Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Kedungbantengterletak di Jl. Raya Kedungbanteng Nomor 380 Kel
Kedungbanteng Kec Kedungbanteng Banyumas. Memiliki wilayah kerja 1 Kecamatan
Kecamatan Kedungbanteng terdiri atas 14 desa, 317 RT dan 76 RW dengan luas
wilayah adalah 60,2 km2.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan tugas
operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada
Pasal 4 disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam
rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5 Permenkes RI
No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8 menyebutkan
bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional
diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan
terpadu. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan
masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya
kesehatan masyarakat esensial meliputi:
a. Pelayanan promosi kesehatan;
b. Pelayanan kesehatan lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
d. Pelayanan gizi;
e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
f. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas
untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten.
1
B. Tujuan Pedoman
Pedoman Upaya kesehatan bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas
pelayanan upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kedungbanteng,
sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Kedungbanteng
meliputi 5 kegiatan esensial dan 5 kegiatan pengembangan:
1. Pelayanan promosi kesehatan;
2. Pelayanan kesehatan lingkungan;
3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. Pelayanan gizi;
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit;
6. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat;
7. Upaya UKS (usaha kesehatan sekolah);
8. Upaya UKGS (usaha kesehatan gigi sekolah);
9. Upaya kesehatan usia lanjut (Lansia);
10. Upaya Posbindu PTM

D. Batasan Operasional
1. Upaya promosi kesehatan (Promkes) adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat.
2. Upaya peningkatan gizi masyarakat (Gizi) adalah kegiatan untuk mengupayakan
peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
3. Upaya kesehatan lingkungan (Kesling) adalah upaya yang dilakukan oleh
Puskesmas untuk menjadikan lingkungan yang sehat dalam rangka pencegahan
terhadap penyakit yang berhubungan dengan lingkungan dan menciptakan
lingkungan yang dapat mengoptimalkan penyembuhan suatu penyakit di
masyarakat.
4. Upaya Kesehatan ibu dan anak dan KB(KIA,KB) adalah upaya kesehatan primer
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,
pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA) dan
anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang.

2
Keluarga Berencana adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam
menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas.
5. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) adalah suatu upaya untuk
mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam masyarakat, yang
dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan kepada host melalui
kegiatan penyuluhan kesehatan, surveilans dan imunisasi.
6. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) adalah upaya perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya masyarakat.
7. Upaya usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan di
sekolah dilaksanakan oleh Tim Kesehatan dari Puskesmas bekerjasama dengan
guru dan kader kesehatan sekolah. Pelayanan Kesehatan sekolah dilaksanakan
secara menyeluruh (komprehensif), dengan mengutamakan kegiatan promotif
dan preventif serta didukung kegiatan kuratif dan rehabilitatif untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
8. Upaya usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya
kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik) yang
memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
9. Upaya kesehatan usia lanjut (Lansia) adalah upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang berusia lanjut.
10. Upaya Pos Pembinaan Terpadau Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
adalah upaya untuk mencegah PTM, bagi masyarakat sehat, yang mempunyai
faktor risiko dan bagi penyandang PTM, dengan tujuan bagi yang belum memiliki
faktor risiko agar tidak timbul faktor risiko PTM, kemudian bagi yang mempunyai
faktor risiko diupayakan agar kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali
dan atau mencegah terjadinya PTM, dan bagi yang sudah menyandang PTM,
untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup.

3
E. LandasanHukum
1. Undang – undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentangKesehatan.
3. PeraturanPemerintah No. 32 Tahun 1996 tentangTenaga Kesehatan.
4. PeraturanPemerintah No. 46 Tahun 2014 tentangSistemInformasiKesehatan.
5. PeraturanPemerintah No. 66 Tahun 2014 tentangKesehatanLingkungan.
6. PeraturanPresiden No. 72 Tahun 2012 tentangSistemKesehatanNasional.
7. PeraturanMenteriKesehatan No. 01 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perseorangan.
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Upaya Kesehatan


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada di
Puskesmas Kedungbanteng:

