Anda di halaman 1dari 64

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG DISMENOREA DENGAN UPAYA
PENANGANAN DISMENOREA

Disusun Oleh :

ALFITRIANI
NIM. 0711111830

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011
SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG DISMENOREA DENGAN UPAYA
PENANGANAN DISMENOREA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh


Gelar Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

ALFITRIANI
NIM. 0711111830

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2011

i
HALAMAN PENGESAHAN
(Skripsi)

Skripsi ini telah diseminarkan dihadapan tim


penguji Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau

Pekanbaru, Juni 2011

Pembimbing I

Ns. Sri Utami, S.Kep., M.Biomed

Pembimbing II

Misrawati, M.Kep., Sp.Mat

Penguji

Juniar Ernawaty, M.Kep., M.Ng

ii
IDENTITAS PENULIS

Nama : Alfitriani

NIM : 0711111830

Tempat/Tgl Lahir : Bangkinang/14 Mei 1989

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Cemara No. 9 Pekanbaru

Riwayat Pendidikan :

1. SMA Negeri 1 Bangko : Lulus tahun 2007

2. SMP Negeri 1 Bangkinang : Lulus tahun 2004

3. SD Negeri 011 Langgini : Lulus tahun 2001

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya

peneliti dapat menyusun skripsi dengan judul ‘‘Hubungan antara Tingkat Pengetahuan

Remaja Tentang Dismenorea dengan Upaya Penanganan Dismenorea’’, sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana keperawatan di Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Riau.

Dalam proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :

1. Bapak Erwin, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Riau.

2. Ibu Ns. Sri Utami, S.Kep., M.Biomed selaku pembimbing I dan Ibu Misrawati, M.

Kep., Sp.Mat selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau.

4. Kepala Sekolah dan wali kelas SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi yang telah

memberikan kesempatan dan kerjasama yang baik sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan dengan lancar.

5. Ibunda beserta keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan kasih

sayang serta doa yang tulus bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik tersayang Nurhatika dan sahabat seperjuangan Citra, Suci, Ira, Desnen yang telah

memberikan kekuatan dalam bentuk senyuman dan do’a.

iv
7. Rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Ilmu Keperawatan UR khususnya

angkatan A 2007 yang telah banyak membantu dan memberikan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

Kritik dan saran yang bersifat membangun peneliti harapkan guna perbaikan di masa

mendatang. Mudah-mudahan penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas

pelayanan keperawatan. Amin.

Pekanbaru, Juni 2011

Peneliti

v
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU

Skripsi, Juni 2011

Alfitriani

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dismenorea Dengan Upaya


Penanganan Dismenorea

xii + 38 halaman + 8 tabel + 1 skema + 7 lampiran

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea. Desain penelitian yang
digunakan adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara proportional sample dengan jumlah sampel
sebanyak 224 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang dilakukan
adalah analisis univariat dan bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi square
dengan derajat kepercayaan α = 0,05. Uji statistik untuk hubungan antara tingkat
pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea
dengan upaya penanganan dismenorea (p value < 0,05). Penelitian ini menyarankan agar
petugas kesehatan terutama perawat dapat meningkatkan penyuluhan- penyuluhan berupa
pendidikan kesehatan tentang dismenorea.

Kata kunci : pengetahuan, remaja, dismenorea, penanganan dismenorea


Daftar pustaka 32 (2000-2010)

vi
PROGRAM STUDY OF NURSING
UNIVERSITY OF RIAU

Research, June 2011

Alfitriani

The Correlation Between the Level of Adolescent Knowledge About Dysmenorrhoea and
Management of Dysmenorrhoea

xii + 38 pages + 8 table + 1 scheme + 7 enclosure

Abstract

This study aimed to know the correlation between the level of adolescent knowledge about
dysmenorrhoea and management of dysmenorrhoea. The research design used was a
descriptive correlation with cross sectional approach. The sampling technique carried out
proportional sample with a total sample of 224 people. Measuring instrument used was a
questionnaire. The analysis is carried out univariate and bivariate analysis. The statistical
test used was chi square with degrees of confidence α = 0.05. Statistical test for the
correlation between the level of adolescent knowledge about dysmenorrhoea and
management of dysmenorrhoea, it can be concluded that a correlation between the level of
adolescent knowledge about dysmenorrhoea and management of dysmenorrhoea (p value
< 0,05). This researcher suggest to provide and nurse to give health education about
dysmenorrhoea.

Keywords: knowledge, adolescent, dysmenorrhoea, dysmenorrhoea handling


Reference 32 (2000-2010)

vii
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

IDENTITAS PENULIS.................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

ABSTRAK......................................................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................. .................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Tinjauan Teori ........................................................................ 7
B. Kerangka Konsep .................................................................. 18
C. Hipotesis ................................................................................ 19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian ................................................................... 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 20
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 21
D. Etika Penelitian ..................................................................... 23
E. Alat Pengumpul Data ............................................................ 24
F. Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 26
G. Definisi Operasional ............................................................. 27
H. Pengolahan dan Analisa Data ............................................... 28

viii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat .................................................................. 30
B. Analisa Bivariat ..................................................................... 32

BAB V PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian........................................................... 33
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 36

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 37
B. Saran ...................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 21


Tabel 2. Pengembangan Kuesioner.................................................................. 26
Tabel 3. Definisi Operasional .......................................................................... 27
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Umur.......................................... 30
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua............... 30
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Dismenorea ........................................................................................ 31
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Upaya Penanganan Dismenorea ....................... 31
Tabel 8. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang
Dismenorea Dengan Upaya Penanganan Dismenorea....................... 32

x
DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 18

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data
Lampiran 5 Lembar Konsultasi
Lampiran 6 Izin Pengambilan Data
Lampiran 7 Izin Penelitian

xii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang berurutan, proses yang

dapat diprediksi mulai dari masa konsepsi dan berlanjut sampai kematian. Seluruh manusia

mengalami kemajuan melalui fase pertumbuhan dan perkembangan yang pasti tetapi tahapan

dan perilaku kemajuan ini sifatnya sangat individual. Salah satu tahapan tumbuh kembang

individu yaitu masa remaja. Masa remaja adalah priode perkembangan dimana individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Potter & Perry, 2005).

Masa remaja terbagi atas tiga bagian yaitu masa remaja awal : usia 11 sampai 14 tahun, masa

remaja pertengahan : usia 15 sampai 17 tahun dan masa remaja akhir : usia 18 sampai 20

tahun (Wong, 2008).

Pada masa remaja terjadi perubahan yang cepat baik secara fisik, maupun psikologis

individu. Perubahan-perubahan fisik itu meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan

proporsi tubuh. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang

paling penting dan terjadi pada sisitem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan

mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi

terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari

karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer

mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual sekunder

mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin misalnya, pada remaja

puteri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis,

pembesaran buah dada dan pinggul (Sherwood, 2001).

1
2

Setelah menarche secara periodik seorang wanita normal akan mengalami menstruasi.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan

dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Normalnya, panjang

siklus menstruasi yaitu 25-32 hari dengan lamanya haid 3-5 hari. Gangguan menstruasi dapat

dilihat dari siklus yang terganggu (polimenorea, oligomenorea, amenorea), banyaknya darah

yang keluar dan lamanya perdarahan (hipermenorea, hipomenorea). Ada pula gangguan lain

yang ada hubungannya dengan menstruasi, yaitu premenstrual tension dan dismenorea

(Wiknjosastro, 2009).

