Disusun Oleh :
ALFITRIANI
NIM. 0711111830
Disusun Oleh :
ALFITRIANI
NIM. 0711111830
i
HALAMAN PENGESAHAN
(Skripsi)
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji
ii
IDENTITAS PENULIS
Nama : Alfitriani
NIM : 0711111830
Riwayat Pendidikan :
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul ‘‘Hubungan antara Tingkat Pengetahuan
Remaja Tentang Dismenorea dengan Upaya Penanganan Dismenorea’’, sebagai salah satu
Universitas Riau.
Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :
1. Bapak Erwin, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Riau.
2. Ibu Ns. Sri Utami, S.Kep., M.Biomed selaku pembimbing I dan Ibu Misrawati, M.
Kep., Sp.Mat selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
4. Kepala Sekolah dan wali kelas SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi yang telah
memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik sehingga skripsi ini dapat
5. Ibunda beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan kasih
sayang serta doa yang tulus bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik tersayang Nurhatika dan sahabat seperjuangan Citra, Suci, Ira, Desnen yang telah
iv
7. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Ilmu Keperawatan UR khususnya
angkatan A 2007 yang telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam
Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan di masa
Peneliti
v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
Alfitriani
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proportional sample dengan jumlah sampel
sebanyak 224 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang dilakukan
adalah analisis univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi square
dengan derajat kepercayaan α = 0,05. Uji statistik untuk hubungan antara tingkat
pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea
dengan upaya penanganan dismenorea (p value < 0,05). Penelitian ini menyarankan agar
petugas kesehatan terutama perawat dapat meningkatkan penyuluhan- penyuluhan berupa
pendidikan kesehatan tentang dismenorea.
vi
PROGRAM STUDY OF NURSING
UNIVERSITY OF RIAU
Alfitriani
The Correlation Between the Level of Adolescent Knowledge About Dysmenorrhoea and
Management of Dysmenorrhoea
Abstract
This study aimed to know the correlation between the level of adolescent knowledge about
dysmenorrhoea and management of dysmenorrhoea. The research design used was a
descriptive correlation with cross sectional approach. The sampling technique carried out
proportional sample with a total sample of 224 people. Measuring instrument used was a
questionnaire. The analysis is carried out univariate and bivariate analysis. The statistical
test used was chi square with degrees of confidence α = 0.05. Statistical test for the
correlation between the level of adolescent knowledge about dysmenorrhoea and
management of dysmenorrhoea, it can be concluded that a correlation between the level of
adolescent knowledge about dysmenorrhoea and management of dysmenorrhoea (p value
< 0,05). This researcher suggest to provide and nurse to give health education about
dysmenorrhoea.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................. .................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat .................................................................. 30
B. Analisa Bivariat ..................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian........................................................... 33
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 36
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 37
B. Saran ...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR SKEMA
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berurutan, proses yang
dapat diprediksi mulai dari masa konsepsi dan berlanjut sampai kematian. Seluruh manusia
mengalami kemajuan melalui fase pertumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan
dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual. Salah satu tahapan tumbuh kembang
individu yaitu masa remaja. Masa remaja adalah priode perkembangan dimana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Potter & Perry, 2005).
Masa remaja terbagi atas tiga bagian yaitu masa remaja awal : usia 11 sampai 14 tahun, masa
remaja pertengahan : usia 15 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir : usia 18 sampai 20
Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis
individu. Perubahan-perubahan fisik itu meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang
paling penting dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan
terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari
karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer
mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja
1
2
Setelah menarche secara periodik seorang wanita normal akan mengalami menstruasi.
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Normalnya, panjang
siklus menstruasi yaitu 25-32 hari dengan lamanya haid 3-5 hari. Gangguan menstruasi dapat
dilihat dari siklus yang terganggu (polimenorea, oligomenorea, amenorea), banyaknya darah
yang keluar dan lamanya perdarahan (hipermenorea, hipomenorea). Ada pula gangguan lain
yang ada hubungannya dengan menstruasi, yaitu premenstrual tension dan dismenorea
(Wiknjosastro, 2009).
