Persyaratan Bangunan Praktek Dokter
Persyaratan Bangunan Praktek Dokter
Posted on August
on August 30, 2017by
2017 by Healthcare
Healthcare and Hospital Consultant
Arsitektur Bangunan
1. Tata letak ruangan diatur dan dikelompokkan memperhatikan zona infeksius dan
non infeksius
2. Tata letak ruangan pelayanan pada bangunan praktek dokter harus diatur dengan
memperhatikan praktek dokter sebagai bangunan fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
3. Zona bangunan praktek dokter didasarkan pada privasi kegiatan meliputi : zona
publik, zona semi publik dan area privat
4. Zona bangunan praktek dokter diatur memperhatikan kemudahan pencapaian
antar ruang yang saling memiliki hubungan fungsi.
5. Pencahayaan dan penghawaan yang nyaman dan aman untuk semua bagian
bangunan
6. harus disediakan fasilitas pendingin untuk menyimpan obat obat khusus dengan
suply listrik yang tidak boleh terputus
7. lebar koridor disarankan 2,40 meter dengan langit langit minimal 2,80 meter.
koridor sebaiknya lurus, apabila ada perbedaan ketinggian maka menggunakan
ram dengan kemiringan tidak melebihi 7 derajat.
Jenis Ruangan
Atap
1. Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana, tidak bocor, tahan lama dan
tidak menjadi tempat perindukan vektor
2. Material atap tidak korosif dan tidak mudah terbakar
Langit langit
1. material dinding harus keras, rata, tidak berpori, tidak menyebabkan silau, kedap
air, mudah dibersihakn dan tidak ada sambungan agar mudah dibersihkan.
2. dinding KM/WC harus kedap air, dilapisi keramik setinggi 150 cm
Lantai
1. material lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang,
mudah dibersihkan dan dengan sambungan seminimal mungkin
Pintu dan Jendela
1. lebar bukaan pintu utama minimal 120 cm atau dapat dilalui brankar
2. pintu khusus KM/WC harus terbuka ke luar dengan lebar daun pintu 90 cm dan
bisa untuk disabilitas
3. material pintu untuk KM/WC harus kedap air
Kamar Mandi/WC
1. memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dankeluar oleh pengguna
2. lantai terbuat dari bahan yang tidak licin dan air buangan tidak boleh
menggenang
3. pintu harus mudah dibuka dan ditutup
4. kunci kunci dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi
darurat
5. pemilihan kloses disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan pengguna pada
daerah setempat
Sistem sistem lain yang perlu diperhatikan :
1. sistem ventilasi
2. sistem pencahayaan
3. sistem sanitasi baik sanitasi air bersih, sanitasi air kotor dan sistem pembuangan
limbah infeksius dan non infeksius
4. sistem kelistrikan
5. sistem komunikasi
6. sistem gas medik
7. sistem proteksi petir
8. sistem proteksi kebakaran
9. sistem pengendalian kebisingan
POLIKLINIK UMUM
POLIKLINIK GIGI
18.30 –
7 dr. Wendy Budiawan, Sp.PD Rabu & Jumat
Selesai
8 dr. Ninik Budiarti, Sp.PD-KPTI Selasa & Kamis ( on call ) 16.00 – 16.30
Senin,Selasa, Kamis,
1 dr. Rezki Tantular, Sp. P 13.00 – 15.00
Jumat
Senin,Selasa, Kamis,
16.00 – 20.00
2 dr. Henny C, Sp.P Jumat
Rabu 14.00 –
Selesai
3 dr. Ngakan Putu, Sp.P Senin, Rabu, Jumat 19.00 – 20.00
Senin – Jumat 19.00 – 20.00
4 dr. Paulus W, Sp.P
Jumat & Sabtu 10.00 – 12.00
5 dr. Sandi Agung, Sp.P Selasa & Kamis 10.00 – 12.00
17.00 –
6 dr. Yani Jane, Sp.P (K) Selasa
Selesai
GIZI KLINIK
1 dr. Ongko Susetia T, MNs, Sp.GK Selasa, Rabu, Jumat 10.00 – 12.00
DISKRIPSI PROYEK
A. Tor
Merencanakan rumah tinggal dan praktek profesi untuk sebuah keluarga, dengan menampilkan
karakter khusus dari penghuninya. Menjelaskan tentang profesi dan masing-masing kegiatan
yang dilakukan anggota keluarga. Anggota keluarga ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan,
dan asisten rumah tangga. Dengan kebutuhan ruang minimal lima kelompok fungsi rumah.