Dismenorea merupakan salah satu gangguan menstruasi. Sekitar sepertiga dari

perempuan mengalami nyeri atau kram perut selama menstruasi. Nyeri haid atau dismenorea

merupakan nyeri atau kram yang mulai timbul 48 jam sebelum terjadinya menstruasi dan

menghilang dalam 2 sampai 4 hari setelah serangannya atau menghilang bersamaan dengan

berakhirnya periode menstruasi. Kontraksi uterus yang berlebihan akibat pembentukan

prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab dismenorea pada wanita. Durasi dan

intensitas nyeri dismenorea berbeda pada setiap wanita dan juga berbeda pada setiap siklus

menstruasi pada wanita yang sama (Rayburn & Carey, 2001).

Dismenorea dapat dibedakan menjadi dismenorea sekunder dan dismenorea primer.

Dismenorea sekunder merupakan nyeri haid sebagai akibat dari proses patologis sehingga

penatalaksanaannya ditujukan untuk mengobati kondisi patologis yang menjadi penyebabnya.

Sedangkan dismenorea primer merupakan nyeri haid karena aktivitas uterus, tanpa adanya

kondisi patologis dari pelvis. Ada beberapa faktor penyebab dismenorea primer, antara lain:

faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor obstruksi kanalis servikalis, faktor endokrin dan

faktor alergi (Wiknjosastro, 2009 ). Upaya penanganan dismenorea antara lain: penerangan
3

dan nasihat, pemberian obat analgesik, terapi hormonal, kompres hangat bagian bawah perut,

mengurangi konsumsi kafein, olahraga teratur (Purwaningsih & Fatmawati, 2010).

Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan

di setiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian pada tahun 2007 di Amerika persentase

kejadian dismenorea sekitar 60%, Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika

Serikat menyebutkan bahwa dismenorea dialami oleh 30% - 50% wanita usia reproduksi, 10%

- 15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan belajar di sekolah dan

kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian dismenorea di Indonesia cukup tinggi, namun

yang berobat ke pelayanan kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (Heriani, 2009).

Penelitian Agarwal (2010) dengan judul “A study of dysmenorrhea during menstruation

in adolescent girls” menunjukkan hasil bahwa sebagian besar remaja yang diteliti pernah

mengalami dismenorea, yaitu 698 dari 970 (71,96%). Kemudian dapat dilihat bahwa jumlah

maksimum remaja perempuan, yaitu 237 dari 698 perempuan (33.95%) mengalami

dismenorea setiap bulan dan 118 (16,90%) mengalaminya di sebagian besar bulan, ini

dilakukan dengan statistik (p < 0,01).

Penelitian Ogunfowokan dan Babatunde (2010) dengan judul “Management of primary

dysmenorrhea” menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah

tentang menstruasi dan dismenorea. Selain itu dari 58% responden yang mengalami

dismenorea primer, sebagian besar menggunakan metode yang tidak tepat dalam mengatasi

dismenorea primer.

Banyak remaja kurang atau bahkan tidak memiliki pengetahuan mengenai menstruasi.

Pada umumnya remaja putri belajar tentang menstruasi dan gangguan yang menyertainya dari

ibunya, tapi tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada putrinya bahkan
4

sebagian malu membicarakan secara terbuka sampai putrinya mengalami menstruasi, sehingga

hal ini menimbulkan kecemasan pada anak (Nadesul, 2000).

Penelitian dilakukan di SMA N 1 Bangko Bagansiapiapi yang merupakan sekolah

dengan mayoritas siswanya yaitu perempuan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

peneliti di SMA Negeri 1 Bangko pada tanggal 23 Oktober 2010 dengan jumlah keseluruhan

siswinya yaitu 508 orang, didapatkan hasil bahwa 60% dari 10 orang yang diwawancarai tidak

mengetahui pengertian dismenorea, penyebab dismenorea dan tidak melakukan ataupun salah

dalam melakukan upaya penanganan dismenorea. Data penunjang lainnya, yaitu didapatkan

informasi data dari guru piket bahwa sekitar 8 orang tiap minggunya izin pulang saat jam

sekolah karena mengeluh nyeri haid dan pernah ada siswi yang dibawa ke puskesmas karena

keluhan nyeri haid. Alasan lainnya, SMA N 1 Bangko tidak memiliki guru Bimbingan

Penyuluhan (BP) ataupun Bimbingan Konseling (BK) dan tidak pernah diadakan penyuluhan

kesehatan mengenai dismenorea di sekolah tersebut. Berdasarkan fenomena diatas dan studi

pendahuluan yang dilakukan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan

dismenorea di SMA N 1 Bangko Bagansiapiapi”.

B. Rumusan Masalah

Pada saat individu memasuki usia remaja terjadi perubahan-perubahan baik fisik

maupun mental. Pada remaja putri ditandai dengan dimulainya siklus menstruasi. Sekitar

sepertiga dari perempuan mengalami nyeri atau kram perut selama menstruasi, kejadian ini

disebut dismenorea. Keluhan yang disebabkan oleh nyeri haid (dismenorea) dapat

mengganggu aktivitas sehari-hari. Kurangnya informasi menyebabkan ketidaktahuan remaja


5

puteri akan dismenorea dan upaya penanganannya. Berdasarkan fenomena di atas maka dapat

dirumuskan masalah penelitian “apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat

pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea di SMA

Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea di SMA Negeri 1

Bangko Bagansiapiapi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea.

b. Mengetahui upaya penanganan dismenorea.

c. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan

upaya penanganan dismenorea.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu keperawatan

Dapat meningkatkan motivasi perawat untuk melakukan pendidikan kesehatan di

masyarakat terutama pada remaja sehingga dapat dilakukan tindakan promotif dan

preventif dalam mengatasi gangguan menstruasi.


6

2. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini hendaknya mampu menjadi landasan dibentuknya program

kegiatan bimbingan, pembinaan dan konseling dalam upaya peningkatan pengetahuan

siswi untuk menangani dismenorea di SMA N 1 Bangko Bagansiapiapi.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap objek tertentu, pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Soekidjo, 2007). Pengetahuan

diperoleh dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang.

Pengetahuan diperoleh dari fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi

dan sebagainya. Serta dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan pemikiran kritis

(Soekanto, 2002).

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai

motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. Mengukur tingkat pengetahuan terdiri

dari enam peringkat:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya

atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

7
8

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan lain

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam

komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Seseorang mampu mengenali kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan

kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan

serta mampu menggambarkan hubungan antar ide.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu

menyusun formulasi baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi

atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan

ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan alasan untuk pertimbangan

tersebut.
9

2. Dismenorea

a. Pengertian

Dismenorea adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah yang

muncul sebelum atau selama menstruasi. Nyeri dapat bersifat kolik atau terus menerus.

Dismenorea timbul akibat kontraksi disritmik lapisan miometrium yang menampilkan

satu atau lebih gejala mulai dari nyeri ringan hingga berat pada perut bagian bawah,

daerah pantat dan sisi medial paha (Badziad, 2003).

Dismenorea atau nyeri haid adalah gejala-gejala ginekologik yang paling sering

dijumpai. Bahkan wanita-wanita dengan dismenorea cenderung untuk mendapat nyeri

haid hebat secara periodik yang menyebabkan pasien mencari pengobatan darurat

(Greenspan & Baxter, 2000).

