bila tidak ada nama keluarga. Setelah nama penulis diikuti dengan judul
karya ilmiah tersebut, nama karya ilmiah, program studi dan nama fakultas
serta institusi, lalu diikuti dengan nama kota dan tahun. Judul karya ilmiah
diketik dengan huruf miring.
Contoh:
1. Juristiawan Fitriansyah, Pengembangan Persamaan Dasar Tingkat
Keadaan Sifat-Sifat Termodinamika untuk Propana, Tugas Sarjana,
Teknik Mesin FTI ITB, 2006.

2. J. Newbold, Combustion Measurements and Modeling of an Industrial,


Gas-Fired, Flat-Glass Furnace, M.S. Thesis, Department of Mechanical
Engineering, Bringham Young University, Provo, Utah, 1997.

(12) Perujukan dari Laporan Penelitian yang Tidak dipublikasikan


Laporan penelitian juga dapat dijadikan referensi dalam penulisan karya
ilmiah. Adapun penulisannya dimulai dengan nama peneliti, diikuti dengan
koma dan judul laporan (ketik miring), penjelasan laporan serta lembaga dan
kemudian diakhiri dengan tahun.
Contoh:
1. K. Nielsen, Thermal Energy Storage: A State-of-the-Art, A report within
the research program Smart Energy-Efficient Buildings at NTNU and
SINTEF, 2003.

2. I M. Astina, Development of Thermodynamic Property Models for Wide-


Range Fluid-Phase Propane and Normal Butane, Research Report for
Osaka Gas Foundation, ITB, 2005

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 53


FPTK UPI 2011
(13) Perujukan Buku Berisi Kumpulan Artikel (ada editor)
Penulisan buku sebagai rujukan ini sama dengan penulisan rujukan untuk
buku. Di belakang nama penulis ditambahkan (Ed.) bila editornya hanya
seorang dan (Eds.) bila editornya beberapa orang.
Contoh:
1. Bejan, P. Vadasz, dan D. G. Kroger (Eds.), Energy and the Environment,
Kluwer Academic Publishers, Boston, 1999.

2. W. A. Wakeham, A. Nagashima, dan J.V. Sengers (Eds.), Measurement of


the Transport Properties of Fluids, Blackwell Scientific Publications,
Edinburgh, 1991.

(14) Perujukan Artikel dalam Buku Berisi Kumpulan Artikel (ada editor)
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti judul artikel (tidak cetak miring),
penjelasan tentang artikel itu dimuat yaitu nama mengikuti penulisan
perujukan buku berisi kumpulan artikel. Batas halaman tempat artikel tersebut
berada diberi tanda dalam kurang diletakkan setelah judul buku. Judul buku
dan editor buku mengacu pada tata cara penulisan buku yang berisi artikel.
Contoh:
1. W. Webb, Advances in Modeling Radiative Transport in High
Temperature Gases, dalam A. Bejan, P. Vadasz dan D. G. Kroger (Eds.),
Energy and the Environment (hal. 75-87), Kluwer Academic Publishers,
Boston, 1999.

2. J. L. Fogel, Evolutionary Programming in Perspective: The Top-Down


View, dalam J. M. Zurada, R. J. Marks II, dan C. J. Robinson (Eds.),
Computational Intelligence Imitating Life (hal. 135-146), IEEE Press,
New York, 1994.

(15) Perujukan Artikel dalam Jurnal/Proceeding dari CD-ROM


Penulisannya sama dengan perujukan artikel dalam jurnal cetak ditambah
dengan penyebutan CD-ROM dalam kurung.
Contoh:
1. I M. Astina dan H. Sato, State of the Art on Thermodynamic Modeling for
HFC Refrigerants: The Recent Challenge to Develop Fundamental
Equations of State, Proc. 2nd Doctoral Conference Asia Pacific Rim
Universities, Mexico City, Mexico, 2003 (CD-ROM).
2. E. F. May, T. J. Edwards, A. G. Mann, C. Edwards, An Improved
Microwave Apparatus for Phase Behavior Measurements in Lean Gas
Condensate Fluids, Proc. 16th European Conference on Thermophysical
Properties, London, 2002 (CD-ROM)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 54


FPTK UPI 2011
b. Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style)
Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan
urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis. Publikasi dari
penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara menambahkan
huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan
dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis
menggunakan huruf italik. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang
digunakan dalam berbagai jurnal di dunia.
Sistem Harvard atau sistem penanggalan-pengarang adalah model yang
sederhana, karena dalam sistem ini mahasiswa hanya diminta meletakkan nama
pengarang, tahun penerbitan dan nomer halaman dengan dua tanda kurung dalam
teks.
Sistem dokumentasi terdiri dari dua bagian yang esensial:
 Kutipan dalam teks (the in-text citation)
 Daftar referensi (the reference list)

Kutipan dalam teks


Semua referensi harus didokumentasikan dalam teks dan langsung diikuti oleh
informasi yang diambil (yaitu setelah kutipan langsung, gagasan yang diparafrase,
atau informasi lain yang diambil dari sumber lain). Kutipan dalam teks harus
memasukkan rincian berikut ini:
i. pengarang (hanya nama belakang)
ii. tahun penerbitan
iii. nomer halaman

Contoh kutipan dalam teks:


Buku/karya tulis oleh seorang pengarang
Contoh:
One eminent scholar argues that “the Confucian-Islamic connection...has emerged
to challenge Western interests, values and power” (Huntington 1993, 45)

Alternatif lain adalah kutipan tersebut bisa ditulis dengan menggunakan nama
pengarang dalam teks:
Contoh:
Huntington (1993, 45) argues that “the Confucian-Islamic connection...has
emerged to challenge Western interests, values and power”.

Buku/karya tulis oleh banyak pengarang


Contoh:
A growing concern is that ‘class analysis has been strangely absent from
the..writing about Indonesian society and politics’ (Tanter and Young 1990, 7)

Dua atau lebih buku/karya tulis dalam dua tanda kurung yang sama
Contoh:
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 55
FPTK UPI 2011
There is increasing recognition that ‘the middle class has achieved a degree of
prominence in the politics of Asua in recent years’ (Robinson & Goodman 1992,
322, see also Koo 1991; Tanter & Young 1990).

Alternatif yang lain adalah generalisasi yang dikenal dalam sejumlah buku/karya
tulis dapat ditulis tanpa menggunakan nomer halaman:
Contoh:
There is increasing recognition that ‘[t]he middle class has achieved a degree of
prominence in the politics of Asua in recent years’ (Robinson & Goodman 1992,
see also Koo 1991; Tanter & Young 1990).

Catatan: Susun daftar buku/karya tulis menurut urutan tahun penerbitan.


Daftar Referensi
Daftar referensi terletak di akhir buku atau esai riset anda, berjudul
Referensi, merekam secara lengkap kutipan dalam teks (in-text citation) yang
padat dengan urutan alfabet nama pengarang. Perbedaan esensial antara referensi
dan bibliografi adalah bahwa dalam daftar referensi tahun penerbitan langsung
mengikuti nama pengarang, jadi mencerminkan isi dari kutipan dalam teks.
Susunan berikut ini merupakan format standar untuk serangkaian buku/karya
tulis yang mungkin dimasukkan dalam daftar referensi oleh mahasiswa:
Buku
i. Pengarang (nama keluarga, nama depan, seperti dalam buku)
ii. Tahun penerbitan
iii. Judul buku (termasuk sub-judul jika ada (digarisbawahi atau dicetak miring)
iv. Fakta penerbit: Kota dan nama penerbit

Contoh (satu pengarang)


Moise, Edwin E. 1986. Modern China: A History. London: Longman.
Contoh (banyak pengarang)
Pearson, Gail and Lenore Manderson. 1987. Class Ideology and Women in Asian
Societies. Hongkong: Asia Research Service.

Buku yang diedit


Nama editor menggantikan tempat pengarang
Contoh (satu editor)
Heyzer, Noeleen, ed. 1998. Daughters in Industry: Work, skills and
Consciousness of Women Workers in Asia. Kuala Lumpur: Asia and Pacific
Development Centre.

Contoh (lebih dari satu editor)


Sheridan, Mary and Janet W. Salaff, eds. 1984. Lives: Chinese Wokring Women.
Bloomington: Indiana University Press.

Artikel/bab dalam buku


Ini adalah koleksi artikel atai bab oleh pengarang yang berbeda dalam satu buku
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 56
FPTK UPI 2011
i. Pengarang
ii. Tahun Penerbitan
iii. Judul Artikel (dalam dua tanda kutip)
iv. In/dalam
v. Nama editor
vi. Judul buku (digarisbawahi atau dicetak miring)
vii. Fakta publikasi (kota penerbitan: penerbit)

Contoh
Stivens, Maila. 1990. ‘Thinking About Gender and the State in Indonesia’ in Arief
Budiman, ed. State and Civil Sciety in Indonesia. Clayton, Vic.: Centre of
Southeast Asian Studies, Monash University

Artikel jurnal
i. Pengarang (nama keluarga, diikuti oleh nama depan) seperti pada artikel
jurnal
ii. Tahun
iii. Judul artikel (dalam dua tanda kutip)
iv. Judul jurnal (digarisbawahi atau dicetak miring)
v. Volume dan nomer isu (atau bagian/musim, jika ada)
vi. Nomer halaman dari artikel secara lengkap

Contoh (satu pengarang)


Acciaioli, Greg. 1985. ‘Culture as Art: From Practice to Spectacle in Indonesia’.
Canberra Antropology 8 (1&2) pp. 148-72

Contoh (pengarang lebih dari satu)


Beaver, Patricia D., Hou Lihui and Wang Xue. 1995. ‘Rural Chinese Women:
Two Faces of Economic Reform’. Modern China 21: (2). pp. 205-232

Artikel majalah
i. Pengarang
ii. Tahun
iii. Judul artikel
iv. Judul majalah
v. Nomer isu (bulan/tahun dan sebagainya)
Contoh
Nguyen Ngoc Truong. 1995. ‘Vietnam’s new home’. Far Eastern Economic
Review 29 June.

Contoh (tanpa pengarang)


India Today. 1993. ‘Snobbery: The New Status Games’. 15 June

Artikel surat kabar


Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 57
FPTK UPI 2011
Dalam sistem Harvard, referensi lengkap terhadap artikel dalam surat kabar harian
harus dibuat dalam teks. Artikelnya sendiri biasanya tidak diurutkan secara
individual dalam daftar referensi; hanya surat kabar dan detil isu.
Dalam teks (in text)
Detail dalam teks dimasukkan dengan cara sebagai berikut:

Contoh
Dalam artikel yang berjudul ‘Aung San Suu Kyi memberikan penghormatan
umum pada sang Ayah,’ diterbitkan oleh South China Morning Post, 20 July
1995, William Barnes melaporkan bahwa....

Editorial dalam The Japan Times (weekly int. Ed.) 29 May 1995, mengambil
posisi bahwa....

Daftar referensi
Dalam urutan alfabetik dengan referensi lain:
i. surat kabar
ii. Tahun
iii. Detail isu

Contoh
South China Morning Post. 1995. 20 July

Japan Times (weekly international edition). 1995. 29 May


Alternatif lain. Jika anda menganggap tepat untuk memasukkan kutipan surat
kabar secara lengkap dalam daftar referensi, karena pendapat sang pengarang
sendiri sangat penting, kutipan individual dari contoh di atas akan dibuat sebagai
berikut:
Contoh
Barnes, William. 1995. ‘Aung San Suu Kyi pays public tribute to father’. South
China Morning Post, 20 July.

Japan Times (weekly international edition) 1995. ‘Editorial’. 29 May.

Alternatif lain

Artikel Surat Kabar dengan Pengarang:


Nama keluarga penulis, nama depan atau inisial penulis, tahun dan tanggal
penerbitan, “Judul artikel”, nama (dan bagian) koran
Contoh:
Rijn, T. van, (2007, 27 April). “PvdA party leadership steps down.” The Hague
Amsterdam Times.

Artikel Surat Kabar tanpa nama Pengarang:


Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 58
FPTK UPI 2011
Nama (dan bagian) Koran, tahun dan tanggal penerbitan, “Judul artikel.”
Contoh:
The Hague Amsterdam Times (2007, 27 April). “Early dry conditions cause
widespread fears.”

Rekaman video
Kutipan dalam teks:
i. Judul film/rekaman video (secara ringkas)
ii. Tahun

Contoh
Rekaman dokumenter, Big business and the ghost of Confucius, menunjukkan
lebih jauh hubungan antara....(Pacific Century Series 1992)

Daftar referensi
i. Judul film/rekaman video (termasuk bagian dari seri)
ii. Tahun
iii. Jenis film/rekaman video dan durasi (misalnya 16mm//VHS., 55 min.)
iv. Produser (atau rumah produksi)
v. Tempat produksi

Contoh (rekaman video)


Pacific Century Series ‘Big business and the ghost of Confucius’. 1992. (VHS) 60
min. Jigsaw Production for Pacific Basin Institute, Seattle.

Contoh (Program TV)


Asia Focus ‘Educating Abdul’. 1994. Australian Broadcasting Corp. Sydney. 9
July

Sumber internet
i. Pengarang (nama keluarga diikuti dengan nama depan)
ii. Tahun
iii. Alamat internet pengarang [jika ada dalam parentheses]
iv. Nama Tulisan atau Baris Judul Pesan
v. In /dalam
vi. Nama karya/tulisan secara lengkap
vii. Nama situs atau daftar situs secara tepat (alamat internet).

Contoh (listserv)
Jaringan Kerja Budaya. 1995 [jkb@nusa.or.id] ‘Pramoedya’s Magsasay
Speech/Literature, Censorship and the State: How Dangerous are Stories?’. In
Indonesia-list [Indonesia-l@igc.apc.org] 5 September

Contoh (Gopher)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 59


FPTK UPI 2011
Kemp, Herman C. 1995 ‘Typhoon hits southern part of Central Java’. In K I T L V
Library, Daily Report of current events in Indonesia [gopher:// oasis.
leidenuniv.nl:71/00/kitlv/daily-report/951108] 8 November
Alternatif lain

Situs Web dengan Pengarang:


Nama belakang penulis, nama depan atau inisial penulis, tahun penerbitan, “Judul
artikel”, alamat lengkap situs web (URL) dan tanggal kunjungan
Contoh:
Carr, S.J. (1999). The last glacial maximum in the North Sea. http:// www.
brookers. ac.uk/charion/fakewebsite. (visited on 13 May 2004)

Situs Web tanpa nama Pengarang:


Judul, tanggal/Tahun, alamat lengkap situs web (URL) dan tanggal kunjungan
Contoh:
Global warming and its effects on Antarctic Coast. (2003). http:// news. ninemsn.
com.au/health/story_13583.asp. (visited on 25 June 2004).

