Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

Pada studi kasus ini, dalam memilah jenis kecemasan pada anak peneliti

menggunakan 5 tingkatan pemilahan cemas yaitu tidak cemas, cemas ringan,

cemas sedang, cemas berat dan sangat berat. Studi kasus ini dalam proses

penelitiannya menggunakan alat ukur HARS (Hemilton Anxietas Rating Scale)

yang diadopsi dari Heri Saputro, S.Kep., Ns., M.Kep dan Intan fazrin,

S.Kep.,Ns., M.kes (2017), yang dimana proses pengukuran kecemasannya

menggunakan tehnik pree dan post dimulai ketika anak masuk ruang

perawatan hingga anak pulang kerumah. Mekanisme proses pengambilan

datanya yaitu dimulai dari awal ketika pasien masuk ruangan perawatan d

mulai proses pengkajian kecemasan menggunakan metode HARS dan

kemudian diberikan perlakuan terapi bermain untuk pertemuan pertama dan

kemudian ketika selesai terapi akan dikaji lagi status kecemasannya. Dalam

pelaksanaannya, banyaknya pertemuan yaitu 2-3 kali pertemuan sampai anak

pulang kerumah. Perbedaan banyaknya pertemuan ini dikarenakan pasien

mempunyai lama rawat yang berbeda beda.

Pada studi kasus ini, sampel yang digunakan yaitu 10 anak dengan rentang

umur 3- 3,5 tahun diruang perawatan DI rumkital dr ramelan, Lama penelitian

yaitu 3 minggu dengan rentang frekuensi terapi bermain 1kali/3 hari dengan

jenis permainan yang berbeda. Dalam studi kasus ini peneliti menggunakan 4

jenis permainan dalam proses terapi bermain yaitu Mewarnai, menyusun

puzzle, arsitek menara dan menebak gambar. Proses permainnya berbeda beda
dari setiap permainan, akan tetapi perawat akan mempraktekkan terlebih

dahulu kepada pasien dan kemudian menyuruh pasien untuk mengulanginya.


Hasil penelitian menunjukkan sebelum dilakukannya tindakan terapi

bermain (pre test) sebanyak 10 anak yang mengalami kecemasan ringan 3,

kecemasan sedang 5, dan kecemasan berat 2. Namun setelah dilakukan

tindakan terapi bermain (post-test) tingkat kecemasan anak mengalami

perubahan yaitu ringan 7, sedang 3, dan berat 0. Dan jenis permainan yang

paling banyak disukai oleh anak yaitu puzzle dengan jumlah 5 peminat dari 10

sampel. Dari hasil ini kita dapat melihat perubahan yang signifikan terhadap

kecemasan anak akibat pengaruh terapi bermain yang diberikan

Menurut asumsi peneliti, kecemasan anak dimulai dari awal masuk

rumah sakit dimana anak melalui proses penolakan/protes terhadap tindakan

yang dilakukan kepadanya di rumah sakit sehingga terus menimbulkan

kecemasan. Proses ini berlangsung ke fase adaptasi dimana anak mulai

beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan tindakan tindakan keperawatan

yang dilakukan terhadapnya dan terakhir yaitun proses penerimaan dimana

anak sudah mulai menerima keadaannya biasanya proses penerimaan di alami

oleh anak yang sudah dirawat cukup lama. Fase kecemasan ini diminimalisir

oleh peneliti menggunakan terapi bermain dengan hasil yang cukup terbukti

walapun tidak sepenuhnya mengurangi kecemasan pada anak. Dari ke 4 jenis

terapi yang diberikan permainan puzzle merupakan peminat terbanyak, namun

belum ada penelitian yang mengungkapkan bahwa anak diusia 3-3,5 tahun

cenderung mempunyai minat disalah satu jenis permainan dikarenakan

karakteristik anak berbeda beda dan minat mereka pun berbeda beda.
Hal ini juga sependapat dengan teori Daniel L smith (2005) dalam IKPI

(2010) yang mengatakan bahwa minat anak anak bersifat egosentris, karna

minat disetiap anak berbeda beda tergantung apa yang sedang dibutuhkannya

dan dirasa senang olehnya. minat bisa muncul secara kebetulan ketika anak

menemukan bahwa sesuatu begitu menarik perhatian maupun meniru dari

orang lain.

Hal ini berdasarkan teori Hockenberry dan Wilson (2013) yang

mengatakan bahwa terapi bermain terapeutik bertujuan untuk aktifitas

pembelajaran, aktifitas pengalihan, dan aktifitas ekspresif yang membantu

anak dalam mengalihkan perhatian pada aktifitas yang disukainya dalam

mengurangi kecemasan.

Hal ini juga sependapat dengan penelitian Noverita (2017) tentang terapi

bermain terhadap tingkat kecemasan anak 3-4 tahun dirumah sakit Peukan

Baro Kabupaten Pidie dengan sampel 15 anak yang hasilnya ada perbedaan

yang signifikan antara tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan terapi bermain yang dimana tingkat kecemasan anak sebelum diberi

tindakan terapi yang mengalami cemas ringan (20%) sedang (50%) dan berat

(30%) dan sesudah terapi ringan (60%), sedang (30%), berat (10%).

Dalam pemberian terapi bermain ini peneliti mendapat beberapa kesulitan

terutama pada pertemuan pertama proses terapi bermain diantaranya yaitu

pasien yang kadang tidak kooperatif dan pasien yang masih dalam kategori

cemas berat sehingga proses berlangsungnya terapi cukup sulit sehingga


management waktu dalam proses terapi blm maksimal namun bisa

dimaksimalkan pada pertemuan selanjutnya.


Skoring kecemasan dapat ditentukkan dengan gejala yang ada dengan

menggunakan Hamilton Anxietas Rating Scale

A. Komponen HARS terdiri dari 14 Komponen yaitu :

1. Perasaan Cemas

a. Cemas

b. Takut

c. Mudah tersinggung

d. Firasat buruk

2. Ketegangan

a. Lesu

b. Tidur tidak tenang

c. Gemetar

d. Gelisah

e. Mudah terkejut

f. Mudah menangis

3. Ketakutan Pada :

a. Gelap

b. Ditinggal sendiri

c. Orang Asing

d. Binatang besar

e. Keramaian lalulintas

f. Kerumunan orang banyak


4. Gangguan Tidur

a. Sukar tidur

b. Terbangun malam hari

c. Tidak puas, bangun lesu

d. Sering mimpi buruk

e. Mimpi menakutkan

5. Gangguan kecerdasan

Daya ingat buruk

6. Perasaan Depresi

a. Kehilangan minat

b. Sedih

c. Bangun dini hari

d. Berkurangnya kesenangan pada hobi

e. Perasaan berubah – ubah sepanjang hari

7. Gejala somatic

a. Nyeri otot kaki

b. Kedutan otot

c. Gigi gemertak

d. Suara tidak stabil

8. Gejala Sensorik
a. Tinitus
b. Penglihatan kabur
c. Muka merah dan pucat
d. Merasa lemas
e. Perasaan di tusuk – tusuk
9. Gejala kardiovakuler

a. Tachicardi

b. Berdebar – debar

c. Nyeri dada

d. Denyut nadi mengeras

e. Rasa lemas seperti mau pingsan

f. Detak jantung hilang sekejap

10. Gejala Pernapasan

a. Rasa tertekan di dada

b. Perasaan tercekik

c. Merasa napas pendek atau sesak

d. Sering menarik napas panjang

11. Gejala Saluran Pencernaan makanan ;

a. Sulit menelan
b. Mual, muntah
c. Enek
d. Konstipasi
e. Perut melilit
f. Defekasi lembek
g. Gangguan pemcernaan
h. Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
i. Rasa panas di perut
j. Berat badan menurun
k. Perut terasa panas atau kembung
12. Gejala Urogenital :

a. Sering kencing

b. Tidak dapat menahan kencing

13. Gejala Vegetatif / Otonom

a. Mulut kering

b. Muka kering

c. Mudah berkeringat

d. Sering pusing atau sakit kepala

e. Bulu roma berdiri

14. Perilaku sewaktu wawancara

a. Gelisah

b. Tidak tenang

c. Jari gemetar

d. Mengerutkan dahi atau kening

e. Muka tegang

f. Tonus otot meningkat

g. Napas pendek dan cepat

h. Muka merah

B. Cara Penilaian Dengan sistim scoring yaitu :

Skor 0 = Tidak ada gejala


Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
Skor 3 = berat (lebih dua gejala)
Skor 4= sangat berat ( semua gejal)
DAFTAR PUSTKA

Hockenberry , MJ dan Wilson (2013) Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.


United States Of America : Elsevier Mosby

IKPI . (2010) Warna Warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya.


Yogyakarta: Kanisius

Noverita .(2017) Jurnal Terapi bermain terhadap tingkat kecemasan anak 3-4
tahun dirumah sakit Peukan Baro Kabupaten Pidie. Diakses 23 agustus
2019 14.00 WIB

Saputro H. Dan Fazrin I. (2017) Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit:
Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit;Proses, Manfaat dan
Pelaksanaannya. Ponorogo: FORIKES

Anda mungkin juga menyukai