Penelitian Agarwal (2010) dengan judul “A study of dysmenorrhea during

menstruation in adolescent girls” menunjukkan hasil bahwa sebagian besar remaja

yang diteliti pernah mengalami dismenorea, yaitu 698 dari 970 (71,96%).

Dismenorea adalah masalah yang sangat umum di kalangan remaja perempuan.

Kemudian dapat dilihat bahwa jumlah maksimum remaja perempuan, yaitu 237 dari

698 perempuan (33.95%) mengalami dismenorea setiap bulan dan 118 (16,90%)

mengalaminya di sebagian besar bulan, ini dilakukan dengan statistik (p < 0,01).
10

b. Jenis Dismenorea

Menurut Mansjoer (2001) berdasarkan jenis nyerinya, dismenorea dibagi

menjadi:

1) Dismenorea Spasmodik

Dismenorea spasmodik yaitu nyeri yang dirasakan dibagian bawah perut dan

berawal sebelum atau selama masa haid. Beberapa wanita yang mengalami

dismenorea spasmodik merasa sangat mual, muntah bahkan pingsan. Kebanyakan

yang menderita dismenorea jenis ini adalah wanita muda, akan tetapi dijumpai pula

kalangan wanita berusia di atas 40 tahun yang mengalaminya.

2) Dismenorea Kongestif

Dismenorea kongestif yaitu nyeri haid yang dirasakan sejak beberapa hari

sebelum datangnya haid. Gejala ini disertai menegang pada buah dada, perut

kembung, sakit kepala, sakit punggung, mudah tersinggung, gangguan tidur dan

muncul memar di paha dan lengan atas. Gejala tersebut berlangsung antara dua atau

tiga hari sampai kurang dari dua minggu sebelum datangnya menstruasi.

Berdasarkan ada tidaknya penyebab yang dapat diamati, dismenorea dapat dibagi

menjadi:

1) Dismenorea Primer

Dismenorea primer yaitu nyeri haid yang timbul tanpa ada sebab yang dapat

diketahui. Dismenorea primer terjadi sejak usia pertama kali datangnya haid yang

disebabkan oleh faktor intrinsik uterus dan berhubungan erat dengan

ketidakseimbangan hormon steroid seks ovarium, yaitu karena produksi hormon


11

prostaglandin yang berlebih pada fase sekresi yang menyebabkan perangsangan pada

otot-otot polos miometrium (Badziad, 2003).

2) Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder terjadi karena adanya kelainan pada organ genetalia

dalam rongga pelvis. Dismenorea ini disebut juga sebagai dismenorea organik,

akuisita atau ekstrinsik. Kelainan ini dapat timbul setiap saat dalam perjalanan hidup

wanita, contohnya pada wanita dengan endometriosis atau penyakit peradangan

pelvik, penggunaan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim dan tumor atau polip

yang berada di dalam rahim. Nyeri terasa dua hari atau lebih sebelum menstruasi dan

nyeri semakin bertambah hebat pada akhir menstruasi (Llewellyn, 2001).

c. Derajat dismenorea

Setiap menstruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal menstruasi

namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda. Dismenorea secara siklik dibagi

menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu:

1) Dismenorea ringan

Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat

melaksanakan aktifitas sehari-hari.

2) Dismenorea sedang

Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri dan

kondisi penderita masih dapat beraktifitas.


12

3) Dismenorea berat

Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat

disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual dan sakit perut

(Manuaba, 2000).

d. Faktor Penyebab Dismenorea

Terdapat beberapa hal yang menjadi faktor penyebab dismenorea primer, antara

lain:

1) Faktor kejiwaan

Dismenorea primer banyak dialami oleh remaja yang sedang mengalami tahap

pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikis. Ketidaksiapan remaja

putri dalam menghadapi perkembangan dan pertumbuhan pada dirinya tersebut,

mengakibatkan gangguan psikis yang akhirnya menyebabkan gangguan fisiknya,

misalnya gangguan haid seperti dismenorea (Hurlock, 2007).

Di dunia kedokteran nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang

bertujuan untuk memberikan peringatan akan adanya penyakit, luka atau kerusakan

jaringan. Sehingga terjadinya pelepasan zat-zat kimia seperti histamin, serotonin,

bradikadin dan prostaglandin. Selain itu nyeri juga didefinisikan sebagai pengalaman

sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan

kerusakan jaringan. Dari pengertian nyeri tersebut terlihat betapa pentingnya faktor

psikis. Pada umumnya gangguan nyeri juga merupakan penderitaan batin yang

diutarakan dalam suatu jenis penderitaan fisik, gangguan ini sering disebut gangguan

sensorik non-organik. Gangguan sensorik non-organik berlokasi di organ genetalia.


13

Berdasarkan penjelasan di atas maka dismenorea primer atau nyeri haid juga dapat di

masukkan sebagai gangguan sensorik nonorganik (Mujaddid, 2006).

Kesiapan anak dalam menghadapi masa puber sangat diperlukan. Anak harus

mengerti tentang dasar perubahan yang terjadi pada dirinya dan anak-anak sebayanya.

Secara psikologis anak perlu dipersiapkan mengenai perubahan fisik dan

psikologisnya. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka anak tidak siap sehingga

pengalaman akan perubahan tersebut dapat menjadi pengalaman traumatis (Hurlock,

2007).

Pengalaman tidak menyenangkan pada seorang gadis terhadap peristiwa

menstruasinya menimbulkan beberapa tingkah laku patologis. Pada umumnya mereka

akan diliputi kecemasan sebagai bentuk penolakan pada fungsi fisik dan psikisnya.

Apabila keadaan ini terus berlanjut, maka mengakibatkan gangguan menstruasi.

Gangguan menstruasi yang banyak dialami adalah kesakitan pada saat menstruasi

yang bersifat khas, yaitu nyeri haid atau dismenorea (Kartono, 2006).

2) Faktor konstitusi

Faktor konstitusi erat hubungannya dengan faktor kejiwaan sebagai penyebab

timbulnya keluhan dismenorea primer karena faktor ini juga dapat menurunkan

ketahanan seseorang terhadap rasa nyeri. Penyebab dari faktor-faktor ini adalah:

a) Anemia

Anemia adalah defisiensi eritrosit atau hemoglobin atau dapat keduanya

hingga menyebabkan kemampuan mengangkut oksigen berkurang. Sebagian besar

penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin, sehingga disebut anemia kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ini
14

dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan baik sel tubuh

maupun sel otak dan dapat menurunkan daya tahan tubuh seseorang, termasuk daya

tahan tubuh terhadap rasa nyeri.

b) Penyakit menahun

Penyakit menahun yang diderita seorang wanita akan menyebabkan tubuh

kehilangan terhadap suatu penyakit atau terhadap rasa nyeri. Penyakit yang

termasuk penyakit menahun dalam hal ini adalah asma dan migraine (Wiknjosastro,

2009).

3) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea

primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus hiperantefleksi

dapat terjadi stenosis kanalis servikalis. Selain itu polip endometrium juga dapat

menyebabkan dismenorea, ini karena otot-otot uterus yang berkontraksi keras dalam

usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut (Wiknjosastro, 2009).

4) Faktor endokrin

Pada umumnya dismenorea primer terjadi karena kontraksi uterus yang

berlebihan. Faktor endokrin erat hubungannya dengan keadaan tersebut. Dari hasil

penelitian Novak dan Reinolds, hormon estrogen merangsang kontraktibilitas

sedangkan hormon progesteron menghambatnya.

