PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab kematian ibu hamil adalah anemia dalam
kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia
pada ibu hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian
serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan
(Manuaba, 2010).
Data World Health Organization (WHO) 2010, 40% kematian ibu di
negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan jarak keduanya saling berinteraksi. Anemia
dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang utama di negara
berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibu hamil. Rata-rata
kehamilan yang disebabkan karena anemia di Asia diperkirakan sebesar
72,6%. Tingginya prevalensinya anemia pada ibu hamil merupakan
masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (Adawiyani, 2013).
SDGs (Sustainable Develompment Goals) 2030 yang terdiri dari 17
goals atau tujuan dengan 169 target serta ±220-300 indikator (sudah
ditetapkan Maret 2016). Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan
sistem pembangunan, tidak mementingkan satu isu tertentu. Data Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
menyebutkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015 sebesar
346/100.000 kelahiran ibu dan target (Sustainable Develompment Goals)
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. S di
Puskesmas Kecamatan Cipayung
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dannifas
b. Menganalisa diagnosa kebidanan pada ibu hamil, bersalin,
bayibaru lahir dan nifas
c. Menarik diagnosa kebidanan potrensial pada ibu hamil,
bersalin,bayi baru lahir dan nifas
d. Menerapkan kebutuhan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi
barulahir dan nifas
e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahirdan nifas
f. Melaksanakan rencana pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dannifas
g. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahirdan nifas
4
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
5) Patofisiologi
a. Selama kehamilan
9
Obesitas >29 ≥7
Gemeli 16-20,5
Dikutip dari Cunningham
e. Sistem kardiovaskuler
Selama trimester akhir posisi terlentang akan membuat fungsi
ginjal menurun jika dibandingkan posisi miring. Volume darah
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 32–34 dengan
perubahan kecil setelah minggu tersebut. Volume plasma akan
meningkat kira-kira 40-45%.
f. Sistem respirasi
Volume tidal, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen
per menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut.
Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37 dan
akan kembali hampir seperti sedia kala dalam 24 minggu setelah
persalinan
g. Sistem pencernaan
Seiring dengan makin besarnya uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Dapat menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn),
mual serta konstipasi akibat penurunan motilitas usus
besar.Hemorrhoid juga merupakan hal yang sering terjadi sebagai
akibat konstipasi.
h. Sistem urinaria
Keadaan sering berkemih akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul akhir kehamilan,
jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan
itu akan timbul kembali.
i. Sistem endokrin
Hormon prolaktin akan meningkat 10 kali lipat pada saat
kehamilan aterm.
j. Sistem musculoskeletal
Pembesaran uterus ke posisi anterior, menggeser pusat daya berat
ke belakang ke arah dua tungkai mengakibatkan perubahan sikap
14
5. Evidence Based
Pemberian Zat Besi Oral
Pada Kehamilan Tinjauan Cochrane terhadap 17 penelitian
menemukan bahwa pemberian zat besi oral dapat mengurangi anemia
defisiensi zat besi selama trimester II kehamilan dan meningkatkan
kadar Hb dan feritin serum dibandingkan dengan pemberian plasebo.
Terdapat satu uji ajak terkontrol yang menyatakan bahwa pemberian
zat besi oral harian selama 4 minggu memiliki hasil yang lebih baik
dalam meningkatkan kadar Hb dibandingkan dengan zat besi oral yang
diberikan hanya 2 kali dalam seminggu. WHO merekomendasikan
pemberian suplemen zat besi secara umum dengan dosis 60 mg zat
besi oral harian selama 6 bulan di area yang memiliki prevalensi
anemia defisiensi zat besi kurang dari 40%. Pemberian suplemen ini
dilanjutkan selama 3 bulan postpartum di area yang memiliki
prevalensi anemia defisiensi zat besi lebih dari 40%.Jika digunakan
sesuai dengan dosis yang dianjurkan, pemberian zat besi oral
merupakan substitusi yang murah dan aman (Pratami, 2016).