Kegiatan Kualifikasi Realisasi


SDM
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 2 orang dengan latar
Promosi minimal D III belakang pendidikan S1 Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Pelayanan Gizi Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
minimal D III belakang pendidikan D I Gizi
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 2 orang dengan latar
Kesehatan minimal D III belakang pendidikan D III Kesehatan
Lingkungan Lingkungan
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 4 orang dengan latar
Kesehatan Ibu, minimal D III belakang pendidikan D IV Kebidanan (1
Anak, dan orang) dan D III Kebidanan (3 orang)
Keluarga dibantu 17 bidan desa lulusan D III
Berencana Kebidanan
Pelayanan Pendidikan Diampu oleh 4 orang dengan latar
Pencegahandan minimal D III belakang pendidikan S1 Kesehatan
Pengendalian Masyarakat (1 orang), Profesi
Penyakit Keperawatan (1 orang), D III
keperawatan (1 orang), D III Kebidanan
(2 orang) dan D III Kesehatan
Lingkungan (1 orang).
Upaya Perawatan Pendidikanmin Diampu oleh 5 orang dengan latar
Kesehatan imal D III belakang pendidikan Profesi
Masyarakat Keperawatan (1 orang), D III
keperawatan (4 orang),
Upaya Usaha Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Kesehatan minimal D III belakang pendidikan S I Kedokteran
Sekolah (UKS) Gigi

5
Upaya Usaha Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Kesehatan Gigi minimal D III belakang pendidikan S I Kedokteran
Sekolah (UKGS) Gigi
Upaya Kesehatan Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
Usia Lanjut minimal D III belakang pendidikan D III Kebidanan
Upaya Posbindu Pendidikan Diampu oleh 1 orang dengan latar
PTM minimal D III belakang pendidikan D III Keperawatan

B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang profesinya
adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Profesi


Pelayanan promosi Prastiwi Karnasih,S.KM. Promkes
kesehatan
Pelayanan kesehatan TegarSri Argandhithya, AMd.KL. Sanitarian
lingkungan
Pelayanan kesehatan Eni Rahmawati, AM.d.Keb. Bidan
ibu, anak, dan Endarwati, AM.d.Keb.
keluarga berencana Eni Sulistyowati SS.T.
Ambar Purwanigsih, AM.d.Keb.
Pelayanan gizi Juwita susilowati Nutritionis
Pelayanan Ns Pramono, S.Kep. Perawat
pencegahan dan Napsiyah, AM.d.Kep. Perawat
pengendalian Prastiwi Karnasih, S.KM . Promkes
penyakit Ambar Purwanigsih, AM.d.Keb. Bidan
Eni Rahmawati, AM.d.Keb. Bidan
TegarSri Argandhithya, AMd.KL. Sanitarian
Upaya PERKESMAS Ns Pramono, S.Kep. Ners

Upaya UKS Dr. Eka Wahyuniati Dokter


Upaya UKGS drg. Ratna Irawati Dokter Gigi
Upaya Kesehatan Endarwati AMd.Keb Bidan
Usia Lanjut
Upaya Posbindu PTM Napsiyah, AM.d.Kep. Perawat

6
C. JadwalKegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor,
dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Kedungbanteng.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya kesehatan, Puskesmas


Kedungbanteng memiliki:
1. Satu (1) unit mobil puskesmas keliling/ambulance
2. Lima (5) unit kendaraan roda dua
3. Seperangkat LCD Proyektor
4. Dua (2) unit laptop
Adapun fasilitas penunjang untuk masing-masing kegiatan upaya kesehatan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Kegiatan Sarana-prasarana
Pelayanan promosi kesehatan  Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS
 LCD dan laptop
Pelayanan gizi  Leaflet
 Panduan Diet
 Food Model
 Timbangan badan dan Mikrotois
 Infantometri
Pelayanan kesehatan lingkungan  Senter
 Kit Sampling air
 Leaflet
Pelayanan pencegahan dan  Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
pengendalian penyakit  Poster
 Blanko surveilans
 Pedoman KLB
 Senter
 Alat-alat pelindung diri
 Alat kebersihan lingkungan