Penjelasan lain dikemukakan oleh Clitheroe dan Piteles, bahwa ketika

endometrium dalam fase sekresi akan memproduksi hormon prostaglandin yang

menyebabkan kontraksi otot polos. Jika hormon prostaglandin yang diproduksi

banyak dan dilepaskan di peredaran darah, maka selain mengakibatkan dismenorea


15

juga menyebabkan keluhan lain seperti vomitus, nousea dan diarrhea (Rayburn &

Carey, 2001).

5) Faktor pengetahuan

Dalam beberapa penelitian juga disebutkan bahwa dismenorea yang timbul

pada remaja putri merupakan dampak dari kurang pengetahuannya mereka tentang

dismenorea. Terlebih jika mereka tidak mendapatkan informasi tersebut sejak dini.

Mereka yang memiliki informasi kurang menganggap bahwa keadaan itu sebagai

permasalahan yang dapat menyulitkan mereka. Mereka tidak siap dalam menghadapi

menstruasi dan segala hal yang akan dialami oleh remaja putri. Akhirnya kecemasan

melanda mereka dan mengakibatkan penurunan terhadap ambang nyeri yang pada

akhirnya membuat nyeri haid menjadi lebih berat. Penanganan yang kurang tepat

membuat remaja putri selalu mengalaminya setiap siklus menstruasinya (Kartono,

2006).

Penelitian Ogunfowokan dan Babatunde (2010) dengan judul “Management of

primary dysmenorrhea” menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah tentang menstruasi dan dismenorea. Selain itu dari 58%

responden yang mengalami dismenorea primer, sebagian besar menggunakan metode

yang tidak tepat dalam mengatasi dismenorea primer. Selain itu, penelitian Rani

(2003) yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dengan Penanganan Sindroma Pra Haid

pada Remaja Puteri”, didapatkan hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan

tinggi akan melakukan penanganan sindroma pra haid dengan lebih baik.
16

3. Penanganan

Menurut Wiknjosastro (2009) banyak hal yang dapat dilakukan untuk menangani

dismenorea sehingga menurunkan angka kejadian dismenorea dan mencegah keadaan

dismenorea tidak bertambah berat, diantaranya:

a. Penerangan dan nasihat

Hendaknya dalam masalah ini diadakan penjelasan dan diskusi mengenai informasi

dismenorea, penanggulangan yang tepat serta pencegahan agar dismenorea tidak

mengarah pada tingkat yang sedang bahkan ke tingkat berat. Penerangan tentang

pemenuhan nutrisi yang baik perlu diberikan, karena dengan pemenuhan nutrisi yang baik

maka status gizi remaja menjadi baik. Dengan status gizi yang baik tersebut maka

ketahanan tubuh meningkat dan ganggauan menstruasi dapat dicegah. Nasehat menegenai

makan bergizi, istirahat dan olahraga cukup dapat berguna dan terkadang juga diperlukan

psikoterapi.

b. Pemberian obat analgesik

Obat analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenastin

dan kafein. Contoh obat paten yang beredar dipasaran anatara lain ponstan, novalgin dan

acetaminophen.

c. Pola hidup sehat

Penerapan pola hidup sehat dapat membantu dalam upaya menangani ganggaun

menstruasi, khususnya dismenorea. Yang termasuk dalam pola hidup sehat adalah

olahraga cukup dan teratur, mempertahankan diit seimbang seperti peningkatan

pemenuhan sumber nutrisi yang beragam. Menghindari makanan yang mengandung kadar

garam tinggi.
17

d. Terapi Hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini hanya bersifat

sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar berupa dismenorea

primer, sehingga wanita dapat tetap melakukan aktivitas sehari-hari. Tujuan ini dapat

dicapai dengan pemberian pil kombinasi dalam kontrasepsi.

e. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Obat ini memegang peranan penting terhadap dismenorea primer. Termasuk di sini

indometasin, ibuprofen dan naproksen. Kurang lebih 70% penderita mengalami

perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai, satu sampai tiga hari

sebelum haid dan pada hari pertama haid .

Selain itu menurut Sallika (2010) ada upaya yang dapat dilakukan untuk membantu

mengurangi rasa nyeri haid yaitu:

a. Ketika nyeri haid datang, lakukan pengompresan menggunakan air hangat di perut

bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf.

b. Meningkatkan taraf kesehatan untuk daya tahan tubuh, misalnya melakukan olahraga

cukup dan teratur serta menyediakan waktu yang cukup untuk beristirahat. Olahraga

yang cukup dan teratur dapat meningkatkan kadar hormon endorfin yang berperan

sebagai natural pain killer. Penyediaan waktu dapat membuat tubuh tidak terlalu

rentan terhadap nyeri.

c. Apabila dismenorea sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri haid muncul secara

tiba-tiba saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka

periksakan kondisi Anda untuk mendapatkan pertolongan segera, terlebih jika

dismenorea yang dirasakan mengarah ke dismenorea sekunder.


18

Penelitian Ortiz (2009) dengan judul “Prevalence and impact of primary

dysmenorrhea among Mexican high school students” menunjukkan hasil bahwa

dismenorea memiliki prevalensi sebesar 48,4% dan 24% dari siswi yang mengalami

dismenorea tidak datang ke sekolah. Didapatkan nyeri ringan 32,9%, 49,7% sedang dan

berat 17,4% dari para siswa, diantaranya 28% berkonsultasi dengan dokter dan 60,9%

menggunakan obat yang dibeli di warung. Obat warung yang paling umum digunakan

adalah kombinasi dari parasetamol, pamabrom dan pyrilamine maleat.

B. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstaksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel (Nursalam, 2003). Variabel yang

diteliti terdiri dari variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel

terikat.

Skema 1
Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Tingkat pengetahuan remaja Upaya penanganan


tentang dismenorea: dismenorea:
 Tinggi  Baik
D. Hipotesa
 Rendah  Buruk
19

C. Hipotesa
Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan
upaya penanganan dismenorea.

Ha: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya
penanganan dismenorea.
20

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur

penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian korelasi bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar

variabel, yaitu antara variabel independen (tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea)

dan variabel dependen (upaya penanganan dismenorea). Studi penelitian cross sectional

merupakan studi yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali dan dalam

waktu yang bersamaan (Sastroasmoro & Ismael, 2002).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi yang mayoritas

siswanya perempuan dan dari hasil studi pendahuluan berupa wawancara dengan 10 orang

siswi SMA N 1 Bangko diketahui bahwa 60% dari 10 orang yang diwawancarai tidak

mengetahui pengertian dismenorea, penyebab dismenorea dan tidak melakukan ataupun

salah dalam melakukan upaya penanganan dismenorea. Data penunjang lainnya, yaitu

didapatkan informasi data dari guru piket bahwa sekitar 8 orang tiap minggunya izin

pulang saat jam sekolah karena mengeluh nyeri haid dan pernah ada siswi yang dibawa ke

puskesmas karena keluhan nyeri haid. Alasan lainnya, SMA N 1 Bangko tidak memiliki

guru Bimbingan Penyuluhan (BP) ataupun Bimbingan Konseling (BK) dan tidak pernah

diadakan penyuluhan kesehatan mengenai dismenorea di sekolah tersebut.

