Anda di halaman 1dari 11

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG

BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28


BERSASIS ARDUINO UNO

A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga
dengan bertambahnya populasi manusia, menyebabkan terjadinya krisis
kebutuhan air karena penggunaan secara terus menerus dalam jumlah besar
oleh manusia. Ironisnya air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi
seluruh mahluk hidup. Pada saat musim kemarau keberadaan air semakin
langka untuk digunakan pada lahan pertanian. Untuk mendapatkan hasil
pertanian yang maksimal dan mengurangi penggunaan air yang sia-sia,
pemberian air pada lahan pertanian tidak boleh kurang atau lebih. Karena
pemberian air yang kurang atau berlebihan pada tumbuhan dapat menyebabkan
tumbuhan tersebut kering atau busuk. Salah satu cara untuk mengetahui apakah
air yang dibutuhkan tanaman sesuai dengan kebutuhannya, dapat dilihat dari
kelembaban tanahnya.
Kelembaban tanah adalah jumlah air yang ditahan di dalam tanah
setelah kelebihan air dialirkan, apabila tanah memiliki kadar air yang tinggi
maka kelebihan air tanah dikurangi melalui evaporasi, transpirasi dan
transporair bawah tanah. Standar atau acuan dalam mengukur kelembaban
tanah, yaitu American Standard Method (ASM). Prinsip dari metode ini adalah
dengan cara melakukan perbandingan antara massa air dengan massa butiran
tanah (massa tanah dalam kondisi kering), yang ditunjukkan oleh persamaan
berikut :
Rh = x 100%
Keterangan :
Rh = Kelembaban Tanah (%)
ma = Massa Air (Gram)
mt = Massa Tanah (Gram)
Massa butiran tanah diperoleh dengan menimbang tanah kering. Sedangkan
massa air adalah selisih dari massa butiran tanah yang telah diberi air dengan
massa butiran tanah.
Salah satu cara untuk menentukan kadar air dalam tanah (kelembaban
tanah) adalah dengan menggunakan soil moisture sensor. Soil moisture sensor
adalah sensor kelembaban yang dapat mendeteksi kelembaban dalam tanah.
Sensor ini membantu memantau kadar air atau kelembaban tanah pada tanaman.

Sensor ini terdiri dari dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah,
kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban.
Semakin banyak air membuat tanah lebih mudah menghantarkan listrik
(resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit menghantarkan
listrik (resistansi besar). Adapun spesifikasi dari sensor yaitu :
1. Tegangan masukan : 3.3 volt atau 5 volt
2. Tegangan keluaran : 0 - 4.2 volt
3. Arus : 35 mA

Gambar 1. Soil Moisture Sensor FC-28


Sensor ini mampu mendeteksi langsung nilai kelembaban tanah yang
menunjukkan banyaknya kadar air di dalam tanah dengan memadukannya
dengan mikrokontroller. Mikrokontroler yang digukan adalah Arduino Uno.
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328.
Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat
digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung
mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board
Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan
AC ke adaptor DC atau baterai untuk menjalankannya.
Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USBto-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai
konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan
chip FTDI driver USB-to-serial.

Gambar 2. Modul Arduino Uno


B. TUJUAN
Projek ini bertujuan untuk merancang alat untuk mengukur
kelembaban tanah menggunakan Soil Moisture Sensor berbasis Arduino Uno.
C.

PELAKSANAAN

Tempat
Poyek ini dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mataram.

Waktu
Adapun rincian kegiatan seperti yang tertera pada tabel berikut :
Tabel 1. Rincian Kegiatan
Minggu ke -

No Nama

Kegiatan
1

Menentukan
tema

Mengumpulkan
studi literature

Mendata

alat

dan bahan
4

Inventaris

alat

dan bahan
5

Merancang alat

Pengujian alat

Pelaporan

Presentasi

10

11

12

D. METODE PENELITIAN
1. Teknik Perancangan Hardware
Perancangan hardware meliputi perancangan rangkaian Soil
Moisture Sensor FC-28 yang terhubung dengan modul Arduino Uno.
Gambar rangkaian yang dirancang ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian Soil Moisture Sensor FC-28


Adapun pin arduino yang akan digunakan adalah pin A0, pin GND
dan pin Vin. Langkah percobaan yang dilakukan adalah:
1. Mikrokontroler Arduino Uno disiapkan. Kemudian potensiometer
sebesar 500k ditancapkan pada breadboard dimana potensiometer
terdiri dari 3 kaki.
2. Kaki pertama dihubungkan dengan Soil Moisture Sensor FC-28
melalui kabel penghubung sensor. Sementara kaki potensiometer yang
kedua dihubungkan dengan kaki diode yang pertama yang dirangkai
panjar maju.
3. Kaki resistor pertama dan kaki kapasitor pertama dihubungkan dengan
kaki pertama pada diode. Rangkaian ini berfungsi sebagai input Soil
Moisture Sensor FC-28 yang dihubungkan ke pin A0 pada arduino.
4. Sedangkan kaki ketiga dari potensiometer dan kaki kedua dari diode,
resistor dan kapasitor digroundkan yang kemudian dihubungkan ke pin
ground pada arduino.
5. Kabel kedua pada Soil Moisture Sensor FC-28 dikoneksikan pada
power 5V di arduino.
6. Koneksi USB arduino dihubungkan ke port USB laptop.
2. Teknik Perancangan Software
Perancangan perangkat lunak meliputi pembuatan program pada
software Arduino Uno. Pada perancangan ini pemrograman keseluruhan

sistem menggunakan bahasa pemrograman C. Adapun flowchart program


pada perancangan perangkat lunak ditunjukkan pada gambar 4.
Start

Kelembaban (Pin A0)

