A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga
dengan bertambahnya populasi manusia, menyebabkan terjadinya krisis
kebutuhan air karena penggunaan secara terus menerus dalam jumlah besar
oleh manusia. Ironisnya air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi
seluruh mahluk hidup. Pada saat musim kemarau keberadaan air semakin
langka untuk digunakan pada lahan pertanian. Untuk mendapatkan hasil
pertanian yang maksimal dan mengurangi penggunaan air yang sia-sia,
pemberian air pada lahan pertanian tidak boleh kurang atau lebih. Karena
pemberian air yang kurang atau berlebihan pada tumbuhan dapat menyebabkan
tumbuhan tersebut kering atau busuk. Salah satu cara untuk mengetahui apakah
air yang dibutuhkan tanaman sesuai dengan kebutuhannya, dapat dilihat dari
kelembaban tanahnya.
Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah
setelah kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi
maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan
transporair bawah tanah. Standar atau acuan dalam mengukur kelembaban
tanah, yaitu American Standard Method (ASM). Prinsip dari metode ini adalah
dengan cara melakukan perbandingan antara massa air dengan massa butiran
tanah (massa tanah dalam kondisi kering), yang ditunjukkan oleh persamaan
berikut :
Rh = x 100%
Keterangan :
Rh = Kelembaban Tanah (%)
ma = Massa Air (Gram)
mt = Massa Tanah (Gram)
Massa butiran tanah diperoleh dengan menimbang tanah kering. Sedangkan
massa air adalah selisih dari massa butiran tanah yang telah diberi air dengan
massa butiran tanah.
Salah satu cara untuk menentukan kadar air dalam tanah (kelembaban
tanah) adalah dengan menggunakan soil moisture sensor. Soil moisture sensor
adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi kelembaban dalam tanah.
Sensor ini membantu memantau kadar air atau kelembaban tanah pada tanaman.
Sensor ini terdiri dari dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah,
kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban.
Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik
(resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan
listrik (resistansi besar). Adapun spesifikasi dari sensor yaitu :
1. Tegangan masukan : 3.3 volt atau 5 volt
2. Tegangan keluaran : 0 - 4.2 volt
3. Arus : 35 mA
PELAKSANAAN
Tempat
Poyek ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram.
Waktu
Adapun rincian kegiatan seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 1. Rincian Kegiatan
Minggu ke -
No Nama
Kegiatan
1
Menentukan
tema
Mengumpulkan
studi literature
Mendata
alat
dan bahan
4
Inventaris
alat
dan bahan
5
Merancang alat
Pengujian alat
Pelaporan
Presentasi
10
11
12
D. METODE PENELITIAN
1. Teknik Perancangan Hardware
Perancangan hardware meliputi perancangan rangkaian Soil
Moisture Sensor FC-28 yang terhubung dengan modul Arduino Uno.
Gambar rangkaian yang dirancang ditunjukkan pada gambar 3.
Apakah?
DA (0 <300)
Ya
Tidak
Apakah?
Ya
DA( <700)
Kering
Lembab
Tidak
Basah
Tampilkan di
serial monitor
Selesai
sensor yang terbaca pada serial monitor menjadi satuan voltase adalah
sebagai berikut:
Voltase = x 5V
dengan baik pada tegangan input sebesar 5 volt dan temperature 100C300C dengan keluaran sebesar 0-4.2 volt. Sensor ini bekerja dengan sistem
analog, sehingga dihubungkan ke Pin analog di arduino. Sementara Pin
GND pada arduino berfungsi sebagai jalur masukan ground. Kabel USB
pada arduino dihubungkan dengan port USB laptop dengan tujuan untuk
komunikasi serial dengan laptop dan memberikan daya pada arduino agar
tetap bekerja.
2. Hasil Kalibrasi Alat
Proses kalibrasi terhadap soil moisture sensor FC-28 digunakan
untuk mengetahui dan mendapatkan tingkat keakuratan sensor ketika
pengambilan data. Hasil kalibrasi pengukuran kelembaban tanah yang
meliputi nilai bacaan sensor, nilai %Rh, nilai tegangan keluaran (voltase)
dan nilai sensitivitas dari sensor tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Kalibrasi Pengukuran Kelembaban Air Tanah
Pengukuran
ke-
Nilai
Bacaan
%Rh
Sensor
Voltase Sensitivitas
(mV)
(%Rh/mV)
15
75.07
0.000
544
2.4
2657.17
0.001
606
4.8
2959.29
0.002
634
7.3
3098.45
0.002
709
9.7
3461.91
0.003
732
12.1
3572.08
0.003
lembab
kondisi
tanah
membuat
tanah
lebih
mudah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
perancangan alat soil moisture sensor FC-28 berbasis Arduino Uno telah
beroperasi dengan cukup baik karena mampu mengukur kelembaban air
tanah pada sensitivitas sebesar 0.02 %Rh/mV dengan presentase error
sebesar 8.8% .
B. Saran
2.
DAFTAR PUSTAKA
10
11