Anda di halaman 1dari 10

KISI-KISI DASAR EPIDEMIOLOGI

1. Definisi
Bahasa Yunani:
EPI = pada/tentang
DEMOS = penduduk
LOGOS = ilmu
 Ilmu yang mempelajari tentang penduduk

Hirsch (1883)

 Epid adalah suatu gambaran kejadian, pemyebaran dari jenis-jenis penyakit pada manusia pada
saat ttt diberbagai tempat dibumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal.  dipengaruhi
Hipocratic theory & mismatic

Greenwood (1934)

 Epid adalah suatu ilmu tentang penyakit dan segala macam kejadian.

W. Hamton Frost (1972)

 Epid adalah pengetahuan tentang berbagai fenomena (mass phenomena) penyakit infeksi /
sebagai riwayat alamiah (natural history) penakit menular

Mac Mahon (1970)

 Epid adalah studi tentang penyebaran penyakit dan penyebabnya pada manusia dan mengapa
terjadi penyebaran semacam itu.

Last (1988)  WHO

 Epid is study of the health related states or events is specified populations, and the appication
of such study to solve health problem.

 John Snow = Bapak Epidemiologi

EPIDEMIOLOGI = Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan Distribusi (penyebaran) masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Sehat adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial serta tidak hanya keadaan bebas dari penyakit
dan cacat belaka

World Health Organization (WHO) 1948


2. Faktor penyebab penyakit
Konsep penyebab
Kejadian A Kejadian B
Sebab Akibat
= Sebuah peristiwa, kondisi, karakteristik/kombinasi dari faktor2 tersebut yang memegang
peranan penting dalam timbulnya penyakit
 Penyebab itu harus mendahului Akibat
(mis. penyakit)

Penyebab:
 Suffisien (memadai)
 Mengawali terjadinya suatu penyakit
 Necessary (perlu)
 Suatu penyakit tidak dapat berkembang tanpa kehadirannya
 Gold Medical Dictionary:
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi
secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur dari organisasi atau sistem tubuh.

KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT


1. Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic Triangle)
2. Roda (Wheel)
3. Jaring-jaring sebab akibat (The Web of causation)
Segitiga Epidemiologi
HOST
(Induk Semang, Pejamu)
ENVIRONMENT AGENT
(Lingkungan) (Bibit penyakit)

Agent
Suatu substansi atau elemen makhluk hidup/bukan makhluk hidup yang kehadirannya
/ketidakhadirannya dapat menimbulkan /mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
Jenis:
» Nutrien
» Kimia
» Biologik
» Fisik
» Mekanik
Host
• Semua faktor yang ada pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta perjalanan
penyakit. Misalnya:
• Keturunan
• Umur
• Jenis kelamin
• Ras
• Status perkawinan
• Pekerjaan
• Kebiasaan hidup

Penjelasan roda

- Peranan lingkungan sosial lebih besar dari yang lainnya pada stress mental

- Peranan lingkungan fisik lebih besar dari yang lainnya pada sunburn

- Peranan lingkungan biologis lebih besar dari yang lainnya pada penyakit malaria

- Peranan inti genetik lebih besar dari yang lainnya pada penyakit keturunan

Jaring-jaring sebab akibat (The Web of causation)

Suatu penyakit tidak tergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri melainkan sebagai akibat dari
serangkaian proses sebab-akibat  penyakit dapat dicegah dengan memotong rantai pada berbagai titik

3. Diare menurut WHO

4. Unsur-unsur kehidupan
5. Teori Humoral
TEORI HUMORAL
• Penyakit timbul akibat gangguan dari keseimbangan cairan dalam tubuh.
 Tubuh terdiri dari 4 cairan (putih, kuning, merah dan hitam)  Bila terjadi ketidak
keseimbangan, timbul penyakit. Jenis penyakit tergantung pada jenis cairan yang dominan.
• Berkembang dari Cina