2
TT 4 12 bulan setelah TT 10 tahun 99
3
TT 5 12 bulan setelah TT >25 tahun 99
4
(Kementrian Kesehatan RI, 2010)
B. Kehamilan Ganda/Gemeli
1. Definisi
18
a. Anamnesa
1) Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
2) Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
3) Uterus terasa lebih cepat membesar
4) Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
5) Teraba 2 balotemen
c. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak
berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per
menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
d. Rontgen foto abdomen, tampak gambaran 2 janin.
e. Ultrasonografi
Tampak 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan
pada trimester I.
f. Elektrokardiogram fetal Diperoleh dua EKG yang berbeda dari
kedua janin.
3. Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli Menurut Dutton, dkk
(2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah sebagai
berikut:
a. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya
janin pada kehamilan kembar.
b. Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c. Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh yang
besar
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan
berbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan
meningkat jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar
bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakit
defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada
kehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
20
a. Prematuritas
h. Kembar Siam
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Tanggal 27-03-2017 jam 09.00 WIB
A. Identitas
Klien Suami
B. Data Subjektif
1. Alasan Datang
Ny. S mendapatkan rujukan dari BPM untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium dan melakukan pemeriksaan ANC lebih lanjut di
Puskesmas Kecamatan Cipayung.
2. Riwayat Haid
HPHT 20 Juli 2016, lamanya haid 7 hari, banyaknya 3 kali
gantipembalut. Siklus haid teratur. Taksiran persalinan 27 April 2017.
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
a. Kehamilan
Tahun 2011, Abortus
Tahun 2017, Hamil ini
4. Status Imunisasi TT
TT2
5. Riwayat penyakit dan yang sedang di derita
30
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik. Kesadaran compos mentis. Keadaan emosional
stabil. Tekanan darah 110/70 mmHg. Berat badan sebelum hamil 43
kg, berat badan sekarang 53 kg. Tinggi badan 145 cm. Lila 24 cm.
2. Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva sedikit pucat. Sklera tidak ikterik. Pada leher tidak teraba
pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening. Pembesaran payudara
normal, areola kehitaman, kebersihan baik. Pada abdomen pembesaran
sesuai dengan massa kehamilan. Ekstermitas atas dan bawah tidak ada
oedem dan varices.
3. Pemeriksaan Obstetrik
Palpasi : Presentasi kepala-bokong
Penurunan : 5/5 bagian
TFU: 37 cm, DJJ 1: 146x/menit, DJJ 2: 147 x/menit, teratur
4. Pemeriksaan Penunjang
USG : 24/03/2017
Terlihat 2 janin. Bayi I letak sungsang puka. Bayi II letak kepala puki.
Letak plasenta di fundus. Ketuban cukup
TP tanggal 30 April 2017.
UK 36 minggu
D. Analisa
G2P0A1 Hamil 36 minggu dengan gemeli.
Janin presentasi kepala-bokong, ganda, hidup.
