oleh:
Joveny Meining Tyas, S.Kep NIM. 152311101107
Richo Febriyanto, S.kep NIM. 152311101109
Siti Aisyah, S.Kep NIM. 152311101112
Wilda Al Aluf, S.Kep NIM. 152311101118
A. Latar Belakang
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah
masalah besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian
wanita usia subur disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa
puncak produktivitasnya. Tahun 2006 WHO memperkirakan lebih dari 585.000
ibu pertahunnya meninggal saat hamil bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita
kemungkinan 1 : 18 meninggal akibat kehamilan, persalinan dan nifas. Di negara
Afrika 1 : 14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1 : 6.366. Lebih dari 50%
kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang
ada serta biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2012).
Pada wanita atau ibu nifas, penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa
nifas sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang
sedang hamil atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan
seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain
dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir sendiri) (Mochtar, 2008). Hingga saat
ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung lama sampai
terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya plasenta,
selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan
masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum
yaitu perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan,
malnutrisi, kelelahan, dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.
Selain tanda bahaya masa nifas, ibu juga harus dibekali pengetahuan
mengenai ASI eksklusif. ASI eksklusif merupakan pemberian ASI sedini
mungkin sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya. ASI
mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi
perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi
yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan,
lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI juga bisa
mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk
menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. ASI tidak
mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan
yang mengakibatkan bayi terkena alergi.
ASI mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang
dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui
proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah
menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.
B. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan pada keluarga pasien di Ruang Dahlia RSD
dr.Soebandi jember, diharapkan keluarga mendapat tambahan pengetahuan
yang lebih dan mampu memehami tanda bahaya masa nifas dan manfaat ASI
eksklusif
C. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga pasien di ruang aster
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
F. Media
1. Leaflet
2. Power Point dan LCD
G. Pengorganisasian
1. Penanggungjawab : Siti Aisyah, S.Kep
2. Penyaji : 1. Wilda Al Aluf, S.Kep
2. Joveny Meining Tyas
3. Richo Febriyanto
H. Proses Kegiatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan
khusus
3. Menjawab
pertanyaan audience
4. Memberikan
kesempatan kepada
perwakilan audience
untuk menjelaskan
kembali materi yang
sudah disampaikan
3. Memberikan Leaflet
tentang tanda bahaya
masa nifas dan ASI
eksklusif
4. Salam penutup
I. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan (leaflet dan power point)
b. Persiapan tempat yang digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi proses
a. Selama pedidikan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama pendidikan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
c. Selama pendidikan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta pendidikan kesehatan dapat :
a. Mengetahui pengertian ASI eksklusif
b. Mengetahui berapa lama ASI eksklusif harus diberikan
c. Mengetahui apa yang mempengaruhi produksi ASI
d. Mengetahui cara perawatan payudara
DAFTAR PUSTAKA
B. Kandungan ASI
1. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah
satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir
2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi atau susu
formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan karena tidak
dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang ditemukan pada bayi yang
mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
dibanding laktosa susu sapi atau susu formula. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa
pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini
maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil.
2. Protein
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa organik
yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan fosfat)
dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah sedikit.
Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik dibanding susu sapi.
Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan pertumbuhan dan
kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan
meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa perbedaan
antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi atau susu
formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada perkembangan otak
bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI juga mengandung
banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam dokosaheksanoik (DHA)
dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap perkembangan jaringan
saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir
terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu
diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu formula
tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak total di dalam
kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi mempunyai persentasi
asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang
dibanding susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti
kita ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak
baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
4. Karnitin
5. Vitamin
a) Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar
dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi
perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu
pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam
bentuk suntikan.
b) Vitamin D
c) Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel
darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
d) Vitamin A
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,
vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh
terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup
tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin
rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan pada
tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui
perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di
dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
6. Mineral
Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih
mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat di dalam susu
sapi. Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih
rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar. Penyerapan
kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin D dan lemak.
Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang menyebabkan
perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah dan kejang
otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu formula
dibandingkan bayi yang mendapat ASI. Kandungan zat besi baik di dalam
ASI maupun susu formula keduanya rendah serta bervariasi. Namun bayi
yang mendapat ASI mempunyai risiko yang lebih kecil utnuk mengalami
kekurangan zat besi dibanding dengan bayi yang mendapat susu formula. Hal
ini disebabkan karena zat besi yang berasal dari ASI lebih mudah diserap,
yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4 -7% pada susu formula. Keadaan ini
tidak perlu dikuatirkan karena dengan pemberian makanan padat yang
mengandung zat besi mulai usia 6 bulan masalah kekurangan zat besi ini
dapat diatasi.
dalam bak berisi air dingin. Naikkan suhu air perlahan-lahan hingga
mencapai suhu pemberian ASI
8. Untuk ASI dalam lemari es: Hangatkan wadah ASI dalam bak berisi air
hangat atau air dalam panci yang telah dipanaskan selama beberapa menit.
Jangan menghangatkan ASI dengan api kompor secara langsung.
9. Jangan menaruh wadah dalam microwave. Microwave tidak dapat
memanaskan ASI secara merata dan justru dapat merusak komponen ASI
dan membentuk bagian panas yang melukai bayi. Botol juga dapat pecah
bila dimasukkan ke dalam microwave dalam waktu lama.
10. Goyangkan botol ASI dan teteskan pada pergelangan tangan terlebih dahulu
untuk mengecek apakah suhu sudah hangat.
11. Berikan ASI yang dihangatkan dalam waktu 24 jam. Jangan membekukan