Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL READING

Treatment Of Social Cognition In Schizophrenia: Current Status And


Future Directions
Michael R, Marina B, Katlehn B, Dagmar R,
Matthias W and Daniela R

Disusun Oleh :
Herwinda Taufani
030.13

Pembimbing :
dr. Fransisca Drie, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT TNI AL DR. MINTOHARDJO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 25 MARET –27 APRIL 2019
JAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..2
ABSTRAK JURNAL……………………………………………………………………….4
RINGKASAN JURNAL……………………………………………………………………5
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………10

1
BAB I
PENDAHULUAN

Penelitian mengenai kognisi social dalam gangguan spectrum skizofrenia sudah


berkembang dalam dua dekade terakhir. Beberapa penelitian tersebut membuktikan bahwa
penderita skizofrenia menunjukan adanya gangguan substansial terhadap kognitif sosial
dalam pengukuran pengolahan emosi, persepsi isyarat social, gaya atribut, dan kemampuan
untuk memahami sikap dari orang lain sebagai hasil dari kondisi kejiwaan sepanjang
perjalanan penyakit. Penelitian mengenai neurosains social mengenai skizofrenia
menunjukan bahwa adanya gangguan fungsi atau struktur pada area otak berhubungan
dengan domain kognitif social. Disamping itu, gangguan ini terus dihubungkan dengan
masyarakat miskin. Faktanya, dalam kaitannya dengan gangguan neurokognitif non-sosial,
gangguan kognitif social menunjukan hubungan yang lebih kuat dengan komunitas,
menjelaskan perbedaan incremental dalam berfungsi, dan terlihat lebih dekat (berperan
sebagai mediator) untuk berfungsi. Fakta – fakta yang hebat menunjukan gangguan
substansial, luas, dan berfungsi penting dalam kognisi social menyebabkan banyak
antusiasme tentang kognisi social sebagai target untuk pengobatan dalam memperbaiki
gangguan komunitas yang berhubungan dengan skizofrenia.

Saat ini, obat antipsikotik yang tersedia tidak menunjukkan adanya perbaikan yang
signifikan dalam kognisi social dalam skizofrenia. Sebaliknya, berbagai cara intervensi
psikososial telah menunjukan peningkatan dalam berbagai aspek kognisi social. Sekitar 20
tahun yang lalu, beberapa pionir seperti G.E Hogarty, H.D. Brenner, dan V. Roder memulai
menggabungkan latihan kognitif social dalam pengobatan multi komponen yang berbasis luas
(Cognitive Enhancement Therapy), terapi psikologis yang terintegrasi. Walaupun penelitian
tersebut menunjukan manfaat dalam pengobatan, penelitian tersebut tidak memungkinkan
untuk menunjukkan peningkatan yang spesifik dari latihan kognitif social dikarenakan hal
tersebut tertanam diantara komponen pengobatan lainnya yang menargetkan neurokognisi
dan kompetensi sosial. Situasi ini menyebabkan adanya beberapa intervensi bukti konsep
yang memfokuskan hanya pada satu domain kognisi social Penelitian – penelitian ini
menunjukkan bahwa kinerja pada kognisi social dapat diperbaiki melalui intervensi yang
terfokuskan dan membuka jalan untuk generasi baru penelitian intervensi
“komprehensif”yang lebih intensid menargetkan gangguan dalam kognisi social di beberapa

2
domain tanpa adanya intervensi psikososial lainnya (perbaikan kognitif atau latihan
keterampilan social).

Pada artikel ini, dilihat secara kritis mengenai intervensi kognisi social saat ini untuk
gangguan spectrum skizofrenia. Artikel ini memfokuskan pada pengobatan “komprehensif”
semenjak bidang ini telah bergerak dalam menargetkan beberapa domain kognitif social dan
melihat banyaknya gangguan kognitif social yang terlihat pada orang – orang dengan
psikosis, memfokuskan pada beberapa domain dapat diharapkan untuk mempunyai dampak
yang lebih kuat dalam berfungsi. Artikel ini dimulai dengan tinjauan umum hasil penelitian
dari intervensi kognitif social komprehensif. Kemudian mempertimbangkan literature ini
dengan lebih dan melihat keterbatasan dalam data yang ada. Disimpuikan dengan
mengidentifikasi pertanyaan terbuka dan menjelaskan pendekatan baru yang menjanjikan
untuk meningkatkan ke efektifan dalam pengembangan pengobatan.