8
Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan  Tensimeter
keluarga berencana  Pengukur tinggi badan dan Berat
badan ( timbangan)
 Stetoskop
 Stetoskop laennec
 Termometer
 Doppler
 KB set
 Partus set
 Spuit
 Pita pengukur
Upaya Perawatan Kesehatan  PHN kit (tensi meter, timbangan,
Masyarakat stetoskop, senter, alat tulis,
termometer)
 Leaflets penyakit
 Set perawatan luka

Upaya Kesehatan Usia Lanjut  Leaflet


 PHN kit
 KMS lansia
 Form laporan
 LCD
 Laptop
 Banner
Upaya Usaha Kesehatan Sekolah  Ruang UKS
(UKS)  Media KIE
 Alat peraga Kesehatan
 Alat permainan Edukatif (APE)
 KMS anak sekolah/madrasah
 Papan informasi
 Leaflet
 Buku pencatatan pemeriksaan
kesehatan peserta didik, buku/lembar
rujukan.
Upaya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah  Ruang UKS
(UKGS)  Media KIE
 Alat peraga Kesehatan

9
 Alat permainan Edukatif (APE)
 KMS anak sekolah/madrasah
 Papan informasi
 Leaflet
 Buku pencatatan pemeriksaan
kesehatan peserta didik, buku/lembar
rujukan.
Upaya Posbindu PTM  Alat Ukur Lingkar Perut
 Alat Ukur Tinggi Badan
 Tensimeter
 Alat Analisa lemak tubuh
 Lembar Balik
 Leaflet / Brosur
 Poster
 Buku Pencatatan
 Buku Panduan
 Buku Formulir Rujukan
 KMS FR-PTM
 Meja dan Kursi

10
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

I. Tatalaksana Upaya Promosi kesehatan


1. Penanggung jawab:
 Promkes

2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Pamflet
 Form PHBS

3. Tujuan
Tercapainya perubahan prilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara prilaku sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

4. Kegiatan
Kegiatan promosi kesehatan yaitu:
a. pemantauan PHBS
Untuk memetakan perilaku masyarakat, kegiatan berupa pemantauan PHBS
(perilaku hidup bersih dan sehat). Pemantauan PHBS dapat berupa:
 pemantauan PHBS tatanan rumah tangga
 pemantauan PHBS institusi pendidikan
 pemantauan PHBS institusi perkantoran
b. pembinaan posyandu
c. Penyuluhan
Untuk meningkatkan pengetahuan secara langsung, baik penyuluhan
kelompok/penyuluhan masa ataupun penyuluhan perorangan. Sasaran
kegiatan penyuluhan ini diantaranya adalah:
 kader posyandu
 ibu hamil/ibumenyusui
 calon pengantin
11
 siswa sekolah
 remaja
d. pembinaan desa siaga
e. Advokasi program
Untuk mendapat dukungan pemangku kepentingan setempat seperti Camat,
Kepala Desa, Kepala Padukuhan. Kegiatan ini berupa kegiatan yang
tergabung pada forum pokjanal DBD, kegiatan deklarasi Stop BABS (stop
buang air besar sembarangan).

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan promosi kesehatan pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan.
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK.
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan kegiatan.

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan.

II. Tatalaksana Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat


1. Petugas penanggung jawab
 Nutrisionos

2. Peralatan kerja
 Leaflet
 Panduan Diet
 PC/Komputer
 Food Model
 Timbangan badan dan Mikrotois
12
 Infantometri

3. Tujuan
Tujuan Umum :
Menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat.

Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku gizi yang baik dan
benarsesuai denagn gizi seimbang.
b. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintahan serta swasta.
c. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi/petugas
Puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.
d. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.
e. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.

4. Kegiatan
Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi:
a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
b. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)
c. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY).
 Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB).
 Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi Protein (KEP) Dan
Kurang Energi Kronis (KEK).
 Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA).
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro Lain.
 Pencegahan Dan Penanggulangan Masalah Gizi Lebih.
d. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)

13
Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi masyarakat pada
RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action
Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan.
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK.
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan kegiatan.

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan.
 Petugas mengevaluasi kegiatan.

III. Tatalaksana Upaya Kesehatan Lingkungan


1. Penanggung jawab
 Sanitarian

2. Perangkat Kerja
 Senter
 Kit Sampling air
 Leaflet

3. Tujuan
Tujuan Umum :
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas
lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.