B. Proses Kegiatan
Dilaksanakan distudio dengan proses asistensi dengan dosen pendamping minimal lima kali.
Pengumpulan tugas pada minggu ke 15.
Disajikan dengan teknik pensil berikut rendering dan teknik pewarnaan.
Dikerjakan dilembar A3 berkop yang sudah ditandatangani oleh dosen oleh dosen
pembimbing.
Proses asistensi boleh menggunakan kertas roti.
C. Tagihan
Konsep Denah
Situasi
Denah
Tampak 4 Sisi
Potongan
Perspektif (Eksterior & Interior)
Detail Arsitektur
BAB III
METODOLOGI
1. Wawancara
Mencari data dengan melakukan wawancara untuk mendapatkan data penghuni, aktifitas
penghuni dan kebutuhan ruang. Dan kemudian mencari data dengan menghitung besaran
ruang.
2. Analisis Data
3. Observasi
Melakukan survey lahan yang akan digunakan untuk mendesain rumah tinggal dengan melakuan
pengukuran lahan, menentukan orientasi bangunan, dan melihat wilayah sekitar dimana letak
view terbaik dan letak jalan.
1. Pemrograman
Pemrograman adalah proses menulis, menguji dan memperbaiki ( debug), dan memelihara dan
membangun sebuah program. Tujuan dari pemrograman adalah untuk memuat suatu program
yang dapat melakukan suatu perhitungan atau pekerjaan. Jadi setelah melakukan analisis dari
data-data yang telah dikumpulkan dan telah diolah kemudian di tulis dibedakan untuk
membuat suatu progam. Pemrogaman tersebut di gunakan untuk perhitungan desain rumah
tinggal yang akan dibuat.
BAB IV
URAIAN PROYEK
1. TERMINOLOGI
Rumah tinggal
Tempat untuk berlindung dan berkumpul seluruh atau sebagian anggota keluarga untuk saling
berinteraksi dan sebagai pemenuh kebutuhan manusia.
Dokter
Seorang yang dengan keahlianya untuk berusaha menyembuhkan orang – orang sakit. Untuk itu
maka menjadi seorang dokter diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus untuk mendapatkan
gelar seorang dokter.
Tempat Praktek
Penyelenggara pelayanan medis oleh seorang dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis
lainnya dengan atau tanpa menngunakan penujang medik.
2. PELAKU
No Pelaku Umur Pekerjaan Hoby
– Membca koran-
Ayah 46 tahun Dokter Merawat tanaman
– Membaca novel-
Ibu 38 tahun Guru Memasak
– Menulis-
Bermain game-
Anak (L) 17 tahun Pelajar Otomotif
– Membaca-
Melukis-
Anak (P) 14 tahun Pelajar Bermain musik
Pembantu Rumah
Pembantu 32 tahun Tangga
3. Aktivitas
Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
– Sholat – Mushola
– Sholat – Mushola
– Memasak – Dapur
– Sholat – Mushola
– Mandi – Kamar mandi
– Sholat – Mushola
– Sholat – Mushola
– Memasak – Dapur
– Makan – Dapur
4. Persyaratan Desain
– KDB 40 – 60%
Garasi ± 31,5
Carport ± 20,5
Teras ± 10,8
Ruang Keluarga
Dapur ± 8,16
Gudang ± 8,33
Jumlah ± 291,292
6.ORGANISASI RUANG
BAB V
PENDEKATAN TEORI
Gambaran rumah yang akan dirancang didapat dari keinginan klien yang menginginkan konsep
minimalis untuk rumahnya. Konsep minimalis memiliki bentuk dan garis geometri yang tegas,
biasanya didominasi dengan perulangan garis vertical/horizontal, terdapat bukaan-bukaan yang
lebar; atap cenderung datar atau nyaris datar. Hampir seluruh fasad rumah minimalis sangat
sederhana bahkan material yang digunakan. Namun, kesederhanaan tersebut tetap dapat
memberikan kesan elegan terhadap rumah. Ruangan terdiri dari Ruang tamu, Ruang keluarga,
Ruang makan, Kamar tidur utama + Kamar mandi, 2 Kamar tidur anak + 1 Kamar mandi, Kamar
tidur pembantu + Kamar mandi Dapur, Tempat cuci+jemur, Garasi, Gudang, Ruang praktek.