perempuan mengalami nyeri atau kram perut selama menstruasi. Nyeri haid atau dismenorea
merupakan nyeri atau kram yang mulai timbul 48 jam sebelum terjadinya menstruasi dan
menghilang dalam 2 sampai 4 hari setelah serangannya atau menghilang bersamaan dengan
prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab dismenorea pada wanita. Durasi dan
intensitas nyeri dismenorea berbeda pada setiap wanita dan juga berbeda pada setiap siklus
Dismenorea sekunder merupakan nyeri haid sebagai akibat dari proses patologis sehingga
Sedangkan dismenorea primer merupakan nyeri haid karena aktivitas uterus, tanpa adanya
kondisi patologis dari pelvis. Ada beberapa faktor penyebab dismenorea primer, antara lain:
faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis servikalis, faktor endokrin dan
faktor alergi (Wiknjosastro, 2009 ). Upaya penanganan dismenorea antara lain: penerangan
3
dan nasihat, pemberian obat analgesik, terapi hormonal, kompres hangat bagian bawah perut,
Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan
di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian pada tahun 2007 di Amerika persentase
kejadian dismenorea sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika
Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30% - 50% wanita usia reproduksi, 10%
- 15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan
kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian dismenorea di Indonesia cukup tinggi, namun
yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (Heriani, 2009).
in adolescent girls” menunjukkan hasil bahwa sebagian besar remaja yang diteliti pernah
mengalami dismenorea, yaitu 698 dari 970 (71,96%). Kemudian dapat dilihat bahwa jumlah
maksimum remaja perempuan, yaitu 237 dari 698 perempuan (33.95%) mengalami
dismenorea setiap bulan dan 118 (16,90%) mengalaminya di sebagian besar bulan, ini
dysmenorrhea” menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah
tentang menstruasi dan dismenorea. Selain itu dari 58% responden yang mengalami
dismenorea primer, sebagian besar menggunakan metode yang tidak tepat dalam mengatasi
dismenorea primer.
Banyak remaja kurang atau bahkan tidak memiliki pengetahuan mengenai menstruasi.
Pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dan gangguan yang menyertainya dari
ibunya, tapi tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan
4
sebagian malu membicarakan secara terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi, sehingga
dengan mayoritas siswanya yaitu perempuan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti di SMA Negeri 1 Bangko pada tanggal 23 Oktober 2010 dengan jumlah keseluruhan
siswinya yaitu 508 orang, didapatkan hasil bahwa 60% dari 10 orang yang diwawancarai tidak
mengetahui pengertian dismenorea, penyebab dismenorea dan tidak melakukan ataupun salah
dalam melakukan upaya penanganan dismenorea. Data penunjang lainnya, yaitu didapatkan
informasi data dari guru piket bahwa sekitar 8 orang tiap minggunya izin pulang saat jam
sekolah karena mengeluh nyeri haid dan pernah ada siswi yang dibawa ke puskesmas karena
keluhan nyeri haid. Alasan lainnya, SMA N 1 Bangko tidak memiliki guru Bimbingan
Penyuluhan (BP) ataupun Bimbingan Konseling (BK) dan tidak pernah diadakan penyuluhan
kesehatan mengenai dismenorea di sekolah tersebut. Berdasarkan fenomena diatas dan studi
pendahuluan yang dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan
B. Rumusan Masalah
Pada saat individu memasuki usia remaja terjadi perubahan-perubahan baik fisik
maupun mental. Pada remaja putri ditandai dengan dimulainya siklus menstruasi. Sekitar
sepertiga dari perempuan mengalami nyeri atau kram perut selama menstruasi, kejadian ini
disebut dismenorea. Keluhan yang disebabkan oleh nyeri haid (dismenorea) dapat
puteri akan dismenorea dan upaya penanganannya. Berdasarkan fenomena di atas maka dapat
dirumuskan masalah penelitian “apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
Bangko Bagansiapiapi.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
masyarakat terutama pada remaja sehingga dapat dilakukan tindakan promotif dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra
diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang.
Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi
dan sebagainya. Serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis
(Soekanto, 2002).
motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Mengukur tingkat pengetahuan terdiri
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
b. Memahami (comprehension)
objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
7
8
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan
e. Sintesis (synthesis)
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu
f. Evaluasi (evaluation)
atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan
ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan alasan untuk pertimbangan
tersebut.
9
2. Dismenorea
a. Pengertian
Dismenorea adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah yang
muncul sebelum atau selama menstruasi. Nyeri dapat bersifat kolik atau terus menerus.
satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah,
Dismenorea atau nyeri haid adalah gejala-gejala ginekologik yang paling sering
haid hebat secara periodik yang menyebabkan pasien mencari pengobatan darurat
yang diteliti pernah mengalami dismenorea, yaitu 698 dari 970 (71,96%).