Teori Contagion
• Penyakit terjadi akibat kontak antara satu orang dengan orang lain
• Berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir
TEORI MIASMA
• Penyakit timbul akibat sisa makhluk hidup yang mengalami pembusukan sehingga menyebabkan
pengotoran udara dan lingkungan sekitarnya.
6. Gejala penyakit
7. Riawayat Alamiah Penyakit
8. Jenis-jenis penyakit dan perbedaannya
9. Surveilans Epidemiologi
10. Diare menurut WHO
menurut WHO pengertian diare adalah buang air besar dengan konsistensi cair
(mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24 jam).
Bersumber dari: Diare | Mediskus

Konsep Terjadinya Penyakit


a. Pengertian Penyakit

Ada beberapa pengertian mengenai penyakit menurut Gold Medical Dictionary penyakit adalah
kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap
rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi struktur, bagian, organ atau sistem
dari tubuh. Sedangkan menurut Arrest Hofte Amsterdam, penyakit bukan hanya berupa kelainan
yang terlihat dari luar saja, tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dari tubuh.

Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyakit adalah suatu keadaan gangguan
bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada didalam keadaan yang tidak normal.

Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) merupakan konsep dasar dalam epidemiologi yang
menggambarkan hubungan antara tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit atau
masalah kehatan yaitu host (tuan rumah/penjamu), agen (penyebab), dan environtment. Timbulnya
penyakit terjadi akibat ketidak seimbangan ketiga faktor tersebut. Hubungan ketiga faktor ini bisa
dilihat dari gambar berikut :

1. Sehat

Interaksi pertama ini dikatakan berada pada equilibrium (keseimbangan antara, Host, Agent, dan
Environtment), individu dalam kondisi ini dapat disebut sehat

2. Agen dapat Kemudahan Menimbulkan Penyakit

Interaksi ini dapat dikatakan bahwa agen mendapat kemudahan untuk menumbulkan penyakit pada
host. Agen memberatkan keseimbangan sehingga batang pengungkit miring kearah agen.
Contohnya ada mutasi virus influenza sehingga muncul jenis yang baru seperti flu burung (H5N1)
atau Flu Babi (H1N1)dimana masyarakat belum memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus
tersebut.

3. Host Peka Terhadap Agent

Interaksi ketiga host lebih peka terhadap agent. Host memberatkan keseimbangan sehingga
pengungkit miring kea rah host. Contoh apabila disuatu daerah yang penduduk berusia balita besar,
maka sebagian besar populasi rentan terkena penyakit

4. Pergeseran Lingkungan yang Menyebabkan Agen Mendapat Kemudahan Menimbulkan


Penyakit
Interaksi keempat, terjadi pergeseran lingkungan, sehingga memudahkan agen memasuki tubuh
host dan menimbulkan penyakit. Contohnya ketika banjir air kotor mengandung kuman (Agen) yang
kontak dengan Masyarakat (Host), sehingga agen lebih mudah menimbulkan penyakit.

5. Pergeseran Lingkungan yang menyebabkan host peka terhadap penyakit

Interaksi kelima adalah pergeseran kuliatas lingkungan sehingga host memberatkan


keseimbangan.(host peka terhadap agent). Contoh terjadi pencemaran udara dengan SO2 yang
menyebabkan saluran udara paru menyempit (agar tidak banyak racun), namun mengkibatkan
sehingga paru-paru kekurangan oksigen sehingga host jadi lemah dan timbul kelainan paru.

b. Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Penyakit

Seperti yan sudah dijelaskan pada penjelasan mengenai konsep terjadinya penyakit,ada tiga faktor
yang berpengaruh terhadapat terjadinya penyakit yaitu Host (Penjamu), Agent (Penyebab), dan
Environment (Lingkungan).