Tujuan Khusus
a. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai
derajat kesehatan yang optimal.

14
b. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikut sertaan sektor lain
yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan
pelestarian lingkungan hidup.
c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan lingkungan dan
permukiman yang berlaku.
d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.
e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi
perumahan, kelompok masyarakat, tempat pembuatan/penjualan makanan,
perusahaan dan tempat-tempat umum.

4. Kegiatan
Kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan
Puskesmas meliputi:
a. Penyehatan air
b. Penyehatan makanan dan minuman
c. Pengawasan SPAL, Jamban, air, TTU/TPM
d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah
e. Penyehatan pemukiman
f. Pengawasan sanitasi tempat umum
g. Pengamanan polusi industri
h. Pengamanan pestisida
i. Klinik sanitasi

5. Tata Laksana
a. Perencanaan (P1)
Sanitarian merencanakan kegiatan kesehatan lingkungan pada RKA (yang
bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan.
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK.
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan kegiatan.

15
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan.
 Petugas mengevaluasi kegiatan.

IV. Tatalaksana Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan KB


1. Petugas Penanggung jawab
 Bidan

2. Perangkat kerja
 tensimeter
 stetoskop
 stetoskop laennec
 termometer
 doppler
 KB set
 Partus set
 Kulkas vaksin
 Spuit
 Pita pengukur

3. Tujuan
Tujuan Umum : Terciptanya pelayanan berkualitas dengan partisipasi penuh
pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap ibu
mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar
kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang kondusif
sehat, dengan asuhan antenatal yang ade kuat, dengan gizi serta persiapan
menyusui yang baik.

Tujuan Khusus :
a. Memberikan pelayanan kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil termasuk
KB berupa pelayanan antenatal, dan pelayanan nifas serta perawatan bayi
baru lahir.
b. Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan
neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II) sesuai
kebutuhan.
c. Memantau cangkupan pelayanan kebidanan dasar dan penaganan
kedaruratan kebidanan neonatal.
16
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA secara berkelanjutan.
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KIA.
f. Melaksanakan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra
sekolah yang meliputi pemeriksaan kesehatan rutin pemberian imunisasi dan
upaya perbaikan gizi.
g. Melaksanakan secara dini pelayanan program dan stimulasi tumbuh kembang
pada seluruh balita dan anak pra sekolah yang melipui perkembangan motorik,
kemampuan berbicara dan kognitif serta sosialisasi dan kemandirian anak.
h. Melaksanakan management terpadu balita sakit yang datang berobat ke
fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjutnya.

Keluarga Berencana
A. Pengertian
Adalah upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsi
reproduksi yang berkualitas.
Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat
kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan,
baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan
angka kelahiran nasional.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas dengan penuh pengguna jasa
pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa setiap pasangan usia
subur mempunyai kesempatan yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan
jarak antar kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga
kecil, bahagia dan sejahtra.

Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada
pasangan usia subur dan keluarganya.
b. Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan
metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan primer (RS Dati II)
sesuai dengan kebutuhan.
c. Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metoda
kontrasepsi.

17
d. Meningkatkan kualitas pelayanan KB secara berkelanjutan.
e. Menumbuhkan, mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat
dalam upaya KB.
f. Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur, calon pasangan usia
subur, serta anggota keluarga yang lain dalam rangka meningkatkan kualitas
kesehatan fungsi reproduksinya.
g. Melaksanakan penanganan infentaris pasangan usia subur yang berkualitas
dan merunjuk ke fasilitas rujukan primer sesuai dengan kebutuhan.
h. Melaksanakan managemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindakan
lanjutnya.

4. Kegiatan
Prioritas pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu
dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak.Pelayanan
KIA Puskesmas terdiri dari:
1. pelayanan kesehatan ibu hamil
2. pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. pelayanan kesehatan ibu nifas
4. Pelayanan kesehatan neonatus, bayi, anak balita dan anak pra sekolah
5. Pelayanan keluarga berencana

5. Tatalaksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab KIA merencanakan kegiatan kesehatan ibu dan anak
pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of
action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana
APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan.
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK.
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
 Melaksanakan kegiatan.