Kemudian dapat dilihat bahwa jumlah maksimum remaja perempuan, yaitu 237 dari
698 perempuan (33.95%) mengalami dismenorea setiap bulan dan 118 (16,90%)
mengalaminya di sebagian besar bulan, ini dilakukan dengan statistik (p < 0,01).
10
b. Jenis Dismenorea
menjadi:
1) Dismenorea Spasmodik
Dismenorea spasmodik yaitu nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan
berawal sebelum atau selama masa haid. Beberapa wanita yang mengalami
yang menderita dismenorea jenis ini adalah wanita muda, akan tetapi dijumpai pula
2) Dismenorea Kongestif
Dismenorea kongestif yaitu nyeri haid yang dirasakan sejak beberapa hari
sebelum datangnya haid. Gejala ini disertai menegang pada buah dada, perut
kembung, sakit kepala, sakit punggung, mudah tersinggung, gangguan tidur dan
muncul memar di paha dan lengan atas. Gejala tersebut berlangsung antara dua atau
tiga hari sampai kurang dari dua minggu sebelum datangnya menstruasi.
Berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat diamati, dismenorea dapat dibagi
menjadi:
1) Dismenorea Primer
Dismenorea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab yang dapat
diketahui. Dismenorea primer terjadi sejak usia pertama kali datangnya haid yang
prostaglandin yang berlebih pada fase sekresi yang menyebabkan perangsangan pada
2) Dismenorea sekunder
dalam rongga pelvis. Dismenorea ini disebut juga sebagai dismenorea organik,
akuisita atau ekstrinsik. Kelainan ini dapat timbul setiap saat dalam perjalanan hidup
pelvik, penggunaan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dan tumor atau polip
yang berada di dalam rahim. Nyeri terasa dua hari atau lebih sebelum menstruasi dan
c. Derajat dismenorea
namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Dismenorea secara siklik dibagi
1) Dismenorea ringan
2) Dismenorea sedang
Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan
3) Dismenorea berat
Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat
disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut
(Manuaba, 2000).
Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dismenorea primer, antara
lain:
1) Faktor kejiwaan
Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap
bertujuan untuk memberikan peringatan akan adanya penyakit, luka atau kerusakan
bradikadin dan prostaglandin. Selain itu nyeri juga didefinisikan sebagai pengalaman
kerusakan jaringan. Dari pengertian nyeri tersebut terlihat betapa pentingnya faktor
psikis. Pada umumnya gangguan nyeri juga merupakan penderitaan batin yang
diutarakan dalam suatu jenis penderitaan fisik, gangguan ini sering disebut gangguan
Berdasarkan penjelasan di atas maka dismenorea primer atau nyeri haid juga dapat di
Kesiapan anak dalam menghadapi masa puber sangat diperlukan. Anak harus
mengerti tentang dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan anak-anak sebayanya.
psikologisnya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka anak tidak siap sehingga
2007).
akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya.
Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi
yang bersifat khas, yaitu nyeri haid atau dismenorea (Kartono, 2006).
2) Faktor konstitusi
timbulnya keluhan dismenorea primer karena faktor ini juga dapat menurunkan
ketahanan seseorang terhadap rasa nyeri. Penyebab dari faktor-faktor ini adalah:
a) Anemia
penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini
14
dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh
maupun sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya
b) Penyakit menahun
kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang
termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine (Wiknjosastro,
2009).
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea
primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus hiperantefleksi
dapat terjadi stenosis kanalis servikalis. Selain itu polip endometrium juga dapat
menyebabkan dismenorea, ini karena otot-otot uterus yang berkontraksi keras dalam
4) Faktor endokrin
berlebihan. Faktor endokrin erat hubungannya dengan keadaan tersebut. Dari hasil
juga menyebabkan keluhan lain seperti vomitus, nousea dan diarrhea (Rayburn &
Carey, 2001).
5) Faktor pengetahuan
pada remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya mereka tentang
dismenorea. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini.