1. Faktor Host (Penjamu/tuan rumah)

Host adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, faktor host yang berkaitan dengan terjadinya
penyakit berupa umur, jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh,dan status gizi. Penjelasan seperti
yang tertulis dibawah ini :

1) Genetik : Penyakit dapat diturunkan menurut garis keturunan keluarga atau gen

2) Umur :Ada kecenderungan penyakit yang menyerang umur tertentu

3) Jenis Kelamin : Ditemukan penyakit yang terjadi lebih mungkin lebih banyak pada wanita.

4) Suku /Ras/Warna Kulit : Ditemukan ada perbedaan antara ras kulit putih dan kulit hitam di
Amerika

5) Keadaan Fisiologi Tubuh : Kelelahan, kehamilan, puberitas, atau keadaan status gizi.

6) Keadaan Immunologis : Kekabalan yang diperoleh karena ada infeksi, memperoleh dari ibu,
atau kekebalan buatan (vaksinasi)

7) Tingkah Laku : Gaya hidup, personal hygiene, hubungan antar pribadi, dan rekreasi

2. Faktor Agen

Angen (Penyebab) adalah unsur organisme hidup, atau kuman infeksi, yang menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. beberapa penyakit agen merupakan penyebab tunggal (single) misalnya
pada penyakit menular, sedangkan pada penyakit tidak menular biasanya terdiri dari beberapa agen
contohnya pada penyakit kanker. Berikit ini yang termasuk kedalam faktor agen :

1. Faktor Nutrtisi : Bisa dalam bentuk kelebihan gizi, misalnya tinggi kolesterol, atau kekurangan gizi
baik itu protein, lemak atau vitamin.

2. Penyebab Kimiawi : Misalnya zat-zat beracun (karbon monoksida), asbes, kobalt, atau allergen

3. Penyebab Fisik : Misalnya radiasi dan trauma mekanik (pukulan, tabrakan)

4. Penyebab Biologis
-Metazoa : cacing tambang, cacing gelang, cshistosoma,

-Protozoa : Amoeba, malaria

– Bakteri : Siphilis, typhoid, pneumonia syphilis, tuberculosis,

-Fungi (jamur) : Histosplasmosis, taenea pedis

-Rickettia : Rocky Mountain spot fever

-Virus : Cacar, campak, poliomyelitis

Dalam konsep epidemiologi secara klasik faktor agen memang hanya didefenisikan sebagai
organisme hidup atau kuman infektif penyebab penyakit. Namun seiring dengan perkembangan ilmu
epidemiologi,

3. Faktor Lingkungan (Environtment)

Lingkungan adalah faktor luar dari individu yang dapat berupa lingkungan fisik, biologis, dan sosial.
Yang tergolong faktor lingkungan meliputi :

a. Lingkungan fisik : geologi, iklim, dan topografi

b. Lingkungan biologis : Misalnya kepadatan penduduk, flora (sebagai sumber bahan makanan),
dan fauna (sebagai sumber protein)

c. Lingkungan sosial : Berupa migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, keadaan perumahan, keadaan


sosial masyarakat (kekacauan, bencana alam,perang, dll

c. Faktor yang Menerangkan Distribusi Penyakit

Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau
masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Informasi ini dapat
digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan kerentanan. Perbedaan ini
bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggung jawab, transisi, dan
penyebaran suatu penyakit.

1. Faktor Orang (Person)

Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan atau
kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang karakteristiaknya mudah terpapar atau peka
terhadap penyakit akan mudah terkena sakit.

Karakteristik orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin,pekerjaan, kebiasaan dan status
sosial ekonomi. Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa penyakit akan mudah
terpapar faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit.perbedaan

Berdasarkan umur, terdapat kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan perjalanan


hidup. Demikian pula dengan karakteristik lain yang akan membedakan dalam kemungkinan
mendapat keterpaparan.

2. Faktor Tempat (place)


Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi ini dapat batas alamiah seperti
sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan histori.

Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat
menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui

3. Faktor Waktu (Time)

Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan, atau tahun. Informasi ini bisa
dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat.