Rumah memiliki komposisi ruang yang terpusat. Pusat dari komposisi tersebut berada di meja
makan.
Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap ke arah selatan atau utara. Karena
mendapatkan sinar matahari yang optimal, tidak berlebihan. Berbeda bila bangunan
menghadap ke arah timur atau barat. Sinar matahari akan langsung masuk ke dalam rumah dan
membuat rumah terasa panas, terutama dari arah barat.
Penggunaan ventilasi silang pada rumah akan memudahkan sirkulasi udara. Udara dingin yang
masuk tidak akan hanya melewati satu titik saja tetapi akan menyebar ke sudut-sudut ruangan
apabila menggunakan ventilasi silang ini. Lalu penggunaan tritisan yang semakin lebar akan
membuat rumah lebih teduh karena bayangan tritisan akan membantu menutupi bagian dalam
rumah dari hujan maupun matahari.
Pemanfaatan vegetasi tidak hanya sebagai pengurang polusi tetapi dapat juga sebagai barrier
rumah. Dimana saat angina tau hujan yang kencang datang, rumah tidak akan langsung terkena
karena ada vegetasi-vegetasi yang menahannya. Vegetasi juga dapat dimafaatkan sebagai alat
kedap suara.
Bagaimana merancang sebuah rumah tinggal yang dapat menjadi wadah kegiatan seluruh
anggota keluarga dengan menerapkan rumah tinggal yang nyaman, aman, dan sehat tanpa
adanya kebisingan dan gangguan dari luar sehingga dapat terbentuk sebuah keluarga yang
bahagia dan tentram di dalamnya?
1. Persoalan
Rumah diharapkan dapat menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan tetap terlihat
indah/elegan tanpa harus memberikan sentuhan-sentuhan yang berlebihan pada rumah.
Konsep rumah yang akan dirancang kan didukung oleh tiga sub konsep sebagai berikut :
Rumah yang nyaman dapat dilihat dari sirkulasi peruangannya. Selain itu, dapat diatur dari
system penghawaan, pencahayaan, posisi rumah, dan volume ruang. Penggunaan bukaan-
bukaan yang lebar pada rumah serta jendela-jendela yang banyak dapat membantu udara serta
cahaya masuk dengan lancer ke dalam rumah. Dengan memperhatikan letak bukaan dan
jendela yang benar cahaya dan udara yang masuk-keluar dapat dioptimalkan dengan baik.
Posisi rumah terhadap matahari juga sangat berpengaruh terhadap kenyamanan sebuah rumah
tinggal. Biasanya posisi rumah mempengaruhi letak pintu masuk dan bukaan-bukaan. Jendela
dan bukaan pada rumah sebaiknya dioptimalkan di sebelah timur agar matahari pagi dapat
masuk dengan baik sedangkan untuk arah barat sebisa mungkin diminimalkan karena matahari
sore tidak baik. Untuk arah pintu masuk, sebaiknya diletakkan di arah selatan atau utara. Sinar
matahari yang masuk dari arah tersebut tidak sedikit dan juga tidak terlalu berlebihan
sehingga sangat cocok jiga pintu mengarah kedua arah tersebut.
Volume ruang mempengaruhi sirkulasi udara yang masuk dan keluar. Salah satunya dengan
permainan plafond. Ibu Ismiarti menginginkan plafon yang tinggi hal ini disebabkan karena
dengan penggunaan plafond yang tinggi, rumah akan terasa lebih dingin dan sejuk. Plafond
yang tinggi akan memudahkan udara panas bertukar ke udara dingin sebelum mencapai ke
bawah.