32
E. Penatalaksaan
1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan saat ini keadaan
ibu dan janin dalam keadaan baik (ibumengerti)
2. Memberitahu ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. (ibu
bersedia)
3. Merujuk ibu ke RSUD Pasar Rebo atas indikasi gemeli. (ibu setuju)
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa meskipun saat ini kondisi ibu baik,
pada persalinan kehamilan kembar harus ditangani oleh tenaga
kesehatan yang berkompeten atau dokter obgyn, karena adanya
kemungkinan penyulit kehamilan kembar pada ibu dan bayi. (ibu
mengerti)
5. Memberitahu ibu mengenai persiapan persalinan seperti biaya
persalinan, pakaian ganti, kain, handuk, baju bayi, topi bayi. (ibu sudah
mempersiapkan)
6. Memberikan KIE mengenai pola nutrisi, perawatan payudara, personal
hygiene, dan vulva hygiene. (ibu bersedia)
7. Memberikan informasi kepada ibu mengenai KB pasca salin seperti
AKDR, implant, kb suntik 3 bulan. (ibu akan mendiskusikannya
dengan suami terlebih dahulu)
8. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan trimester 3 seperti
perdarahan pervaginam, sakit kepala berlebihan, pandangan kabur,
terjadi pembengkakan pada ektremitas dan wajah, keluar cairan dari
vagina. (ibu mengerti)
9. Memberitahu ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti keluarnya
air-air, lendir darah dari vagina, adanya mules yang sering, dan sering
BAK. (ibu mengerti)
10. Memberikan terapi Fe 1x1 sebanyak xx tablet,kalk 1x1 sebanyak x
tablet, vitamin C 1x1 sebanyak x tablet. (ibu bersedia minum obat
yang dianjurkan)
33
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik. Kesadaran compos mentis. Keadaan emosional
stabil. Tekanan darah 130/80 mmHg. Berat badan sebelum hamil 43
kg, berat badan sekarang 53 kg. Tinggi badan145 cm. Lila 24 cm.
2. Pemeriksaan Obstetrik
Palpasi : Presentasi kepala-bokong
Penurunan : 5/5 bagian
TFU: 37 cm, DJJ 1: 140 x/menit, DJJ 2: 138 x/menit, teratur
3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: 03/04/17
Hb: 8,6 gr%
Gula darah : 127
Protein urin : Negatif
HbsAg : Negatif
Sifilis : Negatif
HIV : Negatif
C. Analisa
G2P0A1 Hamil 37 minggu dengan gemeli dan anemia sedang.
Janin presentasi kepala-bokong, ganda, hidup.
34
D. Penatalaksaan
1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan saat ini keadaan
ibu dan janin dalam keadaan baik (ibumengerti)
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan laboratorium bahwa kadar Hb ibu
kurang dari batas normal yaitu 8,6 gr% dan memberikan KIE tentang
perbaikan nutrisiseperti mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat
besi (kuning telur, ikan segar, daging, hati, kacang-kacangan, buah-
buahan dan sayuran hijau/ merah), makanan yang kaya protein,
vitamin, dan mineralsebanyak 3 liter/hari. (ibu bersedia mengkonsumsi
dan akan meningkatkan pola nutrisinya)
3. Memberikan informasi kepada ibu mengenai KB pasca salin seperti
AKDR, implant, kb suntik 3 bulan. (ibu dan suami memilih AKDR)
4. Mengingatkan kembali mengenai tanda bahaya kehamilan trimester 3
seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala berlebihan, pandangan
kabur, terjadi pembengkakan pada ektremitas dan wajah, keluar cairan
dari vagina. (ibu tidak merasakan tanda bahaya kehamilan)
5. Mengingatkan kembali mengenai tanda-tanda persalinan seperti
keluarnya air-air, lendir darah dari vagina, adanya mules yang sering,
dan sering BAK. (ibu belum merasakan tanda-tanda persalinan)
6. Meningkatkan terapi Fe menjadi 2x1 sebanyak xx tablet dan
melanjutkan terapi kalk 1x1 sebanyak x tablet, vitamin C 1x1
sebanyak x tablet. (ibu bersedia minum obat yang dianjurkan)
7. Memberitahu ibu dan keluarga untuk melakukan kunjungan ulang dan
pemeriksaan lebih lanjut serta rencana persalinan di RS Pasar Rebo
atas indikasi gemeli dan anemia sedang. (ibu dan keluarga bersedia)
8. Mengingatkan kembali mengenai persiapan persalinan seperti biaya
persalinan, pakaian ganti, kain, handuk, baju bayi, topi bayi. (ibu sudah
mempersiapkan)
35
Indentitas
Klien Suami
Nama : Ny. E Tn. H
Umur : 28 tahun 30 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : I.R.T Karyawan swasta
Data Subjektif
Ibu datang pukul 07.00 WIB dengan keluhan mules yang sudah semakin
sering, ibu mulai merasa mules sejak tanggal 08-04-2017 pukul 22.00 WIB, sudah
keluar darah bercampur lendir sejak pukul 21.45 WIB dan belum keluar air-air.