Mereka yang memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai
permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi
menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan
melanda mereka dan mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri yang pada
akhirnya membuat nyeri haid menjadi lebih berat. Penanganan yang kurang tepat
2006).
pengetahuan yang rendah tentang menstruasi dan dismenorea. Selain itu dari 58%
yang tidak tepat dalam mengatasi dismenorea primer. Selain itu, penelitian Rani
(2003) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dengan Penanganan Sindroma Pra Haid
pada Remaja Puteri”, didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan
tinggi akan melakukan penanganan sindroma pra haid dengan lebih baik.
16
3. Penanganan
Menurut Wiknjosastro (2009) banyak hal yang dapat dilakukan untuk menangani
Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan dan diskusi mengenai informasi
mengarah pada tingkat yang sedang bahkan ke tingkat berat. Penerangan tentang
pemenuhan nutrisi yang baik perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik
maka status gizi remaja menjadi baik. Dengan status gizi yang baik tersebut maka
ketahanan tubuh meningkat dan ganggauan menstruasi dapat dicegah. Nasehat menegenai
makan bergizi, istirahat dan olahraga cukup dapat berguna dan terkadang juga diperlukan
psikoterapi.
Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenastin
dan kafein. Contoh obat paten yang beredar dipasaran anatara lain ponstan, novalgin dan
acetaminophen.
Penerapan pola hidup sehat dapat membantu dalam upaya menangani ganggaun
menstruasi, khususnya dismenorea. Yang termasuk dalam pola hidup sehat adalah
pemenuhan sumber nutrisi yang beragam. Menghindari makanan yang mengandung kadar
garam tinggi.
17
d. Terapi Hormonal
Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini hanya bersifat
sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar berupa dismenorea
primer, sehingga wanita dapat tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan ini dapat
Obat ini memegang peranan penting terhadap dismenorea primer. Termasuk di sini
perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga hari
Selain itu menurut Sallika (2010) ada upaya yang dapat dilakukan untuk membantu
a. Ketika nyeri haid datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat di perut
bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf.
b. Meningkatkan taraf kesehatan untuk daya tahan tubuh, misalnya melakukan olahraga
cukup dan teratur serta menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat. Olahraga
yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan
sebagai natural pain killer. Penyediaan waktu dapat membuat tubuh tidak terlalu
c. Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri haid muncul secara
tiba-tiba saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka
dismenorea memiliki prevalensi sebesar 48,4% dan 24% dari siswi yang mengalami
dismenorea tidak datang ke sekolah. Didapatkan nyeri ringan 32,9%, 49,7% sedang dan
berat 17,4% dari para siswa, diantaranya 28% berkonsultasi dengan dokter dan 60,9%
menggunakan obat yang dibeli di warung. Obat warung yang paling umum digunakan
B. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstaksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk
suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2003). Variabel yang
diteliti terdiri dari variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel
terikat.
Skema 1
Kerangka Konsep
C. Hipotesa
Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan
upaya penanganan dismenorea.
Ha: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya
penanganan dismenorea.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur
penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
variabel, yaitu antara variabel independen (tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea)
dan variabel dependen (upaya penanganan dismenorea). Studi penelitian cross sectional
merupakan studi yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali dan dalam
1. Lokasi Penelitian
siswanya perempuan dan dari hasil studi pendahuluan berupa wawancara dengan 10 orang
siswi SMA N 1 Bangko diketahui bahwa 60% dari 10 orang yang diwawancarai tidak
salah dalam melakukan upaya penanganan dismenorea. Data penunjang lainnya, yaitu
didapatkan informasi data dari guru piket bahwa sekitar 8 orang tiap minggunya izin
pulang saat jam sekolah karena mengeluh nyeri haid dan pernah ada siswi yang dibawa ke
puskesmas karena keluhan nyeri haid. Alasan lainnya, SMA N 1 Bangko tidak memiliki
guru Bimbingan Penyuluhan (BP) ataupun Bimbingan Konseling (BK) dan tidak pernah
20
21
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian kegiatan penelitian dimulai dari persiapan hingga seminar hasil
riset adalah dari bulan Oktober 2010 sampai bulan Juni 2011. Jadwal penelitian secara
Tabel 1.
Jadwal kegiatan persiapan dan pelaksanaan penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang
diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku, atau sesuatu lain yang
bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat
yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
menggunakan rumus:
N
n
1 N (d ) 2
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
N
n
1 N (d ) 2
508
n
1 508(0,05) 2
n 224 orang
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 224 orang dengan pembagian sampel untuk
populasi
Kelas X : 76 orang
Kelas XI : 68 orang
atau sampel wilayah (Arikunto, 2006). Adapun kriteria inklusi untuk sampel penelitian
ini adalah:
D. Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting.