Situs Web dari organisasi tanpa nama pengarang:


Nama organisasi, Judul (jika ada), (tanggal (jika ada)). alamat lengkap situs web
(URL) dan tanggal kunjungan.
Contoh:
Universiteit van Amsterdam, http://www.uva.nl, (visited on 5 May 2007)

Sistem Pencatatan Dokumentasi (Sistem Chicago)

Aturan Format Secara Umum

Dalam sistem pencatatan dokumentasi anda meletakkan angka superscript


(angka yang dinaikkan) di belakang bagian kalimat yang memasukkan sumber
yang dikutip. Angka tersebut merujuk pada kutipan bibliografi secara lengkap
yang diberikan entah pada catatan kaki (footnote) atau pada catatan akhir
(endnote). Informasi dalam bagian ini berasal dari Manual Gaya Chicago
(Chicago Manual of Style—CMS) edisi ke 14.

Sistem Penomeran
Berilah nomer secara berurutan sepanjang keseluruhan paper mulai dengan 1 .
Dengan kata lain, jangan lagi memulai dengan 1 pada permulaan tiap-tiap bab
atau bagian paper, sebagaimana banyak dilakukan dalam karya-karya yang
telah diterbitkan.

Menempatkan Penomeran Superscript (simbol kecil ke atas)


Kapanpun dimungkinkan, penomeran Superscript harus diletakkan pada akhir
kalimat:

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 60


FPTK UPI 2011
Cara Rorty menggambarkan Sellar sebagai seorang materialis
pembunuh adalah keliru sama sekali.1
Jika harus meletakkan rujukan di dalam sebuah kalimat daripada di akhir
kalimat, maka tempatkan penomeran pada akhir anak kalimat (clause) yang
berhubungan:
Dalam editorial terakhirnya Begley mencela pemerintahan kota
dewasa ini13—dan ribuan orang yang lain merasakan hal yang sama.
Perhatikan contoh di atas bahwa penomeran superscript diletakkan
sebelum tanda pisah (dash). Untuk semua jenis ejaan yang lain—
koma, titik koma, titik, tanda seru, tanda tanya—penomeran
superscript diletakkan setelah ejaan.

Penomeran juga diletakkan setelah sambungan tanda kutip dari kutipan


langsung:
“Klausul ini”, menurut Lindley, “merupakan klausul yang paling
penting dalam pidato.”20

Catatan Berlipatganda
Ketika sebuah penggalan kalimat merujuk pada lebih dari satu sumber, jangan
menempatkan lebih dari satu penomeran supercript di belakang penggalan
kalimat. Gunakan satu penomeran saja, dan gabungan semua referensi ke
dalam catatan (footnote atau endnote) tunggal:
Studi secara terpisah yang dilakukan Lovett, Morrison, Collins, dan
Kelompok Anderson semuanya menguatkan temuan-temuan negara.7

Model untuk Catatan Dokumentasi dan Kutipan Bibliografi


Pada masing-masing pasangan model di bawah ini, model yang pertama
adalah tentang catatan dokumentasi, dan yang kedua adalah model untuk entry
(informasi) bibliografi yang sesuai. Catatan mungkin nampak sebagai sebuah
footnote (catatan kaki), yang diletakkan di bawah halaman teks tempat
diletakkannya referensi, atau sebagai sebuah endnote (catatan akhir), yang
diletakkan dalam sebuah daftar yang urut secara numerik setelah teks dari
sebuah tulisan. Banyak program pengolah kata mampu mengubah catatan dari
satu gaya ke gaya yang lain.

Perbedaan antara Endnotes dan Bibliografi


Dalam draf akhir tulisan, catatan akhir (endnotes) anda akan mendahului
bibliografi, yang biasanya merupakan eleman akhir dalam tulisan (paper,
skripsi, tesis, disertasi--editor). Karena entry-nya diatur menurut urutan
alfabet, urutan entry dalam bibliografi akan berbeda dengan urutan endnotes
(catatan akhir), yang diatur sesuai dengan penampilan referensi di dalam teks.
Perhatikan dengan saksama perbedaan dasar antara format catatan dan format
bibliografi. Catatan diberi penomeran; entri bibliografi tidak diberi

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 61


FPTK UPI 2011
penomeran. Baris pertama dari sebuah catatan diberi spasi (bertakuk); dalam
bibliografi semua baris diberi spasi (bertakuk) kecuali baris pertama.
Sementara nama pengarang dicetak sesuai dengan urutan yang normal dalam
catatan, dalam bibliografi urutan dibuat terbalik untuk memudahkan
pengurutan secara alfabetis. Juga ada perbedaan dalam referensi individu.
Jika suatu catatan merujuk pada sebuah buku atau artikel secara keseluruhan,
anda tidak harus mengutip nomer halaman tertentu dalam referensi anda.
Akan tetapi, jika anda ingin mengutip materi dari halaman khusus atau
sekelompok halaman, maka berilah nomer halaman dalam catatan tersebut.

Buku-Buku
Satu buku

Catatan

1. Amanda Collingwood, Metaphysics and the Public (Detroit: Zane


Press, 1993), 235-38.

Bibliografi

Collingwood, Amanda. Metaphysics and the Public. Detroit: Zane Press, 1993.

Dua pengarang
Catatan

6. Delbert P. Grady and Jane Ryan Torrance, Philosophers and Their Secrets.
(NewYork: Holograph Press, 1989).

Bibliografi

Grady, Delbert P., and Jane Ryan Torrance. Philosophers and Their Secrets.
New York: Holograph Press, 1989.

Tiga pengarang

Catatan

2. Samuel Howard, William J. Abbott, and Jane Hope, Powerbase: How to


Increase Your Hold on Your Fellow Philosophy Students. (Los Angeles:
Gollum and Smythe, 1986).

Bibliografi

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 62


FPTK UPI 2011
Howard, Samuel, William J. Abbot, and Jane Hope. Powerbase: How to Increase
Your Hold on Your Fellow Philosophy Students. Los Angeles:
Gollum and Smythe, 1986.
Lebih dari tiga pengarang
Istilah latin et al, berarti “dan lainnya”, nampak dalam huruf cetak romawi
setelah nama pengarang pertama. Catat bahwa al. (singkatan dari alia) harus
diikuti oleh titik.

Catatan

21. Angela Genessario et al., Religion and the Child (Baltimore: Colgate, 1991),
16-18, 78-82.

Bibliografi

Genessario, Angela, et al. Religion and the Child. Baltimore: Colgate, 1991.

Editor, penyusun, atau penterjemah sebagai pengarang

Catatan

6. Dylan Trakas, comp., Teaching Philosophy (El Paso, TX: Del Norte
Press, 1994).

Bibliografi

Trakas, Dylan, comp. Teaching Philosophy. El Paso, TX: Del Norte Press,
1994.

Editor, penyusun, or penterjemah bersama pengarang

Catatan

15. Ezra Pound, Literary Essays, ed. T. S. Eliot (New York: New Directions,
1953), 48.

47. Philippe Aris, Centuries of Childhood: A Social History of Family


Life, trans. Robert Baldock (New York: Knopf, 1962).

Bibliografi
Pound, Ezra. Literary Essays. Ed. T. S. Eliot. NewYork: New Directions, 1953.
Aris, Philippe. Centuries of Childhood: A Social History of Family Life. Trans.
Robert Baldock. New York: Knopf, 1962.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 63


FPTK UPI 2011
Buku tidak diterjemahkan

Catatan

8. Henry Cesbron, Histoire critique de 1’ hystorie (Paris: Asselin et


Houzeau, 1909).

Bibliografi

Cesbron, Henry. Histoire critique de I’ hystorie. Paris: Asselin et Houzeau,


1909.

Buku tidak diterjemahkan dengan judul yang diterjemahkan, dalam tanda


kurung
Catatan
53. Henryk Wereszyncki, Koniec soiuszu trzech cesarzy (The End of the Three
Emperors’ League) (Warsaw: PWN, 1977).

Bibliografi

Wereszyncki, Henryk. Koniec sojuszu trzech cesarzy (The End of the Three
Emperors’ League). Warsaw: PWN, 1977.

Dua atau lebih karya tulis oleh pengarang yang sama


Dalam catatan, karya tulis berikutnya oleh seorang pengarang ditampilkan persis
seperti karya yang pertama. Dalam bibliografi, karya tersebut disusun secara
alfabet, nama pengarang digantikan, dalam semua entri setelah yang pertama, oleh
tanda garis (enam ketukan ‘hypen’).

Bibliografi

Russell, Henry. Famous Last Words. New Orleans: Liberty Publications, 1978.
, Famous Philosophical Debates. Denver: Axel & Myers, 1988.

Bab dalam koleksi oleh banyak pengarang

Catatan
23. Alexa North Gray, “American Philosophers and the Foreign Press,’ in Current
Media Issues, ed. Barbara Bonnard (New York: Boulanger, 1994) 189-231.

Bibliografi

Gray, Alexa North. “American Philosophers and the Foreign Press.” In Current
Media Issues, Ed. Barbara Bonnard, 189-231. NewYork:
Boulanger,1994.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 64
FPTK UPI 2011
Jika memang dikehendaki, boleh juga menempatkan nomer halaman inklusif baik
dalam catatan, setelah informasi penerbit, maupun dalam entri bibliografi, setelah
nama editor. Jika pengarang artikel tersebut adalah juga editor buku yang
dimaksud, tempatkan namanya dalam kedua lokasi. Jika seluruh buku ditulis oleh
pengarang yang sama, jangan menyebutkan bab secara tersendiri dalam referensi
bibliografi.

Pengarang kata pengantar atau pendahuluan


Tidak ada keharusan untuk mengutip pengarang kata pengantar atau pendahuluan
dalam bibliografi jika memang kontribusi pengarang tersebut dalam buku yang
dimaksud tidak dipergunakan.

Catatan

4. Carla Ferret, foreword to Marital Stress among the Professoriat: A Case Study,
by Basil Givan (NewYork: Bimini, 1997).

Bibliografi

Ferret, Carla. Foreword to Marital Stress among the Professoriat: A Case Study,
by Basil Givan. NewYork: Bimini, 1997.

Edisi berikutnya
Ketika menggunakan sebuah edisi berikutnya, dan bukan edisi yang pertama,
kutiplah nomer edisi, atau gunakan Rev. ed. (kepanjangan dari edisi revisi) jika
tidak ada nomer edisi.

Catatan
43. Sarah Hales, The Coming Ethics Wars, 2d ed. (Pittsburgh: Blue Skies, 1990).

Bibliografi

Hales, Sarah. The Coming Ethics Wars. 2d ed, Pittsburgh: Blue Skies, 1990

Karya Multivolume

Catatan

49. Charles Logan August Graybosch, Philosophers Write the Darndest Things, 3
vols, (New York: Starkfield, 1988-89).

Bibliografi

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 65


FPTK UPI 2011
Graybosch, Charles Logan August. Philosophers Write the Darndest Things.
3 vols. New York: Starkfield, 1988-89.

Jika menggunakan hanya salah satu volume dari karya multivolume, ikuti format
di bawah ini.

Catatan

9. Madeleine Ronsard, Gay Philosophers, vol. 2 of A History of Philosopy, ed.


Joseph M. Sayles (Boston: Renfrow, 1992)

Bibliografi

Ronsard, Madeleine. Gay Philosophers. Vol. 2 of A History of Philosophy. Ed


Joseph M. Sayles. Boston: Renfrow, 1992.

Cetak ulang dari karya lama

Catatan
8. Sterling R. Adams, Debate Strategies (1964; reprint, New York: Starkfield,
1988).

Bibliografi

Adams, Sterling R. Debate Strategis. 1964. Reprint, New York: Starkfield.


1988.

Catatan

24. Edmond Burke, Reflections on the Revolution in France, ed. J. G. A Pocock


(Indianapolis: Hackett, 1987)

Bibliografi

Burke, Edmond. Reflections on the Revolution in France. Ed. J. G. A. Pocock.


Indianapolis: Hackett, 1987.

Periodikal
Artikel jurnal
Jurnal adalah periodikal (karya tulis yang terbit dalam jangka waktu tertentu),
biasanya diterbitkan bulanan, atau setiap tiga bulan sekali, yang khusus mencetak
artikel keilmuan yang serius dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Salah satu
perbedaan penting antara format catatan dan format bibliografi untuk artikel
dalam jurnal adalah bahwa, dalam catatan, kutipan hanya dilakukan terhadap

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 66


FPTK UPI 2011
materi atau bahan yang diambil dari artikel, sementara dalam bibliografi halaman
pertama dan terakhir dari artikel harus dilaporkan.

Jurnal dengan halaman berlanjut


Sebagian besar jurnal memiliki penomeran khusus sehingga masing-masing isu
dari sebuah volume jurnal mengikuti penomeran isu sebelumnya. Alasan
penomeran semacam itu adalah karena kebanyakan jurnal dibendel dalam
perpustakaan sebagai volume lengkap yang terdiri dari sejumlah isu; penomeran
halaman secara berkelanjutan akan membantu memudahkan penggunaan terhadap
kumpulan karya yang luas ini.

Penting diingat bahwa nama jurnal, yang dicetak miring (atau digarisbawah jika
tidak ada cetak miring), diikuti oleh nomer volume tanpa tanda baca, yang dengan
sendirinya diikuti oleh tahun, dalam dua tanda kurung, kemudian titik dua dan
nomer halaman. Jangan gunakan “p.” or “pp.” untuk menunjukkan nomer
halaman.

Note
17. Joseph Conlin, “Teaching the Toadies: Cronyism in Academic Philosophy,”
Reason Today 4 (1987): 253, 260-62.

Bibliografi

Conlin, Joseph. “Teaching the Toadies: Cronyism in Academic Philosophy.”


Reason Today 4 (1987): 250-262.

Jurnal dengan masing-masing isu bernomer terpisah


Catatan

8. Buck Rogers, “Toward Affirmative Action,” Philosophy Revealed 28, no. 3


(1991): 27, 29.

Bibliografi

Rogers, Buck. “Toward Affirmative Action,” Philosophy Revealed 28, no. 3


(1991): 27, 29.
Nomer isu sebuah jurnal mengikuti nomer volume, ditunjukkan dengan “no.”
Boleh juga mencantumkan nomer isu dalam dua tanda kurung, tanpa menyebut
“no.,” pindahkan tahun pada akhir entri dan tempatkan dalam dua tanda kurung
kedua: American Philosophy Digest 28 (3): 25-34 (1991).

Apapun format yang dipilih, yang penting lakukan dengan konsisten.