Ibu merasa gerakan janinnya semakin menekan ke bawah.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Obstetrik
TFU 33 cm, TBJ (33-11) x 155 = 3410 gram, bagian fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong), bagian kanan teraba keras, memanjang
(punggung), bagian kiri teraba ekstremitas, bagian bawah teraba bulat, keras,
melenting (kepala), sudah masuk PAP, 2/5 bagian, his 4x10’40’’, kekuatan kuat,
relaksasi ada, DJJ 143X/menit, teratur, punctum maksimum ± 3 jari di
bawahpusat sebelah kanan.
36
VT 07.00 WIB
Dilakukan VT atas indikasi untuk menilai terjadi inpartu. Pada vagina
tidak ada kelainan, portio teraba tipis lunak, Ø 8 cm, ketuban (+), UUK kanan
depan, penurunan Hodge III, tidak ada moulage.
Analisa
Ibu : G3P1A1 hamil 39 minggu 1 hari inpartu kala I fase aktif
Janin : hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalam keadaan baik dan ibu memasuki fase persalinan. Ibu dan
suamimengerti.
2. Memberitahu ibu untuk tidur miring ke kiri. Ibu sudah tidur miring ke kiri.
3. Mengajurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah asupan
tenagaagar saat waktunya persalinan ibu dalam keadaan yang baik dan
bertenaga. Ibumakan roti dan minum teh manis hangat.
4. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB/BAK agar tidak
mengambatturunnya kepala bayi. Ibu mengerti.
5. Memberikan ibu dukungan moral. Ibu terlihat lebih tenang.
6. Menyiapkan partus set, hecting set, obat-obatan dan kegawatdaruratan
untukpersiapan persalinan. Semua alat sudah disiapkan.
7. Menyiapkan perlengkapan ibu dan bayi. Sudah disiapkan.
8. Menghadirkan pendamping. Ibu ingin didampingi oleh suami
9. Melakukan observasi his, djj dan nadi setiap 30’. Hasil dalam batas
normaltercatat dalam patograf.
10. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa 1 jam lagi akan dilakukan pemeriksaan
11. dalam (VT) untuk menilai kemajuan pembukaan atau bila ada indikasi. Ibu
dankeluarga mengerti.
37
Kala II
Data Subjektif
Ibu merasa mules semakin sering dan merasa ingin meneran yang
taktertahankan seperti ingin BAB.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil,
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 81x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 36,2˚C.
Pemeriksaan Obstetrik
His 4x10’45’’, kekuatan kuat, relaksasi ada, DJJ 145x/m, teratur, punctum
maksimum ± 3 jari di bawah pusat sebelah kanan. Terlihat tanda-tanda persalinan
dorongan kuat meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
VT 07.50 WIB
Dilakukan VT atas indikasi ibu mengeluh mules yang tak tertahankan.
Pada vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, Ø 10 cm, posisi UUK kanan
depan ketuban (-), berwarna putih keruh dan berbau khas, penurunan Hodge IV,
tidak ada moulage.
Analisa
Ibu : G3P1A1hamil 39 minggu 1 hari partus kala II
Janin : hidup, tunggal, intrauterin, presentasi kepala
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin
dalamkeadaan baik dan sudah saatnya ibu untuk bersalin karena pembukaan
ibusudah 10 cm (lengkap). Ibu dan keluarga mengerti.
2. Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu. Ibu memilih posisi setengah duduk.
38
Kala III
Data Subjektif
Data Objektif
Pemeriksaan abdomen
Analisa
Diagnosa : P2A1 partus kala III
39
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
bayidalam keadaan baik dan plasenta akan dilahirkan. Ibu dan suami
mengerti.
2. Melakukan manajemen aktif kala III.
- Menyuntikkan oksitosin 10 IU / 1 cc secara IM di paha kiri ibu
- Melakukan peregangan tali pusat terkendali saat ada kontraksi
- Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta: uterus globuler, tali pusat
memanjang, tampak semburan darah dari vagina
- Melahirkan plasenta secara perlahan dengan dorsal kranial. Plasenta lahir
08.10 WIB
- Melakukan massase fundus uteri selama 15 detik. Uterus teraba keras
3. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta. Selaput plasenta utuh, insersi
tali pusat sentralis, diameter ± 20 cm, kotiledon utuh, tebal ± 2,5 cm, panjang
tali pusat ±50 cm, berat ±500 gram.
Kala IV
Tanggal 09-04-2017 jam 08.20 WIB
Data Subjektif
Ibu merasa perutnya masih terasa mulas dan ibu merasa lapar.
Data Objektif
Pemeriksaan abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong.Pemeriksaan genetalia
Tidak ada laserasi jalan lahir, perdarahan ± 100 cc.
Analisa
Diagnosa : P2A1 Partus kala IV
40
Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu dan
bayidalam keadaan baik. Ibu dan suami mengerti.
2. Memberitahu ibu bahwa tidak ada robekan jalan lahir. Ibu mengerti dan
merasasenang.
3. Melakukan pemasangan IUD post partum. IUD sudang terpasang.
4. Membersihkan, mengganti pakaian dan membantu ibu menggunakan
pembalut.Ibu merasa senang karena telah di bantu.
5. Membiarkan ibu melakukan kontak langsung dengan bayinya untuk
IMDselama 1 jam. Ibu menikmati kontak langsung dengan bayinya dan
bayinyaterus berusaha mencapai puting susu.
6. Mengajarkan ibu dan keluarga untuk massase fundus uteri untuk
mecegahterjadinya perdarahan. Ibu dan suami mengerti dan dapat
melakukannya.
7. Memberitahu ibu apabila darah terasa keluar banyak untuk segera lapor.
Ibumengerti.
8. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar energi ibu terpenuhi dan
ibusegera pulih. Ibu makan nasi, sayur, lauk pauk dan minum air putih.
9. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK karena
dapatmenghambat pengembalian bentuk rahim seperti semula. Ibu mengerti.
10. Memberikan ibu therapy amoxcylin 500 mg sebanyak 10 tablet
3x1,paracetamol 500 mg sebanyak 10 tablet 3x1, SF 1 sebanyak 10 tablet 1x1
dan vitamin A 200.000 IU 2 kapsul 1x1, vitamin C 1X1 sertamenjelaskan
cara meminumnya. Ibu sudah mengerti.
11. Memantau TTV, TFU, kontraksi, kandung kemih, dan perdarahan selama
2jam setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam ke
2.
12. Memberitahu ibu dan keluarga untuk merencanakan setelah 2
jammemindahkan ibu ke ruang nifas jika kondisi ibu dan bayi baik. Ibu dan
keluarga mengerti.
41
ASUHAN KEBIDANAN
BAYI BARU LAHIR USIA 1 JAM
Tanggal 09-04-2017 jam 09.00 WIB
Data Subjektif
By. Ny. E usia 1 jam jenis kelamin laki-laki, menangis kuat,
kulitkemerahan, tonus otot baik. IMD berhasil 1 jam, ibu mengatakan bayi sudah
bisamencapai puting susu ibunya dan sudah menghisap puting susu ibunya.
Ibumengatakan bayi sudah BAK namun belum BAB.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, nadi 143x/menit,
pernafasan 42x/menit, suhu 36,7˚C.
Pemeriksaan Antropometri
BB 3400 gram, PB 48 cm, LK 33 cm, LD 32 cm, lila 12 cm.
Pemeriksaan Fisik
Kepala tidak ada cefal hematoma dan caput suksedaneum, mata simetris,
tidak ikterik, konjungtiva merah muda, telinga simetris, terdapat dua lubang, tidak
ada pengeluaran serumen, hidung bersih, terdapat dua lubang, tidak ada
pernapasan cuping hidung, mulut tidak ada kelainan, leher tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan getah bening, kulit kemerahan, dada tidak ada kelainan, tidak
ada retaksi dinding dada, abdomen cembung, tidak ada kelainan, umbilikus bersih,
anus dan rektum terdapat lubang, genetalia testis sudah turun ke skrotum, tulang
belakang lurus, tidak ada spinabivida, ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak
ada kelainan seperti sindaktili dan polidaktili, genetalia bersih, tidak ada kelainan,
BAK (+), BAB (-).
Pemeriksaan Refleks
Tidak ada gangguan pada sistem syaraf
Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam
Penatalaksanaan
42
1. Memberitahu ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya saat
inidalam keadaan baik dan sehat. Ibu dan suami mengerti.
2. Memberitahu ibu bayinya akan di suntik vitamin K yaitu phytomenadion 0,5
ccdi paha kiri bayi secara IM serta tujuan dari pemberian vitamin K. Ibu
mengertidan bersedia bayinya di suntik vitamin K.
3. Memberitahu ibu bayinya akan diberikan salep mata yaitu chloramphenicol
1%serta tujuan dari pemberian salep mata. Ibu mengerti dan bersedia
bayinyadiberikan salep mata.
4. Membungkus tali pusat dengan kassa steril kering. Tali pusat telah dibungkus.
5. Memberikan pakaian yang hangat untuk bayi agar tidak hipotermi. Bayi
sudahmengenakan pakaian dan kain yang hangat.
6. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan diberikan HB0 saat mandi
sore sebagai imunisasi pertama untuk mencegah hepatitis B.Ibu dan suami
mengerti dan bersedia bayinya di imunisasi HB0.
7. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan memberitahu
ibu untuk segera lapor jika salah satu tanda bahaya tersebut terjadi
padabayinya. Ibu dan suami dapat mengulang apa yang telah dijelaskan
danbersedia memberitahu petugas kesehatan jika terjadi tanda bahaya bayi
barulahir pada bayinya.
43
Data Subjektif
Ibu merasa darah masih keluar dari vagina nya namun tidak
mengalamirembesan. Ibu mengaku sudah 2 kali ganti pembalut sejak melahirkan.
Ibu sudahBAK namun belum BAB. Ibu sudah bisa ambulasi.
Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional stabil,
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 78x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,7˚C.
Pemeriksaan Fisik
Sudah terdapat pengeluaran ASI namun masih sedikit, TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, genetalia terdapat
pengeluarandarah ± 50 cc, lochea rubra, kosistensi cair, bau khas.
Analisa
Penatalaksanaan
ibu untuk segeramemberitahu petugas kesehatan jika salah satu tanda bahaya
tersebut terjadi.Ibu dapat mengulang apa yang telah dijelaskan dan bersedia
memberitahupetugas kesehatan jika tanda bahaya nifas terjadi pada ibu.
3. Memantau TTV, TFU, kandung kemih, kontraksi dan perdarahan pada ibu.
Hasil dalam batas normal.
45
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas manajemen asuhan kebidanan pada
masa hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir serta menyesuaikan data yang ada
di lapangan dengan teori yang ada. Pada masa kehamilan mengalami masalah
yaitu kurangnya kadar hemoglobin saat usia kehamilan 36 minggu, pada
persalinan berlangsung normal danbaik, pada nifas keadaan ibu dan bayi baik
serta tidak mengalami kelainanapapun. Untuk itu penulisakan menguraikan mulai
dari masa kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
2010) pada trimester III batas kadar hemoglobin adalah 11,0gr/dL serta
menurut teori dari (Manuaba, 2007) anemia sedang pada saat kehamilan bisa
berdampak pada abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, mudah infeksi, mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum dan ketuban pecah dini. Oleh karena itu Ny. S sudah
diberikan rujukan dari puskesmas untuk melakukan kunjungan ulang dan
pemeriksaan lebih lanjut serta rencana persalinan di RSUD Pasar Rebo atas
indikasi gemeli dan anemia sedang.
atau perut atas ibu selama paling sedikit 1 jam untuk memberi kesempatan
pada bayi untuk mencari dan menemukan puting susu ibunya.
Kala III
Melakukan manajemen aktif kala III. Didapatkan hasil TFU
setinggi pusat,kontraksi uterus baik, perdarahan ±100 cc dan kandung
kemih kosong selanjutnyayaitu menyuntikkan oksitosi 10 IU secara IM
pada 1/3 paha kiri bagian atas luar,melakukan penegangan tali pusat
terkendali (PTT). Terdapat tanda-tandapelepasan plasenta yaitu terdapat
kontraksi uterus, tali pusat didepan vulvamemanjang, sejumlah darah
keluar dari vagina secara mendadak Hal ini sesuaidengan teori (Pratami,
2016). Pukul 08.10 WIB plasenta lahir spontan, segerasetelah plasenta
lahir langsung melanjutkan manajemen aktif kala III yaitumassase fundus
uteri selama 15 detik untuk merangsang kontraksi tetap baik.
Kala III pada Ny. E berlangsung 10 menit. Hal ini sesuai dengan
teori (Pratami,2016) durasi normal persalinan kala III bergantung pada
metode yangdigunakan untuk melahirkan plasenta. Umumnya, persalinan
kala III berlangsungselama kurang dari 30 menit. Sebagian persalinan kala
III berlangsung selamasekitar 2-5 menit.
Setelah kontraksi uterus dipastikan baik, penulis kemudian
melakukan pemeriksaan plasenta dengan hasil selaput plasenta utuh,
panjang tali pusat ±50 cm insersi tali pusat sentralis, diameter ± 20 cm,
kotiledon utuh, tebal ± 2,5cm, berat ±500 gram.
Kala IV
Setelah memastikan plasenta lahir lengkap dan evaluasi tinggi
fundus uteri,didapatkan TFU dua jari dibawah pusat, kontraksi uterus
teraba keras, kandungkemih teraba kosong, perdarahan normal dan pada
pemeriksaan perineum tidakditemukan robekan pada jalan lahir. Ny. E
memutuskan untuk pasang IUD pasca plasenta. Dilakukan pengawasan
dan pemantauansecara maksimal pada kala IV dengan tujun untuk
mencegah terjadinyaperdarahan postpartum. Selama pengawasan pada Ny.
E hasil pemeriksaan dalambatas normal. Pengawasan meliputi tanda-tanda
vital, TFU, kontraksi uterus,kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
51
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30menit pada satu jam kedua hal ini
sesuai dengan teori (Prawirohardjo, 2010).
Dilakukan rawat gabung bersama bayinya agar Ny. E dapat segera
menyusui bayinya. Hal ini sesuai dengan teori menurut (Prawirohardjo,
2010) rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dillahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam
sebuah ruang selama 24 jam.
adalahmenjaga agar tali pusat tetap kering dan bersih, kemudian bungkus
denganlonggar/tidak terlalu rapat dengan kassa bersih/steril.Bayi Ny. S
juga diberikan imunisasi HB-0 yang pertama kali pada paha1/3 paha kanan
secara I.M dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi HB-0 bermanfaat untuk
mencegah infeksi hepatitis B pada bayi, terutama jalur penularan ibubayi.
Hal ini sesuai dengan teori menurut (Kementrian kesehatan RI, 2015)
pemberian imunisasi HB-0 adalah saat bayi berusia 0-7 hari.