1. Informed consent
Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan
nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasian oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
24
Dalam memperoleh data penelitian digunakan instrument penelitian atau alat pengumpul
data berupa kuesioner yang mengacu pada kerangka konsep yang digunakan untuk mengukur
penanganannya. Peneliti menyusun kuesioner yang terdiri dari : data demografi dengan 2
pertanyaan meliputi umur dan pendidikan terakhir orang tua (ibu). Pertanyaan untuk tingkat
pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea, meliputi definisi, klasifikasi, penyebab dan
benar dan salah), untuk pertanyaan positif: Benar diberi skor = 1, Salah diberi skor = 0
sedangkan untuk pertanyaan negatif: Benar diberi skor = 0, Salah diberi skor = 1. Upaya
likert, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Pernyataan positif penilaian jawaban
selalu (SL) diberi nilai 4, sering (SR) diberi nilai 3, kadang-kadang (KK) diberi nilai 2 dan
tidak pernah (TP) diberi nilai 1, sebaliknya untuk pertanyaan negatif (Nursalam & Efendi,
2008).
validitas dan reliabilitas alat pengumpul data. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada
20 orang responden (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini
dilakukan pada siswi SMA yang sesuai dengan kriteria-kriteria inklusi pada penelitian ini.
1. Uji Validitas
suatu instrumen (Arikunto, 2006). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginakan serta dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti.
25
Dalam mengukur validitas faktor kuesioner dengan menggunakan rumus Korelasi Product
Keterangan:
N = jumlah subyek
Dalam uji validitas ini jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat atau instrumen itu sudah baik
(Arikunto, 2006). Dengan uji reliabilitas dapat ditentukan apakah suatu instrumen dapat
digunakan untuk mengukur suatu instrumen secara tetap, sehingga dapat digunakan untuk
suatu bidang terhadap suatu kelompok kapan saja dan di mana saja.
Keterangan:
Untuk uji reliabilitas ini jika nilai alpha > r tabel maka pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah pertanyaan yang valid dan reliabel
adalah 15 dari 18 pertanyaan, yaitu 9 untuk tingkat pengetahuan tentang dismenorea dan 6
untuk upaya penanganan dismenorea. Pertanyaan yang tidak valid ada 3 pertanyaan,
pertanyaan yang tidak valid kemudian dimodifikasi. Setelah dimodifikasi, pertanyaan tersebut
tetap tidak valid sehingga peneliti tidak memasukkan pertanyaan tersebut di lembar kuesioner.
Pengembangan dari kuesioner yang telah valid dan reliabel dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 2.
Pengembangan kuesioner
menyerahkan surat rekomendasi dari PSIK-UR kepada kepala sekolah SMA N 1 Bangko
27
kuesioner disebarkan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Setelah kuesioner valid dan
reliabel, selanjutnya peneliti mendatangi responden penelitian untuk pengisian kuesioner dan
menjelaskan tujuan penelitian. Peneliti melakukan pengundian nomor absensi siswa ditiap
kelas X, XI, XII untuk mendapatkan sampel yang diperlukan. Kemudian meminta responden
untuk menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu, peneliti memberikan lembar kuesioner
dan menjelaskan cara pengisian. Setelah kuesioner diisi, peneliti langsung melakukan
untuk melengkapi saat itu juga. Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa guru yang
masuk ditiap kelas yang berbeda saat penelitian dilakukan. Setelah data terkumpul maka
G. Defenisi Operasional
Tabel 3.
Definisi operasional
Setelah data terkumpul maka data diolah dalam langkah-langkah analisa sebagai berikut:
a. Editing
Setelah lembar observasi diisi, kemudian lembar observasi dikumpulkan dan lansung
diperiksa kelengkapan data apakah data dibaca atau tidak dan kelengkapan isinya.
b. Coding
c. Entry
d. Cleaning
Kegiatan pengolahan kembali data yang telah dimasukkan kedalam tabel atau di entry
e. Prosesing
f. Analizing
1) Uji Univariat
Dilakukan dengan distribusi frekuensi dari variabel bebas dan variabel terikat.
dismenorea, peneliti kemudian melakukan koding pada setiap jawaban kuesioner pada
29
2) Uji Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan
terikat. Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel yang sesuai dengan
variabel yang diukur. Setelah proses tabulasi untuk mengetahui hubungan antara variabel
digunakan uji statistik, yaitu uji Chi square dengan batas derajat kemaknaan p value < α
(0,05), maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna antara 2
variabel.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19 Maret 2011
dengan menyebarkan kuesioner terhadap 224 orang responden tentang hubungan antara
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik umur
Tabel 4.
