Refer at
Refer at
PENDAHULUAN
Angka kejadian perdarahan post partum yang tinggi dan stroke yang
merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian dan sequele yang tinggi
serta hubungan antara kejadian perdarahan pasca partum dengan kejadian stroke
yang cukup tinggi membuat penulis mengambil judul penulisan stroke pasca
perdarahan post partum.
1
BAB II
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2
setelah bayi lahir.(6) Menurut WHO, kematian ibu di kawasan Asia Tenggara
menyumbang hampir sepertiga jumlah kematian ibu dan anak secara global. Di
Indonesia sendiri, angka kematian Ibu masih tergolong sangat tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup,
dengan penyebab terbanyak adalah perdarahan post partum.(7,8,10) Berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal jumlah kematian maternal pada tahun 2014
terdapat 47 kasus. Pada tahun 2015 terdapat 33 kasus dan di tahun 2016 terdapat 27
kasus kematian maternal. Penyebab kematian maternal di Kabupaten Tegal pada
tahun 2016 adalah perdarahan sebesar 18,51%, eklamsia sebesar 3,70%, Pre
Eklamsia Berat (PEB) sebesar 29,62%, dan penyebab lainnya sebesar 48,14%.(3)
2.3 Etiologi(1,6,11)
3
Perdarahan karena gangguan koagulasi :
4. Thrombin
Kelainan pada thrombin yakni gangguan faktor koagulasi atau
pembekuan darah seperti pada penyakit hemofilia A, penyakit Von
Willebrand, purpura trombositopenik idiopatik, koagulasi intravaskular
diseminasi (disseminated intravascular coagulation/ DIC) dan
penggunaan obat-obat antikoagulan.
2.4 Klasifikasi
4
- Kehamilan grande-multipara
- Terdapat mioma uteri yang mengganggu kontraksi Rahim
- Infeksi intrauterine
- Riwayat atonia uteri sebelumnya
Penegakan Diagnosis
- Perdarahan aktif > 500 ml pasca bayi dan plasenta lahir dengan
perdarahan banyak, bergumpal, dan palpasi didapatkan fundus
uteri masih setinggi pusat atau lebih
- Kontraksi uterus lembek
Tatalaksana
- Masase fundus uteri dan merangsang putting susu
- Pastikan plasenta lahir lengkap
- Pemberian Agen Uterotonik , yaitu senyawa yang digunakan
untuk menginduksi kontraksi uterus pasca partum. Diantaranya
adalah :
Oksitosin, dosis 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9% / RL dengan kecepatan 60 tetes/menit
dan 10 unit IM . Lalu lanjutkan infus oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% / RL dengan
kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Turunan Ergot, jika dengan oksitosin tidak berhasil.
Dosis 0,2 mg methylergonovine secara intramuscular.
Pemberian turunan ergot secara intravena dapat
memberikan efek samping hipertensi.
Analog Prostaglandin, diantaranya :
o Turunan 15-metil prostaglandin F2α (Carboprost
tromethamine) dengan dosis awal 0,25 mg secara
intramuscular. Dosis ini dapat diulangi dengan
interval 15 – 90 menit dengan dosis maximal 8x
pemberian. Obat ini memiliki efek samping
5
berupa diare, hipertensi, muntah, demam,
flushing, dan takikardi.
o Suposutoria Prostaglandin E2 dengan dosis 20 mg
yang diberikan per rektal.
o Suposutoria Prostaglandin E1 Sintestis
(Misoprostol / Cytotec) dengan dosis 400µg per
rektal. Namun menurut penelitian Gerstenfeld
dan Wing (2001) menyatakan bahwa pemberian
misoprostol per rektal tidak lebih efektif
dibandingkan oksitosin intravena dalam
mencegah perdarahan post partum. Selain itu,
dalam ulasan sistematis Villar dkk (2002)
melaporkan bahwa sediaan oksitosin dan turunan
ergot yang diberikan saat persalinan kala tiga
lebih efektif dibandingkan misoprostol dalam
mencegah perdarahan post partum.