20
21

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian kegiatan penelitian dimulai dari persiapan hingga seminar hasil

riset adalah dari bulan Oktober 2010 sampai bulan Juni 2011. Jadwal penelitian secara

lengkap dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1.
Jadwal kegiatan persiapan dan pelaksanaan penelitian

Kegiatan Waktu pelaksanaan


Okt Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun
Pengajuan judul x
Penyusunan xxxx xxxx xxxx xxxx
proposal
Seminar proposal x
Pelaksanaan xxx
penelitian
Pengolahan data xxxx xxxx x
penelitian
Seminar hasil x
penelitian

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang

diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku, atau sesuatu lain yang

akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2001).

Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang diteliti,

bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat

yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

siswi SMA N 1 Bangko yang berjumlah 508 orang.


22

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).

Menurut Hidayat (2007) untuk penentuan ukuran sampel ditentukan dengan

menggunakan rumus:

N
n
1  N (d ) 2

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (d=0,05).

Besarnya sampel yang dianggap mewakili populasi adalah:

N
n
1  N (d ) 2

508
n
1  508(0,05) 2

n  224 orang

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 224 orang dengan pembagian sampel untuk

tiap kelas menggunakan rumus:

n = jumlah siswi per kelas x jumlah sampel yang dibutuhkan

populasi

Didapatkan perwakilan sampel ditiap kelas yaitu:

Kelas X : 76 orang

Kelas XI : 68 orang

Kelas XII : 80 orang


23

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportional sample, yaitu untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata

atau sampel wilayah (Arikunto, 2006). Adapun kriteria inklusi untuk sampel penelitian

ini adalah:

1. Bersedia menjadi responden

2. Pernah mengalami dismenorea

D. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting.

masalah etika dalam penelitian keperawatan meliputi :

1. Informed consent

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Merupakan masalah etika dalam penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasian dari hasil penelitian baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya, semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasian oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
24

E. Alat Pengumpul Data

Dalam memperoleh data penelitian digunakan instrument penelitian atau alat pengumpul

data berupa kuesioner yang mengacu pada kerangka konsep yang digunakan untuk mengukur

hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya

penanganannya. Peneliti menyusun kuesioner yang terdiri dari : data demografi dengan 2

pertanyaan meliputi umur dan pendidikan terakhir orang tua (ibu). Pertanyaan untuk tingkat

pengetahuan remaja puteri tentang dismenorea, meliputi definisi, klasifikasi, penyebab dan

penanganan berjumlah 11 pertanyaan dengan menggunakan dichotomy question (jawaban

benar dan salah), untuk pertanyaan positif: Benar diberi skor = 1, Salah diberi skor = 0

sedangkan untuk pertanyaan negatif: Benar diberi skor = 0, Salah diberi skor = 1. Upaya

penanganan dismenorea pada remaja berjumlah 7 pernyataan dengan menggunakan skala

likert, yaitu selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Pernyataan positif penilaian jawaban

selalu (SL) diberi nilai 4, sering (SR) diberi nilai 3, kadang-kadang (KK) diberi nilai 2 dan

tidak pernah (TP) diberi nilai 1, sebaliknya untuk pertanyaan negatif (Nursalam & Efendi,

2008).

Sebelum kuesioner disebarkan, peneliti melakukan uji instrumen untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas alat pengumpul data. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada

20 orang responden (Notoatmodjo, 2005). Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini

dilakukan pada siswi SMA yang sesuai dengan kriteria-kriteria inklusi pada penelitian ini.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan

suatu instrumen (Arikunto, 2006). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginakan serta dapat mengungkapkan data variabel yang diteliti.
25

Dalam mengukur validitas faktor kuesioner dengan menggunakan rumus Korelasi Product

Moment yang dikemukakan oleh Pearson:

Keterangan:

rxy= koefisien korelasi

X = skor tiap butir soal

Y = skor total benar tiap subyek

N = jumlah subyek

Dalam uji validitas ini jika nilai r hitung > r tabel maka pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

penelitian ini dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat atau instrumen itu sudah baik

(Arikunto, 2006). Dengan uji reliabilitas dapat ditentukan apakah suatu instrumen dapat

digunakan untuk mengukur suatu instrumen secara tetap, sehingga dapat digunakan untuk

suatu bidang terhadap suatu kelompok kapan saja dan di mana saja.

Dalam mengukur reliabilitas menggunakan rumus Alfa Cronbach, yaitu:

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir soal/banyaknya butir pertanyaan


26

Σσn2 : Jumlah varians butir

σt2 : Varians total

Untuk uji reliabilitas ini jika nilai alpha > r tabel maka pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner

penelitian ini dikatakan reliabel.

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah pertanyaan yang valid dan reliabel

adalah 15 dari 18 pertanyaan, yaitu 9 untuk tingkat pengetahuan tentang dismenorea dan 6

untuk upaya penanganan dismenorea. Pertanyaan yang tidak valid ada 3 pertanyaan,

pertanyaan yang tidak valid kemudian dimodifikasi. Setelah dimodifikasi, pertanyaan tersebut

tetap tidak valid sehingga peneliti tidak memasukkan pertanyaan tersebut di lembar kuesioner.

Pengembangan dari kuesioner yang telah valid dan reliabel dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 2.
Pengembangan kuesioner

Variabel Jumlah No Pertanyaan Favorable/


Pertanyaan Unfavorable
Independen
Definisi 1 1 Favorable
Klasifikasi 5 2, 4 Unfavorable
3 Favorable
Penyebab 3 5 Unfavorable
6, 7 Favorable
Penanganan 2 8, 9 Favorable
Dependen
Upaya penanganan 7 1, 3, 4, 5, 6 Favorable
2 Unfavorable

F. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah proposal penelitian mendapat persetujuan dari pembimbing, peneliti

menyerahkan surat rekomendasi dari PSIK-UR kepada kepala sekolah SMA N 1 Bangko
27

Bagansiapiapi untuk mendapatkan izin pengambilan dan pengumpulan data. Sebelum

kuesioner disebarkan, dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Setelah kuesioner valid dan

reliabel, selanjutnya peneliti mendatangi responden penelitian untuk pengisian kuesioner dan

menjelaskan tujuan penelitian. Peneliti melakukan pengundian nomor absensi siswa ditiap

kelas X, XI, XII untuk mendapatkan sampel yang diperlukan. Kemudian meminta responden

untuk menandatangani lembar persetujuan. Setelah itu, peneliti memberikan lembar kuesioner

dan menjelaskan cara pengisian. Setelah kuesioner diisi, peneliti langsung melakukan

pengumpulan untuk diperiksa kelengkapannya. Apabila belum lengkap responden diminta

untuk melengkapi saat itu juga. Pada penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa guru yang

masuk ditiap kelas yang berbeda saat penelitian dilakukan. Setelah data terkumpul maka

dilakukan tabulasi data dan pengolahan data.