Artikel majalah

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 67


FPTK UPI 2011
Majalah, yang biasanya terbit mingguan, dua bulanan atau bulanan ditujukan
untuk pembaca umum dan biasanya memiliki sirkulasi yang lebih luas daripada
jurnal. Newsweek, TEMPO, dan Scientific American adalah majalah. Penting
diingat bahwa untuk entri yang mengutip judul dengan awal The, kata ini
dihilangkan dari kutipan, seperti dalam contoh New Yorker di bawah ini.

Majalah bulanan

Catatan
10. Bonnie Stapleton, “I Ate Lunch with Socrates,” Lifelike Magazine,
April 1981, 22-25.

Bibliografi

Stapleton, Bonnie. “I Ate Lunch with Socrates.” Lifelike Magazine, April


1981, 22-25.

Majalah mingguan atau dua bulanan


Hari ketika penerbitan isu majalah muncul sebelum akhir bulan. Jika artikel yang
dikutip mulai dari halaman depan majalah dan melompat ke halaman belakang,
maka menurut CMS (15.232) tidak ada gunanya mencantumkan nomer halaman
inklusif dalam entri bibliografi setelah angka tahun. Namun, halaman khusus yang
dipergunakan, masih harus disebut dalam catatan.

Catatan
37. Connie Bruck, “The World of Philosophy,” New Yorker, 18 October
1993, 13.

Bibliografi
Bruck, Connie.“The World of Philosophy.”New Yorker, 18 October 1993, 13.

Artikrl koran
Penting diingat bahwa sebagaimana judul majalah, The dihilangkan dari judul
koran dan ini berlaku untuk semua koran berbahasa Inggris CMS (15.242). Jika
nama kota tempat koran berbahasa Inggris diterbitkan tidak muncul dalam judul
tulisan, nama kota itu harus di lampirkan, dengan ketik miring, seperti dalam
model kedua di bawah ini. Jika kota tersebut tidak terkenal, cantumkan nama
negara, dengan ketik miring, dan dua tanda kurung, seperti dalam model kedua di
bawah ini.

Catatan

5. Editorial, New York Times, 10 August 1993.


14. Fine, Austin, “Hoag on Trial,” Carrollton (Texas) Tribune, 24 November 1992
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 68
FPTK UPI 2011
Bibliografi

CMS (16.117) menyebutkan bahwa bibliografi biasanya tidak memasukkan entri


untuk artikel dari koran harian. Namun, jika materi semacam ini ingin dimasukkan
juga, maka ini bisa dilakukan dengan menyebutkan nama artikel itu dan tanggal
yang relevan dalam bibliografi:

Carrollton (Texas) Tribune, 22-25 November 1992.

CMS (15.234-42) memberikan saran tambahan tentang cara mengutip dari materi
koran.

Dokumen Umum

Hukum dan Undang-undang


Jika ingin membuat referensi resmi pada perundang-undangan, susunlah referensi
itu menurut tempat di mana hukum yang diterbitkan itu ditemukan. Pada awalnya
diterbitkan secara terpisah dalam bentuk pamflet, sebagaimana slip law,
perundang-undangan akhirnya dikumpulkan dan digabungkan, pertama menjadi
sebuah kumpulan volume yang disebut U.S. Statutes at Large, dan kemudian
menjadi the United States Code, sebuah kumpulan multivolume yang direvisi
setiap enam tahun sekali. Anda harus menggunakan terbitan yang terbaru.

Mengutip “slip law”

Catatan
16. Public Law 678, 103d Cong., 1st sess. (4 December 1993), 16-17.

atau

16. Public Law 678, 103d Cong., 1st sess. (4 December 1993), Library of
Congress Book Preservation Act of 1993, 16-17.

atau

16. Library of Congress Book Preservation Act of 1993, Public Law 678, 103d
Cong., 1st sess. (4 December 1993), 16-17.

Bibliografi

U.S. Public Law 678. 103d Cong., 1st sess., 4 December 1993.

atau

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 69


FPTK UPI 2011
U.S. Public Law 678. 103d Cong., 1st sess., 4 December 1993. Library of Con
gres Book Preservation Act of 1993.

atau

Library of Congress Book Preservation Act of 1993. Public Law 678. 103d Cong.,
lst sess., 4 December 1993.

Mengutip “the Statutes at Large”

Catatan
10. Statutes at Large 82 (1993): 466.

or

10. Library of Congress Book Preservation Act of 1993, Statutes at Large 82


(1993): 466.

Bibliografi

Statutes at Large 82 (1993): 466.

or

Library of Congress Book Preservation Act of 1993. Statutes at Large 82 (1993):


466.

Mengutip “the United States Code”

Catatan
42. Library of Congress Book Preservation Act, U.S. Code, vol. 38, sec. 1562
(1993).

Bibliografi

Library of Congress Book Preservation Act. U.S. Code. Vol. 38, sec. 1562
(1993).

Undang-Undang Dasar
Dalam format catatan dokumentasi, menurut CMS (15.367), undang-undang dasar
dikutip berdasarkan pasal atau amandemen, bagian dan jika relevan ayat.
Undang-Undang Dasar tidak dicantumkan dalam bibliografi.

Catatan
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 70
FPTK UPI 2011
23. U.S. Constitution, art. 3, sec. 3.

Referensi Legal

Mahkamah Agung

Catatan
73. State of Nevada v. Goldie Warren. 324 U.S. 123 (1969).

The U.S. dalam entri menunjuk pada Keputusan Mahkamah Agung


Amerika Serikat, yaitu tempat di mana keputusan Mahkamah Agung diterbitkan
sejak 1875. Nomer sebelum U.S. dalam catatan di atas adalah nomer volume, dan
nomer yang mengikutinya adalah nomer halaman dan tahun, dalam dua tanda
kurung. Sebelum 1875, keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat diterbitkan
dengan menggunakan nama official court reporters. Referensi berikut ini adalah
merujuk pada William Cranch, Laporan Kasus yang dituntut dan diputuskan
Mahkamah Agung Amerika, 1801—1815, 9 vols. (Washington, DC, 1804—
1817). Nomer sebelum nama pegawai adalah nomer volume; setelah nama
pegawai adalah nomer halaman dan tahun, dalam dua tanda kurung:

58. Marbury. Madison, 1 Cranch 137 (1803).

Menurut CMS (15.369), keputusan peradilan jarang sekali dimasukkan dalam


daftar bibliografi.

Peradilan lebih rendah


Keputusan pengadilan federal yang lebih rendah diterbitkan dalam Federal
Reporter. Catatan harus memberikan volume Federal Reporter (F), berbentuk
sejumlah seri, jika Federal Reporter berbeda dari seri pertama (2d, dalam model
di bawah ini), nomer halaman, dan dalam dua tanda kurung, sebuah referensi
singkatan pada peradilan khusus (dalam hal ini, Peradilan Circuit yang Kedua)
dan tahun.

Catatan
58. United States v. Sizemore, 183 F. 2d ‘201 (2d Cir. 1950).

Wawancara
Menurut CMS (15.263), kutipan untuk interview dalam sistem catatan-
dokumentasi harus ditangani dengan rujukan dalam teks. Akan tetapi, jika
memang ingin memasukkan referensi untuk wawancara, format berikut ini bisa
dipergunakan.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 71


FPTK UPI 2011
Wawancara yang disarikan atau diterbitkan

Wawancara tanpa judul dalam sebuah buku

Catatan
30. Mary Jorgenson, interview by Alan McAskill, in Hospice Pioneers, ed. Alan
McAskill (Richmond: Dynasty Press, 1994), 68.

Bibliografi

Jorgenson, Mary. Interview by Man McAskill. In Hospice Pioneers, ed. Man


McAskill, 62-86. Richmond: Dynasty Press, 1994.

Wawancara dengan judul dalam sebuah periodikal

Catatan

7. John Simon, “Picking the Patrons Apart: An Interview with John Simon,”
interview by Selena Fox, Media Week, 14 March 1993, 43-44

Bibliografi

Simon, John. “Picking the Patrons Apart: An Interview with John Simon.” By
Selena Fox. Media Week, 14 March 1993, 40-54.

Wawancara yang ditayangkan televisi

Catatan

4. Clarence Parker, interview by Kent Gordon, Oklahoma Philosophers, WKY


Television, 4June 1994.

Sumber dari internet

Duch, B.J (1995a). What is Problem-Based Learning ? [online]. Tersedia :


http://www.udel,edu/pbl/ete/jan95-what.html[8 April 2005].

Duch, B.J (1995b). The Power Of Problem-Based Learning. [online]. Tersedia :


http://www.udel,edu/pbl/ete/jan95-edit.html. [8 April 2005]

Duch, B.J (1995c). Problem-based Learning In Physics : The Power Of Students


Teaching Students.[online]. Tersedia : htp://www.udel,edu/pbl/ete/jan95-
Phys.html. [8 April 2005]

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 72


FPTK UPI 2011
3.9 Tata Cara Ujian Hasil Tugas Akhir (UHTA)

Ujian Hasil Tugas Akhir bertujuan untuk menilai pencapain kompetensi yang
diperoleh, dan menggambarkan kelayakan calon sarjana pendidikan teknologi dan
kejuruan bidang otomotif. Kelayakan TA mahasiswa dilihat dari beberapa hal: a)
Rumusan permasalahan, b) latar belakang dan tujuannya, c) metodologi yang
digunakan, d) kemajuan hasil TA, e) Simpulan sementara yang dapat ditarik dari
hasil TA.
Ketua Jurusan:
Mahasiswa: KPTA: Ketua Prodi: Memutuskan
Mengusulkan UPTA, setelah Memfasilitasi usulan dan Koordinasi dengan Pelaksanaan UHTA
ada rekomendasi dari pem- penjadwalan Dosen penguji Menandatangani SK
Koordinasi dengan Dosen Penguji
bimbing I dan II. Koordinasi dengan Ketua Prodi
Kajur Menetapkan Ruang

Tidak Lulus
Ujian ulang
Pelaksaan UPTA:
- Persentasi
- Pengujian
Lulus - Hasil
Tidak Lulus

Gambar 3.2. Skema Tata Laksana UHTA

Prosedur Ujian Hasil TA adalah sebagai berikut:


(1) Mahasiswa menyerahkan/mendaftarkan diri ke skretariat Koordinator TA
dengan mengisi formulir pendaftaran Ujian Hasil TA paling lambat 1 (satu)
minggu sebelum waktu pelaksanaan UHTA;
(2) Mahasiswa wajib mengumpulkan Draft Laporan TA ke skretariat sebanyak
tiga (5) eksemplar yang dilampiri Berita Acara Seminar Proposal, serta
proposal finalnya tiga (5) eks. Draft Laporan TA ini mengikuti format TA,
namun tidak dijilid;
(3) Koordinator TA kemudian akan mengumumkan jadwal UHTA;
(4) Dosen penguji dua orang sama dengan UHTA dan satu orang yang tidak
termasuk penguji pada UPTA;
(5) Pembimbing wajib memeriksa cara pemberian halaman dari bimbingannya
(Dosen Pembimbing akan dibekali Format Laporan TA);
(6) Pelaksanaan Ujian Hasil TA dilakukan secara terbuka, pada minggu ke- 16-
18 terhitung sejak awal semester yang diikuti oleh: a) Mahasiswa peserta
Ujian Hasil TA, b) Dosen pembimbing TA, c) Dosen penguji (3 orang), d)
Mahasiswa atau akademisi lain;
(7) Seluruh kegiatan Ujian Hasil dituangkan ke dalam Berita Acara, hasil yang di
dalamnya terkandung informasi kelulusan atau mengulang;
(8) Bagi mahasiswa yang tidak lulus, haru segera menghubungi pembimbing dan
koordinator TA untuk melaksanakan ujian ulang.

Penilaian Ujian Hasil Tugas Akhir


Kelayakan TA mahasiswa dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 73


FPTK UPI 2011
Lulus, jika mahasiswa dapat mengikuti ujian secara komprehensif dengan
mencapai kompetensi sesuai criteria ujian. Meskipun demikian, masih
dimungkinkan adanya perbaikan berdasarkan saran-saran dari dosen pembimbing
dan penguji.

Saran-saran perbaikan :
……………………………..………………………………………………………
……………………………..………………………………………………………
……………………………..………………………………………………………
Tdak Lulus, jika mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian secara komprehensif
dengan mencapai kompetensi sesuai kriteria ujian. Meskipun demikian, masih
dimungkinkan adanya perbaikan berdasarkan saran-saran dari dosen pembimbing
dan penguji dan mengikuti ujian kedua kalinya.

Tabel 3.3. Contoh Penilaian Ujian Hasil Tugas Akhir Paket C-D
Nilai Penguji I Penguji II Penguji III Pembimbing I Pembimbing II Jumlah
Tilikan masalah dalam laporan :
a. Kandungan tema (analisis, evaluasi,
pemodelan atau ran-cang bangun);
b. Substansi (orsinilitas);
c. Keterkaitan antara judul, masalah,
tujuan, manfaat, hasil dan
pembahasan, serta kesimpulan dan
saran;
d. Tata tulis dan estetika laporan
Ujian Presentasi
a. Teknik dan tampilan presentasi;
b. Pemahaman konsep dasar;
c. Penerapan metode dan ketepatan
perhitungan;
d. Analisis masalah dan pemecahannya;
e. Pemahaman perancangan, pembuatan,
perakitan
Untuk pembimbing +
Perilaku selama bimbingan
- Ketepatan waktu sesuai komitmen SB/B/C/K SB/B/C/K
- Konsistensi terhadap asas-asas ilmiah SB/B/C/K SB/B/C/K
- Sikap ilmiah SB/B/C/K SB/B/C/K
NILAI AKHIR Σ(BxN)
RATA-RATA

Penilaian Total Tugas Akhir

Aspek-aspek penilaian Kegiatan Tugas Akhir disampaikan pada Tabel berikut ini:

Nilai Bobot SKS Acuan


Ujian Proposal TA 1 SKS x Angka Mutu = Berita Acara UPTA
Ujian Akhir TA 3 SKS x Angka Mutu = Berita Acara
Rata-rata

3.9 Percetakan, Penjilidan dan Penyerahan Laporan

Penjilidan dan percetakan merupakan tahap akhir dalam penyelesaian tugas


sarjana. Sebelum memasuki tahap akhir ini, maka laporan tugas sarjana harus

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 74


FPTK UPI 2011
telah disetujui dan telah sesuai dengan format yang telah ditetapkan program
studi.
3.9.1 Persiapan Awal Sebelum Percetakan
Sebelum pencetakan ataupun penjilidan, draft Tugas Akhir harus sudah
disetujui oleh dosen pembimbing. Berbagai masukan dari tim penguji juga harus
dipertimbangkan dan diperhatikan untuk kesempurnaan laporan Tugas Akhir.
Bekerja dengan sangat teliti sangat penting untuk memeriksa ulang draft Tugas
Akhir merupakan yang sangat penting dalam tahap persiapan. Kesesuaian format
tulisan, isi serta bahasa tulis yang baku sangat penting untuk diperhatikan.
Dengan demikian kesalahan minor sekalipun dapat dikurangi di dalam
laporan tugas sarjana. Dengan cara ini kerugian material juga dapat dihindari atau
kerugian waktu sebagai akibat tugas sarjana tidak diterima karena ketidaksesuaian
format ataupun tidak ditandatangani oleh dosen pembimbing karena belum
disetujui tetapi telah dijilid tidak terjadi.

