Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat-
Nya kami dapat melaksanakan tugas membuat laporan kasus setelah kami menjalankan
dinas di Puskesmas Kecamatan Menteng.

Tugas ini kami buat bertujuan untuk menyelesaikan tugas membuat laporan setelah
melakukan praktik di Puskesmas Kecamatan Menteng dan agar pembaca dapat mengetahui
lebih dalam materi tentang anemia pada ibu hamil. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada tim dosen, petugas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Menteng, teman-
teman, dan rekan-rekan yang telah mendukung kami dalam membuat makalah ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu-persatu.

Kami harap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang
anemia pada ibu hamil, yang akan kami bahas dalam makalah ini, serta dapat memberikan
wawasan yang luas kepada pembaca . Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.

Jakarta, 15 Juni 2016

Penyusun

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing

Pembimbing Institusi Pembimbing Institusi


Prodi D III Kebidanan Prodi D III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes Kemenkes Jakarta
III

( ) (
)

Pembimbing Lahan Praktik


Puskesmas Kec. Menteng

( )

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal Care (ANC) merupakan asuhan yang
diberikan saat hamil sampai sebelum melahirkan. ANC penting untuk menjamin agar
proses alamiah tetap berjalan normal dan mendeteksi ibu hamil yang tidak normal
sehingga komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan dapat terdeteksi secara
dini serta ditangani secara memadai. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan
kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik
atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetrik yang dapat
membahayakan kehidupan ibu atau janinnya.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari
307/100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada
tahun 2007 (SDKI, 2007). Namun demikian, masih diperlukan upaya keras untuk
mencapai target RPJMN 2010-2014 yaitu 118/100.000 KH pada tahun 2014 dan
Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals), yaitu AKI
102/100.000 KH pada tahun 2015.

Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah faktor-faktor yang memperberat


keadaan ibu hamil seperti empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering
melahirkan dan terlalu dekat jarak kelahiran) menurut SDKI 2002 sebanyak 22.5%,
maupun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan
nifas seperti tiga terlambat (terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil
keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan
kegawatdaruratan). Faktor berpengaruh lainnya adalah ibu hamil yang menderita
penyakit menular seperti Malaria, HIV/AIDS, Tuberkulosis, Sifilis, penyakit tidak
menular seperti Hipertensi, Diabetes Mellitus, gangguan jiwa, maupun yang
mengalami kekurangan gizi.

Kekurangan gizi pada ibu hamil juga masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus. Kurang asupan zat besi pada

3
perempuan khususnya ibu hamil dapat menyebabkan anemia yang akan menambah
risiko perdarahan dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah, prevalensi anemia
pada pada ibu hamil sekitar 40,1% (SKRT, 2001).

Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan


insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun pada
janin. Di dunia 34 % ibu hamil dengan anemia dimana 75 % berada di negara sedang
berkembang (WHO, 2005 dalam Syafa, 2010). Di Indonesia, 63,5 % ibu hamil
dengan anemia (Saifudin, 2006).

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pelayanan antenatal di fasilitas


kesehatan pemerintah maupun swasta dan praktik perorangan/kelompok perlu
dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif, preventif,
sekaligus kuratif dan rehabilitative yang meliputi pelayanan KIA, gizi, pengendalian
penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, Malaria, penyakit menular seksual),
penanganan penyakit kronis serta beberapa program lainnya sesuai dengan kebutuhan
program.

1.2. Tujuan
Tujuan pembuatan laporan praktik di Puskesmas Kecamatan Menteng ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas dari PKK I, memberikan asuhan sesuai kebutuhan
klien, serta meningkatkan derajat kesehatan pada ibu hamil.

1.3. Ruang lingkup

Ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Menteng

4
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Antenatal Care (ANC)


Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam
kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat
dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi.

2.2. Tujuan Asuhan Antenatal


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh
kembang bayi,
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan
bayi,
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan,
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

5
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, dkk., 2002).

2.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan


Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu
dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan
trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Saifuddin, 2005).

2.4. Tinjauan tentang Kunjungan Ibu Hamil


Dengan melakukan ANC, dapat mendeteksi secara dini kelainan yang terdapat
pada ibu dan janin dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian gizi
yang baik dan pemberian vitamin dan mineral dan pemberian preparat zat besi/Fe
melalui 10 T pemeriksaan ANC kehamilan yang terdiri dari :
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan
7. Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8. Test laboratorium (rutin dan khusus)
9. Tata laksana kasus
10. Temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Depkes, 2010).

2.5. Anemia Pada Ibu Hamil

6
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang
dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs,
persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri),
perdarahan pasca melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri),
syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (<4
gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat
menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro, 2007).
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan. Gangguan
penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau banyaknya zat
besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi
sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan
sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang
berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak
kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga
badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan
zat besinya (Mardliyanti, 2006).
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai
batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena
hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Cunningham. F, 2005).

2.5.1. Klasifikasi Anemia


Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan
yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia.
1) Klasifikasi menurut Depkes RI (2000)
a. Tidak anemia : ≥ 11 gr%
b. Anemia : < 11 gr%
2) Klasifikasi menurut WHO

7
a. Anemia ringan : 9-10 gr %
b. Anemia sedang : 7-8 gr%
c. Anemia berat : < 7 gr%
3) Klasifikasi menurut Manuaba (2010)
a. Tidak anemia : Hb 11 gr %
b. Anemia ringan : Hb 9-10 gr %
c. Anemia sedang : Hb 7-8 gr %
d. Anemia berat : Hb < 7 gr %

2.5.2. Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil


1. Umur Ibu
Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil
yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat
menyebabkan ibu mengalami anemia.
2. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko
1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas
rendah. Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran
(paritas), maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
3. Kurang Energi Kronis (KEK)
41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah
gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial,
ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, konsums pangan, umur, paritas, dan
sebagainya.

8
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur (WUS).
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan
untuk tujuan penapisan status gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil
KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran LILA <23.5 cm. Deteksi KEK
dengan ukuran LILA yang rendah mencerminkan kekurangan energi dan protein
dalam intake makanan sehari hari yang biasanya diiringi juga dengan
kekurangan zat gizi lain, diantaranya besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil
yang menderita KEK berpeluang untuk menderita anemia (Darlina, 2003).
4. Infeksi dan Penyakit
Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya tahan
tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan
kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang
rendah pula. Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan
tubuh akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan,
pascabedah atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing
tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004).
Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan penyakit menular.
Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam nyawa ibu, tetapi dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi janin. Diantaranya, dapat mengakibatkan
abortus, pertumbuhan janin terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat
bawaan. Penyakit infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat
kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan. Pada
kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak cairan tubuh
serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006).
5. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu
dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata
jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak.

9
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat
untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya.
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk
keperluan janin yang dikandungnya.
6. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan
dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat
social ekonomi rendah (Manuaba, 2010).

10
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal : 26 April 2016


No. RM : 263/16
Tempat : KIA PKM Kec. Menteng

Subjektif

A. Identitas
Klien Suami
Nama : Ny. R Tn. H
Umur : 29 tahun 30 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Karyawan Swasta
Alamat Rumah : Jl. Kebon Sirih Barat 7/4 Jl. Kebon Sirih Barat 7/4

B. Anamnesa
1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum pernah keguguran sebelumnya
3. Ibu mengeluh sering pusing terutama ketika bangun dari tidur
4. Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya pada tanggal 24 Februari 2016
5. Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun

Objektif

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Emosional : Baik

11
A. Tanda – tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu tubuh : 37° Celsius
Denyut nadi : 80 kali / menit
Pernafasan : 21 kali / menit
B. Antropometri
Tinggi Badan : 156 cm
Berat Badan : 76 Kg
LILA : 32 cm
C. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)
1. Muka : Tidak ada pembengkakan dan oedema
2. Mata : Konjungtiva agak pucat, sklera putih
3. Hidung : Tidak ada polip dan sinus
4. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan getah bening
5. Mulut : Bersih, gigi tidak caries
6. Telinga : Bersih, simetris
7. Dada : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. Abdomen : Pembesaran sesuai masa kehamilan
Palpasi : TFU = belum teraba
Leopold I = belum teraba
Leopold II = belum teraba
Leopold III = belum teraba
Leopold IV = belum teraba
Auskultasi : belum teraba
9. Anogenitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Ekstremitas : Oedema =-/-
Kekuatan Sendi =+/+
Varises =-/-
11. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
a. Haemoglobin : 13,5 gram %

12
b. Golongan darah : O +
c. Protein : negatif
d. Reduksi : negatif

Analisa

G2P1A0 hamil 7-8 minggu

Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan (Ibu mengerti)


2. Menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi sayuran, buah, atau daging (Ibu
mengerti dan bersedia melakukan)
3. Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup (Ibu mengerti dan bersedia
melakukan)
4. Memberitahu ibu untuk tidak beraktivitas fisik yang berat (Ibu mengerti dan bersedia
melakukan)
5. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya trimester I (Ibu mengerti)
6. Menganjurkan ibu untuk segera ke puskesmas atau pelayanan kesehatan jika ada
tanda-tanda bahaya trimester I atau jika ada keluhan (Ibu bersedia melakukan)
7. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan (Ibu
mengerti)
8. Membuat pendokumentasian (Dokumentasi telah dibuat)

13
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB pembahasan ini, didasarkan pada ada atau tidaknya kesenjangan antara
teori dan realita di lapangan mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny. R yang
berumur 29 tahun dengan diagnosa G2P1A0 hamil 7-8 minggu di Puskesmas Kecamatan
Menteng. Dalam pembahasan ini, penulis mengkaji dengan menggunakan
pendokumentasian SOAP.

Subjektif
Pada data subjektif diperoleh dari hasil anamnesa dengan cara wawancara kepada
ibu pada tanggal 19 April bertempat di Ruang Bersalin Puskesmas Kecamatan Menteng
dengan identitas Ny. R berusia 29 tahun.
Dari hasil anamnesa ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya,
belakangan ini ibu sering merasa pusing terutama ketika bangun dari tidur. Ibu mengatakan
ini kehamilan petamanya, belum pernah keguguran, dan tidak memiliki riwayat penyakit
apapun.

Objektif
Penulis mendapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran ibu compos mentis, dan
keadaan emosionalnya juga baik. Dari hasil pengukuran tanda-tanda vital, penulis
mendapatkan hasil tekanan darah ibu 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan
21x/menit, dan suhu 37 derajat Celsius. Tinggi ibu 156 cm, berat 76 kg, dan ukuran lingkar
lengan atas ibu 32 cm.
Dari hasil pemeriksaan fisik ibu didapatkan hampir seluruhnya keadaan ibu baik,
akan tetapi pada pemeriksaan konjungtiva mata ibu berwarna agak pucat. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan TFU ibu belum teraba, leopold belum teraba. DJJ belum terdengar.
Pada pemeriksaan laboratorium, penulis mendapatkan hasil Hb ibu 13,5 gram%, golongan
darah O+, protein urine negatif, dan reduksi negatif.

14
Analisa
Pada langkah ini penulis membuat analisa yaitu G2P1A0 hamil 7-8 minggu

Penatalaksanaan
Pada langkah ini penulis melakukan penatalaksanaan yaitu penulis memberitahu ibu
hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk banyak mengonsumsi sayuran, buah, atau
daging, menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup, memberitahu ibu untuk tidak
kerja yang terlalu berat, memberitahu ibu tanda-tanda bahaya trimester I, menganjurkan ibu
untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluhan dan membuat pendokumentasian.

15
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 2008).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan
antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi.

Asuhan yang diberikan oleh penulis kepada Ny. R G2P1A0 hamil 7-8 minggu yaitu
berupa pemeriksaan obstetri dan penunjang. Dari hasil pemeriksaan obstetri didapatkan
hasil palpasi belum teraba, TFU belum teraba dan DJJ belum terdengar, hal ini sesuai
dengan teori. Dari hasil pemeriksaan Lab didapatkan hasil Hb 13,5 gram%, protein negatif
dan reduksi negatif, hasil pemeriksaan Lab Ny.R dalam keadaan baik.

16
DAFTAR PUSTAKA
(Amiruddin, 2007)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil. Diunduh pada tanggal 15 Mei
2016 di digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Anonim, 2004)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil. Diunduh pada tanggal 15 Mei
2016 di digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Bahar, 2006)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil. Diunduh pada tanggal 15 Mei
2016 di digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Cunningham. F, 2005)
Anemia dalam kehamilan. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Darlina, 2003)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil. Diunduh pada tanggal 15 Mei
2016 di digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Depkes RI, 2000)


Klasifikasi Anemia. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-nouritameg-5994-2-babii.pdf

(Depkes RI, 2004)


Tinjauan Pemeriksaan ANC. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

17
(Depkes, 2010).
Pemeriksaan ANC. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/viewFile/.../409...pdf

(Herlina, 2006)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil. Diunduh pada tanggal 15 Mei
2016 di digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Manuaba, 2008)
Antenatal Care. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

(Manuaba, 2010)
Klasifikasi Anemia. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
digilib.unimus.ac.id/.../jtptunimus-gdl-nouritameg-5994-2-babii.pdf

(Mardliyanti, 2006)
Anemia dalam kehamilan. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(Prawiroharjo, 2005)
Pemeriksaan kehamilan. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39729/4/Chapter%20II.pdf

(Saifuddin, dkk., 2002).


Pemeriksaan kehamilan. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39729/4/Chapter%20II.pdf

(Saifudin, 2006)

18
Antenatal Care. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

(SDKI, 2007) dan (SKRT, 2001)


Angka Kemaian Ibu dan Bayi. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-
ANC-Terpadu.pdf

(Wiknjosastro, 2007)
Anemia dalam kehamilan. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

(WHO, 2005 dalam Syafa, 2010)


Antenatal Care. Diunduh pada tanggal 15 Mei 2016 di
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

19

Anda mungkin juga menyukai