PENDAHULUAN
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, (1996), setiap tahun, lebih dari
600.000 wanita di dunia meninggal akibat komplikasi kehamilan saat melahirkan,
99% kematian itu terjadi di negara berkembang. Dalam jangka waktu yang sama,
tak kurang dari 50 juta aborsi akibat kehamilan tak diinginkan terjadi di muka bumi
ini (Dipo Handoko,2001). Saat ini diketahui jumah penduduk Indonesia sebesar
225,5 juta penduduk dengan rata-rata petumbuhan penduduk sebesar 1,3%.
Pemerintah merencanakan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk tersebut
hingga 1,14% pada tahun 2009 (Depkes,2008).
1
infertilitas, pendidikan seks, konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan,
konsultasi genetik, tes keganasan, adopsi (Hanafi Hartanto,2004).
Pada dasarnya pelayanan kontrasepsi dapat dibagi sesuai dengan sasaran yang
akan dicapainya, pada peserta wanita berumur di bawah 20 tahun dengan alasan
menunda kehamilan maka di utamakan pemakaian kontrasepsi pil oral, sedangkan
penggunaan kondom tidak disarankan karena biasanya pasangan muda masih tinggi
frekuesi bersenggamanya sehingga dapat menyebabkan kegagalan dalam mencegah
kehamilan, dapat juga digunakan IUD-Mini (Intra Uterine Device-Mini) terutama
pada calon peserta yang kontraindikasi terhadap pil oral.
Pada peserta umur 20-30 tahun dengan alasan menjarangkan kehamilan maka
segera setelah anak pertama lahir maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra
Uterine Device) sebagai pilihan utama dan kegagalan kontrasepsi di sini bukanlah
suatu kesalahan program.
Pada peserta di atas 30 tahun dengan alasan tidak mau hamil maka pilihan utama
adalah kontrasepsi mantap, pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif
tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi
(Hanafi Hartanto,2004).
Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal
penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan.
Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka
kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka
kejadian penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat
efek samping kontrasepsi (Anonim, 2010).
2
yang diperlukan. Sehingga menimbulkan rasa takut pada sebagian dari masyarakat
yang akan mengunakannya (Saifuddin, 2006).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah pembelajaran klinik penulis mendapatkan pengalaman nyata
dalam Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada Keluarga Berencana
2. Tujuan khusus
Mampu melakukan pengkajian data dengan KB IUD
Mampu mengatahui diagnosa kebidanan pada dengan KB IUD
Mampu mengetahui diagnosa potensial pada dengan KB IUD
Mampu melakukan tindakan segera dengan KB IUD
Mampu memberikan rencana tindakan dengan KB IUD
Mampu melaksanakan tindakan kebidanan dengan KB IUD
Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan dengan KB
IUD
1.3 Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Sebagai sarana untuk membantu pemerintah menciptakan tenaga
kesehatan yang professional dimasa yang akan datang.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menciptakan bidan yang terampil dan professional serta mempunyai
pengetahuan dan kemampuan yang komponen.
3
3. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dengan memperaktikkan teori yang telah
diberikan dalam perkuliahan yang dipraktikkan di lahan. Serta meningkatkan
kemampuan diri agar dapat bersaing di dunia global.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda yang
dimasukan ke dalam rahim yang efektif, reversible, dan berajangka panjang
(dapat sampai 10 tahun: CuT-380A), dapat dipakai oleh semua perempuan usia
produktif (saifuddin, 2006).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke dalam
rahim wanita untuk tujuan mencegah terjadinya kehamilan. AKDR atau IUD
atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukan ke
dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
5
3) Metode jangka panjang
4) Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat lagi
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksualitas
6) Meningkatkan kenyaman sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
7) Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT- 380 A)
8) Tidak mempengaruhi ASI
9) Dapat dipasang segera setelah persalinan atau abortus
10) Dapat digunakan sampai menopause dan tidak ada interaksi dengan obat-
obat
6
12) Perempuan harus memeriksakan posisi benang dari waktu kewaktu,untuk
melakukan ini perempuan harus bisa memasukkan jarinya kedalam
vagina. Sebagian perempuan ini tidak mau melakukanya.
7
2.7 Waktu Pemasangan AKDR / IUD
Menurut Manuaba, 2009 dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, waktu pemasangan IUD yaitu :
Sedang Haid
Pada waktu ini pemasangan akan mudah karena kanalis servikalis agak
melebar dan kemumgkinan terjadi kehamilan sangat kecil, perasaan sakit
kurang dan perdarahan tidak begitu banyak.
Pasca Persalinan
Pemasangan dini yaitu pemasangan sebelum ibu dipulangkan dari rumah
sakit.
Pemasangan langsung yaitu pemasangan 3 bulan setelah ibu
dipulangkan.
Pemasangan tidak langsung yaitu pemasangan setelah lebih dari 3
bulan pasca persalinan atau keguguran.
Pasca Keguguran
Langsung setelah keguguran, atau dipasang sewaktu ibu pulang dari
rumah sakit.
Masalah Interval
Yaitu antara dua haid bila dipasang setelah masa ovulasi, harus
dipastikan wanita tidak hamil atau mereka telah memakai cara-cara lain
mencegah (kondom, sistem kalender, dan sebagainya).
Sewaktu Seksio Sesaria
Sebelum luka rahim ditutup terlebih dahulu dikeluarkan darah-darah
beku dari kavum uteri, kemudian IUD dipasangkan pada bagian fundus.
8
c) Raba adanya benang berarti IUD ada pada posisi yang benar dan
jangan ditarik. Setelah pemasangan IUD boleh melakukan aktifitas
seperti biasa dan boleh melakukan hubungan suami istri setelah 3
hari pemasangan.
Efek samping yang terjadi misalnya perdarahan bertambah banyak atau
lama, rasa sakit atau kram.
Mengetahui tanda-tanda bahaya IUD :
a) Terlambat haid, perdarahan abnormal.
b) Nyeri abdomen, disparenmia.
c) Vaginal discargo abnormal.
d) Merasa tidak sehat, menggigil dan benang IUD teraba tambah
panjang, ujung IUD keluar, benang tambah pendek atau tidak
teraba.
Bila berobat karena alasan apapun (medis, chinergis, problem sexual)
beritahu dokter bahwa metode KB yang dipakai IUD.
Sebaiknya tunggu 3 bulan untuk hamil kembali setelah IUD dilepas dan
gunakan kontrasepsi lain selama waktu tersebut, untuk mencegah
hubungan ektopik.
IUD tidak memberi perlindungan terhadap AIDS dan penyakit sexual
lainnya dan bagian perut tidak boleh dipijat.
Bila suami merasa nyeri saat berhubungan intim kemungkinan
disebabkan oleh benang yang terlalu panjang atau pendek, segera
kontrol.
Boleh dilepas bila akseptor ingin hamil lagi atau ada komplikasi berat
meskipun daya kerjanya belum habis.
9
Tidak membiarkan AKDR dalam inserter bersentuhan dengan
permukaan tidak steril
Memasukan lengan AKDR ke dalam inserter di dalam kemasan steril
Membersihkan serviks secara menyeluruh dengan larutan antiseptik
Tidak menyentuh dinding vagina atau bilah spekulum sonde uterus atau
inserter AKDR yang sudah berisi AKDR
Memasukkan sonde uterus dan inserter AKDR yang sudah diisi hanya
sekali saja melalui kanalis servikalis
10
Pekerjaan
Pekerjaan klien dan suami dapat digunakan untuk menggambarkan taraf
hidup dan sosial ekonomi klien sehingga petugas dapat memberi nasehat
yang sesuai.
Alamat
Untuk mempermudah hubungan bila diperlukan saat keadaan mendesak,
dan bermanfaat untuk mempermudah komunikasi dan kunjungan rumah.
3) Keluhan utama
Mengetahui perihal yang mendorong pasien/klien datang ke pelayanan
kesehatan, keluhan klien menunjang data untuk menentukan apakah klien boleh
atau tidak menggunakan KB IUD.
11
a) carsinoma atau mioma uteri, karena dapat mempengaruhi ukuran
rongga uterus.
b) kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
(yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR dengan ukuran
rongga rahim kurang dari 5 cm)
c) abortus (resiko kehamilan dengan IUD in vitro)
d) alergi terhadap logam/tembaga
12
Banyaknya : darah untuk mengetahui perubahan yang mungkin
terjadi setelah menjadi akseptor IUD.
8) Riwayat perkawinan
Merupakan data tentang status perkawinan, usia pertama kali menikah, berapa
kali menikah, untuk mengetahui persepsi dan tujuan ikut KB serta menilai
kemungkinan apakah ibu dapat terkena IMS / tidak. Bila ada kemungkinan
sebaiknya menggunakan KB yang aman untuk pencegahan IMS.
10) Riwayat KB
Perlu ditanyakan kepada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB sebagai
berikut:
a) Jenis kontrasepsi yang digunakan
b) Efek samping
c) Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)
d) Lamanya menggunakan alat kontrasepsi
e) Keluhan selama menjadi akseptor sehingga dapat mengetahui klien
cocok/tidak menggunakan kontrasepsi IUD saat ini seperti perdarahan,
dan nyeri perut.
13
11) Pola kebiasaan sehari-hari
Meliputi nutrisi (kualitas dan kuantitas), lamanya istirahat (ada gangguan /
tidak), aktivitas (ibu sering kecapean / tidak ) dan seksual (ada gangguan / tidak,
hubungan seksual terakhir).
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum :
Kesadaran :
Tekanan darah : ....mmHg
Nadi : ....x/menit
RR : ....x/menit
BB : …kg, IUD dapat digunakan oleh orang gemuk atau
kurus
2. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi dan Palpasi
Mata
konjungtiva pucat/tidak (menandakan anemia), sclera kuning/tidak
(kuning menandakan hepatitis)
Leher
14
tampak pembesaran kelenjar thyroid/ tidak, dan vena jugularis/tidak
Dada
payudara simetris/tidak, ada benjolan abnormal/tidak
Abdomen
ada benjolan abnormal/tidak, tampak bekas operasi/ tidak
Genetalia
adakah kondiloma akuminata yang disebabkan Gonore
(ditandai pada labia ada tumor seperti kutil runcing seperti
cengger ayam)
adakah kondilomatalata yang disebabkan oleh Sifilis (ditandai
borok sebesar uang logam)
adakah vulvitis (ditandai adanya pembengkakan pada labia,
kelihatan merah, gatal, nyeri dan panas waktu kencing)
adakah warna kebiruan yang menandakan kehamilan, adakah
vaginitis (ditandai secret berbau anyir, terasa panas dan
gatal)
adakah tanda-tanda infeksi yang ditandai adanya
pembengkakan dan merah pada kelenjar skene dan bartholini
Ekstremitas
oedema/tidak, ada varises/ tidak
b) Pemeriksaan Inspekulo
Dinding vagina
Normalnya adalah warna merah muda, lipatan memanjang dan melingkar
Adakah :
Erosi portio
Kelihatan merah dan tidak rata
Kanker serviks
Permukaan kasar seperti bunga kol, mudah berdarah, keluar
cairan yang khas encer berwarna coklat dan berbau busuk
Polip
Benjolan seperti kutil pada portio
15
Infeksi dalam rahim
Ditandai adanya pengeluaran cairan abnormal kuning kehijauan.
Bila ada sekretnya dengan lidi kapas dan dimasukkan dalam
tabung steril yang disediakan untuk diperiksa di laboratorium
c) Pemeriksaan Dalam
Adakah infeksi panggul, ditandai bila serviks digerakkan ke kanan kiri
dengan kedua jari terasa sakit. Menentukan posisi rahim :
Posisi rahim antefleksi
Jari pada forniks posterior, maka perabaan uterus seperti duduk, bila
jari ada didalam forniks anterior digerakkan maka tangan yang ada
diluar tidak terasa
Posisi rahim retrofleksi
Jari yang ada di forniks anterior digerakkan terasa oleh tangan yang
ada di luar
Adakah kehamilan, ditandai rahim yang membesar, lunak, dan
licin
Adakah mioma uteri, ditandai rahim membesar, kokoh, kenyal,
tidak rata
Adakah cistoma ovari, ditandai rahim yang lunak, licin, dan
berisi cairan Adakah adnexitis, bila terasa nyeri tekan saat
menekan adnexa kanan/kiri
d) Pemeriksaan Rektovaginal
Bila ada indikasi adanya tumor pada cavum douglas dan kesulitan
menentukan
besarnya uterus retrofleksi.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium Plano Test (+) / (-) melalui pemeriksaan urine.
16
Asessment
Penatalaksanaan
17
3) Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan
4) Siapkan alat dan bahan utuk pasang IUD
18
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
2. Anamnesa
a) Alasan Ingin Menjadi Aseptor :
Alasan ibu ingin menggunakan KB IUD karena ingin mengatur kehamilan,
karena ibu baru saja melahirkan anak pertama yang sekarang berusia 28
minggu.
b) Keluhan Utama
Ibu tidak sedang merasakan keluhan apapun, ibu merasa dirinya sehat.
c) Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit perdarahan vagina,
infeksi alat genetalia, sakit kuning, keputihan yang lama, mioma
uteri, tumor payudara, indung telur dan rahim.
Riwayat kesehatan sekarang :
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
perdarahan vagina, infeksi alat genetalia, mioma uteri, tumor rahim.
Riwayat kesehatan keluarga :
19
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita diabetes
militus, penyakit kuning, HIV/AIDS, carcinoma, mioma uteri dan
hemophilia.
d) Riwayat Haid
Usia pertama kali haid : 12 tahun
Lama haid : 7 hari
Siklus haid : 28-30 hari, teratur
HPHT : 3 Juni 2015
Banyaknya : darah yang keluar encer dan sedikit gumpalan
e) Riwayat Perkawinan
Usia pertama kali menikah : 25
Jumlah pernikahan : syah 1 kali
Lama perkawinan : 2 tahun
Riwayat nifas :
Ibu mengatakan saat nifas ibu tidak mengalami masalah, seperti
rdang panggul
g) Riwayat KB
Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan :
20
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya
Efek samping : -
Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) : -
Lamanya menggunakan alat kontrasepsi : -
Keluhan selama menjadi akseptor : -
j) Personal Hygiene
Mandi : 2 kali sehari
Membersihkan alat kelamin : saat mandi, BAB dan BAK
Mengganti pakaian dalam : ketika terasa basah segera ganti
21
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tekanan darah : 120/80mmHg
Nadi : 22x/menit
Pernafasan : 85x/menit
BB : 65kg
TB : 157cm
2) Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi dan Palpasi
Mata
Konjungtiva : Baik
Sklera : Tidak kuning
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada
payudara : Simetris, tidak ada benjolan
Abdomen : Baik, tidak ada benjolan, tidak nyeri saat ditekan
Genetalia : Tidak ada keluhan pada alat genetalia, alat
genetalia
Terlihat bersih, tidak ada sifilis, pembengkakan,
tumor
dan tidak berbau.
Ekstremitas
Oedema : tidak ada
Kekuatan sendi : baik
Varices : tidak terdapat varices
Cianosis : tidak ada
b) Pemeriksaan Inspekulo
22
Dinding vagina baik, berwarna merah muda, lipatan memanjang dan
melingkar. Tidak portio, kanker serviks, polip dan infeksi dalam rahim.
c) Pemeriksaan Dalam
Tidak ada infeksi panggul, saat digerakan ke kanan kiri dengan kedua
jari, ibu tidak merasa sakit. Posisi rahim antefleksi. Tidak adanya tanda-
tanda kehamilan, mioma uteri, cistoma ovari.
d) Pemeriksaan Rektovaginal
Mudah untuk menentukkan uterus retrofleksi.
3) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium Plano Test (+) / (-) melalui pemeriksaan urine :
Tidak dilakukan
Assessment
Data :
ibu datang mengatakan umurnya 26 tahun sudah mempunyai 1 orang anak. Ibu
mengatakan bahwa ingin menggunakan alat kontrasepsi AKDR / IUD untuk
mengatur kehamilan.
Diagnosa : Ny. “ K” akseptor KB AKDR / IUD
Masalah : Tidak ada
Penatalaksanaan
1) Beritahu hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
Ibu mengerti keadaan nya saat ini.
2) Cek jadwal kunjungan ulang jika ibu merasakan keluhan yang membuat diri ibu
tidak nyaman.
Ibu mengerti dan sejauh ini ibu tidak merasakan keluhan apapun
3) Jelaskan kembali tentang kelebihan AKDR / IUD
Ibu sudah jelas dan paham kelebihan AKDR / IUD
4) Jelaskan kembali tentang kekurangan serta efek samping yang mungkin terjadi
pada akseptor AKDR / IUD
23
Ibu mengerti kekurangan dan efek samping AKDR / IUD dan tetap ingin
menggunakan AKDR/ IUD.
5) Jelaskan prosedur AKDR/ IUD.
Ibu mengerti apa prosedurnya dan posisi yang akan di lakukan.
6) Atur posisi ibu senyaman mungkin.
Ibu sudah dalam posisi yang nyaman.
7) Lakukan pemasangan AKDR / IUD sesuai prosedur.
Ibu tidak merasakan sakit dalam pemasangan
8) Berikan informasi kepada ibu bahwa jangan berhubungan dulu sampai 4 hari,
agar benang menjadi lunak.
Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak berhubungan dulu.
9) Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 10 tahun untuk mengganti AKDR / IUD
dan dapat dilepas kapan saja jika ibu ingin memiliki anak kembali.
Ibu mengerti dan dapat mengulangi tanggal kunjungan ulang serta
bersedia datang sesuai jadwal/ sewaktu-waktu bila ingin dilepas AKDR /
IUD nya.
24
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Asuhan yang diberikan oleh penulis kepada Ny.K adalah dengan memberikan
keyakinan bahwa AKDR / IUD itu aman dan tidak sakit seperti yang dibayangkan
kebanyakan orang dan memberitahu cara memeriksa benang AKDR / IUD setelah
selesai pemakaian. Dengan berdasarkan data subjektif dan objektif diatas maka penulis
dapat menarik kesimpulan bahwa Ny.K G1P0A0 tenyata benar tidak hamil dan dapat
menggunakan alat kontrasepsi AKDR / IUD.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.maranatha.edu/1701/3/0410005_Chapter1.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/118/jtptunimus-gdl-sitisetian-5889-2-
babii.pdf
http://www.academia.edu/8894077/asuhan_kebidanan_keluarga_berencana
http://www.academia.edu/8847754/BAB_II_TINJAUAN_TEORI
BKKBN. 2008. Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
BKKBN
Hartono, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Manuaba, Ida Bagus. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta: EGC
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: YBPSP
Marjati. 2011.Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan.Malang.
26