18
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan.
 Petugas mengevaluasi kegiatan.

V. Tatalaksana Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit


1. Petugas Penanggung jawab
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat

2. Perangkat Kerja
a. Leaflet/Brosur penyuluhan penyakit
b. Vaksin
c. Blanko surveilans
d. Pedoman KLB
e. Swingfog
f. alat pelindung diri (APD)
g. Alat kebersihan lingkungan

3. Tujuan
Tujuan umum
Mencegah terjadinya penyakit menular dan melakukan penanggulangan
terhadap penyakit yang berkembang.

Tujuan khusus
a. Memberikan perlindungan terhadap penyakit khususnya kepada bayi dan ibu
hamil melalui program imunisasi.
b. Melakukan pengamatan secara terus menerus terhadap penyakit potensial
wabah.

4. Kegiatan
Kegiatan upaya penanganan penyakit menular meliputi:
1. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular (P2M)
Penanggulangan KLB penyakit menular dilaksanakan dengan upaya-upaya:

19
a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun
pos-pos kesehatan di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan
sarana obat yang memadai termasuk rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi
pada KLB, DBD, Kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB
diare, dsb.
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan,
pengamatan/pemantauan (surveinlans ketat) dan logistik.
2. Program Pencegahan
Adalah mencegah agar penyakit menular tidak menyebar didalam
masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan
kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.
3. Surveilans Evidemiologi Penyakit Menular
Adalah suatu kegiatan pengumpulan data/informasi melalui pengamatan
terhadap kesakitan/kematian dan penyebarannya serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya secar sistematik, terus menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem
kewaspadaan dini. Secara singkat dapat dikatakan: Pengumpulan
Data/Informasi Untuk Menentukan Tindakan (Surveillance For Action).
4. Program Pemberantasan Penyakit Menular
a. Program imunisasi
b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC
c. Program malaria dengan angka insiden malaria (AMI)
d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan
pneumonia
e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare
f. Program rabies
g. Program Surveilans
h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

5. Tata laksana
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab P3M merencanakan kegiatan pemberantasan penyakit
pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of
action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana
APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:

20
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan

VI. Tatalaksana Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


1. Penanggung jawab:
 Dokter
 Bidan
 Perawat

2. Perangkat Kerja
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 PHN kit
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form

3. Tujuan
Tujuan umum
Terpantaunya kondisi kesehatan penderita di masyarakat
Tujuan khusus
a. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan pasien
c. Terciptanya kondisi lingkungan perumahan yang sehat

4. Kegiatan
Adapun bentuk kegiatan Perkesmas antara lain:
a. Asuhan keperawatan pasien (prioritas) kontak Puskesmas yang berada di
poliklinik Puskesmas, Puskesmas pembantu (pustu), Puskesmas keliling
(pusling), posyandu, pos kes desa.
21
b. Kunjugan rumah oleh perawat (home visit/home care) terencana, bertujuan
untuk pembinaan keluarga rawan kesehatan.
1) Home visit adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
komprehensif bertujuan memandirikan pasien dan keluarganya,
pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal pasien dengan
melibatkan pasien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut
berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan, pelayanan dikelola
oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek
pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional
dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non
kesehatan.
2) Ruang Lingkup home visit yaitu memberi asuhan keperawatan secara
komprehensif, melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keluarganya, mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
3) Mekanisme pelayanan home visit:
a) Proses penerimaan kasus
b) Proses pelayanan home visit
c) Monitoring dan evaluasi antara lain keakuratan dan kelengkapan
pengkajian awal, kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan,
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.
d) Proses penghentian pelayanan home visit, dengan kriteria
e) Pembiayaan home visit
c. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu usila,
posyandu balita, panti asuhan dan lain-lain)
d. Asuhan keperawatan pasien di ruang rawat inap Puskesmas

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan PHN pada RKA (yang bersumber dana
APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan

22
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan

VII. Tatalaksana Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)


1. Penanggung jawab:
 Petugas usila

2. Perangkat Kerja
 KMS lansia
 PHN kit
 LCD Proyektor
 Laptop
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form
3. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatnya status kesehatan usia lanjut