G. Defenisi Operasional

Tabel 3.
Definisi operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Skala Ukur Hasil Ukur


Independen
Tingkat Derajat hasil dari tahu Kuesioner Ordinal Berdasarkan
pengetahuan pada remaja mengenai cut of point:
remaja tentang dismenorea, meliputi Tinggi nilai x ≥
dismenorea definisi, klasifikasi, median (6)
penyebab dan Rendah nilai x <
penanganan median (6)
Dependen
Upaya Suatu cara yang Kuesioner Ordinal Berdasarkan
penanganan dilakukan remaja puteri cut of point:
dismenorea dalam upaya Baik nilai x ≥
penanganan dismenorea median (13)
Buruk nilai x <
median (13)
28

H. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah data terkumpul maka data diolah dalam langkah-langkah analisa sebagai berikut:

a. Editing

Setelah lembar observasi diisi, kemudian lembar observasi dikumpulkan dan lansung

diperiksa kelengkapan data apakah data dibaca atau tidak dan kelengkapan isinya.

b. Coding

Untuk mempermudah peneliti dalam pengumpulan data, peneliti memberikan kode

berupa angka pada lembar kanan atas lembar observasi.

c. Entry

Setelah data dikumpulkan kemudian data dimasukkan untuk selanjutnya diolah

kedalam analisa data.

d. Cleaning

Kegiatan pengolahan kembali data yang telah dimasukkan kedalam tabel atau di entry

kedalam komputer apakah ada kesalahan atau tidak.

e. Prosesing

Selanjutnya diproses dengan mengelompokkan data kedalam variabel yang sesuai.

f. Analizing

Penelitian ini menggunakan analisa data secara univariat dan bivariat.

1) Uji Univariat

Dilakukan dengan distribusi frekuensi dari variabel bebas dan variabel terikat.

Untuk variabel tingkat pengetahuan tentang dismenorea dan upaya penanganan

dismenorea, peneliti kemudian melakukan koding pada setiap jawaban kuesioner pada
29

masing-masing variabel dan melakukan pengolahan data dengan menggunakan

komputerisasi dengan distribusi frekuensi.

2) Uji Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan

terikat. Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel yang sesuai dengan

variabel yang diukur. Setelah proses tabulasi untuk mengetahui hubungan antara variabel

digunakan uji statistik, yaitu uji Chi square dengan batas derajat kemaknaan p value < α

(0,05), maka H0 ditolak sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang bermakna antara 2

variabel.
30

BAB IV
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19 Maret 2011

dengan menyebarkan kuesioner terhadap 224 orang responden tentang hubungan antara

tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea di

SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi diperoleh hasil sebagai berikut:

A. Analisa Univariat
1. Karakteristik umur
Tabel 4.
Distribusi responden berdasarkan umur

Umur (tahun) Jumlah Persentase


15 35 15,6
16 58 25,9
17 87 38,8
18 44 19,6
Total 224 100,0

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar reponden berumur 17 tahun, yaitu

87 orang (38,8%).

2. Karakteristik pendidikan orang tua

Tabel 5.
Distribusi responden berdasarkan pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua Jumlah Persentase


Tidak sekolah/ tidak tamat SD 7 3,1
SD 64 28,6
SMP 46 20,5
SMA 79 35,3
PT 28 12,5
Total 224 100,0

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa sebagian besar latar belakang jenjang pendidikan

orang tua responden adalah SMA, yaitu 79 orang (35,3%).

30
31

3. Tingkat pengetahuan tentang dismenorea

Tabel 6.
Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase


1. Tinggi 139 62,1
2. Rendah 85 37,9
Total 224 100

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa dari 224 responden yang diteliti, sebanyak

139 orang (62,1%) responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi.

4. Upaya Penanganan dismenorea

Tabel 7.
Distribusi frekuensi upaya penanganan dismenorea

No. Upaya Penanganan Jumlah Persentase


1. Baik 116 51,8
2. Buruk 108 48,2
Total 224 100

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa dari 224 responden yang diteliti, sebanyak

116 orang (51,8%) responden memiliki upaya penanganan yang baik.


32

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat ini menggunakan uji statistik Chi square untuk melihat hubungan antara

tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea yang

hasilnya sebagai berikut:

Tabel 8.
Hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan
dismenorea

Variabel Upaya Penanganan Total p value


Baik Buruk
Tingkat Pengetahuan
- Tinggi 80 (57,6%) 59 (42,4%) 116 (100%) 0,038
- Rendah 36 (42,4%) 49 (57,6%) 108 (100%)

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi

dengan upaya penanganan baik adalah 80 orang. Hasil analisa bivariat uji Chi square didapatkan

nilai p value adalah 0,038. Berdasarkan hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa p value < α

(0,05) sehingga Ho ditolak yang artinya bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan

remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea.


33

BAB V
PEMBAHASAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 19 Maret 2011 di

SMA Negeri 1 Bangko Bagansiapiapi, didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tingkat

pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea.

A. Pembahasan penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Umur responden

Sebagian besar responden pada penelitian ini berusia 17 tahun, yaitu sebanyak

87 orang (38,8%). Hal ini karena responden yang diteliti adalah siswi SMA yang

biasanya dengan rentang umur 15-18 tahun. Semakin bertambahnya umur, maka

tingkat pengetahuan yang dimilikinya akan semakin baik. Pengetahuan dapat

mengembangkan kemampuan siswi SMA Negeri 1 Bangko dalam mengambil

keputusan untuk menangani dismenorea yang merupakan masalah yang banyak

dialami para remaja. Hal tersebut sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) semakin

dewasa umur seseorang, tingkat pengetahuan seseorang akan lebih matang atau lebih

baik dalam berfikir dan bertindak.

b. Pendidikan terakhir orang tua

Responden yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari latar belakang

tingkat pendidikan orang tua yang beragam. Paling banyak responden berasal dari

orang tua yang berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas, yaitu sebanyak 79

orang (35,3%). Hal ini biasanya dipengaruhi oleh status sosial ekonomi. Menurut

Azwar (2003) makin tinggi tingkat pendidikan maka, makin mudah seseorang

mendapatkan pengetahuan. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang untuk

33
34

menerima ide dan teknologi atau informasi baru. Peneliti mencantumkan tingkat

pendidikan orang tua, karena orang tua sebagai pendidik utama anak di dalam

keluarga.

2. Tingkat Pengetahuan dan Upaya Penanganan

a. Tingkat pengetahuan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 139 orang (62,1%) memiliki tingkat

pengetahuan tinggi. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Ogunfowokan dan

Babatunde (2010) dengan judul “Management of primary dysmenorrhea”

menunjukkan hasil bahwa remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang

menstruasi dan dismenorea. Hal ini karena responden penelitian ini adalah siswi

SMA yang merupakan pelajar sehingga tingkat pengetahuan yang dimiliki lebih

tinggi dibandingkan remaja yang tidak bersekolah. Menurut Notoatmodjo (2007)

bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang

yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Upaya penanganan

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 116 orang (51,8%) responden

memiliki upaya penanganan yang baik. Perilaku yang baik tersebut ditunjukkan dari

kesadaran siswi untuk selalu memperhatikan rasa nyeri yang dirasakan ketika

menstruasi. Kesadaran tersebut memunculkan rasa ketertarikan untuk mengetahui

penyebab dan upaya penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan

dismenorea yang mereka rasakan sehingga pada akhirnya mereka dapat menerima

kondisi tersebut.
35

3. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dismenorea dengan Upaya

Penanganan Dismenorea

Hasil analisa hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea

dengan upaya penanganan dismenorea, menunjukkan bahwa responden yang memiliki

tingkat pengetahuan tinggi dengan upaya penanganan baik adalah 80 orang. Berdasarkan

hasil uji statistik didapatkan p value sebesar 0,038 dimana p value < 0,05 dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang

dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea.