Ambil data kelembaban


(Data Analog)

Apakah?
DA (0 <300)

Ya

Tidak

Apakah?

Ya

DA( <700)

Kering
Lembab
Tidak
Basah

Tampilkan di
serial monitor

Selesai

Gambar 4. Flowchart Program

Dari keterangan di atas, terlihat bahwa proses pengukuran


kelembaban tanah dapat dilakukan secara otomatis oleh program. Sistem
akan mengecek apakah nilai kelembaban tanah berada pada range 0
sampai <300, jika iya maka nilai tersebut masuk pada kategori Kering
yang ditampilkan pada serial monitor arduino dan jika tidak, sistem akan
mengecek kembali apakah nilai kelembaban tanah berada pada range 300
sampai <700. Jika iya maka nilai tersebut masuk pada kategori Lembab,
jika tidak maka nilai tersebut masuk pada kategori Basah yang terlihat
pada serial monitor arduino.
3. Teknik Kalibrasi dan Pengujian Alat
Proses kalibrasi sensor

dilakukan guna mengetahui tingkat

keakuratan sensor dalam membaca fluktuasi kelembaban tanah dan


penentuan nilai set point yang akan dimasukan kedalam program di
arduino. Sementara pengujian alat dilakukan dengan tujuan untuk
memperoleh karakteristik dari soil moisture sensor FC-28 yang kemudian
dapat dilakukan penyesuaian pada sistem. Tanah yang digunakan pada
proses kalibrasi dan pengujian alat memiliki berat 391 gram. Proses
penambahan air saat kalibrasi sensor sebanyak 10 ml hingga 50 ml untuk
kalibrasi skala laboratorium. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
pada proses kalibrasi yaitu sebagai berikut:
1. Tanah kering yang dimasukkan ke dalam wadah (gelas ukur berukuran
500 ml yang sebelumnya sudah diukur) ditimbang menggunakan
timbangan digital untuk memperoleh massa tanah. Massa tanah kering
diperoleh melalui:
Massa tanah kering = (massa gelas ukur + massa tanah kering)
(massa gelas ukur)
2. Kemudian soil moisture sensor FC-28 ditancapkan pada tanah, lalu
menu upload dipilih pada monitor arduino yang sebelumnya sudah
dibuat source code programnya.
3. Diklik pilihan serial monitor, maka nilai kelembaban tanah akan
muncul pada serial monitor.
4. Sebanyak 10 ml air ditambahkan ke dalam tanah kemudian ditunggu
selama 1 menit agar airnya meresap ke dalam tanah.
5. Dipilih menu upload dan serial monitor pada arduino. Langkah ini
dilakukan sebanyak 5 kali hingga penambahan porsi air sebesar 25 ml.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengkonversi nilai keluaran

sensor yang terbaca pada serial monitor menjadi satuan voltase adalah
sebagai berikut:
Voltase = x 5V

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Perancangan Alat
Spesifikasi alat yang dirancang adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Hasil Perancangan Alat


Keterangan gambar :
1. Modul Arduino Uno
2. Soil Moisture Sensor FC-28
3. Kabel penghubung ground
4. Kabel penghubung power
5. Kabel penghubung probe I
6. Diode IN4148
7. Kapasitor ELCO 10 16volt
8. Resistor 100k
9. Potensiometer 500k
10. Kabel USB
11. Bread board
12. Kabel penghubung probe II
Tampak dari gambar rangkaian di atas, Soil Moisture Sensor FC28 dihubungkan ke Pin A0 sebagai input signal dengan jalur masukan
catu daya sebesar 5 volt. Hal ini disebabkan sensor tersebut bekerja

dengan baik pada tegangan input sebesar 5 volt dan temperature 100C300C dengan keluaran sebesar 0-4.2 volt. Sensor ini bekerja dengan sistem
analog, sehingga dihubungkan ke Pin analog di arduino. Sementara Pin
GND pada arduino berfungsi sebagai jalur masukan ground. Kabel USB
pada arduino dihubungkan dengan port USB laptop dengan tujuan untuk
komunikasi serial dengan laptop dan memberikan daya pada arduino agar
tetap bekerja.
2. Hasil Kalibrasi Alat
Proses kalibrasi terhadap soil moisture sensor FC-28 digunakan
untuk mengetahui dan mendapatkan tingkat keakuratan sensor ketika
pengambilan data. Hasil kalibrasi pengukuran kelembaban tanah yang
meliputi nilai bacaan sensor, nilai %Rh, nilai tegangan keluaran (voltase)
dan nilai sensitivitas dari sensor tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Kalibrasi Pengukuran Kelembaban Air Tanah
Pengukuran
ke-

Nilai
Bacaan

%Rh

Sensor

Voltase Sensitivitas
(mV)

(%Rh/mV)

15

75.07

0.000

544

2.4

2657.17

0.001

606

4.8

2959.29

0.002

634

7.3

3098.45

0.002

709

9.7

3461.91

0.003

732

12.1

3572.08

0.003

Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat jelas bahwa semakin besar nilai


kelembaban tanah maka nilai tegangan (voltase) tanah yang dikeluarkan
oleh soil moisture sensor FC-28 semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
semakin

lembab

kondisi

tanah

membuat

tanah

lebih

mudah

menghantarkan listrik (resistansi kecil). Jika resistansinya kecil, maka nilai


voltase tanah semakin besar. Sedangkan tanah yang kering sangat sulit
menghantarkan listrik (resistansi besar). Jika resistansinya besar, maka
nilai voltase tanah semakin kecil. Dari nilai %Rh dan voltase dapat
diperoleh nilai sensitivitas dari soil moisture sensor FC-28 yang
menunjukkan seberapa besar kemampuan sensor untuk mengukur nilai
kelembaban tanah.
Dari keenam nilai sensitivitas di atas dapat diperoleh rata-rata
sensitivitas sensor sebesar 0.02 %Rh/mV. Jika dibandingkan dengan nilai

sensitivitas pada Soil Moisture Sensor Specifications (terlampir) yang


memiliki sensitivitas sebesar 0.108 %Rh/mV, nilai sensitivitas soil
moisture sensor FC-28 sedikit menyimpang. Hal ini dikarenakan pada saat
kalibrasi terjadi beberapa kesalahan teknik kalibrasi. Pertama, tanah yang
akan digunakan sebagai media pengukuran kelembaban tanah tidak
dipanggang, sehingga massa tanah yang diperoleh tidak akurat, sebab pada
saat soil moisture sensor FC-28 ditancapkan muncul pada serial monitor
nilai 15. Berdasarkan ASM nilai kelembaban tanah adalah 0 %. Artinya
tanah dalam kondisi kering. Namun hasil pengukuran menggunakan soil
moisture sensor FC-28 menunjukkan bahwa tanah tidak sepenuhnya
kering.
Kedua, pada saat penambahan kadar air pada tanah, tanah yang ada
pada gelas ukur berukuran 500 ml tidak diaduk, sehingga air tidak
terdistribusi merata (tidak mencapai titik jenuh). Hal ini menyebabkan
pengukuran kelembaban tanah hanya terpusat pada titik yang basah,
lembab ataupun kering saja. Sehingga nilai kelembaban tanah yang terbaca
oleh sensor menjadi kurang akurat. Meskipun demikian, soil moisture
sensor FC-28 dapat dikatakan telah beroperasi dengan cukup baik karena
presentase error dari soil moisture sensor FC-28 hanya mencapai 8.8%
dari Soil Moisture Sensor Specifications.
3. Hasil Pengujian Alat
Dari hasil pengujian soil moisture sensor FC-28, dapat diketahui
bahwa semakin besar jumlah penambahan kadar air maka nilai
kelembaban tanah semakin meningkat yang ditandai dengan nilai dan
kategori Kering, Lembab dan Basah sesuai dengan range yang telah
ditentukan yang terlihat pada serial monitor pada arduino. Adapun hasil
pengujiannya dapat dilihat pada lampiran 1.
F.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
perancangan alat soil moisture sensor FC-28 berbasis Arduino Uno telah
beroperasi dengan cukup baik karena mampu mengukur kelembaban air
tanah pada sensitivitas sebesar 0.02 %Rh/mV dengan presentase error
sebesar 8.8% .
B. Saran

Dalam perancangan alat ini masih terdapat kelemahan. Untuk


memperbaiki kinerja alat dan pengembangan lebih lanjut disarankan:
1.

Memanggang tanah terlebih dahulu untuk mendapatkan massa


tanah kering yang akurat.

2.

Mengaduk tanah jika telah ditambahkan air agar air dapat


terdistribusi merata pada tanah, sehingga tanah menjadi jenuh dan
pengukuran kelembaban tanah menjadi akurat.

DAFTAR PUSTAKA

10

Arduino.cc, Arduino unodatasheet.


Gani, Siti Hardianti dkk. 2014. Rancang Bangun Sistem Penyiraman Tanaman
secara Otomatis Menggunakan Soil Moisture Sensor SEN0057 Berbasis
Mikrokontroler Atmega328p. Sumatera Utara: Untad.
Isnainin, Rahmat dkk. 2012. Rancangan dan Uji Coba Otomatisasi Irigasi Curah.
Jawa Barat: Universitas Agrikultur Bogor.
Stevanus, Setiadikurnia D. 2013. Alat Pengukur Kelembaban Tanah Berbasis
Mikrokontroler PIC 16F84. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

11

Anda mungkin juga menyukai