Tujuan khusus
a. Meningkatnya pengetahuan kesehatan usia lanjut
b. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan para usia lanjut
c. Meningkatnya kemandirian usia lanjut dalam bidang kesehatan

4. Kegiatan
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pembinaan posyandu usila
c. Pembinaan kader usila

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
23
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber
dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan

VIII. Tatalaksana Upaya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


1. Penanggung jawab:
 Penanggungjawab program UKS
 Petugas UKS
 Pembina UKS

2. Perangkat Kerja
 Ruang UKS : tempat tidur, alat ukur berat badan dan tinggi badan, obat-
obatan sederhana, tensi meter, kartu snellen.
 KMS anak sekolah/madrasah
 Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
 LCD Proyektor
 Laptop
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form

24
 Papan informasi
3. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik
serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat

Tujuan khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan hidup sehat.
b. Memandirikan berperilaku hidup bersih dan sehat.
c. Meningkatkan peran serta dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah,
rumah dan lingkungan.
d. Meningkatkan ketrampilan hidup sehat agar mampu melindungi diri
terhadap pengaruh penyalahgunaan obat berbahaya, kenakalan remaja dan
perilaku seks bebas.

4. Kegiatan
a. Pendidikan kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah upaya yang diberikan berupa
bimbingan dan atau tuntunan kepada peserta didik tentang kesehatan yang
meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar
kepribadiannya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik melalui
kegiatan instrakurikuler dan ekstrakurikuler.
1) Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaan kegiatan pendidikan pada jam pelajaran.
2) Kegiatan Ekstrakurikuler
Pelaksanaan kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan
pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah/madrasah ataupun diluar
sekolah/madrasah. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup kegiatan yang
berkaitan dengan pendidikan sekolah, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sekolah/madrasah sehat.
b. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sekolah dilaksanakan secara komprehensif
(menyeluruh) antara lain :
1) Kegiatan Promotif (Peningkatan Kesehatan)
a) Penyuluhan dan pembinaan sarana keteladanan disekolah :
 Sarana keteladanan gizi berupa Kantin (warung) sekolah yang
memenuhi persyaratan sanitasi, higienis dan bergizi.

25
 Sarana keteladanan kebersihan lingkungan berupa Pengelolaan
sampah, saluran air limbah, kebersihan jamban, kamar mandi dan
tidak adanya tempat pembiakan binatang penyebar penyakit.
b) Penyuluhan dan pembinaan kebersihan perorangan peserta didik.
Meningkatkan kemampuan untuk berperan serta aktif dalam
pelayanan kesehatan, melalui kegiatan pelatihan kader kesehatan
sekolah tingkat dasar atau Dokter kecil dengan fokus pelatihan pada :
 Ketrampilan mengamati dan memelihara kebersihan perorangan.
 Ketrampilan mengamati dan memelihara kebersihan lingkungan.
 Ketrampilan mengamati status kesehatan, seperti mengukur dan
mencatat Tinggi dan berat badan serta Visus.
c) Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K) dan Pertolongan
Pertama Pada Penyakit (P3P).
d) Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
2) Kegiatan Preventif (Pencegahan)
Penjaringan kesehatan pada peserta didik baru / kelas I baru.
Pemeriksaan Kesehatan periodik meliputi :
a) Untuk peserta didik bukan di kelas I. Setiap semester : TB-BB,
Visus, HB, Imunisasi.
b) Untuk guru berupa pemeriksaan kesehatan secara sederhana,
sekali setahun.
c) Pengawasan terhadap penyediaan air bersih, warung sekolah,
kesehatan lingkungan.
3) Kegiatan Kuratif (Penyembuhan)
a) Pengobatan ringan dan pertolongan pertama disekolah.
b) Rujukan medik untuk mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan,
keracunan atau lain kondisi yang membahayakan nyawa dan
pengobatan penyakit-penyakit tertentu.
c) Penanganan kasus anemi gizi.
d) Koreksi terhadap kelainan penglihatan dan pendengaran
4) Kegiatan Rehabilitatif (Pemulihan)
a) Pemulihan kesehatan terhadap warga sekolah pada kejadian yang
ada di sekolah.
b) Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
c) Kegiatan pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup
pembinaan lingkungan fisik, mental, dan sosial yang meliputi :
 Meningkatkan faktor pelindung terhadap peserta didik

26
 Memperkecil faktor resiko yang mengancam kesehatan peserta
didik.
 Menciptakan suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab
dan erat antara sesama warga sekolah dan lingkungan
masyarakat.