3.9.2 Pencetakan dan Penjilidan Laporan


Buku laporan tugas sarjana yang wajib diserahkan untuk melengkapi
administrasi ditulis pada satu muka kertas. Kertas yang digunakan dengan
spesifikasi berikut:
• Jenis kertas: HVS
• Ukuran kertas: A4
• Berat kertas: 80 Gr

Buku laporan Tugas Akhir dijilid dengan sampul tebal (hard cover) berwarna
merah bata dengan tulisan tinta hitam. Jumlah halaman keseluruhan termasuk
abstrak, daftar isi dan lampiran diusahakan kurang dari 100 (seratus) halaman.

3.9.3 Penyerahan Laporan


Sebagai salah satu syarat dapat mengikuti ujian sidang sarjana pendidikan
melalui ujian Skripsi Pendidikan yang diselenggarakan oleh JPTM FPTK UPI,
mahasiswa yang telah dinyatakan lulus diwajibkan untuk menyerahkan buku
Laporan Tugas Akhir yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen
pembimbing sebanyak 1 (satu) buah ke Sekretariat Koordinator Tugas Akhir.
Penyerahan buku laporan harus telah dilakukan pada lambat pada hari batas waktu
pendaftaran ujian sarjana.
File PDF diserahkan ke program studi bersamaan dengan penyerahan Tugas
Akhir. Penamaan file untuk abstrak dari tugas sarjana dengan memakai NIM
ahasiswa yaitu NIM+INA.PDF untuk yang berbahasa Indonesia dan NIM+ENG
untuk yang berbahasa Inggris. Sedang isi yang lain juga harus di-PDF-kan. Untuk
memudahkan Program Studi dalam mengelola file-file ini, mahasiswa wajib
memberi keterangan dalam file teks dengan nama file yakni readme.txt Semua
file-file ini disimpan dalam satu buah CD-R.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 75


FPTK UPI 2011
Bab IV
Penyusunan Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Tilikan masalah: Jurnal pilihan:


Tema Tema
Fokus Kajian pustaka Fokus

Kronologis: Pembahasan: Kesimpulan:


Masalah Komparatif Inti
Tujuan Argumen Keunggulan
Metode Asumsi Kelemahan
Lokus Bantahan
Hasilnya

Posisi penelitian yang akan dilaksanakan pada


penelitian terdahulu

Landasan Teori:

Dalil (theorem) biasanya digunakan pada matematika, hukum pada ilmu alam, yang dalam
perkembangannya banyak digunakan dalam ilmu teknik dan rekayasa.
Hukum merupakan, aturan tentang hubungan tetap di antara besaran yang teramati di antara benda atau
peristiwa.
Prinsip merupakan kebenaran yang menjadi pokok-pokok dasar berpikir dan bertindak, atas dasar
hukum sebagai landasan cabang ilmu yang dipelajari. Dan prinsip ini, dijadikan asas sebagai tumpuan
dalam berargumen dan bertindak

Teori ilmiah disusun untuk menjelaskan hukum secara ilmiah. Sajian sistematik tentang hubungan
seperangkat variable, yang menjelaskan suatu gejala. Dasar ilmu, diperoleh melalui teori yang
memberikan penjelasan yang sahih mengenai gejala alamiah.

Sintesis

Teori dasar
Formula
Metode
Prosedur
Instrumen

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 76


FPTK UPI 2011
Gambar 4.1. Alur Kajian Pustaka dan Landasan Teori
1. Penyusunan Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memiliki arti, peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait (review of related literature). Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan
pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali (review) pustaka (laporan
penelitian, dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan, atau tidak selalu
harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi, akan tetapi
termasuk pula yang seiring dan berkaitan (collateral).
Fungsi peninjauan kembali pustaka yang berkaitan merupakan hal yang
mendasar dalam penelitian, seperti dinyatakan oleh Leedy (1997) bahwa semakin
banyak seorang peneliti mengetahui, mengenal dan memahami tentang penelitian-
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya (yang berkaitan erat dengan topik
penelitiannya), semakin dapat dipertanggung jawabkan caranya meneliti
permasalahan yang dihadapi.
Walaupun demikian, sebagian penulis (usulan penelitian atau karya tulis)
menganggap tinjauan pustaka merupakan bagian yang tidak penting sehingga
ditulis “asal ada” saja atau hanya untuk sekedar membuktikan bahwa penelitian
(yang diusulkan) belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian
penelitian tersebut sebenarnya hanyalah salah satu dari beberapa kegunaan
tinjauan pustaka. Kelemahan lain yang sering pula dijumpai adalah dalam
penyusunan, penstrukturan atau pengorganisasian tinjauan pustaka.
Banyak penulisan tinjauan pustaka yang mirip resensi buku (dibahas buku per
buku, tanpa ada kaitan yang bersistem) atau mirip daftar pustaka (hanya
menyebutkan siapa penulisnya dan di pustaka mana ditulis, tanpa membahas apa
yang ditulis).
Berdasar kelemahan-kelemahan yang sering dijumpai di atas, tulisan ini
berusaha untuk memberikan kesegaran pengetahuan tentang cara-cara penulisan
tinjauan pustaka yang lazim dilakukan. Cakupan tulisan ini meliputi dua hal,
yaitu: (a) kegunaan, (b) organisasi tinjauan pustaka.

a. Kegunaan Tinjauan Pustaka


Leedy (1997, hal. 71) mejelaskan bahwa suatu tinjauan pustaka mempunyai
kegunaan untuk:
(1) Mengungkapkan penelitian-penelitian yang serupa dengan penelitian yang
(akan) kita lakukan; dalam hal ini, diperlihatkan pula cara penelitian-
penelitian tersebut menjawab permasalahan dan merancang metode
penelitiannya;
(2) Membantu memberi gambaran tentang metoda dan teknik yang dipakai dalam
penelitian yang mempunyai permasalahan serupa atau mirip penelitian yang
kita hadapi;
(3) Mengungkapkan sumber-sumber data (atau judul-judul pustaka yang
berkaitan) yang mungkin belum kita ketahui sebelumnya;

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 77


FPTK UPI 2011
(4) Mengenal peneliti-peneliti yang karyanya penting dalam permasalahan yang
kita hadapi (yang mungkin dapat dijadikan nara sumber atau dapat ditelusuri
karya-karya tulisnya yang lain dan mungkin terkait);
(5) Memperlihatkan kedudukan penelitian yang (akan) kita lakukan dalam sejarah
perkembangan dan konteks ilmu pengetahuan atau teori tempat penelitian ini
berada;
(6) Menungkapkan ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang mungkin belum kita
kenal sebelumya;
(7) Membuktikan keaslian penelitian (bahwa penelitian yang kita lakukan berbeda
dengan penelitian-penelitian sebelumnya); dan
(8) Mampu menambah percaya diri kita pada topik yang kita pilih karena telah
ada pihakpihak lain yang sebelumnya juga tertarik pada topik tersebut dan
mereka telah mencurahkan tenaga, waktu dan biaya untuk meneliti topik
tersebut.
Castetter dan Heisler (1984, hal. 38-43) menerangkan bahwa tinjauan pustaka
mempunyai enam kegunaan, yaitu:
(1) Mengkaji sejarah permasalahan;
(2) Membantu pemilihan prosedur penelitian;
(3) Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan;
(4) Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu;
(5) Menghindari duplikasi penelitian; dan
(6) Menunjang perumusan permasalahan.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, maka pembahasan lebih lanjut
tentang kegunaan tinjauan pustaka dalam tulisan ini mengacu pada penjelasan
mereka. Satu persatu kegunaan (yang saling kait mengkait) tersebut dibahas dalam
bagian berikut ini.

Kegunaan 1: Mengkaji sejarah permasalahan

Sejarah permasalahan meliputi perkembangan permasalahan dan perkembangan


penelitian atas permasalahan tersebut. Pengkajian terhadap perkembangan
permasalahan secara kronologis sejak permasalahan tersebut timbul sampai pada
keadaan yang dilihat kini akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang
perkembangan materi permasalahan (tinjauan dari waktu ke waktu: berkurang
atau bertambah parah; apa penyebabnya).

Mungkin saja, tinjauan seperti ini mirip dengan bagian “Latar belakang
permasalahan” yang biasanya ditulis di bagian depan suatu usulan penelitian.
Bedanya: dalam tinjauan pustaka, kajian selalu mengacu pada pustaka yang ada.
Pengkajian kronologis atas penelitian–penelitian yang pernah dilakukan atas
permasalahan akan membantu memberi gambaran tentang apa yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dalam permasalahan tersebut. Gambaran
bermanfaat terutama tentang pendekatan yang dipakai dan hasil yang didapat.

Kegunaan 2: Membantu pemilihan prosedur penelitian


Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 78
FPTK UPI 2011
Guna merancang prosedur penelitian (research design), banyak untungnya untuk
mengkaji prosedur-prosedur (atau pendekatan) yang pernah dipakai oleh peneliti-
peneliti terdahulu dalam meneliti permasalahan yang hampir serupa. Pengkajian
meliputi kelebihan dan kelemahan prosedur-prosedur yang dipakai dalam
menjawab permasalahan. Dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan prosedur-
prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang
suatu prosedur yang cocok untuk penelitian yang dihadapi.

Kegunaan 3: Mendalami landasan teori yang berkaitan dengan


permasalahan

Salah satu karakteristik penelitian adalah kegiatan yang dilakukan haruslah berada
pada konteks ilmu pengetahuan atau teori yang ada. Pengkajian pustaka, dalam
hal ini, akan berguna bagi pendalaman pengetahuan seutuhnya (unified
explanation) tentang teori atau bidang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
permasalahan. Pengenalan teori-teori yang tercakup dalam bidang atau area
permasalahan diperlukan untuk merumuskan landasan teori sebagai basis
perumusan hipotesa atau keterangan empiris yang diharapkan.

Kegunaan 4: Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu


Di bagian awal tulisan ini disebutkan bahwa kegunaan tinjauan pustaka yang
dikenal umum adalah untuk membuktikan bahwa penelitian (yang diusulkan)
belum pernah dilakukan sebelumnya. Pembuktian keaslian penelitian ini
bersumber pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian yang pernah dilakukan.
Bukti yang dicari bisa saja berupa kenyataan bahwa belum pernah ada penelitian
yang dilakukan dalam permasalahan itu, atau hasil penelitian yang pernah ada
belum mantap atau masih mengandung kesalahan atau kekurangan dalam
beberapa hal dan perlu diulangi atau dilengkapi.

Dalam penelitian yang akan dihadapi sering diperlukan pengacuan terhadap


prosedur dan hasil penelitian yang pernah ada (lihat kegunaan 2). Kehati-hatian
perlu ada dalam pengacuan tersebut. Suatu penelitian mempunyai lingkup
keterbatasan serta kelebihan dan kekurangan. Evaluasi yang tajam terhadap
kelebihan dan kelemahan tersebut akan berguna terutama dalam memahami
tingkat kepercayaan (level of significance) hal-hal yang diacu. Perlu dikaji dalam
penelitian yang dievaluasi apakah temuan dan kesimpulan berada di luar lingkup
penelitian atau temuan tersebut mempunyai dasar yang sangat lemah. Evaluasi ini
menghasilkan penggolongan pustaka ke dalam dua kelompok:
(1) Kelompok Pustaka Utama (Significant literature); dan
(2) Kelompok Pustaka Penunjang (Collateral Literature).

Kegunaan 5: Menghindari duplikasi penelitian

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 79


FPTK UPI 2011
Kegunaan yang kelima ini, agar tidak terjadi duplikasi penelitian, sangat jelas
maksudnya. Masalahanya, tidak semua hasil penelitian dilaporkan secara luas.
Dengan demikian, publikasi atau seminar atau jaringan informasi tentang hasil-
hasil penelitian sangat penting. Dalam hal ini, peneliti perlu mengetahui sumber-
sumber informasi pustaka dan mempunyai hubungan (access) dengan sumber-
sumber tersebut. Tinjauan pustaka, berkaitan dengan hal ini, berguna untuk
membeberkan seluruh pengetahuan yang ada sampai saat ini berkaitan dengan
permasalahan yang dihadapi (sehingga dapat menyakinkan bahwa tidak terjadi
duplikasi).