Hal ini sesuai dengan penelitian Rani (2003) yang berjudul “Pengaruh

Pengetahuan dengan Penanganan Sindroma Pra Haid pada Remaja Puteri”, didapatkan

hasil bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi akan melakukan penanganan

sindroma pra haid dengan lebih baik. Penanganan yang baik tidak akan terjadi begitu

saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak

positif atau negatif suatu perilaku yang terkait. Pengetahuan yang dimiliki siswi tentang

dismenorea menjadi landasan terbentuknya perilaku untuk menangani dismenorea.

Selain itu hal ini didukung oleh penelitian Ogunfowokan dan Babatunde (2010)

dengan judul “Management of primary dysmenorrhea” menunjukkan hasil bahwa

remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang menstruasi dan dismenorea,

dari 58% responden yang mengalami dismenorea primer, sebagian besar menggunakan

metode yang tidak tepat dalam mengatasi dismenorea primer. Ini disebabkan penelitian

Ogunfowokan dan Babatunde memiliki responden dengan tingkat pengetahuan rendah

tentang dismenorea sehingga upaya penanganan yang dilakukan tidak tepat.


36

Didukung oleh teori Azwar (2003) pengetahuan seseorang tentang sesuatu hal

akan mempengaruhi sikapnya. Sikap positif maupun negatif tergantung dari pemahaman

individu tentang suatu hal tersebut, sehingga sikap ini selanjutnya akan mendorong

individu berperilaku baik atau buruk. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan. Semakin

tinggi pengetahuan akan semakin baik pula tindakannya dalam upaya penanganan

dismenorea.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Rancangan penelitian ini sesuai dengan tujuan awal penelitian yaitu menggunakan

rancangan korelasional dengan pendekatan cross sectional sehingga penelitian

mengukur semua variabel baik independen maupun dependen yang dilakukan

bersamaan dalam satu waktu, yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel, sehingga metode ini tidak dapat diketahui sebab akibat secara langsung,

namun hanya mencari hubungan tersebut.

2. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada remaja yang ada di SMA Negeri 1 Bangko

Bagansiapiapi sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi untuk seluruh

siswi SMA di Bagansiapiapi.

3. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden menjawab dengan

tidak jujur atau tidak mengerti dengan pertanyaan yang dimaksud sehingga hasilnya

kurang mewakili secara kumulatif.


37

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari hubungan antara

tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya penanganan dismenorea bahwa

mayoritas responden pada penelitian ini berusia 17 tahun dan mayoritas responden berasal dari

orang tua yang berpendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas. Responden yang memiliki

tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 139 orang dan responden yang memiliki upaya

penanganan baik berjumlah 116 orang. Berdasarkan hasil uji Chi square diperoleh p value

0,038 dimana p value < 0,05. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang dismenorea dengan upaya

penanganan dismenorea.

B. Saran

1. Bagi sekolah

Diharapkan kepada pihak sekolah untuk bisa memberikan pengetahuan tentang

dismenorea melalui program bimbingan konseling untuk menambah pengetahuan para

murid tentang dismenorea.

2. Bagi orang tua

Diharapkan kepada orang tua untuk lebih terbuka dengan anaknya sehingga anak

tidak merasa takut ataupun malu untuk bertanya kepada orang tuanya. Selain itu, orang

tua juga diharapkan untuk bisa memberikan informasi seksual kepada anaknya sehingga

anak tidak mencari informasi seksual dari lingkungannya seperti teman-teman sebaya,

dimana informasi yang didapatkan cenderung salah.

37
38

3. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini dengan

jumlah sampel yang lebih besar dengan harapan data yang didapatkan dapat

berdistribusi secara normal.

b. Bagi peneliti selanjutnya, supaya melakukan penelitian tentang efektivitas

pendidikan kesehatan terhadap kecemasaan saat menstruasi.


DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A. K. (2010). A study of dysmenorrhea during menstruation in adolescent girls.


Indian Journal of Community Medicine, 35 (1), 159–164. Diperoleh tanggal 20
Desember 2010 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2888348/?tool=pubmed

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, S. (2003). Sikap manusia dan teori pengukurannya. (2nd ed). Jakarta: Pustaka Pelajar.

Badziad, A. (2003). Endokrinologi dan ginekologi. (2nd ed). Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas.

Greenspan, S. F., & Baxter, D. J. (ed.). (2000). Endroklinologi dasar dan klinik. (4th ed) .
Jakarta: EGC.

Heriani, T. (2009). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan siswi SMA tentang
dismenorea. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hidayat, A. A. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta:
Salemba Medika.

Hurlock, E. B. (2007). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang.


Bandung: Mandar Maju.

Kartono, K. (2006). Psikologi wanita mengenal gadis remaja dan kehidupan wanita dewasa.
Jakarta: Erlangga.

Llewellyn, D., & Jones. (ed.). (2001). Dasar - dasar obstetri dan ginekologi (6th ed). Jakarta:
Hipokrates.

Mansjoer, A. (2001). Kapita selekta kedokteran. (3th ed). Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba, I. G. (2000). Memahami reproduksi wanita. Jakarta: Arcan.

Mujaddid. (2006). Buku ajar penyakit dalam. (4th ed). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Nadesul. (2000). Liku-liku menstruasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Notoatmodjo. (2003). Pengantar pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu prelaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2001). Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Nursalam., & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta : Salemba medika.

Ogunfowokan, A. A., & Babatunde, O. A. (2009). Management of primary dysmenorrheal.


Journal School Nurse, 26 (2), 131. Diperoleh tanggal 20 Desember 2010 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19850951

Ortiz, M. I. (2009). Prevalence and impact of primary dysmenorrhea among Mexican high
school students. International Journal of Gynaecology and Obstetrics, 107(3), 240.
Diperoleh tanggal 20 Desember 2010 dari
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19716130

Potter, P. A. (ed.). (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses dan praktik.
(Vol. 1). Jakarta : EGC.

Purwaningsih, W., & Fatmawati, S. (2010). Asuhan keperawatan maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Rani. (2003). Pengaruh pengetahuan dengan penanganan sindroma pra haid pada remaja
puteri. Skripsi tidak dipublikasikan.

Rayburn, W. F., & Carey, J. C. (ed.). (2001). Obstetric dan ginekologi. Jakarta: Widya
Medika.

Sallika. (2010). Serba serbi kesehatan perempuan. Bukune: Jakarta.

Sastroasmoro, S., & Ismael, S. (2002). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta : CV
Sagung Seto.

Sherwood, L. (ed.). (2001). Fisiologi manusia. Jakarta: EGC.

Soekanto. (2002). Sosiologi sebagai suatu pengantar. Jakarta: CV Rajawali.

Soekidjo,N. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Wiknjosastro, H. (ed.). (2009). Ilmu kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wong, dkk. (ed.). (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. (Vol 1). Jakarta: EGC.
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Riau (PSIK UR):

Nama : Alfitriani

NIM : 0711111830

Alamat : Jl. Cemara No. 9 Pekanbaru

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan

Remaja Tentang Dismenorea dengan Upaya Penanganan Dismenorea”. Penelitian ini tidak

menimbulkan akibat yang merugikan saudari sebagai responden, kerahasiaan semua informasi

yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk penelitian. Jika saudari telah menjadi

responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan saudari untuk mengundurkan diri, maka

saudari diperbolehkan mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Apabila saudari menyetujui untuk menjadi responden, saya mohon kesediaannya untuk

menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan kesediaan, saya

ucapkan terimakasih.

