1. Definisi
Bahasa Yunani:
EPI = pada/tentang
DEMOS = penduduk
LOGOS = ilmu
Ilmu yang mempelajari tentang penduduk
Hirsch (1883)
Epid adalah suatu gambaran kejadian, pemyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia pada
saat ttt diberbagai tempat dibumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal. dipengaruhi
Hipocratic theory & mismatic
Greenwood (1934)
Epid adalah suatu ilmu tentang penyakit dan segala macam kejadian.
Epid adalah pengetahuan tentang berbagai fenomena (mass phenomena) penyakit infeksi /
sebagai riwayat alamiah (natural history) penakit menular
Epid adalah studi tentang penyebaran penyakit dan penyebabnya pada manusia dan mengapa
terjadi penyebaran semacam itu.
Epid is study of the health related states or events is specified populations, and the appication
of such study to solve health problem.
EPIDEMIOLOGI = Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan Distribusi (penyebaran) masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Sehat adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial serta tidak hanya keadaan bebas dari penyakit
dan cacat belaka
Penyebab:
Suffisien (memadai)
Mengawali terjadinya suatu penyakit
Necessary (perlu)
Suatu penyakit tidak dapat berkembang tanpa kehadirannya
Gold Medical Dictionary:
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur dari organisasi atau sistem tubuh.
Agent
Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
/ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
Jenis:
» Nutrien
» Kimia
» Biologik
» Fisik
» Mekanik
Host
• Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan
penyakit. Misalnya:
• Keturunan
• Umur
• Jenis kelamin
• Ras
• Status perkawinan
• Pekerjaan
• Kebiasaan hidup
Penjelasan roda
- Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental
- Peranan lingkungan fisik lebih besar dari yang lainnya pada sunburn
- Peranan lingkungan biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit malaria
- Peranan inti genetik lebih besar dari yang lainnya pada penyakit keturunan
Suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari
serangkaian proses sebab-akibat penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai pada berbagai titik
4. Unsur-unsur kehidupan
5. Teori Humoral
TEORI HUMORAL
• Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh.
Tubuh terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam) Bila terjadi ketidak
keseimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
• Berkembang dari Cina
Teori Contagion
• Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain
• Berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir
TEORI MIASMA
• Penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga menyebabkan
pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
6. Gejala penyakit
7. Riawayat Alamiah Penyakit
8. Jenis-jenis penyakit dan perbedaannya
9. Surveilans Epidemiologi
10. Diare menurut WHO
menurut WHO pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
Bersumber dari: Diare | Mediskus
Ada beberapa pengertian mengenai penyakit menurut Gold Medical Dictionary penyakit adalah
kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi struktur, bagian, organ atau sistem
dari tubuh. Sedangkan menurut Arrest Hofte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan
yang terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari tubuh.
Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit adalah suatu keadaan gangguan
bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan yang tidak normal.
Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam epidemiologi yang
menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kehatan yaitu host (tuan rumah/penjamu), agen (penyebab), dan environtment. Timbulnya
penyakit terjadi akibat ketidak seimbangan ketiga faktor tersebut. Hubungan ketiga faktor ini bisa
dilihat dari gambar berikut :
1. Sehat
Interaksi pertama ini dikatakan berada pada equilibrium (keseimbangan antara, Host, Agent, dan
Environtment), individu dalam kondisi ini dapat disebut sehat
Interaksi ini dapat dikatakan bahwa agen mendapat kemudahan untuk menumbulkan penyakit pada
host. Agen memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit miring kearah agen.
Contohnya ada mutasi virus influenza sehingga muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1)
atau Flu Babi (H1N1)dimana masyarakat belum memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus
tersebut.
Interaksi ketiga host lebih peka terhadap agent. Host memberatkan keseimbangan sehingga
pengungkit miring kea rah host. Contoh apabila disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar,
maka sebagian besar populasi rentan terkena penyakit
Seperti yan sudah dijelaskan pada penjelasan mengenai konsep terjadinya penyakit,ada tiga faktor
yang berpengaruh terhadapat terjadinya penyakit yaitu Host (Penjamu), Agent (Penyebab), dan
Environment (Lingkungan).
Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, faktor host yang berkaitan dengan terjadinya
penyakit berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh,dan status gizi. Penjelasan seperti
yang tertulis dibawah ini :
1) Genetik : Penyakit dapat diturunkan menurut garis keturunan keluarga atau gen
3) Jenis Kelamin : Ditemukan penyakit yang terjadi lebih mungkin lebih banyak pada wanita.
4) Suku /Ras/Warna Kulit : Ditemukan ada perbedaan antara ras kulit putih dan kulit hitam di
Amerika
5) Keadaan Fisiologi Tubuh : Kelelahan, kehamilan, puberitas, atau keadaan status gizi.
6) Keadaan Immunologis : Kekabalan yang diperoleh karena ada infeksi, memperoleh dari ibu,
atau kekebalan buatan (vaksinasi)
7) Tingkah Laku : Gaya hidup, personal hygiene, hubungan antar pribadi, dan rekreasi
2. Faktor Agen
Angen (Penyebab) adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi, yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. beberapa penyakit agen merupakan penyebab tunggal (single) misalnya
pada penyakit menular, sedangkan pada penyakit tidak menular biasanya terdiri dari beberapa agen
contohnya pada penyakit kanker. Berikit ini yang termasuk kedalam faktor agen :
1. Faktor Nutrtisi : Bisa dalam bentuk kelebihan gizi, misalnya tinggi kolesterol, atau kekurangan gizi
baik itu protein, lemak atau vitamin.
2. Penyebab Kimiawi : Misalnya zat-zat beracun (karbon monoksida), asbes, kobalt, atau allergen
4. Penyebab Biologis
-Metazoa : cacing tambang, cacing gelang, cshistosoma,
Dalam konsep epidemiologi secara klasik faktor agen memang hanya didefenisikan sebagai
organisme hidup atau kuman infektif penyebab penyakit. Namun seiring dengan perkembangan ilmu
epidemiologi,
Lingkungan adalah faktor luar dari individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan sosial.
Yang tergolong faktor lingkungan meliputi :
b. Lingkungan biologis : Misalnya kepadatan penduduk, flora (sebagai sumber bahan makanan),
dan fauna (sebagai sumber protein)
Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau
masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Informasi ini dapat
digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan kerentanan. Perbedaan ini
bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggung jawab, transisi, dan
penyebaran suatu penyakit.
Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan atau
kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiaknya mudah terpapar atau peka
terhadap penyakit akan mudah terkena sakit.
Karakteristik orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin,pekerjaan, kebiasaan dan status
sosial ekonomi. Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah
terpapar faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit.perbedaan
Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat
menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui
Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun. Informasi ini bisa
dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.
Referensi : Makalah Konsep Epidemiologi dan Penerapannya pada Kesehatan Haji (Dewi sandra
dan Sri Rahma Yuli)
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup
kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres
yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti
hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke
aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh
siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah
pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama
klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk
pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan
prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya
hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan
dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas
menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai
kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya
hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak
sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam,
sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang
berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi
Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun
belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi
tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur
genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti
pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda,
memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya
hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu,
jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali
normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam
dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok
dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa
yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana
aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah
dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin,
sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi
garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi
makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat
dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan
darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan
penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas
mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan
yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan
berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi,
serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program
pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.