Rumah yang aman dapat diwujudkan dengan penggunaan pagar di sekeliling rumah. Pagar yang
tidak terlalu tinggi tapi dibuat tertutupi oleh tumbuhan-tumbuhan rambat setidaknya dapat
menutupi sebagian rumah dari pandangan luar. Tetapi, penghuni rumah tetap dapat
berinteraksi secara intens dengan tetangga dan orang luar. Pemberian vegetasi di sekitar
rumah juga akan menghalangi pandangan orang luar secara langsung.
Konsep yang diterapkan juga akan membantu rumah lebih aman karena konsep ini memaksa
rumah untuk terlihat sederhana dari luar.
Konsep rumah yang diinginkan mempengaruhi bentuk atap rumah tinggal. Rumah memiliki atap
yang datar atau nyaris datar dengan tetap mempertimbangkan kekuatan dan kestabilan bahan
yang digunakan. Selain itu konsep rumah lebih mengacu pada g aris-garis vertical maupun
horizontal. Dimana hal itu terlihat sangat sederhana tetapi terkesan elegan
– Kesetabilan struktur
– Pemilihan bahan
– Bentang bangunan
Atap bangunan menggunakan bahan dari beton dan sedikit kayu pada bagian yang
menggunakan atap limas atau pelana
3. Utilitas
Bukaan yang diletakkan pada fasad bangunan, sebagai jendela, pintu, bouven, dll, berfungsi
sebagai:
– Kenyamanan
Berdasarkan konsep yang digunakan merupakan rumah tinggal yang menyatu dengan alam,
maka penggunaan penghawan buatan seperti AC atau kipas angin diminimalkan. Penghawaan
berasal dari luar (alami) dengan pemakaian bukaan yang besar yang langsung menghadap ke
arahluar sehingga udara segar dapat didapat dengan maksimal pada ruangan.
Air
Penggunaan air dalam rumah menggunakan sumber air sendiri berupa sumur, selain itu juga
menggunakan air dari PAM jika air sumur sedang berkurang.
Pengolahan limbah
Untuk mendapatkan rumah tinggal yang sehat dan nyaman perlu diperhatikan dalam masalah
limbah, limbah yang dimaskud berupa limbah rumah tangga cair dan padat, serta sampah
organik maupun an organik. Untuk saluran pembuangan limbah padat dialirkan ke septictank,
sedangkan limbah cair sebagian disalurkan dalam sumur peresapan sebagian lagi dialirkan ke
kanal kota. Untuk sampah berupa organik maupun an organik dibuang ke TPS menggunakan
jasa pengangkut sampah
Listrik
Bukaan yang banyak, selain untuk memaksimalkan view dan penghawaan, juga untuk
mengurangi penggunaan listrik di siang hari. Karena cahaya buatan (lampu) tidak perlu
digunakan ketika ruangan sudah terang secara alami (dengan banyaknya bukaan).
Rencana Umum
(i) Penetapan batasan umum terhadap blok, kaveling dan massa bangunan dengan arahan
pengembangan dan fungsi/kegiatan yang mewadahinya.
(ii) Penetapan batasan Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Samping/Belakang Bangunan
(GSpB/GSbB), Garis Muka Bangunan (GMB), ataupun batasan spesifik lain, seperti Garis
Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Pantai, yang terkait dengan kondisi kawasan
perencanaan.
(iii) Penetapan arahan umum dimensi/luas bangunan dengan merujuk pada kebutuhan tipe dan
langgan bangunan yang akan diciptakan.
(a) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan pada jenjang
tertinggi seperti Gubernur/Walikota/Bupati adalah:
(b) Seluruh aturan yang wajib diikuti, dengan kewenangan pemberlakuan dapat pada jenjang
Kepala Dinas Tata teknis setempat adalah:
– GSB pada site ini tergantung lebar jalan yang berada di depan site tersebut
BAB VI
KELAYAKAN LOKASI
SITE
Kondisi fisik site
Batas-batas site
Utara : Pepohonan
Timur : Pepohonan
Selatan : Pepohonan
Barat : Jalan Raya Dan Rumah Penduduk
1. Konteks
Site ini terletak di pinggir jalan raya (tidak berada di dareah kumuh), walaupun begitu, budaya
saling hormat menghormati antar warga masih kuat,namun tetap menjaga privasi masing-
masing.