3
ABSTRAK JURNAL

Upaya untuk mengembangkan intervensi psikososial yang secara spesifik


menargetkan kognisi social dalam gangguan spectrum skizofrenia dimulai pada dua decade
yang lalu. Sejak saat itu, bidang ini telah menjadi jauh lebih matang dan menghasilkan
banyak optimism terhadap pengobatan ini. Efisiensi intervensi kognitif sosial, terutama yang
menunjukkan beberapa domain dari kognisi sosial, telah menerima dukungan substansial.
Artikel ini secara kritis mengevaluasi fakta – fakta terbaru untuk intervensi kognisi sosial,
mengidentifikasi keterbatasan dan pertanyaan terbuka, serta menyarankan prioritas dana rah
untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan dari penelitian yang ada termasuk kurangnya
ketelitian metodologi, pemilihan titik akhir yang kurang optimal fakta yang jarang untuk
perbaikan fungsional. Kami menandai beberapa pendekatan psikososial dan non-psikososial
yang dapat meningkatkan efisiensi dari intervensi kognisi sosial dan mempromosikan
generalisasi untuk meningkatkan fungsi di dunia nyata. Kami menyimpulkan
bahwaoptimisme yang hati- hati diperlukan pada saat bidang ini bergerak menuju
gelommbang pengobatan kognisi sosial yang selanjutnya.

4
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Isi Jurnal
Jurnal ini memaparkan tentang pengobatan dari kognisi sosial dalam skizofrenia
dimana dalam jurnal ini akan meninjau mengenai intervensi kognisi sosial yang sudah ada
yang terfokuskan pada pengobatan yang bersifat komprehensif. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2017 dengan membahas hasil dari penelitian mengenai intervensi kognitif sosial yang
bersifat komprehensif, kemudian mempertimbangkan hasil dari beberapa penelitian sudah
ada berdasarkan keterbatasan dari data - data tersebut. Kemudian penelitian ini disimpulkan
dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan terbuka dan menjelaskan cara – cara terbaru
yang menjanjikan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari pengembangan
pengobatan tersebut.

Tujuan Penelitian
Tinjauan ini untuk mengembangkan intervensi psikososial yang menargetkan kognisi
sosial dalam gangguan spektrum skizofrenia dengan cara membahas mengenai pengobatan
dari kognisi sosial dalam skizofrenia berdasarkan intervensi kognitif sosial yang sudah ada
sekarang dan akan dipertimbangkan keterbatasan yang ada serta akan mengidentifikasi
beberapa pertanyaan terbuka yang ada sehingga didapatkan kesimpulan berupa cara – cara
terbaru untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari pengembangan pengobatan
skizofrenia.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian diambil dari 458 pasien psikiatrik antara tahun 2004-2010 yang
sudah menjalani tes neuropsikologikal pada 2 jam sesi pagi hari yang sudah merupakan
kegiatan rutin di Psychiatric Outpatient Unit for Cognitive Training of the Psychiatric
Department at the Heidelberg University Hospital yang berada di Jerman. Dari 458 pasien,
n= 126 memenuhi kriteria skizofrenia pada ICD-10. Pasien dengan diagnose skizoafektif
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

