Rks Mep 1
Rks Mep 1
7 Maret 2017
Spesifikasi Teknis Rencana Kerja dan Syarat
PEKERJAAN INSTALASI ELEKTRONIK Hal - 1
Halaman
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada peraturan
daerah maupun nasional, keputusan menteri, assosiasi profesi internasional, standar nasional
maupun internasional yang terkait. Pemborong dianggap sudah mengenal dengan baik standar
dan acuan nasional dan dari Amerika Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak
terbatas, antara seperti dibawah ini :
Umum :
1. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1735-2000 tentang Tata Cara Perencanaan
Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung.
2. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1736-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
3. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-1746-2000 tentang Tata Cara Perencanaan Dan
Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/2000, tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung (Building Code of Indonesia).
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. : 26/PRT/M/2008, tanggal 30
Desember 2008, tentang “Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan”.
6. PERDA DKI No. 8 Tahun 2008 tentang “Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran”.
7. Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 1992, tentang Bangunan Dalam Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
8. Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No.115 Tahun 2001 tentang sumur resapan air
hujan.
9. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT. Telkom,
PDAM, PN Gas, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.
10. Himpunan Ketentuan Hukum dan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Lingkungan
Hidup 2004, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi DKI Jakarta
(Local Environment Laws and Regulations).
1. Standar Nasional Indonesia No. SNI 04-0225-2000 tentang Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL) 2000.
2. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm kebakaran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
3. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03-6652-2002 tentang Tata Cara Perencanaan
Proteksi Bangunan dan Peralatan Terhadap Sambaran Petir.
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. SNI 03-6652-2002 tentang Pedoman
Perencanaan Penangkal Petir.
5. National Fire Protection Association (NFPA) 70 – National Electric Code.
6. National Fire Protection Association (NFPA) 110 – Standard for Emergency and Stanby
Power Systems.
1.2 Pelaksana
1. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya.
2. Khusus untuk instalasi peralatan utama, harus sebagai agen resmi dari merek yang
ditawarkan, atau bekerja sama dengan pemegang merek yang ditawarkan.
PASAL 2 – GAMBAR-GAMBAR
PASAL 3 – KOORDINASI
1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong lainnya, agar
pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Direksi/Pengawas
lapangan/manajemen Konstruksi, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong ini.
1. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi atau membuat
penyampaian tertulis ke Manajemen Konstruksi. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
2. Sebelum melakukan pemesanan semua peralatan, bahan dan material, Pemborong harus
mengajukan persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen
Konstruksi/Perencana, dan setelah disetujui baru Pemborong dapat melakukan pemesanan
peralatan, bahan dan material tersebut.
3. Pemborong harus memberikan surat jaminan keagenan maupun jaminan bahwa
perakitan/pengkopelan dikerjakan oleh pabrik pembuat atau oleh distribusi utama yang
ditunjuk oleh pabrik pembuat peralatan seperti Mesin, Pompa, Panel-panel, Valve-valve, Alat
Ukur, Pipa, Tangki dan sebagainya.
4. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan
gambar kerja dan detailnya seperti tercantum dalam pasal-2 ayat 4 di atas.
1. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap
perlu mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat
memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan
commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang.
2. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik dan air untuk testing.
3. Sebelum mengadakan testing commissioning, pemborong terlebih dahulu harus
mengajukan metoda pengetesan berikut peralatan testing commissioning yang sudah
terkalibrasi atau mendapat persetujuan pihak Pengawas Lapangan/MK.
1. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah minimal selama 12 (dua belas) bulan sejak
saat masa penyerahan pertama (garansi peralatan minimal 24 bulan sejak serah terima
pertama).
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala cacat/
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih
merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran
dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi atas perbaikan/ penggantian/
penyetelan yang diperlukan, maka Direksi/Pengawas Lapangan/ Manajemen Konstruksi
berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biaya Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang
ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan
dapat melaksanakan pengoperasian dan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan
dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong dan Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi serta dilampiri Surat ijin Pemakai dari Instansi yang
berwenang, dimana surat ijin tersebut merupakan kelengkapan pengurusan IPB.
8. Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pemborong harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar
detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar
komponen tersebut diserahkan pada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
9. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah:
• Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama oleh Pemborong, Direksi/Pengawas Lapangan
Manajemen Konstruksi dan Pemberi Tugas.
• Pemborong telah menyerahkan semua Surat ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah
yang berwenang, sehingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi
peraturan dari Instansi yang bersangkutan.
• Semua gambar instalasi terpasang beserta Operating, Instruction, Technical dan
Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy
telah diserahkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
• Menyerahkan spare part dan tools (sesuai persetujuan Manajemen Konstruksi &
Pemberi Tugas).
PASAL 7 – LAPORAN-LAPORAN
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan gambaran
mengenai :
1. Kegiatan fisik
2. Catatan dan perintah Direksi/Manajemen Konstruksi yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
3. Jumlah material masuk/ditolak.
4. Jumlah tenaga kerja.
5. Keadaan cuaca, dan
6. Pekerjaan tambah/kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani oleh
Project Manager harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
untuk diketahui/disetujui.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh pihak
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen.
1. Pemborong instalasi ini harus menetapkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang
ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak sebagai wakil
dari Pemborong yang mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh
pihak Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi. Penanggung jawab tersebut di
atas juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh pihak
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
2. Pemborong instalasi harus menyerahkan Struktur Organisasi berikut Curriculum Vitae untuk
key person.
3. Pihak Manajemen Konstruksi berhak meminta penggantian staff dari pemborong bila dinilai
tidak competen dan lalai dalam menjalankan tugas.
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Konsultan Perencana dan
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada
pihak Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga).
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan/
Manajemen Konstruksi secara tertulis.
PASAL 10 – IJIN-IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang
diperlukan menjadi tanggung jawab Pemborong.
Pemborong harus mengajukan ijin pelaksanaan setiap ingin melaksanakan pekerjaan dan
dilengkapi dengan shop drawing yang telah disetujui/diapproval.
1. Pembobokan tembok maupun core drill terhadap lantai, dinding dan sebagainya yang
diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan Pemborong instalasi ini.
1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi
ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu.
1. Wakil Pemborong (PM/SM) harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi.
2. Direksi Pemborong wajib hadir dalam rapat proyek bila dikehendaki oleh Manajemen
Konstruksi dan Pemberi Tugas.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1 UMUM
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi perhitungan, evaluasi, proposal, pengadaan, pemasangan,
pengujian sampai dengan berfungsi dengan sempurna, garansi, sertifikasi, pemeliharaan,
penyediaan gambar terinstalasi (as built-drawings), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta
melakukan pelatihan untuk petugas dari pihak pemilik bangunan (owner).
Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta di dalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of
quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat, keadaan lapangan nantinya untuk keperluan pengangkutan unit sampai ke ruang atau
lokasi pemasangan dan perintah dari Direksi/Pengawas Lapangan/Manajemen Konstruksi
selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata terdapat
perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan, hal tersebut merupakan kewajiban pemborong untuk menggantinya tanpa ada
penggantian biaya.
Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian PABX serta back up battery, lengkap dengan
segala fasilitas yang dispesifikasikan yang ditempatkan di Ruang Kontrol lantai Basement.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian outlet telepon sampai berfungsi dengan baik.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Terminal Box
sistem telepon.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengkabelan dari MDF ke TB, dan dari FDF
dan ke outlet (telepon dan data)
5. Pengadaan dan pemasangan cable tray sistem telepon dan data (di Ruang Control)
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian meliputi coreswitch, switch, UPS, Patch Panel ,
kabel data, outlet data dan instalasi.
7. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut
8. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance.
9. Membuat as built drawing.
10. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sentral sistem yang dipasang di Ruang Kontrol.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan keamanan seperti headend amplifier,
splitter, outlet TV serta accessories yang lain.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pengkabelan dari central ke peralatan.
4. Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
5. Mengadakan pelatihan kepada crew maintenance.
6. Membuat as built drawing.
7. Membuat buku petunjuk operasi dan pemeliharaan.
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan
dengan instalasi lain atau instalasi yang sudah ada (existing) yang harus secara lengkap dan
terkoordinasi dikerjakan oleh Pemborong instalasi ini.
Koordinasi dengan Pemborong lain maupun Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi
tersebut sudah lengkap, benar, aman dan memenuhi persyaratan
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan struktur, sipil atau finishing
yang diperlukan untuk keperluan operasi dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan
oleh Pemborong ini, kecuali disebutkan lain bahwa akan dikerjakan oleh Pemborong lain.
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini, tetapi akan dikerjakan oleh Pemborong lain.
• Paket pekerjaan Struktur
• Paket pekerjaan Arsitektur
• Paket M&E lainnya
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini, tetapi akan dikerjakan oleh Pemilik/Pemberi Tugas.
• Menyediakan surat yang diperlukan untuk perijinan ke instansi terkait (bila ada)
Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan yang mempunyai kaitan
dengan instalasi ini, tetapi akan dikerjakan oleh Konsultan MK.
3. SPESIFIKASI TEKNIS
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut :
c. Rancangan PABX bersifat modular dalam arti dapat dikembangkan dengan mudah dari
kapasitas awal menjadi kapasitas yang diinginkan, Penambahan jumlah pesawat
extension, Trunk line serta fitur-fitur dapat dikembangkan tanpa menggangu sistem.
d. Slot-slot pada cabinet PABX bersifat universal yang tidak membatasi jenis-jenis modul
tertentu di tempat-tempat tertentu.
e. Perangkat dan material yang akan digunakan harus mempunyai karakteristik, kapasitas
serta kemampuan sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, serta memiliki lisensi
sesuai dengan pemakaiannya.
g. Konsumsi listriknya rendah, tidak menghasilkan panas dan tidak perlu kipas angin, tidak
memerlukan alat pendingin khusus, seperti : alat tata udara (AC).
h. Modul-modulnya memiliki sirkit pelindung terhadap petir dan tegangan kejut, tegangan
220 V rms, pelindung terhadap tegangan lebih serta pelindung terhadap panas.
i. Telah diuji oleh Telkom dan mendapat izin penggunaan di Indonesia (dibuktikan dengan
surat pengujian).
b. Battery set :
- Voltage = 24 VDC
- Jenis = Sealed Lead Acid (rechargeable)
- Tipe = Maintenance Free
a. TB terbuat dari bahan metal yang dilapisi dengan bahan galvanis (anti korosi).
b. Jenis penyambungan = solderless terminal.
c. TB dipasang di dinding dengan memakai Dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah pada
ketinggian ± 1500 m.
d. TB harus dilengkapi dengan plat pentanahan, arrester dan perlindungan over voltage.
a. Rak Data terbuat dari bahan metal yang dilapisi dengan bahan galvanis (anti korosi)
b. Rak Data berupa cabinet yang berukuran 19” dengan Fan untuk exhaust dan rak-rak
untuk panel data dan telepon.
c. Setiap Rak Data terdapat back-up battery dengan menggunakan UPS untuk tenaga
cadangan, apabila suplai utama PLN atau genset mati, UPS ini dapat memberikan
suplai secara normal ke rack data selama ± 60 menit.
d. Arrester Unit
Arrester unit digunakan untuk melindungi peralatan dari transient surge switching dan
electro magnetic pulses dengan tahanan R < 1 ohm.
3.1.1.1.6 Kabel
• Memiliki minimum 6 cores (Fiber multimode 6 cores indoor) yang harus di terminasi
seluruhnya pada lokasi yang telah ditentukan.
b. Kabel yang masuk dan keluar ke/dari FDF harus memakai kabel gland dan tanda untuk
mengindentifikasikan rute kabel dengan memakai “cabel marking”.