- Jika langkah diatas tidak berhasil maka segera lakukan kompresi
bimanual uterus interna / eksterna / kompresi aorta abdominalis
- Panggil bantuan
- Pasang kanula intravena diameter besar kedua untuk persiapan
transfuse darah
- Eksplorasi kavitas uteri secara manual untuk mencari fragmen
plasenta yang tertinggal/laserasi
- Inspeksi serviks dan vagina secara menyeluruh untuk mencari
laserasi
- Pasang kateter Foley untuk memantau keluar urin
- Resusitasi volume
- Apabila tidak berhasil juga makan persiapan untuk tindakan
operatif dengan pemasangan tampon kondom, kondom dalam
kavum uteri disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet
gelang dan diisi cairan infus 200 ml yang akan mengurangi
6
perdarahan dan menghindari tindakan operatif. Ini merupakan
tindakan temporer sebelum tindakan bedah ke Rumah Sakit.
- Tindakan operatif laparotomi dengan pilihan bedah konservatif
(mempertahankan uterus) atau dengan histerektomi.
Alternatifnya berupa :
- Histerektomi supravaginal
Pencegahan
- Melakukan secara rutin manajemen aktif kala III pada semua
wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan insidens
perdarahan post partum akibat atonia uteri.
- Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600 mikrogram)
segera setelah bayi lahir.
7
Gambar 2. Kompresi Bimanual Externa
Definisi
Retensio plasenta adalah plasenta yang tetap tertinggal dalam uterus
setelah 30 menit bayi lahir.
Etiologi
- Plasenta belum lepas dari dinding uterus
- Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.
8
perdarahan dan ini merupakan indikasi untuk segera
mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
disebabkan :
Faktor predisposisi
- Plasenta previa (33% dari 622 kasus)
9
- Bekas seksio sesarea (25 % dari 622 kasus)
- Riwayat kuret berulang (25 % dari 622 kasus)
- Multiparitas (25 % dari 622 kasus)
Penegakan Diagnosis
- Plasenta tidak lahir 30 menit pasca bayi dilahirkan
- Terdapat perdarahan aktif pasca plasenta dilahirkan dan
kotiledon yang tidak lengkap
- Masih terdapat perdarahan dari ostium uretra eksternum saat
kontraksi rahim baik dan saat robekan jalan lahir telah terjait
Tatalaksana
- Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9%
/ Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit
secara intramuscular. Lanjutkan infus oksitosn 20 unit dalm
1000 ml larutan NaCl 0,9% / Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
- Lakukan tarikan tali pusat terkendali
- Lakukan plasenta manual bila tarikan tali pusat terkendali gagal
- Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2 gr IV
dan Metronidazole 500mg IV)
- Atasi / Rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat / infeksi.
Definsi
Inversi uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum yang
dapat bersifat inkomplit dan komplit.
Etiologi
- Atonia Uteri
- Serviks yang masih terbuka lebar
- Plasenta akreta / Inkreta / Perkreta
- Penarikan tali pusat terlalu keras
- Tekanan pada fundus uteri, contohnya pada Manuver Crede
- Tekanan intraabdominal yang keras dan tiba-tiba contohnya
pada batuk keras dan bersin
Penegakan Diagnosis
- Perdarahan banyak dan bergumpal
- Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa
plasenta yang masih melekat
Tatalaksana
- Panggil bantuan segera mencakup petugas anastesi dan dokter
lain
- Memasang infus untuk cairan / darah pengganti dan obat
- Plasenta sudah terlepas Uterus dikembalikan ke posisi semula
dengan mendorong fundus ke atas menggunakan telapak tangan
dan jemari sesuai arah sumbu panjang vagina
- Plasenta belum terlepas Berikan anestetika perelaksasi uterus
seperti agen inhalasi terhalogenasi dan obat tokolitik
(terbutaline/ritodrine/magnesium sulfat/nitrogliserin) untuk
relaksasi dan reposisi uterus.
- Dilakukan reposisi manual yaitu dengan mendorong
endometrium ke atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati
11
serviks sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi
normalnya.
- Melepaskan plasenta secara manual di dalam uterus
- Setelah mengeluarkan plasenta, berikan tekanan konstan pada
fundus yang mengalami inversi menggunakan kepalan tangan,
dalam upaya mendorong fundus ke atas ke dalam serviks yang
berdilatasi.
- Alternatif lain ekstensikan dua jari tangan secara kaku dan
gunakan jari tersebut untuk mendorong bagian tengan fundus ke
atas.
- Segera setelah uterus berhasil dikembalikan ke posisi
normalnya, hentikan pemberian agen tokolitik
- Mulai infus oksitosin sementara operator mempertahankan
fundus dalam posisi anatomis normalnya dan memantau uterus
secara transvaginal untuk mencari tanda-tanda inversi berulang
- Intervensi bedah dilakukan bila reposisi manual gagal dan
dilakukan laparotomi / histerektomi.
12
robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah klitoris,
dan uretra, serta rupture uteri.
Etiologi
- Akibat episiotomy
- Robekan spontan perineum
- Trauma forceps
- Vakum ekstrasi
Klasifikasi
- Laserasi Perineum
Semua laserasi pada perineum disertai oleh cedera pada bagian
bawah vagina dalam derajat yang bervariasi. Robekan ini dapat
mencapai kedalam sampai m.sfingter ani dan dapat meluas
hingga menebus dinding vagina.
- Laserasi Vagina
Laserasi terisolasi yang melibatkan sepertiga tengah atau atas
vagina tetapi tidak berkaitan dengan laserasi perineum atau
serviks. Laserasi ini umumnya memanjang dan terjadi karena
cedera yang diperoleh saat persalinan dengan menggunakan
forcep atau vakum namun tetap dapat timbul pada persalinan
spontan.
- Cedera Musculus Levator Ani
Cedera pada m.levator ani dapat terjadi akibat distensi yang
berlebihan. Serat otot terpisah dan terjadi penurunan tonisitas
sehingga mengganggu fungsi diaphragma pelvis. Jika cedera
melibatkan musculus pubocoxygeus dapat pula terjadi
inkontinuitas uri.
- Cedera pada Serviks
Serviks dapat mengalami robekan pada > 50% persalinan per
vagina. Sebagian besar robeka ini < 0,5 cm meskipun robekan
dalam serviks dapat meluas sampai dengan sepertiga atas
vagina. Robekan serviks yang berukuran < 2 cm dapat sembuh
13
dengan cepat dan jarang menyebabkan komplikasi. Pada kasus
yang jarang serviks dapat teravulsi sebagian atau seluruhnya dari
vagina yang dinamakan sebagai kolporeksis. Cedera seperti ini
biasanya terjadi pada rotasi forceps yang sulit dan persalinan
yang dilakukan pada saat serviks belum membuka lengkap.
Derajat Ruptur Perineum
- Derajat I : Robekan sampai mukosa vagina tanpa mengenai kulit
perineum
- Derajat II : Robekan mengenai mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, dan otot perineum
- Derajat III : Robekan sampai m.sfingter ani
-Derajat III A : Mengenai sfingter ani < 50%
-Derajat III B : Mengenai sfingter ani > 50%
-Derajat III C : Mengenai sfingter ani internum
- Derajat IV : Robekan sampai dinding depan rectum
Penegakan Diagnosis
- Terdapat perdarahan dengan darah warna merah segar dan
pulsatif sesuai denyut nadi
- Melakukan inspeksi vulva, vagina, dan serviks dengan spekulum
untuk mencari sumber perdarahan
Tatalaksana
- Anastesi local
- Semua sumber perdarahan harus diklem, diikat, dan luka ditutup
dengan jahitan cat-gut lapis demi lapis sampai perdarahan
berhenti.
14
-
15
2.5 Faktor Resiko
16
Solusio
Plasenta)
Overdistensi Tonus Sectio Caesaria Trauma &
Uterus Tonus
Intrauterine Thrombin
Fetal Death
17
-Subinvolusi Uterus -Anemia Perdarahan pasca
-Nyeri tekan perut bawah -Demam persalinan tertunda /
-Perdarahan >24 jam setelah endometritis/ sisa
persalinan plasenta
18
BAB III
STROKE
3.1 Definisi
Stroke menurut WHO adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak
baik fokal maupun global yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala
berlangsung >24 jam, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain
selain vaskuler.(5)
3.2 Epidemiologi
Center for Disease Control and Prevention yang dilaporkan oleh Chang dkk
(2003) menyebutkan bahwa stroke menyebabkan 5% dari 4200 kematian ibu terkait
kehamilan di Amerika Serikat tahub 1991-1997 dan merupakan penyebab 2,5%
rawat inap untuk morbiditas berat pada ibu hamil di Amerika Serikat dari tahun
1991 sampai 2003.(1)
Faktor resiko stroke dibagi atas modified dan unmodified. Faktor resiko
modified dibagi menjadi mayor; hipertensi, DM, dan riwayat merokok. Sedangkan
faktor resiko modified minor; anemia, hiperkolestrolemia, hiperurisemia, obesitas,
19
dll. Faktor resiko unmodified terdiri dari usia (>50tahun), jenis kelamin, genetik,
dan ras.(5)
3.4 Klasifikasi(5,13)
A. Stroke iskemik
: yaitu penderita dengan gangguan neurologik fokal yang mendadak karena
obstruksiatau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan menunjukkan
gambaran infark pada CT-Scan kepala. Aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau
bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak.
Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang
menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan
dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung
aorta jantung.
Penyumbatan ini dapat disebabkan oleh :
- Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam
pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan
berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena
setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal
memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga
bisa terlepas daridinding arteri dan mengalir di dalam darah,
kemudian menyumbat arteri yanglebih kecil.
- Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta
percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan
darah yang berasal dari tempat lain,misalnya dari jantung atau
satu katupnya. Stroke semacam ini disebut emboli serebral
(emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang
paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani
pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau
gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
20
- Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang
pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung
di dalam sebuah arteri.
- Peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh
darah yang menuju ke otak.
- Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa
mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan
stroke.
- Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa menyebabkan
berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah
rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika
seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena
cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung
yang abnormal.
21
: yaitu kelainan neurologis yang ada sifatnya sudah menetap,
tidak berkembang lagi. Kelainan neurologis yang timbul
bermacam-macam, tergantung pada daerah otak mana yang
mengalami infark.
B. Stroke Hemoragik
: Lesi vaskular intraserebrum mengalami ruptur sehingga terjadi perdarahan
ke dalam ruang subarakhnoid atau langsung ke dalam jaringan otak.
Pembuluh darah yang pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal. Contoh jenis Stroke Hemoragik adalah :
- Perdarahan Intraserebral
- Perdarahan Subaraknoid
- Aneurisma Intraserebrum
- Malformasi Arteriovena (MAV/AVM)
3.5 Penegakan Diagnosis
Anamnesis
- Karakteristik gejala dan tanda fungsional (misalnya tidak bisa
berdiri, tidak bisa mengangkat tangan)
- Kecepatan onset dan perjalanan gejala neurolgis
- Apakah ada kemungkinan presipitasi (apa yang pasien sedang
lakukan pada saat onset dan tidak lama sebelum onset)
- Apakah ada gejala-gejala lain yang menyertai (misalnya: nyeri
kepala, kejang epileptic, panik dan anxietas, muntah, nyeri dada)
- Apakah ada riwayat penyakit dahulu atau riwayat penyakit
keluarga yang relevan.(riwayat TIA/stroke terdahulu, hipertensi,
hypercholesterolemia, DM, infark miokard, arteritis, riwayat
penyakit vaskular atau trombolitik pada keluarga)
- Apakah ada perilaku atau gaya hidup yang relevan (merokok,
konsumsi alkohol,diet, aktivitas fisik, obat-obatan seperti:
kontrasepsi oral, obat trombolitik,antikoagulan, amfetamin).
Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran dengan Glasgow Coma Scale
22
- Tanda Vital
- Pemeriksaan Generalis terutama :
Sistem pembuluh perifer. Lakukan asukultasi pada
arteria karotis untuk mencariadanya bising.
Jantung, lakukan pemeriksaan aukultasi jantung untuk
mencari murmur dandisritmia, serta EKG.
Retina, lakukan pemeriksaan ada tidaknya cupping
diskus optikus, perdarahanretina, kelainan diabetes.
Ekstremitas, lakukan evaluasi ada tidaknya sianosis dan
infark sebagai tanda-tandaembolus perifer.
- Pemeriksaan Neurologik :
Kesadaran
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Reflek Fisiologis
Pemeriksaan Reflek Patologis
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Pemeriksaan Koordinasi & Keseimbangan
- Pemeriksaan Penunjang :
Analisis laboratorium: urianalisi, HDL, LED, panel
metabolik dasar (Na, K, Cl,bikarbonat, glukosa, nitrogen
urea darah, dan kreatinin), profil lemak serum.
Pemeriksaan Rongsen toraks untuk mendeteksi
pembesaran jantung.
Pemeriksaan EKG
CT – Scan Kepala
23
3.6 Sistem Skoring Stroke
Siriraj Stroke Score(13)
PARAMETER KATEGORI SKOR
Tingkat Kesadaran Compos Mentis 0
Somnolen – Sopor 1
Koma 2
Muntah Ada 1
Tidak 0
Nyeri Kepala Ada 1
Tidak 0
Ateroma Ada 1
Tidak 0
Total Skor Lebih dari 1 : Hemoragik
Kurang dari 1 : Iskemik
-1 s/d 1 Meragukan
24
Alogaritma Stroke Gajah Mada
25
3.7 Tatalaksana(5)
Prinsip Tatalaksana Stroke Iskemik :
- Antitrombus : Antiplatelet miniaspi 1 x 80mg Per Oral
- Neuroprotektif : Citicoline 2 x 500mg IV yang kemudian
dilanjutkan secara peroral dapat dikombinasikan dengan
Vitamin B 1 x 1 Per Oral
- Tatalaksana faktor sistemiknya
- Tatalaksana neurorehabilitasi
26
BAB IV
4.1 Definisi
Stroke pasca perdarahan post partum adalah stroke yang terjadi dan
disebabkan akibat perdarahan yang melebihi 500 ml setelah Kala 3
selesai dan tanpa adanya sebab lain.(1)
4.2 Epidemiologi
27
ini, yang menghasilkan insiden rata-rata 21,3 stroke per 100.000 kelahiran.
Data dari studi berbasis populasi Baltimore-Washington DC dan studi
Kanada keduanya menunjukkan bahwa periode risiko tertinggi untuk stroke
adalah postpartum.(14)
4.4 Klasifikasi(1)
Penyebab dan tipe stroke pasca perdarahan post partum sama dengan
tipe stroke pada umumnya. Namun, angka kejadian tiap tipe stroke yang
berbeda seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
A. Stroke Iskemik
28
beberapa tahun kemudian. Sindrom vasokontriksi otak reversible atau yang
biasa disebut dengan angiopati pasca partum dapat menyebabkan edema
otak luas disertai nekrosis dan infark luas dengan daerah-daerah perdarahan.
B. Stroke Hemoragik
29
mikroaneurisma charcot-bouchard di cabang-cabang penetrans arteri
serebri media. Perdarahan subaraknoid lebih sering disebabkan oleh
malformasi serebrovaskular yang sebenarnya normal. Ruptur aneurisma
sakular / berry aneurisma merupakan 80 % penyebab jenis ini. Menurut
Zeeman dkk (2003) melaporkan bahwa aliran darah otak menurun sebesar
20% dari pertengahan kehamilan hingga aterm untuk melindungi otak dari
perdarahan. Namun pada hipertensi gestasional memperlihatkan bahwa
aliran darah ke otak meningkat secara bermakna dan diperkirakan
berbahaya bagi anomaly vascular.
4.5 Patofisiologi
30
ketidak teraturan sel sabit sehingga sel berkelompok dan menyebabkan
sumbatan pembuluh darah, iskemik, dan infark yang dapat mengenai serebri
dan menyebabkan thrombosis serebri.(16)
4.6 Tatalaksana(5)
31
BAB V
KESIMPULAN
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Gary F C,et al.William Obstetrics. Mc.Graw Hill.2018
2. 12 ALO
3. HIGEIA JURNAL
4. Reece A. Stroke in pregnancy and the postpartum period: University of
Arkansas;2005. Available at:
https://www.mdedge.com/obgyn/article/51034/stroke-pregnancy-and-
postpartum-period. Accessed on 25th April 2019.
5. Munir B. Rianawati SB. Buku Ajar Neurologi. Jakarta: Sagung Seto; 2017
6. Prawirhadjo S. Perdarahan Pasca Persalinan dalam ilmu kebidanan.Jakarta:
PT Bina Sarwono Prawirhadjo. 2010
7. 2 ALO
8. 3 ALO
9. 12 ALO
10. 13 ALO
11. 9 ALO
12. Persatuan OBGYN INDO
13. Anindhita T, Wiratman W. Buku Ajar Neurologi Jilid 2. Jakarta:
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2017.
14. Tate J, Bushnell C. Womens Health Lead:Pregnancy and stroke risk in
women: NIH Public Access ;2011.p363-74. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3137888/. Accessed on
25th April 2019.
15. Kaiafa G, Savopoulos C, Kanellos I, Mylonas KS, Tsikalakis G, Tegos T,
et all. Anemia and stroke : Where do we stand ?:NCBI:2017. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27480069. Accessed on 25th April
2019.
16. Price S, Wilson L. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. 6th ED.
2nd Vol:EGC;2013
17. Chang Y, Hung S, Ling W, Lin H, Li H, Chung S. Association between
ischemic stroke and iron deficiency anemia: A population based study:
NCBI; 2013. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3857285/pdf/pone.00829
52.pdf. Accessed on 25th April 2019
33