Distribusi responden berdasarkan umur
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar reponden berumur 17 tahun, yaitu
87 orang (38,8%).
Tabel 5.
Distribusi responden berdasarkan pendidikan orang tua
Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar latar belakang jenjang pendidikan
30
31
Tabel 6.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 224 responden yang diteliti, sebanyak
Tabel 7.
Distribusi frekuensi upaya penanganan dismenorea
Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 224 responden yang diteliti, sebanyak
B. Analisa Bivariat
Analisa bivariat ini menggunakan uji statistik Chi square untuk melihat hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea yang
Tabel 8.
Hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan
dismenorea
Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi
dengan upaya penanganan baik adalah 80 orang. Hasil analisa bivariat uji Chi square didapatkan
nilai p value adalah 0,038. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa p value < α
(0,05) sehingga Ho ditolak yang artinya bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 19 Maret 2011 di
SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi, didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat
A. Pembahasan penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Umur responden
Sebagian besar responden pada penelitian ini berusia 17 tahun, yaitu sebanyak
87 orang (38,8%). Hal ini karena responden yang diteliti adalah siswi SMA yang
biasanya dengan rentang umur 15-18 tahun. Semakin bertambahnya umur, maka
dialami para remaja. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) semakin
dewasa umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang atau lebih
Responden yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari latar belakang
tingkat pendidikan orang tua yang beragam. Paling banyak responden berasal dari
orang tua yang berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas, yaitu sebanyak 79
orang (35,3%). Hal ini biasanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi. Menurut
Azwar (2003) makin tinggi tingkat pendidikan maka, makin mudah seseorang
33
34
menerima ide dan teknologi atau informasi baru. Peneliti mencantumkan tingkat
pendidikan orang tua, karena orang tua sebagai pendidik utama anak di dalam
keluarga.
a. Tingkat pengetahuan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 139 orang (62,1%) memiliki tingkat
pengetahuan tinggi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Ogunfowokan dan
menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang
menstruasi dan dismenorea. Hal ini karena responden penelitian ini adalah siswi
SMA yang merupakan pelajar sehingga tingkat pengetahuan yang dimiliki lebih
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang
b. Upaya penanganan
memiliki upaya penanganan yang baik. Perilaku yang baik tersebut ditunjukkan dari
kesadaran siswi untuk selalu memperhatikan rasa nyeri yang dirasakan ketika
penyebab dan upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan
dismenorea yang mereka rasakan sehingga pada akhirnya mereka dapat menerima
kondisi tersebut.
35
Penanganan Dismenorea
tingkat pengetahuan tinggi dengan upaya penanganan baik adalah 80 orang. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,038 dimana p value < 0,05 dapat
Hal ini sesuai dengan penelitian Rani (2003) yang berjudul “Pengaruh
Pengetahuan dengan Penanganan Sindroma Pra Haid pada Remaja Puteri”, didapatkan
hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi akan melakukan penanganan
sindroma pra haid dengan lebih baik. Penanganan yang baik tidak akan terjadi begitu
saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak
positif atau negatif suatu perilaku yang terkait. Pengetahuan yang dimiliki siswi tentang
Selain itu hal ini didukung oleh penelitian Ogunfowokan dan Babatunde (2010)
remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang menstruasi dan dismenorea,
dari 58% responden yang mengalami dismenorea primer, sebagian besar menggunakan
metode yang tidak tepat dalam mengatasi dismenorea primer. Ini disebabkan penelitian
Didukung oleh teori Azwar (2003) pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal
akan mempengaruhi sikapnya. Sikap positif maupun negatif tergantung dari pemahaman
individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong
individu berperilaku baik atau buruk. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan. Semakin
tinggi pengetahuan akan semakin baik pula tindakannya dalam upaya penanganan
dismenorea.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Rancangan penelitian ini sesuai dengan tujuan awal penelitian yaitu menggunakan
bersamaan dalam satu waktu, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel, sehingga metode ini tidak dapat diketahui sebab akibat secara langsung,
2. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada remaja yang ada di SMA Negeri 1 Bangko
Bagansiapiapi sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh
tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud sehingga hasilnya
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari hubungan antara
tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea bahwa
mayoritas responden pada penelitian ini berusia 17 tahun dan mayoritas responden berasal dari
orang tua yang berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas. Responden yang memiliki
tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 139 orang dan responden yang memiliki upaya
penanganan baik berjumlah 116 orang. Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh p value
0,038 dimana p value < 0,05. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya
penanganan dismenorea.