3.1.1.2.2 Kabel
a. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar
berulir (iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum 150 cm.
c. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
e. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
g. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 30 cm.
i. Kabel tray dan tangga kabel untuk instalasi sistim elektronik menggunakan kabel tray
Sound System.
Terminal ini dipasang pada ketinggian 300 mm dari lantai atau ditentukan lain oleh Arsitek.
Outlet pesawat telepon menggunakan RJ-45 dan harus di beri antara outlet data dan outlet
telepon juga pada switch panel.
3.1.1.2.5 Konduit
• Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem dengan ukuran sesuai
gambar perencanaan dfan warna conduit sadle klem sesuai spesifkasi.
• Tidak boleh ada sambungan pada install kabel telepon.
• Instalasi yang berada pada plan room menggunakan Steel Conduit.
3.1.1.3 PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. TELKOM dan pabrik
pembuat.
b. Referensi Produk yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi material yang ditentukan.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut :
Spesifikasi Teknis :
Spesifikasi Teknis :
• Memiliki minimum 24 port autosensing 10/100 Base-TX
• 2 port up link Gigabit Ethernet ( 1000BaseSX / 1000BaseLX )
• Stackable minimal 8 Switch.
• Memiliki minimum forwarding rate throughput 6 mpps.
• Mempunyai backplane switch minimum 12 Gbps.
• Mempunyai kemampuan resilient link 802.3 ad ( Link Aggregation ).
• Mempunyai kemampuan prioritize forwarding packet minimal dalam 4 queuing.
• Mendukung Multilink Trunking ( MLT ) dan SNMP
• Memiliki minimal MAC addresses 8.000
• Memiliki kemampuan VLAN
• Mempunyai standar :
• 802.1Q VLAN Tagging
• 802.1D Spanning Tree
• 802.1p
• Mempunyai kemampuan Web-based management.
• 19” rack mount base.
• Operating temperatur = 0 – 50oC
• Storage temperatur = -25oC – 55oC
• Operating humidity = 5% – 85%
3.1.2.1.6 Kabel
• Memiliki minimum 6 cores (Fiber multimode 6 cores indoor) yang harus di terminasi
seluruhnya pada lokasi yang telah ditentukan.
• Harus dari jenis yang umum dipergunakan pada gedung tinggi.
• Harus memenuhi standar spesifikasi ANSI/EIA/TIA-568 dan spesifikasi EIA/TIA 492.
• Fiber dimension : 50 um – core (Indoor)
125 um - cladding
• Operating temperature range : -20 degree C to 85 degree C
• Attenuation : 2.3 db/km at 850 nm (multimode)
0.55 db/km at 1.300 nm (multimode)
0.40 db/km at 1.310 nm (multimode)
0.21 db/km at 1.550 nm (singlemode)
• Min. bandwidth : 400 MHz – km at 850 nm (multimode)
800 MHz – km at 1.300 nm (multimode)
• Numerical aperture : 0.2 ± 0.015 (multimode)
Ukuran dan jumlah core (isi) dalam kabel sesuai dengan yang tertera dalam gambar &
semua kabel dipasang dalam konduit.
3.1.2.2.1 Peralatan
a. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar berulir
(iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum 150 cm.
c. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
e. Tangga kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik (untuk
instalasi : Fire Alarm, Telephone/Kabel Data, Sound System, Security, MATV dan BMS)
f. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
h. Kabel tray dan tangga kabel untuk instalasi sistim elektronik menggunakan kabel tray Sound
System.