Kegunaan 6: Menunjang perumusan permasalahan


Kegunaan yang keenam dan taktis ini berkaitan dengan perumusan permasalahan.
Pengkajian pustaka yang meluas (tapi tajam), komprehensif dan bersistem, pada
akhirnya harus diakhiri dengan suatu kesimpulan yang memuat permasalahan apa
yang tersisa, yang memerlukan penelitian; yang membedakan penelitian yang
diusulkan dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam
kesimpulan tersebut, rumusan permasalahan ditunjang kemantapannya (justified).

b. Organisasi Tinjauan Pustaka


Seperti telah dijelaskan di atas, banyak dijumpai kelemahan dalam penulisan
tinjauan pustaka dilihat dari cara menyusun atau mengorganisasi materinya.
Organisasinya yang lemah ditunjukan oleh tidak adanya sistem (keterkaitan) yang
jelas ditampilkan dalam tinjauan pustaka tersebut.
Castetter dan Heisler (1984, hal. 43-45) menyarankan tentang bagian-bagian
tinjauan pustaka, yang meliputi; (1) pendahuluan, (2) pembahasan, dan (3)
kesimpulan. Dalam bagian pendahuluan, biasanya ditunjukan peninjauan dan
kriteria penetapan pustaka yang akan ditinjau (dapat diungkapkan dengan
sederetan pertanyaan keinginan–tahu). Pada bagian pendahuluan ini pula
dijelaskan tentang organisasi tinjauan pustaka, yaitu pengelompokan secara
sistematis dengan menggunakan judul dan sub-judul pembahasan; umumnya,
pengelompokan didasarkan pada topik; cara lain, berdasar perioda (waktu,
kronologis).
Contoh “bagian pendahuluan” dari suatu tinjauan pustaka sebagai berikut:
Tinjauan pustaka dalam penelitian ini meliputi lima kelompok
pembahasan. Pembahasan pertama merupakan tinjauan singkat tentang
sistem permodelan transportasi kota, sebagai pengantar atau pengenalan
tentang penyebaran beban lalulintas ke ruas-ruas jalan. Pembahasan
kedua berkaitan dengan pengetahuan penyebaran beban lalulintas ke
ruas-ruas jalan (trip assignment) itu sendiri, dan pembahasan kelompok
ketiga menyangkut tinjauan kronologis pengembangan paket-paket
program komputer untuk perhitungan sebaran beban lalulintas.
Pembahasan keempat bersangkut–paut dengan kritik terhadap paket-paket
komputer dalam bidang sistem permodelan transportasi kota yang ada;

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 80


FPTK UPI 2011
sedangkan pembahasan kelima memfokuskan pada interaksi (dialog)
antara program komputer dan pemakai. (Sumber: Djunaedi, 1988)

Bagian kedua, pembahasan, disusun sesuai organisasi yang telah ditetapkan dalam
bagian pendahuluan. Pembahasan pustaka perlu dipertimbangkan keterbatasan
bahwa tidak mungkkin (tepatnya: tidak perlu) semua pustaka dibahas dengan
kerincian yang sama; ada pustaka yang lebih penting dan perlu dibahas lebih rinci
daripada pustaka lainnya. Dalam hal ada kemiripan isi, perincian dapat diterapkan
pada salah satu pustaka; sedangkan pustaka lainnya cukup disebutkan saja tapi
tidak dirinci. Misal :

Komponen Sistem Penunjang Pembuatan Keputusan, seperti dijelaskan


oleh Mittra (1986), meliputi empat modul: pengendali, penyimpan data,
pengolah data, dan pembuat model. Penjelasan serupa diberikan pula oleh
Sprague dan Carlson (1982), dan Bonczek et al. (1981).

Sebagai peninjauan yang bersistem, disamping menuruti organisasi yang telah


ditetapkan,dalam pembahasan secara rinci perlu ditunjukkan keterkaitan satu
pustaka dengan pustaka lainnya. Bukan hanya menyebut “Si A menjelaskan
bahwa . . . . . . Si B menerangkan . . . . . . Si Z memerinci . . . . . . “; tapi perlu
dijelaskan keterkaitannya, misal “Si B menerangkan bahwa . . . . . . sebaliknya si
G membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa . . . . . . Bantahan serupa
muncul dari berbagai pihak, misalnya diungkapkan oleh si W, si S dan si Y.
Ketiga penulis terakhir ini bahkan menyatakan bahwa . . . . . .
Tinjauan Pustaka diakhiri dengan kesimpulan atau ringkasan yang
menjelaskan tentang “apa arti semua tinjauan pustaka tersebut (what does it all
mean?)”. Secara rinci, kesimpulan atau ringkasan tersebut hendaknya memuat
jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini, tentang:
(a) Status saat ini, mengenai pengetahuann yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti (apakah permasalahan sebenarnya telah tuntas terjawab?);
(b) Penelitian-penelitian terdahulu yang dengan permasalahan yang dihadapi
(adakah sesuatu dan apakah yang dapat dimanfaatkan?);
(c) Kualitas penelitian-penelitian yang dikaji (mantap atau hanya dapat dipercayai
sebagian saja?);
(d) Kedudukan dan peran penelitian yang diusulkan dalam konteks ilmu
pengetahuan yang ada;
Isi tinjauan pustaka di atas dapat diringkas sebagai berikut:
(a) Telah tersedia pengetahuan tentang teknik perhitungan sebaran beban lalulinas
ke ruas-ruas jalan.
(b) Teknik tersebut telah diwujudkan dalam suatu bagian dari program
komputer berskala besar sampai menengah, yang dijalankan denngan
komputer besar (main–frame).
(c) Dibutuhkan penerapan teknik tersebut pada komputer mikro mengingat
komputer mikro telah tersebar luas di Indonesia.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 81


FPTK UPI 2011
(d) Untuk pembuatan program simulator ini perlu dipertimbangkan hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan menyangkut interaksi (dialog) antara
program komputer dan pemakai yang bukan pemrogram, terutama dalam
bentuk dialog, keterlibatan pemakai, dan keterbatasan waktu dalam diri
pemakai.

c. Kaitan Tinjauan Pustaka dengan Daftar Pustaka

Bagian awal tulisan in telah disebutkan bahwa sering terdapat penulisan


tinjauan pustaka yang mirip daftar pustaka. Misal: “Tentang hal A dibahas oleh si
H dalam buku . . .. . . , si B dalam buku . . . . . . ; sedangkan tentang hal J
diterangkan oleh si P dalam buku . . . . . . “. Peninjauan seperti ini biasanya tidak
menyebutkan apa yang dijelaskan oleh masing-masing pustaka secara rinci (hanya
menyebutkan siapa dan dimana ditulis). Penyebutan judul buku, yang seringkali
tidak hanya sekali, tidak efisien dan menyaingi tugas daftar pustaka. Dalam
tulisan ini, cara peninjauan seperti itu tidak disarankan.
Pengacuan pustaka dalam tinjauan pustaka dapat dilakukan dengan cara yang
bermacam-macam, antara lain: penulisan catatan kaki, dan penulisan nama
pengarang dan tahun saja. Setiap cara mempunyai kelebihan dan kekurangan; tapi
peninjauan tentang kelebihan dan kekurangan tersebut di luar lingkup tulisan ini.
Dalam tulisan ini hanya akan dibahas pemakaian cara penulisan nama akhir
pengarang dan tahun penerbitan (dan sering ditambah dengan nomor halaman).
Pengacuan cara di atas mempunyai kaitan erat dengan cara penulisan daftar
pustaka. Penulisan daftar pustaka umumnya tersusun menurut abjad nama akhir
penulis; dengan format: nama penulis, tahun penerbitan dan seterusnya. Susunan
dan format daftar pustaka tersebut memudahkan untuk membaca informasi yang
lengkap tentang yang diacu dalam tinjauan pustaka. Misal, dalam tinjauan
pustaka:
“. . . . . . Mittra (1986) . . . . . .”

Dalam daftar pustaka, tertulis:


Mittra, S. S., 1996, Decision Support System: Tools and Techniques, John Wiley
& Sons, New York, N. Y.
Sering terjadi, seorang penulis (usulan penelitian atau karya tulis) ingin
menunjukan bahwa bahan bacaannya banyak; meskipun tidak dibahas dan tidak
diacu dalam tulisannya, semuanya ditulis dalam daftar pustaka. Maksud yang baik
ini sebaiknya ditunjukan dengan membahas dan mengemukakan secara jelas
(menurut aturan pengacuan) apa yang diacu dari pustaka-pustaka tersebut dalam
tulisannya. Tentunya hal yang sebaliknya, yaitu menyebut nama pengarang yang
diacu dalam tinjauan pustaka tanpa menuliskannya dalam daftar pustaka (karena
lupa) tidak perlu terjadi.
2. Mengutip
Ketika mengamati literatur riset, terutama ketika memfotokopi atau membuat
catatan, mahasiswa mungkin mengambil sebagian dari sumber secara harafiah

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 82


FPTK UPI 2011
dengan tujuan bahwa bagian dari sumber yang diambil itu akan dimasukkan
dalam laporan akhir tulisan. Meskipun dalam tahap awal pengumpulan informasi,
mahasiswa umumnya diperbolehkan untuk mengakumulasi sebanyak mungkin
kutipan yang cocok untuk dipilih, mahasiswa harus tetap menyeleksi kutipan yang
dipergunakan dalam laporan akhir tulisan secara bijaksana dan hemat. Kutipan
yang berlebih-lebihan seringkali dapat disamakan dengan ”argumen yang tidak
terintegrasi dengan baik”. Kriteria seleksi yang penting sangat relevan, sementara
dasar pertimbangan mekanisnya adalah panjang kutipan. Kutipan yang panjang
jarang bisa dibenarkan, dan sering menyebabkan pembaca tidak bisa mengingat
gagasan siapa yang sedang dibicarakan.
Kemampuan mengutip karya orang lain secara tepat merupakan indikator utama
dari tulisan kesarjanaan. Bagian ini akan mendiskusikan kapan dan apa yang dapat
dikutip, dan akan menguraikan secara agak rinci kebiasaan yang harus diikuti
dalam mengutip karya atau gagasan orang lain.

Kapan Mengutip?
Meskipun keputusan akhir tentang kapan kita mengutip akan bergantung
pada masalah yang sedang diteliti dan pada pertimbangan mahasiswa sendiri,
sejumlah panduan dapat membantu mahasiswa dalam membuat pertimbangan
kapan sebaiknya mengutip:
(1) Kutipan langsung hanya dipergunakan ketika kata-kata asli pengarang
diungkapkan secara ringkas dan sangat meyakinkan, sehingga mahasiswa
tidak mungkin lagi untuk memperbaiki kata-kata itu. Dengan demikian,
kata-kata dalam kutipan semakin memperkuat, atau bahkan memberikan
pukulan, pada tesis atau tulisan paper;
(2) Kutipan langsung mungkin dipergunakan untuk mendokumentasikan
argumen utama ketika catatan kaki (footnote) dianggap tidak mencukupi.
Dalam kasus ini, panjang kutipan harus dibatasi, dan hanya terdiri dari
bagian yang memang sangat esensial;
(3) Kutipan langsung dapat dipergunakan ketika mahasiswa ingin
mengomentari, atau membantah atau menganalisis gagasan dari penulis lain;
(4) Kutipan langsung mungkin dipergunakan ketika perubahan, yang dilakukan
melalui parafrase, dapat menimbulkan kesalah-pahaman atau kesalahan-
penafsiran, misalnya, dalam mengutip kata-kata dalam hukum atau
perundang-undangan, dalam menyatakan asumsi-asumsi yang ada di balik
prosedur statistik, atau dalam mengutip ekstrak dari perdebatan parlemen,
atau dari publikasi pemerintah yang lain;
(5) Kutipan langsung harus dipergunakan ketika menyitir rumus matematika,
ilmu alam atau yang lain;
(6) Untuk materi yang tidak diterbitkan (unpublished material), tidak ada
kewajiban untuk mendapatkan ijin dalam mengutip. Namun, jika sebuah
tesis atau skripsi diterbitkan, masalah hak cipta bisa saja muncul, dan dalam
praktek biasanya memang dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta ijin
dari penerbit atau pengarangnya.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 83
FPTK UPI 2011
a. Aturan Mengutip
Meskipun ada banyak keluwesan (fleksibilitas) dalam memutuskan kapan
mahasiswa mengutip, konvensi yang lebih ketat berlaku untuk aturan mengutip.
(1) Kata-kata secara apa adanya (the exact words) dari pengarang atau dari
publikasi resmi harus dikutip. Exact berarti menggunakan kata-kata yang
sama (the same words), tanda baca yang sama (the same punctuation), ejaan
yang sama (the same spelling), huruf besar yang sama (the same
capitalization). Dalam mereproduksi kutipan secara apa adanya (exact),
mahasiswa harus disarankan agar melakukannya dengan sangat cermat.
Tingkat akurasi yang sangat tinggi adalah sangat esensial.
(2) Jika keterangan waktu (tenses) dari sebuah kutipan tidak sesuai dengan
konteks ketika kutipan itu dipergunakan, jika tidak ada ucapan (lafal) khusus
yang harus dipergunakan, misalnya, atau dalam kejadian tertentu sangat
dibutuhkan, sisipan (interpolation) dapat dipergunakan dalam materi kutipan.
Akan tetapi, semua sisipan hendaknya disertakan dalam dua tanda kurung
persegi [...], bukan parentheses (...), untuk menunjukkan bahwa kata-kata
dalam dokumen asli telah diubah atau bahwa kata-kata tersebut telah
ditambahkan.
(3) Ketika kutipan terlalu panjang, atau ketika mahasiswa hanya ingin
menggunakan porsi tertentu yang diipilihnya, mahasiswa diperbolehkan untuk
menghilangkan bagian tertentu dari dokumen asli. Prosedur ini dinamakan
elipsis (pembuangan kata). Prosedur ini harus dipergunakan dengan cara yang
sangat cermat (extra care), sehingga nada, makna dan tujuan dari ekstrak yang
asli tidak berubah. Untuk menunjukkan elipsis, tiga titik ketukan harus
disisipkan.

a. Bagaimana Mengutip?
Jurusan atau Fakultas yang berbeda mungkin mengadopsi kesepakatan yang
berbeda tentang bagaimana mengutip, namun ketika tidak ada aturan khusus yang
berlawanan, ada prosedur umum yang harus diikuti ketika mengutip.

(1) Kutipan Pendek Vs Kutipan Panjang

Bentuk dasar sebuah kutipan ditentukan oleh panjang-pendeknya.