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber
dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan :
1) Membuat jadwal kegiatan.
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK.
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
4) Melaksanakan kegiatan.
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
1) petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
2) petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
3) petugas mengevaluasi kegiatan

IX. Tatalaksana Upaya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)


1. Penanggung jawab:
 Penanggungjawab program UKGS
 Petugas UKGS
 Pembina UKGS

2. Perangkat Kerja
 Ruang UKS : tempat tidur, alat ukur berat badan dan tinggi badan, obat-
obatan sederhana, tensi meter, kartu snellen.
 KMS anak sekolah/madrasah
 Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
 LCD Proyektor
 Laptop
27
 Leaflet
 Alat peraga penyuluhan
 Kamera
 Jadwal kegiatan
 Buku
 Form
 Papan informasi

3. Tujuan
Tujuan umum
Tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut peserta didik yang optimal.

Tujuan khusus
d. Meningkatnya pengetahauan, sikap dan tindakan peserta didik dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut.
e. Meningkatnya peran serta guru, dokter kecil, orang tua dalam upaya
promotif dan preventif.
f. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan medik gigi dan mulut bagi peserta
didik yang memerlukan
4. Kegiatan
Puskesmas Kedungbanteng berdasarkan Pedoman usaha kesehatan gigi
sekolah (UKGS) Kemenkes tahun 2012 tentang pelaksanaan kegiatan UKGS
melalui pentahapan program UKGS meliputi :
1. Paket Minimal UKS yaitu UKGS Tahap I :
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid SD yang belum
terjangkau oleh tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang ada di
Puskesmas. Kegiatan berupa:
a. Pendidikan / penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
guru sesuai dengan kurikulum oleh Departemen Pendidikan Nasional.
b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut berupa kegiatan bimbingan
pelihara diri bagi murid SD, minimal untuk kelas 1,2, dan 3 berupa: sikat
gigi massal dan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal
1(satu) kali sebulan.
c. Rujukan kesehatan gigi dan mulut bagi yang memerlukan.

28
2. Paket Standar UKS yaitu UKGS Tahap II:
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid SD yang sudah
terjangkau oleh tenaga kesehatan, sedangkan fasilitas kesehatan gigi
puskesmas masih terbatas. Kegiatan berupa:
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi
(terintegrasi).
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut oleh guru sesuai
dengan kurikulum.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut minimal untuk siswa kelas 1, 2,
dan 3 SD berupa : Sikat gigi massal dengan memakai pasta gigi yang
mengandung fluor minimal 1(satu) kali sebulan dan pembersihan karang
gigi.
d. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 1 SD diikuti
pencabutan gigi susu yang telah waktunya tanggal/lepas. Pengobatan
darurat untuk menghilangkan rasa sakit.
e. Pelayanan medis gigi dasar bagi murid yang membutuhkan perawatan.
f. Rujukan bagi yang memerlukan.

3. Paket Optimal UKS yaitu UKGS Tahap III:


Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi murid sd yang sudah
terjangkau oleh tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan gigi yang dimiliki
puskesmas sudah memadai. Kegiatan berupa:
a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan gigi
(terintegrasi).
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan
kurikulum.
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut minimal untuk kelas 1, 2, dan 3 SD
berupa : Sikat gigi massal dengan memakai pasta gigi yang
mengandung fluor minimal 1(satu) kali sebulan dan pembersihan karang
gigi.
d. Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas 1 diikuti pencabutan
gigi susu yang telah waktunya tanggal/lepas.
e. Pelayanan medis gigi dasar atas permintaan pada murid kelas 1-6.
f. Pelayanan medis gigi dasar pada murid kelas terpilih/selektif sesuai
kebutuhan.
g. Rujukan bagi yang memerlukan.