Referensi : Makalah Konsep Epidemiologi dan Penerapannya pada Kesehatan Haji (Dewi sandra
dan Sri Rahma Yuli)

11. Unsur-unsur kehidupan


12. Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
13. 2.6 Segitiga Epidemiologi Dari Penyakit Hipertensi
Menurut model ini, apabila ada perubahan dari salah satu faktor , maka
akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka , yang berakibat
akan bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas,
dan istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat
orang kurang berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok
, minum alkohol, atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun
dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat
kesepakatan dari para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa
prevalensi hipertensi akan meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai
gambaran saja, berikut ini dikutipkan salah satu hasil penelitian
tentang penyebaran menurut umur tersebut
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami
menapouse ) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan
hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita
usia lanjut. Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang
golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup
tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga.
Pada umumnya lebih banyak pria menderita hipertensi dibandingkan dengan
perempuan.
Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
Pria > wanita pada usia < 50 tahun
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi
orang tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi
penuh tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang
paling umum serta membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha
mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi, padahal
semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang meningkatkan resiko
hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki
ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat
menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi garam ini sulit dikontrol,
terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di luar rumah (warung,
restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama
terjadinya hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta
bumbu penyedap dalam jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah
kerana mengandung natrium dalam jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi
berat. Pria yang mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang
jabatan yang menuntut tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang
pengambilan keputusan, akan mengalami tekanan darah yang lebih tinggi
selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya mereka yang jabatan
nya lebih “longgar” tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar dapat
memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur,
tukak lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Ras/Suku : Di USA, orang kulit hitam > kulit putih. Di Indonesia
penyakit hipertensi terjadi secara bervariasi.

2. Agent (Penyebab Penyakit)


Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi
perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit hipertensi yang menjadi agen
adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan
penting terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar,
sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih
dari 6 gram per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam
kenyataannya, konsumsi berlebih karena budaya masak-memasak masyarakat
kita yang umumnya boros menggunakan garam. Indra perasa kita sejak
kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi
terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang
agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan
alkohol juga dapat meningkatkan resiko hipertensi
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan
cepat saji yang kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah
satu penyebab obesitas (berat badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60%
penderita hipertensi mempunya berat badan berlebih.
b. Faktor Kimia
Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid,
Siklosporin, Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam
jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun
peniliti telah membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan
dengan resistensi insulin dan/ atau peningkatan kadar insulin
(hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan resistensi
insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok
abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan
HDL rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang
merupakan faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun
hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi
gen yang beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat
mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi hipertensi secara
konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal,
penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg
harus dianggap sebagai faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan
lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak
dengan bebas. Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah
agar bisa menggerakkan berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu
obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan resiko hipertensi.

3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta
pengaruh-pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia.
Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup
kurang baik seperti gaya hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres
yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit seperti
hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke
aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh
siap beraksi. Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres,
alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah
pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama
klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada penduduk
pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan
prevalensi yang cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya
hidup modern lebih berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan
dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas
menurut teori HL Blum yaitu :
• Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai
kontribusi terhadap tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya
hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya tidak
sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam,
sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang
berisiko untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan penderita hipertensi
Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi, walaupun
belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi
tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur
genetik yang sama.
• Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti
pengkonsumsian makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda,
memiliki kadar kolesterol darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya
hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), gaya hidup stres,stres
cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu,
jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali
normal.
Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam
dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang
memiliki kepekaan yang diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok
dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
• Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa
yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana
aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita yang sejak kanak-kanak telah
dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi terhadap rasa asin,
sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar. Konsumsi
garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi
makanan di luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
• Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat
dalam usaha pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan
darah secara teratur, kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan
penyakit hipertensi dari provider (pelayanan kesehatan) di puskesmas
mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan pengaturan pola makan
yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama dengan
berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi,
serta kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program
pencegahan penyakit hipertensi di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai