I. Latar Belakang
Pada perkembangan remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Lingkungan sosial budaya yang tidak positif merupakan faktor risiko bagi remaja
untuk terjebak dalam perilaku yang tidak sehat, misalnya: merokok, minum-
minuman keras, penggunaan narkoba, sex pranikah, tawuran, tindakan kriminal,
dan kebut-kebutan dijalan. Semua perilaku remaja yang dianggap menyimpang ini
sangat berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan mereka. Masa remaja,
dianggap sebagai masa topan badai dan stress (storm and
stress) karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib
diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu
yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa
menjadi seorang yang tidak memiliki masa depan yang baik.
Kebiasaan remaja yang paling sulit dihindari adalah merokok, yang dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Remaja merupakan masa yang paling rawan akan
pengaruh dari lingkungan. Pergaulan amat mempengaruhi seseorang begitupula
halnya dengan kebiasaan merokok. Pengaruh teman dan kelompok akan sangat
kuat bagi seorang remaja untuk memutuskan merokok atau tidak. Untuk dapat
diterima oleh kelompok atau teman seseorang akan berusaha mengikuti kebiasaan
dari kelompok atau teman tersebut. Remaja akan berusaha untuk diterima
dilingkungannya. Hal ini juga dapat disebabkan rasa percaya diri yang rendah
sehingga cenderung mengadopsi kebiasaan yang berlaku seperti kebiasaan
merokok. Tanpa mereka sadari bahwa sebetulnya menular untuk merokok
merupakan pintu masuk dari jenis adiksi. (infopom.com) Oleh karena itu, keluarga
dan teman sebaya adalah orang-orang yang sangat mempenggaruhi kebiasaan
remaja. jika orang tua dan teman sebaya merokok, maka sangat memungkinkan
untuk diikuti oleh remaja, selain itu tayangan yang menayangkan tokoh idola remaja yang
menghisap rokok akan mendorong remaja untuk mengikutinya.
Kebiasaan merokok antara lain berhubungan dengan media.
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk
diri sendiri maupun orang di sekelilingnya. Dilihat dari sisi individu yang bersangkutan, ada
beberapa riset yang mendukung pernyataan tersebut. Dilihat dari sisi kesehatan, pengaruh
bahan-bahan kimia yang dikandung rokok seperti nikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tar
akan memacu kerja dari susunan syaraf pusat dan susunan syaraf simpatis sehingga
mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak jantung bertambah cepat, menstimulasi
penyakit kanker dan berbagai penyakit yang lain seperti penyempitan pembuluh darah,
tekanan darah tinggi, jantung, paru-paru, dan bronchitis kronis.
Dilihat dari sisi orang disekelilingnya, merokok menimbulkan dampak negatif bagi
perokok pasif. Resiko yang ditanggung perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok
aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah. Tidak ada yang
memungkiri adanya dampak negatif dari perilaku merokok tetapi perilaku merokok bagi
kehidupan manusia merupakan kegiatan yang ‘fenomenal’. Artinya, meskipun sudah
diketahui akibat negatif dari merokok tetapi jumlah perokok bukan semakin menurun tetapi
semakin meningkat dan usia merokok semakin bertambah muda. Ada banyak alasan yang
melatarbelakngi perilaku merokok pada remaja. Secara umum menurut, bahwa perilaku
merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain
disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan.
1. Bagaimana karakteristik siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok Barat
yang berkaitan dengan rokok?
2. Seberapa besar tingkat pengetahuan siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten
Lombok Barat terhadap rokok.
3. Bagaimana sikap siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok Barat terhadap
rokok.
4. Bagaimana perilaku siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok Barat
terhadap rokok.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan, sikap dan perilaku siswa SMP dan SMA
sederjat di Kabupaten Lombok Barat terhadap rokok.
B. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi karakteristik siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok
Barat terhadap rokok
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten
Lombok Barat terhadap rokok
3. Mengidentifikasi sikap siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok Barat
terhadap rokok
4. Mengidentifikasi perilaku siswa SMP dan SMA sederjat di Kabupaten Lombok Barat
terhadap rokok.
IV. Manfaat
Sekotong Lembar Gerung Kuripan Kediri Labuapi Narmada Lingsar Gn.sari Bt. Layar
SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMP/ SMA/
SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ MA/
MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/
MTS MTS MTS MTS MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK
MTS SMK
SMK SMK SMK SMK
40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4 40/2 80/4
Keterangan :
✓ Jumlah responden setiap kecamatan sebanyak 120 orang siswa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat.
✓ Kelompok SMP/Sederajat dibagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu SMP Negeri dan MTs Negeri Masing-masing 20 responden sehingga berjumlah 40 responden
✓ Pada kelompok SMA/Sederajat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 1) SMA Negeri, 2) SMA Swasta, 3) MA Negeri/Swasta dan 4) SMK Negeri/Swasta Masing-masing 20
responden sehingga berjumlah 80 responden
✓ Setiap kecamatan 120 responden dikali 10 kecamatan sehingga total keseluruhan responden sebanyak 1.200 orang responden.
3. Distribusi Jumlah Surveyor
Sekotong Lembar Gerung Kuripan Kediri Labuapi Narmada Lingsar Gn.sari Bt. Layar
SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMA/ SMP/ SMA/
SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ SMP/ MA/
MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/ MA/
MTS MTS MTS MTS MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK
MTS SMK
SMK SMK SMK SMK
2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4 2 4
Keterangan :
✓ Jumlah surveyor setiap kecamatan sebanyak 6 orang siswa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu SMP/Sederajat dan SMA/Sederajat.
✓ Kelompok SMP/Sederajat dibagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu SMP Negeri dan MTs Negeri Masing-masing 1orang surveyor sehingga berjumlah 2orang surveyor
✓ Pada kelompok SMA/Sederajat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu SMA Negeri, SMA Swasta, MA Negeri dan SMK Negeri Masing-masing 1 orang sehingga berjumlah 4 orang
surveyor
✓ Setiap kecamatan 6 orang surveyor dikali 10 kecamatan sehingga total keseluruhan responden sebanyak 60 orang surveyor.
VIII. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel
➔ Pengetahuan, sikap dan prilaku remaja tentang bahaya merokok
2. Definisi Operasional
a. Tingkat Pengetahuan
b. Sikap
Sikap tentang bahaya rokok dari responden meliputi bahaya rokok terhadap
motivasi belajar. Suatu reaksi atau tanggapan responden yang meliputi Sangat Sejutu,
setuju dan tidak setuju dan sangat tidak setuju mengenai sikap tentang bahaya rokok.
Pengukuran sikap dilakukan secara tidak langsung dengan memberikan 10 pernyataan
kepada responden melalui kuesioner untuk mengetahui bagaimana pendapat responden
mengenai bahaya rokok bagi kesehatan, bahaya asap rokok terhadap kesehatan.
c. Perilaku
Koordinator
Sekretaris Operator
Lap
SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/ SMP/ SMA/MA/
MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK MTS SMK
X. Kriteria Surveyor dan Koordinator Kecamatan
1. Kriteria Surveyor
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Kelas 3 semua jurusan
c. Berprestasi 10 besar
d. Aktif dalam organisasi
XI. BIAYA
Biaya untuk pelaksanan pertemuan ini berasal dari Dana Pajak Rokok Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2016.
XII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Atas
perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih, serta mohon maaf atas segala kekurangan
dalam pelaksanaan kegiatan ini.