3.1.2.3 PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen penjualan peralatan
dan pihak tersebut harus menyiapkan surat-surat jaminan pemasangan yang baik.
a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Pemborong baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi.
b. Referensi Produk yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi material yang ditentukan.
c. Seluruh instalasi data cabling system harus disertifikasi dengan jaminan 10 – 15 tahun untuk
aplikasi.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi atau mendekati persyaratan teknis
sebagai berikut :
Kotak hubung bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan seluruhnya
harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI
warna kelabu. Kotak hubung bagi ini harus dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk
semua kotak hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak hubung bagi harus
dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk.
3.2.1.2 Kabel
Kabel-kabel distribusi untuk program emergency/paging dari Rak Sound System ke TB-SS
yang dipakai adalah jenis fire resistant FRC dengan jumlah kawat seperti yang tertera pada
gambar rencana. Kabel-kabel ke masing-masing ceiling speaker dari TB-SS yang dipakai
adalah jenis FRC 2 x 1,5 mm2. Kabel-kabel ke masing-masing horn speaker (emergency)
dan wall speaker di tangga kebakaran menggunakan fire resistant cable 2 x 1,5 mm2.
Kabel ke masing-masing speaker untuk Car Call menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm2.
Kabel ke remote mikropon menggunakan two wire shielded STP Cat 5E, 4 pair, kabel ke car
call/paging microphone menggunakan kabel shielded AWG-18.
Tangga kabel dipasang di shaft dan terbuat dari besi yang digalvanis. Tangga kabel ini
harus dilengkapi klem yang terbuat dari aluminium dan mur baut dari stainless steel yang
sesuai dengan besarnya kabel.
• Power source
• Current consumption : 600 mA
• Alarm tone : kombinasi suara dan alarm
• Bahasa : Indonesia & Inggris
3.2.1.14 Equalizer
• Input : 20W
• Impedance : 20W, 10W (100V line)
• Frekuensi response : 150 – 10.000 Hz
• SPL : 93 dB/Wm
• Material : Alluminium casing dengan net grille
• Input : 15W
• Impedance : 15W, 10W, 5W, 3W (100V line)
• Frekuensi response : 330 – 10.511 Hz
• SPL : 109 dB
• Material : Horn flare : alluminium, cover : ABS resin
Memasang sistim pembumian untuk seluruh jaringan dan peralatan Tata Suara sesuai
gambar rencana, tahanan yang digunakan yaitu : R < 1 ohm.
3.2.1.19 Battery
Battery disediakan sebagai sumber cadangan bila PLN/genset mati, jenis battery yang
digunakan jenis Rechargeable tipe sealed Ni-cd battery 5 kVA, battery dapat memback-up
secara normal selama ± 1 jam.
3.2.2.1 Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan gambar perencanaan.
Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan memakai
flexible conduit.
Kotak hubung ini ditempatkan di ruang panel/shaft di setiap lantai. Untuk penempatan di
ruang panel maka kotak diletakkan pada ketinggian 150 cm dari lantai. Pemasangan Kotak
Terminal ini memakai dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk / keluar
Kotak Terminal ini harus melalui kabel gland.
a. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar
berulir (iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum 150
cm.
c. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
e. Tangga kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik (untuk
instalasi : Fire Alarm, Telephone/Kabel Data, Sound System, Security, MATV dan BMS)
f. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
h. Kabel tray dan tangga kabel untuk instalasi sistim elektronik menggunakan kabel tray
Sound System.
3.2.3 PENGUJIAN
Semua peralatan dalam Sistem tata Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya sistem setelah ternyata hasil penguji adalah baik.
1) Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan altrnatif lain yang setaraf dan Pemborong baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi.
2) Referensi Produk yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi material yang ditentukan.
Pengadaan dan pemasangan outlet TV, splitter, tap-off, booster amplifier, kabel tray / rack
dan pembumian sesuai dengan gambar perencana.