5
HASIL
Saat ini beberapa cara intervensi dapat meningkatkan satu dari empat domain utama
dari gangguan kognitif sosial dalam skizofrenia, salah satunya dibahas dalam metaanalisis
yang dilakukan oleh Kurtz et al, yang berisi 16 studi (313 partisipan) yang secara spesifik
mengevaluasi cara pengobatan yang komprehensif. Empatbelas dari studi tersebut dilakukan
pada pasien rawat jalan dan 2 studi lainnya dilakukan pada pasien rawat inap. Lebih dari
setengah dari 16 studi tersebut menggunakan pelatihan kognisi dan interaksi sosial (n = 6)
atau program latihan skill kognitif sosial (n = 3) yang sudah pernah digunakan sebelumnya
dimana keduanya intervensi berbasis kelompok yang menargetkan 3 atau 4 dari domain
kognitif sosial utama masing – masing dalam 20 atau 24 sesi. Tujuh studi lainnya
menargetkan dua domain kognitif sosial menggunakan pengobatan berbasis kelompok
berkisar antara 12 – 52 sesi.
Domain kognitif sosial yang paling sering dinilai adalah berupa identifikasi ekspresi
wajah (dinilai pada 12/16) dan kemampuan untuk memahami sikap dari orang lain sebagai
hasil dari kondisi kejiwaan (pada 13/16). Efek yang dihasilkan termasuk besar (d = 0,84)
untuk identifikasi ekspresi wajah dan sedang-besar (d = 0,70) untuk kemampuan untuk
memahami sikap dari orang lain sebagai hasil dari kondisi kejiwaan. Sedikit studi
memasukan pengukuran untuk persepsi sosial (4/16) dan bias atribut (7/16). Ukuran efek
untuk persepsi sosial termasuk besar (d = 1,29) untuk persepsi sosial dan kecil-sedang untuk
tiga index bias atribut (d = 0,30 - 0,52). Perlu dicatat bahwa beberapa studi ini memasukan
penilaian dari domain kognitif sosial yang tidak ditargetkan secara langsung dalam intervensi
kognitif sosial mereka. Dalam pengukuran hasil gejala sekunder, terdapak efek yang tidak
signifikan untuk gejala positif (d = 0,27 dalam 7/16 studi), sedikit efek yang sangat signifikan
untuk gejala negatif (d = 0,32 dalam 10/16 studi), serta efek yang sedang untuk gejala umum
(d = 0,40 dalam 4/16 studi).
Selain ukuran dari efek ini, fakta – faktanya sangat menunjukkan bahwa intervensi
kognitif sosial dapat ditoleransi dengan baik, dengan kepuasan subjektif yang tinggi dan
rendahnya perbedaan antar studi. Selain itu, terdapat bukti untuk intervensi kognitif sosial
diluar latar akademik di,mana hal tersebut dikembangkan.. SCIT dan SCST di terjemahkan
menjadi bahasa asing dan berhasil di implementasikan dalam budaya yang berbeda, termasuk
china, mesir, Israel, dan turki. Sepanjang garis itu, SCIT sudah diimolementasikan dalam
komunitas kesehatan mental, menyediakan kelayakan data awal untuk penyebaran luas.
Pertanyaan selanjutnya telah dipertimbangkan apakah peningkatan dalam
neurokognisi non sosial dasar adalah trasyarat untuk peningkatan dalam kognisi sosial. Dua

6
penelitian secara langsung menunjukkan masalah ini dengan membandingkan konisi sosial
dengan hasil neurokognisi dalam partisipan secara acal kontitif sosial ataupun perbaikan
kognitif. Kedua studi menunjukkan bahwa kognitif sosial lebih menguntungkan dibandingkan
dengan yang meneruma pengobatan kognitf sosial tidak bergamtung pada perubahan
neurokognitif. Selanjutnya, yang menerima perbaikan kognitif tidak menunjukkan perbaikan
yang signifikan dalam kognisi sosial. Penemuan ini menunjukkan bahwa perubahan
neurokognitif tidal sepenuhnya dibutuhkan untuk peningkatan kgntif sosial, dan peningkatan
dalam kognisi sosial tidak akan sepenuhnya mengikuti peningjatan kognitif non sosial.
Demikian pula, Kurtz et al, menyatakan bahwa peningkatan dalam kognisi sosial tidak diikuti
dengan peningkatan neurokognisi dalam tiga studi yang menunjukkan masalah ini. Faktanya,
kinerja dari pengukuran neurokognitif secara keseluruhan sebenarnya menjadi lebih buruk
selama pengobatan (d = - 0,31). Demikian peningkatan neurokognituf tidak menunjukkan
untuk diperlukan dalam perubahan kognutif sosial.

Selain untuk menungkatkan kinerja tugas kognitif sosial, terdapat juga bukti bahwa
intervensi kognituf sosil dapat memengaruhi system saraf yang menyebabkan kesulitan dalam
kognitif sosial. Campos et al menyatakan yang mereka sebutkan sebagai “efek neuroplastik”
dalam intervensi kognitif sosial. Mereka menemukan 11 studi yang menggunakan cara
neuroscientific seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI) struktura dan fungsional,
electroencephalography (EEG), dan magnetoecephalography (MEG). Disamping sedikitnya
jumlah sampel dan tungginya perbedaan cara untuk intervensi, mayoritas dari studi – studi
tersebut menunjukan adamya erubahan dalam sistem saraf (pengurangan substansia grisea,
peningkatan aktivitas otak, pengurangan kisaran aktifitas alfa di EEG). Secara keseluruhan,
penemuan positif ini menjadi pertanda baik untuk kemampuan memetakan perubahan neural
menjadi perbaikan kinerja yang terjadi saat pelatihan.