5. Tatalaksana:

29
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber
dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan
Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan :
1) Membuat jadwal kegiatan.
2) Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK.
3) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
4) Melaksanakan kegiatan.

c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)


1) Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan.
2) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan.
3) Petugas mengevaluasi kegiatan

X. Upaya Kesehatan Posbindu PTM


1. Penanggung jawab :
 Penanggungjawab program Posbindu PTM
 Petugas Posbindu PTM

2. Perangkat Kerja
 Alat Ukur Lingkar Perut
 Alat Ukur Tinggi Badan
 Tensimeter
 Alat Analisa lemak tubuh
 Lembar Balik
 Leaflet / Brosur
 Poster
 Buku Pencatatan
 Buku Panduan
 Buku Formulir Rujukan
 KMS FR-PTM
 Meja dan Kursi

30
3. Tujuan
Tujuan umum : Meningkatnya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM
berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.

Tujuan khusus
 Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM.
 Terlaksananya pemantauan faktor risiko PTM.
 Terlaksananya tindak lanjut dini faktor risiko PTM.
 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan
dini faktor risiko PTM.

4. Kegiatan
Posbindu PTM meliputi 10 ( sepuluh ) kegiatan yaitu :
a. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,
kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan
dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk
identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini
dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
b. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT),
lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya
diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan
pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah
disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas.
c. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali
bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita
gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak
Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun.
Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang telah terlatih.
d. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko
PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk
pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
e. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat
disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6

31
bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal
3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok
masyarakat tersebut.
f. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif,
dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil
IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif
dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA
dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan
dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas.
g. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi
kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,
perawat/bidan/analis laboratorium dan lain nya).
h. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan
Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko
kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
i. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya
dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan
rutin setiap minggu.
j. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan
pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana
dalam penanganan pra-rujukan.

5. Tatalaksana:
a. Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan usia lanjut pada RKA (yang bersumber
dana APBD) dan atau melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional
Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.

b. Penggerakan pelaksanaan (P2)


Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan pengendalian penilaian (P3)

32
 Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 Petugas mengevaluasi kegiatan

33
BAB V
LOGISTIK

Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program kemudian
diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan keseluruhan kegiatan program


upaya kesehatan masyarakat (UKM) direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

34
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan seluruh kegiatan program


upaya kesehatan masyarakat (UKM) perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan
melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan
untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko atau
dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam mengatasi resiko
atau dampak yang terjadi.

35
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan sedang
berjalan.

36
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan


masyarakat perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang
dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus
dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan program upaya kesehatan masyarakat yang akan
dilaksanakan.

37
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya
untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan
menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat dimonitor dan dievaluasi
dengan menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal.
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan.
3. Ketepatan metoda yang digunakan.
4. Tercapainya indikator masing-masing program upaya kesehatan masyarakat yang
berada di Puskesmas Kedungbanteng.
5. Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

38
BAB IX
PENUTUP

Salah satu keistimewaan puskesmas adalah bahwa institusi ini memiliki wilayah
kerja. Oleh karena itu selain pelayanan yang dilaksanakan di dalam gedung, dimana
pasien datang ke puskesmas, puskesmas menyelenggarakan pula kegiatan luar
gedung, yakni petugas puskesmas melakukan kegiatan di wilayah kerja seperti di lokasi
desa, padukuhan, posyandu, sekolah dan lain-lain.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN), kegiatan UKP (upaya kesehatan
perorangan) harus seimbang dengan kegiatan UKM (upaya kesehatan masyarakat).
Sementara itu, kegiatan UKM terdiri dari UKM esensial dan UKM pengembangan. UKM
esensial meliputi: a. Pelayanan promosi kesehatan; b. Pelayanan kesehatan
lingkungan; c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; d. Pelayanan
gizi; e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Sedangkan UKM
pengembangan terdiri dari:Upaya kesehatan usia lanjut, Upaya usaha kesehatan
sekolah, Upaya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Upaya perawatan kesehatan
masyarakat, Upaya PKPR dan Upaya Posbindu PTM.

Ditetapkan di : Kedungbanteng
Pada tanggal : 03 Maret 2018

KEPALA PUSKESMAS KEDUNGBANTENG

WITONO NURWIBOWO
NIP. 19620209 198711 1 002

39

Anda mungkin juga menyukai