Anda di halaman 1dari 3

NOTULEN

Hari/ Tanggal : KAMIS/ 2 Mei 2019

Waktu : 09.00 – Selesai

Tempat : Aula Puskesmas Banguntapan I

Acara : Pertemuan Kader Posbindu

Susunan Acara:

- Pembukaan
- Sambutan Bapak Kepala Puskesmas diwakili oleh koordinator P2P
- Materi Pertemuan
- Diskusi
- Penutup

1. Pembukaan 09.00 – 09.05 wib


Acara dimulai pada pukul 09.00 wib dihadiri oleh masing-masing kader 4 posbindu,
diawali dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Sambutan Koordinator P2P 09.05 – 09.15 wib


Sambutan oleh koordinator P2P, beliau menyampaikan terjadinya perubahan trend
penyakit saat ini, yang semula banyak dikarenakan penyakit menular tapi saat ini
lenih banyak dikarenakan penyakit tidak menular. Oleh karena itu, peran Posbindu
sebagai garda depan skrening kesehatan faktor resiko penyakit tidak menular
memegang peranan yang sangat penting. Untuk diharapakan para kader dapat
bergerak secara aktif dalam kegiatan Posbindu PTM.

3. Materi Pertemuan 09.15 – 11.30 wib


Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan
wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak
lanjut dini faktor risiko penyakit tidak menular secara mandiri dan
berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini
terhadap penyakit tidak menular mengingat hampir semua faktor risiko penyakit
tidak menular tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya. Faktor resiko
penyakit tidak menular meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola
makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol, serta menindaklanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasiitas pelayanan kesehatan
dasar. Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) merupakan
salah satu upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang berorientasi kepada upaya
promotif dan preventif dalam pengendalian penyakit tidak menular dengan
melibatkan masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-
evaluasi. Masyarakat diperankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen
pengubah sekaligus sebagai sumber daya. Dalam pelaksanaan selanjutnya kegiatan
posbindu menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM), dimana
kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan sumber daya,
kemampuan, dan kebutuhan masyarakat.
Tujuannya adalah untuk Meningkatkan peran serta masyarakat sehat,
berisiko dan penyandang penyakit tidak menular berusia 15 tahun ke atas. Sasaran
utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang penyakit tidak
menular berusia 15 tahun ke atas. Wadah Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM) dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya
kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau klinik di
perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain dimana masyarakat dalam jumlah
tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di mesjid, gereja klub
olahraga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian
yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan posbindu dengan kegiatan yang
sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat serta memanfaatkan sarana
dan tenaga yang sudah ada. Pelaku Kegiatan Pelaksanaan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) dilakukan oleh kader kesehatan yang telah
ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/ organisasi/ lembaga/
tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu, yang dilatih secara khusus,
dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko penyakit tidak
menular di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria kader posbindu
antara lain, berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan
berkaitan dengan posbindu. Bentuk Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular (Posbindu PTM) meliputi 10 (sepuluh) kegiatan:
1.Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana
tentang riwayat penyakit tidak menular pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik,
merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan
rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah
kesehatan berkaitan dengan terjadinya penyakit tidak menular. Aktifitas ini
dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
2.Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Masa Tubuh (IMT),
lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1
bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas.
Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan
ukuran lengan atas.
3. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh
tenaga kesehatan (dokter/perawat/ bidan/analis laboratorium dan lainnya).
4. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif,
dilakukan tindakan pengobbatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA
negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan
tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh
bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter
terlatih di puskesmas.
7. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
posbindu. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang
bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
8.Kegiatan aktifitas fisik atau olahraga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan posbindu namun perlu dilakukan rutin setiap
minggu.
9.Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam
penanganan pra rujukan.

4. Diskusi 11.30 – 12.00 wib


Pertanyaan : bagaimana cara menumbuhakan kesadaran masyarakat untuk mau
ikut dalam kegiatan posbindu?
Jawaban : petugas kesehatan dan kader kesehatan sebagai sumber informasi
tidak boleh bosan dan harus selalu berupaya untuk mengajak dan menyampaikan
pentingnya dilakukan skrening Posbindu PTM
Pertanyaan : apa yang harus dilakukan untuk menarik minat masyarakat agar mau
dilakukan skrening?
Jawaban : karena sifatnya yang fleksibel, maka pelaksanaannya juga sebisa
mungkin menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Ini adalah tantangan untuk kader
kesehatan untuk memunculkan inovasi.

5. Penutup 12.00 – 12.05 wib


Acara ditutup dengan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

Notulis

Ika Istiyani

Anda mungkin juga menyukai