Umtuk meringkas, ada beberapa alasan umtik bersikap optimis terhadap nilai dari
intervensi kognitif sosial. Bahkam penungkagan yang besar dalam beberapa domain kognituf
sosial ditunjukan dalam penelitian Kurtz lebih mengesankan dibandingkan dengan efek yang
relative sederhana untuk terapi psikososial lainnya untuk skizofrenia (perbaikan kognitif).
Selanjutnya, bulti yang muncul mendukung portabilitas dan spesifisitas dari intervensi
kognitif sosial dan juga dampak potensal dalam sistem saraf yang berhubungan dengan
kognisi sosial.

7
Disaat menemukan data diatas, jurnal ini juga menemukan adanya keterbatasan
penelitian yang dilakukan oleh Kurtz et al. Studi mengenai pengobatan yang sudah ada
mempunyai beberapa ketetbatasan penelitian yang memperingatkan pada saat
menginterpretasikan penemuan di dalam area ini, diamtaranya:

1. Jumlah peneitian secara keseluruhan (n =16) relative sedikit


2. Jumlah sampel termask kecil, dengan 12/16 studi termsu 24 atau lebih sedikit
partisipan per grupnya (8/16 termasuk 19 atau lebih sedikit dan studi yang paling
sedikit termasuk 7 per grup)
3. 5/16 studi menggunakam desain penelitian quasi-experimental.
4. 7/16 studi menggunakam pengobatan membandingkam kondisi dibandingkan dengan
control akrif kondisi
5. Untuk 9/16 studi, yang menjalankan penilaian mengetahui kondisi pengobatan
6. 12/16 studi tidal menunjukkan jaminan pengobatan.
7. Besar efek (d) dihitung dengan mengurangi

Kesimpulan

8
Penelitian ini mendukung literatur yang menunjukkan bahwa obat antipsikotik
memiliki efek samping pada fungsi kognitif, khususnya pada pasien skizofrenia. Diketahui
antipsikotik memiliki efek negative pada fungsi kognitif, sedangkan pemberian
antikolinergik atau bersama antikolinergik tidak didapatkan gangguan fungsi kognitif yang
signifikan. Pentingnya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih jauh tentang hubungan
antara keduanya, sebagai contoh, implikasi klinik dari penelitian ini dan efek perbedaan pada
berbagai fungsi kognitif dari clozapine antikolinergik dan hubungannya dengan
neurotransmitter lainnya.

9
BAB III
PEMBAHASAN

1. Penulis
Critical apprasial :
Penulis dalam jurnal ini adalah : Pengajar bagian psikiatri University of Heidelberg,
Jerman; Dokter pada bagian psikiatri dan psikoterapi di SRH Hospital Karlsbad-
Langensteinbach, Jerman; Psikiater di Psychiatrisches Zentrum Nordbaden, Jerman.
2. Penerbit
Hindawi Publishing Coorporation, Schizophrenia Research and Treatment
Tebusan:
Judul : http:/downloads.hindawi.com/journals/schizort/2016/8213165
Influence of Antipsychotic and Anticholinergic Loads on Cognitive Functions in
Patients with Schizophrenia
3. Abstrak :
Critical Apprasial :
Abtsrak jurnal sudah lengkap dengan terdiri dari tujuan, metode, hasil dan
kesimpulan.
4. Pendahuluan/Latar Belakang :
Critical apprasial :
Penelitian pada jurnal ini memiliki tujuan untuk menambah pengetahuan terhadap
hubungan pemberian antipsikotik dan antikolinergik terhadap fungsi kognitif pada
pasien skizofrenia. Penelitian dilakukan dengan memperhatikan beberapa variabel
fungsi kognitif seperti verbal memori, atensi, kemampuan memproses informasi dan
fungsi eksekutif.
5. Metode Penelitian
Critical apprasial :
Desain penelitian dalam jurnal ini sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian.
6. Referensi Jurnal
Referensi yang dipakai dalam jurnal ini berjumlah 38 jurnal mempunyai rentang
tahun 1978-2015.

10

Anda mungkin juga menyukai