Kutipan Pendek (hingga sekitar tiga baris)


Pada kutipan pendek—tidak ada aturan pasti tetapi panjangnya kira-kira
hingga tiga baris--sudah menjadi sesuatu yang umum untuk memasukkan
kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf tanpa menganggu alur teks.
Gunakan tanda kutipan ganda pada awal dan akhir kutipan, dan tempatkan
spasi yang sama sebagaimana teks yang lain (yaitu, garis spasi satu setengah
atau ganda):

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 84


FPTK UPI 2011
Jelas bahwa masyarakat dewasa ini sangat bergantung pada teknologi
komputer dan akan semakin bergantung pada teknologi komputer ini.
Sebagaimana dicatat oleh pimpinan utama sebuah perusahaan pesawat
terbang bahwa ”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan
selama limapuluh tahun terakhir”.
Ada kemungkinan untuk menyatakan kutipan di atas dalam sejumlah cara.
Salah satu caranya adalah dengan menempatkan ”penomeran kecil ke atas”
(superscript) pada akhir kutipan:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama
limapuluh tahun terakhir”.1
Sumber kutipan, karena itu, diberikan dalam catatan kaki (footnote) (lihat
bagian tentang referensi/dokumentasi yang membahas konvensi footnote dalam
buku ini). Perlu dicatat bahwa tidak ada spasi di antara titik dan nomer catatan
kaki.
Cara kedua untuk menyatakan kutipan adalah dengan menempatkan
penomeran dalam dua tanda kurung persegi [...] di belakang kata-kata atau
kalimat yang dikutip, dan kemudian membuat daftar sumber dalam susunan
referensi sesuai dengan nomer kutipan:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan selama
limapuluh tahun terakhir”.[1]
Ketiga, metode yang lebih luas dipergunakan dan lebih langsung dalam
menyatakan kutipan adalah dengan menggunakan teknik pengutipan (citation)
dalam teks yang langsung menunjuk pada daftar referensi:
...”melalui bits dan bytes, dunia telah terkomputerisasikan
selama limapuluh tahun terakhir” (Ferguson 1991, p. 69)
Maka para pembaca mungkin merujuk pada daftar referensi, yang tersusun
secara alfabetik pada akhir sebuah karya tulis, untuk menemukan kutipan.
Perlu dicatat bahwa kutipan (citation) disertakan dalam parenthesis (dua tanda
kurung bulat) setelah tanda titik, sehingga menghubungkan kutipan dengan
kalimat yang menjadi bagiannya. Tidak ada tanda baca (punctuation) antara
nama, tahun, halaman referensi, dan koma setelah tahun. Singkatan untuk
halaman (p.) dipergunakan, atau jika kutipan lebih dari dua halaman, singkatan
untuk halaman menjadi (pp.).
Metode ketiga tentang cara menyatakan kutipan ini disebut sebagai sistem
penanggalan pengarang (author-date system) (dan kadangkala disebut sebagai
sistem Harvard, menurut Universitas Harvard ketika sistem tersebut menjadi
terkenal pada tahun 1930an). Karena sistem Harvard semakin banyak
dipergunakan dalam tulisan kesarjanaan, contoh lain diberikan dalam
menggunakan sistem ini untuk mengutip karya tulis orang lain. Pengunaan
sistem Harvard dalam referensi atau dokumentasi dibahas dalam bab lain buku
ini.
Jika merujuk pada volume khusus dari sebuah karya tulis yang
menggunakan sistem kutipan Harvard, volume dan juga nomer halaman jika
diperlukan, harus dimasukkan dalam parentheses (dua tanda kurung bulat):
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 85
FPTK UPI 2011
Ferguson (1990, Vol. 2, p. 67)
Namun, cara lain untuk menyatakan kutipan di atas, juga termasuk dalam
sistem Harvard, adalah dengan menempatkan nama pengarang dalam teks yang
diikuti oleh tahun (dan nomer halaman secara benar) dalam dua tanda kurung.
Sebagaimana Ferguson (1990, p. 67), pimpinan utama salah satu
perusahaan pesawat terbang dunia mencatat, ”melalui bits dan bytes, dunia
telah terkomputerisasikan selama limapuluh tahun terakhir”

Ketika merujuk pada karya seorang pengarang, tetapi bukan pada halaman atau
volume khusus, nama pengarang langsung diikuti dengan tahun. Alternatif
dalam sistem Harvard adalah sebagai berikut:
(Ferguson 1990) atau Ferguson (1990)
Jika ada lebih dari satu pengarang, semuanya dimasukkan dalam kutipan:
(Ferguson and Clark 1990) atau Ferguson and Clark (1990)

Karena akan sangat menyulitkan untuk membuat daftar semua nama dari
banyak pengarang, praktek yang biasa dilakukan dengan empat atau lebih
nama pengarang adalah dengan menggunakan singkatan dan lainnya (et al.):
(Ferguson et al. 1990) atau Ferguson et al. (1990)

Kadangkala referensi dibuat untuk karya tulis yang berbeda. Kutipan lalu
menjadi:
(Ferguson 1990; Clark 1990)
(Ferguson 1990; Ferguson 1991)
Atau
Ferguson (1990) and Clark (1990)
Ferguson (1990, 1991)

Jika referensi adalah untuk karya tulis oleh pengarang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama, karya tulis yang berbeda dibedakan oleh
huruf a, b, c…setelah tahun:
(Ferguson 1990a; Ferguson 1990b)
Dalam kasus tertentu, pengarang mungkin tidak disebutkan. Jika karya tulis
merupakan sebuah buku, judul karya tulis menggantikan nama pengarang; jika
karya tulis merupakan sebuah artikel surat kabar, nama surat kabar
menggantikan nama pengarang.
Politics in Fiji (2006) adalah sebuah....
Dilaporkan (Australian 8 Juni 1993, p. 24)...

Kutipan Panjang (biasanya empat baris atau lebih)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 86


FPTK UPI 2011
Sistem Harvard atau sistem penanggalan pengarang dalam menyatakan kutipan
berlaku untuk kutipan yang panjang, seperti halnya yang juga berlaku untuk
kutipan yang pendek. Akan tetapi, perlu dicatat pokok berikut ini:
 Jangan pergunakan tanda kutipan pada awal dan akhir kutipan.
 Pergunakan satu spasi (spasi rangkap) untuk kutipan dan pergunakan
alenia masuk (biasanya 1 cm) dari margin kiri.
 Beri pendahuluan kutipan secara benar. Titik dua (:) seringkali
ditambahkan setelah kata-kata pendahuluan:

Tanggapan orang tua terhadap eksperimen tersebut sangat menarik. Pertama-


tama, semuanya menginginkan anak-anak mereka dilibatkan. Guru kelas
merekam apa yang terjadi ketika para murid membawa lagi komputer laptop
mereka ke rumah:
Sangatlah menarik mendengarkan tanggapan para murid ketika mereka
pertama kali membawa sebuah unit komputer ke rumah. Salah satu
masalah terbesar adalah mencari waktu untuk mengerjakan pekerjaan
rumah karena setiap orang ingin bermain dengan komputer. Apa yang
pada awalnya sebagai keingintahuan telah menjadi bonus tambahan,
yaitu bahwa para orang tua dan keluarga menunjukkan minat pada apa
yang sedang dilakukan anak-anak mereka dengan unit komputer
mereka dan seringkali menjadi terlibat lebih langsung dalam
perkembangan anak-anak mereka sebagai penulis. (Cooke 1986, p. 12)
Penting dicatat bahwa kutipan tahun pengarang dalam dua tanda kurung
(parentheses) menyusul tanda titik akhir (.) karena di sini menunjuk pada
kutipan keseluruhan, bukan hanya kalimat akhir.

(2) Elipsis
Untuk menghindari kutipan panjang yang sama sekali tidak relevan, atau
untuk menyarikan bagian yang penting dari sebuah ekstrak yang lebih
panjang, mahasiswa diperkenankan untuk menghilangkan bagian dari
kutipan:
Banyak orang tua mendorong lingkungan belajar di rumah...dan iklan-
iklan dari perusahaan komputer, seringkali ditujukan pada para orang tua,
secara tegas mengklaim kesempatan yang lebih baik dan prestasi nilai
yang lebih tinggi bagi para murid yang memiliki komputer sendiri.
(Hancock 1991, pp. 44-45)
Kata-kata yang dihilangkan ditunjukkan dengan elipsis (tiga titik). Elipsis
dapat terjadi setiap saat dalam kutipan teks. Jika kata-kata dihilangkan pada
akhir kalimat, praktek yang modern adalah dengan menunjukkan elipsis
sekali lagi dengan tiga titik.
Spesifikasi dari bahasa pemrogaraman komputer yang sederhana terdiri
dari ketentuan tiga komponen: a) rangkaian dasar...b) rangkaian flow-chart
umum; dan c) proses komputasi... (Barr 1990, p. 7)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 87


FPTK UPI 2011
Jika elipsis dipergunakan, adalah penting untuk tidak mengubah makna dari
teks yang asli dengan cara apapun. Penghilangan kata tidak, misalnya, dengan
menyisipkan...yang sangat tidak pasti disekitar panjang dan pendek dari
materi yang dihilangkan, sama sekali telah mengubah makna yang dimaksud
oleh pengarangnya. Ada etika tertentu tentang cara mengutip dan cara
menghilangkan kata-kata semacam itu akan secara serius melanggar etika ini.

(3) Interpolasi
Jika dianggap perlu untuk menyisipkan penjelasan atau koreksi ke dalam
sebuah kutipan, konvensi mensyaratkan bahwa setiap perubahan editorial
semacam itu harus ditempatkan dalam dua tanda kurung persegi [...], bukan
parentheses.
Sic
Interpolasi yang umum dilakukan adalah dengan memasukkan sic setelah
kesalahan dalam sebuah kutipan. Dengan cara ini mahasiswa mengindikasikan
bahwa apa yang mungkin dianggap kesalahan dalam mereproduksi kutipan
sebenarnya merupakan bagian integral dari teks yang asli.
The theory of ferroelectric domains as not been worked out but the theory
of ferromagnetic domains is well understood, although modification to
provide for charge neutralisation and high electromachanical [sic]
coupling is required before it could be applied to ferroelectrics. (Kautsky
1987, p. 26)
Di sini, sisipan sic menunjukkan bahwa mahasiswa menyadari jika kata
electromachanical adalah salah eja, dan seharusnya adalah electromechanical.
Komentar
Jika komentar diperlukan dalam sebuah kutipan untuk menjelaskan pokok
pengertian tertentu, interpolasi mungkin juga diperlukan:
Cobalt, an hexagonal crystal, exemplifies anisotropy energy. The direction
of the hexagonal axis is the direction of easy magnetisation [at room
temperature], while all directions in the basal plane, normal to the axis, are
hard directions. (Robertson 1992, p. 223)
Fungsi interpolasi di sini adalah untuk menentukan kondisi temperatur dan
untuk menghindari ketidak-akuratan atau kesalahan dalam interpretasi.
Menambahkan Antesenden
Ketika muncul ganti yang tidak tertentu dalam sebuah kutipan, mahasiswa
boleh menjelaskan masalahnya dengan menyisipkan kata atau kata-kata yang
tepat dalam dua tanda kurung persegi [...].
He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date.
No other dramatist has rivalled his ability to portray characters with such
liveliness and colour. (Snewin 1992, p. 276)
(4) Kutipan Khusus

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 88


FPTK UPI 2011
Dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, masalah khusus dalam pengutipan
bisa muncul. Sejumlah petunjuk di bawah ini adalah panduan untuk
mengembangkan pola yang konsisten dalam mengutip materi tulisan.
Kutipan dalam kutipan
Jika kutipan terjadi dalam ekstrak pendek yang dikutip, prosedur yang
umum adalah menyertakan seluruh kutipan dalam ”tanda kutipan ganda” dan
kutipan internal dalam ”tanda kutipan tunggal”:
Hogard (1983) has depicted vividly the stereotypes attributed to the upper-
class by the lower-class in terms of “the ideas of the group, ‘acting posh’,
‘giving y’self airs’, ‘getting above y’self…”
Akan tetapi, jika kutipan sangat panjang, sudah menjadi kebiasaan untuk
membuat garis masuk (indent) kutipan dengan cara yang normal tanpa
menggunakan tanda pengutipan dan menggunakan tanda kutipan ganda untuk
setiap kutipan internal:
Dalam mendiskusikan peralatan yang dibutuhkan oleh Agen Penyelidik,
Keeves (1993, p. 54) mencatat bahwa:
Peralatan publikasi desktop dewasa ini sangat mudah
dipergunakan, sehingga staf yang terampil dapat menyiapkan kopi
“kamera terpasang” secara relatif mudah. Selain itu, fasilitas
sekarang ini tersedia untuk menggambar dengan kualitas yang
tinggi dan menguraikan diagram dengan menggunakan komputer
desktop, sejauh sang staf telah memiliki ketrampilan yang
diperlukan.

(5) Mengutip Pidato/Ucapan


Dalam kasus tertentu, mungkin ada kebutuhan untuk mengutip kata-kata
sebenarnya dari seorang pembicara atau dari hasil wawancara pribadi. Kehati-
hatian yang sangat tinggi harus dimiliki untuk menghindari ketidakakuratan
atau kemungkinan salah interpretasi (misinterpretation) atau salah
menyajikan (misrepresentation). Jika dimungkinkan, ekstrak pidato/ucapan
harus diberikan terlebih dahulu pada pengarangnya untuk mendapatkan
persetujuan.
Professor Olim, dalam pidato pengukuhan yang diberikan di Charles Sturt
University, April 1992, menyatakan, “Hanya ada sedikit keraguan bahwa
masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang
berkembang pesat”
Metode pengutipan pidato/ucapan langsung lainnya adalah dengan
pengakuaan terhadap sumber:
Tuntutan yang semakin meningkat untuk tenaga kerja terlatif secara
keilmuan terkait dengan perkembangan masyarakat, sebagaimana
digambarkan oleh pernyataan berikut ini: “Hanya ada sedikit keraguan
bahwa masyarakat modern dikekang oleh usaha teknologi dan ilmiah yang
berkembang pesat”1
Kutipan dalam Catatan Kaki
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 89
FPTK UPI 2011
Ketika sebuah kutipan dilakukan dalam catatan kaki (footnote), entah kutipan
tersebut dimasukkan dalam sebuah kalimat atau dibuat alenia masuk
(indented), dan disajikan dalam tubuh catatan kaki, tanda kutipan ganda
selalu dipergunakan:
1
Metode ini juga dipergunakan oleh Garibaldi yang mengatakan ”Apa artinya
hidup tanpa mengutamakan pengorbanan?”
(5) Melakukan Parafrase
Apakah parafrase?
Secara umum melakukan parafrase berarti anda mengambil ide atau gagasan
orang lain, dan kemudian mengungkapkannya dengan kalimat atau kata-kata
sendiri. Secara khusus parafrase mengandung tiga pengertian
 Mengungkapkan ide atau informasi esensial dari orang lain dan
menyajikannya dalam bentuk baru.
 Salah satu cara yang absah (ketika disertai dengan dokumentasi yang
akurat) untuk meminjam dari atau menggunakan sebuah sumber.
 Sebuah pernyataan kembali yang lebih rinci dibandingkan dengan
rangkuman, dengan memusatkan perhatian pada ide atau gagasan tunggal
yang penting secara ringkas.

Kemampuan melakukan parafrase merupakan ketrampilan yang sangat


penting karena parafrase adalah lebih baik dibandingkan dengan mengutip
informasi dari penggalan kalimat yang tidak terlalu istimewa, disamping
membantu mahasiswa mengontrol kecenderungan untuk terlalu banyak
mengutip serta membantu dalam menata proses mental dalam melakukannya.