Penulis memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan bayi baru
lahirnormal pada umumnya seperti memeriksa tanda-tanda vital bayi,
pemeriksaanberat badan, mengamati tanda bahaya bayi baru lahir,
mengamati cara bayimenyusu, dan konseling pemberian ASI ekslusif
selama 6 bulan. Selamakunjungan neonatus tidak ditemukan kelainan
maupun tanda bahaya bayi barulahir.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. S umur
39 tahun G2P0A1 hamil 37 minggu dapat di simpulkan bahwa Ny. S
sebelumnya telah menjalani pemeriksaan kehamilan di BPM dan
dianjurkan melakukanpemeriksaanlaboratoriumdanmelakukanpemeriksaan
ANC lebihlanjut di PuskesmasKecamatanCipayung. Haid terakhir tanggal
20 Juli 2016 (TP 27 April 2017). Dari hasil pemeriksaan USG yang
dilakukan Ny. S pada tanggal 24 Maret 2017 ditemukanbahwa adanya 2
janin. Bayi I letak sungsang dengan punggung disebelah kanan sedangkan
bayi ke II letak kepala dengan punggung disebelah kiri, posisi plasenta
berada di fundus. Hasil pemeriksaan palpasi abdomen pada tanggal 27
Maret 2017 didapatkan pula hasil perabaan dimana presentasi janin adalah
kepala-bokong.
Selain jumlah janin ganda pada Ny. S didapatkan pula hasil
pemeriksaan laboratorium pada tanggal 3 April 2017 yang menunjukkan
kadar Hb sebesar 8,6 gr/dL yang merupakan klasifikasi anemia sedang.
Diagnosa kebidanan G2P0A1 Hamil 37 minggu dengan gemelli dan
anemia sedang. Janin presentasi kepala-bokong, ganda, hidup. Dengan
diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kehamilan gemeli saat
persalinan adalah pre-eklampsia, solusio plasenta, asfiksia pada bayi, dsb.
Sedangkan dalam kasus anemia dapat mengalami retensio plasenta pada
kala III dan perdarahan post partum akibat atonia uteri. Penatalaksanaan
yang dilakukan selainberupa pemberian KIE terkait pemenuhan nutrisi
dalam upaya meningkatkan kadar Hb, dilakukan pula anjuran (rujukan)
untuk melakukan kunjungan ulang dan pemeriksaan lebih lanjut serta
rencana persalinan di RSUD Pasar Rebo atas indikasi gemeli dan anemia
sedang.
55
Selama asuhan yang diberikan pada ibu bersalin, bayi baru lahir 1
jam dan nifas 6 jam pada Ny. E G3P1A1 umur 28 tahun hamil 39 minggu
dilakukan dengan baik dan tepat dan selama pemeriksaan hasil
pemeriksaan dalam batas normal.
B. Saran
Mengingat pentingnya asuhan yang dilakukan secara komprehensif
pada masa kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir maka saran
yang dapat diberikan adalah :
1. Lahan Praktik
Senantiasa meningkatkan pelayanan kesehatan terutama dalam
memberikan asuhan antenatal care guna menskrining masalah
kehamilan gemelli dan anemia sejak dini sehingga dapat
ditindaklanjuti dengan tepat dan segera serta meminimalisir
kemungkinan terjadinya diagnosa potensial akibat masalah tersebut.
2. Institusi Pendidikan
Program studi kasus ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk
peningkatan kualitas pendidikan tetapi harus disertai dengan
pengaturan waktu pelaksanaan kegiatan yang tepat sehingga hasilnya
lebih maksimal.
3. Mahasisiwa Kebidanan
Dalam melakukan asuhan kebidanan yang sesuai dengan standar
profesi dan kewenangan bidan, diharapkan agar selalu menambah
wawasan dan ilmu kebidanan.
56
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kementrian
Kesehatan dan JICA