B. Saran
1. Bagi sekolah
Diharapkan kepada orang tua untuk lebih terbuka dengan anaknya sehingga anak
tidak merasa takut ataupun malu untuk bertanya kepada orang tuanya. Selain itu, orang
tua juga diharapkan untuk bisa memberikan informasi seksual kepada anaknya sehingga
anak tidak mencari informasi seksual dari lingkungannya seperti teman-teman sebaya,
37
38
jumlah sampel yang lebih besar dengan harapan data yang didapatkan dapat
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, S. (2003). Sikap manusia dan teori pengukurannya. (2nd ed). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Badziad, A. (2003). Endokrinologi dan ginekologi. (2nd ed). Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas.
Greenspan, S. F., & Baxter, D. J. (ed.). (2000). Endroklinologi dasar dan klinik. (4th ed) .
Jakarta: EGC.
Heriani, T. (2009). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan siswi SMA tentang
dismenorea. Skripsi tidak dipublikasikan.
Hidayat, A. A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kartono, K. (2006). Psikologi wanita mengenal gadis remaja dan kehidupan wanita dewasa.
Jakarta: Erlangga.
Llewellyn, D., & Jones. (ed.). (2001). Dasar - dasar obstetri dan ginekologi (6th ed). Jakarta:
Hipokrates.
Mansjoer, A. (2001). Kapita selekta kedokteran. (3th ed). Jakarta: Media Aesculapius.
Mujaddid. (2006). Buku ajar penyakit dalam. (4th ed). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Notoatmodjo. (2003). Pengantar pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu prelaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2001). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam., & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba medika.
Ortiz, M. I. (2009). Prevalence and impact of primary dysmenorrhea among Mexican high
school students. International Journal of Gynaecology and Obstetrics, 107(3), 240.
Diperoleh tanggal 20 Desember 2010 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19716130
Potter, P. A. (ed.). (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses dan praktik.
(Vol. 1). Jakarta : EGC.
Rani. (2003). Pengaruh pengetahuan dengan penanganan sindroma pra haid pada remaja
puteri. Skripsi tidak dipublikasikan.
Rayburn, W. F., & Carey, J. C. (ed.). (2001). Obstetric dan ginekologi. Jakarta: Widya
Medika.
Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2002). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : CV
Sagung Seto.
Soekidjo,N. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Wong, dkk. (ed.). (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. (Vol 1). Jakarta: EGC.
Lampiran 1
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu
Nama : Alfitriani
NIM : 0711111830
Remaja Tentang Dismenorea dengan Upaya Penanganan Dismenorea”. Penelitian ini tidak
menimbulkan akibat yang merugikan saudari sebagai responden, kerahasiaan semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian. Jika saudari telah menjadi
responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan saudari untuk mengundurkan diri, maka
saudari diperbolehkan mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.
Apabila saudari menyetujui untuk menjadi responden, saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan kesediaan, saya
ucapkan terimakasih.
Peneliti
Alfitriani
41
Lampiran 2
Setelah saya membaca keterangan dari saudari Alfitriani, Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Riau (PSIK UR) yang melaksanakan penelitian tentang
Penanganan Dismenorea”, maka saya bersedia menjadi responden dan berjanji untuk
memberikan informasi dengan sesungguhnya yang saya ketahui tanpa ada tekanan dari pihak
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
Kode Kuesioner:..........
I. Kharakteristik Responden
1. Umur :
SD/ Sederajat
SMP/ Sederajat
SMA/ Sederajat
Pendidikan tinggi
II. Pertanyaan tentang tingkat pengetahuan
Petunjuk pengisian.
1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang ada pilih.
Petunjuk pengisian.
1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang ada pilih.