Peneliti

Alfitriani

41
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah saya membaca keterangan dari saudari Alfitriani, Mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Universitas Riau (PSIK UR) yang melaksanakan penelitian tentang

“Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dismenorea dengan Upaya

Penanganan Dismenorea”, maka saya bersedia menjadi responden dan berjanji untuk

memberikan informasi dengan sesungguhnya yang saya ketahui tanpa ada tekanan dari pihak

manapun. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bagansiapiapi, Maret 2011

Yang memberi pernyataan

( )
Lampiran 3

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA


TENTANG DISMENOREA DENGAN UPAYA
PENANGANAN DISMENOREA

Kode Kuesioner:..........
I. Kharakteristik Responden

1. Umur :

2. Pendidikan terakhir orang tua (ibu) : Tidak sekolah / tidak tamat SD

SD/ Sederajat

SMP/ Sederajat

SMA/ Sederajat

Pendidikan tinggi
II. Pertanyaan tentang tingkat pengetahuan

Petunjuk pengisian.

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan anda:

1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang ada pilih.

2. Pilih kolom ya jika pertanyaan yang anda anggap benar.

3. Pilih kolom tidak jika pertanyaan yang anda anggap salah.

No. Pertanyaan Ya Tidak


1. Nyeri haid adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah
yang muncul selama menstruasi.
2. Nyeri haid merupakan gangguan haid yang berbahaya bagi
kesehatan.
3. Menegang pada buah dada merupakan gejala yang menyertai nyeri
haid.
4. Setiap orang yang mengalami nyeri haid pasti memiliki penyakit
pada organ reproduksi.
5. Kekurangan darah (anemia) bukan salah satu dari penyebab nyeri
haid.
6. Nyeri haid disebabkan karena adanya perubahan hormon di dalam
tubuh seseorang.
7. Rasa cemas dapat menyebabkan nyeri haid pada seseorang.
8. Nyeri haid dapat diatasi dengan pengompresan yang menggunakan
air hangat di perut bagian bawah
9. Berkonsultasi ke dokter merupakan cara yang tepat saat seseorang
mendapatkan nyeri haid.
III. Pernyataan terkait upaya penanganan nyeri haid

Petunjuk pengisian.

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan anda:

1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu kolom yang ada pilih.

2. Pilih kolom (1) bila anda merasa selalu (SL) pada pernyataan yang dibuat.

3. Pilih kolom (2) bila anda merasa sering (SR) pada pernyataan yang dibuat.

4. Pilih kolom (3) bila anda merasa kadang-kadang (KK) pada pernyataan yang dibuat.

5. Pilih kolom (4) bila anda merasa tidak pernah (TP) pada pernyataan yang dibuat.

No Pernyataan SL SR KK TP
1. Saudara segera mencari tahu kenapa saat menstruasi
saudara merasakan nyeri di perut bagian bawah.
2. Saudara meminum obat yang dibeli di warung untuk
menghilangkan nyeri haid.
3. Saudara berolahraga dalam upaya menangani nyeri
haid.
4. Saudara makan makanan yang mengandung
bermacam-macam nutrisi dalam upaya menangani
nyeri haid.
5. Saudara melakukan pengompresan menggunakan air
hangat di perut bagian bawah untuk mengurangi
nyeri haid.
6. Saudara meminum obat dari resep dokter untuk
menghilangkan nyeri haid.
Lampiran 4

HASIL PENGOLAHAN DATA


A. Validitas dan Reliabilitas

1. Tingkat pengatahuan
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 9

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .85 .366 20
P2 .80 .410 20
P3 .75 .444 20
P4 .70 .470 20
P5 .65 .489 20
P6 .65 .489 20
P7 .95 .224 20
P8 .80 .410 20
P9 .85 .366 20

46
Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 6.15 5.713 .628 .859
P2 6.20 5.326 .767 .846
P3 6.25 5.461 .621 .859
P4 6.30 5.379 .618 .860
P5 6.35 5.397 .576 .865
P6 6.35 5.608 .475 .875
P7 6.05 6.261 .569 .869
P8 6.20 5.326 .767 .846
P9 6.15 5.713 .628 .859

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
7.00 6.947 2.636 9

2. Upaya Penanganan

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables
in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.841 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 3.05 .945 20
P2 2.70 .865 20
P3 2.95 1.050 20
P4 3.15 .988 20
P5 2.85 .933 20
P6 3.05 .945 20

Item-Total Statistics
Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
P1 14.70 12.958 .655 .807
P2 15.05 13.524 .634 .812
P3 14.80 12.379 .652 .808
P4 14.60 13.937 .459 .846
P5 14.90 12.621 .725 .793
P6 14.70 13.274 .601 .818

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
17.75 18.303 4.278 6

B. Uji Bivariat

Frequencies

umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 15 35 15.6 15.6 15.6
16 58 25.9 25.9 41.5
17 87 38.8 38.8 80.4
18 44 19.6 19.6 100.0
Total 224 100.0 100.0
pendidikan otru (ibu)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak sekolah/ tidak tamat SD 7 3.1 3.1 3.1
SD/ sederajat 64 28.6 28.6 31.7
SMP/ sederajat 46 20.5 20.5 52.2
SMA/ sederajat 79 35.3 35.3 87.5
perguruan tinggi 28 12.5 12.5 100.0
Total 224 100.0 100.0

tingkat pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid rendah 85 37.9 37.9 37.9
tinggi 139 62.1 62.1 100.0
Total 224 100.0 100.0

upaya penanganan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid buruk 108 48.2 48.2 48.2
baik 116 51.8 51.8 100.0
Total 224 100.0 100.0

C. Uji Normalitas
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat pengetahuan 224 100.0% 0 .0% 224 100.0%
upaya penanganan 224 100.0% 0 .0% 224 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
tingkat pengetahuan Mean 5.87 .091
95% Confidence Interval Lower Bound 5.69
for Mean Upper Bound 6.05
5% Trimmed Mean 5.90
Median 6.00
Variance 1.835
Std. Deviation 1.355
Minimum 2
Maximum 10
Range 8
Interquartile Range 2
Skewness -.221 .163
Kurtosis -.124 .324
upaya penanganan Mean 12.65 .166
95% Confidence Interval Lower Bound 12.32
for Mean Upper Bound 12.98
5% Trimmed Mean 12.55
Median 13.00
Variance 6.193
Std. Deviation 2.489
Minimum 8
Maximum 22
Range 14
Interquartile Range 3
Skewness .675 .163
Kurtosis .986 .324

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
tingkat pengetahuan .164 224 .000 .943 224 .000
upaya penanganan .117 224 .000 .958 224 .000
a. Lilliefors Significance Correction
D. Uji Bivariat

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
tingkat pengetahuan *
224 100.0% 0 .0% 224 100.0%
upaya penanganan

tingkat pengetahuan * upaya penanganan Crosstabulation


upaya penanganan
buruk baik Total
tingkat pengetahuan rendah Count 49 36 85
Expected Count 41.0 44.0 85.0
% within tingkat
57.6% 42.4% 100.0%
pengetahuan
tinggi Count 59 80 139
Expected Count 67.0 72.0 139.0
% within tingkat
42.4% 57.6% 100.0%
pengetahuan
Total Count 108 116 224
Expected Count 108.0 116.0 224.0
% within tingkat
48.2% 51.8% 100.0%
pengetahuan

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 4.881 1 .027
b
Continuity Correction 4.292 1 .038
Likelihood Ratio 4.895 1 .027
Fisher's Exact Test .029 .019
Linear-by-Linear
4.860 1 .027
Association
N of Valid Casesb 224
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 40,98.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai