Anda di halaman 1dari 10

SISTEM PENGAIRAN TANAMAN BERBASIS ARDUINO

Niskie Nisrina Nufus, 4316020019


Zarqa Alya Sausan, 4316020024

ABSTRAK
Pengairan atau irigasi merupakan faktor penting dalam industri pertanian dan perkebunan.
Masalah yang sering dihadapi adalah semakin menurunnya ketersediaan air dikarenakan
penggunaan air yang kurang efisien dalam system pengairan konvensional, selain itu irigasi
konvensional memerlukan waktu yang tidak sedikit hanya untuk mengairi tanaman
sehingga tidak efektif untuk lahan yang banyak dan relatif luas. Oleh karena itu dibutuhkan
upaya pengelolaan air secara tepat khususnya dalam irigasi. Dengan berkembangnya
teknologi saat ini dimungkinkan membuat sebuah teknologi dalam pengairan. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah merancang dan membuat sebuah sistem yang mampu
melakukan pengairan secara otomatis dan mendeteksi ketersediaan air untuk pengairan.
Sistem ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem otomatis pengairan tanaman dan sistem
pendeteksi kekosongan air pada tangki pengairan. Sistem ini memanfaatkan komunikasi
serial RS485. Sensor yang digunakan adalah sensor kelembaban tanah yang digunakan
untuk membaca keadaan tanah dan sensor ultrasonik yang digunakan untuk mendeteksi
ketinggian air pada tangki. Dengan output berupa pompa DC yang akan mengaliri air
apabila sensor mendeteksi kurangnya kelembaban pada tanah dan Buzzer sebagai indicator
apabila tanki pengairan kosong.

Kata Kunci: Sistem Pengairan,, RS485, Kelembaban, Ultrasonik, Pompa DC, Buzzer

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi yang saat ini telah merambah di berbagai aspek
kehidupan telah membuat berbagai pekerjaan manusia menjadi semakin cepat dan
efisien. Teknologi memegang peran penting dalam berbagai kemudahan serta
keuntungan yang diperoleh manusia dalam setiap pekerjaannya. Dewasa ini,
otomatisasi belakangan menjadi tren teknologi yang terus dikembangkan. Hal ini
dilakukan agar penggunaan tenaga manusia yang terbatas dapat diminimalisasi,
yang diiringi dengan temuan berbagai sensor sebagai alat bantu dalam teknologi
otomatisasi. Salah satu bidang yang banyak dikembangkan dengan bantuan
teknologi terkini adalah budidaya tanaman.
Dalam budidaya tanaman, banyak sekali aspek-aspek yang perlu
diperhatikan, salah satunya pengairan tanaman yang harus dilakukan secara teratur
sesuai keadaan tanaman saat itu. Hal ini diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan
berkembang dengan optimal. Tanaman harus diberi air dengan kadar yang cukup,
tidak boleh kurang karena akan menghambat proses pertumbuhan dan juga tidak
boleh terlalu banyak karena akan mengakibatkan tanaman tergenang air yang
akhirnya tanaman dapat mati. Namun, seringkali penanam lupa atau terlalu sibuk
sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk melihat keadaan tanaman dan
mengukur kadar air pada tanaman.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan sistem pengairan otomatis.
Sistem ini memanfaatkan mikrokontroller Arduino, sensor kelembaban tanah,
sensor ultrasonik serta komunikasi serial menggunakan RS485. Pada sistem ini,
apabila sensor kelembaban mendeteksi bahwa kelembaban tanah pada tanaman
kurang maka sensor akan mengirimkan perintah ke arduino untuk mengaktifkan
pompa pengairan yang terdapat pada tangki penampungan air, sehingga tanaman
akan dialiri air secara otomatis. Pada tangki penampungan air terdapat sensor
ultrasonik untuk mendeteksi ketinggian air. Apabila air pada tangki penampungan
kosong atau kurang untuk pengairan, maka buzzer sebagai indikator akan berbunyi
memberikan pertanda kepada penanam untuk segera mengisi kembali tangki
tersebut.
Tujuan dalam merancang dan membuat prototype sistem pengairan tanaman
otomatis ini adalah untuk mempermudah penanam dalam menjaga pertumbuhan
tanaman agar tetap optimal sehingga penanam tidak perlu lagi khawatir tanaman
akan mengalami kekeringan serta membantu mengingatkan penanam untuk
mengisi ulang tangki penampungan air agar proses pengairan berjalan dengan
lancar.