3.3.2.1 Semua peralatan harus mempunyai impedansi 75 ohm dan dengan menggunakan konektor
tipe F, pada TV outlet max. 80 dB, min. 60 dB.
a. Divider & splitter dari tipe pasif untuk mengurangi standing wave ratio, refleksi &
interferensi.
b. Tap Off
• Band frekuensi : 5 - 1000 MHz
• Terminal
c. Splitter
• Band frekuensi : 5 - 2150 MHz
• Tap loss : max. : 10 dB
• Karakteristik terminal splitting
3.3.2.5 Outlet TV
Active combiner digunakan untuk menggabungkan sinyal dari antena UHF & antena VHF
dan didistribusikan ke digital decoder satelit penerima yang kemudian didistribusikan ke
outlet TV setiap ruang.
a. Pemborong harus membuat buku petunjuk operasi berupa "Maintenence Manual" dalam
Bahasa Indonesia yang jelas sebanyak 6 (enam) set untuk Pemberi Tugas.
b. Pemborong wajib mengajarkan/melatih tenaga-tenaga pemelihara (Maintenance) dari
pihak Pemberi Tugas sesuai dengan "Maintenance Manual" yang dibuat, hingga
Pemakai bisa menggunakan Sistem dengan sebaik-baiknya.
3.3.3.1 Peralatan
a. Penempatan Pre amplifier (Booster) harus disesuaikan dengan losses yang ada dan
level input ke TV set yang diharuskan yaitu antara 60 – 80 dB.
b. Tee Unit/Coupler/Splitter ditempatkan dilokasi yang cukup terlindung.
c. Tidak boleh ada unit aktif (yang memerlukan supplay 220 VAC 50 Hz) di atas plafond
(ceiling).
a. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
Kabel tray untuk instalasi sistem MATV menggunakan kabel tray yang digunakan oleh
instalasi telepon dan data, fire alarm & sound system.
b. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi bundar berulir
(iron rod diameter 10mm) dengan jarak antar besi penggantung maksimum 150 cm.
c. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat sedemikian rupa
sehingga kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.
d. Tangga kabel terbuat dari hot dip Galvanized finishing dengan lebar sesuai gambar
perencanaan, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
e. Tangga kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik (untuk
instalasi : Fire Alarm, Telephone/Kabel Data, Sound System, Security, MATV dan BMS)
f. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie).
h. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 30 cm.
i. Tangga kabel dipasang dengan memakai 3 buah dynabolt berukuran ½” x 2” pada tiap
kelipatan maksimum 75 cm.
3.3.4 PENGUJIAN
a. Semua peralatan dalam MATV sistem ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat jaminan atas
bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
a. Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pemborong baru dapat
menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/Pengawas
Lapangan/Manajemen Konstruksi.
b. Referensi Produk yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi material yang ditentukan.
SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN TELEPON DAN DATA
1 TELEPHONE
- PABX Telephone 1. Transtel USA
2. Toshiba Japan
3. Siemens Europe
5 CABLE TELEPHONE :
- Multypair 1. AMP
- Riser 2. Clipsal
3. Belden
7 CABLE DATA :
- Multypair 1. AMP
2. Belden
3. Hubbel
8 PATCHPANEL 1. AMP
2. Clipsal
3. Hubbel
11 UPS 1. Socomec
2. Merlin Gerin
3. GE
HOLLIDAY INN JAKARTA AIRPORT
SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN SOUND SYSTEM
1 SOUND SYSTEM
Mixer :
- Power Amplifier 1. TOA Japan
- Pre Amplifier 2. Phillips England
- Microphone 3. Bose
- Emergency Mic
- Ceiling Speaker
- Selector Speaker
- Coloumb Speaker
- Horn Speaker
- Attenuator
- Tunner
SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN MATV
1 MATV
- Head and Suction Booster, Splitter, 1. Ikusi Spanyol
Amplifier, Modulator, Tap Off, Channel - 2. Fagor Spanyol
Converter, Panel Supply, Accessorier 3. DX Japan
4. Televes Spanyol
5. Alkad Spanyol
5 CONDUIT 1. Double H
2. Clipsal Australia
3. Ginde China
4. Prime