2. Pilih kolom (1) bila anda merasa selalu (SL) pada pernyataan yang dibuat.
3. Pilih kolom (2) bila anda merasa sering (SR) pada pernyataan yang dibuat.
4. Pilih kolom (3) bila anda merasa kadang-kadang (KK) pada pernyataan yang dibuat.
5. Pilih kolom (4) bila anda merasa tidak pernah (TP) pada pernyataan yang dibuat.
No Pernyataan SL SR KK TP
1. Saudara segera mencari tahu kenapa saat menstruasi
saudara merasakan nyeri di perut bagian bawah.
2. Saudara meminum obat yang dibeli di warung untuk
menghilangkan nyeri haid.
3. Saudara berolahraga dalam upaya menangani nyeri
haid.
4. Saudara makan makanan yang mengandung
bermacam-macam nutrisi dalam upaya menangani
nyeri haid.
5. Saudara melakukan pengompresan menggunakan air
hangat di perut bagian bawah untuk mengurangi
nyeri haid.
6. Saudara meminum obat dari resep dokter untuk
menghilangkan nyeri haid.
Lampiran 4
1. Tingkat pengatahuan
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 9
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .85 .366 20
P2 .80 .410 20
P3 .75 .444 20
P4 .70 .470 20
P5 .65 .489 20
P6 .65 .489 20
P7 .95 .224 20
P8 .80 .410 20
P9 .85 .366 20
46
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 6.15 5.713 .628 .859
P2 6.20 5.326 .767 .846
P3 6.25 5.461 .621 .859
P4 6.30 5.379 .618 .860
P5 6.35 5.397 .576 .865
P6 6.35 5.608 .475 .875
P7 6.05 6.261 .569 .869
P8 6.20 5.326 .767 .846
P9 6.15 5.713 .628 .859
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
7.00 6.947 2.636 9
2. Upaya Penanganan
Reliability
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.841 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 3.05 .945 20
P2 2.70 .865 20
P3 2.95 1.050 20
P4 3.15 .988 20
P5 2.85 .933 20
P6 3.05 .945 20
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 14.70 12.958 .655 .807
P2 15.05 13.524 .634 .812
P3 14.80 12.379 .652 .808
P4 14.60 13.937 .459 .846
P5 14.90 12.621 .725 .793
P6 14.70 13.274 .601 .818
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.75 18.303 4.278 6
B. Uji Bivariat
Frequencies
umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 15 35 15.6 15.6 15.6
16 58 25.9 25.9 41.5
17 87 38.8 38.8 80.4
18 44 19.6 19.6 100.0
Total 224 100.0 100.0
pendidikan otru (ibu)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak sekolah/ tidak tamat SD 7 3.1 3.1 3.1
SD/ sederajat 64 28.6 28.6 31.7
SMP/ sederajat 46 20.5 20.5 52.2
SMA/ sederajat 79 35.3 35.3 87.5
perguruan tinggi 28 12.5 12.5 100.0
Total 224 100.0 100.0
tingkat pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid rendah 85 37.9 37.9 37.9
tinggi 139 62.1 62.1 100.0
Total 224 100.0 100.0
upaya penanganan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid buruk 108 48.2 48.2 48.2
baik 116 51.8 51.8 100.0
Total 224 100.0 100.0
C. Uji Normalitas
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat pengetahuan 224 100.0% 0 .0% 224 100.0%
upaya penanganan 224 100.0% 0 .0% 224 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
tingkat pengetahuan Mean 5.87 .091
95% Confidence Interval Lower Bound 5.69
for Mean Upper Bound 6.05
5% Trimmed Mean 5.90
Median 6.00
Variance 1.835
Std. Deviation 1.355
Minimum 2
Maximum 10
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness -.221 .163
Kurtosis -.124 .324
upaya penanganan Mean 12.65 .166
95% Confidence Interval Lower Bound 12.32
for Mean Upper Bound 12.98
5% Trimmed Mean 12.55
Median 13.00
Variance 6.193
Std. Deviation 2.489
Minimum 8
Maximum 22
Range 14
Interquartile Range 3
Skewness .675 .163
Kurtosis .986 .324
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tingkat pengetahuan .164 224 .000 .943 224 .000
upaya penanganan .117 224 .000 .958 224 .000
a. Lilliefors Significance Correction
D. Uji Bivariat
Crosstabs
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.881 1 .027
b
Continuity Correction 4.292 1 .038
Likelihood Ratio 4.895 1 .027
Fisher's Exact Test .029 .019
Linear-by-Linear
4.860 1 .027
Association
N of Valid Casesb 224
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40,98.
b. Computed only for a 2x2 table