TINJAUAN PUSTAKA
Komponen-komponen yang dibutuhkan sistem monitoring Kelembapan
udara dan lama waktu panen adalah Arduino UNO, Sensor Kelembaban, Sensor
HC SR04, Buzzer, Relay, Pompa DC
Arduino Uno
Arduino adalah pengendali mikro single board yang bersifat open-source,
diturunkan dari wiring-platform. Hardwarenya menggunakan prosesor Atmel AVR
dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman Arduino yang bersifat powerfull
dan mudah digunakan. Secara umum Arduino terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Hardware papan input/output (I/O)
b. Software Arduino meliputi IDE untuk menulis program, driver untuk koneksi
dengan komputer, contoh program dan library untuk pengembangan program.

Gambar 1. Arduino Uno

RS-485
Komunikasi RS485 dapat digunakan untuk komunikasi multidrop yaitu
berhubungan secara one to many dengan jarak yang jauh teknik ini juga dapat
digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban sekaligus hanya dengan
menggunakan dua buah kabel saja tanpa memerlukan referensi ground yang sama
antara unit yang satu dengan unit lainnya

Gambar 2. RS-485

Soil Moisture Sensor


Soil moisture sensor mampu mengukur kadar air di dalam tanah, dengan 2 buah
probe pada ujung sensor. Dalam satu set sensor moisture tipe YL- 69 terdapat
sebuah modul yang didalamnya terdapat IC LM393 yang berfugsi untuk proses
pembading offset renda yang lebih rendah dari 5mV, yang sangat stabil dan presisi.
Sensitivitas pendeteksian dapat diatur dengan memutar potensiometer yang
terpasang di modul pemroses. Untuk pendeteksian secara presisi menggunakan
mikrokontroler atau arduino, dapat menggunakan keluaran analog (sambungan
dengan pin ADC atau analog input pada mikrokontroler ) yang akan memberikan
nilai kelembaban pada skala 0 V(relatif terhadap GND) hingga vcc (tegangan catu
daya). Modul ini dapat menggunakan catu daya antara 3,3 volt hingga 5 volt
sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam microkontroler.

Gambar 3. Sensor Kelembaban Tanah


Sensor Ultrasonik
Sensor jarak adalah sensor yang digunakan untuk melakukan pengukuran jarak.
Sensor ultrasonik mampu mendeteksi jarak benda menggunakan gelombang
ultrasonik. Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas
frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz.
Gambar 4. Sensor Ultrasonik
Relay
Modul relay beroperasi secara elektrikal yang melakukan switch on maupun off
menggunakan tegangan dan/atau arus yang lebih besar dari tegangan maupun arus
mikrokontroler.

Gambar 5. Relay
Pompa DC
Pompa ini memiliki tegangan kerja 3-6V DC dengan aliran maksimum 2 liter/menit
dan daya dorong maksimum 1 m.

Gambar 6. Pompa DC
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma.

Gambar 7. Buzzer
PERANCANGAN
Spesifikasi Sistem
1. Sensor Kelembaban Tanah
Jenis Sensor : YL-69
Tegangan operasi : 5 Volt
Sensitivitas : Perubahan kelembaban tanah
Pendeteksian : Basah dan kering
Metode Output : Digital

2. Sensor Jarak/Ketinggian
Jenis Sensor : Sensor Ultrasonik HC-SR04
Tegangan operasi : 5 Volt
Sensitivitas : Perubahan ketinggian air
Pendeteksian : Jarak>10cm
Metode output : Analog

3. Output Sensor Kelembaban Tanah


Jenis output : Buzzer
Tegangan operasi : 5 Volt
Output indikator : Bunyi
Fungsi indikator : Sebagai tanda bahwa tangki air hampir kosong

4. Output Sensor Jarak/Ketinggian


Jenis output : Relay dan Pompa DC
Tegangan operasi : 5 Volt
Mode operasi relay : Normally Close (NC)
Fungsi relay : Sebagai saklar pada pompa DC
Fungsi pompa DC : Sebagai aktuator untuk mengisi air pada tangki

5. Mikrokontroller
Jenis mikon : Arduino UNO R3
Tegangan operasi :5V

Cara Kerja Sistem


Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah dan
level/tinggi air dalam sebuah tangki penampungan air dengan memanfaatkan
mikrokontroller arduino serta komunikasi RS485. Sistem terdiri dari satu buah PC
(Personal Computer) sebagai master dan dua buah mikrokontroller sebagai slave.
PC (master) berfungsi sebagai transmitter dan receiver yang mengirim/menerima
data ke/dari mikrokontroller arduino. Komunikasi serial antara master dan slave
dilakukan dengan jaringan komunikasi RS485. RS485 merupakan modul
komunikasi half duplex yang mengirim atau menerima data pada jalur yang sama,
namun bergantian (satu arah dalam satu waktu) secara serial.
Pada sistem ini, apabila sensor kelembaban tanah mendeteksi bahwa
kelembaban tanah sangat rendah maka sensor akan mengirimkan perintah ke
arduino agar relay terhubung pada pompa sehingga pompa yang terdapat pada
tangki penampungan air akan aktif dan mengalirkan air dari tangki ke tanaman.
Ketika kelembaban tanah telah cukup tinggi maka secara otomatis sensor
kelembaban tanah akan memberikan sinyal perintah ke arduino untuk memutus
relay sehingga pompa mati. Sementara itu, sensor ultrasonik yang terdapat pada
tangki penampungan air akan mendeteksi ketinggian air pada tangki. Jika
ketinggian air sudah mencapai batas minimum, maka sensor akan memberikan
sinyal perintah pada arduino untuk mengaktifkan buzzer. Kemudian buzzer akan
berbunyi sebagai tanda bahwa penanam harus mengisi ulang tangki penampungan
air tersebut.
Sistem ini terdiri dari sensor kelembaban tanah dan sensor ultrasonik, PC
(Personal Computer), dua buah mikrokontroller Arduino UNO, satu buah pompa
DC, buzzer, konverter USB to RS485, konverter RS485 to TTL serta relay.
Diagram Blok

Fungsi Setiap Blok


1. Blok Master
➢ PC (Personal Computer) : Sebagai master dan pemonitor (HMI). PC juga
mengatur komunikasi antara slave 1 dan slave 2 serta sebagai transmitter
sekaligus receiver yang mengirim data dari/ke arduino
➢ Konverter USB to RS485 : Sebagai penghubung antara master dan slave,
juga sebagai konverter sinyal dari PC menjadi sinyal RS485 maupun
sebaliknya
2. Blok Slave 1

• Konverter RS-485 to TTL : Pengkonversi sinyal TTL (digital) menjadi


sinyal RS-485 maupun sebaliknya
• Arduino UNO: Pengontrol utama setiap input dan output yang ada di slave
1 dan sebagai pengkonversi data output sensor YL-69
• Sensor Kelembaban Tanah YL 69 : Pendeteksi kelembaban tanah sehingga
menghasilkan sinyal output untuk dikirimkan pada relay dan pompa DC
• Buzzer : Output berupa bunyi sebagai indikator bahwa sensor ultrasonik
mendeteksi air penampungan mencapai batas ketinggian minimum

3. Blok Slave 2

• Konverter RS-485 to TTL : Pengkonversi sinyal TTL (digital) menjadi


sinyal RS-485 maupun sebaliknya
• Arduino UNO : Pengontrol utama setiap input dan output yang ada di slave
2 dan sebagai pengkonversi data output sensor ultrasonik HC-SR04
• Sensor Ultrasonik HC-SR04 : Pendeteksi ketinggian air pada tangki
sehingga menghasilkan sinyal output untuk dikirimkan pada buzzer
• Relay dan pompa DC : Relay sebagai saklar bagi pompa DC sesuai sinyal
output yang dihasilkan oleh sensor kelembaban dan pompa DC sebagai
aktuator untuk mengalirkan air dari tangki penampungan menuju tanaman

Skematik Diagram
Analisis Rangkaian
Pada blok master terdapat PC sebagai master yang berfungsi untuk
mengatur jalur komunikasi antara slave 1 dengan slave 2, dan bertugas sebagai
pengirim atau penerima data dari atau ke Arduino. Selain itu, PC juga berperan
sebagai pemonitor (HMI). Sistem pengairan otomatis ini menggunakan
mikrokontroller Arduino UNO dan memanfaatkan komunikasi serial menggunakan
RS 485. Input dalam sistem ini didapatkan dari sensor kelembaban tanah dan sensor
ultrasonik. Sinyal input tersebut diterima oleh Arduino pada masing-masing slave
tempat sensor-sensor tersebut dihubungkan. Sementara output pada sistem ini
berupa buzzer dan relay yang terhubung pada pompa DC.
Pada blok slave 1 Arduino akan mengonversi sinyal input dari sensor
kelembaban menjadi data sensor kemudian data tersebut akan dikonversi
menggunakan konverter RS485 to TTL. Data yang sudah dikonversi akan masuk
ke konverter USB to RS485 yang dapat dibaca oleh PC. Data yang terdeteksi akan
ditampilkan pada HMI dan dikirimkan kembali melalui konverter USB to RS485
dan RS485 to TTL kepada Arduino. Selanjutnya Arduino akan mengubah perintah
dari PC tersebut menjadi sinyal yang dapat diterima oleh relay yang terletak pada
slave 2, sehingga relay sebagai saklar untuk pompa DC akan membuka atau
menutup sesuai dengan kondisi tanah yang terdeteksi oleh sensor. Jika kelembaban
tanah kurang maka relay akan tertutup dan pompa DC akan menyala dan
mengalirkan air pada tanaman hingga kelembaban tanah mencukupi.
Pada blok slave 2, dilakukan proses kerja yang sama seperti yang terjadi
pada blok slave 1, hanya saja data input sensor berasal dari sensor ultrasonik dan
output dari sensor ultrasonik adalah buzzer yang terletak pada slave 1. Sehingga
buzzer akan berbunyi jika ketinggian air yang dideteksi oleh sensor ultrasonik telah
mencapai batas minimum.

Algoritma Perangkat Lunak


Flowchart Master Flowchart Slave 1
Flowchart Slave 2

Hasil Uji Coba Sistem

Nilai Sensor
Buzzer
Kelembaban Tanah
High (Kering) On
Low (Basah) Off

Relay dan
Nilai Sensor Ultrasonik
Pompa
Jarak > 10cm On
Jarak < 10cm Off

SIMPULAN
Dari pembuatan sistem pengairan tanaman berbasis Arduino ini, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
• Sistem pengairan tanaman berbasis Arduino ini dapat merubah sistem
pengairan yang masih konvensional menjadi sistem parkir yang otomatis
dan informatif karena dapat memantau kondisi kelembaban tanaman serta
mengaliri air secara otomatis dari tangki ke tanaman
• Sistem ini memanfaakan Arduino sebagai mikrokontroller dan RS485
sebagai media komunikasi data
• Relay akan terhubung dan pompa akan menyala jika sensor kelembaban
mendeteksi kelembaban tanah tanaman kurang hingga kelembaban
mencukupi
• Buzzer akan berbunyi jika sensor ultrasonik mendeteksi bahwa ketinggian
air mencapai batas minimum.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyu, Ahmad. Rancang Bangun Sistem Pengairan Tanaman Menggunakan Sensor


Kelembaban Tanah.
https://www.neliti.com/id/publications/143439/rancang-bangun-sistem-pengairan-
tanaman-menggunakan-sensor-kelembaban-tanah (2017)

M.Syefudin. mengukur kelembaban tanah sensor soil moisture pada arduino


http://saptaji.com/2018/12/21/mengukur-kelembaban-tanah-sensor-soil-moisture-
pada-arduino/ (21 Desember 2018)

Tutorial Arduino mengakses Sensor Ultrasonic HC-SR04


https://www.nyebarilmu.com/tutorial-arduino-mengakses-sensor-ultrasonic-hc-sr04/
(13 Desember 2017)

Anda mungkin juga menyukai