Anda di halaman 1dari 4

CHECKLIST MENGGUNAKAN BOWEL TRAINING

Nama : …………………………………… NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Bowel training (pelatihan defekasi) adalah program pelatihan yang dilakukan
pada klien yang mengalami inkontinensia usus atau tidak mampu
mempertahankan control defekasi. Dalam bahasa sederhana bowel training bisa
diartiakan sebagai membantu klien untuk melatih defekasi. Program ini
dilakukan pada klien yang mengalami masalah eliminasi feses yang tidak
teratur.

Tujuan :
Ada beberapa tujuan dilakukannya bowel training pada klien yang memiliki
masalah eliminasi feses yang tidak teratur, antara lain sebagai berikut:
 Program bowel taraining dapat membantu klien mendapatkan defekasi
yang normal. Terutama klien yang masih memiliki control neuromuskular
(Doughty, 1992).
 Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola
eliminasi feses atu defekasi.

Indikasi :
Bowel training dilakukan pada klien dengan:
 Konstipasi (susah BAB), dengan memberikan asupan makanan berserat,
cairan hangat, dan jus buah.
 Inkontinensia usus (tidak bisa mengontrol pengeluran feses secara
normal), membantu klien mendapatkan defekasi normal.

Kontra Indikasi:
 Klien dengan diare
Pelaksanaan
1. Persiapan pasien :
• Memperkenalkan diri
• Bina hubungan saling percaya
• Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
• Menjelaskan tujuan
• Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
2. Persiapan alat dan bahan :
 Merencanakan waktu
 Menyiapkan obat-obat yang diperlukan
 Menyiapkan menu makanan yang dianjurkan
3. Persiapan lingkungan :
 Pasang sampiran
Tahap pre interaksi
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
Program bowel training yang sukses, dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
1. Mengkaji pola eliminsai normal dan mencatat waktu saat klien
menderita inkontinensia usus.
2. Memilih waktu sesuai pola klien untuk memulai tindakan pengontrolan
defekasi. Sebuah program pelatihan usus perlu terjadi pada waktu yang
sama setiap hari. Tujuannya adalah untuk menetapkan waktu yang rutin
dan dapat diprediksi untuk penghapusan. Waktu harus nyaman dan
tidak terburu-buru. Perencanaan program ini setelah makan
memungkinkan seseorang untuk mengambil keuntungan dari gerakan
gelombang seperti itu mendorong bahan kotoran melalui usus ke
rektum, yang terjadi 20-30 menit setelah makan
3. Memberikan pelunak feses secara oral setiap hari atau suatu supositoria
katartik (seperti dulkolax) sekurang-kurangnya setengah jam sebelum
waktu defekasi yang dipilih (kolon bagian bawah harus bebas dari feses
sehingga supositoria menyentuh mukosa usus).
4. Menawarkan minuman panas (teh panas) atau jus buah (jus prune) (atu
cairan apapun yang secara normal menstimulasi peristaltic klien)
sebelum waktu defekasi. Sebuah stimulus dari beberapa jenis mungkin
diperlukan untuk membantu mengosongkan rektum. stimulus akan
bervariasi dari individu ke individu. Stimulus menciptakan peristaltic
atau gerakan gelombang-live dari usus besar.. Minuman makan atau
panas dapat merangsang klien melkukan defekasi.
5. Membantu klien ke toilet pada waktu yang telah ditetapkan.
6. Menjaga pripasi dan menetapkan batas waktu untuk defekasi (15-20
menit).
7. Menginstrusikan klien untuk menegakkan badan pada pinggul saat
diatas toilet untuk tekanan manual dengan menggunakan kedua tangan
pada abdomen dan untuk mengedan tetapi jangan mengedan untuk
menstimulasi pengosongan kolon.
8. Tidak mengkritik atau membuat klien prustasi jika ia gagal melakukan
defekasi.
9. Menyediakan makanan yang mengandung cairan dan serat yang
adekuat secara teratur. Misalnya biji-bijian, kacang-kacangan, buah-
buahan segar, dan sayuran. Serat menambahkan massal untuk bangku,
menghilangkan kelebihan cairan, dan mempromosikan gerakan lebih
sering dan teratur. Dengan meningkatnya serat maka penting untuk
minum cukup cairan. Jika asupan cairan tidak memadai, tinja menjadi
keras karena kurang air dan masih dipertahankan dalam usus besar.
Jumlah serat dan cairan diperlukan untuk fungsi usus yang optimal
bervariasi antara masing-masing individu.
10. Mempertahankan latihan normal sesuai kemampuan fisik klien.
1. Berikan umpan balik positif kepada klien yang telah berhasil
defekasi. Hindari negatif feedback jika klien gagal. Banyak klien
memerlukan waktu dari minggu sampai bulan untuk mencapai
keberhasilan.
Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap evaluasi
1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :

0 = tidak dikerjakan

1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna

2= dikerjakan dengan sempurna

Penguji Praktik

(...................................................)

Anda mungkin juga menyukai