Anda di halaman 1dari 17

LABORATORIUM FITOKIMIA-FARMAKOGNOSI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)

JURNAL OBAT TRADISIONAL


PERCOBAAN VII
PEMBUATAN SABUN PADAT SUSU SAPI

KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
HELEN RENALDY
INDRASARI
SAFIRA AFRIANI
VIOLA PUTRIKA ALVIONITA

ASISTEN : NUR AMINAH

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI (STIFA)
PELITA MAS
PALU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sabun mandi merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia

dengan fungsi utamanya sebagai pengangkat kotoran yang menempel ditubuh. Dewasa

ini sabun dibuat praktis sama dengan teknik yang digunakan pada zaman lampau.

Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan lindi (natrium hidroksida)

sehingga terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak. Dulu

digunakan abu kayu (yang mengandung basa seperti kalium karbonat) sebagai ganti

lindi (Austin. 1984).

Pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit menjadi tren dan beragam.

Keberagaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis warna, wangi dan

manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya, sabun dibedakan atas dua macam

yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair (Austin. 1984).

Produk sabun mandi berbasis bahan alam masih jarang ditemukan di pasaran.

Kebanyakan masih menggunakan bahan sintetik sebagai bahan aktifnya. Contoh bahan

aktif sintetik yang berbahaya bagi kulit manusia dan banyak disorot saat ini adalah

sodium lauryl sulfate (SLS), dietanolamin (DEA), trietanolamin (TEA) serta triklosan

yang diketahui memiliki efek negatif pada lingkungan (Austin. 1984).

Kekurangan dari penggunaan SLS sebagai pengangkat kotoran yaitu selain

mengangkat kotoran yang menempel pada kulit, SLS juga mengangkat minyak - minyak

alami yang dihasilkan oleh kulit yang berfungsi sebagai pelembab alami yang

mengakibatkan kulit menjadi kering. Pada kondisi tertentu, SLS dapat mengakibatkan
terjadinya iritasi pada kulit, mata, dan membran mukosa. Untuk bahan DEA dan TEA,

selain menyebabkan alergi senyawa ini juga dapat membentuk nitrosamine yang

menyebabkan kanker dan mutasi gen (Herbal. 2012).

Sabun natural berbeda dengan sabun biasa lainnya karena bahan aktif sintetik

yang digunakan, diganti dengan minyak alami seperti minyak zaitun, minyak kelapa dan

minyak sawit. Kotoran biasanya cenderung bersifat non-polar dan minyak juga bersifat

non-polar. Memanfaatkan sifat kepolaran yang mirip maka minyak dapat mengangkat

kotoran. Tampilan sabun natural akan menarik, mewah dan berkelas sehingga

menyebabkan sabun ini dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Pendirian industri

sabun natural merupakan salah satu jenis usaha yang cukup menjanjikan mengingat

pasar sabun natural belum jenuh dan masih terbuka lebar (Herbal. 2012).

Pada praktikum kali ini digunakan susu sapi sebagai bahan pembuatan sabun

padat yang dimana susu sampai memiliki manfaat untuk mengembalikan sel-sel kulit

baru dan membersihkan kulit secara alami, susu memiliki asam laktat yang

membersihkan kulit, membuang kulit mati dan membersihkan kulit, membantu

mendapatkan kulit yang bersinar, untuk mengobati masalah kulit kering dan untuk

mencegah penuaan pada kulit ( Herbal. 2012 ).

B. Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan formulasi sabun susu sapi.

B. Tujuan Percobaan

Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan formulasi

sabun susu sapi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar Teori

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi, terdiri dari

dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan sodium atau

potasium. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium

atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang

dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras, sedangkan sabun yang dibuat

dengan KOH dikenal dengan sabun lunak (Zulkifli. 2014).

Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi

minyak. Proses saponifikasi minyak akan memperoleh produk sampingan yaitu gliserol,

sedangkan proses netralisasi tidak akan memperoleh gliserol. Proses saponifikasi

terjadi karena reaksi antara trigliserida dengan alkali, sedangkan proses netralisasi

terjadi karena reaksi asam lemak bebas dengan alkali (Zulkifili. 2014).

Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa

natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Pada

umumnya sabun ditambahkan zat pewangi atau antiseptik. Kegunaan sabun ialah

kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan

pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai

hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat non-polar, seperti tetesan-

tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh

ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena
tolak-menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling

bergabung tetapi tetap tersuspensi (Austin. 1984).

B. Uraian Bahan

1. Aquadest (Depkes RI, 1979 Halaman 96)

Nama resmi : AQUADESTILLATA

Nama lain : Air suling, Aquadest

Rumus kimia : H2O

Berat molekul : 18,02

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai

rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Kegunaan : Pelarut

2. Minyak Zaitun (Oleum Olivae)

Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan ; baulemah, tidak

tengik ; rasa khas, pada suhu rendahsebagian atau seluruhnya

membeku.

Kelarutan : Sukar larut dalam Etanol 95% P ; larut dalamkloroform P dan

dalam Eter minyak tanah P.

Kegunaan : penetrasi kulit

3. Minyak Sawit

4. Natrium Hidroksida (Depkes RI, 1979 Halaman 421)

Nama resmi : NATRII HIDROCIDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida


Rumus kimia : Na(OH)

Berat molekul : 40

Pemerian : Bentuk batang massa hablur air keping-keping, keras dan rapuh

dan menunjukkan susunan hablur putih mudah meleleh basa

sangat katalis dan korosif segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : Sebagai saponifikasi

5. Asam Stearat (FI III hal. 57)

Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih

atau kuning pucat, mirip lemak lilin.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P,

dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan konsentrasi 1-20%.

6. EDTA (Dirjen POM IV 1979 :1955)

Nama resmi : ETILEN DIAMINA TETRA ASETAT

Nama lain : EDTA

RM/BM : C2H8N2/ 98,96

Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna atau agak kuning, bau seperti

amoniak, bereaksi alkali kuat.

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air maupun dengan etanol

Kegunaan : Sebagai titran

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup


7. Natrium Hidroksida (Depkes RI, 1979 Halaman 421)

Nama resmi : NATRII HIDROCIDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida

Rumus kimia : Na(OH)

Berat molekul : 40

Pemerian : bentuk batang massa hablur air keping-keping, keras dan

rapuh dan menunjukkan susunan hablur putih mudah meleleh basa sangat katalis dan

korosif segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air

Kegunaan : sebagai zat tambahan.

C. Klasifikasi Hewan

1. Sapi ( Bos taurus )

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : Bos taurus

D. Morfologi Hewan

Sapi pada umum nya memiliki tubuh yang besar, namun ada perbedaan antara

sapi yang hidup di daerah dingin dengan sapi yang hidup di daerah panas. Pada umum

nya sapi hidup di daerah dingin lebih gemuk dari pada sapi yang hidup di daerah panas
hal ini di sebab kan oleh karena tubuh yang kecil sangat di butuhkan oleh sapi yang

hidup di daerah tropis atau panas sebagai konservatif dari pengaruh kecaman

panas.Sapi memiliki rambut, rambut pada sapi yang berbeda-beda, jika ia hidup di

daerah panas ia memiliki rambut yang tipis di banding kan sapi yang hidup di daerah

musim dingin.Warna sapi cenderung cerah dan bermacam-macam. Sapi pada umum

nya makan rumput. Pada sapi di daerah dingin akan banyak bergerak karena untuk

mempercepat metabolism dan sapi di daerah panas cenderung berdiam untuk

memperlambat metabolism.

E. Kandungan Susu Sapi

Susu sapi disebut juga darah putih bagi tubuh karena kandungan susu memiliki

banyak vitamin dan berbagai macam asam amino yang baik bagi kesehatan tubuh.

Kandungan gizi susu terdapat vitamin B2 dan vitamin A, selain protein juga terdapat

macam-macam asam amino yang penting untuk pertumbuhan tubuh.

Kandungan susu juga terdapat kolin yang melimpah; nutrisi penting yang

ditemukan untuk membantu tidur, gerakan otot, belajar dan memori. Kolin membantu

menjaga struktur membran sel, membantu transmisi impuls saraf, membantu

penyerapan lemak dan dapat mengurangi peradangan kronis.

Kandungan gizi susu lainnya seperti potasium yang dapat menurunkan risiko

stroke, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, perlindungan terhadap hilangnya massa

otot. Sementara vitamin D dapat menyehatkan tulang, yang membantu dalam

pembentukan, pertumbuhan, dan perbaikan tulang. Kandungan susu ini juga

memainkan peran penting dalam penyerapan kalsium dan fungsi kekebalan tubuh.
F. Manfaat Susu Sapi

Manfaat susu sapi yang pertama adalah bahwa susu sapi baik untuk tulang

karena sebagai sumber kalsium yang kaya, mineral yang penting untuk kesehatan

tulang dan gigi. Susu sapi diperkaya dengan vitamin D, yang juga bermanfaat bagi

kesehatan tulang. Kandungan susu berupa kalsium dan vitamin D membantu

mencegah osteoporosis. Susu sapi adalah sumber potasium, yang dapat meningkatkan

vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) dan menurunkan tekanan darah.


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Panci stainless, mixer atau pengaduk kayu, kompor, cetakan, spatula, gelas

ukur, pipet tetes.

B. Bahan

Asam stearat, minyak zaitun, minyak sawit, NaOH, susu sapi, EDTA, aquadest,

essent orange.

C. Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Bahan-bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan

3. Mencampurkan minyak sawit dan minyak zaitun kemudian dimixer hingga homogen

kemudian menambahkan EDTA

4. Memasukkan susu kedalam campuran sambil dimixer lalu menambahkan essent

jeruk

5. Setelah campuran homogen dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit kedalam

campuran

6. Memasukkan asam stearat yang terlebih dahulu sudah dipanaskan kedalam

campuran sambil dimixer dengan kecepatan konstan

7. Mixer sampai campuran mengental dan tidak terdapat endapan-endapan

8. Memasukkan campuran kedalam cetakan

9. Didiamkan selama 3x24 jam sampai sabun menggeras

10. Sabun dimasukkan kedalam wadah sekunder dan diberi etiket


BAB IV

Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Pengamatan

1. Organoleptik

Warna : Putih

Bau : Bau khas susu sapi

Teksur :

2. Formulasi asli

No Nama bahan Konsentrasi

1. Lemak sapi 100 g

2. Susu segar murni 100 g

3. Minyak kelapa ( sawit ) 300 g

4. Caustik soda 38 Be 80 g

5. Garan halus 35 g

6. Air panas 80°C 50 g

7. Minyak serai 5g

8. Parfum ( Pilihan ) 20 g

9. Dektrin alba 20 g

10. Bahan pewarna Qs


3. Formulasi yang dibuat

No Nama bahan Jumlah bahan Fungsi dalam formulasi

1. Minyak sawit 130 ml Mempertahankan kekerasan sabun

2. Minyak zaitun 10 ml Penetrasi kulit

3. Susu sapi 15 ml Bahan aktif

4. Aquadest 70 ml Pelarut

5. Asam stearat 10 9 Menggeraskan sabun dan

menstabilkan busa

6. EDTA 0,23 g Emulgator

7. NaOH 27 g Saponifikasi

8. Essent 1 ml Pengaroma

4. Perhitungan

1. Asam stearat 10 g
10
x 100 = 4 x 5 = 20 g
250
10
10% = x 20 g = 2 g
100
Jadi 20 + 2 = 22 g
2. EDTA 0,23 g
0,23
x 100 = 0,092 x 5 = 0,46 g
250
10
10% = x 0,46 g = 0,046 g
100
Jadi 0,46 + 0,046 = 0,506 g

3. NaOH 27 g
27
x 100 = 10,8 x 5 = 54 g
250
10
10% = x 54 g = 5,4 g
100
Jadi 54 + 5,4 = 59,4 g
4. Minyak zaitun 10 ml
10
x 100 = 4 x 5 = 20 ml
250
10
10% = x 20 ml = 2 ml
100
Jadi 20 + 2 = 22 ml
5. Minyak sawit 130 ml
130
x 100 = 52 x 5 = 260 ml
250
10
10% = x 260 ml = 26 ml
100
Jadi 260 + 26 = 286 ml
Total minyak yang dipakai
Minyak sawit + minyak zaitun = 286 + 22 = 305 ml
6. Susu sapi 15 ml
15
x 100 = 6 x 5 = 30
250
10
10% = x 30 ml = 3 ml
100
Jadi 30 + 3 = 33 ml
7. Essent orange 1 ml
1
x 100 = 0,4 x 5 = 2 ml
250
10
10% = x 2 ml = 0,2 ml
100
Jadi 2 + 0,2 = 2,2 ml
8. Aquadest 70 ml
70
x 100 = 28 x 5 = 140 ml
250
10
10% = x 140 ml = 14 ml
100
Jadi 140 + 14 = 154 ml
59,4
9. % NaOH = x 100 % = 19,47 %
305
19,47
= x 20 tetes = 3,89 ml
100
5. Penimbangan bahan
No Nama bahan Bobot timbangan atau volume

1. Minyak sawit 286 ml

2. Minyak zaitun 22 ml

3. Susu sapi 6,6 ml

4. Aquadest 154 ml

5. Asam stearat 22 9

6. EDTA 0,506 g

7. NaOH 59,4 g

8. Essent 2,2 ml

B. Pembahasan

Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa

natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Pada

umumnya sabun ditambahkan zat pewangi atau antiseptik.

Pada praktikum kali ini pertama-tama menyiapkan alat dan bahan, kemudian

menimbang dan mengukur bahan yang akan digunakan. Setelah itu bahan minyak

terlebih dahulu dimixer hingga homogen kemudian menambahkan EDTA lalu

memasukkan susu sapi sambil dimixer hingga homogen setelah homogen

menambahkan essent orange. Setelah campuran homogen kemudian memasukkan

asam stearat yang terlebih dahulu sudah dipanaskan kedalam campuran, mixer sampai

campuran mengental dan tidak terdapat gumpalan-gumpalan. Setelah campuran sudah


mengental ditambahkan NaOH kedalam campuran dan mixer hingga homogen.

Kemudian campuran tersebut dituang kedalam cetakan sabun yang sudah diolesi

paraffin cair, diamkan 2 sampai 3 hari sampai sabun menggeras.

Dari hasil praktikum didapatkan hasil sabun memiliki aroma jeruk berwarna putih

susu, namun sabun yang terbentuk belum sempurna dikarenakan saat proses

pencampuran bahan terdapat kesalahan, sehingga sabun terbentuk 2 warna dan

dimana sabun masih terdapat gumpalan-gumpalan.


BAB V

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara basa natrium

atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani.

2. Dari hasil praktikum didapatkan hasil sabun memiliki aroma jeruk dan berwarna putih

susu, namun sabun yang terbentuk belum sempurna dikarenakan saat proses

pencampuran bahan terdapat kesalahan, sehingga sabun terbentuk 2 warna dan

dimana sabun masih terdapat gumpalan-gumpalan.

B. Saran

1. Praktikan

Diharapka praktikan agar lebih serius dalam melakukan praktikum

2. Asisten

Diharapkan agar kedepannya lebih sabar menghadapi praktikan


Daftar Pustaka

Austin. Gorge T. 1984. Shereve’s Chemical Process Industries. 5th ed. McGra- Hill Book
Co: Singapura

Dirjen POM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1995). Farmakope Indonesia.


Edisi III Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dirjen POM. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1979). Farmakope Indonesia.


Edisi IV Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

https://doktersehat.com/manfaat-dan-kandungan-susu-sapi-bagi-kesehatan/

http://grosirherbalhawa.blogspot.com/2012/07/manfaat-sabun-susu-untuk-kulit.html

Zulkifli,dkk, 2014. Laporan Praktikum Pembuatan Sabun Padat. Universitas Malang

Anda mungkin juga menyukai