Teknik Parafrase
Secara umum ada sejumlah tahap yang dapat diikuti untuk melakukan
parafrase secara efektif:
 Baca dan baca kembali bagian kalimat dari sumber asli yang hendak
dikutip agar anda sungguh-sungguh memahami artinya
 Kesampingkan bagian kalimat dari sumber asli di atas, dan tulislah
kalimat atau kata-kata sendiri dalam sebuah kartu catatan.
 Buatlah catatan ringkas di bawah parafrase yang anda buat untuk
mengingatkan anda kelak bagaimana anda telah membayangkan materi
yang anda pergunakan sebagai bahan untuk dikutip. Di atas kartu catatan,
tulislah kata-kata kunci atau prase untuk menunjukkan pokok masalah
dari parafrase anda.
 Periksa kembali susunan kalimat yang anda buat dengan susunan kalimat
aslinya untuk memastikan bahwa versi dari susunan kalimat yang anda
buat secara akurat mengungkapkan semua informasi penting dalam
sebuah bentuk yang baru.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 90


FPTK UPI 2011
 Pergunakan tanda kutipan untuk mengidentifikasi istilah atau ungkapan
yang unik yang sudah anda pinjam atau anda ambil secara persis dari
sumber tersebut.
 Jangan lupa mencatat asal sumber (termasuk halaman) dalam kartu
catatan anda sehingga anda dapat menyebutkannya secara mudah jika
anda memutuskan untuk memasukkannya ke dalam tulisan anda.

Jadi melakukan parafrase akan melibatkan kemampuan untuk menunjukkan


pemahaman mahasiswa sendiri dari materi yang dibacanya dengan
mengungkapkannya dengan kata-kata sendiri. Melakukan parafrase karena itu
lebih dari sekedar merangkum (summary) gagasan atau ide dari penulis lain.
Mengubah beberapa kata adalah melakukan editing, bukan melakukan
parafrase. Sejumlah cara sering dimanfaatkan sebagai teknik untuk parafrase
dan merupakan contoh ketrampilan bahasa yang perlu dikuasai1
 mengubah penghubung kalimat (misalnya, penggunaan ’tetapi’, ’di pihak
lain’, ’sementara’, ’sama halnya’, ’seperti halnya’, ’baik..maupun’ dsb)
yang terdiri dari dua frasa yang mengungkapkan perbandingan atau
kontras.
 mengubah bentuk kata kerja pasif ke aktif atau sebaliknya;
 melakukan perubahan terhadap bentuk kata (dalam bahasa inggris
misalnya, kata kerja: to succeed bisa diubah menjadi kata benda success,
kata sifat successful dan kata keterangan succesfully);
 mengubah kalimat melalui penggunaan sinonim atau persamaan kata

Contoh plagiarisme akibat kesalahan parafrase


Materi asli:
Hakikat ketidakpuasan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan.
Banyak karyawan dewasa ini lebih menyukai tingkat keterlibatan yang lebih
besar dalam pekerjaan mereka daripada yang diduga sebelumnya. Banyak dari
mereka yang semakin menginginkan pengaturan diri sendiri dan kesempatan
untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi. (Schuler,
Dowling & Smart, 1988, p. 17)

Materi berikut ini adalah plagiarisme:


Misalnya anda memutuskan untuk memasukkan gagasan berikut ini dalam sebuah
esai atau tulisan. Jika anda menulis berikut ini tanpa memberikan pengakuan,
maka anda melakukan plagiarisme:
Hakikat kerja industri/klerikal adalah tidak memuaskan. Karyawan
menginginkan lebih banyak keterlibatan dalam pekerjaan mereka, lebih

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 91


FPTK UPI 2011
banyak mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka.
Teks tersebut adalah plagiarisme karena menggunakan gagasan dan banyak kata-
kata dari penulis lain tanpa menyebut sumbernya. Dengan melakukan hal ini, anda
menyatakan secara tidak langsung bahwa gagasan dan kata-kata tersebut adalah
milik anda sendiri. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan mengutip
keseluruhan kata dengan menyebutkan sumbernya secara benar. Namun perlu
dicatat bahwa sebuah esai atau skripsi yang mengandung sebagian besar kutipan
dianggap bukan tulisan yang baik, karena tidak mendemonstrasikan pemahaman
anda sendiri mengenai topik. Solusi yang lain adalah dengan melakukan parafrase
dari bagian yang dikutip dan menyebutkan sumber rujukan.
Parafrase melibatkan kemampuan dalam membuktikan pemahaman terhadap
materi dengan mengungkapkannya dalam kata-kata sendiri. Membuat parafrase
adalah lebih dari sekadar membuat rangkuman dari gagasan penulis lain.
Mengubah sebagian kata adalah melakukan editing, bukan melakukan parafrase.
Contoh berikut ini merupakan percobaan yang baik dalam membuat parafrase
karena memasukkan gagasan utama dari materi asli dan memberikan bukti tentang
pemahaman:
Menurut Schuler, Dowling dan Smart, (1988), dewasa ini pada umumnya
diterima bahwa hakikat sebagian pekerjaan yang rutin, terutama kerja industrial
dan klerikal, adalah tidak memuaskan. Sesungguhnya disarankan bahwa pekerja
menginginkan lebih banyak partisipasi dan pengaturan diri sendiri dalam rangka
memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap organisasi.

Parafrase yang tidak diperbolehkan


Meskipun kutipan berikut ini memberikan pengakuan terhadap sumber atau
menyebutkan sumber yang dikutip, namun hampir identik dengan sumber aslinya,
sehingga bukan merupakan sebuah gaya parafrase yang dapat diterima.
Tidak lagi diperselisihkan bahwa hakikat kerja industrial atau klerikal adalah
tidak memuaskan. Karyawan menginginkan lebih banyak keterlibatan, lebih
mengharapkan mengatur diri sendiri, dan kesempatan untuk memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap organisasi mereka. (Schuler, Dowling &
Smart, 1988, p. 17)

Parafrase yang dipadukan dengan kutipan


Mahasiswa mungkin memilih untuk menggunakan perpaduan atau gabungan
antara kutipan dan parafrase untuk memasukkan gagasan pengarang lain dalam
tulisannya. Contoh berikut ini merupakan salah satunya:

Schuler, Dowling dan Smart (1988 p. 17) menegaskan bahwa ”hakikat


ketidakpuasaan kerja industri atau klerikal tidak lagi diperselisihkan”. Para buruh,
menurut mereka, menginginkan partisipasi yang lebih besar dan pengaturan diri
sendiri dalam rangka memberikan kontribusi yang lebih signifikan terhadap
organisasi.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 92


FPTK UPI 2011
Penting dicatat bahwa dalam melakukan atau membuat parafrase, boleh saja
memasukkan kata-kata kunci dari sumber asli misalnya, ketidakpuasan
(dissatisfying), pengaturan diri sendiri (control), kontribusi (contribution) dan
organisasi (organisation), sepanjang sumber dari gagasan tersebut dicantumkan.
Maka untuk menghindari plagiarisme karena paraphrase, yang harus anda
lakukan adalah:

 Tunjukkan, dengan menggunakan tanda kutipan dan/atau identasi ketika anda


mengutip sumber secara langsung. Sebutkan sumbernya.
 Lakukan parafrase dengan menggunakan kata-kata anda sendiri; tunjukkan
bahwa anda memahami konsep yang terkait. Sebutkan sumbernya.

Bab V
Tata Bahasa Penulisan Tugas Akhir

Bahasa tulisan dapat dimengerti dengan baik bila kalimat-kalimat yang telah
ditulis sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Tanda
baca berperan penting dalam bahasa tulisan. Tanda baca yang tidak lengkap dapat
menyebabkan isi tulisan sulit dimengerti. Oleh karena itu dalam bab ini dibahas
aturan-aturan penulisan tanda baca, kata-kata serta judul-judul yang menjadi
materi dalam tulisan tersebut.

4.1 Penulisan Tanda Baca


Tanda baca titik (.), titik dua (:), titik koma (;), tanda seru (!), persen (%), dan
tanda tanya (?) diketik rapat dengan huruf yang mendahuluinya.

Tidak Baku
Mur dan baut dipilih secara acak .
Jumlahnya sekitar 10 %
Adapun komponen yang digunakan adalah :

Baku
Mur dan baut dipilih secara acak.
Jumlahnya sekitar 10%.
Adapun komponen yang digunakan adalah:
Tidak ada spasi (jarak) antara kata di dalam kurung dengan tanda kurung dan
tanda kutip.

Tidak Baku
Kelima kelompok “ sepadan ”.
Kesalahan ( error ) dapat diabaikan.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 93


FPTK UPI 2011
Baku
Kelima kelompok “sepadan”.
Kesalahan (error) dapat diabaikan.

Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil(<), tambah (+), kurang (-),
kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan sesudahnya.

Tidak Baku

P=0,01 S:T=Y
A>B C<G
A+B=C
Bentuk Baku
P = 0,01 S : T = Y
A>BC<G
A+B=C

Jika dalam penulisan persamaan dengan menggunakan word processor seperti


Microsoft Office, maka persamaan-persamaan diketik dengan equation editor
yang secara otomatis sudah memberikan jarak yang cukup untuk tanda sama
dengan, lebih kecil, lebih besar, tambah, kurang, kali dan bagi. Konsistensi dalam
penggunaan simbol sangat penting dipertahankan dalam penulisan. Bila simbol
ditulis dengan huruf miring maka penjelasan dalam teksnya juga harus ditulis
dengan huruf miring. Berikut ini diberikan contoh hasil persamaan yang ditulis
dengan equation editor dalam Microsoft Office.

4.2 Penulisan Kata


Penulisan kata dapat dikelompokkan atas kata dasar, kata turunan, kata ulang,
kata gabungan, kata depan, partikel, dan kata ganti.

4.2.1 Kata Dasar


Kata yang berupa kata dasar ditulis satu kesatuan.
Contoh:
Poros ini poros baru
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 94
FPTK UPI 2011
Panci pelumas itu penuh melimpah
Mahasiswa sedang mengamati motor bekerja

4.2.2 Kata Turunan


Kata turunan adalah kata dasar yang telah berubah karena mendapatkan
imbuhan baik itu awalan, sisipan, dan akhiran. Kata dasar tersebut telah dirangkai
dengan imbuhan-imbuhan itu. Contoh-contoh ini diharapkan dapat mengingat
kembali aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Contoh:
berkembang biak
melipatgandakan
memberitahukan
berwisata
belajar
beri tahukan
merindukan
pascasarjana
dasawarsa
dwiwarna

4.2.3 Kata Ulang

Bentuk kata ulang harus ditulis lengkap dengan kata hubung.


Contoh: pura-pura, mata-mata, hura-hura, mondar-mandir, sayur-mayur, undang-
undang, kupu-kupu, lauk-pauk.

4.2.4 Kata Depan

Kata depan, di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan
daripada.
Contoh:
Mahasiswa pergi ke Jakarta
Mahasiswa datang dari Singapur
Dosen tiba di Bandung

4.2.5 Kata Ganti


Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata-kata yang engikutinya.
–ku, –mu dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Bukuku dan bukumu tertinggal di meja perpustakaan.
Apa pun yang kaumiliki tidak dapat dipinjam.

4.2.6 Partikel
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 95
FPTK UPI 2011
Partikel –lah, –kah, –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: Marilah kita berangkat ke kampus.
Siapkah yang menang dalam pertandingan nanti?

Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya kecuali untuk kata-
kata yang telah dianggap terpadu benar seperti meskipun, adapun, kendatipun,
maupun, sungguhpun, andaipun, biarpun, bagaimanapun, dan kalaupun.

Contoh: Dia pun mengetahui sindikat tersebut.


Mobil-mobil besar pun diijinkan melewati jalan ini.

4.3. Kalimat

Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis,


harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). kalau tidak memiliki unsur subjek dan
unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Dengan kata yang seperti itu
hanya dapat disebut sebagai frasa. Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan
suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

a. Pola Kalimat

Setelah membicarakan beberapa unsur yang membentuk sebuah kalimat yang


benar, kita telah dapat menentukan pola kalimat dasar itu sendiri. Berdasarkan
penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut.
1. KB + KK : Mahasiswa berdiskusi.
2. KB + KS : Dosen itu ramah.
3. KB + KBil : Harga busi itu sepuluh ribu rupiah.
4. KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5. KB1 + KK + KB2 : Mereka menonton film.
6. KB1 + KK + KB2 + KB3 : Dosen mencarikan saya buku.
7. KB1 + KB2 : Yuli peneliti.
Ketujuh pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan
dan dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat
menjadi luas dan kompleks.

b. Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatikal


Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal
dan dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat
setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 96


FPTK UPI 2011
subordinatif). Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal;
gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan kalimat majemuk.
(1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Pada
hakikatnya, kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang
panjang-panjang dalam bahasa Indonesia dapat dikembalikan kepada
kalimat-kalimat dasar yang sederhana. Kalimat-kalimat tunggal yang
sederhana itu terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan
dengan it, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula ditelusuri pola-pola
pembentukannya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola kalimat
dasar. Mari kita lihat sekali lagi pola-pola kalimat dasar tersebut.

1. Mahasiswa berdiskusi
S: KB + P: KK
2. Dosen itu ramah
S: KB + P: KS
3. Harga busi itu sepuluh ribu rupiah.
S: KB + P: KBil

Pola-pola kalimat dasar ini masing-masing hendaklah dibaca sebagai


berikut.

Pola 1 adalah pola yang mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa)
dan predikat (P) kata kerja (berdiskusi).

Kalimat itu menjadi Mahasiswa berdiskusi


S P
Contoh lain:
Pertemuan MOC sudah berlangsung.
S P
Teori itu dikembangkan.
S P
Pola 2 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan
berpredikat kata sifat (ramah).

Kalimat itu menjadi

Dosen itu ramah.


S P
Contoh lain:
Komplingnya rusak.
S P
Harga komponen asli sangat mahal.
S P

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 97


FPTK UPI 2011
Pola 3 adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga busi itu) dan
berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkapnya
ialah

Harga busi itu sepuluh ribu rupiah.


S P
Contoh lain:
Panjang jalan tol Cawang-Tanjung Priok tujuh belas kilometer.
S P
Masalahnya seribu satu.
S P
Ketiga pola kalimat di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat
tunggal. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan
menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan menambahkan
kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi panjang (lebih
panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali unsur
utamanya.

Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat

Mahasiswa semester III sedang berdiskusi di aula.


S P K
Perluasan kalimat itu adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan
semester III.

Perluasan predikat berdiskusi dengan sedang, dengan menambahkan


keterangan tempat di akhir kalimat.

Kalimat 2, yaitu Dosen itu ramah dapat diperluas menjadi


Dosen itu selalu ramah setiap hari.
S P K
Kalimat 3, yaitu Harga busi itu sepulu ribu rupiah dapat diperluas pula
dengan kalimat

Harga busi sepeda motor itu sepuluh ribu rupiah per buah.
S P
Memperluas kalimat tunggal tidak hanya terbatas seperti pada contoh-
contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan kalimat tunggal seperti itu
diperluas menjadi dua puluh kata atau lebih. Perluasan kalimat itu, antara
lain, terdiri atas:

- keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat


Jakarta, dalam republik, dan sekeliling kota;
- keterangan waktu, seperti setiap hari,pada pukul 19.00, tahun
depan,kemarin sore, dan minggu kedua bulan ini;
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 98
FPTK UPI 2011
- keterangan alat seperti dengan obeng, dengan undang-undang itu,
dengan palu dan kikir, dengan ATM,dan dengan cek;
- keterangan modalitas, seperti harus, barangkali, seyogyanya,
sesungguhnya, dan sepatutnya;
- keterangan cara, seperti dengan hatihati, seenaknya saja, selakas
mungkin,dan dengan tergesa-gesa;
- keterangan aspek, seperti akan, sedang,sudah, dan telah;
- keterangan tujuan, seperti agar bahagia, supaya tertib, untuk anaknya,
- dan bagi kita;
- keterangan sebab, seperti karena tekun,sebab berkuasa, dan lantaran
panik;
- frasa yang, seperti mahasiswa yang IPnya ke atas, para atlet yang
sudah menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan
takyatnya;
- keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling
menggantikan, seperti penerima Kalpataru, Siti Nurhayati, atau Ketua
MOC, Ibrahim.

Perhatikan perbedaan keterangan alat dan keterangan cara berikut ini.


Dengan + kata benda = keterangan alat
Dengan + kata kerja/kata sifat = keterangan cara.
Contoh kemungkinan perluasan kalimat tercantum di bawah ini.
- Dekan/memberikan/kelonggaran/kepada mahasiswa/.
- Dekan Fakultas/memberikan/kelonggaran/kepada mahasiswa/.

(2) Majemuk Majemuk Setara

Kalimat majemuk setara terjad dari dua kalimat tunggal atau lebi. Kalimat
majemuk setara dikelompokkan menjadi empat jenis, sebagai berikut.

Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau serta
jika kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut
kalimat majemuk setara penjumlahan.
Contoh:
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menulis.

Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu lebih dari
dua kalimat tunggal.
Contoh:
Dosen tenang.
Mahasiswa duduk teratur.
Para mahasiswa antre.
Dosen tenang, mahasiswa duduk teratur, dan para mahasiswa antre.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 99
FPTK UPI 2011
Kedua kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat
dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan pertentangan,
dan hasilnya disebut kalimat majemu setara pertentangan.
Contoh:
Amerika dan Jepang tergolong negara maju.
Indonesia dan Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.
Amerika dan Jepang tergolong negara maju, tetapi Indonesia dan Brunei
Darussalam tergolong negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan
dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara pertentangan ialah kata
sedangkan dan melainkan seperti kalimat berikut.

Puspiptek terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang


Nusantara terletak di Bandung.
Ia bukan peneliti, melainkan pedagang.

kalimat tunggal ata lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian
jika kejadian yang dikemukakannya berurutan.
Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara gokart tingkat remaja, kemudian
disebutkan nama-nama juara gokart tingkat dewasa.
Upacara serah terima pengurus MOC sudah selesai, lalu Pak Ustaz
membacakan doa selamat.

Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih dihubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara pemilihan.
Contoh:
Para pemilik sepeda motor membayar pajaknya di kantor Samsat yang
terdekat, atau para petugas menagihnya ke rumah pemilik sepeda motor
langsung.

(3) Kalimat Majemuk tidak Setara

Kalimat majemuk tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas
dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini
menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur
gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,
sedangkan pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab, akibat, tujuan,
syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain diungkapkan
dalam anak kalimat.

Contoh:
- Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 100
FPTK UPI 2011
- Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer. (tunggal)
- Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka
masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
- Para pemain sudah lelah
- Para pemain boleh beristirahat.
- Karena para pemain sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
- Karena sudah lelah, para pemain boleh beristirahat.
Sudah dikatakan di atas bahwa kalimat majemuk tak setara terbagi dalam
bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah inti gagasan,
sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan hal-hal lain.

Mari kita perhatikan kalimat di bawah ini.


Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu
ke hotel-hotel besar.

Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas.
Induk kalimat:

Saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.


Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun,
karena, apabila, jika, kalau,sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah,
sesudah, sebelum, kendatipun, bahwa, dan sebagainya

(4) Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat majemuk taksetara (bertingkat) dan
kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk taksetara (bertingkat).

Misalnya:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum
selesai.

Penjelasan
Kalimat pertama terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk
setara, kami pulang,tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena
tugasnya belum selesai. Jadi, susunan kalimat kedua adalah setara +
bertingkat.

c. Jenis Kalimat Menurut Bentuk Gayanya (Retorika)

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 101
FPTK UPI 2011
Tulisan akan lebih efektif jika di samping kalimat-kalimat yang disusunnya
benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembacanya.
Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan
kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya jika segi retorikanya
tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun
dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya, konstruksi
kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-ketengan, atau selalu konstruksi induk
kalimat-anak kalimat.
Menurut gaya penyampaian atau retorikanya, kalimat majemuk dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-
anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-induk), dan (3) kalimat yang berimbang
(setara atau campuran).

(1) Kalimat yang Melepas


Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat
dan diikuti oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian
kalimat itu disebut melepas. Unsur anak kalimat ini seakan-akan
dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Misalnya:
- Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
- Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang
berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

(2) Kalimat yang Klimaks


Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh
induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca
belum dapat memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak
kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah membaca
induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu
yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian
kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, dan terasa
membentuk ketegangan.
Misalnya:
- Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
- Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga
sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.

(3) Kalimat yang Berimbang


Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau majemuk
campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena
strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke
dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya :
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 102
FPTK UPI 2011
- Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan
domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
- Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan
tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada kalimat majemuk. Adapun


kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-
pendek, aktif-pasif, inversi, dan pengedepanan keterangan.
d. Jenis Kalimat Menurut Fungsi
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jeis kalimat
itu dapat disajikan dalam bentuk positif dan negatif. Dalam bahasa lisan,
intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis
itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh bermacam-macam
tanda baca.

(1) Kalimat Pernyataan (Deklaratif)


Kalimat pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan
lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan
berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik).
Misalnya:
Positif
- Dekan FPTK UPI mengadakan kunjungan ke luar negeri.
- UPI menggunakan sistem informasi manajemen.

Negatif
- Tidak semua mahasiswa memperoleh konvensasi penundaan SPP.
- Dalam pameran teknologi tersebut para pengunjung tidak mendapat
informasi yang memuaskan tentang cara kerja mesin pembabat
rumput.

(2) Kalimat Pertanyaan (Interogatif)


Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda
baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti
bagaimana, di mana, mengapa, berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
- Kapan Saudara berangkat ke Singapura?
- Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif
- Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang
disepakati?
- Mengapa tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin
penghidupannya oleh negara?
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 103
FPTK UPI 2011
(3) Kalimat Perintah dan Permintaan (Imperatif)
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin “menyuruh” atau “melarang”
orang berbuat sesuatu. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau
tanda seru). Misalnya:
Positif
- Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddin!
- Tolong buatlah dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
- Sebaiknya kita tidak berpikiran sempit tentang hak asasi manusia.
- Janganlah kita enggan mengeluarkan zakat kita jika sudah tergolong
orang mampu.

(4) Kalimat Seruan


Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan “yang
kuat” atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada
kalimat lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
- Bukan main, cantiknya.
- Nah, ini dia yang kita tunggu.
Negatif
- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
- Wah, target MOC di CTI tahun 2011 di Surabaya tidak tercapai.

e. Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan


kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa
yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin.

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur,


keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan
penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

(1) Kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran
(gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini
diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran
yang baik.

Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di


bawah ini.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 104
FPTK UPI 2011
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan
dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

Contoh:
- Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Salah)
- Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Benar)

Tidak terdapat subjek yang ganda


Cotoh:
- Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.
- Saat itu saya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut.


- Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
- Saat itu bagi saya kurang jelas.

Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal


Contoh:
- Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama.
- Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli
sepeda motor Suzuki.
-
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama,
ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah
ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung
antarkalimat, sebagai berikut.

- Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti


acara pertama.
Atau
- Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti
acara pertama.
- Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli
sepeda motor Suzuki.
Atau
- Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli
sepeda motor Suzuki.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 105
FPTK UPI 2011
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh:
- Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu.
- Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut.
- Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
- Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
(2) Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan
nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba.
Contoh:

- Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.


- Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang


mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan
kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua
bentuk itu.

Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.


Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki
predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,
pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi
predikat yang nomial, sebagai berikut.

Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan


tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang.

(3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan
penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang
perlu ditonjolkan. Kalimat itu member penekanan atau penegasan pada
penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam
kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 106
FPTK UPI 2011
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini
dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Contoh:
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

Membuat urutan kata yang bertahap


Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar.

Melakukan pengulangan kata (repetisi).


Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.

Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.


Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.

Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).


Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

(4) Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.
Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat
menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti
penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak
menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.


Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan
subjek.
Perhatikan contoh:
- Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden
datang.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 107
FPTK UPI 2011
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
- Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian


superordinat pada hiponimi kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Perhatikan:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Kalimat itu dapat diubah menjadi


- Ia memakai baju merah.
- Di mana engkau menangkap pipit itu?

Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman


dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan ke atas.
Kata turun bersinonim dengan ke bawah.

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.


- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.
Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata
yang berbentuk jamak. Misalnya:

Bentuk Tidak
para tamu-tamu
beberapa orang-orang

Baku Bentuk Baku


para tamu
beberapa orang

(5) Kecermatan
Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak
menimbulkan tafsiran ganda.
Dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
- Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
- Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 108
FPTK UPI 2011
Kalimat 1 memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa
atau perguran tinggi.
Kalimat 2 memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu
rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.

Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang,


dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu
diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi Yang
diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

(6) Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan
pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.

Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir
yang tidak simetris.
Oleh karena itu, kita hidari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang
kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang
secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia
dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara


tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
- Surat itu saya sudah baca.
- Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara
agen dan verbal.

Seharusnya kalimat itu berbentuk


- Surat itu sudah saya baca.
- Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripad
atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-
rumah adat.
Seharusnya:
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 109
FPTK UPI 2011
- Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.

(7) Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
- Waktu dan tempat kami persilakan.
- Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
- Mayat wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir
di daerah tersebut.

Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai
berikut.
- Bapak Menteri kami persilakan.
- Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini.
- Haryanto Arbi meraih gelar juara pertama Jepang Terbuka.
- Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
- Sebelum meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering
mondar-mandir di daerah tersebut.

4.4 Penulisan Judul

Penulisan judul yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah sangat
penting untuk diuraikan di sini. Dengan demikian keseragaman dalam tulisan
karya ilmiah yang diatur dengan panduan ini dapat diperoleh.
Judul Bagian dan Sampul Depan Laporan
Judul Bagian ditulis dengan gaya penulisan semua huruf kapital. Bila terdiri atas
beberapa baris, maka baris pertama paling panjang dan baris berikutnya lebih
pendek serta ditulis dengan gaya di tengah-tengah.

Contoh:
PENGEMBANGAN MOTOR HEMAT ENERGI
STUDI TEKNO SOSIAL DALAM PERANCANGAN MESIN

Judul Bab
Judul bab ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali partikel
atau kata depan.

Contoh:

Bab III

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 110
FPTK UPI 2011
Prosedur Optimasi dan Formulasi

Bab I
Pendahuluan

Bab IV
Pengujian dan Analisis

Judul Subbab
Judul bab juga ditulis dengan gaya penulisan huruf pertama kapital kecuali
partikel atau kata depan.

Contoh:
Subbab pada Bab II
2.2 Ulasan Singkat Penelitian Terdahulu
2.3 Prinsip Dasar

Subbab pada Bab III


3.3 Metode Optimasi dan Parameter Studi
3.4 Penurunan Formulasi dan Pemrograman

4.4 Penyingkatan Kata

Tulis penuh semua singkatan seperti: dan lain lain, dan sebagainya, dan
seterusnya (bukan ditulis dengan cara ini: dll., dsb., dst.). Penyingkatan suatu
istilah dapat diberlakukan, bila memang istilah tersebut panjang dan terlalu sering
muncul dalam teks. Untuk penyingkatan ini, kepanjangan istilah tersebut harus
dimuculkan pertama kali ketika istilah tersebut pertama kalinya disebutkan dalam
teks.

4.5 Penggunaan dan Penulisan Istilah Asing


Sesuai dengan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, istilah-istilah
keilmuwan ataupun teknik yang telah dibakukan sebaiknya digunakan dengan
benar. Istilah-istilah asing yang sudah punya pandaan dalam bahasa Indonesia,
sebaiknya penggunaan istilah Indonesia yang diutamakan.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 111
FPTK UPI 2011
DAFTAR PUSTAKA

The University of Chicago Press, The Chicago Manual of Style, 15th edition, The
University of Chicago Press, Chicago, 2003

Castetter, W. B.; dan R. S. Heisler. 1984. Developing and Defending A


Disertation Proposal. Graduate School of Education, University of
Pennsylvania, Philadelphia, Pennsylvania.

Decision Support System. Disertasi Doktor. Texas A&M University, College


Station, Texas, AS.

Disertasi, Artikel, Laporan Penelitian, Universitas Negeri Malang, Malang, 2003


Djunaedi, A. 1986. The Development of A Microsomputer-Based Comprehensive
Urban Planning

Djunaedi, A. 1988. Laporan Penelitin: Pembuatan Simulator Penyebaran Beban


Lalulintas ke Ruasruas Jalan dalam Sistem Jaringan Transportasi Darat
dengan memanfaatkan Sistem Komputer

John S. Hartanto, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, dan Pedoman Umum


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, Penerbit Indah, Surabaya,
1995

Kate L. Turabian, A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and


Dissertations, 6th Edition, The University of Chicago Press, Chicago, 1996

Fakultas Pascasarjana ITB, Pedoman Penulisan Tesis, Fakultas Pascasarjana ITB,


Bandung, 2003

Leedy, Paul D. 1997. Practical Research: Planning and Design. Sixth Edition.
Prectice Hall, Upper Saddle River, New Jersey. Chapter 4: “The Review of
the Related Literature”, hal. 71-91.

Nana Sudjana, Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah, Sinar Baru Algensindo,


Bandung, 1999.

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 112
FPTK UPI 2011
Nina Widyaningsih (2007) kalimat dalam Bahasa Indonesia

PPS-UGM. 1997. Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis. Program


Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lampiran

Pedoman Teknis-Substandi Penyusunan Tugas Akhir Bidang Keahlian Otomotif | JPTM 113
FPTK UPI 2011

Anda mungkin juga menyukai